Jurnal Teknik Nafas Dalam
Jurnal Teknik Nafas Dalam
Jurnal Teknik Nafas Dalam
DISUSUN OLEH
Jaka Saputera
Yesi Sulastri
Rina Salman
Tuti Evana Verawati
M. Ibnu Sholeh
1
ANALISA JURNAL
Judul Jurnal : Efektifitas Teknik Relaksasi Pernafasan Nafas Dalam dan Teknik
Relaksasi Foot AND Hand Massage Pada Pasien Pasca Persalinan
Sectio Caesarea (SC) Di RSUD Langsa, Aceh
Nama Peneliti : Cut Yuniwati
Publikasi Jurnal : Indonesian Journal for Health Sciences Vol.3, No.1, Maret 2019
2
3. Comparison (C)
a. Jurnal yang dianalisa
Hasil analisis pada 15 responden (pre-test dan post-test relaksasi pernafasan)
menunjukkan rata-rata intensitas nyeri sebelum relaksasi pernafasan nafas
dalam adalah 7,33 dengan Standar deviasi sebesar 1,175. Sedangkan rata-rata
intensitas nyeri pada post Sectio Caesarea setelah relaksasi pernafasan nafas
dalam adalah 5,60 dengan Std. deviasi sebesar 1,056. Hasil uji Statistik
mengunakan Paired T-test didapatkan intensitas nyeri post Sectio Caesarea dan
post test relaksasi pernafasan nafas dalam nilai P value 0,000. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara intensitas nyeri post
Sectio Caesarea (SC) dan post- test relaksasi pernafasan nafas dalam.
b. Jurnal Pembanding
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti berkesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa dari 10 responden yang diberikan
perlakuan kompres air biasa sebagian kecilnya turun yakni 3 orang (30%)
dan sebagian besarnya tidak mengalami penurunan sebanyak 7 orang
(70%) Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa skala nyeri yang
dirasakan oleh responden sebelum diberikan intervensi pada hari pertama
sebagian besar berada pada kategori nyeri berat yaitu sebanyak 18
responden (60%), sedangkan untuk yang nyeri ringan hanya terdapat 1
responden (3%). Sedangkan setelah diberikan intervensi sebagian besar
berada pada kategori nyeri sedang sebanyak 16 responden (53%) dan
yang berada pada kategori nyeri berat menjadi 4 responden (14%).
Pada hari kedua, skala nyeri yang dirasakan oleh responden sebelum
diberikan intervensi sebagian besar berada pada kategori nyeri sedang
yaitu sebanyak 26 responden (87%), sedangkan setelah diberikan
intervensi skala nyeri terbanyak yang dirasakan oleh responden yaitu
berada pada kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 26 responden (87%).
Sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 4 responden (13%) dan tidak
3
ada lagi responden yang merasakan skala nyeri berat setelah diberikan
intervensi pada hari kedua.
2. Hasil uji statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon
dengan relaksasi nafas dalam teknik meniup balon diperoleh nilai p value
sebesar 0.000. Secara statistik, jika nilai p < 0,05 maka Ha diterima. Oleh
karena itu, berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh relaksasi nafas dalam dengan meniup balon
terhadap perubahan skala nyeri pasca operasi seksio sesarea di RSIA
Bahagia Makassar.
Relaksasi nafas dalam adalah salah satu terapi non farmakologis
yang dapat dilakukan untuk merilekskan ketegangan otot sehingga dapat
mempengaruhi skala nyeri pada ibu pasca operasi seksio sesarea.
Relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri karena tidak
memiliki efek samping, mudah dalam pelaksanaannya serta tidak
memerlukan biaya dan waktu yang cukup banyak. Ketika melakukan
teknik relaksasi nafas dalam, ibu pasca operasi seksio sesarea hanya perlu
memposisikan badannya dengan senyaman mungkin, kemudian
melakukan relaksasi nafas dalam dengan frekuensi nafas yang lambat dan
berirama.
4. Outcome ( O )
Terdapat perbedaan signifikan antara intensitas nyeri post Sectio Caesarea (SC) dan
post- test relaksasi pernafasan nafas dalam.
5. Saran
Saran bagi perawat dan bidan harus memiliki tanggung jawab dan keterampilan yang
baik serta selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain dalam memberikan
asuhan kebidanan. Serta dapat menerapkan intervensi kombinasi teknik relaksasi
pernafasan nafas dalam.
4
EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PERNAPASAN NAFAS DALAM DAN
TEKNIK FOOT AND HAND MASSAGE PADA PASIEN PASCA PERSALINAN
SECTIO CAESAREA (SC)
DI RSUD LANGSA, ACEH
Cut Yuniwati
Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kemenkes,
Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes RI Aceh Lampeneurut
ABSTRAK
Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan sebagai upaya lahirnya janin melalui
dinding abdomen. Tindakan pembedahan berdampak terhadap munculnya rasa nyeri akibat irisan.
Penatalaksanaan nyeri diantaranya menggunakan pendekatan farmakologis dan non farmakologis.
Salah satu pendekatan non farmakologis adalah teknik relaksasi nafas dalam dan foot and hand
massage. Tujuan penelitian ini adalah melihat efektifitas teknik relaksasi pernapasan nafas dalam
dan foot and hand massage pada ibu pasca salin section caesarea di RSUD Langsa Tahun 2018.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimen, pre-test and post-test
desain. Uji yang digunakan pada analisis bivariat dengan uji statistik Paired sample t-test dan uji
T-Independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil Uji Statistik mengunakan Uji
Independen T-test didapatkan teknik foot and hand massage efektif untuk pengurangan intensitas
nyeri dengan nilai P value 0,000. Teknik pijat kaki dan tangan dapat meningkatkan sirkulasi
darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi jumlah obat dan efek samping. Teknik foot and hand
massage lebih murah, berisiko rendah, dan mudah diterapkan
ABSTRACK
Sectio Caesarea (SC) is surgery to give a birth of a fetus through the abdominal wall. This surgery
has an impact on the pain that is caused by the incision. Pain management ncluding the usagenon-
pharmacological and pharmacological approaches. Onenon-pharmacological approaches are
breathing in relaxation techniques and foot-hand massage techniques. The purpose of this study
was to look at the effectiveness of breathing relaxation and foot and hand massage techniques for
postpartum caesarean delivery in Langsa Hospital in 2018. The designs used in this study were
quasi-experimental, pre-test and post-test designs Tests used in bivariate analysis with statistical
tests Paired sample t-test and t-test Independent. The results of the statistical test using the
Independent T-test obtained an effective foot and hand massage technique for reducing pain
intensity with a P value of 0,000. Foot and hand massage techniques can promote blood
circulation, reduce pain, reduce the number of drugs and side effects. Hand and foot massage
techniques are cheaper, low risk, and easy to apply.
5
Pendahuluan nafas, hidroterapi, konseling, dan lainya.
Latar Belakang Teknik relaksasi dan pijat tangan kaki
Proses persalinan tidak selalu merupakan terapi non-farmakologi terbukti
normal pervaginam, adakalanya mampu menurun-kan skala nyeri pasien
memerlukan tindakan seperti operasi Sectio post SC (Yang CL, et al., 2012).
Caesarea (SC). Tindakan Sectio Caesarea Hasil observasi pendahuluan pada
merupakan tindakan pem-bedahan sebagai pasien pasca salin Sectio Caesareahari
lahirnya janin melalui insisi di dinding ketiga di RSUD Langsa, diketahui dari 10
abdomen (laparotomi) dan dinding uterus pasien yang ditanyakan, sebanyak 7 ibu
(Cunningham, et al., 2006). (70%) mengalami nyeri, dan sebanyak 3
Faktor faktor dilakukannya ibu (30%) tidak mengalami nyeri. Dari
persalinan Sectio Caesarea (SC) adalah hasil observasi awal tersebut, maka
letak janin, gemeli, dan gawat janin penelitian ini bertujuan mengetahui
(Andriani, 201). Menurut WHO (World efektifitas relaksasi pernapasan dan foot
Health Organization, 2015) (Cunningham, and hand massage pada ibu pasca salin
et al., 2006), persalinan dengan Sectio sectio caesarea di RSUD Langsa, Aceh.
Caesaria terjadi sekitar 10-15℅ dari semua METODE PENELITIAN
proses persalinan di Negara-negara Desain penelitian ini adalah Quasi
berkembang. Angka kejadian operasi eksperimen, pre-test and post-test desain
caesar di Provinsi Aceh tahun 2015 terdiri dari dua kelompok yang diberikan
berjumlah 3.401 operasi dari 170.000 intervensi berbeda. Pengukuran di-lakukan
persalinan atau sekitar 20% dari seluruh dengan pengukuran sebelum dan sesudah
persalinan. intervensi. Rancangan ini tidak ada
Sedangkan jumlah operasi caesar di kelompok perbandingan (kontrol), tetapi
RSUD Langsa pada bulan Januari- dilakukan observasi pertama (pre-test)
Desember tahun 2017 mencapai 266 yang memungkinkan peneliti menguji
operasi (WHO, 2015). Salah satu dampak perubahan yang terjadi setelah adanya
pasca sectio caesarea adalah sakit ditulang perlakuan (post-test).
belakang, nyeri dibekas jahitan, nyeri Penelitian ini dilakukan di Rumah
dibekas sayatan dan mual muntah akibat Sakit Umum Daerah Langsa (RSUD)
efek anastesi (Marmi, 2012). tepatnya di Ruang Nifas. Populasi dalam
Pada pasien post operasi seringkali penelitian ini adalah seluruh ibu post
mengalami nyeri hebat meskipun tersedia Seksio Sesarea. Penelitian ini dilakukan
obat-obat analgesik yang efektif, sekitar pada Agustus sampai November. Teknik
50% pasien masih mengalami nyeri pengambilan sampel dilakukan dengan
(Harnawatiaj, 2008). Pasien Post Sectio Accidental Sampling. Accidental sampling
Caesarea juga mengalami kebingungan merupakan pengambilan sampel secara
dan ketakutan sehingga perlu adaptasi aksidental (accidental), dengan mengambil
pasca pembedahan.Penanganan nyeri dapat kasus atau responden yang tersedia disuatu
dilakukan secara farmakologi dan non- tempat sesuai dengan konteks penelitian.
farmakologi. Secara farmakologi Teknik sampling juga peneliti gunakan
menggunakan obat-obat analgesik narkotik untuk mengambil responden pada saat itu
baik secara intravena maupun juga di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum
intramuskular. Daerah Langsa (RSUD) Langsa yang
Secara non farmakologi meng- berjumlah 30 responden. Alat yang
gunakan teknik pijat kaki tangan, relaksasi digunakan dalam penelitian ini adalah
6
berupa kuisioner. Penelitian ini 3. Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri
menggunakan dua analisis, pertama uji Sebelum dan Setelah Foot and Hand
statistik Paired sample t-test untuk Massage
mengetahui perbedaan intensitas nyeri Hasil analisis pada 15 responden
sebelum dan sesudah teknik intervensi. (pre dan post test Foot and Hand Massage)
Kedua uji t-Independent untuk mengetahui menunjukkan rata-rata intensitas nyeri
teknik mana yang lebih efektif terhadap sebelum Foot and Hand Massage adalah
pengurangan intensitas nyeri selama 7,27 dengan Std. deviasi 1,486. Sedangkan
perawatan post Sectio Caesarea (SC). rata-rata intensitas nyeri post Sectio
Caesarea setelah Foot and Hand Massage
HASIL PENELITIAN adalah 3,07 dengan Standar deviasi 0,799.
1. Karakteristik responden Hasil uji Statistik mengunakan Paired T-
Karakteristik responden merupa- test diketahui intensitas nyeri Pretest Sectio
kan ciri yang melekat pada individu Caesarea dan post test Foot and Hand
meliputi usia, tingkat pendidikan, Massage nilai P value 0,000. Hasil tersebut
pekerjaan utama dan paritas. Tabel (1), menunjukan terdapat perbedaan signifikan
menunjukan pada karakteristik usia, intensitas nyeri sebelum dan setelah Foot
responden di dominasi oleh usia 20-35 and Hand Massage
tahun sebanyak 22 responden (73,3%). 4. Analisis Efektifitas Relaksasi
Pada karakteristik pendidikan didominasi Pernapasan nafas dalam Dan Foot And
oleh tingkat SMA sebanyak 15 responden Hand Massage
(50%). Pada karakteristik bekerja di Hasil analisis pada 30 responden
dominasi oleh ibu yang bekerja sebanyak dengan teknik relaksasi pernafasan nafas
18 responden (60%). berdasarakan paritas dalam dan Foot And Hand Massage
di dominasi ibu yang memiliki dua anak menunjukkan rata-rata intensitas nyeri
sebanyak 14 responden (46,7%). dengan relaksasi pernafasan adalah 5,60
2. Analisis Perbedaan Intensitas Nyeri dengan Std. deviasi sebesar 1,056.
Sebelum dan Setelah Relaksasi Sedangkan rata-rata intensitas nyeri dengan
Hasil analisis pada 15 responden foot and hand massageadalah 3,07 dengan
(pre-test dan post-test relaksasi pernafasan) Std. deviasi sebesar 0,799.
menunjukkan rata-rata intensitas nyeri Hasil Uji statistik mengunakan Uji
sebelum relaksasi pernafasan adalah 7,33 Independen T-test didapatkan teknik Foot
dengan Standar deviasi sebesar 1,175. and Hand Massage efektif mengurangi
Sedangkan rata-rata intensitas nyeri pada intensitas nyeri dengan nilai P value 0,000.
post Sectio Caesarea setelah relaksasi Hasil tersebut memberi kesimpulan bahwa
pernafasan adalah 5,60 dengan Std. deviasi teknik foot and hand massage lebih efektif
sebesar 1,056. Hasil uji Statistik dari pada teknik relaksasi pernafasan nafas
mengunakan Paired T-test didapatkan dalam untuk pengurangan intensitas nyeri
intensitas nyeri post Sectio Caesarea dan post Sectio Caesarea (SC). Melakukan
post test relaksasi pernafasan nilai P value Relaksasi pernapasan nafas dalam dan Foot
0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa Hand Massage secara bersamaan dapat
terdapat perbedaan signifikan antara mengurangi efek nyeri pada Ibu Pasca
intensitas nyeri post Sectio Caesarea (SC) Salin Sectio Caesarea (SC). Namun
dan post- test relaksasi pernafasan melakukan Foot Hand Massage secara
teratur lebih efektif dari pada relaksasi.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar responden yang mendapatkan teknik
7
foot and hand massage telah menurunkan
intensitas nyeri post Sectio Caesarea lebih DAFTAR PUSTAKA
cepat dari pada teknik relaksasi pernafasan
nafas dalam. 1. Abbaspoor Z, Akbari M. (2013). Effect
Selain itu manfaat Foot and Hand of Foot and Hand Massage InPost-
Massage baik untuk ibu pasca bersalin, Cesarean Section Pain Control: A
seperti melancarkan peredaran darah, Randomized Control Trial. Pain Manag
peredaran getah bening (air limphe), Nurs.15(1):132-6.
merangsang otot-otot, merangsang jaringan 2. Andriani, Dewi. (2010). Faktor-Faktor
syaraf, mengaktifkan syaraf sadar dan kerja yang Memperngaruhi Tindakan Seksio
syaraf otonomi), memberikan rasa nyaman, Sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah
kehangatan dan menyembuhkan. Pijat kaki Kabupaten Dompu. Kesmas: National
dan tangan terbukti berguna sebagai Public Health Journal.
intervensi keperawatan dalam mengontrol 3. Cunningham, F.G., N.F. Gant, K.J.
nyeri pasca operasi (Degirmen, et al., Leveno, L.C. Gilstrae III, J.C. Hauth, K.
2010). Hal tersebut dikarenakan penekanan D.Wenstrom. (2006). Obstetri Williams
pada area kaki atau tangan diduga dapat edisi 21 volume 1. Jakarta: Penerbit Buku
melepaskan hambatan dan memungkinkan Kedokteran EGC.
energi mengalir bebas melalui bagian 4. Degirmen N, Ozendogan N, Sayiner D,
tubuh sehingga dapat mengatasi gejala Kosgeroglu N. (2010). Effectiveness of
nyeri. foot and hand massage in postcesarean
Foot and Hand Massage menjadi pain control in a group of Turkish pregnant
cara yang baik untuk mengurangi rasa sakit women. Applied Nursing Research
dari operasi caesar, mengurangi jumlah 23(3):153-8.
obat dan efek sampingnya (Abbaspoor & 5. Harnawatiaj. (2008). Asuhan
Akbari, 2013). Teknik Foot and Hand Keperawatan Sectio Caesaria.
Massage lebih cepat dan efektif dalam http:nursingbegin.com/askep.sectio-
penurunan intensitas nyeri, selain itu juga caesaria.html,
murah, berisiko rendah, dan mudah 6. Marmi. (2012). Intranatal Care Asuhan
diterapkan (Wang & Keck, 2004) Kebidanan pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
KESIMPULAN 7. RSUD Langsa. (2017) .Data Sectio
Hasil Uji Statistik mengunakan Caesarea. Langsa
Paired T-test didapatkan intensitas nyeri 8. WHO. (2015). World Health Statistics
sebelum dan sesudah di lakukan rileksasi 2015.http://www.who.int/world_health_sta
dan pijat tangan kaki sama sama dengan tistics/2015.
nilai P value 0,000. Hasil ini memberikan 9. Wang HL, Keck JF. (2004). Foot and
jawaban bahwa terdapat perbedaan hand massage as an intervention for
signifikan. Hasil Uji statistik mengunakan postoperative pain. Pain Jun. Manag.
Uji Independen T-test didapatkan teknik Nurs.; 5(2): 59-65.
Foot and Hand Massage efektif 10. Yang CL. et al. (2012). Pre-operative
mengurangi intensitas nyeri dengan nilai P education and counselling are associated
value 0,000. Teknik Foot and Hand with reduced anxiety symptoms following
Massage lebih efektif dari pada teknik carotid endarterectomy: a randomized and
relaksasi pernafasan untuk pengurangan open-label study. European Journal of
intensitas nyeri post Sectio Caesarea (SC). Cardiovascular Nursing 11(3):284-8.
8
PENGARUH RELAKSASI NAFAS DALAM DENGAN TEKNIK MENIUP BALON
TERHADAP PERUBAHAN SKALA NYERI PASCA OPERASI SEKSIO SESAREA
DI RSIA BAHAGIA MAKASSAR
Ar. Megawahyuni, Hasnah, Mariah Ulfah Azhar
Abstrak
Persalinan seksio sesarea semakin banyak diminati oleh ibu hamil di negara maju, hal ini dikarenakan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang hingga saat ini. Secara fisiologis, tindakan operasi seksio
sesarea dapat menimbulkan dampak pasca operasi yaitu nyeri. Penatalaksanaan nyeri pada pasca operasi
seksio sesarea terdiri dari penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi. Salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk menurunkan skala nyeri secara non farmakologi yaitu dengan latihan relaksasi nafas dalam
dengan teknik meniup balon. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh relaksasi nafas dalam dengan
teknik meniup balon terhadap perubahan skala nyeri pasca operasi seksio sesarea di RSIA Bahagia Makassar.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperiment dengan pendekatan one group pre and post test
design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden ibu pasca operasi seksio sesarea dengan 24 jam
pertama menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan di ruang perawatan nifas
dengan menggunakan lembar observasi dan skala ukur nyeri NRS (Numeric rating Scale) pada tanggal 16
Januari 2018 sampai 16 Februari 2018. Analisa data yang digunakan yaitu Uji Wilcoxon. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum dilakukan intervensi adalah 7.03 dimana nilai tersebut masuk dalam
kategori nyeri berat. Sedangkan skala nyeri setelah diberikan intervensi relaksasi nafas dalam dengan teknik
meniup balon adalah 2.20 dimana nilai tersebut masuk dalam kategori nyeri ringan. Hasil analisis yang telah
diperoleh dengan menggunakan uji wilcoxon yaitu p=0,000 (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa Ha
diterima yaitu ada pengaruh relaksasi nafas dalam dengan teknik meniup balon terhadap perubahan skala
nyeri pasca operasi seksio sesarea. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
skala nyeri sebelum dan setelah diberikan relaksasi nafas dalam dengan teknik meniup balon.
Kata Kunci: Seksio Sesarea, Nyeri, Relaksasi Nafas Dalam, Meniup Balon
Abstract
Delivery of cesarean section is increasingly in demand by pregnant women in developing country, this is
because science and technology continue to develop today. Physiologically, the action of cesarean section
surgery can cause postoperative effects of pain. Pain management in postoperative cesareansection consists
of pharmacological and non-pharmacological management. One technique that can be used to reduce pain
scale non-pharmacologically is by deep breathing relaxation exercises with balloon blowing techniques.
Objective in this research is to determine the effect of deep breathing relaxation with balloon blowing
techniques on changes in postoperative cesarean section pain scale in hospital clinical of Bahagia Makassar.
The design of this study is Quasi Experiment with one group approach pre and posttest design. The sample in
this study amounted to 30 maternal respondent postoperative cesarean section with the first 24 hours using
accidental sampling technique. Data collection was carried out in the postpartum care room by using
observation sheets and NRS (Numeric rating scale) pain measuring scales on January 16, 2018 to February
16, 2018. The data analysis used was the Wilcoxon Test. The results of this study indicate that the pain scale
before intervention is 7.03 where the value falls into the category of severe pain. While the pain scale after
being given intervention relaxes the deep breath with the technique of blowing balloon 2.20 where the value
falls into the category of mild pain. The results of the analysis that have been obtained using the Wilcoxon test
are p = 0,000 (p <0.05). This proves that Ha is accepted that there is an effect of deep breath relaxation with
balloon blowing techniques on changes in postoperative pain scale of cesarean section. So it can be
concluded that there are significant differences between pain scales before and after being given deep
breathing relaxation with balloon blowing techniques.
Keywords: Caesarean section, Pain, Deep Breath Relaxation, Balloon Blowing..
9
Pendahuluan Berdasarkan hasil wawancara yang
Seksio Sesarea adalah salah satu telah dilakukan oleh peneliti dengan kepala
operasi yang saat ini banyak menjadi ruangan di Ruang Nifas bahwa keluhan
pilihan bagi ibu hamil di negara maju yang utama yang dirasakan oleh pasien pasca
disebabkan karena kemajuan ilmu operasi seksio sesarea adalah nyeri.
pengetahuan dan teknologi yang terus Adapun intervensi yang dilakukan oleh
berkembang pada saat ini, terutama dalam perawat untuk menghilangkan atau
bidang kesehatan. Angka kejadian mengurangi nyeri pada pasien sebagian
(insidensi) seksio sesarea mengalami besar adalah berkolaborasi dengan dokter
peningkatan hampir di seluruh dunia dalam pemberian obat analgetik.
(Wahyuni, 2010). Menurut Word Health Pelaksanaan manajemen nyeri non
Organization (WHO), sejak tahun 1985 farmakologi belum sepenuhnya dilakukan
komunitas kesehatan internasional telah oleh perawat dalam mengatasi nyeri.
mempertimbangkan tingkat ideal untuk Teknik relaksasi yang menjadi intervensi
operasi sesarea menjadi antara 10% dan independent perawat masih sangat minim
15%. Sejak saat itu, operasi sesarea telah dilaksanakan. Penanganan nyeri akan lebih
menjadi semakin umum pada negara maju mudah jika terapi farmakologi dengan
dan berkembang (World Health memperhatikan efek samping dapat
Organization, 2015). dikombinasikan dengan terapi non
Pada dasarnya, persalinan yang farmakologi, seperti teknik relaksasi nafas
dilakukan dengan pervaginam lebih aman dalam.
dilakukan jika dibandingkan dengan Relaksasi telah menjadi sebuah
tindakan seksio sesarea. Efek samping dari anjuran yang semakin populer untuk terapi
obat-obatan yang diberikan saat operasi analgesik konvensional. Relaksasi sudah
seksio sesarea dilakukan lebih berbahaya digunakan secara luas dalam manajemen
dari pada pervaginam. Masa penyembuhan nyeri pasca bedah dan telah
luka akibat proses persalinan juga akan direkomendasikan dalam pengelolaan
lebih lama jika dibandingkan persalinan nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Seers
pervaginam, serta pada persalinan seksio dan Carroll (2005) untuk menyelidiki
sesarea dapat menimbulkan masalah yang keefektifan teknik relaksasi saat digunakan
kompleks bagi ibu hamil baik secara fisik, sendiri dalam penanganan nyeri akut. Tiga
psikologis, sosial, dan spiritual (Hartati, dari tujuh penelitian yang mereka
2014). tunjukkan menunjukkan nyeri secara
Dampak fisik atau fisiologis yang signifikan lebih sedikit atau rasa sakit
sering muncul pada pasien pasca seksio tertekan relaksasi (Pyati dan Gan, 2007).
sesarea adalah nyeri sebagai akibat adanya Teknik relaksasi nafas dalam
torehan jaringan yang menyebabkan merupakan salah satu metode non
kontinuitas jaringan terputus. Rasa nyeri farmkologis yang telah direkomendasikan
yang dirasakan biasanya membuat pasien sebagai manajemen nyeri. Teknik relaksasi
merasa tidak nyaman karena pasien merasa nafas dalam dapat dilakukan dengan
sangat kesakitan. Ketidaknyamanan atau berbagai metode seperti meniup balon.
nyeri tersebutharus diatasi sesuai dengan Teknik relaksasi nafas dalam dengan
manajemen nyeri, karena ketidaknyamanan meniup balon efektif menurunkan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang intensitas nyeri pada anak post operasi
harus dipenuhi (Hutahaean, 2009). megacolon, sehingga teknik relaksasi nafas
dalam dengan meniup balon juga akan
efektif dilakukan pada pasien pasca seksio
10
sesarea. Oleh karena itu peneliti tertarik dengan menggunakan balon serta lembar
untuk melakukan penelitian yang berjudul observasi yang berisi tentang pengkajian
“Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam dengan nyeri pasien sebelum dan setelah
Teknik Meniup Balon Terhadap Perubahan intervensi. Instrumen pengukuran skala
Skala Nyeri Pasca Operasi Seksio Sesarea nyeri menggunakan Numeric Rating Scale
di RSIA Bahagia Makassar”.. (NRS). Intervensi relaksasi nafas dalam
diberikan selama 5 menit menggunakan
Metodelogi Penelitian balon dengan frekuensi 1 kali sehari
Metode penelitian yang akan selama 2 hari pada jam yang sama.
dilakukan pada penelitian ini adalah Pemberian intervensi dimulai pada hari
metode deskriptif kuantitatif dengan desain kedua pasca operasi seksio sesarea.
penelitian quasi eksperiment dengan Pengkajian nyeri dilakukan 5 menit
pendekatan one group pre and post test sebelum dan setelah diberikan intervensi
design. Penelitian dengan one group pre dengan menggunakan NRS.
and post test design merupakan penelitian Pengolahan data menggunakan
yang menggunakan satu kelompok subyek, software statistik (SPSS) dengan
pengukuran dilakukan sebelum diberikan menggunakan dua cara dalam menganalisis
intervensi dan setelah diberikan intervensi. data, yaitu anaisis data Univariat dan
Hasil pengukuran tersebut kemudian Bivariat. Uji hipotesis yang digunakan
dilihat kembali perbedaan hasil dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji
pengukuran (Suyanto, 2011). Wilcoxon..
Penelitian ini dilakukan di RSIA
Bahagia Makassar pada tanggal 16 Januari Pembahasan
2018 sampai 16 Februari 2018. Populasi 1. Karakteristik responden
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Dari 30 responden frekuensi
pascaoperasi seksio sesarea di Rumah Sakit kelompok usia responden sebagian besar
Ibu dan Anak Bahagia. Metode berusia antara 26 sampai 35 tahun yaitu
pengambilan sampel pada penelitian ini berjumlah 17 responden (57%). Sedangkan
yaitu non probability dengan pendekatan kelompok usia sebagian kecil yaitu berusia
Accidental Sampling dengan berdasarkan 17 - 25 tahun sebanyak 6 responden (20%).
pada pasien pasca seksio sesarea yang ada Adapun kelompok usia 36 – 40 tahun yaitu
pada saat penelitian. Jadi sampel dalam sebanyak 7 responden (23%).Menurut
penelitian ini adalah seluruh pasien pasca Depkes (2009), usia 26 - 35 tahun adalah
operasi seksio sesarea sebanyak 30 masa dewasa awal yang merupakan usia
responden dengan kriteria inklusi yaitu yang dianggap ideal untuk menjalani
pasien pasca operasi seksio sesarea pada kehamilan dan persalinan karena pada usia
hari kedua, pasien dalam keadaan sadar 26 – 35 tahun seorang ibu sudah memiliki
penuh, pasien berusia kurang dari 40 tahun, kesiapan mental yang baik sehingga
dan pasien bersedia menjadi responden memiliki potensi resiko yang rendah.
secara tertulis. Sedangkan kriteria Berbeda dengan usia remaja akhir dan
ekslusinya yaitu pasien tidak kooperatif, dewasa akhir, pada usia tersebut memiliki
pasien mengalami komplikasi setelah resiko yang tinggi terhadap keselamatan
operasi seksio sesarea dan pasien selama proses persalinan.
mengalami gangguan pernafasan. Frekuensi tingkat pendidikan
Instrumen penelitian yang responden sebagian besar adalah D3 atau
digunakan dalam penelitian ini adalah S1 yaitu sebanyak 16 responden (53%).
11
Sedangkan frekuensi tingkat pendidikan diberikan intervensi skala nyeri terbanyak
yang terkecil yaitu SMP sebanyak 2 yang dirasakan oleh responden yaitu
responden (7%). Semakin tinggi tingkat berada pada kategori nyeri ringan yaitu
pendidikan seorang ibu maka semakin sebanyak 26 responden (87%). Sedangkan
tinggi pula perhatian terhadap untuk kategori sedang sebanyak 4
kesehatannya sehingga persalinan operasi responden (13%) dan tidak ada lagi
seksio sesarea lebih berpeluang terjadi responden yang merasakan skala nyeri
pada ibu dengan tingkat pendidikan yang berat setelah diberikan intervensi pada hari
lebih tinggi (Sihombing, 2017) kedua.
Seorang ibu yang bekerja akan
memiliki kecenderugan untuk mengambil 3. Bivariat
sebuah keputusan atau pertimbangan. Pada uji normalitas dengan
Status pekerjaan yang paling banyak menggunakan uji Shapiro-Wilk, diperoleh
adalah IRT yaitu sebanyak 19 responden nilai p sebelum diberikan intervensi dan
(63%), sedangkan PNS merupakan status setelah diberikan intervensi pada hari
pekerjaan yang paling sedikit yaitu pertama yaitu p=0.000, begitu halnya pada
sebanyak 5 responden (17%). hari kedua yang juga diperoleh nilai
Frekuensi tingkat paritas responden p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
adalah multipara yaitu sebanyak 20 p<0,005, sehingga dapat disimpulkan
responden (67%), sedangkan tingkat bahwa data berdistribusi tidak normal,
paritas primipara sebanyak 10 responden sehingga uji yang dilakukan untuk melihat
(33%). Adapun frekuensi riwayat seksio pengaruh sebelum dan setelah diberikan
searea sebagian besar adalah pertama kali intervensi relaksasi nafas dalam dengan
melakukan operasi seksio sesarea yaitu teknik meniup balon yaitu dengan
sebanyak 22 responden (73%), sedangkan menggunakan uji Wilcoxon.
yang berulang sebanyak 8 responden Hasil uji statistik yang telah
(27%). dilakukan dengan menggunakan uji
Wilcoxon diperoleh nilai p value sebesar
2. Univariat 0.000. Secara statistik, jika nilai p < 0,05
Berdasarkan hasil di atas maka Ha diterima. Oleh karena itu,
menunjukkan bahwa skala nyeri yang berdasarkan hasil analisis tersebut dapat
dirasakan oleh responden sebelum diambil kesimpulan bahwa terdapat
diberikan intervensi pada hari pertama pengaruh relaksasi nafas dalam dengan
sebagian besar berada pada kategori nyeri meniup balon terhadap perubahan skala
berat yaitu sebanyak 18 responden (60%), nyeri pasca operasi seksio sesarea di RSIA
sedangkan untuk yang nyeri ringan hanya Bahagia Makassar.
terdapat 1 responden (3%). Sedangkan Relaksasi nafas dalam adalah salah
setelah diberikan intervensi sebagian besar satu terapi non farmakologis yang dapat
berada pada kategori nyeri sedang dilakukan untuk merilekskan ketegangan
sebanyak 16 responden (53%) dan yang otot sehingga dapat mempengaruhi skala
berada pada kategori nyeri berat menjadi 4 nyeri pada ibu pasca operasi seksio sesarea.
responden (14%). Relaksasi nafas dalam dapat dilakukan
Pada hari kedua, skala nyeri yang secara mandiri karena tidak memiliki efek
dirasakan oleh responden sebelum samping, mudah dalam pelaksanaannya
diberikan intervensi sebagian besar berada serta tidak memerlukan biaya dan waktu
pada kategori nyeri sedang yaitu sebanyak yang cukup banyak. Ketika melakukan
26 responden (87%), sedangkan setelah
12
teknik relaksasi nafas dalam, ibu pasca berarti, lagi dilupakan".” (QS.
operasi seksio sesarea hanya perlu Maryam/19: 23).
memposisikan badannya dengan senyaman Ayat ini menjelaskan bahwa ketika
mungkin, kemudian melakukan relaksasi Maryam hendak melahirkan seorang anak,
nafas dalam dengan frekuensi nafas yang beliau merasakan nyeri yang sangat berat,
lambat dan berirama. sehingga beliau bersandar disebuah
Dalam melakukan relaksasi nafas pangkal pohon kurma. Hal ini
dalam, ada beberapa teknik modifikasi membuktikan bahwa rasa sakit atau nyeri
yang dapat dilakukan untuk yang dirasakan seorang ibu ketika hendak
menghilangkan ketegangan otot sehingga melahirkan anaknya terutama pasca operasi
dapat mempengaruhi persepsi seseorang seksio sesarea menandakan bahwa betapa
terhadap nyeri. Salah satunya yaitu besar perjuangan seorang ibu untuk
penelitian yang telah dilakukan oleh melahirkan anaknya ke dunia. Oleh karena
Wahyuni (2015) dengan memodifikasi itu, jelas perintah Allah SWT. untuk selalu
relaksasi nafas dalam dengan berbakti kepada orang tua terutama kepada
menggunakan teknik meniup baling-baling ibu.
kertas. Hasil penelitian tersebut Relaksasi nafas dalam menciptakan
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sensasi melepaskan ketidaknyamanan dan
dengan teknik meniup baling-baling kertas stress. Secara bertahap, klien dapat
efektif menurunkan skala nyeri pada anak merileksasi otot tanpa harus terlebih dahulu
yang akan dilakukan penyuntikan anastesi menegangkan otot-otot tersebut. Ketika
sirkumsisi. Selain itu, penelitian lain yang individu telah mencapai tingkat relaksasi
dilakukan oleh Handayani, dkk (2017), penuh, maka persepsi nyeri akan berkurang
bahwa relaksasi nafas dalam dengan dan perasaan cemas terhadap pengalaman
menggunakan aroma terapi efektif terhadap nyeri menjadi berkurang (Hapsari, 2013).
penurunan nyeri akut dan kronis. Sebagai seorang perawat yang telah
Nyeri pasca operasi seksio sesarea memiliki ilmu keperawatan mempunyai
akan timbul setelah hilangnya efek dari posisi penting dalam membantu memenuhi
pembiusan, nyeri hebat yang dirasakan 24 kebutuhan rasa nyaman akibat nyeri dan
jam pertama atau hari ke dua pasca operasi rasa aman cemas yang dirasakan oleh ibu
baik pasien yang pertama kali dilakukan pasca operasi seksio sesarea dengan
seksio sesarea sebelumnya maupun yang mengurangi rasa nyeri tersebut.
sudah berulang (Sulaminingsih, 2012). Di Sesungguhnya usaha seorang perawat
dalam Al-Qur’an tampaknya tidak ada ayat dalam membantu ibu pasca operasi seksio
yang menyatakan rasa nyeri secara sesarea untuk mengurangi rasa nyerinya
spesifik, namun dijelaskan bahwa rasa tak luput dari kehendak Allah swt.,
sakit yang dirasakan oleh seorang ibu sebagaimana firman Allah swt. :
ketika akan melahirkan anaknya Terjemahnya:
merupakan rasa nyeri yang luar biasa, “Dan apabila Aku sakit, dialah yang
seperti firman Allah SWT: menyembuhkan aku” (QS. Asy-
Terjemahnya: Syu’araa/26:80).
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak Ayat tersebut telah dijelaskan
memaksa ia (bersandar) pada pangkal bahwa kita sebagai hamba-Nya hanya
pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, mampu berusaha untuk mengurangi rasa
alangkah baiknya Aku mati sebelum ini, nyeri yang dirasakan dan intervensi yang
dan Aku menjadi barang yang tidak telah diberikan yaitu relaksasi nafas dalam
dengan teknik meniup balon untuk
13
mengurangi skala nyeri yang dirasakan Selfcare dan Comfart), Jakarta Timur: CV.
oleh ibu pasca operasi sesarea hanyalah Transa Info Media.
sebagai perantara dan hanya Allah swt. lah Hutahaean, S. (2009). Asuhan
yang mampu menyembuhkan segalanya. Keperawatan Dalam Maternitas &
Ginekologi. Jakarta: Katalog Dalam
Simpulan Terbitan (KDT).
Relaksasi nafas dalam dengan Pyati, S., & Gan, T. J. (2007).
teknik meniup balon memiliki pengaruh Perioperative pain management. CNS
terhadap perubahan skala nyeri pasca Drugs, 21(3), 185–211.
operasi seksio sesarea di RSIA Bahagia https://doi.org/10.2165/00023210-
Makassar. Berdasarkan uji wilcoxon 200721030-00002
diperoleh nilai p value adalah 0,000 Sulaminingsih, et al. (2012). Perbedaan
(p<0,05). Sehingga terapi relaksasi nafas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio
dalam dengan teknik meniup balon dapat Caesar Pertama dengan Pasien Pasca
menjadi salah satu intervensi yang Operasi Sectio Caesar Berulang yang
digunakan untuk mengurangi skala nyeri Diberikan Ketolorac 30 Mg di RSUD
yang dirasakan, karena terapi ini tidak Ambarawa.
memerlukan biaya dan waktu yang banyak. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Untuk penelitian selanjutnya yang ingin Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
meneliti lebih jauh tentang pengaruh Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
relaksasi nafas dalam dengan teknik Wahyuni, H. Dkk. (2015). Terapi Slow
meniup balon terhadap perubahan skala Deep Breathing Dengan Bermain Meniup
nyeri dapat menjadikan penelitian ini Baling-Baling Terhadap Intensitas Nyeri
sebagai dasar dengan menggunakan sampel Pada Anak Yang Dilakukan Penyuntikan
yang lebih besar lagi serta Anestesi Sirkumsisi. “Jurnal Skolastik
mengkombinakasikan skala ukur yang Keperawatan”. 1(2).
digunakan yaitu skala ukur NRS (Numeric Wahyuni, S. Dkk. (2010). Model Konsep &
rating Scale) dangan skala ukur yang lain Teori Keperawatan Aplikasi pada Kasus
Obstetri Ginekologi. Bandung: PT. Refika
Daftar Pustaka Aditama.
Al-Qur’an dan Terjemahnya. Kementerian World Health Organization. (2015). WHO
Agama RI. Statement on Caesarean Section Rates.
Handayani, N. Dkk. (2017). Penerapan Retrieved from
Teknik Nafas Dalam dan Aroma Terapi www.who.int/reproductivehealth/.
Bunga Mawar Terhadap Penurunan Nyeri
Dismenore Pada Remaja Putri.
Hapsari, R, W dan Tri Anasari. (2013).
Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam
dan Metode Pemberian Cokelat Terhadap
Penurunan Intensitas Dismenore Pada
Remaja Putri Di Smk Swagaya 2
Purwokerto. “Jurnal Involusi Kebidanan”.
3 (5). Diakses 18 Januari 2018.
Hartati, S dan Maryunani, A. (2014).
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum
Seksio Sesarea (Pendekatan Teori Model
14