Definisi Matriks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Definisi Matriks

Definisi : Sebuah matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan atau
fungsi. Bilangan-bilangan atau fungsi dalam susunan tersebut dinamakan entri / elemen dan
diapit oleh dua kurung siku. Lambang matriks menggunakan huruf-huruf besar (A,B,C,…)
sedangkan entri (elemen) menggunakan huruf-huruf kecil (a,b,c,…).

Matriks Ekuivalen dan Matriks Sama :


Sebuah matriks dapat dikatakan ekuivalen jika matriks tersebut memiliki ordo yang sama,
sebagai contoh Matriks A dan Matriks B berikut :

Matriks diatas dapat disebut sebagai Matriks Ekuivalen karna memiliki ordo yang sama yaitu 2x2.
Sedangkan matriks sama yaitu matriks yang memiliki ordo dan elemen yang sama. Contohnya sebagai
berikut :

Matriks diatas dapat disebut sebagai Matrik yang sama, karena memiliki ordo dan elemen yang sama.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa matriks yang sama sudah pasti ekuivalen sedangkan
matriks ekuivalen belum tentu sama.

Jenis - Jenis Matriks :


1. Transpos Matriks

Matriks transpos ialah matriks yang menukar baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris.
Matriks transpos biasa dilambangkan dengan t. Contohnya matriks A berikut :

2. Matriks Simetri

Matriks simetri ialah suatu matriks dimana matriks transposnya memiliki unsur elemen yang
sama. Contohnya sebagai berikut :
3. Matriks Persegi

Matriks persegi ialah suatu matriks yang memiliki ordo sama. Contohnya matriks A ordo 2x2
dan B ordo 3x3 berikut :

4. Matriks Segitiga Atas dan Bawah

Matriks segitiga atas ialah matriks dimana unsur atau elemen dibawah diagonal utamanya
bernilai 0. Contohnya sebagai berikut :

Sedangkan matriks segitiga bawah merupakan kebalikan dari matrik atas dimana, diatas diagonal
utamanya selalu bernilai 0. Contohnya sebagai berikut :

5. Matriks Diagonal

Matriks diagonal ialah matriks dimana unsur selain diagonal utamanya bernilai 0. Contohnya
sebagai berikut :

6. Matriks Identitas

Matriks identitas ialah matriks yang diagonal utamanya selalu bernilai 1. Contohnya sebagai
berikut :
Operasi Dasar Matriks
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Penjumlahan dan pengurangan matriks hanya bisa dilakukan jika kedua matriks memiliki ukuran
atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi adalah elemen yang posisi
atau letaknya sama.

Penjumlahan Matriks

Pengurangan Matriks

Sifat penjumlahan dan pengurangan matriks, diantaranya yaitu:


A + B = B + A
(A + B) + C = A + (B + C)
A–B≠B–A

Perkalian Matriks

Matriks dapat dikalikan dengan bilangan bulat maupun dengan matriks lain. Setiap perkalian
matriks, memiliki syarat masing-masing, diantaranya yaitu:

a. Perkalian Matriks Dengan Bilangan Bulat atau Perkalian Skalar Matriks

Matriks bisa dikalikan dengan bilangan bulat, maka hasil perkalian tersebut berupa matriks
dengan elemen-elemennya yang merupakan hasil kali antara bilangan dan elemen-elemen
matriks tersebut. Jika matriks A dikali dengan bilangan r, maka r.A =(r.aij). Contohnya:

Perkalian matriks dengan bilangan bulat dikombinasikan dengan penjumlahan atau pengurangan
matriks bisa dilakukan pada matriks dengan ordo sama. Berikut sifat-sifat perkaliannya:

r(A + B) = rA + rB
r(A – B) = rA – rB

b. Perkalian Dua Matriks

Perkalian antara dua matriks misalnya matriks A dan B, bisa dilakukan jika jumlah kolom A
sama dengan jumlah baris B. Perkalian tersebut menghasilkan matriks dengan jumlah baris sama
dengan matriks A dan jumlah saman dengan matriks B, sehingga:

Elemen-elemen matriks C(mxs) merupakan penjumlahan dari hasil kali elemen-elemen baris ke-i
matriks A dengan kolom ke-j matiks B. Berikut skemanya:
Misalnya matriks A berordo (3 x 4) dan matriks B berordo (4 x 2), maka matriks C berordo (3 x
2). Elemen C pada baris ke-2 dan kolom ke-2 atau a22 diperoleh dari jumlah hasil perkalian
elemen-elemen baris ke-2 matriks A dan kolom ke-2 matriks B. Contohnya:

Perlu diingat sifat perkalian dua matriks bahwa:

AxB≠BxA
Terbukti bahwa A x B ≠ B x A. Ada sifat-sifat lain perkalian matriks dengan bilangan atau
dengan matriks lain, sebagai berikut:

k(AB) = (kA)B
ABC = (AB)C = A(BC)
A(B + C) = AB + AC
(A + B)C = AC + BC

Determinan Matriks

Determinan dari matriks A diberi notasi tanda kurung, sehingga penulisannya |A|. Determinan
hanya bisa dilakukan pada matriks persegi.

Determinan matriks ordo 2×2

Determinan matriks ordo 3×3 (aturan Sarrus)


Berikut sifat-sifat determinan matriks:

1. Determinan A = Determinan AT

2. Tanda determinan berubah jika 2 baris/2 kolom yang berdekatan dalam matriks ditukar.

3. Apabila suatu baris atau kolom determinan matriks memiliki faktor p, maka p bisa dikeluarkan
menjadi pengali.

4. Apabila dua baris atau dua kolom merupakan saling berkelipatan, maka nilai determinannya
adalah 0.

5. Nilai determinan dari matriks segitiga atas atau bawah adalah hasil kali dari elemen-elemen
diagonal saja.
Invers Matriks

Suatu matriks A memiliki invers (kebalikan) jika ada matriks B yang dapat membentuk
persamaan AB = BA = I, dengan I adalah matriks identitas. Invers dari suatu matriks berordo (2

x 2) seperti bisa dirumuskan sebagai:

Berikut sifat-sifat invers matriks:

AA-1 = A-1A = I
-1 -1
(A ) = A
(AB)-1 = B-1A-1
Jika AX = B, maka X = A-1B
Jika XA=B, maka X = BA-1

Contoh Soal Matriks Beserta Pembahasannya


Dibawah ini dibahas contoh soal matriks invers, matriks perkalian, dan matriks transpose,
penjumlahan, dan pengurangan beserta pembahasan dan jawabannya…

1. Diketahui A = ,B= ,C= , Tentukan :

 A+B:
 A+C:

Penyelesaian :

 A+B= =

 A+C= tidak dapat dijumlah karena ordonya tidak sama.


2. Jika A = dan B = adalah =….

Penyelesaian :

 B–A= –

 B–A= =

Sifat dari penjumlahan dan pengurangan sebuah matriks yaitu :

 A+B=B+A
 (A + B) + C = A + (B + C)
 A–B≠B–A

3. Jika matriks dan saling invers, tentukan nilai x !

Penyelesaian :

Diketahui bahwa kedua matriks diatas tersebut saling invers, maka berlaku syarat AA-1 = A-1A =
I.

Maka :

Sehingga pada elemen baris ke-1 pada kolom ke-1 memiliki persamaan yaitu :

 9(x -1) – 7x = 1
 9x – 9 – 7x = 1
 2x = 10
 x=5
Jadi, nilai x adalah = 5

4. Diketahui A = , Tentukan nilai 3A !

Penyelesaian :

 3A = 3

 3A =

Jadi, nillai 3A adalah =

5. Tentukan nilai x, y, dan z berikut ini, jika :

Penyelesaian :

Maka :
z = 1 ………………………………….……..(1)
–2y – 4x = –10
y + 2x = 5
y = 5 – 2x ..…………………………. (2)
6y + 2x = 3x + 4
6y + 2x – 3x = 4

6y – x = 4 …………………………… (3)

(2) akan disubtitusikan ke (3), sehingga menjadi :

6(5 – 2x) – x = 4
30 – 12x – x = 4
–13x = –26 maka x = 2
y = 5 – 2(2) = 1
z=1
Operasi Dasar Matriks
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Penjumlahan dan pengurangan matriks hanya bisa dilakukan jika kedua matriks memiliki ukuran
atau tipe yang sama. Elemen-elemen yang dijumlahkan atau dikurangi adalah elemen yang posisi
atau letaknya sama.

Penjumlahan Matriks
Pengurangan Matriks

Sifat penjumlahan dan pengurangan matriks, diantaranya yaitu:


A + B = B + A
(A + B) + C = A + (B + C)
A–B≠B–A

Perkalian Matriks

Matriks dapat dikalikan dengan bilangan bulat maupun dengan matriks lain. Setiap perkalian
matriks, memiliki syarat masing-masing, diantaranya yaitu:

a. Perkalian Matriks Dengan Bilangan Bulat atau Perkalian Skalar Matriks

Matriks bisa dikalikan dengan bilangan bulat, maka hasil perkalian tersebut berupa matriks
dengan elemen-elemennya yang merupakan hasil kali antara bilangan dan elemen-elemen
matriks tersebut. Jika matriks A dikali dengan bilangan r, maka r.A =(r.aij). Contohnya:
Perkalian matriks dengan bilangan bulat dikombinasikan dengan penjumlahan atau pengurangan
matriks bisa dilakukan pada matriks dengan ordo sama. Berikut sifat-sifat perkaliannya:

r(A + B) = rA + rB
r(A – B) = rA – rB

b. Perkalian Dua Matriks

Perkalian antara dua matriks misalnya matriks A dan B, bisa dilakukan jika jumlah kolom A
sama dengan jumlah baris B. Perkalian tersebut menghasilkan matriks dengan jumlah baris sama
dengan matriks A dan jumlah saman dengan matriks B, sehingga:

Elemen-elemen matriks C(mxs) merupakan penjumlahan dari hasil kali elemen-elemen baris ke-i
matriks A dengan kolom ke-j matiks B. Berikut skemanya:

Misalnya matriks A berordo (3 x 4) dan matriks B berordo (4 x 2), maka matriks C berordo (3 x
2). Elemen C pada baris ke-2 dan kolom ke-2 atau a22 diperoleh dari jumlah hasil perkalian
elemen-elemen baris ke-2 matriks A dan kolom ke-2 matriks B. Contohnya:
Perlu diingat sifat perkalian dua matriks bahwa:

AxB≠BxA

Terbukti bahwa A x B ≠ B x A. Ada sifat-sifat lain perkalian matriks dengan bilangan atau
dengan matriks lain, sebagai berikut:
k(AB) = (kA)B
ABC = (AB)C = A(BC)
A(B + C) = AB + AC
(A + B)C = AC + BC

Determinan Matriks

Determinan dari matriks A diberi notasi tanda kurung, sehingga penulisannya |A|. Determinan
hanya bisa dilakukan pada matriks persegi.

Determinan matriks ordo 2×2

Determinan matriks ordo 3×3 (aturan Sarrus)

Berikut sifat-sifat determinan matriks:

1. Determinan A = Determinan AT

2. Tanda determinan berubah jika 2 baris/2 kolom yang berdekatan dalam matriks ditukar.
3. Apabila suatu baris atau kolom determinan matriks memiliki faktor p, maka p bisa dikeluarkan
menjadi pengali.

4. Apabila dua baris atau dua kolom merupakan saling berkelipatan, maka nilai determinannya
adalah 0.

5. Nilai determinan dari matriks segitiga atas atau bawah adalah hasil kali dari elemen-elemen
diagonal saja.

Invers Matriks

Suatu matriks A memiliki invers (kebalikan) jika ada matriks B yang dapat membentuk
persamaan AB = BA = I, dengan I adalah matriks identitas. Invers dari suatu matriks berordo (2

x 2) seperti bisa dirumuskan sebagai:

Berikut sifat-sifat invers matriks:

AA-1 = A-1A = I
-1 -1
(A ) = A
(AB)-1 = B-1A-1
Jika AX = B, maka X = A-1B
Jika XA=B, maka X = BA-1

Anda mungkin juga menyukai