Teori Investasi, Depresiasi, Inflasi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam dunia teknik khususnya mengenal pula adanya istilah bisnis, malah dunia
luar maju teknologinya karena anak teknik yang berinovasi dengan tentunya banyak
barang-barang elektronik yang dijual dipasaran, contohnya telepon genggam yang
sangat pesat kemajuannya. Oleh karena itu kita harus mempelajari ekonomi yang sangat
penting untuk menunjang kehidupan sesorang apapun latar belakangnya. Dengan ilmu
ekonomi yang kita terapkan dalam bidang elektro yang sangat membantu untuk bisnis
atau menejemen keuangan dalam bidang teknisi.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah dalam makalah ini adalah untuk memperkenalkan atau memahami apa itu
ekonomi teknik lebih dalam dan juga bisa untuk mengerti isi dari sub-sub materi yang
ada didalamnya. Karena kita sebagai anak teknik harus memahami apa itu ekonomi
menurut sudut pandang anak teknik, mata kuliah ekonomi memang bukan salah satu
matakuliah pokok namun dengan ekonomi kita bisa mengenal apa itu untung rugi dan
banyak lagi, karena setiap perlu tahu atau konsep dasar dari ekonomi itu sendiri. Disini
kita juga bakal mengenal inflasi, Depresiasi, Investasi.

1.3. Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini membahas tentang ekonomi teknik yang mencakup materi-
materi yang ada seperti ruang lingkup ekonomi teknik, pengertian inflasi, depresiasi,
investasi. Dimana itu semua kita bahas dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam
apa itu “Inflasi, Investasi, dan Depresiasi”.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa
datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas.
Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun
aset finansial (deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di
lakukan.
Menurut Jogiyanto, investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efesien selam periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Menurut Sukirno kegiatan investasi yang dilakukan oleh
masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan
kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf
kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan
investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,
pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai
akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi.

2. Bentuk – Bentuk Investasi


Bentuk investasi sangat beragam yang dapat dijadikan sarana investasi. Masing-
masing dengan ciri tersendiri dengan kandungan resiko dan return harapan yang
berbeda-beda. Investor tinggal memilih bentuk investasi mana yang menurut mereka
dapat memenuhi keinginan untuk berinvestasi.
Menurut Fahmi dan Hadi (2009:7) dalam bukunya Teori Portofolio dan Analisis
Investasi dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu:
a. Real Investment
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud,
seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
b. Financial Investment
Investasi keuangan (financial investment) secara umum melibatkan asset
kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).

Perbedaan antara investasi pada real investment dan financial investment


adalah tingkat likuiditas dari kedua investasi tersebut. Investasi pada real
investment relatif lebih sulit untuk dicairkan karena terbentur pada komitmen
jangka oanjang antara investor dengan perusahaan. Sementara investasi pada
financial investment lebih mudah dicairkan karena dapat diperjual belikan tanpa
terikat waktu.

3. Jenis-jenis Investasi
Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset finansial
dan investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua,
yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
a. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan
yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan.
Investasi langsung juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak
diperjual belikan, biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat
berupa tabungan dan sertifikat deposito.
b. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga
dari perusahaan investasi, seperti reksadana.

4. Investasi Syariah
Investasi syariah adalah sebuah investasi berbasis syariah yang menggunakan
instrumen Islam dalam pelaksanaannya. Ada beberapa jenis investasi berdasarkan
jangka waktu, risiko dan prosesnya. Hal-hal tersebut perlu di ketahui guna
memastikan ketepatan antara alasan dan cara melakukan investasi.
a. Menurut jangka waktunya
1) Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang dilakukan tidak lebih dari 12
bulan.
2) Investasi jangka menengah, yaitu investasi yang memiliki rentang waktu
antara 1 hingga 5 tahun.
3) Investasi jangka panjang.
b. Menurut risiko
Setiap pilihan investasi akan berkaitan dengan dua hal, risiko dan return.
Keduanya merupakan hubungan sebab dan akibat dan hubungan yang saling
kontradiktif. Dalam teori investasi di kenal istilah “high risk high return, low
risk low return”. Dalam bahasa Arab, risiko dapat diartikan sebagai gharar. Yang
kadang juga merujuk pada ketidakpastian (uncertainty). Kalau kemudian risiko
ini secara sederhana disamakan dengan ketidakpastian, dan ketidakpastian ini
dianggap gharar dan di larang, maka akan menjadi rumit. Karenanya menjadi
penting untuk melakukan upaya pembedaan dan penajaman pengertian gharar
atau risiko.
Seperti yang dilakukan oleh Al-Suwailem yang membedakan risiko menjadi
dua tipe. Yakni yang pertama adalah risiko pasif, seperti game of chance, yang
hanya mengandalkan keberuntungan. Kedua, risko responsif yang
memungkinkan adanya distribusi probabilitas hasil keluaran dengan hubungan
kausalitas yang logis. Ketidakpastian secara intrinsik terkandung dalam setiap
aktivitas ekonomi. Tetapi, ketidakpastian kejadian tetap mengikuti suatua
kausalitas atau sebab akibat yang logis yang bisa mempengaruhi
probabilitasnya. Ini berarti, mencari keuntungan hanya dengan kebertuntungan
saja, seperti membeli lotre, menimbulkan delusi atau pengharapan yang salah,
dan sudah pasti merupakan transaksi gharar. Dari penjelasan-penjelasan
tersebut, dengan tetap mengacu pada hadits yang telah diberikan, dapat ditarik
benang merah bahwa sebuah transaksi yang gharar dapat timbul karena dua
sebab utama. Pertama, adalah kurangnya informasi atau pengetahuan pada pihak
yang melakukan kontrak. Jahala ini menyebabkan tidak dimilikinya kontrol
pada pihak yang melakukan transaksi. Kedua, karena tidak adanya obyek.
Kemudian menurut Pontjowinoto, risiko yang mungkin timbul harus dikelola
sehingga tidak menimbulkan risiko yang lebih besar atau melebihi kemampuan
menanggung risiko. Dan dalam islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil
harus bersedia menanggung risiko.
c. Menurut Prosesnya
1) Investasi langsung, yaitu investasi yang dilakukan tanpa bantuan prantara.
Dalam hal ini investor langsung dapat membeli fortofolio investasi
tersebut.
2) Investasi tidak langsung, yaitu investasi yang dilakukan dengan
menggunakan prantara atau investasi yang dilakukan melalui perusahaan
investasi.
5. Proses Investasi

Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal seharusnya melakukan


investasi dalam suatu sekuritas. Yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, berapa banyak
investasi dan kapan investasi tersebut akan dilakukan Husnan (2005:47) dalam
bukunya Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Untuk mengambil keputusan
tersebut diperlukan langkah-angkah sebagai berikut:
a. Menentukan Tujuan Investasi
Dalam tahap iinipemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya dan berapa
banyak investasi tersebut akan dilakukan. Ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of
return), dan ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
b. Melakukan Analisis Sekuritas
Salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi sekuritas/efek yang
salah harga (mispriced), yakni apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Untuk itu ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan
fundamental dan pedekatan teknikal. Pemilihan sekuritas bukan didasarkan atas
faktor mispriced, tetapi didasarkan atas preferensi resiko para pemodal (pemodal
yang bersedia menanggung resiko tinggi akan menerima saham yang beresiko),
pola kebutuhan kas (pemodal yang menginginkan penghasilan yang tinggi akan
memilih saham yang membagi dividen dengan stabil), dan sebagainya.
c. Melakukan Pembentukan Portofolio

Portofolio berarti sekumpulan investasi. Pada tahp ini dilakukan identifikasi

terhadap sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana

yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.

d. Melakukan Revisi Kinerja Portofolio

Dari hasil evaluasi, selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang

membentuk portofolio tersebut, jika dirasa bahwa kompisisi portofolio yang

suah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi. Misalnya rate of return

lebih rendah dari yang disyaratkan.

e. Melakukan Evaluasi Kinerja Portofolio


Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk,
baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat
resiko yang ditanggung.

Investasi dalam kaitannya memiliki berbagi bentuk, salah satunya adalah


menanamkan modalnya dalam bentuk saham di pasar modal. Baik dalam pasar modal
konvensional maupun pasar modal syariah. Pasar modal merupakan salah satu hal
terpenting dalam prospek kemajuan perekonomian suatu negara, karena fungsinya yang
menjadi jembatan atau penghubung antara pemilik modal yang kelebihan dana kepada
pihak yang membutuhkan dana. Pada perdagangan beberapa jenis skuritas, mempunyai
tingkat keuntungan (Return) dan risiko yang berbeda. Namun dalam pemilihan model
investasi saham harus berhati-hati karena dalam investasi saham, bukan saja keuntungan
(Return) yang akan di temukan dalam investasi ini, melainkan juga memiliki risiko yang
tinggi. Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor
di masa datang.38 Return dan risiko suatu saham berhubungan dengan kondisi
karakteristik perusahaan. Oleh karena itu perlu mengetahui kinerja suatu perusahaan
sebelum kita menetapkan untuk menanamkan dana di perusahaan yang akan dipilih.
Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan, kita dapat menganalisis laporan keuangan
yang tersedia, yang dipublikasaikan perusahaan kepada masyarakat luas.

B. Teori Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus menerus. Dari definisi ini ada tiga syarat untuk dapat
dikatakan telah terjadi inflasi. Pertama, adanya kenaikan harga. Kedua, kenaikan
tersebut terjadi terhadap harga-harga barang secara umum. Ketiga, kenaikan tersebut
berlangsung cukup lama. Dengan demikian kenaikan harga yang terjadi pada hanya
satu jenis barang, atau kenaikan yang terjadi hanya sementara waktu tidak dapat
disebut dengan inflasi.
Pandangan kaum moneteris menganggap inflasi sebagai akibat dari jumlah
uang yang beredar yang terlalu banyak, sehingga daya beli uang tersebut (purchasing
power of money) menurun. Sebagai akibatnya harga barang-barang menjadi naik.
Sedangkan menurut kaum strukturalis, inflasi merupakan gejala ekonomi yang
disebabkan oleh masalah struktural seperti masalah gagal panen yang menyebabkan
kekurangan persediaan barang, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah permintaan
secara keseluruhan. Sebagai akibat harga barang tersebut mengalami kenaikan.

2. Jenis – Jenis Inflasi


Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan
berdasarkan asalnya.
a. Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu
1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang
dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan
mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara
10-30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga
secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya
disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.
3) Inflasi Berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30- 100%
per tahun.

4) Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh


naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (diatas 100%). Pada
kondisi ini, masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya
turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b. Inflasi Berdasarkan Sebabnya
1) Demand Pull Inflation. Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh
permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran
produksi. Akibatnya sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan
banyak sementara penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini
berlangsung secara terus-menerus, akan mengakibatkan inflasi yang
berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya
pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja
baru.
2) Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan kerena kenaikan biaya produksi
yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.
Akibat naiknya biaya faktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh
produsen, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah
penawaran yang sama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah
produksi.
3) Bottle Neck Inflation. Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (supply)
atau faktor permintaan (demand). Jika dikarenakan faktor penawaran maka
persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi
permintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Adapun
inflasi kerena faktor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih
banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibat
tingginya ekspektasi terhadap permitaan baru.
c. Inflasi Berdasarkan Asalnya
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation). Inflasi ini
timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara
yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya, biasanya
pemerintah melakukan kebijakan mencetak uang baru.
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation). Inflasi ini timbul
karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami
inflasi yang tinggi. Kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-
negara mitra dagang utama (antara lain disebabkan melemahnya nilai
tukar) yang secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan
kenaikan biaya produksi biasanya akan disertai dengan kenaikan harga-
harga barang.

3. Penyebab Inflasi
Inflasi dapat digolongkan karena penyebab-penyebabnya yaitu sebagai berikut:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflation. Natural Inflation adalah inlasi yang
terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan
dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
b. Actual / Anticipated / Expected Inflation dan Unanticipated / Unexpected
Inflation. Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil sama dengan
tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan pada
Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak
merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull dan Cost Push Inflation. Demand Pull diakibatkan oleh perubahan-
perubahan yang terjadi pada sisi Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa
pada suatu perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregartif (AS) dari barang
dan jasa pada suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation. Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan inflasi yang
terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat
dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi begitu seterusnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation. Imported Inflation adalah inflasi di
negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker
dalam pasar internasional. Domestic Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya
terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-
negara lainnya.

4. Dampak Inflasi
Dampak inflasi terhadap suatu perekonomian diantaranya sebagai berikut:
a. Nilai suatu mata uang akan mengalami penurunan dan daya beli mata uang
tersebut menjadi semakin rendah. Penurunan daya beli mata uang selanjutnya
akan berdampak pada individu, dunia usaha dan APBN. Dengan kata lain, laju
inflasi yang tinggi dapat berdampak buruk terhadap perekonomian secara
keseluruhan.
b. Inflasi mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, hal
inilah yang disebut dengan efek redistribusi dari inflasi. Inflasi akan
mempengaruhi keseahteraan ekonomi anggota masyarakat, sebab redistribusi
pendapatan yang terjadi akibat inflasi akan mengakibatkan pendapatan riil satu
orang meningkat, tetapi pendapatan riil yang lain akan jatuh. Umumnya bagi
mereka yang berpendapatan tetap seperti pegawai negeriakan mengalami
dampak negatif inflasi, hal tersebut dikarenakan inflasi yang tinggi pendapatan
riil mereka akan turun.
c. Inflasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja.
Hal tersebut terjadi dikarenakan inflasi memotivasi perusahaan untuk
memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini.
d. Inflasi menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil bagi kondisi ekonomi.
Jika konsumen memperkirakan tingkat inflasi di masa mendatang akan naik,
maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian barang-barang dan
jasa secara besar-besaran pada saat sekarang dari pada mereka menunggu
tingkat harga sudah meningkat lagi.
e. Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil dan menyebabkan terjadinya
ketidak seimbangandi pasar modal. Hal tersebut menyebabkan penawaran dana
untuk investasi menurun, dan sebagai akibatnya, investor sektor swasta
berkurang sampai ke bawah tingkat keseimbangannya.

C. Teori PENYUSUTAN
Penyusutan (Depresiasi) adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
Penyusutan merupakan penyesuaian nilai yang terus menerus sehubungan
dengan penurunan kapasitas suatu aset, baik penurunan kualitas, kuantitas,
maupun nilai.
Penurunan kapasitas terjadi karena aset digunakan dalam operasional suatu entitas.
Penyusutan dilakukan dengan mengalokasikan biaya perolehan suatu aset
menjadi beban penyusutan secara periodik sepanjang masa manfaat aset.
Tanah dan Konstruksi Dalam Pengerjaan merupakan dua jenis aset tetap yang
tidak disusutkan.
Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari
setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/
kehancuran, usang, atau
mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.

Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:


- Nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal
property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang
sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang
dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut
- Tidak Nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

Metode Penyusutan
Dasar penyusutan aktiva tetap adalah harga perolehan dan nilai buku. Jika
setelah masa pakai dianggap masih memiliki nilai (nilai sisa), maka dasar penyusutan
adalah harga perolehan dikurangi nilai sisa. Nilai sisa adalah taksiran harga pasar aset
tetap pada akhir masa manfaat. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar
Penyusutan.
Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yaitu;

1. Metode Garis Lurus (Straight Line)


I. Berdasarkan berlalunya waktu
II. jumlah penyusutan sama sepanjang masa manfaat
III. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
atau Depresiasi = Hrg. Perolehan – nilai sisa .
Taksiran umur ekonomis aktiva
IV. Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
2. Metode jam jasa (servie hours method)
I. Metode ini biasanya digunakan untuk mesin produksi dan kendaraan.
II. Dengan asumsi bahwa aktiva tersebut akan cepat rusak bila digunakan dengan
waktu penuh.
III. Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan atau Depresiasi =
Hrg. Perolehan – nilai sisa .
Taksiran jam pemakaian total

IV. Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa


3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance)
1. Beban penyusutan menurun sejalan dengan berlalunya waktu (dari tahun
ke tahun)
2. Makin tua aset, makin berkurang kemampuan memberikan manfaat juga
menurun
3. Dasar penyusutan = Nilai Buku Awal Periode
4. Nilai Buku Awal Periode = Nilai Perolehan –Akumulasi Penyusutan
5. Umumnya tarif penyusutan = 2 x tarif metode garis lurus.

4. Metode Jumlah Angka‐Angka Tahun (Sum of Years Digit)


Dasar penyusutan adalah jumlah angka tahun masa manfaat
Contoh:
1. Masa manfaat 5 tahun, maka dasar penyusutan adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
2. Tarif penyusutan tahun I = 5/15; Tarif penyusutan tahun II = 4 /15, dst.
3. Beban Penyusutan Tahun I = 5/15 x (Harga Perolehan –Nilai Sisa)

5. Metode Nilai Produksi (Unit of Production)


 Dasar penyusutan adalah kapasitas produksi yang dihasilkan selama aset dapat
digunakan (selama masa manfaat)
 Tarif Penyusutan = Produksi Aktual Tahun Berjalan / Kapasitas Produksi
selama masa manfaat
Tetapi secara umum biasanya perusahaan menggunakan salah 1 dari banyak metode
yang ada, biasanya yang digunakan adalah metode garis lurus dan metode saldo
menurun karena dalam perpajakan, pajak penghasilan pasal 11, metode yang boleh
dalam pelaporan pajak adalah metode garis lurus dan saldo menurun. (untik lebih
jelasnya lihat peraturan atau UU pajak penghasilan pasal 11 dan penggolongan jenis –
jenis harta dalam Kep. Men. Keu. No. 138/KMK.03/2002)

Langkah‐Langkah Menghitung Penyusutan Aset Tetap


 Susun daftar aset tetap dengan mengelompokkannya berdasarkan jenis;
 Untuk masing‐masing jenis aset tetap tentukan masa manfaat;
 Untuk masing‐masing aset tetap tentukan nilai sisa di akhir masa manfaat;
 Untuk masing‐masing aset tetap hitung dasar penyusutan, yakni nilai perolehan
dikurangi prakiraan nilai sisa;
 Susun suatu jadwal penyusutan untuk masing‐masing aset tetap;
 Terapkan penyusutan secara berkala dengan metode garis lurus (straight line
method

Faktor – Factor Yang Mempengaruhi Biaya Depresiasi


Ada beberapa Faktor – factor yang mempengaruhi biaya depresiasi diantaranya sebagai
berikut :
1. Harga perolehan (hp) adalah uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dari
semua biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva.
2. Nilai residu (sisa) adalah nilai suatu aktiva jika aktiva tersebut habis masa
manfaatnya, ditukar dengan aktiva lain, atau dijual. Nilai ini merupakan estimasi.
3. Taksiran umur ekonomis adalah umur kegunaan (masa manfaat) dari suatu
aktiva. Nilai ini merupakan taksiran berdasarkan cara-cara pemeliharaan dan
kebijakan yang dianut oleh perusahaan.

Hubungan Ekonomi Teknik dibidang Teknik Elektromedik


Kemajuan teknologi sekarang ini membuat semakin banyaknya alat kesehatan
dengan berbagai model serta kecanggihan yang dimiliki, oleh sebab itu alat-alat ini
banyak dibutuhkan oleh rumah sakit-rumah sakit untuk menunjang pelayanan
kesehatan.
Hubungan ekonomi teknik dengan elektromedik sangat erat sekali sebab dengan
adanya ekonomi teknik, kita dapat mengatur pembelian alat-alat kesehatan yang terbaik
dengan menggunakan biaya yang minim. Digunakan juga untuk memperluas jaringan
dalam penjualan berbagai macam produksi alat kesehatan. Mengatur managemen
pengeluaran dan penerimaan yang lebih efisien. Dengan menggunakan prinsip-prinsip
ekonomi teknik semua permasalah yang ada didalam pembelian alat kesehatan sampai
pembuatan dan bahkan pendistribusian alat kesehatan dapat berjalan dengan lancar.
Kegunaan Ekonomi Teknik dibidang Teknik Elektromedik
Banyak kegunaan dengan menerapkan ekonomi teknik, salah satunya didalam
perusahaan alat kesehatan (elektromedik). Dengan berbagai manfaat produksi alat
kesehatan yang ada sekarang ini, perusahaan tersebut otomatis mengembangkan
berbagai produksi alat kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk kesehatan
manusia. Dengan keuntungan yang lebih baik daripada menderita kerugian, karena
salah mengambil peluang dan yang tidak bisa melihat kebutuhan masyarakat sekarang
ini. Perkembangan alat kesehatan tak akan mati, berkembang dan terus berkembang
sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan demikian kegunaan ekonomi teknik adalah untuk
memecahkan berbagai masalah-masalah yang ada di dalam sebuah perusahaan agar
dapat menghasilkan sebuah produksi yang memuaskan. Tidak hanya pada perusahaan
itu saja tetapi juga konsumen sebagai penggunanya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pada penulisan makalah ini kita bisa ambil kesimpulan dari isi diatas yang mana
ketika kita membutuhkan suatu penyelesaian masalah atau sedang ada dalam kondisi
memutuskan keputusan, kita bisa lebih mengerti apa yang harus dilakukan, dan juga
dalam lingkup ekonomi teknik, kita pasti harus mengetahui ilmu ekonomi ini yang
sangatlah berguna bagi anak teknik khususnya.

Saran
Bagi setiap orang pasti mengetahui apa itu untung rugi tanpa dia belajar lebih
dalam hakikat ilmu ekonomi yang lebih luas lagi, alangkah baiknya untuk kita ketahui
ilmu ini karena pastilah sangat berguna bagi kita yang sangat memahami arti
sebenernya ekonomi apalagi menggunakan sudut pandang dari background kita masing-
masing. Dengan adanya pondasi ekonoi teknik ini, diharapkan anak teknik bisa lebih
membuka diri dalam perekonomian luar dalam hal atau bidang keteknisian yang
digeluti.

Anda mungkin juga menyukai