Pokok Isi Al-Qur'an

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah SWT. Kepada nabi Muhammad Saw.
Berisi petunjuk-petunjuk bagi kehidupan dan penghidupan ummat islam khususnya dan umat
manusia pada umumnya.
Al quran sifatnya universal, untuk itu dia hanya menetapkan pokok-pokok hukum dasar,
dari pokok-pokok hukum dasar tersebut dapat dikembangkan secara elastis sesuai dengan
kemampuan, kondisi, dan situasi manusia yang bersangkutan.
Pokok – pokok kandungan Al quran pada prinsipnya terdapat pada kandungan surat al-
fatihah, yakni meliputi ; aqidah, ibadah dan muamalah, akhlak , hukum, sejarah dan dasar – dasar
sains ( ilmu pengetahuan ).
Karena surat al-fatihah berisikan pokok – pokok ajaran sebagai intisari seluruh isi alquran
atau merupakan kesimpulan daari seluruh isi alquran. Maka tepat sekali kalau surat al-fatihah
dinamakan juga; ummul kitab, ummul quran, asasul quran. Disamping nama-namaya yang lain,
ayat – ayat quran dalam surat – surat al fatihah, boleh jadi karena kedudukan yang istimewa dari
surat alfatihah yang demikian itu, maka surat alfatihah wajib dibawa setiap rokaat dala sholat.
Dan masih banyak juga keistimewaan yang ada pada surat alfatihah yang itu tidak dimiliki
oleh surat surat yang lain di alquran,namun itu tidak mengurangi kemulyaann dalam setiap
baacaan surat apapun didalam alquran, karena semua surat dialquran adalah benar- benar wahyu
dari Allah SWT.

B. Rumusan Masalah
Apa saja pokok – pokok isi kandungan Al quran ?

C. Tujuan Pembahasan
Menjelaskan pokok – pokok isi kandungan Al quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al’Quran
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia
melalui Nabi Muhammad saw untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk
yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai kitab bidayah sepanjang
zaman, al-Qur’an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik
informasi tentang hukum, etika, kedokteran dan sebagainya.
Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi kandungan al-
Qur’an tersebut. Informasi yang diberikan itu merupakan dasar-dasarnya saja, dan manusia
lah yang akan menganalisis dan merincinya, membuat keautentikan teks al-Qur’an menjadi
lebih tampak bila berhadapan dengan konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan
kehidupan modern.
Al-Quran juga merupakan kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh
dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis besar
dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti
definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya.
B. Pokok-pokok kandungan Al-Qur’an
1. Akidah
Akidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada
kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur
dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman
yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-
orang kafir.
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian
“fuqaha” ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam
yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah
syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan, dan
beribadah haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus
Nabi Muhammad SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlak.
Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4. Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah untuk
mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang
terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis atau
macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh, dan jihad.
Sebagai sumber hukum yang utama, maka al-Qur’an memuat sisi-sisi hukum
yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar Al-Qur’an memuat tiga sisi pokok
hukum , yaitu:
a) Hukum-hukum I’tiqadiyah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban
orang mukallaf, meliputi keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab,
Rasul-rasul, hari Qiyamat dan ketetapan Allah (qadha dan qadar).
b) Hukum-hukum Moral atau akhlak. Yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan
perilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan dan
menjauhkan diri dari segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan.
c) Hukum-hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala
perbuatan, perjanjian, dan muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang
lazimnya disebut dengan fiqh Al-Qur’an dan itulah yang dicapai dan dikembangkan
oleh ilmu Ushul Al-Fiqh.
Hukum amaliyah tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua bagian,
a. Hukum-hukum yang mengatur tingkah laku dan perbuatan lahiriah manusia dalam
hubungannya dengan Alloh SWT., seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Hukum ini
disebut hukum ibadah dalam arti khusus.
b. Hukum-hukum yang mengatur tingkah laku lahiriah manusia dalam hubungannya
dengan manusia atau alam sekitarnya, seperti jual beli, kawin, pembunuhan, dan
lainnya. Hukum-hukum ini disebut hukum mu’amalah dalam arti umum.
Ayat-ayat al-qur’an dari segi kejelasan artinya ada dua macam, keduanya di jelaskan
dalam Al-Qur’an surat ali imran ayat 7 , yaitu secara muhkam dan mutasyabih, yang
artinya: “Dia-lah yang menurunkan Al-kitab (Al-Qur’an) kepada kamu di antara(isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lainnya (ayat-
ayat) mutasyabihat”.
a) Ayat muhkam adalah ayat yang jelas maknanya, tersingkap secara terang, sehingga
menghindarkan keraguan dalam mengartikannya dan menghilangkan adanya
beberapa kemungkinan pemahaman
b) Ayat mutasyabih adalah kebalikan yang muhkan, yaitu ayat yang tidak pasti arti dan
maknanya, sehingga dapat dipahami dengan beberapa kemungkinan.
5. Peringatan
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia
akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira
bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga. Di
samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an atau disebut
juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6. Kisah
Al-qur’an juga berisi kisah-kisah mengenai orang-orang terdahulu , baik yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Alloh SWT ataupun kisah-kisah orang
yang mendapatkan kejayaan karena ketaatannya kepada Alloh SWT. Kisah-kisah tersebut
agar bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang sesudahnya.
Jenis-jenis kisah dalam al-qur’an , diantaranya;
a) Kisah para Nabi
Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang
memperkuat dakwahnya, sikap-sikap orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan
dakwah dan perkembangannya, serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang
mempercayai dan golongan yang mendustakan. Misalnya kisah Nabi Nuh, Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan nabi-nabi serta
rosul lainnya.
b) Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu
dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabiannya. Misalnya kisah orang yang keluar
dari kampung halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah talut dan
jalut, dua putra Adam, penghuni gua, zulkarnaen, orang-orang yang menangkap ikan
pada hari sabtu, maryam, dan lain-lain.
c) Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
rosululloh, seperti perang badar dan perang uhud dalam surah Ali-Imron, perang tabuk
dalam surat At-Taubat, perang ahzab dalam surat al-Ahzab, hijrah, isra miraj, dan lain-
lain.
C. Faedah kisah-kisah dalam al-Qur’an di antaranya;
1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Alloh dan menjelaskan pokok-pokok syariat yang
di bawa oleh para nabi.
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat nabi Muhammad atas agama Alloh,
memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para
pendukungnya serta hancurnya kebatilan serta pembelanya.
3. Membenarkan para nabi yang terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak dan peninggalannya.
4. Menampilkan kebenaran nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya dengan apa yang
diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5. Menyingkap kebohongan para ahli kitab dengan cara membeberkan keterangan yang
semula mereka sembunyikan. Kemudian menantang mereka dengan menggunakan ajaran
kitab mereka sendiri yang masih asli, yaitu sebelum kitab itu di ubah dan diganti.
6. Kisah termasuk bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar
mempengaruhi jiwa.
D. Pengulangan Kisah dan Hikmahnya
Al-Quran banyak mengandung kisah-kisah yang diungkapkan secara berulang kali di
beberapa tempat. Sebuah kisah terkadang berulang kali disebutkan dalam Al-Qur’an dan
dikemukakan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Di satu tempat ada bagian-bagian yang di
dahulukan, sedang di tempat lain diakhirkan. Demikian pula terkadang di kemukakan secara
ringkas dan kadang-kadang secara panjang lebar, dan sebagainya. Di antara hikmahnya ialah:
1. Menjelaskan ke balaghah an Al-Quran dalam tingkat paling tinggi, sebab di antara
keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam berbagai macam
bentuk yang berbeda, dan kisah yang berulang itu di kemukakan disetiap tempat yang
uslub yang berbeda satu dengan yang lainnya serta di tuangkan dalam pola yang
berlainan pula, sehingga tidak membuat orang bosan karenanya, bahkan dapat menambah
ke dalam jiwanya makna-makna baru yang tidak didapatkan disaat membaca ditempat
lain.
2. Menunjukan kehebatan mukjizat Al-Qur’an, sebab mengemukakan sesuatu makna dalam
berbagai bentuk susunan kalimat dimana salah satu bentuk pun tidak dapat di tandingi
oleh sastrawan arab, merupakan tantangan dahsyat dan bukti bahwa Al-Qur’an itu datang
dari Alloh SWT.
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih berkesan
dan melekat dalam jiwa. Karena itu pada dasarnya pengulangan merupakan salah satu
metode pemantapan nilai. Misalnya kisah musa dengan fir’aun. Kisah ini
menggambarkan secara sempurna pergulatan sengit antara kebenaran dengan kebatilan.
Dan sekalipun kisah itu sering di ulang-ulang, tetapi pengulangannya tidak pernah terjadi
dalam sebuah surat.
4. Setiap kisah memiliki maksud dan tujuan berbeda. Karena itulah kisah-kisah itu
diungkapkan. Maka sebagian dari makna-maknanya itulah yang di perlukan, sedang
makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain, sesuai dengan tuntutan keadaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Al-Qur’an merupakan kitab suci agama islam yang mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk
bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dibumi, sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia,
firman Alloh SWT.
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda(antara yang haq dan yang bathil).
Al-Qur’an memuat pesan-pesan yang dapat dijadikan sebagai sandaran bagi manusia dalam
segala aspek kehidupannya, secara umum, kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, diantaranya; tentang akidah yang merupakan dasar penting dalam agama islam,
dan juga merupakan ilmu yang mengajarkan kepada manusia mengenai kepercayaan yang wajib
diyakini oleh setiap orang. Al-Qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada manusia, yaitu
menanamkan keyakinan terhadap keesaan Alloh SWT.
Adapula yang mengenai akhlak, akhlak merupakan tolak ukur keimanan seseorang. Dalam Al-
Qur’an dikatakan bahwa keimanan sseorang tidak cukup hanya dengan sekadar iman kepada
Alloh, malaikat, nabi-nabi, dan lainnya. Akan tetapi, keimanan harus disertai dengan akhlak dan
perilaku yang baik.

Anda mungkin juga menyukai