LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Pengeringan Dan Transfer Panas
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Pengeringan Dan Transfer Panas
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Pengeringan Dan Transfer Panas
OLEH : KELOMPOK II
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan
karunia-Nya pada kelompok kami dalam melaksanakan tugas praktikum Satuan Operasi I.
Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang sistematis. Hal ini kami lakukan
untuk memenuhi tugas praktikum kimia dasar. Walaupun waktunya cukup singkat, tapi kegiatan
ini menghasilkan sesuatu yang berharga dalam mengaplikasikan ilmu kimia dari perkuliahan
yang sedang kami jalani melalui praktik dalam dunia kerja yang nyata.
Kami sadar bahwa terdapat banyak kekurangan dalam laporan praktikum yang kami buat ini
sehingga saran dan kritikan sangat kami butuhkan agar kedepannya kami dapat membuat laporan
praktikum dengan lebih baik lagi. Semoga laporan ini memberi banyak manfaat pada semua
pihak termasuk kelompok kami.
Terima kasih.
Penulis
Menentukan kecepatan pengeringan pati yang dikeringkan dengan lama waktu dan ketebalan
berbeda.
I.2 Dasar Teori
Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu makanan
hewani maupun nabati. Air berperan sebagai pewbawa zat-zat makanan dan sisa-sisa
metabolisme, sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer dan
sebagainya (Winarno, 1992).
Menurut Sudarmaji (1998), air dalam bahan makanan terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori yang terdapat
dalam bahan; 2) air yang terikat secara lemah karena terserap pada permukaan koloid
makromolekul seperti protein, pektin, pati, selulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara
koloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada dalam sel. Air ini bersifat bebas dan
dapat dikristalkan dengan pembekuan. Ikatan antara koloid dengan koloid tersebut merupakan
ikatan hydrogen; 3) air dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat
ionic sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada
0 o F.
Pengeringan merupakan proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang
memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Pengeringan
adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang relatif kecil dari bahan
dengan menggunakan enersi panas. Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang
mempunyai kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau
setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan
kimiawi. Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses
penguapan atau evaporasi adalah proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu
campuran berupa larutan (cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak.
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama dikenal.
Tujuan dari proses pengeringan adalah : menurunkan kadar airbahan sehingga bahan menjadi
lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasandan penyimpanan. Di samping itu banyak bahan hasil pertanian
yang hanya digunakan setelah dikeringkan terlebih dahulu seperti tembakau, kopi, tehdan biji-
bijian. Meskipun demikian ada kerugian yang ditimbulkan selamapengeringan yaitu terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Prinsip Dasar Pengeringan :
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah massa
yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama-tama panas harus ditransfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang
terbentuk harus dipindahkan melaluistruktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan
menyangkut aliran fluida di mana cairan harus ditransfer melalui struktur bahan selama
prosespengeringan berlangsung. Jadi panas harus disediakan untuk menguapkanair dan air
harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan
berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang
dikeringkan dan cara pemanasan yang digunakan.Dengan sangat terbatasnya kadar air pada
bahan yang telah dikeringkan,maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif
dan mikroorganisme yang ada pada bahan tidak dapat tumbuh. Pertumbuhan
mikroorganisme dapat dihambat, bahkan beberapa jenis dimatikan karena mikroorganisme
seperti umumnya jasad hidup yang lain membutuhkan air untuk proses metabolismenya.
Mikroorganisme hanya dapat hidup dan melangsungkan pertumbuhannya pada bahan
dengan kadar air tertentu.Walaupun setelah proses pengeringan secara fisik masih terdapat
(tersisa) molekul-molekul air yang terikat, tetapi molekul air tersebut tidak dapat
dipergunakan oleh mikrooganisme. Di samping itu enzim tidak mungkin aktif pada bahan
yang sudah dikeringkan, karena reaksi biokimia memerlukan airsebagai medianya.
Berdasarkan hal tersebut, berarti kalau kita bermaksud mengawetkan bahan melalui proses
pengeringan, maka harus diusahakan kadar air yang tertinggal tidak mungkin dipakai untuk
aktivitas enzim dan mikroorganisme.
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu daerah ke
daerah lainnya sebagai akibat dari beda temperatur antara daerah-daerah tersebut. Ada tiga
macam mekanisme perpindahan panas yang berbeda yaitu perpindahan panas secara
konduksi, radiasi dan konveksi. Perpindahan panas secara konduksi pada banyak materi
dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda
dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara bertumbukan
dengan tetangga mereka yang bergerak lebih lambat, molekul-molekul yang bergerak lebih
cepat memindahkan sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian
bertambah. Molekul-molekul ini selanjutnya juga memindahkan sebagian energi mereka
ke molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut (Giancoli,1996:501).
Radiasi adalah proses perpindahan panas dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruangan, bahkan bila terdapat
ruangan hampa di antara benda-benda tersebut (Kreith,1991:5).
Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
penyimpangan energi dan gerakan mencampur (Kreith,1991:4). Konveksi sangat penting
sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas.
Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas suhu
fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan mengalir dengan
cara konduksi dari pemukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang
berpindah dengan cara demikian akan menaikkan suhu dan energi dari partikel-partikel
fluida ini. Kemudian partikel-pertikel fluida tersebut akan bergerak ke daerah yang bersuhu
lebih rendah kedalam fluida dimana mereka akan bercampur, dan memindahkan sebagian
energinya kepada partikel-partikel fluida lainnnya. Dalam hal ini alirannya adalah aliran
fluida maupun energi. Energi tersebut sebenarnya di simpan di dalam partikel-partikel
fluida dan diangkut sebagai akibat dari pergerakan massa partikel-partikel tersebut.
Mekanisme operasinya tidak hanya tergantung pada perbedaan suhu dan juga tidak secara
tepat memenuhi difinisi perpindahan panas. Tetapi hasil bersihnya adalah pengangkutan
energi.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Pati sagu
2. Hot plate
3. Cawan petri
4. Spatula
5. Stopwatch
6. Beaker gelas
7. Neraca analitik
8. Pipet tetes
1. Pati sebanyak 50 dan 100 g didispersi dalam air sebanyak 150 mL, selanjutnya
diendapkan selama 30 menit.
2. Endapan pati dipindahkan secara kuantitatif ke dalam wadah tertentu yang telah
diketahui beratnya dan ukur ketebalannya.
3. Sebelum dikeringkan, pati ditimbang untuk diketahui berat awal. Pati dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 40oC dan 60oC selama 80 menit.
4. Pati ditimbang selama waktu pengeringan dengan selang waktu 20 menit.
5. Hasil pengamatan diolah secara statistik untuk mendapatkan hubungan fungsi antara
lama waktu pengeringan dengan berat pati, terhadap dua ketebalan pada suhu berbeda.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan :
20 90,93
40 90,23
60 89,62
80 88,63
Analysis of Variance
Model Summary
Coefficients
Term Coef SE Coef T-Value P-Value VIF
Constant 1162.7 89.2 13.03 0.001
berat 25/40 -28.99 2.30 -12.58 0.001 1.00
Regression Equation
25 g 40 Derajat C
berat 25/40 = 40.08 - 0.03385 menit
S 0.170127
40.0 R-Sq 98.1%
R-Sq(adj) 97.5%
39.5
39.0
berat 25/40
38.5
38.0
37.5
37.0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
menit
20 120,45
40 118,60
60 117,52
80 116,02
Regression Analysis: menit versus berat 50/40
Analysis of Variance
Model Summary
Coefficients
Regression Equation
50 g 40 derajat C
berat 50/40 = 78.70 - 0.08415 menit
80
S 0.485314
R-Sq 97.6%
79 R-Sq(adj) 96.8%
78
77
berat 50/40
76
75
74
73
72
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
menit
3. Pengeringan pada suhu 60oC
Dengan berat sampel 25 g
Tebal sampel : 1,8cm
Berat cawan + Sampel (g)
Menit ke -
0 73,90
20 89,34
40 88,5
60 86,50
80 84,62
Analysis of Variance
Model Summary
Coefficients
Regression Equation
40
berat 25/60
39
38
37
36
35
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
menit
20 125,68
40 124,01
60 122,39
80 120,88
Analysis of Variance
Model Summary
Coefficients
Regression Equation
50 g 60 derajat C
berat 50/60 = 77.91 - 0.07205 menit
78 S 0.297652
R-Sq 98.7%
R-Sq(adj) 98.3%
77
76
berat 50/60
75
74
73
72
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
menit
2.3 Pembahasan
Pada hasil praktikum, digunakan empat sampel, pada cawan pertama diisi pati seberat 25 gram
yang sudah didispersi, berat cawan + sampel bernilai 76,45 gram dengan tebal sampel 1,9 cm.
dipanaskan pada suhu 400C selama 80 menit, berturut-turut yaitu 20 menit,40 menit, 60 menit
dan 80 menit. kemudian dipanaskan didalam hot air oven, pada menit ke 20 sampel dikeluarkan
kemudian ditimbang mendapatkan berat 90,93 gram, menit 40 beratnya 90,23 gram, menit 60
beratnya 89,62 gram, dan pada menit 80 beratnya 88,63 gram.
Pada cawan pertama diisi pati seberat 25 gram yang sudah didispersi, berat cawan + sampel
bernilai 73,90 gram dengan tebal sampel 1,8 cm. dipanaskan pada suhu 600C selama 80 menit,
berturut-turut yaitu 20 menit,40 menit, 60 menit dan 80 menit. kemudian dipanaskan didalam
hot air oven, pada menit ke 20 sampel dikeluarkan kemudian ditimbang mendapatkan berat
89,34 gram, menit 40 beratnya 88,5 gram, menit 60 beratnya 86,50 gram, dan pada menit 80
beratnya 84,62 gram.
Pada cawan pertama diisi pati seberat 50 gram yang sudah didispersi, berat cawan + sampel
bernilai 93,89 gram dengan tebal sampel 2 cm. dipanaskan pada suhu 400C selama 80 menit,
berturut-turut yaitu 20 menit,40 menit, 60 menit dan 80 menit. kemudian dipanaskan didalam
hot air oven, pada menit ke 20 sampel dikeluarkan kemudian ditimbang mendapatkan berat
120,54 gram, menit 40 beratnya 118,60 gram, menit 60 beratnya 117,52 gram, dan pada menit
80 beratnya 166,02 gram.
Pada cawan pertama diisi pati seberat 50 gram yang sudah didispersi, berat cawan + sampel
bernilai 94,16 gram dengan tebal sampel 2,2 cm. dipanaskan pada suhu 600C selama 80 menit,
berturut-turut yaitu 20 menit,40 menit, 60 menit dan 80 menit. kemudian dipanaskan didalam
hot air oven, pada menit ke 20 sampel dikeluarkan kemudian ditimbang mendapatkan berat
125,68 gram, menit 40 beratnya 124,01 gram, menit 60 beratnya 122,39 gram, dan pada menit
80 beratnya 120,88 gram.
Pada sampel yang dipanaskan antara suhu 400C dan 600C, yang lebih cepat kering adalah
sampel yang panaskan pada suhu 600C hal ini karenakan suhu yang lebih tinggi dan lebih
cepat menyerap uap air yang ada pada sampel selain itu ketebalan sampel sangat
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan.
3.3 Pertanyaan :
1. Jelaskan tentang pengeringan !
2. Jelaskan tentang transfer panas !
3. Berdasarkan data yang dihasilkan bandingkan kecepatan pengeringan dan transfer panas
untuk keempat persamaan yang dihasilkan.
4. Jelaskan kecepatan pengeringan dan transfer panas berdasarkan persamaan dimaksud
Jawab pertanyaa:
1. Pengeringan adalah proses perpindahan massa air atau pelarut lainnya dari suatu
zat padat atau semi padat dengan menggunakan penguapan[1]. Proses ini seringkali
merupakan tahap akhir proses prduksi sebelum dikemas atau dijual ke konsumen. Benda
yang telah dikeringkan akan menjadi benda yang padat dalam wujud bubuk (misal susu
bubuk) maupun potongan besar (misal kayu) meski bahan awal sebelum pengeringan
adalah benda semi padat (misal keju "hijau"). Sumber panas dan cara penghantaran panas
dibutuhkan dalam pengeringan.
2. Perpindahan panas adalah salah satu dari displin ilmu teknik termal yang mempelajari
cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas, dan menukarkan panas
di antara sistem fisik. Perpindahan panas diklasifikasikan menjadi konduktivitas
termal, konveksi termal, radiasi termal, dan perpindahan panas melalui perubahan fasa.
Konduksi termal adalah pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel
melalui batas antara dua sistem. Ketika suatu objek memiliki temperatur yang berbeda
dari benda atau lingkungan di sekitarnya, panas mengalir sehingga keduanya memiliki
temperatur yang sama pada suatu titik kesetimbangan termal. Perpindahan panas secara
spontan terjadi dari tempat bertemperatur tinggi ke tempat bertemperatur rendah, seperti
yang dijelaskan oleh hukum kedua termodinamika.
Konveksi terjadi ketika aliran bahan curah atau fluida (gas atau cairan) membawa panas
bersama dengan aliran materi. Aliran fluida dapat terjadi karena proses eksternal, seperti
gravitasi atau gaya apung akibat energi panas mengembangkan volume fluida. Konveksi
paksa terjadi ketika fluida dipaksa mengalir menggunakan pompa, kipas, atau cara
mekanis lainnya.
3. Nilai gradient untuk pengeringan pada suhu 40oC dengan berat sampel 25 g tebal sampel
1,9 cm memiliki lama waktu pengeringan 0,03385 menit, sedangkan untuk pengeringan
pada suhu 40oC dengan berat sampel 50 g tebal sampel : 2 cm memiliki lama waktu
pengeringan 0,08415 menit, untuk pengeringan pada suhu 60oC dengan berat sampel 25 g
tebal sampel : 1,8cm memiliki lama waktu pengeringan 0,07070 menit, untuk Pengeringan
pada suhu 60oC dengan berat sampel 50 g tabel sampel : 2,2 cm memiliki lama waktu
pengeringan 0,07205 menit.
4. Dari perbedaan waktu yang ditunjukan maka semakin tebal sampel maka akan semakin
lama pati untuk dapat kering karena panas akan membutuhkan waktu lebih lama untuk
berpindah ke pati jika dibandingkan dengan pati yag memiliki ketebalan lebih tipis.
BAB IV
PENUTUP
1.1 kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa lama waktu pengeringan pati
ditentukan oleh ketebalan dari pati tersebut karena semakin tebal pati maka akan
semakin lama untuk pati tersebut kering sebaliknya semakin tipis pati maka akan lebih
cepat kering karena panas dapat menembus pati lebih cepat.
1.2 Saran
Kami sadar sepenuhnya bahwa laporan praktikum yang kami buat jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
butuhkan. Agar kedepannya kami dapat membuat laporan praktikum dengan lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA