Tugas Khusus
Tugas Khusus
Tugas Khusus
KERJA PRAKTEK
PT. HOLCIM INDONESIA, Tbk. (Cilacap Plant)
JUDUL:
Perhitungan Neraca Massa dan Neraca Panas Pada Raw Mill
Disusun Oleh:
M. Wahab Abdi
D500150149
Dosen Pembimbing:
Rois Fathoni, ST, M.Sc, Ph.D
NIDN. 0603027401
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Analisis input (feed) dan output (produk) untuk menentukan Neraca
Massa dan Neraca Panas di Raw mill.
1.4 Manfaat
Mengetahui Nilai Total Neraca Massa dan Neraca Panas pada Raw mill
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gas yang naik dari nozzle diluar table sehingga dapat memasuki separator pada
mill bagian dalam.
Raw Material masuk dari bagian samping Raw mill, material yang
masuk akan turun ke bawah dan melalui proses penggilingan karena adanya
gaya tekan antara roller dan material di meja penggiling yang berputar
sehingga menjadi halus (granular) lalu terbawa keatas dengan memanfaatkan
sisa gas panas dari preheater, gas panas juga berfungsi untuk menghilangkan
kadar air yang ada didalam raw material. Dibagian atas Raw mill terdapat
classifier yang berfungsi untuk memisahkan material, material yang sudah
halus akan lolos dan terbawa menjadi umpan proses selanjutnya bersama gas
panas, sedangan material yang tidak lolos akan turun kembali ke bawah untuk
dan digiling kembali dalam roller. Material yang besar terpental keluar dari
Merupakan neraca masa dimana semua komponen bahan masuk dan keluar
dihitung dari proses awal hingga akhir.
2. Neraca massa komponen
Merupakan neraca massa yang perhitunganya berdasarkan atas satu komponen
bahan yang masuk saja. Dimana berlaku persamaan:
Input –Output+Generation-Consumption=Accumulation
Kapasitas panas (Cp) = Banyak panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu
setiap satuan massa tiap satuan suhu.
Untuk padatan gas, (Cp) merupakan fungsi suhu.
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PERHITUNGAN
A. Budaya Kerja
Budaya kerja di PT. Holcim Indonesia yang akan dibahas diantaranya:
1. Keselamatan dalam bekerja
Setiap karyawan harus berperan dalam keslamatan dan kesehatan
dalam bekerja. Maka dari itu PT Holcim Indonesia menciptakan
kerangka kerja dan kebijakan keslamatan, agar kegiatan operasional
berjalan tanpa bahaya bagi siapaapun. Kebijakan yang dilakukan
diantaranya:
Melakukan tes induksi untuk seluruh karyawan tetap, karyawan
kontraktor, dan anak magang atau PKL.
Wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap saat
memasuki wilayah pabrik khususnya untuk tenaga kontraktor.
Melakukan pelatihan keslamatan kerja untuk karyawan tetap maupun
karyawan kontraktor.
Menyusun pedoman standar keamanan kerja yang bersifat praktis
maupun organisisasional agar implementasi budaya aman tercapai.
Memasukkan aspek keamanan dalam penilaian kinerja tahunan
karyawan.
2. Pembagian Jam Kerja
Pembagian jam kerja untuk karyawan tetap maupun karyawan
kontraktor adalah sebagai berikut:
Shift
A B C D
Hari
Senin Pagi Sore Malam Libur
2. Peraturan Cuti
Untuk cuti dan libur telah diatur oleh UU Ketenagakerjaan Nomor 13
tahun 2003 mengatur cuti yang meliputi:
Cuti Tahunan
Pasal 79 Ayat 2 (c) menyatakan bahwa cuti tahunan diberikan kepada
pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan secara terus menerus.
Lama cuti tahunan ini minimal 12 hari kerja.
Cuti Sakit
Pekerja diperbolehkan mengambil cuti sesuai jumlah hari yang
disarankan oleh dokter.
Cuti Melahirkan
Pekerja perempuan berhak atas cuti melahirkan selama 45 hari
sebelum melahirkan dan 45 hari setelah melahirkan.
Cuti Bersama
Pelaksanaan cuti bersama yang umumnya ditetapkan menjelang hari
raya besar keagamaan atau hari besar nasional, menurut aturan jika
karyawan mengambil libur pada hari cuti bersama maka cuti
tahunannya akan berkurang.
Cuti Penting
Pasal 93 Ayat 2 dan 4 tentang hak cuti karena alas an penting bagi
pekerja dengan ketentuan sebagai berikut:
- Menikah dengan waktu cuti 3 hari.
Dust Lost SP
Umpan Kering
Umpan RM Keluar
Kering
RAW MILL
Data diketahui:
Feed Raw mill
Umpan masuk Raw Mill : 632000 kg/jam
% Dust lost SP (Suspension Preheater ) masuk RM : 0,05
Kiln feed : 334000 kg/jam
Dust lost Sp masuk RM : 16700 kg/jam
1. Laju Alir Massa Raw Material masuk RM
component %BERAT BERAT (Kg)
LIMESTONE 79,68 503577,6
CLAY 8,96 56627,2
SILICA 9,99 63136,8
IRON SAND 1,37 8658,4
TOTAL 100 632000
Komposisi massa raw material masuk RM
kompossi (kg/jam)
KOMPONEN
LIMESTONE CLAY SILICA SAND IRON SAND TOTAL
CaCO3 286760,8 14808,6 3718,8 829,5 306117,6
SiO2 9064,4 24372,3 53603,1 2904,0 89943,9
Al2O3 5186,8 7622,0 3542,0 574,1 16924,9
Fe2O3 2618,6 4677,4 1957,2 4238,3 13491,5
MgCO3 26,7 107,0 315,7 52,0 501,3
LOI 199920,3 5039,8 0,0 60,6 205020,7
TOTAL 503577,6 56627,2 63136,8 8658,4 632000
Kandungan H2O
Air yang terkandung : 10% = 0,1
Kandungan H2O = 0,1 x 632000
= 63200 kg/jam
MOL
KOMPONEN Mr %MOL MASSA(kg/jam)
(kmol/jam)
O2 32 1,7 349,4 11.182
N2 28 55,2 11346,5 317.702
CO2 44 33 6783,2 298.462
SO2 64 0,1 20,6 1.316
H2O 18 10 2055,5 36.999
TOTAL 100 20555,2 665660,8
KOMPONEN %
SiO2 7,03
Al2O3 3,27
Fe2O3 1,77
CaO 47,57
MgO 0,58
LOI 39,78
TOTAL 100
H2O teruapkan
H2O teruapkan =Kandungan H2O masuk -Kandungan H2O keluar
= 63200 kg/ jam - 3277,5 kg/ jam
= 59922,5 kg/jam
Umpan Kering
Umpan RM Keluar
Kering
RAW MILL
INPUT
1. Panas Masuk RM
Panas dari Raw material masuk
Massa : 568.800 kg/ jam
Temperature (T) : 27oC
T referensi : 20oC
Cp raw material : 0,825 Kj/ Kg x 0,24 kkal / Kj = 0,198 kkal/ kg. oC
Q = m x Cp x ∆T
Q = 568.800 kg/ jam x 0,198 kkal /kg .oC x (27-20) oC
= 788,357 kkal /jam
Gas panas masuk RM dari SP ( Suspension Preheater )
Massa : 628661,3709 Kg/ jam
Temperature (T) : 374 oC
T referensi : 20 oC
𝐾𝑗 𝑘𝑘𝑎𝑙
( 1,315 𝑥 0,24 )
𝑁𝑚3 ℃ 𝐾𝑗
Cp udara = 𝐾𝑔
1,295
𝑁𝑚3
= 0,243707 kkal / Kg oC
Q = m x Cp x ∆T
Q = 628661,3709 kg/ jam x 0,243707 kkal /kg .oC x (374-20) oC
= 54.235.951 kkal /jam
Panas Dust Lost Masuk
Panas H2O teruapkan
Massa : 59922,5 kg/ jam
Kj/ Kg x 0,24 kkal /Kj =542,4 kkal / Kg
Q = massa x
= 59922,5 kg/jam x 542,4 kkal / kg
=32.501.964 kkal / jam
Panas sensible
Q = m x Cp x ∆T
Q = 59922,5 kg/ jam x 0,24556 kkal /kg .oC x (90-20) oC
= 1.030.019,189 kkal /jam
Panas akibat radiasi
Q = A(T14-T24)
A = D.L
= 3,1428 . 8 m . 11 m
= 276,571 m2
Q = A(T14-T24)
= 0,00000005669 W/m2. K4 x 276,571 m2 x 0,7061812 (300 K4 – 363
K4) x 0,85985 kkal/ W. jam
=88.188 kkal/ jam
NERACA PANAS TOTAL
INPUT OUTPUT
UMPAN RM UMPAN KERING 16
KERING 788. 357 1% KELUAR 8.905.075 %
26
DUST LOST SP 2.042.812 4% GAS PANAS 14.770.553 %
94 H2O teruapkan 57
GAS PANAS SP 54.235.951 % (laten) 32.501.964 %
H2O
TERKANDUNG 194.983 0% Radiasi 88.188 0%
𝑄 ℎ𝑒𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠
% Q heat lost = x 100%
𝑄 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡
𝟏.𝟐𝟑𝟏.𝟏𝟔𝟗 𝐤𝐤𝐚𝐥/𝐣𝐚𝐦
= 𝟓𝟕.𝟒𝟗𝟔.𝟗𝟒𝟖,𝟒𝟐 𝐤𝐤𝐚𝐥/𝐣𝐚𝐦 × 𝟏𝟎𝟎%
= 2,14 %
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
% Efisiensi Panas = x 100%
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
𝟓𝟔.𝟐𝟔𝟓.𝟕𝟖𝟎 𝐤𝐤𝐚𝐥/𝐣𝐚𝐦
= 𝟓𝟕.𝟒𝟗𝟔.𝟗𝟒𝟖,𝟒𝟐𝐤𝐤𝐚𝐥/𝐣𝐚𝐦 x 100%
=97,86 %
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Dari perhitungan neraca panas terdapat heat loss untuk vertical roller mill.
Penyebab terjadinya heat tidak terhitung pada unit raw mill dapat diakibatkan
dari beberapa aspek diantaranya.
a. Menipisnya bagian-bagian Raw Mill.
b. Kemungkinan adanya kebocoran dalam saluran udara panas raw mill
c. Feed yang masuk masih banyak mengandung senyawa alkali yang
mengakibatkan terbentuknya coating di Raw mill
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Vertical Roller Mill yang
dianalisis masih layak untuk dioperasikan, karena nilai efisiensinya masih
masuk dalam batas minmal yang disyaratkan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil perhitungan neraca massa pada unit raw mil memiliki nilai input dan
output yang seimbang yaitu sebesar 1460949,565 kg/jam
2. Hasil perhitungan neraca panas pada unit raw mill memiliki nilai input dan
output yang tidak seimbang yaitu input sebesar 57.496.948,42 kkal/jam dan
output sebesar 56.265.780 kkal/jam karena adanya heat loss sebesar
1.231.169 kkal/jam
3. Heat lost pada unit raw mill sebesar 2,14 %
4. Efisiensi Panas pada unit raw mill sebesar 97,86 %
5.2 Saran
Mengevaluasi kondisi operasi sehingga didapatkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA