Makalah Perhitungan Geometri Jalan Angkut Tambang
Makalah Perhitungan Geometri Jalan Angkut Tambang
Makalah Perhitungan Geometri Jalan Angkut Tambang
MATEMATIKA TERAPAN I
DOSEN PENGAJAR
RINOVA FIRMAN CAHYANI, S.Si, M.Pd.
196911292002122001
DISUSUN OLEH:
M. AKBAR ALDEBARAN
A020319009
M. Akbar Aldebaran
DAFTAR ISI
Menurut Aasho Manual Rural High Way Design, lebar jalan minumum
pada jalan lurus lajur ganda atau lebih harus ditambah dengan setengah lebar alat
angkut pada bagian tepi kanan dan kiri jalan. Anda bisa melakukan rule of tumb
atau menggunakan angka perkiraan dengan ketentuan lebar alat angkut sama
dengan lebar jalur. Sedangkan untuk pengukuran lebar angkut minimum bisa
dilakukan dengan perhitungan rumus berikut ini:
Sementara lebar jalur untuk belokan atau tikungan dihitung lebih besar dengan
perkiraan lebar jejak ban, lebar juntai atau tonjolan alat angkut, jarang antar
angkut saat dipersimpangan dan jarak kedua tepi jalan
Perkerasan jalan angkut harus cukup kuat untuk menahan berat kendaraan
dan muatan yang melaluinya, dan permukaan jalannya harus dapat menahan
gesekan roda kendaraan, pengaruh air permukaan atau air limpasan (run off water)
dan hujan. Bila perkerasan jalan tidak kuat menahan beban kendaraan, maka jalan
tersebut akan mengalami penurunan dan pergeseran, baik pada bagian perkerasan
jalan itu sendiri maupun pada tanah dasarnya (sub-grade), sehingga
akan menyebabkan jalan ber-gelombang, berlubang dan bahkan bisa rusak berat.
Bila perkerasan permukaan jalan (road surface) rapuh terhadap gesekan ban atau
aliran air, maka akan mengalami kerusakan yang pada mulanya terjadi lubang-
lubang kecil, lama kelamaan menjadi besar, dan akhirnya rusak berat.
Tujuan utama perkerasan jalan angkut adalah untuk membangun dasar
jalan yang mampu menahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui
lapisan fondasi, sehingga tidak melampaui daya dukung tanah dasar (sub-grade).
Dengan demikian perkerasan jalan angkut dipengaruhi oleh faktor-faktor
kepadatan lalulintas, sifat fisik dan mekanik bahan (material) yang digunakan, dan
daya dukung tanah dasar.
2. Material Perkerasan
Material perkerasan yaitu material yang digunakan untuk melapisi
permukaan sub-grade. Berdasarkan atas sifat dasarnya, material perkerasan
diklasifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu:
(1) material berbutir lepas;
(2) material pengikat;
(3) aspal
(4) beton semen
Material berbutir
Material berbutir terdiri atas kerikil dari sungai atau agregat batuan hasil
mesin pemecah batu (crusher). Distribusi ukuran butir material tersebut harus
mengikuti standar baku, baik ASTM, AASHTO, NAASRA atau SNI, agardapat
menghasilkan kestabilan secara mekanis dan dapat dipadatkan. Dalam proses
perkerasannya dapat pula ditambahkan aditif untuk menambah kestabilan tanpa
menambah kekakuan.
Material terikat
Material terikat adalah material perkerasan yang dihasilkan dengan
menambahkan semen, kapur, atau zat cair lainnya dalam jumlah tertentu untuk
menghasilkan bahan yang terikat. Ikatan antar butir akan menghasilkan kuat tarik
yang besar, sehingga diharapkan lapisan perkerasan dapat menahan beban
kendaraan dengan baik dan berumur pakai lama.
Aspal
Aspal adalah kombinasi bitumen dengan agregat yang dicampur,
dihamparkan dan dipadatkan dalam kondisi campuran yang masih panas, sehingga
terbentuk lapisan perkerasan. Kekuatan aspal diperoleh dari gesekan antara
partikel-agregat, viskositas bitumen pada saat pelaksanaan perkerasan, kohesi
dalam massa bitumen, dan adhesi antara bitumen dengan agregat. Adapun
kegagalan perkerasan aspal yang umum terjadi adalah akibat stabilitas yang
kurang sehingga terjadi deformasi permanen, atau akibat kelelahan sehingga
terjadi retakan-retakan.
Beton semen
Beton semen adalah agregat yang dicampur dengan semen PC secara
basah. Lapisan beton semen dapat digunakan sebagai lapisan fondasi bawah pada
perkerasan lentur dan kaku dan sebagai lapisan fondasi atas pada perkerasan kaku.
Sebagai lapisan fondasi bawah, beton semen dapat dituangkan begitu saja
di atas lapisan subgrade yang jelek (poor sub-grade) tanpa digilas., Beton semen
harus memiliki kuat tekan minimum 5 MPa setelah 28 hari jika menggunakan
campuran abubatu (flyash) dan jika tanpa abu batu kuat tekan minimumnya 7
MPa.
Pada perkerasan kaku memang selalu menggunakan beton semen sebagai
lapisan atau landasan fondasi atas. Prinsip parameter perencanaan fondasi beton
didasarkan atas kuat lentur rencana 90 hari. Setelah 90 hari diestimasi bahwa kuat
lentur fondasi cukup stabil pada ketebalan perkerasan yang telah diperhitungkan.
Lapis permukaan
Sebagai lapis perkerasan penahan beban roda yang mempunyai stabilitas tinggi
untuk menahan roda selama masa pelayanan
Lapis kedap air, sehingga air hujan yang mengalir diatasnya tidak meresap
kedalamnya dan tidak pula melemahkan lapisan tersebut.
Sebagai lapis aus (wearing course), artinya lapisan yang langsung menderita
gesekan akibat rem kendaraan, sehingga mengakibatkan keausan ban.
Sebagai lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain yang mempunyai daya dukung lebih jelek.
Persamaan (23) untuk jalan datar dan (24) untuk jalan dengan kemiringan tertentu,
di mana:
VR = kecepatan rencana, km/jam
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,50 detik
fp = koefisien gesek memanjang antara ban dengan perkerasan jalan, menurut
AASHTO = 0,28 – 0,45; menurut Bina Marga = 0,35 – 0,55
L = kemiringan jalan, %
Tabel 8 memperlihatkan panjang Jh minimum yang dihitung berdasarkan rumus
(23) dengan pembnulatan-pembulatan.
4.2 Saran
1. Perawatan geometri jalan agar dapat dilakukan secara berkala dan terus
menerus.
2. Kemiringan melintang perlu dibuat guna mencegah air yang berasal dari hujan
tidak tergenang di badan jalan. Pembuatan kemiringan melintang dapat dibuat
dengan cara meninggikan bagian tengah dari jalan (poros jalan) sebesar 44 cm.
3. Untuk menghindari segala bahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja
danperalatan,
maka perlu dipasang rambu-rambu seperti batas maksimum kecepatan dan tanda
persimpangan dijalan dengan jalan warga.
lalu lintas kendaraan pertemuan
4. Peningkatan pengawasan kerja baik di pitpenambangan maupun di disposal.
DAFTAR PUSTAKA
http://rachmatrisejet.blogspot.com/2012/12/pengantar-jalan-tambang.html
https://www.soilindo.com/pembuatan-jalan-tambang/