Manfaat Hidrolisis Garam Dalam Kehidupan
Manfaat Hidrolisis Garam Dalam Kehidupan
Manfaat Hidrolisis Garam Dalam Kehidupan
Oleh
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan
segalanya sehingga semua halangan dan berbagai masalah yang lain selama penyusuna Karya
Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam karya tulis ini, penulis mencoba mengangkat sebuah pokok bahasan yang berjudul
”MANFAAT HIDROLISIS GARAM DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI”.
Makalah ini disusun, berakar dari informasi-informasi yang penulis rampung dari
berbagai sudut pandang buku ilmu pengetahuan, pengamatan yang telah dilakukan maupun
berbagai situs internet, dengan tujuan untuk mengejar target nilai semester empat di angka 94
(sembilanpuluh empat). Semoga pembaca dapat dengan mudah memahami isi karya ilmiah ini,
karena penulis menyusun karya ilmiah ini dengan sederhana.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Ibu Teni Suarmini, SP. d, dan untuk semua
pihak yang secara langsung atau tidak langsung memberikan sumbangsi pemikiran. Dan hal-hal
yang berguna selama penyelesaian Karya tulis ilmiah ini, diucapakan terima kasih.
Seperti pepatah mengatakan, tiada gading yang tak retak, demikian juga karya ilmiah ini
tak luput dari kekurangan. Akhirnya, penulis berterimakasih sebelumnya kepada pembaca yang
bersedia memberikan sumbang saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 Pendahuluan
BAB II Pembahasan
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................................... 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak penulis capai dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jika ditinjau dari komponen pembentuk garam serta banyak tidaknya garam tersebut
dapat diuraikan ketika direaksikan dengan air, maka reaksi hidrolisis dapat dibedakan sebagai
berikut ini.
1. Hidrolisis parsial
Hidrolisis parsial ialah ketika garam direaksikan dengan air hanya salah satu/sebagian ion
saja yang mengalami reaksi hidrolisis, sedangkan yang lainnya tidak. Komponen
penyusun garam yang mengalami reaksi hidrolisis parsial ini ialah asam lemah dan basa
kuat atau sebaliknya.
2. Hidrolisis total
Hidrolisis total merupakan reaksi penguraian seluruh garam oleh air, yang mana
komponen garam terdiri dari asam lemah dan basa lemah.
6
2. Garam dari asam lemah dan basa kuat
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa (pH>7) dan
mengalami hidrolisis parsial dalam air. Anion dari garam akan mengikat H+ dari air
membentuk asam lemah
Tetapan hidrolisis :
Kh =
[OH-] = atau [OH-] =pOH = -log [OH-] dan pH= 14-pOH
Asam lemah + basa kuat → garam + H2O
Contoh :
HF + KOH → KF + H2O
[H+] = Ka . [H+] = Kw
Kh =
pH = -log [H+]
7
2.3 Penerapan dalam kehidupan sehari hari
Reaksi hidrolisis merupakan suatu reaksi kimia yang digunakan untuk menetralkan suatu
campuran asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. Proses hidrolisis tersebut memiliki
andil yang besar dalam terlaksananya berbagai macam proses penting dan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari.
Reaksi hidrolisis antara molekul asam dan basa yang direaksikan dengan air akan
membentuk garam dengan rumus kimia NaCl. NaCl ini merupakan garam yang digunakan di
dapur ibu rumah tangga sebagai pemberi rasa asin dalam makanan.
Di bidang pertanian, reaksi hidrolisis dimanfaatkan dalam penyesuaian pH tanah dengan
tanaman yang ditanam. Melalui reaksi hidrolisis akan didapatkan jenis pupuk yang tidak terlalu
asam maupun basa. Adapun molekul kimia yang sering digunakan untuk menurunkan pH pupuk
ialah pelet padat (NH4)2SO4. Apabila garam tersebut direaksikan dalam air, maka ion NH4+ akan
terhidrolisis di dalam tanah membentuk NH3 dan H+ yang bersifat asam.
Reaksi hidrolisis antara garam yang terbentuk dari HOCl yang merupakan asam lemah
dengan NaOH yang merupakan basa kuat dengan air akan terjadinya hidrolisis HOCl sehingga
menghasilkan ion OH- yang bersifat basa. Sedangkan NaOH sebagai basa kuat tidak terhidrolisis.
Garam yang terbentuk melalui penggabungan kedua asam basa tersebut ialah NaOCl. Garam ini
merupakan salah satu material yang dimanfaatkan dalam pembuatan bayclin atau sunklin
untuk memutihkan pakaian kita.
Reaksi hidrolisis memiliki peran penting dalam pemecahan makanan menjadi nutrisi
yang mudah diserap. Sebagian besar senyawa organik dalam makanan tidak mudah bereaksi
dengan air, sehingga dibutuhkan katalis untuk memungkinkan keberlangsungan proses ini.
Katalis organik yang membantu dengan reaksi dalam organisme hidup dikenal sebagai enzim.
Enzim ini bekerja dengan menerapkan konsep hidrolisis.
Reaksi hidrolisis berperan penting dalam proses pelapukan batuan. Proses ini penting
dalam pembentukan tanah, dan membuat mineral penting tersedia bagi tanaman. Berbagai
mineral silikat, seperti feldspar, mengalami reaksi hidrolisis lambat dengan air, membentuk tanah
liat dan lumpur, bersama dengan senyawa larut.
Reaksi hidrolisis memiliki andil dalam penjernihan air. Penjernihan air minum oleh PAM
menerapkan prinsip hidrolisis, yaitu menggunakan senyawa aluminium fosfat yang mengalami
hidrolisis total. Berikut ini beberapa contoh penerapan hidrolisis garam dalam kehidupan sehari-
hari.
1. Pemutih Pakaian
Kita sering menggunakan bayclin untuk memutihkan pakaian. Produk ini
mengandung sekitar 5% NaOCl yang sangat reaktif yang dapat menghancurkan pewarna,
sehingga pakaian menjadi putih kembali. Garam NaOCl berasal dari HOCl (asam lemah)
dan NaOH (basa kuat).
OCl– akan terhidrolisis, sedangkan Na+ tidak terhidrolisis. Jadi, garam NaOCl yang
menjadi bahan untuk membuat bayclin mengalami hidrolisis parsial. Garam yang
dihasilkan bersifat basa.
8
2. Penjernihan Air
Penjernihan air minum oleh PAM berdasarkan prinsip hidrolisis. Proses
penjernihan ini menggunakan senyawa aluminium fosfat. Garam aluminium fosfat
berasal dari asam lemah dan basa lemah, sehingga garam ini mengalami hidrolisis total
bila direaksikan dengan air.
3. Sebagai Pupuk
Agar tanaman tumbuh dengan baik, pH tanaman harus dijaga. pH tanah pada
lahan pertanian harus disesuaikan dengan pH tanamannya. Untuk menjaga pH-nya agar
tetap sama, diperlukan pupuk agar tidak terlalu asam atau basa. Biasanya para petani
menggunakan senyawa (NH₄)₂SO₄ untuk menurunkan pH tanah. Garam (NH₄)₂SO₄
berasal dari H₂SO₄ (asam kuat) dan NH₄OH (basa lemah).
NH₄+ akan terhidrolisis, sedangkan SO₄2- tidak terhidrolisis. Jadi, garam (NH₄)₂SO₄
mengalami hidrolisis parsial. Garam yang dihasilkan bersifat asam.
4. Pelarutan Sabun
Sabun cuci atau garam natrium stearat (C₁₇H₃₅COONa) akan mengalami hidrolisis
jika dilarutkan dalam air, menghasilkan asam stearat dan basa NaOH.
Oleh karena itu, jika garam tersebut digunakan untuk mencuci, airnya harus bersih dan
tidak mengandung garam Ca2+ atau Mg2+. Garam Ca2+ atau Mg2+ banyak terdapat dalam
air sadah. Jika air yang digunakan untuk mencuci mengandung garam Ca2+ atau Mg2+,
buih yang dihasilkan akan menjadi sangat sedikit. Akibatnya, cucian tidak bersih karena
fungsi buih adalah untuk memperluas permukaan kotoran agar mudah larut dalam air.
6. Penyedap Makanan
Agar lebih terasa gurih dan enak, biasanya ke dalam makanan ditambahkan
monosodium glutamat (MSG) yang berfungsi sebagai penyedap makanan. Monosodium
glutamat yang memiliki rumus kimia C₅H₈NO₄Na merupakan garam yang bersifat basa.
9
7. Kompres Dingin
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan terciptanya
banyak benda-benda yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. Dulu kita
menggunakan kain dan es batu untuk mengompres ketika demam. Namun sekarang sudah
tersedia kompres dingin instan yang diperjualbelikan di pasar. Kompres ini menggunakan
garam ammonium nitrat (NH₄NO₃) yang bersifat asam.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrolisis garam adalah reaksi kation atau anion dari suatu garam dengan air.
Berdasarkan asam basa pembentuknya garam :
Garam dari asam kuat dan basa kuat : tidak megalami hidrolisis karena berasal dari
elektrolit kuat dimana larutannya bersifat netral.
Garam dari asam lemah dan basa kuat : bersifat basa (pH>7) dan mengalami hidrolisis
parsial dalam air.
[OH-] = Garam dari asam kuat dan basa lemah : jika dilarutkan didalam air akan
terhidrolisis sebagian ( parsial ) dan bersifat asam.
[H+] = Garam dari asam lemah dan basa lemah : jika terlarut dalam air akan terhidrolisis
total.
[H+] = Ka .
3.2 Saran
Untuk memahami materi hidrolisis garam , kita harus paham mengenai asam dan basa baik yang
kuat maupun lemah agar mempermudah kita dalam mempeajarinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Budi, sentot. (2012). KIMIA Berbasis Eksperimen.Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
12