Resume Aziz
Resume Aziz
Resume Aziz
RESUME
Oleh:
-Abdul aziz
TRANSFUSI DARAH…………………………………………………………………….10
PEMBERIAN OBAT……………………………………………………………………14
PEMASANGAN NGT…………………………………………………………………..31
PEMASANGAN EKG………………………………………………………………….36
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah RESUME ini tepat pada waktunya.
Saya mengucapkan terima kasih kepada [bapak/ibu] [nama guru/dosen], selaku [guru/dosen]
[bidang studi/mata kuliah] [nama bidang studi/mata kuliah] yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
3
4
PEMASANGAN INFUS
Pemberian cairan intravena(infus) yaitu memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.
1. indikasi
a. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target
berlangsung cepat.
b. Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat diandalkan
d. Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan dapat
dihindar
e. Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar,
iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis.
2. kontra indikasi
a. Tidak bisa dilakukan “drug Recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko
toksisitas dan sensitivitas tinggi
5
· Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan
1. Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus maupun kemasannya
2. Memastikan cairan infus diberikan secara benar (pasien, jenis cairan, dosis, cara pemberian
dan waktu pemberian)
1. Persiapan Pasien
a. Periksa rekam medis untuk mengetahui riwayat penyakit, alergi dan rencana perawatan
b. Periksa ulang perintah dokter mengenai cairan yang harus diberikan dan kecepatan tetesan.
c. Edukasi(pendidikan) pasien:
· Jelaskan pada pasien kalau tidak boleh mengatur kecepatan tetesan yang sudah diatur
dokter/perawat, menarik, melepaskan, menekan, serta menindih infus set yang dipasang.
6
2. Persiapan Alat dan Bahan
c. Cairan bethadine
g. Plester
h. Bengkok
i. Perlak
j. Gunting
l. Torniquet
m. Tiang infuse
a. Pastikan tempat insersi dirotasi terlebih dahulu. Frekuensi rotasi tergantung pada bahan
kateter;
· Kateter yang terpasang lebih dari 72 jam perlu diberi alasan yang didokumentasikan dalam
catatan perawatan pasien
b. Tempat insersi perlu diganti jika terjadi kemerahan, edema, nyeri tekan, atau filtrasi
· Pilih vena yang cukup besar untuk aliran darah adekuat ke dalam kateter
· Palpasi vena untuk tentukan kondisnya. Selalu pilih vena yang lunak, penuh dan yang tidak
tersumbat
· Pastikan lokasi yang dipilih tidak akan mengganggu aktivitas pasien sehari-hari
· Pilih lokasi yang tidak akan mempengaruhi pembedahan atau prosedur-prosedur yang akan
dilaksanakan
· Vena superficial yang sering digunakan untuk infus IV pada bayi, anak dan dewasa
b. Bila perlu, jepit rambut di atas insersi agar vena lebih jelas dan untuk mengurangi rasa
sakit, maka sewaktu plester dilepas.
c. Jangan mencukur, karena mencukur dapat menggores kulit, menimbulkan iritasi jika
terkena povidone-iodine/ alkohol dan menimbulkan resiko infeksi.
d. Bersihkan dengan larutan povidone iodine (atau alkohol 70 % jika alergi terhadap iodine.
V. Menstabilkan Vena
b. Untuk memperbesar vena dapat digunakan posisi yang ditusuk lebih rendah daripada
jantung. (Jika perlu gunakan manset tensimeter)
d. Jika perlu, jepit rambut yang ada, agar vena terlihat jelas dan mengurangi sakit jika plester
dilepaskan
8
e. Bersihkan area insersi dengan gerakan melingkar dari pusat keluar dengan larutan
antiseptik dan biarkan mengering
g. Fiksasi vena; letakkan ibu jari di atas vena untuk mencegah pergerakan dan untuk
meregangkan kulit melawan arah penusukan.
a. Metode tidak langsung: tusuk kulit di samping vena, kemudian arahkan kateter untuk
menembus sisi samping vena sampai terlihat aliran balik darah.
c. Dorong kateter ke dalam vena kira-kira ¼ – ½ inci sebelum melepaskan stylet (jarum
penuntun), dan dorong kateter
i. Label dressing meliputi tanggal, jam, ukuran kateter dan inisial/nama pemasang
k. Rapikan alat-alat
9
TRANSFUSI DARAH
Definisi :
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang membutuhkan
darah dengan cara memasukan darah melalui vena dengan menggunakan set transfusi. Pemberian
transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah, memperbaiki kadar
hemoglobin dan protein serum. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen
darah, contohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit
infeksi dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh
identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau komponen darah yang tidak
akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel.
Perawat harus memastikan bahwa kateter yang dipakai klien menggunakan kateter ukuran besar
(18-19). Komponen darah harus diberikan oleh personel yang kompeten, berpengalaman dan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Tujuan :
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada
klien yang mengalami anemia berat.
3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal : faktor
pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita
hemofilia)
Indikasi :
1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum,
kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).
Kontraindikasi :
Persiapan Pasien :
2. Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang kemungkinan terjadi dan pentingnya
melaporkan reaksi dengan cepat kepada perawat atau dokter
3. Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk segera melapor
apabila reaksi terjadi
4. Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa digunakan untuk pemberian
transfusi
Persiapan Alat :
1.Standar infusi
2.Set transfusi
5.Pengalas
6.Torniket
7.Kapas alcohol
8. Plester
9. Gunting
11. Betadin
11
12. Sarung tangan
Prosedur kerja :
4. Cuci tangan
8. Lakukan pemasangan infus NaCl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian transfusi darah
9. Lakukan lebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi kebenaran produk darah :
periksa komtabilitas dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa
kadaluwarsa, dan periksa adanya bekuan
· Buka klem pengatur pada selang Y dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
· Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruan filter terisi sebagian)
· Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan selang terisi NaCl 0,9%
· Kantong darah perlahan dibalik-balik 1-2 kali agar sel-selnya tercampur. kemudian tusuk
kantong darah dan buka klem pada selang dan filter terisi darah
· Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruan filter terisi sebagian)
12
· Buka klem pengatur biarkan selang infuse terisi darah
13. Hubungkan selang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
14. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama , dan tiap 15
menit selama 1 jam berikutnya
· Mencuci tangan
13
PEMBERIAN OBAT
14
Alat dan bahan - Spuit sesuai ukuran (Spuit : 2cc-5cc)
- Obat sesuai kebutuhan
- Pembendung vena (torniquet)
- Sarung tangan sekali pakai
- Kapas alkohol atau Kasa steril
- Plester
- Perlak pengalas
- Bak steril
- Baki obat
- Bengkok
pasien)
- Identifikasi klien
- Cuci tangan
- Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
- Ambil obat dalam tepatnya dengan spuit sesuai dengan takaran/dosis yang akan di
berikan. Bila obat dalam sediaan bubuk maka larutkan dengan cairan pelarut (aquadest
steril). Tempatkan obat yang telah diambil pada bak instrumen.
- Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.
- Pakai sarung tangan
15
- Desinfeksi dengan kapas alkohol.
- Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang
akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau
membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.
16
- Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
- Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada
daerah penusukkan dengan kapas, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke
dalam bengkok.
- Cuci tangan, bereskan peralatan yang telah digunakan dan berpamitan dengan
klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat
serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
- M. Dorsogluteal,
- M. Ventrogluteal,
- M. Vastus Lateralis.
17
Indikasi - Pasien yang tidak sadar
Kontraindikasi - Infeksi
- Lesi kulit
- Jaringan parut,
- Benjolan tulang,
Alat dan bahan - Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan (Spuit :3cc)
- Handscoon
- Bak Instrumen
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
18
- Menyiapkan obat yang dibutuhkan
- Identifikasi klien
- Cuci tangan
- Memasang perlak
- Pakai handscoon
19
- Cuci tangan dan bereskan peralatan yang telah digunakan
dan berpamitan dengan klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal
waktu
area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah
dermis
Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
(contoh: Injeksi Insulin)
Lokasi Injeksi - Lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu
- Paha sebelah luar
- Daerah dada
- Daerah sekitar umbilikus.
Indikasi - Pasien Diabetes Melitus
- Pasien yang tidak sadar,
- Pasien tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral.
- Tidak alergi.
- Pemberian vaksin
20
- Diduga Suspect TB
Kontraindikasi - Area injeksi terdapat jaringan yang terluka atau tempat dimana
terjadi edema.
- Infeksi pada kulit
- Area injeksi subcutan terdapat luka dan berbulu.
Alat dan bahan - Spuit sesuai ukuran (contoh : spuit Insulin 1cc)
- Obat sesuai kebutuhan
- Sarung tangan sekali pakai
- Kapas alkohol
- Kasa steril
- Plester
- Bak steril
- Baki
- Bengkok
- Buku catatan pemberian obat
Prosedur - Verifikasi data (menghindari kesalahan pemberian obat
pada pasien)
- Cuci tangan
21
- Bebaskan daerah yang akan dilakukan injeksi. Bebaskan
daerah suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan
- Pakai sarung tangan
- Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan
non dominan dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut 450
atau 900 .
- Lepaskan tarikan tangan non dominan
22
- Cuci tangan dan Benarkan peralatan yang telah digunakan
dan berpamitan dengan klien
- Lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal
waktu
Indikasi - Test alergi (skin test) yaitu klien yang diresepkan atau diberikan
23
- Terdapat luka atau infeksi di sekitar area injeksi.
- Kapas alkohol
- Bak spuit
- Baki obat
- Kasa steril
- Bengkok
pada pasien)
- Identifikasi klien
24
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Cuci tangan
25
- Bila injeksi intrakutan dilakukan untuk test antibiotik, lakukan
penandaan pada area penyutikan dengan melingkari area
penyuntikan dengan diameter kira- kira 1inchi atau diameter
2,5cm.
- Buang spuit pada tempatnya dalam kondisi jarum tertutup.
- Lakukan pendokumentasian
Hasil :
26
digunakan pada pasien yang sedang gawat darurat yang
tidak bisa melalui akses intravena .
- Distal tibia
- Proximal Humerus
Indikasi - Tidak ada akses lain setelah dua menit pertama serangan jantung
27
- Riwayat prosedur orthopedic
- Penyakit tulang didaerah yang akan dilakukannya IO
- Infeksi atau luka bakar pada daerah insersi IO
Alat dan bahan - Jarum EZ-IO AD sesuai ukuran (Pink : 15mm,3-39kg untuk infant
atau anak-anak yang masih kecil; Biru 25mm, 40kg atau lebih
untuk anak-anak dan orang dewasa; dan Kuning, 45mm, 40kg atau
lebih untuk orang dewasa yang lebih besar dan insersi humerus)
- EZ-IO Power Driver
- EZ-Connect or peralatan tambahan
- IVDF set yang sudah siap
- 2% lidocaine (lidocaine pada 100 mg/5 mL) jika diperlukan
- Kapas Alcohol
- 10 cc normal saline dalam spuit
- 2 puit kosong
- Handscoon
- Bak Instrumen
- Bengkok
- Perlak
28
- Pilih daerah insersi
- Pasang perlak
- Desinfeksi dengan kapas alkohol dan buang kapas di bengkok
- Sambungkan IO driver dengan jarum sesuai dengan kebutuhan
- Pegang IO driver disatu tangan dan pertahankan kaki yang
akan diinsersi dengan tangan berlawanan
- Posisi IO driver di lokasi insersi dengan jarum pada 90o
ke-permukaan tulang.
- Sebelum menyalakan IO driver masukkan jarum kedalam kulit
sampai jarum menyentuh tulang, pastikan garis hitam 5mm
pada IO drive masih terlihat diatas kulit.
- Nyalakan IO driver dan beri tekanan minimal.
- Masukkan jarum sampai terjadi perubahan resistansi.
- Lepas jarum dari IO driver,
- Lepaskan stilet dari kateter dan buang di bengkok
- Sambungkan kateter dengan EZ-Connect yang telah
disambungkan dengan spuit berisi cairan NS.
- Suntikkan 10 ml Normal Salin.
- Nilai area yang dilakukan insersi IO
- Jika tidak terjadi infiltrasi, lepaskan Spuit dan
sambungkan dengan IVDF set (infus cairan atau pemberian
obat lainnya).
- Lepaskan Handscoon
- Cuci tangan dan benarkan peralatan yang telah digunakan.
- Lakukan pendokumentasian
PROSEDUR PERAWATAN
- Aturlah pemberian IVDF sesuai order
- Pantau daerah yang di insersi terhadap komplikasi tindakan
- Pendokumentasian setiap pemberian obat, komplikasi dan
tindakan yang diberikan selama pemberian obat secara IO
PROSEDUR PELEPASAN
- Jelaskan prosedur tindakan
- Cuci tangan dan pasang Handscoon
- Hentikan pemberian cairan melalui IVDF
- Lepaskan EZ-Connect dari kateter
- Gunakan Spuit 10ml untuk membantu melepaskan kateter
29
- Hubungkan Spuit 10ml dengan kateter dan pegang jarum suntik
dan terus berputar searah jarum jam dengan menarik lembut
kateter keluar (mempertahankan sudut 90 derajat ke tulang).
- Buang jarum IO pada wadah yang tepat
- Bila diperlukan beri sedikit tekanan pada daerah yang di
insersi dengan merekatkan kapas dan plester pada daerah
insersi
- Benarkan peralatan yang telah digunakan dan berpamitan
dengan klien
- Cuci tangan dan lakukan pendokumentasian
Dokumentasi Catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat
serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
30
PEMASANGAN NGT
NGT adalah kependekan dari Naso Gastric Tube. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk
memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung.
Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga
untuk mengeluarkan isi lambung.
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso adalah
suatu kata yang berhubungan dengan hidung. Sedangkan dari bahasa yunani Gaster yang artinya
perut gendut (berhubungan dengan perut).
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung, juga digunakan
untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang
singkat.
(Metheny&Titler,2001).
Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Dewasa ukurannya no 14-20
B. MACAM-MACAM NGT :
1. Selang NGT dari karet
2. Selang NGT dari bahan plastic
3. Selang NGT dari bahan silicon
31
C. INDIKASI PEMASANGAN NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien karena kesulitan menelan
3. pasien yang keracunan
6. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut atau faring atau
esofagus, dll
7. Pasien pasca operasi pada mulut atau faring atau esophagus
8. Bayi prematur atau bayi yang tidak dapat menghisap.
32
3. Pasien dengan trauma cervical
F. PENGKAJIAN
Pengkajian harus berfokus pada:
1. Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang
2. Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada
3. Riwayat masalah sinus atau nasal
4. Distensi abdomen, nyeri atau mual
G. PERSIAPAN ALAT
Peralatan yang dipersiapkan diantaranya adalah;
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi. Melihat kondisi pasiennya
2. Handscun bersih
3. Handuk kecil
4. Perlak
5. Bengkok
7. spuit 50 cc – 100 cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plaster
12. Gunting
13. Klem
33
Langkah –langkah dalam pemasangan NGT diantaranya dengan:
1. Siapkan peralatan di butuhkan seperti yang telah disebutkan diatas termasuk plester 3 untuk
tanda, fiksasi di hidung dan leher dan juga ukuran selang NGT
2. Setelah peralatan siap minta izin pada pasien untuk memasang NGT dan jelaskan pada pasien
atau keluarganya tujuan pemasangan NGT tapi sebelumnya jangan lupa cuci tangan
3. Setelah minta izin bawa peralatan di sebelah kanan pasien. Secara etika perawat saat memasang
NGT berada di sebelah kanan pasien
4. Cek kondisi lubang hidung pasien , perhatikan adanya sumbatan
5. Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara normal
dengan menutup salah satu hidung. Kemudia ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien
sadar)
6. Pakai handscun kemudian posisikan pasien dengan kepala hiper ekstensi
7. Pasang handuk didada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah
8. Letakkan bengkok di dekat pasien
9. Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan menggunakan metode:
1. Metode tradisional
Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke telinga bagian bawah, kemudian dari telinga tadi ke
prosesus xipoideus
2. Metode Hanson:
34
Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional
10. Setelah selesai tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan
11. Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm
12. Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk
mengatur posisi ekstensi
13. Masukkan selang dengan pelan-pelan, jika sudah sampai epiglottis suruh pasien untuk
menelan dan posisikan kepala pasien fleksi, setelah sampai batas plester cek apakah selang sudah
benar-benar masuk dengan pen light jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan
pasang lagi
14. Jika sudah masuk cek lagi apakah selang benar-benar masuk lambung atau trakea dengan
memasukkan angin sekitar 5-10 cc dengan spuit. Kemudian dengarkan dengan stetoskop, bila
ada suara angin berarti sudah benar masuk lambung. Kemuadian aspirasi kembali udara yang di
masukkan tadi
15. Jika sudah sampai lambung akan ada cairan lambung yang teraspirasi
16. Kemudian fiksasi dengan plester pada hidung, setelah fiksasi lagi di leher. Jangan lupa
mengklem ujung selang supaya udara tidak masuk
17. Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
18. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga.
19. Cuci tangan
20. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
21. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus dilepas dan di
pasang NGT yang baru.
22. Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT
35
PEMASANGAN EKG
Pemasangan (EKG) Elektrokardiografi
1. Pengertian
Aktivitas perekamanan Tindakan Merekam Aktivitas Listrik Jantung yang berasal dari Nodus
Sinoatrial yang dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam
jantung yang menyebabkan jantung konstraksi, yang dapat direkam melalui elektroda yang
dilekatkan pada kulit.
2. Tujuan EKG
4. Persiapan Alat
Memeriksa kelengkapan alat EKG yang digunakan, sebagai berikut :
1. Mesin EKG
2. Gel
3. Tisue/Kasa
4. Kertas EKG
5. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien
2. Menjelaskan tujuan akan dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien
36
3. Meminta persetujuan pasien
4. Mengatur posisi pasien
1. Cuci Tangan
2. Tutup sampiran atau jaga privaci pasien
3. Buka baju pasien
4. Bersihkan lokasi yang akan dipasang EKG
5. Beri Gel pada lokasi yang akan dipasang Elektroda
6. Pasang Elektroda
7. Lepas Elektroda
8. Bersihkan Bekas Gel dengan tisue
9. Pakai baju pasien kembali
10. Liat Hasil
11. Bereskan alat
12. Dokumentasikan Hasil EKG
13. Cuci Tangan
14. Kolaborasikan dengan dokter
37