Prinsip Perhitungan Kolom Absorbsi
Prinsip Perhitungan Kolom Absorbsi
Prinsip Perhitungan Kolom Absorbsi
1
II.3 Fungsi Absorbsi dalam industri
Tujuan proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah :
Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah
fasenya
Contoh : Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid
yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida
dalam air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan
melalui proses absorbsi. Formaldehid sebagai gas input
dimasukkan ke dalam reaktor, dimana di dalam air formaldehid
akan mengalami proses polimerisasi.. Output dari reaktor yang
berupa gas yang mempunyai suhu 1820C didinginkan pada
kondensor hingga suhu 550C, dimasukkan ke dalam absorber.
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan
formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar laiinnya terdiri dari metanol, air, dan formaldehid
dikondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan
hampir semua removal dari sisa metanol dan formaldehid dari
gas terjadi dibagian atas absorber dengan counter current
contact dengan air proses.
GAS Solven
dan CO2
Solven
2
II.4 Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang
dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan
dengan melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain
dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase
cair dari komponen tersebut.
II.4.1 Struktur dalam absorber (Kolom Absorpsi)
3
II. 4.2 Prinsip Kerja Kolom Absorbsi
1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang
berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase
cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor
kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor
diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber
terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair
mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan
gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini
terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing atau plate
dengan tingkat sesuai kebutuhan.
4
Gambar 3. Type-tipe Kolom Absorpsi
II.5.1 Tray Tower
5
Gambar 5. Packed Tower
Ada beberapa bentuk packing yaitu : a). Rasching Ring, b).Berl
saddle, c).Pull ring, d).Intalox metal, e).Jaeger metal Tri-pack (lihat
Geankoplis).
Berikut adalah bentuk packing yang dibuat dari keramik :
a b c d
Gambar 6. a. ceramic support grid, b. ceramic ball, c.ceramic
cascade ring, d.ceramic berls-saddles
e f g h
Gambar 7. e.ceramic dome, f.ceramic conjugate ring, g.ceramic
saddle, h.ceramic rashing ring
6
Liquida masuk dispraykan dan jatuh karena gravitasi, aliran
gas naik berlawanan arah. Nozzle (lubang) spray berfungsi
untuk memperkecil ukuran liquida. Jarak jatuhnya liquid
ditentukan berdasarkan waktu kontak dan pengaruh jumlah
massa yang dipindahkan
Spray Tower digunakan untuk perpindahan massa gas-gas
yang sangat mudah larut dimana tahanan fasa gas yang
menjadi kendali dalam fenomena ini
7
Gambar 9. Bubble Tower
II.6 Phase Kontak pada Contacting Tray
8
7. Efek panas dan kebutuhan pendingin
8. Type alat Absorber / Stripper
9. Tinggi kolom Absorber / Stripper
10. Diameter kolom Absorber / Stripper
II.8 Absorben
Absorben atau pelarut ; adalah cairan yang dapat melarutkan bahan
yang akan diabsorpsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun
secara reaksi kimia.Absorben sering juga disebut sebagai cairan
pencuci.
II.9 Syarat2 Absorben/pelarut
1.) Pelarut minimum)
2.) Volatility yang rendah (meningkatkan recovery 9eacto dan
menurunkan loses pelarut)
3.) Stabil (mengurangi kebutuhan penggantian pelarut)
4.) Tidak korosif (mengurangi perawatan dan penggunaan alat
anti korosi)
5.) Viscositas rendah (menurunkan pressure drop dan
kebutuhan pompa, menaikkan aliran massa)
6.) Tidak berbusa bila berkontak dengan gas (mengurangi
ukuran alat)
7.) Tidak beracun dan nonflammable (safety)
8.) Kelayakan proses (mengurangi cost, menurunkan kebutuhan
untuk external source)
II.10 Proses Pengolahan Kembali Pelarut Dalam Proses
Kolom Absorber
1. Konfigurasi absorber akan berbeda dan disesuaikan dengan
sifat alami dari pelarut yang digunakan
9
2. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari
pelarut),Volalitas pelarut,dan aspek kimia/fisika seperti
korosivitas, viskositas,toxisitas, juga termasuk biaya,
semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut untuk
spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
3. Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut
tidak muncul pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya
cukup sederhana yakni dengan memanaskannya.
II.10.1 Contoh pertama
Cairan absorber yang akan didaur ulang masuk kedalam kolom
pengolahan dari bagian atasnya dan akan dicampur /dikontakan
dengan stripping vapor.Gas ini bisa uap atau gas mulia, dengan
kondisi termodinamika yang telah disesuaikan.dengan pelarut
yang terpolusi. Absorber yang bersih lalu digunakan kembali di
absorpsi kolom.
10
itu sendiri.Bagian yang telah didaur ulang lalu digunakan lagi
untuk menjadi absorber.
11
Untuk memprediksi konsentrasi dari sebuah solute dalam setiap
dari dua fase dalam keadaan kesetimbangan, data
kesetimbangan percobaan harus tersedia. Bila dua fase tidak
berada pada kesetimbangan, laju perpindahan massa
proposional terhadap driving force (gaya dorong), adalah bagian
dari kesetimbangan. Dalam hal kesetimbangan, dua fase adalah,
seperti : gas-liquid atau liquid-liquid . Variabel yang
mempengaruhi kesetimbangan dari suatu solute adalah :
temperatut, tekanan dan konsentrasi.
Kesetimbangan diantara dua fase dalam suatu kondisi dibatasi
oleh Hukum Fase :
F=C-P+2 (1)
Dengan : P = jumlah fase pada kesetimbangan
C = jumlah total komponen dalam dua fase bila tidak
ada reaksi kimia,
F = derajad kebebasan system (jumlah dari variant)
Contoh : untuk sistem gas-liquid, dari C02-udara-air, berarti ada
2 fase dan tiga komponen, dengan persamaan (1) :
F = 3 – 2 +2 = 3
II.12. Kesetimbangan Gas – Liquid
1. Dari data kesetimbangan gas-liquid dapat dilihat pada
Appendix A (Geankoplis), dari A.3-19 s/d A.3-25.
2. Dari data kelarutan
Contoh : Data Kelarutan NH3 terhadap H2O yang diukur pada
temperatur 200C, P = 760 mmHg
lbm NH3 / 100 lbm H2O 7,5 10 15 20 25
12
a. Pembuatan Kurva didasarkan mol fraksi
p 50,0
y= = (3)
P 760
Tabelkan x Vs y, dan buat grafiknya
p 50 (5)
y
P p 760 50
13
Contoh soal 1 ;
Konsentrasi oksigen terlarut dalam air;
Berapa konsentrasi oksigen terlarut dalam air pada 298 0K bila
larutan berada dalam kesetimbangan dengan air pada tekanan
total 1 atm? Konstanta Henry = 4,38 x 104 atm/mole fraksi.
Penyelesaian :
Tekanan Parsiil pA dari Oksigen (A) dalam udara = 0,21 atm
. Dengan menggunakan pers.6 ;
0,21 = HxA = 4,38 x 104 xA
xA = 4,80 x 10-6 mol fraksi
Artinya 4,80 x 10-6 mol O2 terlarut dalam 1,0 mol air + oksigen
atau 0,000853 bagian O2/100 bagian air.
L0 L1
14
Misal komponent A,B, dan C berada pada aliran dan membuat
kesetimbangan A dan C,
L0 XA0 + V2 YA2 = L1 XA1 + V1 YA1 = M XAM (9)
L0 XC0 + V2 YC2 = L1 XC1 + V1 YC1 = M XCM (10)
Persamaan untuk komponen B tdk diperlukan, karena :
xA+xB+C = 1
2. Kontak kesetimbangan satu stage untuk sistem gas-
liquid
• Pada sistem gas-liquid:
• Gas masuk terdiri : A solute dan B inert
• Liquid masuk terdiri : A solute dan C inert
• Untuk komponent A diperoleh pers sbb:
x y x y
L' A0 V ' A2 L' A1 V ' A1 (11)
1 x A0 1 y A2 1 x A1 1 y A1
• Untuk menyelesaikan persamaan diatas, yA1 dan x A1 berada
pada kesetimbangan, yang diberikan oleh pers.;yA1 = H’xA1.
Contoh Soal 2 :
• Suatu campuran gas pada 1 atm abs mengandung udara
dan CO2 di kontakkan dalam suatu single stage pencampur
secara kontinyu dengan air sebagai solven pada 2930K. Gas
dan liquid keluar berada pada kesetimbangan. Laju alir gas
masuk 100 kg.mol/jam, dengan fraksi mol CO2 ;yA2=0,20.
Liquid masuk 300 kg/jam. Hitung jumlah dan komposisi dari
kedua fase aliran yang keluar. Asumsi air tidak menguap ke
fase gas.
15
Penyelesaian :
Diagram seperti gambar 1. aliran inert air adalah : L’=Lo = 300
kg mol/j. Aliran udara V’ : V’ = V(1 – yA) (12)
Diperoleh : V’ = V2(1 – yA2) = 100(1 – 0,20) = 80 kg mol/j
Substituís ke pers.11, untuk membuat kesetimbangan C02 (A),
0 0,20 x y
300 80 300 A1 80 A1 (13)
1 0 1 0,20 1 x A1 1 y A1
Pada 2930K, konstanta Hukum Henry’s A.3 , H = 0,142 x 104
atm/mol frak. H’ =H/P
H’ = 0,142 x 104 mol frak gas/mol frak liquid. Substitusi ke
pers.7,
yA1 = 0,142 x 104 xA1, substituís ke pers.. 13, diperoleh : xA1 =
1,41 x 10-4 dan yA1 = 0,20.
Untuk kecepatan aliran yang meninggalkan absorber ;
L' 300
L1 = = 300kgmol / j
1 x A1 1 1,41x10 4
V' 80
V1 = = = 100 kg mol/j
1 y A1 1 0,20
Dalam soal diatas bila, larutan liquid terlalu encer, L0 ≈ L1
II.14 Multiple Countercurrent-contact stages
1. Derivasi dari persamaan Umum :
V1 V2 V3 Vn Vn+1 VN VN+1
1 2 n N
L0 L1 L2 Ln-1 Ln LN-1 LN
16
Kesetimbangan total untuk seluruh stage :
L0 + VN+1 = LN + V1 = M (14)
Dengan : VN+1, LN, = mol/j bahan masuk dan keluar. Untuk
kesetimbangan komponent A,B,C,
L0x0 + VN+1 YN+1 = LNxN + V1Y1 = MxM (15)
x dan y dalam mole fraksi
Kesetimbangan Total pada stage ke- n;
L0 + Vn+1 = Ln + V1 (16)
Untuk suatu kesetimbangan komponent A ;
L0X0 + Vn+1 Yn+1 = LnXn + V1Y1 (17)
Ln xn V1 y1 L0 x0
yn 1 (18)
Vn 1 Vn 1
17
3. Skema Kontak countercurrent dengan aliran tidak saling
larut
y1 x0 yN+1
garis operasi
stage 1
y2 x1
2 y4 4
y3 x2 Mole Fraksi
3 y3 3 garis
y4 x3 y2 kesetimbangan
yN+1 xN y1 1
18
adalah 90 kg.mol H20 /j. Proses di operasikan pada keadaan
isothermal 3000K dan tekanan total 101,3 kPa. Hubungan
kesetimbangan aceton dalam gas dan liquid : yA = 2,53 xA. Tentukan
jumlah stage yang dibutuhkan secara teori untuk proses operasi ini,
Penyelesaian :
Diagram proses seperti gambar 16. yAN+1 = 0,01, xA0 = 0, VN+1 = 30,0
kg mol/j dan L0= 90,0 kg mol/j. Kesetimbangan material Aceton,
Jumlah aceton masuk = yAN+1 VN+1 = 0,01(30,0)= 0,30 kg mol/j
Udara masuk = (1– yAN+1)VN+1 = (1– 0,01)(30,0) = 29,7 kg mol
udara/j
Aceton sisa di V1 = 0,10(0,30) = 0,030 kg mol/j
Aceton sisa di LN = 0,90(0,30) = 0,27 kg mol/j
V1 = 29,7 + 0,03 = 29,73 kg mol udara + aceton/j
0,030
yA1 = = 0,00101
29,73
LN = 90,0 + 0,27 = 90,27 kg mol air + aceton/j
0,27
xAN = = 0,00300
90,27
Aliran liquid pada aliran masuk L0 = 90,0 pada aliran keluar LN =
90,27 dan V dari 30,0 s/d 29,73, maka slope L n/Vn+1 pada garis
operasi adalah konstan (= 3). Garis operasi bersama dengan garis
kesetimbangan yA = 2,53 xA digambar sperti gambar 17. dimulai
pada titik yA1, xA0, maka diperoleh sekitar 5,2 stage.
19
0,012
YAN+!
Mole fraksi,
yA 4
0,004 3
Garis kesetimbangan
yA1 2
1
0
0 0,00 1 0,002 0,003 0,004
xA0 xAN
Mole fraksi acetone dalam air, xA
20
Persamaan Analitik untuk Countercurrent stage contact
Pers.kesetimbangan komponen;
L0x0 + VN+1yN+1 = LNxN + V1y1 atau, (19)
LNxN - VN+1yN+1 = L0x0 - V1y1 (20)
Pers.kesetimbangan untuk stage n pertama:
L0x0 + Vn+1yn+1 = Lnxn + V1y1 atau, (21)
Lnxn - V1y1 = Lnxn - Vn+1yn+1 (22)
Pers (22) ke pers (24) diperoleh :
Lnxn - Vn+1yn+1 = LNxN - VN+1yN+1 (23)
Selama aliran molar konstan, Ln=LN=konstan=L dan
Vn+1=VN+1=konstan=V, sehingga diperoleh:
L(xn – xN) = V(yn+1 – yN+1) (24)
Selama yn+1 dan xn+1 berada pada kesetimbangan dan dalam bentuk
garis lurus, yn+1 = mxn+1 dan yN+1 = mxN+1. Substitusi mxn+1 untuk yn+1
dan A=L/mV, pers. (24) diatas menjadi ;
y N 1
xn1 Axn Ax N (25)
m
Dengan : A = faktor absorbsi
Dengan menggunakan kalkulus maka pers (25) diperoleh;
Untuk proses Absorbsi ;
Transfer solute A dari fase V ke L :
(26)
y N 1 y1 A N 1 A
N 1
y N 1 mx0 A 1
y mx0 1 1 (27)
log N 1 1
1
y mx 0 A A
N
log A
21
Bila A =1, (28)
y N 1 y1
N
y1 mx0
A = L/mV
Komponen A = L/mV m-value
Air 1,7 0,031
Aseton 1,38 2,0
Oksigen 0,00006 45.000
Nitrogen 0,00003 90.000
Argon 0,00008 35.000
22
L L0 90,0
Kemudian : A2 = = = = 1,20
mV mV1 2,53 x 29,73
Pada Stage N, VN+1 = 30,0, yAN+1 = 0,01, LN = 90,27 dan xAN =
0,00300
LN 90,27
AN = = = 1,19
mVN 1 2,53 x30,0
0,01 2,53(0) 1 1
ln 1
0,00101 2,53(0) 1,195 1,195
N = 5,04 stage
ln( 1,195)
23
V1,y1 L0, x0
1
1
2
n+1
N-1
N
VN+1, yN+1 L N, x N
x y x y
L' 0 V ' N 1 L' N V ' 1 (32)
1 x0 1 y N 1 1 xN 1 y
24
x y x y
L' 0 V ' n1 L' n V ' 1 (33)
1 x0 1 y n1 1 xn 1 y
Dengan : x=fraksi mole A dalam liquid, y=fraksi mole A dalam
gas, L0=total mole liquid/dt dan VN+1 total mole gas/dt.
Persamaan 33, adalah kesetimbangan material atau garis
operasi untuk proses absorpsi dengan menara Plate (Tray).
2. Penentuan secara grafik jumlah plate dari Menara Tray
(Menara Plate)
Pem-plot an persamaan 33 dalam koordinat x,y akan
memberikan suatu garis kurva. Jika x dan sangat encer, 1-y dan
1-x mendekati nilai 1, dan garis operasi mendekati garis lurus,
slopenya adalah : L’/V’. Jumlah plate teoritis sama dengan
gambar 16.
Contoh Soal 5 ;
Sebuah menara Tray akan didisain untuk mengabsorb SO 2 dari
aliran udara dengan menggunakan air murni sebagai pelarutnya
pada 2930K (680F). Gas masuk mengandung 20 mol% SO 2 dan
keluar Tower 2 mol % pada tekanan total 101,3 kPa. Laju aliran
udara inert adalah 150 kg udara/j.m 2 dan aliran air masuk 6000 kg
air/j.m2. Misalkan effisiensi Menara Tray 25%, berapa banyak tray
teoritikal dan dan sesungguhnya dibutuhkan pada proses tersebut
diatas. Asumís bahwa proses berjalan pada 293 0K (200C).
Penyelesaian :
Dihitung dahulu aliran dalam molar :
150
V’ = = 5,18 kg mol inert udara/j.m 2
29
25
6000
L’ = = 333 kg mol inert air/j.m 2
18
Menggunakan gambar .18, yN+1 = 0,20, y1 = 0,02 dan x0 = 0.
yN+1 0,20
0,18 garis operasi
0,16
Mole fraksi, y
0,08
2
0,06
y1 0,02
1
0 0,002 0,004 0,006 0,008
Mole Fraksi, x
0
300 5,18 0,20 333 x N 0,02
5,18
1 0 1 x
1 0,20 N 1 0,02
xN = 0,00355
Substitusi ke pers. 33,
0 0,02
333 5,18 y n 1 333 x n 5,18
1 0 1 y 1 x
n 1 n 1 0,02
Untuk menggambarkan garis operasi dibutuhkan beberapa titik lagi.
26
Diambil yn+1 = 0,07 dan substitusi ke pers 33, diperoleh x n
=0,000855, yn=1 = 0,13, xn = 0,000201 dst. Data kesetimbangan
dapat diperoleh dari App.A.3 ((Geankopls).
Sehingga diperoleh Plate teoritis = 2,4 dan jumlah tray
sesungguhnya = 2,4/0,25 = 9,6 tray.
II.16 Disain dari Menara Packed untuk proses Absorpsi
1. Derivasi garis operasi :
Untuk solute A berdifusi melalui sebuah gas yang stagnan dan
kemudian menuju ke fluida yang stagnan, sebuah
kesetimbangan material over all komponen A pada gambar 20
untuk sebuah Menara Packing adalah :
x y x y
L' 2 V ' 1 L' 1 V ' 2 (34)
1 x2 1 y1 1 x1 1 y2
Dimana : y1 dan x2 = bahan masuk
L’ = kg mol inert liquid/dt atau kg mol inert liquid/dt.m 2
V’ = kg mol inert gas/dt atau kg mol inert gas/dt.m 2
y1 dan x1 = molle fraksi A dalam gas dan liquid
Aliran L’ dan V’ constan melalui Menara, tetapi aliran total L dan
V tidak constan.
Kesetimbangan sekitar daerah yang diberi garis titik-titik pada
gambar 20. memberikan garis operasi sbb ;
x
L' V ' y1 L' x1 V ' y
1 x 1 y (35)
1 y1 1 x1
Persamaan diatas bila digambarkan akan memberikan garis
lurus seperti pada gambar 20.
27
V2, y2 L2, x2
dz
V, y L,x z
V1, y1 L1, x1
Gambar 20. Kesetimbangan Material untuk proses
Absorpsi pada menara Packing
Bottom menara
y1 Top
y2
Garis operasi
Y2 Top bottom
y1
0 x2 x1 0 x1 x2
Mole Fraksi, x Mole Fraksi, x
(a) (b)
28
juga dalam bentuk tekanan partial p1 dari A, dimana y1 /(1-y1) = p1 /(P
– p1) dan seterusnya. Jika x dan y sangat encer, (1-x) dan (1-y) = 1,
dan persamaan (35) menjadi :
L’x + V’y1 = L’x1 + V’y (36)
Dan ini mempunyai slope L’/V’ dan garis operasi biasanya garis
lurus.
29
yang sederhana pada suatu menara yang tinggi, dimana juga sangat
mahal. Suatu pendekatan, untuk proses absorpsi kecepatan aliran
liquid yang optimum dapat diambil biasanya sekitar 1,2-1,5 kali L’min.
Untuk proses Stripping, seperti gambar 22.b, dimana garis operasi
mempunyai slope maksimum dan menyinggung garis operasi pada
titik P, selanjutnya aliran gas pada keadaan minimum V’min. Nilai y2
pada y2mak adalah keadaan maksimum. Sama seperti proses
absorpsi, V= 1,5 x V’min.
Garis operasi untuk aliran
Liquid Sesungguhnya P
P
y1 y1 mak
y2
gariskesetimbangan
0 x2 x1 x1mak x1 x2
(a) (b)
30
3. Persamaan Analitik untuk menghitung jumlah plate teoritis
dari menara packing.
Persamaan Analitik untuk menghitung jumlah plate teoritis N dalam
suatu proses absorpsi dengan menggunakan menara packing sama
dengan persamaan yang digunakan pada menara plate.
Untuk perpindahan solote dari fase gas V ke fase liquid L (absorpsi),
y mx2
ln 1 1 1 / A 1 / A
y 2 mx2
N (37)
ln A
Untuk perpindahan solute dari fase liquid L ke fase gas V (stripping) ,
x y1 / m
ln 2 1 A A
x1 y1 / m
N (38)
ln( 1 / A)
Dimana A = L/mV
Bila garis kesetimbangan dan garis operasi merupakan garis lurus,
m dan A = L/mV akan bermacam macam.
-Untuk proses Absorpsi pada konsentrat bottom di tray terakhir,
slope m1 pada titik x1 yang digunakan.
-Untuk larutan encer pada top tray, m 2 pada titik y2 pada garis
keaetimbangan yang digunakan.
31
- Pada daerah bottom atau larutan encer, slope m 1 pada titik x1 pada
garis kesetimbangan yang digunakan.
x y x y
L' 2 V ' 1 L' 1 V ' 2
1 x2 1 y1 1 x1 1 y2
32
0 0,022 0,03235 0,002244
L' min 97,8 L' min 97,8
1 0 1 0,022 1 0,03235 1 0,002244
y mx2
1 1 / A 1 / A
1
N ln 1
ln A y 2 mx2
0,022 0
( 1 / 1,335 1 / 1,335
1
N ln
ln 1,335 0,00224 0
N = 4,04, hampir sama dengan yang diperoleh secara grafik
33
y1
0,02 P
0,01
garis operasi utk L’min
34