Tikacute

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 161

MAKALAH TUMBUHAN

TINGKAT TINGGI “Angiospermae -


Monocotyledoneae”

Dosen Pembimbing
Dra. Hj. Ngadiani, M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Achmad Kadhafi (13-250-0020)
2. Achmad Zaimul Khaqqi P. (13-250-0030)
3. Gadis Fransisca Yanti (13-250-0056)

Prodi Biologi
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Jl. Dukuh Menanggal XII Surabaya 60234
Tahun 2014

KATA PENGANTAR

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


3
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Makalah Taksonomi Tumbuhan Tinngi tentang Angiospermae
Monocots ini akhirnya selesai. Makalah ini kami buat untuk memberikan
wawasan pengetahuan utamanya bagi para pemuda-pemudi atau para mahasiswa
tentang tumbuhan berbiji terbuka monokotil, sehingga bisa mengenali jenis
tumbuhan berbiji terbuka (Angiospermae).
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah taksonomi tumbuhan tinggi. Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Ngadiani, M.Kes. selaku dosen mata kuliah taksonomi tumbuhan
rendah yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan
bimbingan, pengarahan serta dorongan dalam rangka penyelesaian penyusun
makalah ini.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan semangat dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu dengan
penuh rendah hati, kami mohon agar para pembaca beserta dosen pembimbing
berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya tugas
ini. Dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna terutama bagi para mahasiswa, Amin.

Surabaya, Desember 2014

penyusun

DAFTAR ISI

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


4
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angiospermae ....................................................... 3


2.2 Pengertian Monokotil ............................................................. 8
2.3 Sistem Klasifikasi APG II ...................................................... 9
I. Bangsa Arcorales........................................................... 10
II. Bangsa Alismatales ....................................................... 10
III. Bangsa Asparagales....................................................... 24
IV. Bangsa Dioscereales...................................................... 47
V. Bangsa Liliales .............................................................. 51
VI. Bangsa Pandanales ........................................................ 55
VII. Bangsa Arecales ............................................................ 58
VIII. Bangsa Commelinales ................................................... 85
IX. Bangsa Poales................................................................ 89
X. Bangsa Zingiberales ......................................................110

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan ...............................................................................144

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................145


INDEKS ..............................................................................................................149
GLOSARIUM .....................................................................................................152

BAB I
PENDAHULUAN

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


5
1.1 Latar Belakang

Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nama atau


jenis tumbuhan secara spesifik. determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu
spesies se-spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses
pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang
membingungkan, digunakan untuk penelitian, jamu-jamu, obat dan sebagainya.
untuk itulah, dibutuhkan suatu acuan yang mendetail untuk menentukan sespesifik
mungkin suatu tumbuhan, agar tepat sasaran dalam pemanfaatannya.
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan
dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak
persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit
persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Untuk dapat
mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi
merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang
sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan) karena di dunia ini tidak
ada dua benda yang identik atau persis sama (Anonim, 2008)
Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-
kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke
dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang
dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang
yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang
lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat
pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan
kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok
yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau
kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan
adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Ciri-ciri morfologis
yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada
kaitannya dengan reproduksi.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


6
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :


1. Apakah yang dimaksud dengan angiospermae ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan monokotil ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi APG II ?
4. Bagaimana klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi
APG II?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengertian angiospermae.
2. Untuk mengetahui pengertian tumbuhan monokotil.
3. Untuk mengetahui sistem klasifikasi APG II.
4. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem
klasifikasi APG II.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angiospermae

Tumbuhan berbunga atau Anthophyta (tumbuhan bunga) atau


Magnoliophyta (tumbuhan sekerabat dengan magnolia) adalah kelompok terbesar
tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya yang paling khas,
yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya
adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup.
Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya yang lain, sehingga
kelompok ini dikenal pula sebagai Angiospermae (berbiji terbungkus atau tertutup).
Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) yang lain adalah tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani
Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (sperma,
bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun
1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang
menempati takson sebagai divisio. Namun, Sistem klasifikasi APG II dan
pelanjutnya, Sistem klasifikasi APG III, yang berdasarkan pengelompokan
filogeni versi APG, tumbuhan berbunga ditempatkan dalam suatu klad yang tidak
menempati suatu takson dan dinamakan angiosperms.

1) Ciri-ciri khas tumbuhan angiospermae


Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi
(ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini.
Kebanyakan ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-
ciri tersebut :

Bunga
Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari
kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan
ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


8
atau niche) ekologisnyasehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di
daratan.

Benang sari
Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi
serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitustrobilus). Benang sari telah
berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk
mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas
jangkauan ruang hidupnya.

Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi


Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan
hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu
antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina,
dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya
12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut
dapat mencapai setahun.

Karpela menutup rapat bakal biji


Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum,
sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan
dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan,
karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang
menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji
dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran
ke wilayah yang lebih luas.

Ukuran gametofit betina sangat tereduksi


Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat
berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran
yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan.
Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


9
proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah
lungkang yang jauh lebih luas.

Endosperma
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang
sangat mendukung adaptasi karena melengkapiembrio atau kecambah dengan
cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga
memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam
perkembangannya.

2) Klasifikasi
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann
(1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam
kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan
berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya,
keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua
istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi
digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang
benar-benar terbuka (tak terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia
memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun
1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada
kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil
penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar
berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua
tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown.
Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga
ditempatkan pada berbagai takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut
juga dengan Anthophyta ("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem
Engler menempatkan Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal
memasukkan semua tumbuhan berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina,
namun pada edisi lanjut memisahkannya menjadi Magnoliopsida, Liliopsida,

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


10
dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem Cronquist memasukkan kelompok
ini ke dalam tingkat divisio dengan nama Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan
sistem Thorne (1992) menggunakan nama Magnoliopsida dan meletakkannya
pada tingkat kelas. Saat ini, sistem klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem
APG (1998) dan sistem APG II (2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu
kelompok takson tersendiri melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani
resmi dengan nama angiosperms (sistem ini menggunakan nama-nama bahasa
Inggris atau diinggriskan untuk nama-nama tidak resmi).

3) Pembagian internal (taksonomi)


Klasifikasi internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem
klasifikasi Cronquist (1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan
keakuratannya dari sisi filogeni terutama karena bertentangan dengan hasil- hasil
penyelidikan molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan
berbunga dikelompokkan mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny
Group" (APG) dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003
sebagai Sistem klasifikasi APG II.
Sistem klasifikasi Cronquist membagi tumbuhan berbunga menjadi dua
kelompok: Magnoliopsida dan Liliopsida. Nama pemeri lain yang diizinkan
dalam Pasal 16 ICBN adalah Dicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae
(monokotil) atas dasar sejarah dan menunjukkan satu ciri cukup mudah untuk
diamati meskipun tidak selalu demikian: tumbuhan dikotil memiliki dua daun
lembaga sedangkan tumbuhan monokotil memiliki satu daun lembaga.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai
metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data
molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau
holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi
dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik).
Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang
dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena
menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti
bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


11
bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai
paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Penyelidikan menggunakan filogeni yang menggunakan data-data
molekular hingga sekarang telah menemukan delapan kelompok utama pada
tumbuhan berbunga, yaitu monocots, eudicots, Amborellaceae, Nymphaeales,
Austrobaileyales, Chloranthales, Ceratophyllales, dan magnoliids.

4) Keanekaragaman jenis dan manfaat


Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga
400.000 yang dapat dikelompokkan hingga paling sedikit
402 suku (berdasarkan taksiran dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998
menyatakan terdapat 462 suku. Monokotil mencakup sekitar 23% dari
keseluruhan spesies dan "dikotil sejati" (eudicots) mencakup 75% dari
keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai
berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam
kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian,kehutanan maupun industri.
Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan
berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum,
jagung, jelai, haver, jewawut, tebu, serta sorgum.Suku polong-polongan
menempati tempat terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


12
utama dan berbagai peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-
nilaman beranggotakan banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahanobat-
obatan.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah
Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting
terutama sayuran
Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran
dan minyak pangan penting
Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu
penting
Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung
kehidupan penting masyarakat agraris daerah tropika
Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan
Myrtaceae (suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan
penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam
bentuk kayu, kertas, serat (misalnya kapas, kapuk,henep, sisal, serat manila), obat-
obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai
daftar panjang kegunaan lain.

2.2 Pengertian Monokotil

Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah salah satu dari dua
kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang
lain adalah tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil. Ciri yang paling khas adalah
bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini
diakui sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem
klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae,
Liliopsida, dan Liliidae.
Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat monofiletik
atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui monokotil sebagai klad yang
disebut monocots. Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


13
berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati,
sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat
pewarna, dan sebagainya.
Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut
IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku
yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu
jenis. Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku
dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber
bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-
pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-
temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di
antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

2.3 Sistem Klasifikasi APG II

Dalam taksonomi tumbuhan, sistem klasifikasi APG II adalah sistem


klasifikasi terbaru untuk tumbuhan berbunga yang dirilis oleh Kelompok Filogeni
Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group) pada tahun 2003: An update
of the Angiosperm Phylogeny Group classification for the orders and families of
flowering plants: APG II. Botanical Journal of the Linnean Society 141: 399-436.
Versi ini adalah revisi dari pendahulunya, sistem APG yang dikeluarkan pada
tahun 1998.
Sistem ini memperlihatkan konsensus dari sejumlah pakar sistematika
tumbuhan yang bekerja di berbagai lembaga di seluruh dunia sehingga banyak
diterima dan berpengaruh. Sejumlah pustaka telah menggunakan pula sebagai
rujukan, kadang-kadang dengan sedikit modifikasi.
Sistem ini sekarang diadopsi oleh Angiosperm Phylogeny Website dan
berbagai modifikasi setelah penerbitan pada tahun 2003 dimasukkan ke dalamnya
(lihat Pranala luar). Sebagai pelanjut dari sistem ini, sejak 2009 telah dirilis
Sistem Klasifikasi APG III oleh Angiosperm Phylogeny Group untuk menampung
berbagai hasil-hasil penelitian terbaru yang dipublikasi setelah dirilisnya sistem
APG II. Berikut adalah klasifikasi menurut Sistem APG II (2003):

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


14
I. Bangsa Acorales
Acorales adalah salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klad monocots menurut Sistem klasifikasi APG II. Bangsa ini hanya
memiliki satu suku, yaitu Acoraceae
1. Suku Acoraceae
Family Acoraceae memiliki satu marga, yaitu Acorus. Jeringau atau
dlingo atau Acorus calamus, adalah anggota yang paling dikenal dan
merupakan bahan obat-obatan tradisional.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/37/Acorus_calamus1.jpg

II. Bangsa Alismatales


Alismatales adalah salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klad monocots menurut Sistem klasifikasi APG II. Alismatales
mencakup banyak monokotil yang menyukai tanah berlumpur atau basah,
bahkan ada yang hidup sepenuhnya tergenang dalam air. Beberapa anggotanya,
khususnya dari suku Cymodoceaceae dan Hydrocharitaceae, mampu
beradaptasi dengan air laut dan sepenuhnya hidup terbenam dalam air laut.
Mereka menjadi komponen utama ekosistem khas lautan dangkal tropika yang
disebut padang lamun.
Menurut Sistem klasifikasi APG II Alismatatales terdiri dari 11 suku yaitu
: Alismataceae, Aponogetonaceae, Araceae, Butomaceae, Hydrocharitaceae,
Juncaginaceae, Limnocharitaceae, Najadaceae, Potamogetonaceae, Ruppiaceae
dan Scheuchzeriaceae. Dari kesebelas suku ini yang paling banyak adalah
anggota suku Alismataceae.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


15
1. Suku Alismataceae
Alismataceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga dari
bangsa Alismatales.
Ciri-ciri umum Suku Alismataceae :
 Herba akuatik atau tempat lembab.
 Bunga bisekual, seringkali tersusun berkarang.
 Perhiasan dalam dua lingkaran, sepal 3 hijau dan petal 3 putih.
 Perlekatan karpel apokarp dengan 6 – banyak karpel yang lepas-lepas,
ovulum 1.

Contoh dari Suku Alismataceae :


1) Genus Alisma
 Alisma plantago

Sumber : http://erick.dronnet.free.fr/belles_fleurs_de_france/images/alisma_plantago-
aquatica.jpg

2) Genus Echinodorus
 Echinodorus vesuvius

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


16
Sumber: http://www.staraqua.ru/sites/default/files/styles/uc_product_full/
public/images/e_vesuvius_1n.jpg?itok=PZKF7Ffm

3) Genus Sagittaria
 Sagittaria sagittifolia

Sumber : http://www.hlasek.com/foto/sagittaria_sagittifolia_4954.jpg

Manfaat tumbuhan dari suku Alismataceae :


 sebagai tanaman hias.

2. Suku Aponogetonaceae
Aponogetonaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Alismatales, klad monocots.

3. Suku Araceae
Suku Araceae (suku talas-talasan) mencakup banyak tumbuhan ekonomi
yang menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Suku talas-talasan atau
Araceae mencakup berbagai macam tumbuhan monokotil dengan ciri khas
bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang (spatha).
Ciri-ciri umum Family Araceae :
 Herba akuatik atau tempat lembab.
 Tumbuhan menghasilkan umbi yang dapat dimakan.
 Bunga majemuk bertipe "tongkol" yang berseludang (spatha).
Contoh dari Suku Araceae :

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


17
1) Genus Alocasia
 Alocasia macrorrhiza Calidora

Sumber : http://plantasvillor.es/wp-content/uploads/2013/03/Alocasia-Calidora.jpg

2) Genus Amorphophallus
 Amorphophallus titanium (bunga bangkai raksasa)

Sumber : http://botany.si.edu/events/amorphophallus/images/DSCN1441.JPG

3) Genus Dieffenbachia
 Dieffenbachia bowmannii

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


18
Sumber : http://plantgenera.org/ILLUSTRATIONS_thumbnails/113506.jpg

4) Genus Aglaonema
 Aglaonema commutatum

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1b/Starr_070906-
8788_Aglaonema_commutatum.jpg

5) Genus Anthurium
 Anthurium crystallinum

Sumber: http://static.baza.farpost.ru/v/1340624883618_bulletin

4. Suku Butomaceae
Ciri-ciri umumFamily Butomaceae
 Herba akuatik / rawa, laticiferus, mempunyai rhizome, daun roset akar
dan daun linier.
 Bunga aktinomorf, biseksual, majemuk cymosa, stamen 9 – lebih.
 Periantium terdiri dari 2 lingkaran, 3 terluar sepaloid dan 3 terdalam
petaloid.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


19
 Karpel 6 – beberapa dengan letak ovulum laminar, polennya
monosulcate.
Contoh dari Family Butomaceae
1) Genus Butomus
 Butomus umbellatus

Sumber: http://www.honeysomeaquaticnursery.co.uk/shop/images/
Butomus%20Umbellatus .jpg

Manfaat tumbuhan dari Suku Butomaceae :


 beberapa tanaman hias.

5. Suku Hydrocharitaceae
Anggotanya kebanyakan adalah tumbuhan air, baik terbenam maupun
muncul di permukaan. Anggota yang paling dikenal barangkali adalah
tumbuhan akuarium ganggang Hydrilla verticillata, yang biasa dijadikan bahan
percobaan laboratorium sekolah. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan terna air,
mengapung atau submers.
Ciri-ciri umum Family Hydrocharitaceae
 Daun tunggal, tersusun dalam roset akar, tersebar berkarang, bentuk
beraneka ragam, helaiannya lebar, tulang daun melengkung
 Bunga berkelamin tunggal, berumah 2 atau banci, aktinomorf, terpisah
atau bersifat simos.Bunga terletak dalam daun pelindung yang berbagi 2
atau diantara 2 daun pelindung yang duduk berhadapan.Hiasan bunga dapat
dibedakan mahkota (3 daun mahkota) dan kelopak (3 dau kelopak

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


20
 Benang sari 3 atau kelipatan 3, yang dipinggir dan di tengah sering
mandul
 Bakal buah tenggelam, beruang 1, dengan 2-15 tembuni dan banyak
bakal biji, dengan 2 integumen. Tangkai putik 1, kepala putik 2-30.
 Bunga betina mempunyai benang sari-benang sari rudimenter disamping
putik
 Buahnya pecah tidak beraturan. Biji banyak, tanpa endosperm, lembaga
lurus, akar lembaga tebal, dan pucuk lembaga kecil.
Contoh dari Suku Hydrocharitaceae
1) Genus Hydrocharis
 Hydrocharis morsus-ranae

Sumber: https://www.kuleuven-kulak.be/bioweb/photos/H/
Hydrocharis%20morsus-ranae-6-Lerno.jpg

2) Genus Hydrilla
 Hydrilla verticillata

Sumber : http://plant-identification.net/wp-content/uploads/2011/02/hydrilla-
verticillata.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


21
3) Genus Elodea
 Elodea cannadensis

Sumber : http://plant-identification.org/wp-content/uploads/2011/09/elodea-
canadensis.jpg

4) Genus Vallisneria
 Vallisneria spiralis

Sumber : http://meriadnin.files.wordpress.com/2012/04/vallisneria-spiralis-
gruppe400.jpg

6. Suku Juncaginaceae
Juncaginaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Alismatales, klad monocots.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


22
1) Genus Triglochin
 Triglochin striata

Sumber : http://www.noosanativeplants.com.au/images
/photos/600x600_triglochin%20striata%20cranks%20122. jpg

7. Suku Limnocharitaceae
Suku ini kecil saja, terdiri dari dua marga/genera (Hydrocleys dan
Limnocharis) dengan total sekitar enam jenis. Anggota yang dikenal orang
adalah genjer (L. flava). Selain Masuk ke Ordo Alismatales Suku di bawah ini
juga masuk Ordo habitus.
Ciri-ciri umum Suku Limnocharitaceae
 Herba akuatik perennial, terapung bebas atau tertanam dalam substrat,
hidup di tempat lembab.
 akar menempel pada substrat.
 Daun umumnya roset akar atau tidak, bila tidak duduk daun umumnya
berseling. Daun tersusun spiral (hampir distikha) pada ujung rhizome
atau stolon yang terapung
 Bunga sempurna dan umumnya kecil dan tidak menarik, anemophilus
atau hydrophilus, bisekual/uniseksual, berupa perbungaan spika atau
racemosa, cymosa atau bunga tunggal. actinomorf atau zigomorf,
hypogin, trimer, perhiasan bunga hijau.
 Pembuluh ditemukan pada akar, atau tidak ada. Plastida tipe P yang
terdiri dari protein. Periantium berjumlah 6 berupa tepal dalam 2
lingkaran masing-masing 3. Stamen 1-6 . Polen trinukleat, monosulcate.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


23
Gynocium 1- beberapa karpel yang terpisah (apokarp), bitegmik,
krasinucelat. Endosperm berkembang helobial.
Contoh dari Suku Limnocharitaceae:
1) Genus Limnocharis
 Limnocharis flava

Sumber : http://www.natureloveyou.sg/Limnocharis%20flava/DSC04702%20
(08).JPG

Manfaat tumbuhan dari Suku Limnocharitaceae :


 Genjer ini sebagai tanaman sayuran

8. Suku Najadaceae
1) Genus Najas
 Najas graminea

Sumber: http://idtools.org/id/aquariumplants/Aquarium_&_Pond_Plants
of_the_World/key/Aquarium_&_Pond_Plants/Media/Images/najas-Ray-_ lge.jpg

9. Suku Potamogetonaceae
Merupakan tumbuhan air yang berakar dan mempunyai rimpang dasar.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


24
Ciri-ciri umum Suku Potamogetonaceae :
 Daun bangun garis, bangun lanset, atau bulat telur
 Daun memiliki tangkai dan kadang berupih daun yang besar
 Helaian daun mengapung mengapung ayau terendam air
 Sebagian berupa tumbuhan darat dengan daun bulat, panjang seperti
tangkai atau seperti daun yang menyempit
 Dalam ketiak terdapat sisik
 Bunga berkelamin tunggal atau banci aktinomorf, tersusun sebagai bulir,
atau terpisah
 Hiasan bunga tunggal, tidak menyerupai mahkota
 Bakal buah 6 sampai 1, masing-masing berisi 1 bakal biji
 Buahn ya buah kurung (berisi 1 biji), tanpa endosperm, lembaga dengan
batang hipokotil yang besar
 Hidup dalam air tawar, air payaw maupun air laut
Contoh dari Suku Potamogetonaceae
1) Genus Potamogeton
 Potamogeton perfoliatus

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4b/
Potamogeton_perfoliatus.jpeg

2) Genus Posidonia
 Posidonia oceanic

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


25
Sumber : http://www.naturahoy.com/sites/default/files/styles/large/public/
field/image/posidonias_csic.jpg

3) Genus Zannichellia
 Zannichellia palustris

Sumber : http://www.biologie.uni-rostock.de/oekologie/balticsea/ 02%20Plants/


02%20Marine%20Phanerogams/Zannichellia%20palustris%20subsp.%20pedicellata.jpg

4) Genus Zostera
 Zostera marina

Sumber : http://flora.nhm-wien.ac.at/Bilder-P-Z/Zostera-marina-1.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


26
10. Suku Ruppiaceae
Ruppiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut
Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Alismatales,
klad monocots.

1) Genus Ruppia
 Ruppia maritime

Sumber : http://flora.crimea.ru/potamogeton/Ruppia-maritima.jpg

11. Suku Scheuchzeriaceae


Merupakan tumbuhan air perennial dengan rimpang pada dasar.
Ciri-ciri umum Suku Scheuchzeriaceae :
 Batang tegak
 Bangun daun lanset, mempunyai upih membalut yang membalut batang
dan lidah-lidah pada batas antara upih dan helaian daun
 Bunga banci aktinomorf, tersususn dalam bulir pada ujung batang. Tenda
bunga tersususn atas 6 tenda dalam 2 lingkaran
 Benang sari 6-8, bebas, kepala sari bangun garis. Ginaecium 3-6 bakal
buah menumpang, berlekatan
 Buahnya buah kurung. Biji tanpa endosperm
Contoh dari Suku Scheuchzeriaceae
1) Genus Lilea
 Lilaea scilloides

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


27
Sumber : http://www.calflora.net/bloomingplants/images/floweringquillwort4.jpg

2) Genus Scheuchzeria
 Scheuchzeria palustris

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-CA4-hcg0Cjk/UTanHtE8HnI/AAAAAAAAH
4/3P6C4VVrNNc/s1600/A.jpg

3) Genus Tringlochin
 Tringlochin maritime

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


28
Sumber : http://www.pfaf.org/Admin/PlantImages/TriglochinMaritima.jpg

III. Bangsa Asparagales


Asparagales adalah salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klad monocots menurut Sistem klasifikasi APG II).
1. Suku Alliaceae
Suku bawang-bawangan atau Alliaceae adalah salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Anggotanya memiliki umbi lapis, berdaun sempit
memanjang dan berongga di dalamnya. Banyak dari anggota kelompok ini yang
memiliki nilai ekonomi sebagai sayuran, bumbu masak, bahan pengobatan, dan
tanaman hias.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Asparagales, klad monocots. Namun, dalam Sistem klasifikasi APG III
(2009), Alliaceae digabungkan ke dalam Amaryllidaceae dan dijadikan
anaksuku Allioideae.

2. Suku Amaryllidaceae
Suku bakung-bakungan atau Amaryllidaceae adalah nama botani suatu
suku tumbuhan berbunga. Tumbuhan ini dapat hidup sepanjang tahun dan
memiliki umbi serta biasanya bunga yang bentuknya khas. Suku ini memiliki
sekitar 60 genus, dengan sekitar 800 spesies. Beberapa genus yang umumnya
ditemukan di kebun adalah:

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


29
1) Genus Amaryllis
 Amaryllis sp.

Sumber : http://www.mortellaros.com/_ccLib/image/plants/DETA-60.jpg

2) Genus Caliphruria
 Caliphruria subedentata

Sumber : http://www.pacificbulbsociety.org/pbswiki/files/Caliphruria/
Caliphruria_subedentata_NN2.jpg

3) Genus Clivia
 Clivia miniata

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


30
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/05/
Clivia_miniata_IP0903001.jpg

4) Genus Crinum, bakung/lili


 Crinum asiaticum L. (Bakung)

Sumber : http://www.zimbabweflora.co.zw/speciesdata/images/18/185570-4.jpg

5) Genus Eucharis
 Eucharis amazonica

Sumber : http://www.aujardin.ch/photos/Eucharis_amazonica.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


31
6) Genus Galanthus
 Galanthus nivalis

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/23/Galanthus_nivalis.jpg

7) Genus Habranthus
 Habranthus tubispathus

Sumber : http://www.telosrarebulbs.com/images/Habtubispathus.jpg

8) Genus Hippeastrum
 Hippeastrum reginae

Sumber : http://www.pacificbulbsociety.org/pbswiki/files/Hippeastrum/
Hippeastrum_evansiae_X_reginae.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


32
9) Genus Hymenocallis
 Hymenocallis speciosa

Sumber : http://www.kinmatsu.idv.tw/plant/Liliidae/Hymenocallis.speciosa.jpg

10) Genus Leucojum


 Leucojum aestivum

Sumber : http://www.pacificbulbsociety.org/pbswiki/files/Leucojum/
Leucojum_aestivum_var_pulchellum_JAY.jpg

11) Genus Lycoris


 Lycoris radiate

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


33
Sumber : http://www.pacificbulbsociety.org/pbswiki/files/Lycoris/
Lycoris_radiata_Closeup_JAY.jpg

12) Genus Narcissus


 Narcissus medioluteus

Sumber : http://imgstocks.com/wp-content/uploads/2013/10/Main-page-of-the-
section-narcissus-photos-narcissus-flower-pictures.jpg

13) Genus Pancratium


 Pancratium Canariense

Sumber : http://www.floradecanarias.com/imagenes/pancratium_canariense2.jpg

14) Genus Zephyranthes


 Zephyranthes rosea

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


34
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/d7/Zephyranthes_rosea.jpg

3. Suku Iridaceae
Iridaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut
Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Asparagales, klad monocots.

4. Suku Orchidaceae
Suku anggrek-anggrekan (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan satu
suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya
tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun
sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota
suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika.
Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk
umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya
yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan
menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari
embun dan udara lembap. Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia
adalah anggrek hias serta vanili.
Ciri-ciri umum Suku Orchidaceae
 Terna perenial dengan perawakan beragam
 Sebagian besar epifit, tetapi ada pula yang saprofit dan terestrial
 Mempunyai rimpang, akar seperti umbi
 Batang berdaun atau tidak, pangkal seringkali menebal membentuk umbi
semu
 yang mempunyai akar-akar yang mengandung klorofil

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


35
 Daun berseling, biasanya tersusun dalam 2 baris, agak tebal, berdaging
 Pangkal berubah menjadi upih yang hampir seluruh tertutup dan
memeluk batang
 Bunga mempunyai bentuk dan warna yang indah
 Biasanya banci, zigomor, jarang terdapat bunga berkelamin tunggal yang
berumah 1
 Benang sari 2 atau 1, terdiri dari benang sari lateral pada lingkaran dalam
atau median dari lingkaran luar
 Kepala sari menghadap ke dalam, beruang 2, membuka dengan celah
membujur
 Bakal buah tenggelam, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dindingnya,
 Tangkai putik dengan tangkai sari berlekatan membentuk suatu tiang
(Columna)
 Suku ini meliputi 20.000-an jenis yang terbagi dalam sekitar 500-an
marga yang tersebar di daerha tropis dan daerah iklim sedang
Sebagai tumbuhan berbunga paling cantik, anggrek sudah ratusan tahun
dipelihara manusia. Hingga saat ini terdapat lebih dari 100.000 jenis silangan
atau hibrida yang telah dihasilkan oleh pemulia tanaman. Anggrek dibedakan
atas bentuk tanaman yaitu : Anggrek Monopodial dan Simpodial.

Anggrek Monopodial
1) Genus Arachnis
 Arachnis flosaeris

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_PVnvgr74DC0/THrND5sxSEI/AAAAAAAAAQw/
yzp5X_rYV90/s1600/DSCN2137.JPG

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


36
2) Genus Ascocentrum
 Ascocentrum miniatum

Sumber : http://img4.wikia.nocookie.net/ cb20080228084630/orchids/en/images/0/

0b/Asctm_miniatum.jpg

3) Genus Vanda
 Vanda helvola Sumatra

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_Q4AtdYKQCsc/TNJkGplYGJI/
AAAAAAAAA8w/mubKvtIhoiQ/s1600/vanda+helvola+sumatra.jpg

4) Marga Renanthera
 Renanthera storiei

Sumber : http://static.orchids.in.ua/img/renanthera-storiei-foto-898.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


37
5) Genus Rhynchostylis
 Rhynchostylis gigantea alba

Sumber : https://c1.staticflickr.com/5/4118/4815959590_18717a8be5.jpg

6) Genus Ascocenda
 Ascocenda sp.

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-5C3gJNThDK4/Tr9bqwZznJI/AAAAAAAAAkw/
MPWy2nDdrLI/s1600/DSCN2380.JPG

7) Genus Phalaenopsis
 Phalaenopsis amabilis

Sumber : http://houseplantsnow.com/wp-content/uploads/2010/02/phal-amabilis-2010.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


38
8) Marga Paraphalaenopsis
 Paraphalaenopsis labukensis

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-EJJa704j1kQ/TcX3G7s0MOI/
AAAAAAAAABE/-dQEaCo2iBo/s1600/Paraphalaenopsis+labukensis.jpg

9) Genus Trichoglottis
 Trichoglottis brachiate

Sumber : http://rforchids.com/wp-content/uploads/2012/08/Trgl_brachiata0812-72.jpg

10) Genus Aerangis


 Aerangis mystacidii

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


39
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-S380XlLvsck/TmioEoANv1I/
AAAAAAAAG7k/gEdTDwVdpu4/s1600/Aerangis+mystacidii+%252811%2529.jpg

11) Genus Angraecum


 Angraecum sesquipedale

Sumber : http://www.botanicalgarden.ubc.ca/potd/angraecum-sesquipedale2.jpg

12) Genus Aerides


 Aerides odorata

Sumber : http://www.orquidariovirtual.com/wp-content/uploads/2010/12/Aerides-odorata.jpg

13) Genus Thrixspermum


 Thrixspermum centipede

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


40
Sumber : http://www.orchidspecies.com/orphotdir/thrixspermcentipeda.jpg

14) Genus Armodorum


 Armodorum sulingii

Sumber : http://www.orchidspecies.com/orphotdir/armasulingii.jpg

15) Genus Vandopsis


 Vandopsis parishii

Sumber : http://www.orchidboard.com/community/attachments/vanda-alliance-
others/29293d1239008997-vandopsis-parishii-0404-018.jpg

16) Genus Papilionanthe


 Papilionanthe vandarum

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


41
Sumber : http://www.orchidspecies.com/orphotdir/papilvandarum.jpg

17) Genus Amesiella


 Amesiella philippinensis

Sumber : http://www.edit.ne.jp/~fkoichi/ophoto/angcm/amesphil.jpg

18) Genus Kingidum


 Kingidium minus

Sumber : http://www.orchidboard.com/community/attachments/species/
73527d1350078075-kingidium-minus-imgp0321.jpg

19) Genus Schoenorchis


 Schoenorchis fragrans

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


42
Sumber : http://s204.photobucket.com/user/erniepc/media/Schoenorchisfragrans06-18-
10.jpg.html

20) Genus Neofinetia


 Neofinetia falcate

Sumber : http://www.rv-orchidworks.com/orchidtalk/attachments/orchids-other-
genera-bloom/40433d1306670042-neofinetia-falcata-jujak-benisuzume-
neofinetia-falcata-benisuzume-28-30.jpg

21) Genus Ascoglossum


 Ascoglossum calopterum

Sumber : http://cdn2.arkive.org/media/C2/C2B85320-355A-40A6-ABCF-
3A7F7AC165DF/Presentation.Large/Ascoglossum-calopterum-in-flower.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


43
22) Genus Sarchanthus
 Sarcanthus dalatensis

Sumber : http://www.mvorchideje.cz/WEB_FOTKY/Sarcanthus_dalatensis027.JPG

23) Genus Luisia


 Luisia curtisii

Sumber : http://www.orientxtreme.com/flash/orchidees.flash/640x480/Luisia%20curtisii.jpg

24) Genus Doritis


 Doritis pulcherrima

Sumber : http://flo.com.ua/forum/download/file.php?id=76608

25) Genus Gastrochilus


 Gastrochilus bellinus

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


44
Sumber : http://www.thaiguidetothailand.com/wp-content/gallery/flora/gastrochilus-
bellinus-2.jpg

26) Genus Euanthe


 Euanthe sanderiana

Sumber : http://media01.bigblackbag.net/16928/portfolio_media/
lwsm_v_sanderiana_plant1_2767.jpg

Anggrek Simpodial
1) Genus Arundina
 Arundina sp.

Sumber : http://farm3.staticflickr.com/2542/3867109652_561a06c0ee.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


45
2) Genus Bulbophyllum
 Bulbophyllum cruentum

Sumber : https://c1.staticflickr.com/1/226/503313663_8c8470fdfb_z.jpg?zz=1

3) Genus Catasetum
 Catasetum peliatum

Sumber : http://www.orchidsonline.com.au/files/images/
Catasetum%20peliatum%20var%20imperiale.jpg

4) Genus Cattleya
 Cattleya sp.

Sumber : http://toptropicals.com/pics/garden/m1/EleNZ3/Cattleya_sp053el.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


46
5) Genus Coelogyne
 Coelogyne celebensis

Sumber : https://c1.staticflickr.com/7/6135/5924166086_17ba13695b_z.jpg

6) Genus Colmanara
 Colmanara masai

Sumber : http://www.easyorchids.co.uk/shop/images/P/masai.jpg

7) Genus Cymbidium
 Cymbidium finlaysonianum

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-93aKA6mqID4/UKYQhzh0ICI/AAAAAAAAJKM/
GzvSdIQGhDA/s1600/Imej14012.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


47
8) Genus Cycnoches
 Cycnoches warscewiczii

Sumber : http://farm8.static.flickr.com/7161/6646332051_bd39581d6d.jpg

9) Genus Dendrobium
 Dendrobium anosmum

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/33/
Dendrobium_anosmum_Orchi_01.jpg

10) Genus Dendrochilum


 Dendrochilum tenellum

Sumber : http://smg.photobucket.com/user/ntgerald/media/dten3.jpg.html

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


48
11) Genus Encyclia
 Encyclia tampensis

Sumber : http://forum.theorchidsource.com/attachments/catcylia_fred_j_fuchs_jr1a.jpg

12) Genus Eria


 Eria ornate

Sumber : http://weloveorchid.com/wp-content/uploads/2009/06/eria-ornata.jpg

13) Genus Grammatophyllum


 Grammatophyllum scriptum

Sumber : http://pics.davesgarden.com/pics/2013/02/16/klrkkr/184329.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


49
14) Genus Laelia
 Laelia lueddemannii

Sumber : https://c1.staticflickr.com/5/4123/5414443780_d552e629a2_b.jpg

15) Genus Miltonia


 Miltonia flavescens

Sumber : http://www.orchidboard.com/community/attachments/orchids-
bloom/56329d1305687174-miltonia-flavescens-p5160225.jpg

16) Genus Odontoglossum


 Odontoglossum crispum

Sumber : https://c1.staticflickr.com/9/8290/7754480734_e9bc27bf76_z.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


50
17) Genus Oncidium
 Oncidium lanceanum Lindl.

Sumber : https://c2.staticflickr.com/4/3246/3125999150_1817517324_z.jpg?zz=1

18) Genus Paphiopedilum


 Paphiopedilum glaucophyllum

Sumber : http://orchids.la.coocan.jp/Paphiopedilum/Paphiopedilum%20glaucophyllum/R0043635.JPG

19) Genus Spathoglottis


 Spathoglottis plicata

Sumber : http://fc06.deviantart.net/fs70/i/2012/089/4/3/ spathoglottis_plicata by


sceptical_mind-d4evd87.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


51
20) Genus Zygopetalum
 Zygopetalum sp.

Sumber : http://previews.agefotostock.com/previewimage/bajaage/
e2bd5c90ba6f0569b162463f3dc1892e/esy-000036577.jpg

IV. Bangsa Dioscoreales


Dioscoreales adalah nama botani untuk salah satu bangsa tumbuhan
berbunga. Bangsa ini mencakup suku Dioscoreaceae yang meliputi umbi-
umbian yang digunakan sebagai sumber makanan penting di banyak daerah di
seluruh dunia. Berdasarkan sistem klasifikasi APG II (tahun 2003), bangsa ini
termasuk dalam klad monocots dan terdiri atas tiga suku tumbuhan, yaitu
Burmanniaceae, Dioscoreaceae, dan Nartheciaceae.
Tiga suku yang termasuk dalam bangsa Dioscoreales juga mewakili tiga
kelompok ekologi tumbuhan yang berbeda. Dioscoreaceae mengandung
utamanya tanaman merambat (Dioscorea) dan spesies merayap lainnya
(Epipetrum). Di sisi lain Nartheciaceae adalah suku yang mencakup tanaman
rumput-rumputan menyerupai lili (Aletris), sedangkan Burmanniaceae adalah
kelompok miko-heterotrofik.
Data evolusi bangsa Dioscoreales dikumpulkan dari analisis molekuler
karena tidak ada fosil tumbuhannya yang ditemukan. Diperkirakan bahwa
Dioscoreales dan klad terdekatnya, Pandanales, terpisah sekitar 121 juta tahun
yang lalu selama awal Cretaceous ketika kelompok mahkota terbentuk.
Kemudian butuh 3 hingga 6 juta tahun bagi kelompok mahkota untuk
terdiferensiasi pada pertengahan Cretaceous.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


52
1. Suku Burmanniaceae
Burmanniaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II. Suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Dioscoreales, kladmonocots dalam Sistem Klasifikasi APG II.
Ciri-Ciri umum Suku Burmanniaceae
 Terna anual atau perineal, sebagian besar hidup sebagai saprofit, dengan
atau tanpa daun, kadang-kadang mempunyai rimpang.
 Batang dengan daun-daun kecil seperti sisik yang tersebar, jenis yang
bukan saprofit mempunyai daun-daun yang tersusun sebagai rozet akar.
 Bunga banci, aktinomorf atau agak zigomorf, terpisah-pisah atau
terangkai sebagai sinsinus. Hiasan bunga berwarna biru atau putih terdiri
atas bagian yang berlekatan membentuk buluh yang panjang dengan di
bagian atas 6 taju-taju yang tersusun dalam 2 lingkaran, yang
dilingkatran dalam sering amat kecil, kadang-kadang sama sekali tidak
terdapat.
 Benang sari 3-6, kebanyakan duduk pada buluh tenda bunga. Kepala sari
menghadap ke dalam, penghubung ruang sari lebar, membuka dengan
celah horisontal di samping atau dengan celah membujur di sebelah dalam.
 Tangkai putik pada ujungnya sering bercabang pendek menjadi 3,
masing-masing dengan 1 kepala putik yang saling berlekatan.
 Bakal buah tenggelam, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dindingnya
atau beruang 3 dengan tembuni yang aksilar.
 Bakal biji banyak, masing-masing mempunyai 2 integumen.
 Buahnya buah kendaga yang pada ujungnya bermahkotakan hiasan
bunga yang telah mengering, seringkali bersayap 3, biasanya membuka
dengan celah membujur di antara tembuni. Biji kecil, banyak,
mempunyai endosperm, lembaga belum jelas terdiferensiasi.
Warga suku hanya menempati daerah tropika saja, seluruhnya
berjumlah sekitar 100 jenis, terbagi dalam 17 marga.
Contoh dari Family Burmanniaceae :
1) Genus Burmannia
 Burmannia tridentate

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


53
Sumber : https://c1.staticflickr.com/7/6097/6326676538_bcd784c467_z.jpg

2. Suku Dioscoreaceae
Suku gadung-gadungan atau Dioscoreaceae adalah salah satu suku
anggota tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini
dimasukkan ke dalam bangsa Dioscoreales, klad monocots. Ke dalam suku ini
tergabung berbagai tumbuhan merambat dengan umbi yang banyak di
antaranya dapat dimakan, seperti gadung, gembili, gembolo, dan uwi.
Dioscorea mempunyai peranan penting sebagai sumber keragaman
hayati (biological diversity), sehingga perlu untuk diidentifikasi jenisnya
dari pengkoleksian specimen yang hidup. Oleh karena, keanekaragaman
Dioscorea yang belum diketahui secara menyeluruh, maka perlu diadakan
penelitian spesies anggota familia Dioscoreaceae lebih lanjut untuk data
dasar pemanfaatan dan sumber informasi tentang keberadaannya di alam.
Keseluruhan suku Dioscoreaceae tersebar luas di daerah tropis dan daerah
empat musim yang hangat.
Suku Dioscoreaceae dalam klasifikasi APG II termasuk dalam bangsa
Dioscoreales. Suku Taccaceae dan Trichopodaceae dianggap sebagai salah
satu anggota dari suku ini, sehingga suku-suku tersebut dilebur dalam
Dioscoreaceae. Caddick dkk. (2002) membuktikan bahwa dalam
menentukan sistem klasifikasi dalam Doscoreales, data morfologi sama
pentingnya dengan data molekular. Karakter-karakter seperti benang sari
dan morfologi hipantium, karakter umbi, rambut kelenjar, anatomi selaput
biji, dan kristal kalsium okasalat terbukti penting dalam menentukan
hubungan kekerabatan dalam bangsa Dioscoreales. Bangsa Dioscoreales

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


54
direvisi dengan anggota tiga suku: Burmanniaceae, Dioscoreaceae dan
Nartheciaceae. Sementara suku Dioscoreaceae sendiri sekarang terdiri dari
empat marga: Dioscorea, Tacca (dulu dalam Taccaceae), and Trichopus
(Caddick dkk. 2002).
Contoh dari Suku Dioscoraceae:
1) Genus Dioscorea
 Dioscorea hispida Dennst. ( Ubi Hutan )

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-FpQVSom2Tnw/T7Sc--
mq8mI/AAAAAAAAACY/m0-tx_qyw5c/s1600/gadung.jpg

2) Genus Tacca
 Tacca leontopetaloides

Sumber : http://toptropicals.com/pics/garden/05/0/0604.jpg

3) Genus Trichopus
 Trichopus zeylanicus

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


55
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/fa/Trichopus_zeylanicus3.jpg

3. Suku Nartheciaceae
Nartheciaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke dalam bangsa
Dioscoreales, klad monocots.
Contoh dari FamilyDioscoraceae:
1) Genus Aletris
 Aletris lutea

Sumber : http://regionalconservation.org/images/PlantImages/Aletlute_3.jpg

V. Bangsa Liliales
Kebanyakan berupa terna perenial, mempunyai rimpang, umbi sisik atau
umbi lapis, kadang-kadang juga berupa semak atau perdu bahkan berupa pohon
ada pula yang merupakan tumbuhan memanjat. Daun tersebar pada batang atau
merupakan rozet akar. Bunga banci atau karena adanya reduksi salah satu alat
kelaminnya menjadi berkelamin tunggal, aktinomorf, zygomorf biasanya
tersusun dalam rangkaian yang bersifat rasemos. Hiasan bunga berupa tenda

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


56
bunga berbilangan 3 yang tersusun dalam 2 lingkaran, menyerupai mahkota
kadang-kadang seperti kelopak, tetapi jarang dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota. Benang sari biasanya 6 dalam 2 lingkaran, namun lingkaran dalam
sering kali tidak ada. Bakal buah menumpang atau tenggelam. Kebanyakan
beruang 3 dengan bakal biji yang anatrop. Buahnya berupa buah kendaga atau
buah buni. Biji dengan endosperm berdaging atau seperti tanduk. Daerah
persebarannya cukup luas meliputi daerah beriklim sedang dan beriklim
tropika, sebagian kecil di daerah beriklim panas.

1. Suku Alstroemeriaceae
Alstroemeriaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

2. Suku Campynemataceae
Campynemataceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

3. Suku Colchicaceae
Colchicaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots. Suku ini mencakup sekitar 200 jenis tumbuhan terna kecil
atau merambat yang memiliki umbi (umbi lapis atau umbi akar). Berikut
adalah marga anggotanya: Androcymbium, Baeometra, Bulbocodium,
Burchardia, Camptorrhiza, Colchicum, Disporum, Gloriosa, Hexacyrtis,
Iphigenia, Kuntheria, Littonia, Merendera, Neodregea, dll.

4. Suku Corsiaceae
Corsiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


57
5. Suku Liliaceae
Liliaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut
sistem klasifikasi APG II, suku ini termasuk kedalam bangsa Liliales, klad
monocots.
Contoh dari Suku Liliaceae :

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8d/Allium_cepa.jpg

Dari klasifikasi bawang merah tersebut di atas, kita bisa menyimpulkan


bahwa ia berkerabat dekat dengan bawang daun, bawang prei, bawang
putih, bawang kucai dan jenis bawang lainnya. Bawang-bawangan ini
tergabung dalam keluarga Liliaceae dan genum Allium. Selain untuk
mengetahui kerabatnya.
Ciri-ciri Umum Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum L.)
 Bawang merah merupakan tanaman berumbi. Ia digolongkan tanaman
semusim dengan usia tanam yang pendek.
 Bagian akar tanaman bawang merah ini berserabut.
 Bagian daun tanaman bawang merah memiliki bentuk silindris dimana
bagian pangkal daunnya membentuk umbi lapis. Lebih lanjut, daun
bawang merah ini hanya memiliki satu permukaan saja dengan bentuk yang
cendeurng membulat, sedikit kecil, memanjang dan berongga.
 Bawang merah merupakan tanaman yang bisa diperbanyak sevara
ageneratif maupun vegetatif. Hanya saja, demi kepraktisan, kebanyak
orang menggunakan cara vegetatif yakni dengan menggunakan bagian
umbi.
 Terna dengan rimpang atau umbi lapis, kadang-kadang semak atau perdu
berupa tumbuhan memanjat. Daun tunggal, tersebar pada batang atau

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


58
terkumpul sebagai rozot akar, adakalanya tereduksi dan cabang-cabang
berubah menjadi kladodium.
 Bunga kecil sampai sangat besar dan amat menarik, kebanyakan banci,
aktinomorf, adajuga yag zygomorf. Hiasan bunga berupa tenda bunga yang
menyerupai mahkota dengan atau tanpa pelekat berupa buluh, terdiri
atas 6 daun tenda bunnga kebanyakan jelas tersusun dalam 2 lingkaran.
 Benang sari 6 jarang sampai 12 atau hanya 3 berhadapan dengan daun-
daun tenda bunga. Tangkai sari bebas atau berlekatan dengan berbagai cara.
 Kepala sari beruang 2 membuka dengan celah membujur. Bakal buah
menumpang atau setengah tenggelam, kebanyakan beruang 3dengan
tembuni di sudut-sudut ruang.
 Buahnya buah kendaga tau buah buni. Biji dengan banyak sekali
endosperm lemaga lurus dan bengkok.

6. Suku Luzuriagaceae
Luzuriagaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

7. Suku Melanthiaceae
Melanthiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

8. Suku Philesiaceae
Philesiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


59
9. Suku Rhipogonaceae
Rhipogonaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots.

10. Suku Smilacaceae


Smilacaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Liliales,
klad monocots. Salah satu anggotanya adalah tumbuhan penghasil sarsaparila,
Smilax.

VI. Bangsa Pandanales


Pandanales adalah salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klad monocots menurut Sistem klasifikasi APG II. Bangsa ini juga diakui
sebagai takson dalam sistem klasifikasi Cronquist dan tercakup dalam anak kelas
Arecidae, kelas Liliopsida. Dalam sistem APG II, bangsa ini mencakup lima
suku tumbuhan sebagai berikut:
Suku Cyclanthaceae
Cyclanthaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut
sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Pandanales, klad
Monokotil.
Carludovica palmata
 suku Pandanaceae
  suku Stemonaceae
 suku Triuridaceae
 suku Velloziaceae

Ciri umum Pandanales


Terna, perdu atau pohon dengan daun-daun pipih, bangun garis atau pita.
Bunga selalu berkelamin tunggal, telunjang atau mempunyai tenda bunga,
biasanya tersusun dalam karangan bunga berupa tongkol majemuk atau bongkol.
Bunga jantan dengan 1 → banyak benang sari, bunga betina dengan bakal buah
beruang 1 → banyak, tiap ruang berisi 1→banyak sekali bakal biji. Dalam

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


60
kandung lembaga umumnya terdapat lebih dari 3 sel antipoda. Buah menyerupai
buah keras, biji mempunyai endosperm.

1. Suku Pandanaceae
Ciri umum Pandanaceae
Semak, perdu atau pohon dengan batang yang besar dan tumbuh tegak,
bercabang-cabang atau berupa liana dengan batang-batang memanjat. Pada
pangkal batang terdapat akar tunjang, kadang-kandang akar keluar dari bagian
yang lebih tinggi, bahkan dari cabang-cabangnya. Daun sempit, panjang, bangun
pita dengan tepi berduri kecil-kecil tajam, duri-duri kadang-kadang juga pada
sisi punggung ibu tulangnya, tersusun dalam garis spiral (spirostich) yang biasanya
ada 3.
Bunga berkelamin tunggal, telanjang, tersusun sebagai bunga tongkol yang
bersifat majemuk, terdapat pada ujung batang atau dalam ketiak daun-daun
pelindung yang besar, seringkali berwarna. Bunga jantan dengan atau tanpa
putik yang rudimenter, mempunyai banyak benang sari yang terdapat pada
sumbu bunga pendek atau panjang, tangkai sari bebas atau berlekatan, kepala
sari tegak terdiri atas 2 ruang sari yang masing-masing dapat terbagi lagi dalam
ruang-ruang yang lebih kecil. Bunga betina tanpa benang sari mandul atau bila ada
kecil dengan posisi yang hipogin. Bakal buah menumpang, beruang 1, bebas atau
berlekatan dengan bakal buah di dekatnya membentuk kelompok-kelompok bakal
buah dengan kepala putik yang menjadi satu atau tetap terpisah-pisah, duduk
langsung pada bakal buah atau pada tangkai putik yang pendek. Buahnya buah
batu atau menyerupai buah buni, terkumpul menjadi buah ganda. Biji kecil,
mempunyai endosperm berdaging dan lembaga yang kecil.
Suku ini mempunyai warga yang jumlahnya seluruhnya di taksir antara
200-300 jenis, terbagi dalam 3 marga, terutama tersebar di daerah tropika, di
tepi-tepi pantai dan sungai-sungai, tetapi tidak terdapat di Amerika
Contoh-contoh:
Pandanus: P. tectorius, P. bidur, P. furcatus, daunnya penghasil bahan anyam-
anyaman, tikar pandan, tas, atau bahan pembungkus; P. amaryllifolius (pandan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


61
wangi), sebagai pewangi minyak rambut, pemberi aroma masak-masakan (kue-
kue) tertentu; P. edulis, buah dapat dimakan.
Pandanus furcatus

Sumber : http://s215.photobucket.com/user/Leu51/media/Pandans/img_0633-1.jpg.html

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius)


Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) atau biasa disebut pandan
saja adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae. Daunnya
merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-
negara Asia Tenggara lainnya. Klasifikasi ilmiah dari pandan wangi adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius
Nama binominal : Pandanus amaryllifolius Roxb. Sinonim dari
Pandanus amaryllifolius Roxb. adalah Pandanus odorus Ridl., Pandanus
latifolius Hassk. dan Pandanus hasskarlii Merr.
Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa perdu dan rendah,
tingginya sekitar dua meter. Batangnya menjalar, pada pangkal keluar berupa
akar. Daun berwarna hijau kekuningan, diujung daun berduri kecil, kalau
diremas daun ini berbau wangi. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


62
atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Daun tunggal, duduk,
dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral.
Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar,
panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun
permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau dan berbau wangi.
Beberapa varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ce/
Chottola.jpg/200px-Chottola.jpg

Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Berakar gantung,


dengan akar tinggal dan akar gantungnya, tumbuh menjalar, hingga dalam
waktu singkat akan merupakan rumpun yang lebat. Perdu tahunan, tinggi 1-2
m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang
keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Buahnya buah batu, menggantung,
bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga.

VII. Bangsa Arecales


Arecales adalah salah satu bangsatumbuhan berbunga yang termasuk
dalam kladcommelinids (”core monocots”), monocots menurut Sistem
klasifikasi APG II). Bangsa ini juga diakui sebagai takson dalam sistem klasifikasi
Cronquist dan tercakup dalam anak kela sArecidae, kelasLiliopsida. Klasifikasi
ilmiah dari bangsa Arecales adalah:

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


63
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Arecales
Bangsa ini hanya memiliki satu suku anggota, Arecaceae (suku pinang-
pinangan). Klasifikasi ilmiah dari suku Arecaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Arecales
Family : Arecaceae

Sumber : http://www.folp.free.fr/Custom/Images/Large-001000/001859.jpg

1. Suku Arecacea
Suku pinang-pinangan atau Arecaceae merupakan sekelompok tumbuhan
berbunga yang banyak anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan
manusia. Kelapa dikenal seluruh penduduk kepulauan tropika sebagai tumbuhan
serba guna. Demikian pula enau dan pinang. Pemanfaatannya mencakup hampir
semua bagian tumbuhan, namun terutama adalah buahnya. Masyarakat
Indonesia, khususnya di Maluku, memanfaatkan tanaman ini sebagai makanan
pokok yaitu sagu yang diambil dari batangnya jenis Metroxylon sago, hal ini
merupakan keunikan tersendiri dalam hal makanan pokok masyarakat di
dunia.Suwardi Hagani Suku ini dulu dikenal sebagai Palmae dan mencakup
semua tumbuhan yang biasa disebut palma atau palem. Purseglove (1978)
membagi family Arecaceae kedalam Sembilan subfamily yaitu :
a. Phoenicoideae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


64
Tanaman ini memiliki daun majemuk bersirip ,anak daun yang terbawah
mengalami modifikasi menjadi duri. Contonya phoenix paludosa roxb (kurma
rawa).

Sumber : http://alamendah.files.wordpress.com/2010/07/korma-rawa_large.jpg

Ciri- ciri tumbuhan ini memiliki daun yang majemuk dengan panjang 2 m.
Bagian pangkal daunnya berduri dan merupakan hasil perubahan bentuk dari
anak daun.bunganya majemuk dengan panjang 40 cm,buahnya bulat dan kecil.
Tumbuhan ini tersebar di India, Aceh, Malaysia, dan Thailand. Tumbuhan ini
digunakan sebagai pagar atau atap, bahan makanan, dan sebagai tanaman hias.

b. Caryotoideae
Daun majemuk bersirip,anak daun berbentuk garis atau baji (pasak kayu)
yang tepinya bergerigi. Mempunyai anggota 3 genera dan lebih kurang 35
spesies yang terdapat di Asia dan Afrika.
2. Aren sagu ( Arenga microcarpa Becc.)
Ciri- ciri tumbuhan ini berdaun majemuk menyirip, anak daun berbentuk
seperti garis dan bergerigi, batang lurus dan tinggi yang dapat mencapai 20
m. Didalam batangnya terdapat sumber sagu yang digunakan sebagai sumber
makanan, hidupnya berumpun. Bunga dan buahnya seperti aren, tetapi
ukurannya sangat kecil. Tumbuhan ini tersebar di irian jaya dan papua
nuguni dan digunakan sebagai tanaman hias.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


65
Sumber : http://www.photomazza.com/IMG/650x530xjpg_L_Arenga
microcarpa_e_una_palma_molto_decorativa_per_i_giardini_dei_tropici_c_Giuse
ppe_Mazza.jpg.pagespeed.ic.VcKjDPg554.jpg

2. Baling (Arenga brevipes Becc )


Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumpun. Ciri- cirinya
pohonnya kecil yang tingginya mencapai 4 m. Berbatang lurus dan ramping,
berijuk sedikit, daunnya majemuk menyirip, anak daun berbentuk
garis yang ujungnya bergerigi. Tumbuhan ini tersebar dikalimantan dan
Sumatra. Tumbuhan ini daunnya di gunakan segai atap atau anyaman dan
tanaman hias.

Sumber : http://www.pacsoa.org.au/w/images/9/94/Arenga_brevipes.jpg

3. Aren (Arenga pinnata wurmbi.Merr.)


Tumbuhan ini berdaun majemuk bersirip, anak daun berbentuk garis
dengan ujung bergerigi. Bunganya majemuk dengan tandan dengan
rangkaian bunga yang menggantung dan tumbuh dari ruas–ruas batangnya.
Kuncup bunga pertama muncul dari ujung batang dan disusul kuncup

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


66
berikutnya yang muncul di bawahnya. Bunga jantan dan betinaberseling dari
tandan teratas. Buah lonjong berbiji tiga, kulit buahnya mengandung asam
oksalat yang dapat menyebabkan rasa gtal pada kulit. Tumnuhan ini tersebar
di India, Cina Selatan, Asia Tenggara, dan Kepulauan Guan.
Manfaat tumbuhan tersebut diantaranya akarnya digunakan sebagai
bahan anyaman dan cambuk, batangnya dapat digunakan sebagai tongkat,alu
dan talang air dan isi batanggnya yang dmanakan sagu dimanfaatkan sebagai
bahan makanan, daunnya dapat digunakan sebagai pembungkus rokok.
Buahnya sebagai bahan manisan dan lain- lain.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c5/ARENGA_PINNATA.JPG

4. Langkap ( Arenga obtusifolia Mart )


Tumbuhan ini bentuk daun dan anak daunnya sama seperti Aren,
baling kurma sagu dan sebagainya. Termasuk tumbuhan berumpun dengan
batang yang tegak setinggi 6-8 m. Bunga dan buahnya punmirip seperti
aren.tumbuhan ini berasal dari Malaysia, Sumatra dan Jawa yang tumbuh
di tempat terbuka. Tumbuhan ini digunakan sebagai sebagai kerajinan
tangan dan rung senjata, sedangkan niranya sering dibuat tuak.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


67
Sumber : http://www.chm.frim.gov.my/getattachment/b4710e%28iv%29.jpg.aspx

5. Aren gelora (Arenga undulatifolia Becc)


Tumbuhan ini batang yang lurus, kecil berijuk sedikit,dengan tinggi
sampai 10 meter. Daun majemuk bersirip, dengan anak daun berbentuk
seperti sirip ikan, bergelombang dan teepinya bergerigi. Bunga dan
buahnya seperti aren tetapi bentuknya agak kecil. Penyebrarannya di
Kalimantan tumbuhan ini biasanya digunakan sebgai tanamn hias, dan
sagunya digunakan sebagai bahan makanan.

Sumber : http://www.pacsoa.org.au/w/images/9/91/Arenga_undulatifolia.jpg

6. Suwangkung ( Caryota maxima )


Tumbuhan ini tersebar di Malaysia, Sumatera, dan Thailand dengan
daun majemuk menyirip majemuk bersirip ganda, anak daun bertangkai
berbentuk seperti sirip ikan. Bunga majemuk menggantung dalam tandan
yang bercabang.buah berwarna merah dan berbiji satu. Kegunaan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


68
tumbuhan ini antara lain sagu dan humbutnya dapat digunakan sebagai
makanan, serat dan pelepah daun sangat baik untuk tali pancing.Tajuknya
cukup indah untuk tanamn hias.

Sumber : http://img.tarad.com/shop/p/peninsula_palmseeds/img-
lib/spd_20071101102755_b.jpg
7. Sarai, sukawang leutik ( Caryato mitis lour )
Tumbuhan ini berbatang lurus, dan berijuk sedikit, tingginya sampai
15 daunnya bersirip ganda dengan anak daun berbentuk seperti sirip ikan.
Bunga majemuk berbentuk malai yang mengantung dan masing-masing
bunga majemuk terdiri dari tandan yang bercabang buah berwarna merah
dan berbiji satu dan digunakan sebagai tanaman hias, tanaman ini bnyak di
jumpai di Malaysia, di jawa dan Sulawesi utara.

8. Sarai raja ( Caryota no Becc )


Tumbuhan ini banyak di jumpai diserawak, Kalimantan timur,
Sulawesi utara dan seram. Tumbuhan tunggal, berbatang lurus, tingginya
25 m, diameter batangnya 50 cm, atau lebih daunnya majemuk bersirip
ganda dengan anak daun seperti sirip ikan buah yang masak berwarna
ungu tua. Tanaman ini dapat di gunakan sebagai tanaman hias di tepi jalan.

c. Coryphoideae
Tumbuhan berumah satu daun majemuk menjai bunga majemuk dengan
banyak percabangan. Mempunyai 3 anggota genera dengan lebih kurang 330
spesies yang terdapat di seluruh benua.
1. Corypha elata Rxb. (Gebang)

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


69
Tumbuhan banyak dijumpai dikawasan pantai, tumbuh menyendiri,
berbatang lurus, tingginya mencapai 30 m. Daunnya besar, bundar dan kaku.
Bunganya majemuk terletak di ujung batang, berwarna putih. Buahnya bulat
dan kecil. Akar muda bila di rebus dapat menyembuhkan penyakit murus.
Orang bugis mengunyah akar gebang yang masih muda untuk mengobati
batuk. Batang bagian luar keras dan gumbarnya lunak sehingga orang sering
menggunakannya untuk membuat bedug. Sagu dari gumbarnya berwarna
merah dan dapat di makan. Niranya kurang enak, tetapi dapat di buat gula.
Dari pucuk pohonnya sering dikeluarkan getah yang berwarna merah dan
berbau manis yang disebut “blendok gebang” yang harganya mahal.
Blendok ini bila dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk obat batuk, dan
bila dilarutkan dalam tajin, dapat digunakan untuk obat disentri. Blendok
yang dalam keadaan segar dapat digunakan untuk menutup luka karena pisau
atau parang. Umbutnya dapat dimakan. Daun muda (janur) di Sulawesi
digunakan sebagai bahan anyaman.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d1/
Cory_utan_070909_0263_rwg.jpg/200pxCory_utan_070909_0263_rwg.jpg

2. Johannesteijmannia altifrons (Reich.f. et Zoll) Moore Jr. (Daun


payung)
Tumbuhan ini dapat dijumpai di Malaysia, Pantai Timur Sumatera dan
Serawak berupa tumbuhan bawah pada hutan lebat. Tumbuh menyendiri,
tegak, tingginya mencapai 6 m. Daun lebar berbentuk belah ketupat.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


70
Bunga majemuk, berbentuk tandan yang pada pangkalnya diselimuti oleh
seludang. Bunga berwarna putih. Buah berwarna cokelat, permukaannya
kasar ditutupi oleh benjolan-benjolan kulit semacam gabus yang berbentuk
kerucut. Tajuknya cukup indah, tetapi belum dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.

Sumber : http://pics.davesgarden.com/pics/2003/09/01/palmbob/dec0c2.jpg
3. Licuala grandis H. Wendl. (Palas Payung)
Tumbuhan yang berasal dari Papua Nugini ini, di Indonesia sudah
digunakan sebagai tanaman hias. Tumbuh menyendiri, tegak, tingginya
dapat mencapai 2 m. daunnya bundar, lebar, bagian tepi daunnya
bergelombang dan bergerigi halus. Tangkai daunnya berduri. Bunga dan
buah keluar dari ketiak daun. Buah yang masak berwarna merah. Daun
dari tumbuhan ini sering digunakan orang sebagai pembungkus makanan
dan atap.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8e/Licuala_grandis_3.jpg

4. Licuala spinosa Thunb (Palas Duri)

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


71
Tumbuhan dijumpai di Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan,
didataran rendah dekat pantai. Tumbuhan berumpun, batangnya tegak,
tingginya dapat mencapai 2,5 m. Daunnya bundar bercelah dalam yang
terdiri dari anak-anak daun yang membentuk suatu bulatan yang indah.
Tangkai daun berduri yang agak besar serta kuat. Bunga dan buahnya
keluar dari ketiak daun. Buah yang masak berwarna merah, berbentuk
bulat dan tidak berserabut. Tumbuhan ini sering digunakan sebagai
tanaman hias dan daunnya sering digunakan untuk atap.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/45/Licuala_spinosa.jpg

5. Licuala valida Becc. (Palas Biru)


Tumbuhan ini hanya dijumpai di Kalimantan, tumbuh di lereng-lereng
dalam hutan meranti. Tumbuhan menyendiri, berbatang pendek yang
ditutupi oleh pelepah daun. Daunnya bundar bercelah, terdiri atas 15 anak
daun yang bergelombang, tangkai daunnya berduri. Bunga majemuk dalam
tandan yang panjangnya mencapai satu meter. Buah masak berwarna cokelat
kekuningan. Daun untuk pembungkus makanan dan bahan anyaman.

6. Livingstonia rotundifolia Mart. (Serdang)


Tumbuhan ini diduga berasal dari Sulawesi dan Maluku. Tumbuh
menyendiri, berbatang lurus betwarna cokelat, tingginya mencapai 40 m.
Tajuknya bundar. Helai daunnya bundar, tangkai daunnya berduri. Buah
kecil seperti kelereng, berwarna jingga atau biru. Kayunya keras baik
untuk kerajinan, bagunan dan gagang senjata. Umbut dapat dimakan. Daun
muda sering digunakan untuk bungkus tembakau dan makanan. Daun tua

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


72
sering digunakan untuk atap atau dinding gubug yang tahan sampai enam
tahun. Pohon cukup indah untuk tanaman hias.

7. Pholidocarpus majadun Becc. (Liran) (Ind).


Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera dan Maluku
pada tanah rawa. Tumbuhan ini sangat mirip dengan serdang, bedanya
terletak pada buahnya. Buah liran besar seperti buah tenis, kulitnya berwarna
kecokelat-cokelatan dan kasar karena kulit tersebut retak-retak. Secara
sepintas permukaan kulit buahnya seperti buah nangka. Tumbuhan ini
penggunaannya sama seperti serdang.

d. Borassoideae
Tumbuhan berumah dua; daun majemuk menjari; bunga majemuk dengan
sedikit percabangan. Mempunyai anggota 33 genera dengan lebih kurang 330
spesies yang terdapat disemua benua. Contoh jenis yang ada di Indonesia:
1. Borassus flabillifer L. (Lontar)
Tumbuhan dapat dijumpai di Afrika Tropika, India, Burma, Malaysia
dan Indonesia yang tumbuh pada tempat terbuka dekat pantai. Tumbuh
menyendiri, batang lurus dapat mencapai tinggi 30 m. Permukaan batang
halus dan berwarna kehitam-hitaman. Daun bundar berbentuk seperti
kipas, tepinya banyak mempunyai lekukan yang lancip. Bunga jantan dan
betina terdapat pada pohon yang berbeda. Buahnya besar, bulat,
didalamnya banyak serabut, berair, dan berbiji 3. Nira tersebut kadang-
kadang dibuat gula, tuak atau minuman segar. Nira ini kabarnya memiliki
khasiat untuk menyembuhkan penyakit batuk darah. Di Jawa, buah mudanya
di makan orang. Tandan bunga jantannya digunakan untuk obat pegal-pegal,
sedangkan sabutnya dapat digunakan untuk bahan pewangi dalam
pembuatan kue. Sagunya dapat dimakan, tetapi produksinya sedikit sehingga
jarang diusahakan. Kayunya kuat sehingga sering digunakan untuk bahan
bangunan dan kerajinan.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


73
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/01/Borassus_flabellifer.jpg

2. Borassodendron borneensis Dransfield (Bindang)


Tumbuhan ini dijumpai dikawasan Kutai dan Serawak. Tumbuh
menyendiri, berbatang lurus, tinggi mencapai 20 m. Helaian daun bundar
bercelah-celah dalam. Bunga jantan dan bujnga betina terdapat pada pohon
yang berbeda, menggantung, berupa tandan yang bercabang banyak.
Buahnya nirip buah lontar yang berserabut, mempunyai tempurung, dan
daging buah. Di Kutai (Kalimantan Timur), tumbuhan ini sudah digunakan
sebagai tanaman hias dan di Serawak, umbutnya diperjualbelikan sebagai
bahan sayur.

e. Lepidocaryoideae
1. Calamus caesius Bl. (Rotan Sega)
Tumbuhan dapat dijumpai di Malaysua, Sumatera dan Kalimantan,
tumbuh di hutan meranti. Tumbuhan merumpun dan memanjat dengan
batang yang panjangnya dapat mencapai 30 m. Daunnya majemuk
bersirip, anak daun berbentuk lanset memanjang. Tangkai daunnya
berduri, tetapi tidak rapat. Buah jantan dan betina terdapat pada pohon
yang berbeda, panjang bunganya dapat mencapai 3 m. Buahnya lonjong
bersisik. Batangnya dapat dipakai untuk bahan meja, tongkat dan lain-lain
dengan mutu yang baik.

2. Calamus cillaris Bl. (Palem paris)

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


74
Tumbuhan banyak dijumpai di Jawa dan Sumatera, pada hutan yang
lembab. Tumbuhan merumpun dan merambat, panjang batangnya dapat
mencapai 3 m. daun majemuk bersiri, melengkung, dengan anak daun
yang rapat, berwarna hijau kelam. Bunga majemuk, panjangnya lebih kurang
setengah meter. Buahnya bulat bersisik. Meningat bentuk daun dan
bunganya yang indah, tumbuhan ini berpotensi untuk tanaman hias.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/8e/Palem_paris.jpg

3. Calamus javensis Bl. (Rotan Lilin)


Tumbuhan ini banyak dijumpai di Malaysia, Sumatera dan
Kalimantan, di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1800 m dpl. Tumbuh
berumpun dan memanjat dengan panjang batang yang dapat mencapai 50 m.
Daun majemuk bersiripdengan anak daun yang bentuknya bervariasi, dari
bulat telur, lonjong sampai lanset. Tangkai daun bervariasi dari yang pendek
sampai panjang, dengan sedikit duri. Bunga majemuk berbentuk malai yang
panjangnya dapat mencapai satu meter. Buah bulat atau lonjong bersisik.
Rotan ini sering digunakan untuk tali temali, keranjang atau anyaman lain.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


75
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-sXzh8CGvZds/TfFh1_byyyI/
AAAAAAAAAQA/RgatBvPB8XM/s1600/rotan+tanah-3.jpg

4. Calamus Trachycoleus Becc. (Rotan irit)


Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan, tumbuh di tepi sungai.
Tumbuh berumpun, merambat. Batangnya dapat mencapai sepanjang 30
m. pada pangkal batangnya dapat tumbuh tunas yang melata dan dapat
mencapai sepanjang 3 m, batang ini disebut batang selantar. Daun
majemuk bersirip dengan 14 pasang anak daun yang tersusun dalam 2-3
kelompok. Rotan ini mempunyai pasaran yang bagus karena mutunya yang
baik sekali untuk bahan lampit atau tikar rotan.

5. Daemonorops melanochaetes Bl. (Penjalin Manis)


Tumbuhan dijumpai di Sumatera dan Jawa, di hutan yang lembab.
Tumbuhan tunggal atau berumpun, merambat, panjang batang dapat
mencapai 15 m. daun majemuk bersirip dengan panjang sampai 4 m dan
anak daun dapat mencapai 40 pasang. Bagian ujung tulang daun utama
memanjang sampai 1m, berduri, tanpa anak daun.Bunga

6. Eugeissona utilis Becc. (Bertam)


Tumbuhan ini banyak dijumpai dikalimantan, pada daerah yang cukup
kering didataran rendah. Tumbuhan barumpun. Batang tegak, berduri,dan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


76
tingginya dapat mencapai 20 m. Daun majemuk bersirip. Bunga majemuk
terdapat diujung batang, lurus keatas, panjangnya sampai 4 meter,
berkayu. Buahnya keras dan bersisik. Sagunya dapat dimakan. Daun untuk
atap atau dinding dangau yang tahan sampai 4 tahun. Tangkai daun sering
digunakan untuk tongkat. Lidinya untuk peluru sumpit, anak panah atau
bubu.

7. Eleiodoxa conferta ( griff ) (Asam paya)


Tumbuhan iini banyak dijumpai disumatera, Kalimantan dan
Malaysia, pada hutan rawa daratan rendah. Tumbuhan berumpu,
batangnya sangat pendek, dilindungi oleh daun – daun yang berbentuk
roset dan batangnya sehingga batangnya tidak terlihat jelas. Tingginya
sampai 8 m, berduri panjang. Daun majemuk bersirip dengan anak daun
berbentuk lanset yang sempit dan panjang. Bunga majemuk berbentuk
gasing yang bersisik. Buah yang masak sering digunakan orang sebagai
pengganti asam dalam bumbu masakan.

8. Salacca edulis Reinw (Salak)


Tumbuhan ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Tumbuhan
berumpun, tingginya dapat mencapai 7 m. Batang hamper tidak kelihatan
karena tertutup oleh daun yang tersusunrapat. Pelepah dan tangkai
daunnya berduri panjang. Bunga jantan dan bunga betina terdapat padaa
pohon yang berbeda, penyerbukan dilakukan oleh angin. Buah bersisik
coklat sampai kekuningan. Salak yang dibudidayakan di Bali adalah Salacca
edulis var. amboinnsis, sedangkan yang dibudidayakan di Sumatra Utara
adalah Salacca sumatrana Becc.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


77
Sumber : http://alamendah.files.wordpress.com/2010/10/pohon-salak.jpg

9. Metroxylon sagu Rottb (Rumbia)


Tumbuhan penghasil sagu yang merupakan bahan makanan pokok
bagi sebagian penduduk Indonesia bagian Timur, seperti Kepulauan Maluku
dan daerah pantai Irian Jaya. Tumbuhan berumpun, dari jauh kelihatannya
seperti rumpun nipa, hanya bedanya pada tumbuhan sagu mempunyai batabg
berbentuk pohon. Tinggi batang mencapai 10 m. Daun majemuk bersirip
mirip pada daun kelapa.
Bunga majemuk terdapat diujung batang dan hanya sekali bberbunga
dalam hidupnya, kemudian mati. Hasil utama dari tumbuhan ini adalah
sagu yang diambil dari cacahan gumbarnya (batang bagian dalamnya).
Batang bagian luarnya dapa digunakan beaneka ragam kerajinan. Daun
tuanya dapa digunakan untuk atap dan tikar, daun mudanya untuk
anyaman. Tangkai daunnya sering digunakan untuk tutup botol.

Sumber : http://www.mysabah.com/images/2011/20110916_2.jpg

Tumbuhan sagu yang berada di Kepulauan Maluku terdiri dari


beberapa spesies.
a) Metroxylon rumphii mart. (sagu tuni, lapia tuni) merupakan jenis
yang paling banyak dijumpai di Kepulauan Maluku. Pada tangkai
tulang daunnya memiliki banyak duri yang berbaris. Sagunya sangat

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


78
baik mutunya dan daunnya menghasilkan atap dengan mutu yang
terbaik. Inti buah yang setengah matang berwarna ungu muda, sering
dipergunakan orang sebagai bahan asinan karena rasanya sangat segar.
b) Metroxylon longispinum Mart. (lapia makanaru, lapia makanalu).
Batangnya kecil sehingga produksi sagunya sedikit. Demikian pula
mutu daunnya lebih rendah bila dibandingkan dengan lapia tuni.
Durinya lebih panjang dari lapia tuni.
c) Metroxylon micranthum Mart. (sagu duri rotan, lapia luli uwa).
Durinya lebih pendek dan lebih besar dari lapia tuni. Sebenarnya
gumbar dari tumbuhan ini lebih tahan lama bila disimpan, (tanpa
mengurangi mutu sagunya) disbanding lapia tuni. Akan tetapi,
tumbuhan ini kurang kurang dikenal dan belum dibudidayakan orang
di Maluku.
d) Metroxylon sylvestra Mart. (lapia ihul)banyak dijumpai di pulau
Seram. Jenis ini merupakan tumbuhan sagu yang paling tinggi
batangnya, tetapi gumbarbya lebih karas seingga lebih sulit
mengolahnya. Di pulau Halmahara, jenis inilah yang paling disukai
oleh penduduk setempat.
Tumbuhan sagu yang terdapat di sepanjang pantai utara Jawa
Tengah dapat dibedakan dalam lima tipe sbagai berikut.
a) Kersula: mempunyai banyak buah sebesar jeruk mipis, yang
tersusun secara bergerombl.
b) Rembulung: mempunyai buah yang menyendiri sebesar jambu bol,
bijinya sebesar kolang – kaling yang mengandung cairan yang
dapat mengkilapkan kain katun.
c) Tembulu: janurnya berwarna putih dan tidak berubah walaupun
dikeringkan sehingga disukai untuk pembungkus rokok.
d) Bulu: janurnya berwarna kuning yang akan menjadi coklat bila
dikeringkan sehigga untuk pembungkus rokok yang disukai.
e) Rajang bungkoan: daunnya untuk anyaman tikar.

f. Cocoideae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


79
Daun majemuk bersirip. Buah diselimuti oleh serabut yang kasar dan
bertempurung. Bunga majemuk, panjang dan bercabang–cabang. Mempunyai
anggota 27 genera dengan lebih kurang 600 spesies yang terdapat di Amerika,
Afrika, Asia dan Pasifik. Beberapa anggota yang terdapat di Indonesia yaitu:
1. Cocos nucifera L (Kelapa)
Tumbuhan tersebar di daearah tropika yang banyak di jumpai di
daerah pantai pada tanah yang mengandung garam. Tumbuh baik dibawah
ketinggian 300 m dpl dengan curah hujan 1.270-2.550 mm per tahun. Di
Indonesia sering di tanam di pakarangan atau di tegalan. Tumbuhan berupa
pohon, tumbuh menyendiri, batangnya tegak tingginya dapat mencapai
35m, tergantung jenisnya. Daun majemukbersirip genap. Bunga berwarna
kekuningan atau kehijauan, tersusun dalam malai. Tumbuhan akan berbunga
terus menerus sepanjang tahun. Dalam tandan, bunga betina terlatak di
pangkalnya, sedangkan bunga jantan di ujung tandan, buahnya bulat,
berbatok dan berdaging buah, berukuran besar.
Kegunaan kelapa sebagai berikut.
a) Akar. Seduhan akar yang muda menurut Rumphius dapat digunakan
untuk obat demam, diare, dan disentri.
b) Batang digunakan untuk bahan bangunan.
c) Nira enak rasanya, dapat dibuat gula. Kerak yang menempel
dibmbung nira yang digunakan sebagai ragi roti.
d) Umbut dapat dimakan mentah atau disayur.
e) Daun digunakan untuk bahan anyaman, lidinya untuk sapu.
f) Bunga yang masih muda dikunyah dengan gula merah, dapat
menyembuhkan penyakit kencing nanah.
g) Serabut dapat digunakan untuk membuat tali, keset dan jg kursi.
h) Tempurung dapat dibuat barang karajinan, arang, atau bahan bakar.
i) Air kelapa muda dengan dagingnya sering digunakan untuk
minuman segar. Kelapa muda yang dibakar dengan bara api, lalu
didinginkan kembali selama semalam, dapat mengobati penyakit
panas, demam, dan perut. Air kelapa hijau sering digunakan obat
keracunan dan kolera. Air kelapa juga dapat dibuat kecap dan saus.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


80
Sumber : http://disbun.kaltimprov.go.id/editor/gambar/Image/kelapa.jpg

j) Daging buah merupakan baku untuk minyak dengan melalui


pembuatan kopra, baru digiling dan diperas minyaknya atau dibuat
santanterus dimasak hingga keluar minyaknya. Bungkil kopra
sering digunakan untuk makanan ternak. Santan sering digunakan
untuk masak atau campuran berbagai pangan..
k) Minyak untuk menggoreng atau dibuat berbagai macam obat-
obatan.
Berdasarkan bentuk tumbuhannya, kelapa dibagi dalam dua tipe atau
kultivar.
a) Kelapa tinggi (tall palms), sering disebut var. typical Nar. Kultivar ini
adalah yang terbanyak dibudidyakan orang sebagai tanaman produksi.
Ciri-cirinya: tingginya 20-35 m, pertama kali berbuah setelah tanaman
berumur 6-10 tahun, dan tanaman dapat terus menerus berbuah sampai
berumur 80-100 tahun. Ukuran buahnya sedang sampai besar, dengan
4.000-6.000 butir menghasilkan 1 ton kopra.
b) Kelapa pendek (dwarf palms) sering disebut var. nana (Griff) Nar.
Tumbuhan ini didunga merupakan hasil mutasi dari kultivar kelapa tinggi
yang terjadi di beberapa nergara. Tingginya 8-10m, pertama kali berbuah
setelah tanaman berumur 9 tahun dan tanaman dapat berproduksi selama
30-35 tahun.. Ukuran buahnya lebih kecil, tetapi buahnya lebih banyak
dari kelapa tinggi.
Berdasarkan warna buahnya, maka kelapa dibagi dalam dua tipe
atau kultivar.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


81
a) Var. viridis dalam bahasa daerah sering disebut sebagai kelapa hejo
(Sunda), kerambil ijo (Jawa); buahnya besar, berwarna hijau.
b) Var. rubescens dalam bahasa daerah sering disebut sebagai kelapa
beureum (Sunda), Kerambil abang (Jawa); buahnya besar berwarna
merah.
Di Indonesia, selain kelapa yang ditanam untuk diambil buahnya,
terdapat banyak kelapa yang ditanam sebagai tanaman hias, antara lain
sebagai berikut.
a) Var. capuliformis. Tanaman ini berasal dari pulau Ai, buahnya
berwarna kuning tua, lebih kecil dari kelapa biasa dengan biji sebesar
ibu jari tanpa daging, serin disebut gagang pisau.
b) Var. cystiformis. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa
kepating, buahnya kecil sebesar empedu sapi, bundar, batoknya
sangat tebal, sering dibuat capu.
c) Var. eburnean. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa gading,
umum digunakan sebagai tanaman hias di halaman rumah.
d) Var. lanciformis. Tanaman ini sering disebut sebagai kepala langsa;
buah lonjong berwarna putih semu hijau kira-kira sebesar tinju dan
bergantungan dalam tandan padat seperti tandan tanaman duku;
sabut dan batok tipis; airnya manis dan rasanya enak.
e) Var. machaeroides. Tanaman ini sering disebut sebagai kelapa
parang; berbuah lonjong, berputing; bijinya sebesar telur angsa;
sering dibuat piala.
f) Var. pumila. Tanaman ini di Maluku disebut niwel hahu atau niwel
lupu. Buahnya lonjong, kecil, sangat banyak, berwarna hijau,
airnya sangat manis.

2. Elaeis guineensis Jack (Kelapa Sawit)


Tumbuhan berasal dari Afrika Tropik. Di Indonesia, yang pertama
kali menanamadalah di Kebun Raya Bogor, kemudian bijinya ddisebarkan
ke Sumatra Timur hingga sekarang pembayarannya sudah sangat luas.
Tumbuhannya menyendiri, batang tegak, tingginya 15-24 m. Bunganya
tersusun dalam bentuk malai, berwarna coklat yang muncul dari setiap

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


82
ketiak daun. Buahnya kecil, beragam dalam ukuran dan warnanya, berbentuk
bulat telur, berserabut, bertempurung dan berdaging. Tumbuhan ini
merupakan penghasilminyak goring dan penghasil devisa non-migas yang
sangat penting bagi Indonesia. Minyak yang baik sering digunakan sebagai
pembuat margarine dan sabun. Di Singapura, tempurung bijinya
diperdagangkan untuk pemegang sigaret dan kadan-kadang dibuat kalung.
Daging buahnya sering dipakai bahan makanan ternak.

Sumber : http://www.icdx.co.id/files/newsandupdate/25.jpg

Tanaman kelapa sawit adalah tumbuhan yang berumah satu yang


penyerbukannya secara saling sehingga terjadilah individu-individu kelapa
sawit yang sangat heteogen. Akan tetapi, berdasarkan struktur buahnya,
kelapa sawit dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Dura (DD): tempurung (endocarp) tebalnya 2-8 mm dengan berat 25-
55%vdari berat buahnya; kanungan mesocarpnya sedang, sebanyak
35-55%.
b) Tonera (Dd): tempurung tebalnya 0,5-3mm dengan berat 1-32% dari
berat buahnya; kandungan mesocarpnya sedang sampai tinggi,
sebanyak 60-95%, tetapi kadang-kadang disekitar 55%.
c) Pisifera (dd): tempurung sangat tipis dengan biji berbentuk seperti
kacang di dalam buah fertile.
Kelapa sawit juga dapat diklasifikasikan berdasarkan warna
eksocarp.
a) Nigrescens: Buah yang belum masak, ujungnya berwarna ungu
gelap, dari tengah kapangkal buahnya berwarna gading. Setelah
buah masak, kelompok ini dibedakan lagi dalam dua tipe.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


83
1) Rubro-nigrescens: Buah masaknya berwarna orange merah
gelap, dengan ujung berwarna coklat. Jenis ini yang umum
dijumpai di Afrika Barat.
2) Rutilo-nigrescens: Buah masaknya berwarna orange pucat
dengan ujung berwarna hitam.
b) Virescens: Buah yang belum masak berwarna hijau dan bila masak
berwarna prange agak kemerah-merahan dengan ujung berwarna
kehijau-hijauan.
c) Albescens: Buah tidak mempunyai warna pada saat masak karena
tidak mempunyai atau sedikit sekali kandungan karotennya. Buah
berwarna kuning pucat atau gading dengan ujung berwarna hitam
atau hijau.

3. Bactris gasipaes Kunth. (Peach Palm)


Tumbuhan ini barasal dari Amerika Tropika dataran rendah yang
sekarang dibudidayakan di Honduras, Costa Rica, Panaman, Colombia,
Peru, Venezuela, Ecuador, Brazil, dan Bolivia. Tumbuhan ini telah di
perkenalkan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tetapi belum populer.
Tumbuhan ini berumpun dengan tinggi batang utama 10-20 m. dan setiap
batang akan mempunyai tunas 4-5 batang. Batangnya berduri. Daun
majemuk bersirip dengan panjang lebih kurang 3m. Tangkai daun berduri,
panjangnya sekitar 1m. Bunga majemuk keluar dari ketiak daun, panjangnya
20-30 cm. Buah dalam satu tandan dapat mencapai 300 buah yang berwarna
kuning kemerahan.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


84
Sumber : http://www.crseeds.com/productimages/display/SS-image-2007-11-12-
47385539afabd.jpg

g. Arecoideae
Tumbuhan mirip dengan cocoidea tetapi pada arecoideae tidak mempunyai
tempurung. Sub-famili ini memeliki anggota 130 genera dengan lebih kuran
1.100 spesies yang terbesar ke daerah yang tropika contoh spesies yang ada di
Indonesia yaitu :
1. Actinorhytis calapparia (Pinang)
Tumbuahn ini diduga berasal dari Sulawesi selatanyang menyebar ke
seluruh Indonesia, termasuk Malaysia. Tumbuhan berbentuk pohon,
menyendiri, berbatang lurus, tingginya sampai 15 meter. Daun majemuk
bersisik, panjangnya lebih kurang 3 meter, berbentuk melengkung hamper
melingkar. Bunga majemuk bebrbntuk malai yang menggantung, buah
bulat agak melonjong, tidak bertempurung, ukuran buah ini merupakan yang
terbesar diantara jenis pinang-pinangan.

Sumber : http://thumbs.dreamstime.com/z/pinang-palm-tree-17120428.jpg

2. Areca catechu L (Pinang Sirih)


Tumbuhan ini diduga berasal dari Filipina dan sudah tersebar di
daerah asia tenggara.tumbuhan menyendiri, berbatang lurus, tinggi sampai
10 meter. Bunga tersusun dalam butir, bunga betina terletak dibagian
pangkal dan bunga jantan diujung. Buah ada yang berwarna hitam(Var.
nigra) dan kuning keputihan (Var. alba), pinang yang biasa dingunakan
untuk makan sirih adalah yang berwarna kuning.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


85
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-q_fbtEx1wKs/ULGhLic_g9I/
AAAAAAAABBs/yULi3B149OQ/s1600/pinang+sirih.jpg

3. Areca vestaria Giseke (Pinang Monyet)


Tumbuhan tersebar di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara serta
Maluku. Batangnya Langsing, tingginya dapat mencapai 10meter.
Tumbuhan mempunyai akar tunjang yang panjangnya dapat mencapai 1,5
meter sehingga dapat memperkokoh batangnya. Tumbuhan dapat berumpun,
atau menyendiri. Bunga mejemuk berbentuk malai yang keluar dari bawah
pelepah daun. Pelepah berwarna kuning kemerahan. Buah yang masak
berbentuk lonjong, ukurannya lebih kecil dari pinang sirih. Kulit buahnya
berwarna merah, berbiji satu.

4. Cyrtostachys lakka Becc (Pinang Merah)


Tumbuhan ini banyak dijumpai di Sumatera bagian timur, Kalimantan
bagian barat, dan semenanjung Malaysia pada tanah rawa bergambut.
Tumbuhan berumpun, berabatang lurus, yang tingginya dapat mencapai 6-
14 meter. Batangnya tidak besar sehingga kelihatan tinggi semampai.
Daun majemuk bersisik agak melengkung, anak daun agak kaku. Pelepah
daun berwarna merah menyala.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


86
Sumber : http://alamendah.files.wordpress.com/2011/03/pinang-merah-
cyrtostachys-renda-2.jpg

5. Gronophyllum microcarpum Scheefer (Pinang Selea)


Tumbuahan ini banyak dijumpai di kepulauan Maluku, tumbuh di hutan
dammar sampai ketinggian 1000 m dpl, di tempat yang agak terbuka.
Tumbuh menyendiri, batang tegak, tingginya dapat mencapai 10 meter.
Daun majemuk bersirih dengan anak daun yang ujungnya bergerigi. Bunga
majemuk kelaur dari pelepah daun, buah kecil berwarna merah mirip
salea sehingga tumbuhan ini disebut dengan pinang selea.

6. Iguanara macrostachya (Pinang Kera)


Tumbuhan ini banyak dijumpai di Kalimantan Timur, Di hutan Meranti,
tumbuhan berumpun tingginya 0,5 sampai 1 meter , batangnya kecil dengan
ruas-ruas yang tidak jelas. Daun majemuk bersirip, anak daunya lebar sering
bertautan diujungnya sehingga kelihatan seperti berlubang di tengahnya,
Bunga majemuk bersumbu panjang dengan bunga-bunga yang mengitari
sumbunya. Buahnya disukai kera sehingga disebut dengan pinang kera.

7. Oncosperma tigillarium (jack) Ridl.(Nibung)


Tumbuhan ini asli dari indo cina, Malaysia dan Indonesia. Tumbuh pada
tanah rawa bergambut tipis sampai sedang. Pohonnya berumpun,

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


87
tingginya dapat mencapai 20 m, batang lurus dan berduri,ujung daunnya
agak melengkung, pelepah daunnya berduri, bunga majemuk dalam tandan
yang menggantung, tangkai bunga majemuk berwarna kuning cerah, buah
bulat m berbiji satu, permukaannya halus berwarna ungu gelap, kayu nibung
terkenal kekuatannya sehingga sering digunakan untuk membuat tiang
rumah panggung, jembatan, dan lain – lain,umbutnya dapat dimakan.

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-C1SMbPv3rEM/UZ-
af4wNNrI/AAAAAAAAAKg/_xFdbsi2-Uw/s1600/nibung.jpg

8. Orania sylvicola (Griff) Moore. (Iwul)


Tumbuhan ini dijumpai disumatra, jawa, dan semenanjung malaysia,
didataran rendah yang agak terbuka. Tumbuhan ini berbentuk pohon
menyendiri,berbatang lurus, tingginya mencapai 15 m. Bunga majemuk
berupa tandan yang keluar diantara daunnya. Buahmya bulat, bila masak
berwarna hijau. Pada pangkal buahnya sering dijumpai dua buah lain yang
tumbuhannya kerdil. Batang dari tumbuhan sering dibuat untuk papan.
Umbutnya beracun. Bentuknya indah sehingga mempunyai potensi unutk
tanaman hias.

9. Pigafetta filaris (Giseke) Becc.(Wanga)


Tumbuhan berasal dari sulawesi,kepulauan maluku, dan halmahera.
Palem ini menyukai tempat terbuka.tumbuhannya menyendiri, Berbatang
lurus tingginya dapat 50 m. Batang bwah bergaris tengah lebih kurang 40
cm, berwarna hijau tua dengan permukaan licin dan mengilap sehingga sukar
untuk dipanjat. Daun berukuran besar, melengkung hampir melingkar,
pangkal tangkai daun berduri halus. Bunga jantan dan betina

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


88
terpisah pada pohon yang berbeda. Buahnya kecil berwarna putih
kekuningan. Di Tana toraja buah ini dapat dimakan, kayunya kuat untuk
bahan bangunan. Bentuknya indah dan megah untuk tanaman pinggir
jalan.

10. Pinanga caesia Bl. (Pinang Biru)


Tumbuhan ini berasal dari sulawesi tengah dan sulawesi utara.
Pohonnya tumbuh menyendiri, berbatang lurus, tingginya hanya sampai 4
m. Seludangnya berwarna merah sampai coklat. Tangkai daunnya
berwarna ungu kebiru - biruan. Bunga majemuk berbentuk tandan,
menggantung dengan tangkai tandan berwarna merah. Buah yang masak
berwarna hitam dan berbiji satu. Tumbuhan ini berpotensi untuk tanaman
hias.

11. Pinanga densiflora Bl. (Pinang Tutul)


Tumbuhan ini dijumpai di aceh dan bengkulu, pada tempat yang
lembab. Diketinggian 300-800 m dpl. Tumbuhan berumpun, tingginya
sampai 4 m. Batangnya berukuran kecil. Daun majemuk bersirip dengan
pelepah daun berbentuk seludang, pada daun yang muda, tulang daunnya
berwarna merah,dan permukaannya bercak - bercak hijau yang akan hilang
bila daunnya sudah tua. Bunga berbentuk malai menggantung, tangkai
tandan berwarna kuning. Buahnya berwarna merah jambu. Tumbuhan ini
berpotensi untuk tanaman hias.

12. Pinanga kuhlii Bl. (Pinang)


Tumbuhan ini terdapat disumatra dan jawa, pada tempat yang
terlindung. Pohon tumbuh berumpun, tingginya 5 - 7 m.daun majemuk
bersirip dengan anak daun ynag agak lebar. Bunga majemuk dalam malai
yang menggantung, tangkainya berwarna merah, sedangkan bunganya
berwarna putih. Buah yang masak mula – mula mera, kemudian menjadi
hitam, berbentuk lonjong buahnya sering dipakai pengganti pinang sirih.
Indah untuk tanaman hias.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


89
h. Nypoideae
Batang dibawah permukaan tanah, daun majemuk bersirip berumah satu
benang sari 3 bakal buah beruang satu dengan biji satu. Anggotanya hanya satu
genera dan satu spesies yaitu :
5. Nypa fruticans Wurmbn. (Nipah)
Tumbuhan ini merupakan anggota vegetasi pantai di asia tenggara,
terutama dari muara sungai ke dalam sungai selama airnya masih payau.
Tumbuhan berumpun, panjang daun sampai 8 m. Bunga majemuk keluar
dari ujung batang berupa kumpuln bunga yang bersatu membentuk suatu
kepala. Bunga jantan dan betinanya terletak dalam satu pohon. Dari jauh
rumpun pohon nipah ini mirip pohon sagu, bedanya pada pohon nipah
tidak mempunyai batang yang keatas permukaan tanah. Buah nipah yang
masih muda enak makan, niranya bagus untuk membuat gula semut dan
alkoho. Daun nipah cukup kuat untuk membuat atap dan dinding dangau.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia
/commons/d/d0/XP_Nepf_D4090.JPG

VIII. Bangsa Commelinales


Commelinales adalah salah satu bangsatumbuhan berbunga yang termasuk
dalam klad commelinids (”core monocots”), monocots menurut Sistem klasifikasi
APG II). Bangsa ini juga diakui sebagai takson dalam sistem klasifikasi Cronquist
dan tercakup dalam anak kelasCommelinidae, kelasLiliopsida. Klasifikasi Ilmiah
dari Bangsa Commelinales adalah:
Kingdom : Plantae
divisi : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


90
Ordo : Commelinales
Dalam Sistem Cronquist Commelinales beranggotakan Commelinaceae
dan tiga suku yang dalam sistem APG II dimasukkan ke dalam Zingiberales.Ada
lima suku tumbuhan yang tergabung di dalamnya menurut sistem APG II:
 Commelinaceae (dengan sekitar 650 spesies)
 Haemodoraceae (dengan sekitar 75 spesies)
 Hanguanaceae (dua jenis dari Asia tropis)
 Philydraceae (lima jenis dari Asia tropis)
 Pontederiaceae (dengan sekitar tiga lusin jenis anggota yang hidup di
perairan, termasuk eceng gondok).

1. Suku Commelinaceae
Ciri-ciri dari suku Commelinaceae adalah :
a. Terna perenial, dengan batang yang jelas berbuku-buku.
b. Daun dengan upih yang tipis seperti selaput yang besar, yang
kadang-kadang tertembus oleh perbungaannya.
c. Bunga biasanya banci, aktinomorf, tersusun dalam sinsinus atau
sinsius ganda. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dengan 3 daun
kelopak yang bebas dan seringkali berwarna, mahkota terdiri atas 3
daun mahkota yang bebas kebanyakan berwarna biru atau putih.
d. Benang sari 6, sering kurang dan 6 karena adanya keguguran, kadang-
kadang sampai hanya tinggal 2. Tangkai sari berambut, yang
seringkali berwarna cerah.
e. Bakal buah selalu jelas menumpang, beruang 2-3, tiap ruang dengan
1 bakal biji atau lebih.
f. Tangkai putik di ujung, tunggal, kepala putik berbentuk bongkol
atau berbagi 3.
g. Buah kebanyakan berupa buah kendaga, membuka dengan
membelah ruang, jarang berdaging dan tidak membuka. Biji
dengan kulitnya yang berigi seperti jala, mempunyai lembaga yang
kecil di bagian pinggir, endosperm seperti tepung.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


91
Suku ini meliputi 600-an jenis tumbuhan yang terbagi dalam  40
marga, tersebar di daerah tropika dan subtropika. Contoh-contoh :
a. Commelina : C. nudiflora, C. paleata, C. bengalensis Cyanotis
Commelina nudiflora

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-Q2SybHVB4CI/TgI6JJKl21I/
AAAAAAAAAZw/eqj47fBIGFc/s1600/commelina+nudiflora-1.jpg

2. Suku Pontederiaceae
Ciri-ciri dari suku Pontederiaceae
a. Terna air atau rawa, perenial.
b. Batang simpodial, berakar pada dasar atau mengapung.
c. Daun dengan helaian yang seringkali lebar, bertulang melengkung,
pada pangkal mempunyai upih, tersusun berseling atau membentuk
suatu rozet.
d. Bunga banci, zigomorf, tersusun dalam rangkaian berupa butir,
tenda atau malai yang terdapat dalam ketiak suatu daun pelindung
yang menyerupai upih daun. Hiasan bunga menyerupai mahkota
terdiri atas 6 daun tenda bunga yang tersusun dalam 2 lingkaran,
berlekatan pada bagian bawahya membentuk suatu buluh yang
panjang.
e. Benang sari 6, 3 atau hanya 1, melekat pada buluh tenda bunga,
kadang-kadang tidak sama panjang atau ada 1 paling panjang.
f. Bakal buah menumpang, beruang 3, tiap berisi banyak bakal biji.
atau beruang 1 dengan 1 bakal biji. Tangkai putik 1.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


92
g. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 3 atau buah keras
yang tidak membuka. Biji berusuk membujur mempunyal
endosperm, lembaga bangun silinder, lurus.
Suku ini meliputi sekitar 25-an jenis, terbagi dalam 6-7 marga,
tersebar di daerah tropika dan subtropika. Contoh-contoh :
a. Eichhornia : E. crassipes (bengok, enceng gondok)

Enceng Gondok (Eichhornia crassipes)


Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes)
adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok memiliki
kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai
gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan
mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Klasifikasi Ilmiah
dari Bangsa Commelinales adalah:
Kingdom : Plantae
divisi : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontediriaceae
Genus : Eichhornia
Species : Eichhornia crassipes

Sumber : http://fc00.deviantart.net/fs39/f/2008/332/e/9/
eceng_gondok_by_samyong.jpg

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar


dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


93
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing,
pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan
berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir,
kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.
Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar
serabut.
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan
rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.
Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari
ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur
dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat
terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi,
terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO).

Sumber : http://www.bibitikan.net/wp-content/uploads/2013/11/manfaat-eceng-
gondok-untuk-budidaya-ikan.jpg

IX. Bangsa Poales


Bangsa Poales adalah salah satu bangsa anggota tumbuhan berbunga yang
tergolong dalam klad commelinids dan monocots (Sistem klasifikasi APG II). Di
dalamnya tercakup berbagai suku tumbuhan seperti suku padi-padian, suku
nanas-nanasan, dan suku teki-tekian. Sistem klasifikasi Cronquist tidak
mengakui bangsa ini sebagai takson, tetapi memasukkan Poaceae dan
Cyperaceae ke dalam bangsa Cyperales.
Bangsa Poales bisa dikatakan sebagai yang paling bernilai ekonomis dari
segala tumbuhan. Termasuk di dalamnya jelai, jagung, milet, beras dan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


94
gandum.Poales juga merupakan bangsa terbesar dibandingkan bangsa yang lain
yang mencakup:
 Poaceae : 12,070 spesies
 Cyperaceae : 5,500 spesies
 Bromeliaceae : 3,170 spesies
 Eriocaulaceae : 1,150 spesies

Klasifikasi ilmiah dari bangsa Poales adalah:


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Poales

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0a/
Dactylis_glomerata_bluete2.jpeg

Bangsa Poales sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1. Berupa terna, semak, atau pohon anual atau perenial
2. Batang dgn posisi bermacam- macam ada yg tegak, serong ke atas,
berbaring atau merayap dengan rimpang di dalam tanah
3. Bentuk batang silinder panjang, jelas berbuku- buku dan beruas- ruas,
berongga, bersekat pada buku- bukunya
4. Daun kebanyakan pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sbg rozet
berseling dalam 2 baris pada batang, terdiri atas helaian, upih dan lidah
5. Bunga banci, kecil dan tidak menarik, tiap bunga terdapat ketiak daun
pelindung yg disebut “palea inferior”

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


95
6. Kelopak berubah menjadi “palea superior”, trdiri 2 daun kelopak
berlekatan, berhadapan dgn palea inferior
7. Mahkota terdiri dari 2 daun mahkota yg telah berubah mnjdi badan sprti
sisik dan membengkak disebut “lodicula”
8. Benang sari 1-6,tangkai sar halu, kepala sari beruang 2 dan membuka
dgn celah membujur disebut bunga semu “floret”, Dalam setiap floret
trdpt bakal buah yg menumpang, beruang 1 dgn bakal biji anatrop
9. Tangkai puti 2 dgn kepala putik
10. Buahnya seperti buluh padi “caryopis”---yaitu buah dgn 1 biji yg bijinya
berlekatan dgn kulit buah
11. Biji dengan endosperm, lembaga terdapat pada sisi yg jauh dari sumbu.

Berikut adalah suku-suku anggota Poales menurut sistem klasifikasi


APG II (2003).

2. Suku Anarthriaceae
Anarthriaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam
bangsaPoales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi ilmiah dari
suku Anarthriaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Anarthriaceae

3. Suku Bromeliaceae
Suku nanas-nanasan atau Bromeliaceae adalah salah satu suku
anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini
termasuk ke dalam bangsaPoales, kladcommelinids (eumonocots). Di
dalamnya tercakup berbagai genus seperti Ananas, Bilbergia, dan
Bromelia. Klasifikasi dari suku Bromeliaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


96
Ordo : Poales
Famili : Bromeliaceae

Sumber : http://2.bp.blogspot.com/PQ67gMiC6ms/TrFRJDcGASI/
AAAAAAAAEC0/ m7F10KTJa3U/s1600/nanas%2Bmerah.jpg

Ciri-ciri umum Suku Bromeliaceae


a. Sebagian besar berupa epifit, jarang terrestrial besar dengan batang yang
agak panjang.
b. Daun tebal memanjang dengan rambut-rambut berbentuk sisik. tepi
dengan rigi-rigi yang berupa duri-duri, upih lebar, biasanya berjejal
membentuk rozet akar.
c. Bunga banci, kebanyakan aktinomorf, jarang zigomorf, tersusun dalam
bulir atau malai pada suatu sumbu pendukung bunga yang padanya lazim
terdapat daun-daun peralihan yang berwarna. Kelopak terdini atas 3 daun
kelopak. tidak gugur, daun mahkota 3, bebas.
d. Benang sari tersusun dalam 2 lingkaran, masing-masing lingkaran terdiri
atas 3 benang sari.
e. Bakal buah menumpang sampai sama sekali tenggelam, beruang 3
dengan banyak bakal biji dalam tiap ruang.
f. Tangkai putik langsing, panjang dengan 3 kepala putik.
g. Buahnya berdaging, tidak membuka, jarang berupa buah kendaga yang
pecah dengan membelah sekat. Biji sering bersayap, mempunyai
endosperm bertepung dan lembaga yang kecil.
Lebih dan 1.000 jenis tumbuhan tergolong dalam suku inl, terbagi
dalam sekitar 50-an marga, sebagian besar di Amerika tropika.
Contoh-contoh:

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


97
a. Bromelia : B.pinguin
b. Tillandsia : T. usneoides, T. loliacea.
c. Vriesea : V. brachystachys, V. imperialis, V. carinata, V. Splendens
d. Aechmea : A. polystachya, A. magdalenae, A. bracteata, A. fasciata
e. Bilbergia : B. nutans, B. amoene, B. zebrina, B. rosea, B. speciosa
f. Nidularium: N. ampullaceum, N. fulgens, N. spectabile.
g. Pitcairnia : P. angustifolia, P. latifolia, P. punicea.
h. Quesnelia : Q. billandsioides.
i. Fernseea : F. itatiaiae.
j. Ananas : A. sativus (nanas), A. comosus

a. Nanas (Ananas comosus)


Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah
sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay
Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili
Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba
(menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam,
tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya
dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang
seperti pohon pinus.

Sumber : http://joko1234.files.wordpress.com/2010/08/
010801_0233_klasifikasi6.jpg?w=220&h=179

4. Suku Centrolepidaceae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


98
Centrolepidaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam
bangsaPoales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku
Centrolepidaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Centrolepidaceae

5. Suku Cyperaceae
Suku teki-tekian atau Cyperaceae adalah salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk
ke dalam bangsa Poales, kladcommelinids (eumonocots). Ke dalamnya
termasuk teki, papirus, finger millet, dan beberapa tumbuhan dengan nilai
ekonomi kurang penting. Klasifikasi dari suku Cyperaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Cyperaceae
Suku ini adalah kerabat terdekat suku padi-padian (Poaceae) dan
memiliki banyak kemiripan. Orang yang kurang terbiasa sering
mengacaukan teki dari rumput biasa karena penampilannya yang mirip,
seperti daun berbentuk lanset, kebanyakan berwujud terna kecil yang
mudah menjadi tumbuhan pengganggu (gulma), serta susunan bunga yang
mirip.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


99
Sumber : http://www.vumba-nature.com/Cyperaceae-116d-Ndundu.jpg

Ada sekitar 100 marga anggota (di daftar ini terdapat 102 marga),
dengan sekitar 4000 jenis, Actinoschoenus, Actinoscirpus, Afrotrilepis,
Alinula, Amphiscirpus, Androtrichum, Arthrostylis, Ascolepis,
Becquerelia, Bisboeckelera, Blysmus, Bolboschoenus, Bulbostylis,
Calyptrocarya, Capitularina, Carex, Carpha, Caustis, Cephalocarpus,
Chillania, Chorizandra, Chrysitrix, Cladium, Coleochloa, Costularia,
Courtoisina, Crosslandia, Cyathochaeta, Cymophyllus, Cyperus,
Desmoschoenus, Didymiandrum, Diplacrum, Diplasia, Dulichium,
Egleria, Eleocharis, Epischoenus, Eriophorum, Evandra, Everardia,
Exocarya, Exochogyne, Ficinia, Fimbristylis, Fuirena, Gahnia,
Gymnoschoenus, Hellmuthia, Hypolytrum, Isolepis, Kobresia, Koyamaea,
Kyllinga, Kyllingiella, Lagenocarpus, Lepidosperma, Lepironia,
Lipocarpha, Machaerina, Mapania, Mapaniopsis, Mesomelaena,
Microdracoides, Morelotia, Neesenbeckia, Nelmesia, Nemum,
Oreobolopsis, Oreobolus, Oxycaryum, Paramapania, Phylloscirpus,
Pleurostachys, Principina, Pseudoschoenus, Ptilanthelium, Pycreus,
Queenslandiella, Reedia, Remirea, Rhynchocladium, Rhynchospora,
Schoenoplectus, Schoenoxiphium, Schoenus, Scirpodendron, Scirpoides,
Scirpus, Scleria, Sphaerocyperus, Sumatroscirpus, Tetraria, Trachystylis,
Trianoptiles, Trichophorum, Trichoschoenus, Tricostularia, Trilepis,
Uncinia, Volkiella, Websteria

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


100
Beberapa jenis yang memiliki nilai ekonomi (tidak selalu positif,
karena dapat merugikan pula) di antaranya adalah
 teki biasa (Cyperus rotundus), gulma penting pertanian
 Eleocharis dulcis atau water chestnut, umbinya dimakan
 Cyperus papyrus, tumbuhan penghasil media tulis papirus

Sumber : http://www.floridahillnursery.com/images/egyptian%20papyrus.jpg

 Eleusine coracana atau finger millet, tumbuhan serealia sekunder


di daerah kering

Sumber : http://www.botanicalgarden.ubc.ca/potd/eleusine_coracana2.jpg

6. Suku Ecdeiocoleaceae
Ecdeiocoleaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Ecdeiocoleaceae
adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Ecdeiocoleaceae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


101
7. Suku Eriocaulaceae
Eriocaulaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Eriocaulaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Eriocaulaceae
Ciri-ciri suku ini adalah :
a. Terna perenial, jarang anual, dengan daun-daun seperti daun rumput,
sempit memanjang, sering tersusun sebagai rozet akar.
b. Bunga kecil, berkelamin tunggal, aktinomorf atau zigomorf, tersusun
dalam bongkol yang terdapat pada ujung tangkai yang panjang. Tenda
bunga seperti selaput, berbilangan 2-3 yang tersusun dalam 1 atau 2
lingkaran, kadang-kadang tidak terdapat.
c. Benang sari 2-6, bebas, berhadapan dengan daun-daun tenda bunga.
Kepala sari kecil, beruang 1-2. Membuka dengan celah membujur.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/15/
Eriocaulon_decangulare_%281832%29.jpg/220px-
Eriocaulon_decangulare_%281832%29.jpg

d. Bakal buah menumpang, beruang 2-3, tiap ruang dengan 1 bakal biji.
Tangkai putik 1, banyakan berelah 3.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


102
e. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang. Biji
dengan endosperm seperti tepung, lembaga kecil.
Suku ini membawahi 12 marga, seluruhnya meliputi lebih dari 1.000
jenis. sebagian besar tersebar di daerah tropika, beberapa di daerah iklim
sedang, kebanyakan menghuni tanah-tanah berpasir yang basah.
Contoh-contoh:
Eriocaulon : E. gibbosum. E. kunthii. E. Saprangulare

Sumber : http://luirig.altervista.org/flora/maps/jpgt.php?pid=169420

Paepalanthus : P. regelianus. P. klotzschianus

Sumber : http://eriocaulaceae.e-monocot.org/sites/eriocaulaceae.e-monocot.org/
files/Paepalanthus%20vellozioides.JPG

Syngonanthus : S. Flavidulus

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


103
Sumber : http://www.discoverlife.org/IM/I_TQBH/0095/320/
Syngonanthus_flavidulus,I_TQBH9574.jpg

8. Suku Flagellariaceae
Flagellariaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam
bangsaPoales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku
Flagellariaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Flagellariaceae
Ciri-ciri suku ini sebagai berikut :
a. Kebanyakan berupa tumbuhan memanjat, dengan daun –daun yang
panjang dan bertulang sejajar dan ujungnya berubah menjadi alat
pembelit (sulur daun), pangkalnya berupa upih yang membalut batang
b. Bunganya kecil, banci atau berkelamin tunggal, berumah 2,
aktinomorf, tersusun dalam malai pada ujung batang.benang sari 6
berlekatan dengan pangkal pangkal tenda bunga, bebas satu dari yang
lain.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


104
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
e/e5/Flagellaria_indica.jpg

c. Bakal buahnya menumpang, beruang 3 dengan 1 bakal biji dalam tiap


ruang.
d. Buah tidak membuka, berupa buah buni atau buah batu berisi 3 biji.
e. Bijinya dengan endosperm, lembaga kecil.
Suku ini membawahi sekitar 8 jenis yang terbagi dalam 3 marga,
terdapat di daerah tropika. Contoh spesies : Flagellaria indica.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/
e/e5/Flagellaria_indica.jpg
9. Suku Hydatellaceae
Hydatellaceae adalah suatu suku anggota tumbuhan berbunga yang
beranggotakan satu genus, Trithuria, setelah genus Hydatella digabungkan
ke dalamnya. Terdapat sekitar 12 jenis anggota, semuanya berukuran kecil,
hidup di air atau rawa, dan menyerupai rumput. Ia adalah tumbuhan air yang
sepanjang hidupnya terendam di dalam air. Tumbuhan ini hanya ditemukan
di Australia, Selandia Baru, dan India, menjadikannya sebagai

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


105
tumbuhan khas lempeng Indo-Australia. Klasifikasi dari suku
Hydatellaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Hydatellaceae
Hydatellaceae selama bertahun-tahun dianggap sebagai kerabat dekat
anggota Poales (rumput dan teki) dan pernah dimasukkan sebagai anggota
suku Centrolepidaceae. Dalam sistem Cronquist ia berada pada ordo
tersendiri, Hydatellales, yang tergabung bersama-sama anak-kelas
Commelinidae bersama-sama dengan ordo Cyperales. Bahkan, sistem
APG II memasukkannya ke dalam bangsa Poales. Saarela et al. (2007)
menunjukkan dengan alat bukti molekuler bahwa Hydatellaceae lebih
dekat kekerabatannya dengan teratai (anggota Nymphaeaceae) dan
menjadikannya sebagai salah satu contoh perkembangan tumbuhan
berbunga paling awal. Peristiwa ini menandai untuk pertama kalinya suatu
kelompok tumbuhan dikeluarkan dari kelompok monokotil. Ke"kuno"an
Hydatellaceae juga ditunjukkan oleh beberapa perilaku perkembangannya
yang memiliki kesamaan dengan Gymnospermae.

Sumber : http://www.botanicalgarden.ubc.ca/potd/stevensontrithuria_submersa.jpg

10. Suku Joinvilleaceae


Joinvilleaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Poales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku
Joinvilleaceae adalah:

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


106
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Joinvilleaceae

11. Suku Juncaceae


Juncaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Juncaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Juncaceae
Ciri-ciri dari suku Juncaceae adalah
 Terna anual atau perineal, mirip rumput atau mendong, jarang
memiliki batang di atas tanah.
 Daun sempit, pajang, bangun silinder atau pipih seperti daun
rumput, mempunyai upih pada pangkalnya, duduknya kebanyakan
sebagai rozet akar.
 Bunga banci, aktinomorf, terangkai dalam berbagai susunan.
Hiasan bunga terdiri atas 6 daun tenda bunga seperti selaput yang
tersusun dalam 2 lingkaran.
 Benang sari 3 atau 6, bebas, berhadapan dengan daun-daun tenda
bunga. Kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur,
serbuk sari membentuk tetrade.
 Tangkai putik 1, kepala putik 3, berbentuk benang.
 Bakal buah menumpang, beruang 1-3, tiap ruang berisi satu sampai
banyak bakal biji.
 Buahnya buah kendaga sering, membuka dengan membelah ruang.
Biji-biji kadang-kadang berekor, mempunyai endosperm, lembaga
kecil, lurus.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


107
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/4b/
Illustration_Juncus_hostii0.jpg

Suku ini meliputi lebih dari 300 jenis, terbagi dalm 8 marga, daerah
distribusinyameliputi daerah-daerah iklim sedang. Contoh jenisnya antara
lain:
Juncus : J. effusus, J. tenuis, J. triglumis

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0c/Juncus_effuses.jpg

Luzula : L. tiberi
Marsippospermum : M. gracile

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


108
Sumber : http://www.nzpcn.org.nz/flora_images_large/Marsippospermum-gracile-2.jpg

Prionium : P. stratum

Sumber : http://www.cas.vanderbilt.edu/bioimages/s/wsyfl--wplk443.jpg

12. Suku Mayacaceae


Mayacaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Mayacaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Mayacaceae
Ciri-ciri suku ini adalah :
a. Terna rawa-rawa yang kecil-kecil, daunnya bangun pita pendek.
Duduknya tersebar.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


109
b. Bunga terpisah–pisah atau tersusun dalan bunga payung. Banci,
aktinomorf. hiasan bunga terdiri atas 3 daun kelopak dan 3 daun
mahkota. Benang sari 3. Berseling dengan daun-daun mahkotanya.
c. Bakal buahnya menumpang. Beruang 1 dengan 3 tembuni pada
dindingnya.
d. Buahnya berupa buah kendaga yang membuka dengan 3 katup.
e. Biji dengan endosperm, lembaga kecil.
Suku ini hanya terdiri atas 1 marga mayaca dengan 10 jenis,
terutama tersebar di Amerika tropika dan subtropika. Contoh spesies
Mayaca : M. fluviatilis,

Sumber : http://akvaforum.no/images/plant/mayaca_fluviatilis_01.jpg

M. longipes.

Sumber : http://www.aquaritet.com/applications/aq/uploads/
product.large_image.8d4fba588cc17dc1.756e6666667469746c65642e706e67.png

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


110
13. Suku Poaceae
Suku padi-padian, Poaceae, atau Graminae adalah salah satu suku
anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini
termasuk ke dalam bangsa Poales, kladcommelinids (eumonocots).
Anggota suku ini adalah yang paling tinggi populasinya di dunia karena
banyak tanaman budidaya yang menjadi anggotanya dan ditanam luas
sebagai bahan pangan utama.
Di dalamnya termasuk tumbuhan seperti padi, gandum, jagung, jelai,
jewawut, serta sorgum (cantel). Selain itu, bambu dan tebu juga termasuk
di dalamnya. Bahan pakan ternak juga banyak memanfaatkan anggota
suku ini, seperti rumput gajah dan rumput raja. Anggota suku ini beberapa
di antaranya merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) yang penting,
seperti alang-alang dan rumput bandotan. Ada anggotanya yang
merupakan sumber wangi-wangian, yaitu rumput akar wangi dan serai
(termasuk sitronela). Klasifikasi dari suku Poaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Poaceae mempunyai nama lain Gramineae yang merupakan nama
untuk kelompok rumput-rumputan. Kelompok ini kadang disebut sebagai
Glumiflorae karena bunganya terdiri dari gluma, lemma, dan palea.
Gramineae merupakan kelompok yang banyak digunakan dalam
kehidupan setelah leguminosae. Beberapa jenis yang menjadi bahan pokok
dalam kehidupan adalah Oryza sativa

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


111
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/19/Rice_Plants
%28IRRI%29.jpg

Zea mays

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/12/
Zea_mays_Blanco2.279-original.png

Saccharum officinarum

Sumber : http://www.botanicalgarden.ubc.ca/potd/images/2011/saccharum-
officinarum-hybrid1.jpg

14. Suku Rapateaceae


Rapateaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Rapateaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


112
Ordo : Poales
Famili : Rapateaceae

15. Suku Restionaceae


Restionaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Restionaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Restionaceae
Suku ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a. Terna perennial dengan rimpang yang di balut oleh upih-upih yang
serupa sisik-sisik dengan batang pendukung bunga yang tumbuh tegak.
b. Bunga dalam ketiak daun-daun pelindung, terangkai sebagai bulir atau
malai. Kebanyakan berkalamin tunggal. Berumah 2. Jarang banci.
c. Bakal buah menumpang, beruang 1-3 dengan 1-3 tangkai putik, tiap
ruang berisi 1 bakal biji.
d. Buahnya buah kendaga atau buah keras.
e. Bijinya dengan endosperm, lembaga kecil.
Sekitar 300-an jenis tumbuhan trgolong dalam suku ini, terbagi dalam
kurang lebih 20 marga, terutama menghuni belahan bumi selatan, paling
banyak afrika dan Australia.
Contoh spesies:
Weldenowia : W. striata
Anathria : A. scabra.
Restiona : R. compressus, R. madagascariensis.,
Restiona compressus

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


113
Sumber : http://www.plant-identification.co.uk/images/juncaginaceae/triglochin-
maritima-1.jpg

16. Suku Sparganiaceae


Sparganiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Poales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku
Sparganiaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Sparganiaceae

17. Suku Thurniaceae


Thurniaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsaPoales,
kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Thurniaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Thurniaceae

18. Suku Typhaceae


Typhaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


114
bangsaPoales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku
Typhaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Typhaceae

19. Suku Xyridaceae


Xyridaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Poales, kladcommelinids (eumonocots). Klasifikasi dari suku Xyridaceae
adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Xyridaceae
Ciri-ciri suku ini adalah :
a. Kebanyakan terdiri atas terna perennial, daun merupakan roset akar,
panjang, mirip daun rumput
b. Bunga banci, kelopak terdiri atas 2 daun kelopak, zigomorf atau terdiri
atas 1 daun kelopak yang besar dan 2 yang kecil.
c. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dinding
atau tembuni pada dasr,
d. Bakal biji banyak tangkai putik 1 atau berbelah 3.
e. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan membelah ruang.
f. Bijinya dengan endosperm seperti tepung, lembaga kecil.
Suku ini mencakup sekitar 200-an jenis tumbuhan yang terbagi
atas 2 marga saja, terutama tersebar didarah iklim panas, biasanya di
rawa-rawa dengan air payau atau asin.
Contoh- contoh spesies:
Xyris : X. indica, X. congdonii
X. indica

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


115
Sumber : http://s888.photobucket.com/user/AnBang00/media/
Tram%20Chim_Nguyen%20Van%20Hung/DSCN0130.jpg.html

X. Bangsa Zingiberales
Zingiberales adalah salah satu bangsatumbuhan berbunga yang termasuk
dalam kladcommelinids (”core monocots”), monocots menurut Sistem
klasifikasi APG II). Bangsa ini juga diakui sebagai takson dalam sistem klasifikasi
Cronquist dan tercakup dalam anak kelasZingiberidae, kelasLiliopsida. Dalam
beberapa sistem sebelumnya, bangsa ini diberi nama Scitaminae.
Anggota-anggotanya yang paling dikenal adalah berbagai pisang, kana,
garut, serta berbagai jahe-jahean. Klasifikasi ilmiah dari bangsa Zingiberales
adalah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Monocots
Ordo : Zingiberales
Sistem Cronquist dan sistem APG II bersepakat dengan anggota-anggota
bangsa ini yang berjumlah delapan suku:
1. Strelitziaceae
2. Heliconiaceae
3. Musaceae
4. Lowiaceae
5. Zingiberaceae
6. Costaceae
7. Cannaceae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


116
8. Marantaceae

Ciri-ciri umum dari Subklas Zingiberidae


Tumbuhan tahunan berbentuk herba, mempunyai rimpang. Daunnya
mempunyai pelepah dan lidah daun. Bunga biseksual, tidak beraturan
(zygomorphic). Perhiasan bunga 6 yang dapat dibedakan dalam kelopak dan
mahkota, benang sari 1-5, bakal buah dibawah dengan 3 dinding buah, biji sering
mengandung arilus, endosperm dan perisperm ada.
Habit berupa terna yang besar, perenial, mempunyai rimpang atau batang
dalam tanah. Daun lebar, jelas dibedakan dalam tiga bagian : helaian, tangkai,
dan upih. Helaian daun simetris, bertulang menyirip. Bunga besar dengan
warna yang menarik, banci, zigomorf atau asimetris.
Kelopak dan mahkota bilangan 3, kelopak sering menyerupai mahkota.
Benang sari 6, tersusun dalam 2 lingkaran, tangkai sari bebas, sering terdapat
reduksi, sehingga kadang-kadang hanya tinggal 1 benang sari yang fertil, yang
lain mandul atau tidak terdapat. Bakal buah tenggelam, kebanyakan beruang 3,
tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji. Biji tanpa atau dengan sedikit
endosperm, tetapi dengan perisperm yang besar. Ordo ini mempunyai anggota
8 famili, contoh yang ada di Indonesia sebagai berikut :
Ordo Zingiberales terdiri dari 8 famili yaitu :
1. Suku Strelitziaceae
Strelitziaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Zingiberales.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


117
Klasifikasi ilmiah dari suku Strelitziaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Revenala
Spesies : Revenala sp.
Karakteristik famili ini merupakan habitus berupa Pohon yang
mempunyai bentuk yang unik seperti kipas, sehingga di Indonesia sering
disebut dengan Pisang Kipas. Batang utama pohon ini mulai tinggi 30 cm
hingga dapat mencapai 1 meter lebih. Dan untuk cabang dari pohon ini bisa
mencapai 7 meter. Pohon ini membutuhkan sinar Matahari yang banyak (ini
dikhususkan untuk pohon yang sudah besar). Pemupukan pohon yang baik
sangat direspon oleh pohon ini khususnya dalam merespon nitrogen selama
pertumbuhan. Serta jangan lupa memberi air untuk pohon ini secukupnya
(sedang). Serta termasuk pertumbuhan dengan percabangan monopodial,
phenylphenalenones, akar dengan pembuluh luas tersebar dan untai floem di
empulur itu, batang dengan pembuluh, tangkai daun dengan busur beberapa
saluran udara, polycytic stomata, (pembelahan sel tetangga miring ); T yang
berbeda atau tidak whorls, C basally yg dibawa lahir (2 yg muncul
bersamaan lateral), anggota bawah daun lebih kecil (± cucullate), tapetum
kelenjar, sel-sel ke 32-ploid, stigma panjang turbinate; bakal biji dengan
bistomal mikropil, kapsul kayu, operkulum belum sempurna, tegmen hanya
sebuah kutikula, (perisperm 0), n = (7, 9) 11 kromosom, dan akar utama
berkembang dengan baik. (Tjitrosoepomo, Gembong. 2009).
Strelitziaceae memiliki perbungaan dengan keras, berbentuk perahu,
bracts perbungaan hijau. Bunga-bunga khas memiliki lebih atau kurang
kelopak yg muncul bersamaan abaxial lateral, dan kapsul kayu memiliki
bibit dengan berwarna cerah, arils fimbriate. Contoh pisang kipas.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


118
Sumber : http://static.panoramio.com/photos/large/29500589.jpg

Manfaat dari pisang kipas, yaitu untuk hiasan pekarangan, karena


bentuknya yang unik, sehingga menarik dan disukai oleh banyak orang, dan
beberapa manyarakat mengatakan bahwa pisang kipas disebut juga Traveller
palm disematkan karena kegunaan cabangnya yang dapat menampung air
hujan dan dapat digunakan sebagai air minum untuk keadaan darurat.

2. Suku Heliconiaceae
Heliconiaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Zingiberales. Klasifikasi ilmiah dari suku Heliconiaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida Sub
Kelas : Zingiberidae Ordo
: Zingiberiales Famili :
Heliconiaceae Genus :
Heliconia Spesies :
Heliconia sp.
Rimpang dengan lapisan endodermoid, tubuh dihias dan palung
berbentuk, stomata polycytic, tangkai daun panjang, bunga miring
monosymmetric, bawah daun-lateral T ± bebas, basally adnate untuk T,
benang sari berlawanan staminodial T, ± berkerudung; amoeboid tapetum,
non-syncytical; serbuk sari fungsional monoaperturate; 1/carpel bakal biji,
basal, apotropous, bistomal mikropil; buah schizocarp berdaging atau buah

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


119
berbiji, endocarp berkembang dengan baik, operkulum berasal dari funicle,
testa dan tegmen tipis (tidak dibedakan), kromosom 1,4-4,5 m panjang; 0
koleoptil, tetapi selubung lobed, kerah tegak lurus kotiledon.
(Tjitrosoepomo, Gembong. 2009).
Heliconiaceae adalah habitus herbal besar dengan dua peringkat daun dan
susunan bunga dengan besar, bracts berwarna di axils yang fasikula bunga
dengan tepal petaloid; buah berbuah biji ditanggung pada pedicel, gemuk
memanjang dan memiliki batu keras tunggal per loculus. Contoh: Pisang hias.

Sumber : http://scienceprojectdianharapan.files.wordpress.com/2010/05/img_0957.jpg

Manfaat dari tanaman ini yaitu selain sebagai tanaman hias, tanaman ini
bisa berguna untuk obat tradisional, dan tangkai daunya bisa digunakan
untuk obat mencret.

3. Suku Musaceae
Klasifikasi suku Musaceae ini adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Anak Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotylae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Musaceae
Marga : Musa
Species : Musa sp.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


120
Ciri morfologi Musaceae
a) Batang
Merupakan terna yang besar, batangnya semu yang terdiri atas upih
daun yang balut membalut sehingga tampak seperti batang, dengan diameter
20 cm bahkan bisa lebih besar lagi, tinggi tanaman ini dapat mencapai 3,5-
7,5 m tergantung dari jenisnya.
b) Daun
Tanaman ini daunnya lebar bangun jorong atau memanjang, ibu tulang
daun tebal, beralur di sisi atasnya, jelas berbeda dari tulang-tulang
cabangnya yang menyirip termasuk dalam daun yang sempurna karena
memiliki upih daun.
c) Akar
Akar pada pisang tumbuh pada bonggolnya, akar pisang berbentuk
serabut dan tidak memiliki akar tunggang. Akar pada tanaman yang yang
muncul pada bagian bonggol tumbuh secara mendatar dan dapat tumbuh
panjang hinga lebih dari 2m.
d) Bunga
Bunga banci atau berkelamin tunggal, zigomorft atau asimetris,
tersususn dalam sinsiunus yang terdapat dalam ketiak daun pelindung
yang besar dan berwarna menarik. Keseluruhan rangkaian bunga merupakan
tenda bunga dengan bunga jantan (♀) dibagian pangkal dan bunga betina
(♂) pada bagian ujung perbungaannya. Hiasan bunga dapat dibedakan antara
kelopak dengan mahkota bunganya, kelopak berbentuk tabung memanjang
berbagi 2 dengan tepi bergigi yang berbeda-beda. Mahkota berbagi 2
seringkali rompang dan bagian atas berigi-rigi. Memiliki 5 benang sari
dan 1 yang terudiksi, tangkai berbentuk benang denga kepala sari bangun
garis.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


121
Sumber : http://sainsituasyik.files.wordpress.com/2013/03/pohon-pisang.jpg

e) Buah
Bakal buah tenggelam beruang tiga dan setiap ruang memiliki banyak
bakal biji dengan tembuni di sudut-sudutnya.Buahnya berdaging tidak
membuka termasuk buah buni atau buah kendaga.
Suku ini meliputi sekitar 150 jenis tumbuhan yang terbagi dalam 6
marga dengan daerah distribusi yang meliputi daerah tropika.Contohnya,
pisang (Musa paradisiaca).
Famili ini meliputi sekitar 150 jenis tumnbuhan yang terbagi dalam
6 genus dengan daerah distribusi yang meliputi daerah tropika.
Contoh :
- Musa : M. paradisiaca (Pisang) penghasil buah-buahan, mencakup
berbagai jenis budidaya; M. textilis (henep Manila) penghasil serat;
M. chiliocarpa (pisang seribu), M. brachycarpa (pisang batu); M.
zebrina (pisang lilin).
- Ravenala : R. Madagascariensis (pisang kipas) tanaman hias.
- Stertlizia : S. Reginae tanaman hias.
- Heliconia : H. indica; H. bihai; H. metallica tanaman hias.

Pisang-pisangan (Musaceae)
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhanterna
raksasa berdaun besar memanjang dari sukuMusaceae. Beberapa jenisnya

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


122
(Musa acuminata, M. balbisiana, dan M. ×paradisiaca) menghasilkan
buah konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan
dengan kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir
semua buah pisang memiliki kulit berwarna kuning ketika matang,
meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau
bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan
sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Klasifikasi
ilmiah dari Musa sp. adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa acuminate, M. balbisiana, M. ×paradisiaca
(invalid), M. sapientum (invalid)

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-efSGXXMTHCE/UPA1j6ep_zI/
AAAAAAAAAk0/PT2klCTWRKg/s400/pohon+pisang.jpg

Pisang Kipas (Ravenala madagascariensis)


Pisang kipas merupakan anggota dari suku atau jenis pisang-pisangan
yang dapat dijadikan tananam hias. Disebut pisang kipas karena bentuknya
yang persis seperti kipas. Pisang kipas biasanya juga disebut dengan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


123
sebutan pisang madagaskar (diduga berasal dari daerah Madagaskar). Pisang
kipas mempunyai nama sains yaitu revenala madagascariensis. Pisang kipas
merupakan salah satu dari bagian pisang hias. Pisang termasuk bagian
dari tumbuhan monokotil. Monokotil merupakan tumbuhan yang hanya
mempunyai satu daun tumbuhan lembaga pada bijinya. Selain itu tumbuhan
monokotil juga mempunyai ciri biji berkeping satu, berakar serabut, batang
tidak bercabang dan tidak berkambium. Klasifikasi ilmiah dari Ravenala
madagascariensisadalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Musales
Famili : Musaceae
Genus : Ravenala
Species : Ravenala madagascariensis

Sumber : http://shopbuilder.adspay.ge/image/data/70/r1.JPG

Pisang kipas pada umumnya ditanam sebagai tanaman hias yang dapat
mempercantik lingkungan. Pisang kipas jarang sekali mengeluarkan bunga
dan buah. Di Indonesia terdapat lebih dari 230 jenis pisang.

4. Suku Zingiberaceae
Tanaman famili Zingiberaceae merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman herba

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


124
berbatang semu, berdaun lebar dengan pelepah daun yang membungkus
batang. Merupakan terna parenial dengan rimpang yangkadang-kadang
berbentuk seperti umbi, yang biasanya mengandung minyak dengan bau
yang aromatik. Klasifikasi ilmiah dari suku Zingiberaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatohyta
SubDivisi : Angispermae
Kelas : Monokotylae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma domestica

Ciri morfologi dari Zingiberaceae ialah antara lain sebagai berikut ini:
a) Batang
Zingiberaceae merupakan terna perenial dengan rimpang yang
kadang-kadang berbentuk seperti umbi yang biasanya mengandung
minyak menguap hingga berbabau aromatik. Batang di atas tanah biasanya
sangat pendek dan mendungkung bunga-bunga saja. Pada batang biasanya
memiliki rizoma yang dapat tumbuh menjalar di bawah tanah. Pada
rizoma tumbuh akar-akar yang dapat mendung pertumbuhan tanaman,
rizoma ini juga dapat berfungsi sabagai alat perkebang biakan.
Zingiberaceae adalah terna berumur panjang, mempunyai rizoma yang
membengkak seperti umbi dengan akar-akar yang tebal dan seringkali
mempunyai ruang-ruang yang mempunyai minyak atsiri. Tanaman ini
berdasarkan sifat batangnya termasuk tanaman berbatang semu karena
batang yang sebenarnya sangat pendek di atas tanah. Pada batang yang
sangat pendek ini ditumbuhi oleh batang semu yang sangat lunak dan berair,
walaupun demikian kelompok tanaman empon-emponan ini ada yang
mencapai tinggi hingga 8 meter diatas tanah.
b) Daun
Suku Zingiberaceae berdaun tunggal mempunyai sel-sel minyak
menguap, tersusun dalam dua baris. Kadang-kadang jelas mempunyai 3

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


125
bagian yang berupa helaian, tangkai, dan upih. Selain itu juga lidah-lidah
pada batas antara helai daun dengan upih. Beberapa dari spesis
Zingiberaceae ada yang memiliki bulu pada tangkainya dan bahkan pada
helai daunya. Rambut yang demikian sangat khas sehingga sering digunakan
dalam kegiatan pengelompokan. Pertulangannya juga selain sejajar dan
menyirip ada yang melengkung. Antara helai daun dan upih sering
ditemukan ligula, mulai yang berukuran panjang sampai yang berukuran
kecil sampai kadang-kadang tidak ada

Sumber : http://jokotani.files.wordpress.com/2011/06/jahe.jpg

c) Bunga
Semua bunga pada kelompok Zingiberaceae memiliki umur yang
sangat pendek. Bunga-bunya sangat spesifik dan biasanya bisksual. Kelopak
membentuk pipa yang terdiri dari 3 helaian. Mahkota biasanya berbentuk
seperti pipa juga yang terdiri dari 3 cuping, satu biasanya berukuran besar
dan melindungi serta menutupi stamen. Pada jehe-jehean bisanya hanya
memiliki kepala putik yang fertil. Sebenarnya memiliki lebih dari satu
kepala putik namun kepala putik yang lain mengalami reduksi sehingga
hanya merupakan putik tambahan pada bagian tepi. Kadang-kadang
memiliki dua struktur yang lain di bagian samping yang disebut staminous,
yang kadang-kadang berbentuk seperti daun mahkota dan helaian kalix.
Benang sari ada yang banyak dan ada yang sedikit filamen di bagian atas
dari kepala putik, yang mana memiliki banyak bentuk variasi. Bakal
biji di bagian dalam, dengan kelenjar yang

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


126
mengahasilkan madu untuk membatu penyerbukan. Penghubung antara
kepala putik dan bakal biji, setelah serbuk sari berada di atas kepala putik,
maka akan terbentuk tiga cela yang berukuran agak besar yang mana akan
tumbuh rambut yang akan tumbuk kearah bakal biji dan sel sperma akan
masuk melewati slit ini untuk membuahi sel telur. Bunga dari kelompok
tanaman ini kebanyakan adalam bunga majemuk yang. Bunga ini bisanya
tumbuh dari atas, bawah, dan ada yang tmbuh dari batang semu, atau
perbungaan aksilar
Menurut Gembong (1988 : 446) bunga terpisah-pisah tersusun dalam
bunga majemuk tungal atau berganda, kebanyakan banci, zigomorf, atau
asimetrik. Hiasan bunga dapat dibedakan dalam kelopak dengan 3 daun
kelopak dan mahkota yang terdiri atas 3 daun mahkota yang berletakan pada
bagian bawahnya membentuk suatu buluh, dengan bentuk dan warna yang
kadang-kadang cukup atraktif. Benang sari 1dengan 3-5 benang sari mandul
yang kadang-kadang bersifat seperti daun mahkota. Bakal buah tenggelam,
beruang 3, jarang 2 dengan tembuni di ketiak, atau beruang 1 dengan
tembuni pada dinding atau pada dasarnya. Tangkai puti di ujung, tidak
terbagi, bebas atau terdapat dalam suatu alur pada benang sari yang fertil,
ada kalanya berbibir atau bergigi 2.
d) Buah
Buah biasanya kering dan besar dan kadang-kadang membentuk 3
ruang. Buahnya memiliki variasi warna yang menarik, berambut atau
berduri. Biji-biji biasanya coklat atau hitam yang terbungkus oleh arilus
yang berwarna putih, orange, merah terang untuk menarik hewan untuk
menyebarkan bijinya. Menurut Gembong (1988 : 446) buahnya buah
kendaga yang berkatup 3 atau berdaging tidak membuka. Biji bulat atau
berusuk, mempunyai salut biji, endosperm banyak.
Famili ini terdiri dari sekitar 40 genus yang seluruhnya meliputi
1400-an jenis, yang sebagian besar menghuni daerah tropika. Contoh :
- Alpinia : A. galanga (laos) bumbu masak; A. javanica; A. malaccensis
- Amomum : A. cardamomum (kapulaga), untuk jamu; A. maximum
(wresah); A. aculenatum; A. roseum.
- Achasma : A. coccineum; A. foetens; A. megalocheilos (tepus).

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


127
- Costus (pacing) : C. Speciosus; C. Globosus; C. Igneus, tanaman hias.
- Curcuma : C. domestica (kunyit); C. xanthoriza (temu lawak); C.
heyneana (temu giring); C. aeroginosa (temu ireng); C. mangga (kunyit
putih); C. zeodaria (temu putih).
- Eletteria : E. cardamum I(kapulaga sabrang)
- Kaempferia : K. galanga (kencur); K angustifolia (kunci); K. rotunda
(kunci pepet); K. pandurata.
- Zingiber : Z. officinale (jahe); Z. zerumbet (lempuyang gajah); Z.
amaricans (lempuyang emprit); Z. cassumunar (bengle).
- Hedychium : H. roxburghii; h. flavescens (gandasuli); H.
longicornutum.
- Globa : G. marantina; G. ulignosa; G. strobulifera.
- Nicolaia : N. spiciosa (kecombrang); N.gracilis; N. atropurpurea.
- Tapeinochilus : T. ananassae (kasturi), tanaman hias.

Kunyit (Curcuma longa)


Kunyit adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari
wilayah Asia Tenggara. Klasifikasi ilmiah dari Curcuma longa adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida Ordo
: Zingiberales Famili :
Zingiberaceae Genus :
Curcuma Species :
Curcuma longa

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


128
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/5b/Curcuma_longa_roots.jpg

Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.


Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal, seperti
turmeric (Inggris), kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia).

Sumber : http://farm4.static.flickr.com/3780/9272241154_577eaf5ea9.jpg

Kacombrang (Etlingera elatior)


Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera elatior) adalah sejenis
tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna
yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.
Klasifikasi ilmiah dari Etlingera elatior adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Etlingera
Species : Etlingera elatior

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


129
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/77/
Amomum_magnificum_%281832%29.jpg

Ciri-ciri batang, daun, dan bunga


Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-
pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau
lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m. Batang-batang semu bulat gilig,
membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan,
membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah
tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika
masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di
batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm × 10-20 cm, dengan
pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung
meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat,
hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


130
Sumber : http://www.frogshollow.net/wp-content/gallery/gingers/etlingera-elatior-
pink-torch.jpg

Bunga dalam karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang 0,5-


2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7
cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung
membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3-3,5 cm, bertaju
3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm.
Labellum serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan
tepian putih atau kuning.

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-078EXtSoa9M/TaRSoU9AbpI/AAAAAAAAAJ8/
a1pSFc6tpLA/s1600/ pokok+kantan debungor.jpg

Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20


cm; masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di
luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, coklat
kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan
yang berasa masam.

Pacing Tawar (Costus speciosus)


Pacing tawar adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae). Klasifikasi ilmiah dari Costus speciosus
adalah:
Kingdom : Plantae

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


131
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Costus
Species : Costus speciosus

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f5/Starr_030807-
0069_Costus_speciosus.jpg

Pemerian dan ekologi


Pacing tawar merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan
tinggi 0,5m - 3m dan menyukai tempat lembap dan teduh, terdapat
sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Batangnya berwarna
kuning kecoklatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung
air serta mudah dipatahkan, selaras dengan atang, daunnya berwarna
hijau, tunggal, tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai
bentuk lanset.

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)


Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


132
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c9/Temulawak.jpg

Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng


gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh
dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas
permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur. Klasifikasi
ilmiah dari Curcuma xanthorrhiza adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza

Ciri Morfologi
Terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m tetapi
kurang dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah daun yang
tegak dan saling bertumpang tindih, warnanya hijau atau coklat gelap.
Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berukuran besar,
bercabang-cabang, dan berwarna cokelat kemerahan, kuning tua atau
berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari rimpang membentuk daun 2 –
9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


133
daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31
cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18 cm, panjang tangkai daun termasuk
helaian 43 cm – 80 cm, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah
dan tangkai daun agak panjang.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/2a/Rimpang_temu_lawak.jpg

Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol


yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
panjang tangkai 9 cm – 23 cm dan lebar 4 cm – 6 cm, berdaun pelindung
banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota
bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8mm – 13mm,
mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm,
helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm – 2cm dan
lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau
kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.

Temu Hitam (Curcuma aeruginosa)


Temu hitam (Curcuma aeruginosaRoxb.) adalah sejenis
tumbuhanan yang rimpangnya dimanfaatkan sebagai campuran
obat/jamu. Klasifikasi ilmiah dari Curcuma aeruginosa adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


134
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma aeruginosa

Sumber : http://widyani.org/wp-content/uploads/2009/12/temu-hitam-300x208.jpg

Temu hitam adalah terna yang tingginya dapat mencapai 2 m.


Batangnya semu, dan tersusun atas kumpulan pelepah daun yang basah dan
berwarna hijau. Daunnya berwarna merah lembayung-kecoklatan yang
berwarna lebih gelap pada sepanjang tulang daunnya. Daunnya tunggal,
panjang, dan terdiri atas 2-9 helai. Helaiannya berbentuk bundar
memanjang sampai lanset, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau
tua pada kiri-kanan tulang daun. Panjang daun 31-84 cm, dengan lebar
10-18 cm.

Temu putih (Curcuma zedoaria)


Temu putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe syn. Curcuma
pallida Lour. (Heyne)) adalah salah satu spesies dari famili
Zingiberaceae yang telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai
tanaman obat dan empon-empon. Temu putih disebut pula sebagai temu
kuning. Produk alaminya banyak digunakan dalam industri parfum,
pewarna untuk industri pangan, dan sebagai obat atau campuran obat.
Khasiatnya bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan.
Klasifikasi ilmiah dari Curcuma zedoaria adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


135
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma zedoaria

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0e/Curcuma_zedoaria_-
_K%C3%B6hler%E2%80%93s_Medizinal-Pflanzen-048.jpg

Kapulaga (Amomumcardamomum)
Kapulaga seberang atau kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum)
adalah sejenis rempah yang penting untuk pelbagai jenis masakan di Asia
dan juga banyak digunakan untuk bahan obat tradisional (jamu).
Klasifikasi ilmiah dari Elettaria cardamomum adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Elettaria
Species : Elettaria cardamomum

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


136
Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f4/
Elettaria_cardamomum_-_K%C3%B6hler%E2%80%93s_Medizinal-Pflanzen-
057.jpg/220px-Elettaria_cardamomum_-_K%C3%B6hler%E2%80%93s_Medizinal-
Pflanzen-057.jpg.

Ciri-ciri
Terna yang kuat, menahun, dan berbau aromatis pada pelbagai
bagiannya. Tumbuh mencapai tinggi 2 m, dengan rimpang yang tumbuh
menjalar di bawah tanah, agak bulat gilig, gemang 1-2 cm, putih
kekuningan, tertutupi sisik-kelopak tak berambut berwarna coklat
kemerahan.
Batang-batang semu muncul agak terpisah-pisah, tumbuh tegak
1,5-2 m, bulat gilig berdiameter hingga 2,5 cm, hijau gelap. Daun-daun
terletak berseling, duduk, bentuk lanset, 7,5-50 cm × 3-10 cm,
pangkalnya perlahan-lahan menyempit, ujungnya meruncing dengan
runcingan sepanjang 3 cm, hijau mengkilap dengan banyak bintik yang
awalnya putih namun akhirnya merah darah.
Perbungaan muncul langsung dari rimpang, terpisah dari batang
semu, adakalanya sebagian terbenam tanah; tandan bertangkai panjang
hingga 10 cm, ditutupi oleh sisik-sisik yang rapat, yang tersusun seperti
genting dan tidak rontok. Kelopak seperti tabung seperti seludang, 1,3
cm, berambut. Mahkota berupa tuba, bertaju-3, taju 8 mm panjangnya
bentuk jorong memita, putih atau kekuningan. Labellum bundar telur
lebar, 15-18 mm × 10-15 mm, menyempit di pangkalnya, berambut halus

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


137
di sisi dalam, kuning dengan pita tengah ungu gelap atau putih
(kekuningan) dengan pita tengah kuning diapit garis ungu. Buah kapsul
bulat agak tertekan, berdiameter 1-1,5 cm, bergaris-garis rapat dan
berambut pendek halus, bermahkota sisa perhiasan bunga. Biji banyak,
kecil-kecil, terlindung dalam salut biji (arilus) berwarna keputihan.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/0/0e/
Elettaria_cardamomum_Maton.jpg

Terna yang kuat, menahun, dan berbau aromatis pada pelbagai


bagiannya. Tumbuh mencapai tinggi 2 m, dengan rimpang yang tumbuh
menjalar di bawah tanah, agak bulat gilig, gemang 1-2 cm, putih
kekuningan, tertutupi sisik-kelopak tak berambut berwarna coklat
kemerahan.
Batang-batang semu muncul agak terpisah-pisah, tumbuh tegak
1,5-2 m, bulat gilig berdiameter hingga 2,5 cm, hijau gelap. Daun-daun
terletak berseling, duduk, bentuk lanset, 7,5-50 cm × 3-10 cm,
pangkalnya perlahan-lahan menyempit, ujungnya meruncing dengan
runcingan sepanjang 3 cm, hijau mengkilap dengan banyak bintik yang
awalnya putih namun akhirnya merah darah.
Perbungaan muncul langsung dari rimpang, terpisah dari batang
semu, adakalanya sebagian terbenam tanah; tandan bertangkai panjang
hingga 10 cm, ditutupi oleh sisik-sisik yang rapat, yang tersusun seperti
genting dan tidak rontok. Kelopak seperti tabung seperti seludang, 1,3
cm, berambut. Mahkota berupa tuba, bertaju-3, taju 8 mm panjangnya

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


138
bentuk jorong memita, putih atau kekuningan. Labellum bundar telur
lebar, 15-18 mm × 10-15 mm, menyempit di pangkalnya, berambut halus
di sisi dalam, kuning dengan pita tengah ungu gelap atau putih
(kekuningan) dengan pita tengah kuning diapit garis ungu. Buah kapsul
bulat agak tertekan, berdiameter 1-1,5 cm, bergaris-garis rapat dan
berambut pendek halus, bermahkota sisa perhiasan bunga. Biji banyak,
kecil-kecil, terlindung dalam salut biji (arilus) berwarna keputihan.
Buah
Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari
batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya yang
sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor kecipratan tanah
kalau hujan, petani pemiliknya menyelipkan lembaran plastik sebagai
alas di bawah tandan buah itu.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bd/
Amom_compact_090715-0191_plratu.jpg/250px-Amom_compact_090715-
0191_plratu.jpg

Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau


sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah
berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah
baunya sedap sesedap-sedapnya.
Buah yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4 - 7
butir biji kecil coklat kemerah-merahan. Rasanya agak pedas seperti jahe,
tetapi baunya tidak.

Jahe (Zingiber officinale)

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


139
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat
populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk
jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas
disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku
Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunanizingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Sumber : http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/jahe-
_140311172716-448.jpg

Ciri morfologis
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100
cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning
hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan
panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun
berbulu halus.

Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-Xa46hy7AbIM/T5OzRA8hhcI/
AAAAAAAAB2U/pVS5WgP6KEg/s1600/Jahe-gajah.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


140
Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan
panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga
bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan.
Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Kencur (Kaemoferia galangal)


Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-
empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak
atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya
adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Klasifikasi ilmiah dari
Kaemoferia galangal adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaemoferia
Species : Kaemoferia galanga

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/aa/Kaempferia_galanga.jpg

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-


empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


141
(Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak
atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan.

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/ae/
Kencur_Kaempferia_galanga.jpg

Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah


dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu
banyak air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar
(jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas
permukaan tanah. Bunga majemuk tersusun setengah duduk dengan
kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga (labellum)
berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan.Tumbuhan ini
tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau
di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan setengah
ternaungi.

5. Suku Costaceae
Costaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa
Zingiberales, klad commelinids (core monocots). Klasifikasi ilmiah dari
suku Costeceae adalah:
Divisi : Magnoliophyta

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


142
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingeberales
Keluarga : Costaceae
Genus : Costus
Spesies : Costus sp.
Karakteristik batang bercabang, benzoquinones, saponin steroid,
selubung dengan 1 seri dari saluran udara bawah daun, tidak ada kanal di
tangkai daun dan lamina, pembuluh darah bundel bawah daun, hipodermis
berlapis 1, (rambut multiseluler), daun spiromonostichous, selubung
tertutup, perbungaan spicate-berbentuk kepala, tidak bercabang, (bunga/
perbungaan aksila), bracts sering dengan nectaries abaxial, anggota abaxial
dari luar staminodial, staminodes 5, yang muncul bersamaan, membentuk
labellum, aperturate serbuk sari, stigma juga bilamellate, fimbriate,
integumen luar sel di seluruh 5-6, endosperm tanpa pati, kotiledon seperti
pisau, fotosintesis, kromosom 2,3-3,7 pM panjang. Costaceae dapat diakui
bahkan vegetatif: mereka memiliki daun ligulate dengan selubung tertutup
yang disusun dalam spiral tunggal sampai batang. Perbungaan mereka padat,
spicate-berbentuk kepala, dan memiliki bracts besar, dan bunga
monosymmetric mereka memiliki labellum besar dan benang sari tunggal,
gaya berjalan antara kedua bagian dari antera besar, contoh dari family
Costaceae yaitu Pacing tawar (Costus speciosus).
Pacing tawar merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi
0,5m - 3m dan menyukai tempat lembap dan teduh, terdapat sampai
ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Batangnya berwarna kuning
kecoklatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air serta
mudah dipatahkan, selaras dengan atang, daunnya berwarna hijau, tunggal,
tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai bentuk lanset.
Manfaat Pacing tawar dapat diolah untuk mengobati bengkak pada sakit
ginjal (Nephtiric edema), perut busung, infeksi saluran kemih (tractus
urinarius) serta pengerutan hati (chirosis). Dari bijinya dapat diproduksi
diosegnin dengan sistem amobil sehingga berguna untuk meningkatkan
kualitas industri obat-obatan.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


143
6. Suku Cannaceae
Tanaman cannaceae merupakan tanaman yang banyak dipelihara
sebagai tanaman hias dan ada yang dimanfaatkan umbinya untuk diambil
tepuingnya, tanaman ini memiliki bunga yang menarik, memiliki warna
yang beranekaragam. Klasifikasi ilmiah dari suku Canaceae adalah:
Kingdom : Plentae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotylea
Bangsa : Zingiberales
Suku : Cannaceae
Marga : Canna
Jenis : Canna sp.

Ciri morfologi Cannaceae


a) Batang dan Daun
Terna besar-besar, perenial, dalam tanah mempunyai rimpang yang
tebal seperti umbi. Batang di perrmukaaan tanah merupakan batng semu,
yang terdiri atas kumpulan pelepah daun, batang tanaman ini dapat tumbuh
mencapai tinggi 0,9-1,8m. Daun pada batang diatas tanah, besar, lebar,
bertulang menyirip dengan ibu tulang yang nyata, tangkai daun pada
pangkal melebar menjadi upih. Panjang daun pada tanman ini 15-60 inch.
b) Bunga
Bunga banci, zigomorf atau lebih sering asimetrik, besar dengan
warna cerah dan menarik, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan
atau malai. Hiasan bunga terdiri atas kelopak dan mahkota, masing- masing
berbilangan 3, daun-daun kelopak bebas tersusun seperti genting, daun-
daun mahkota berlekatan pada pangkalnya. Benang sari 1-5, kecuali 1
semuanya steril dan berubah menjadi bagian bunga yang paling menarik,
berwarna cerah, lebar, seperti daun mahkota. Benang sari yang fertil juga
masih pipih seperti daun mahkota, tetapi mendukung 1 kepala sari yang
beruang 1 pada salah satu di bagian atasnya. Bakal buah tenggelam,
beruang 3, rtiap ruang berisi banyak bakal biji yang tersusun

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


144
dalam 2 baris. Tangkai putik tebal menyerupai daun dengan kepala putik
yang miring.
c) Buah
Buah dengan kelopak yang tidak gugur dibagian atasnya, berupa
buah kendaga yang membuka dengan rusaknya dinding yang kemudian
menjadi kasap berbenjol-benjol. Biji banyak, bulat, endosperm keras, dan
lembaga kecil.
Suku cannaceaemerupakan suatu famili yang hanya terdiri atas satu
marga (genus). Contoh Canna edulis (ganyong), rimpangnya dimakan,
penghasil tepung yang dikenal sebagai arrowroot of queensland.
Famili cannaceae ini merupakan famili yang terdiri dari 1 marga
yaitu Canna, dengan seluruhnya meliputi 50 jenis. Contoh :
 Canna : C. edulis (ganyong), rimpangnyua dimakan, penghasil
tepung

Sumber : http://matoa.org/wp-content/uploads/2008/11/ganyong1.jpg

 C. indica (puspanyandra, bunga tasbih), tanaman hias.

Ganyong (Canna edulis)


Ganyong (Canna discolor L. syn. C. edulis, suku kana-kanaan atau
Cannaceae) adalah sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup populer
namun kelestariannya semakin terancam karena tidak banyak orang yang

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


145
menanam dan mengonsumsinya. Umbi ganyong mengandung pati,
meskipun tidak sebanyak ubi jalar.Ganyong masih berkerabat dekat dengan
kana hias. Klasifikasi ilmiah dari Canna edulis adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Species : Canna edulis

Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b9/
Canna_Edulis_2003072001_0014.jpg

7. Suku Marantaceae
Famili Marantaceae adalah Famili dari tanaman berbunga dikenal
dengan tepung rimpang yang besar. Klasifikasi ilmiah dari suku
Marantaceae adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Marantaceae
Genus : Maranta
Spesies : Maranta sp.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


146
Ciri famili Marantaceae yaitu Terna parenial, dalam tanah
membentuk rimpang yang merayap, di atas tanah terdapat batang yang
nyata atau tidak. Daun dalam dua baris, terdiri atas tiga bagian yang tampak
yang jelas berupa helaian (lamina), tangkai (petiolus) dan upih yang
terbuka (vagina), biasanya tampak seperti roset akar. Helaian bulat telur-
memanjang atau jorong, betulang daun menyirip (pinatus) sering kali
dengan sisi lurus dan sisi lain melengkung (brachidoromous). Tangkai
bangun silinder, menebal pada batas dengan helaian, seringkali bersayap.
Bunga banci, asimetrik, tersusun dalam bulir atau malai yang mempunyai
daun pelindung dan terdapat pada ujung batang, ada kalanyabunga
muncul dari rimpang. (Campbell, dkk. 2003). Hiasan bunga
biasanya dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota, masing-masing
terdiri atas 3 daun kelopak yang bebas dan 3 daun mahkota yang tidak sama
besar dan berlekatan, membentuk suatu buluh pada bagian bawahnya. 5,
hanya 1 yang fertile, lainya mandul (steril) dan Benang sari 4 bersifat
petaloid (seperti daun berbentuk topi.mahkota), dengan satu diantaranya
3, sering 2 dari ke-3 Bakal buah tenggelam, beruang 1 ruangnya berisi
bakal biji. Bakal biji tegak pada dasar ruang. Tangkai putik bengkok, sering
melebar pada ujungnya. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan
membelah ruang atau buah yang berdaging. Biji dengan banyak
endosperm, sering bersalut pada bagian pangkal, lembaga bengkok atau
terlipat. (Soedibyo, BRA M., 1995). Beberapa spesies dari family
Marantaceae yaitu : Maranta leuconeura.

Sumber : http://en.cvetq.info/e107_images/newspost_images/maranta_leuconeura.jpg

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


147
Famili ini terdiri dari sekitar 30 genus dengan ± 350 jenis, terutama
tersebar di daerah tropika, kebanyakan di Amerika dan Afrika. Contoh :
 Maranta : M. arundinaceae (garut, kerut), penghasil tepung; M.
bicolor; M. spelendida; M. virginalis.
 Calanthe : C. grandiflora; C. zebrina; C. ornata, tanaman hias.
 Phrymium : P. Capitatum; P. Pubinerve, daun sebagai bahan
pembungkus.
 Stromantha : S. Papillosa; S. Sanguinea, tanaman hias.
 Thalia : T. dealbata; T. geniculata.
 Donax : D. canniformis;D. arundastrum.
 Holopegia : H. blumei.

8. Suku Lowiaceae
Karakteristiknya tubuh berbentuk kerucut, lapisan endodermoid dalam
rimpang, penjaga sel aymmetrical (dengan tepian dalam dan luar tidak
sama), urat silang di bagian abaxial dari lamina, perbungaan kompleks
(diulang 1-bunga unit, percabangan dari bracts bawah bunga, bunga aksiler),
bunga diadakan terbalik. Klasifikasi dari suku Lowiaceae adalah:
Kerajaan : Planta
division : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Zingiberidae
Order : Zingiberales
Familia : Lowiaceae
Genus : Orchidantha
Spesies : Orchidantha sp.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


148
Sumber : http://www.htbg.com/Lowiaceae/LOW-011-6-30-
001/images/1Orchidantha.jpg

Daun Lowiaceae tajam dan vena longitudinal yang tampaknya


agak jauh (ada yang jauh lebih menonjol dari yang lain) dan sangat
dikembangkan vena lintas yang lebih jelas pada abaxial dari permukaan
bawah daun. Bunga-bunga diselenggarakan dengan sepal bawah daun
median, rata-rata kelopak membentuk berkembang dengan baik labellum
abaxial, dan kedua kelopak lateral kecil.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


149
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :


 Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa
Yunani Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung")
dan σπερμα (sperma, bentuk jamak untuk "biji") yang
diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun 1690.
 Tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil) adalah tumbuhan
yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun
lembaga.
 Berdasarkan analisis filogeni, kelompok ini diketahui bersifat
monofiletik atau holofiletik. Sistem klasifikasi APG II mengakui
monokotil sebagai klad yang disebut monocots. Kelompok Filogeni
Tumbuhan Berbunga (Angiosperm Phylogeny Group) pada tahun
2003: An update of the Angiosperm Phylogeny Group
classification for the orders and families of flowering plants: APG
II. Botanical Journal of the Linnean Society 141: 399-436.
 Menurut Sistem Klasifikasi APG II, Angiospermae
Monochotyledonae dibagi menjadi 10 bangsa antara lain :
I. Bangsa Arcorales
II. Bangsa Alismatales
III. Bangsa Asparagales
IV. Bangsa Dioscereales
V. Bangsa Liliales
VI. Bangsa Pandanales
VII. Bangsa Arecales
VIII. Bangsa Commelinales
IX. Bangsa Poales
X. Bangsa Zingiberales

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


150
DAFTAR PUSTAKA

Adnan M. 2003. Pokok-pokok untuk tanaman bandar. Publisher: Institut


Penyelidikan Perhutanan Malaysia.
Alfred P. 2004. Gardening for the Million. Project Gutenberg Literary Archive
Foundation.
Angiosperm Phylogeny Group. 2009. "An update of the Angiosperm Phylogeny
Group classification for the orders and families of flowering plants: APG
III" (PDF). Botanical Journal of the Linnean Society 161 (2): 105–
121. doi:10.1111/j.1095-8339.2009.00996.x. Diakses 28 Desember 2014.
Carol A.A. et al. 1992. Uptake and metabolism of benzyladenin during shoot
organogenesis in Petunia leaf explants. Plant Growth Regulation 11:105-
114.
Dalimartha, S. 2007. Atlas TumbuhanObat Indonesia3.Depok: PuspaSwara.
ISBN 979-3235-73-X.
Flach, M. and F. Rumawas, eds. 1996. Plant Resources of South-East Asia
(PROSEA) No. 9: Plants Yielding Non-Seed Carbohydrates. Leiden:
Blackhuys.
Friedman, W.E. 2008. Hydatellaceae are water lilies with gymnospermous
tendencies. Nature. 453: 94-97
Graham, S. A. 2007. New Understanding of the Early Evolution of Flowering
Plants. University of British Columbia Botanical Garden press release. Graham.
2007. Hydatellaceae identified as a new branch near the base of the
angiosperm phylogenetic tree. Nature 446:312-315.
Harmono, STP dan Drs Agus Andoko. 2005. Budidayadan Peluang Bisnis Jahe.
Penerbit Agromedia Pustaka.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya,
Jakarta.
Hidayat, S. dan Tim Flona. 2008. Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk,
Rasa, Aroma, dan Sifat. halaman 105. PT Samindra Utama.
Ibrahim, H. and F.M. Setyowati.1999. Etlingera Giseke, dalam C.C. de Guzman
and J.S. Siemonsma (eds.). Plant Resources of South-East Asia 13: Spices.
PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 123-126.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


151
Itokawa H, Shi Q, Akiyama T, Morris-Natschke SL, Lee K. 2008. Recent
advances in the investigation of curcuminoids. Chinese Med 3:11.
Mahendra, B. 2005. 13 Jenis Tanaman Obat Ampuh. halaman 95. Penebar
Swadaya.
Matthews M.R, Endress P.K 2005. Comparative floral structure and systematics
in Crossosomatales (Crossosomataceae, Stachyuraceae, Staphyleaceae,
Aphloiaceae, Geissolomataceae, Ixerbaceae, Strasburgeriaceae)
Merckx, Vincent; Freudenstein, John V. 2010. Evolution of mycoheterotrophy in
plants: a phylogenetic perspective" (pdf). New Phytologist (dalam bahasa
Inggris) 185(3): 605–609. doi:10.1111/j.1469-8137.2009.03155.x. Diakses
28 Desember 2014.
Miachir JI, Romani VLM, Amaral AFC, Mello MO, Crocomo OJ, Melo M. 2004.
Micropropagation and callogenesis of Curcuma zedoaria Roscoe.SciAgric
61(4): 427-432.
Michael F. Fay and Mark W. Chase. 1996. Resurrection of Themidaceae for the
Brodiaea alliance, and Recircumscription of Alliaceae, Amaryllidaceae and
Agapanthoideae. Taxon 45: 441-451 (abstract)
Ningsih SU. 2008. Pengaruh konsentrasi ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) terhadap jumlah nyamuk Aedes aegypti yang hinggap pada
tangan manusia. skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Nisa C, Rodinah. 2005. Kultur jaringan beberapa kultivar buah pisang (Musa
paradisiacal L.) dengan pemberian campuran hormon NAA dan kinetin.
Bioscientiae 2: 23-36.
Nusmawarhaeni S, Prihatin D, Pohan E.P. 1999. Mengenal Buah Unggul
Indonesia. hal.103 – 04. Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-489-067-7.
Saarela et al. 2007. Hydatellaceae identified as a new branch near the base of the
angiosperm phylogenetic tree. Nature 446: 312–5
Saarela, Jeffery M., Hardeep S. Rai, James A. Doyle, Peter K. Endress, Sarah
Mathews, Adam D. Marchant, Barbara G. Briggs & Sean W. Graham.
2007. Hydatellaceae identified as a new branch near the base of the
angiosperm phylogenetic tree. Nature 446:312-315.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


152
Sastrapradja, S., Naiola, BP, Rasmadi, ER, Roemantyo, Soepardjono, EK,
Waluyo, EB. 1981. Tanaman Pekarangan. halaman 67-68. Jakarta. Balai
Pustaka.
Sastrapradja, Setijati; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Danimihardja, Sarkat;
Soejono, Rukmini. 1981. Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya
Ekonomi:Ubi-Ubian7. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka.
OCLC 66246398.
Sastrapradja, Setijati; Soetjipto, NiniekWoelijarni; Danimihardja, Sarkat; Soejono,
Rukmini 1980.Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Ubi-
Ubian. 7. hal.77. Jakarta: LBN - LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka.
Soegihardjo, C.J.; Koensoemardiyah 2005, "Produksi diosgenin dengan sistem sel
amobil dari Costus speciosus smith", Majalah Farmasi Indonesia, 16(4):
246 – 253.
Sokoloff, Dmitry D., Margarita V. Remizowa, Terry D. Macfarlane, Paula J.
Rudall. 2008. Classification of the early-divergent angiosperm family
Hydatellaceae: one genus instead of two, four new species and sexual
dimorphism in dioecious taxa. Taxon 57: 179-200.
Soomary SD, Benimadhu SP. 1997. The Mycosphaerella leaf disease complex
(MLDC) of banana in Mauritius.Food and Agricultural Research Council,
Reduit, Mauritius.
Steenis, CGGJ van. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya
Paramita, Jakarta.
Suyanti dkk. 2008. Pisang. Penerbit : Penebar Swadaya.
Syukur, C. dan Hernani. 2002. Budi Daya Tanaman Obat Komersial. halaman
117-118. PT Penebar Swadaya,
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta
:gajahmada university press
Udugama S. 2002. Septoria leaf-spot disease of banana Mycosphaerellaeumusae :
a new record for Sri Lanka. Annals of the Sri Lanka Depart. of Agricul. 4:
337-343.
Wardini, T.H. and A. Thomas.1999. Elettaria cardamomum (L.) Maton, dalam C.C.
de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). Plant Resources of South-East Asia
13: Spices. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 116-120.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


153
Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara
2: Buah-buahan yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia, Jakarta. Hal
362-366. ISBN 979-511-672-2.
Widono S, Sumardiyono C, Hadisutrisno B. 2003. Pengimbasan ketahanan pisang
terhadap penyakit layu fusarium dengan Burkholderia cepacia. Agrosains
5:72-79.
Wijaya, H; D. Ulrich; R. Lestari; K. Schippel; and G. Ebert. 2005. Identification
of potent odorants in different cultivars of snake fruit [Salaccazalacca
(Gaert.) Voss] using gas chromatography-olfactometry. J. Agric. Food Chem.
53:5 Hal. 1637-1641
Wijayakusuma, H.M Hembing; Setiawan Dalimartha, dkk 1994. Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini. hlm. 101–103.
ISBN 979-454-083-8.
Wollf, X.Y. and Hartutiningsih. 1999. Amomumcompactum Soland. exMaton,
dalam C.C. de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). Plant Resources of South-
East Asia 13: Spices. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp.
68-71.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


154
INDEKS
A Butomus, 14
Acorales, 8 Bulbophyllum, 46
Acoraceae, 8 Burmanniaceae, 56,57,58,59
Alismatales, 8,9,17,22 Burmannia, 58
Alismataceae, 9,10 Borassoideae, 75
Alisma, 8,9,10,11 Bromeliaceae, 100,101,102
Aponogetonaceae, 10
Araceae, 11 C
Alocasia, 11 Caliphruria, 26
Amorphophallus, 12 Clivia, 26
Aglaonema, 12 Crinum, 26
Anthurium, 13 Catasetum, 47
Asparagales, 24,25,32 Coelogyne, 48
Alliaceae, 6,7,24,25 Campynemataceae, 62
Amaryllidaceae, 25 Colchicaceae, 62
Amaryllis, 25 Corsiaceae, 62
Arachnis, 33 Caryotoideae, 67
Ascocentrum, 34 Coryphoideae, 71
Ascocenda, 35 Cocoideae, 82
Aerangis, 37 Commelinales, 93,96
Angraecum, 38 Commelinaceae, 93,95
Armodorum, 39 Cyperaceae, 103
Ascoglossum, 43 Costaceae, 150
Aletris, 56,60 Cannaceae, 151, 153
Alstroemeriaceae, 61
Arecales, 65 D
Arecoideae, 87 Dieffenbachia, 12
Anarthriaceae, 100 Doritis, 44
Dendrobium, 50
B Dioscoreales, 56,57,58,59,60
Butomaceae, 13,14 Dioscoreaceae, 56,58,59

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae”


155
Dioscorea, 58,59
Dasypogonaceae, 65 J
Juncaginaceae, 9,17
E Joinvilleaceae, 112
Echinodorus, 10 Juncaceae, 112
Elodea, 15
Eucharis, 27 K
Euanthe, 45 Kingdom, 41
Encyclia, 51
Eria, 51 L
Ecdeiocoleaceae, 106 Limnocharitaceae, 18,19
Eriocaulaceae, 106 Lilea, 23
Leucojum, 29
F Lycoris, 30
Flagellariaceae, 109 Laelia, 52
G Liliales, 61,62,64,65
Galanthus, 27 Liliaceae, 62,63
Gastrochilus, 45 Luzuriagaceae, 64
Grammatophyllum, 52 Lepidocaryoideae, 77
Lowiaceae, 155, 157
H
Hydrocharitaceae, 14,15 N
Hydrocharis, 15 Najadaceae, 9,19
Hydrilla, 15 Najas, 19
Habranthus, 28 Narcissus, 30
Hippeastrum, 28 Neofinetia, 42
Hymenocallis, 29 Nartheciaceae, 56,59,60
Hydatellaceae, 110,111,112 Nypoideae, 92
Heliconiaceae, 124, 125
O
I Orchidaceae, 5,7,32
Iridaceae, 32 Odontoglossum, 53

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 4


Oncidium, 54 Sparganiaceae, 120
Strelitziaceae, 123, 124
P
Potamogeton, 20 T
Posidonia, 20 Triglochin, 17
Pancratium, 31 Tringlochin, 24
Phalaenopsis, 36 Trichoglottis, 37
Paraphalaenopsis, 36 Thrixspermum, 39
Paphiopedilum, 54 Tacca, 59
Philesiaceae, 64 Trichopus, 59,60
Pandanales, 56,65 Thurniaceae, 120
Phoenicoideae, 66 Typhaceae, 120
Poales, 98,99,100,103
Poaceae, 116,117 V
Vallisneria, 16
R Vanda, 34
Ruppiaceae, 9,22 Vandopsis, 40
Ruppia, 22
Renanthera, 35 X
Rhynchostylis, 35 Xyridaceae, 120,121
Rhipogonaceae, 64
Rapateaceae, 118 Z
Restionaceae, 118 Zannichellia, 21
Zostera, 21
S Zephyranthes, 31
Sagittaria, 10 Zygopetalum, 55
Scheuchzeriaceae, 9,23 Zingiberales, 93, 122, 123
Scheuchzeria, 23 Zingiberaceae, 7, 130, 131
Schoenorchis, 42
Sarchanthus, 43
Simpodial, 33,45,95
Smilacaceae, 65

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 5


GLOSARIUM

Acorales : salah satu bangsa tumbuhan berbunga yang


termasuk klad monocots menurut Sistem klasifikasi
APG II.
Acorus calamus : anggota yang paling dikenal dan merupakan bahan
obat-obatan tradisional.
Alismatales : salah satu bangsatumbuhan berbunga yang
termasuk dalam kladmonocots menurut Sistem
klasifikasi APG II.
Alismataceae :salah satu suku anggota tumbuhan berbunga dari
bangsa Alismatales.
Alstroemeriaceae : salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk
ke dalam bangsa Liliales, klad monocots.
Amaryllidaceae : nama botani suatu suku tumbuhan berbunga.
Aponogetonaceae : salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini
dimasukkan ke dalam bangsaAlismatales,
klad monocots.
Arecales : salah satu bangsatumbuhan berbunga yang
termasuk dalam kladcommelinids (”core
monocots”), monocots menurut Sistem klasifikasi
APG II.
Arecaceae : sekelompok tumbuhan berbunga yang banyak
anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan
manusia.
Arecoideae :Tumbuhan mirip dengan cocoidea tetapi pada
arecoideae tidak mempunyai tempurung.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 6


Bawang merah : tanaman yang bisa diperbanyak sevara ageneratif
maupun vegetatif.
Bulu : janurnya berwarna kuning yang akan menjadi
coklat bila dikeringkan sehigga untuk pembungkus
rokok yang disukai.
Cannaceae :tanaman yang banyak dipelihara sebagai tanaman
hias dan ada yang dimanfaatkan umbinya untuk
diambil tepuingnya, tanaman ini memiliki bunga
yang menarik, memiliki warna yang beranekaragam.
Commelinales : salah satu bangsatumbuhan berbunga yang
termasuk dalam kladcommelinids (”core
monocots”), monocots menurut Sistem klasifikasi
APG II.
Dioscoreales : nama botani untuk salah satu bangsa tumbuhan
berbunga.
Eichhornia crassipes : salah satu jenis tumbuhan air mengapung.
Ganyong (Canna edulis) : sejenis tumbuhan penghasil umbi yang cukup
populer namun kelestariannya semakin terancam
karena tidak banyak orang yang menanam dan
mengonsumsinya.
Hydatellaceae : suatu suku anggota tumbuhan berbunga yang
beranggotakan satu genus.
Jahe (Zingiber officinale) : tanaman rimpang yang sangat populer sebagai
rempah-rempah dan bahan obat
Juncaginaceae : salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Kapulaga seberang : sejenis rempah yang penting untuk pelbagai jenis
masakan di Asia dan juga banyak digunakan untuk
bahan obat tradisional (jamu).
Kecombrang : sejenis tumbuhan rempah dan merupakan
tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga,
buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan
sayuran.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 7


Kencur (K. galanga) : salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).
Kersula : mempunyai banyak buah sebesar jeruk mipis, yang
tersusun secara bergerombol.
Kelapa sawit : tumbuhan yang berumah satu yang
penyerbukannya secara saling sehingga terjadilah
individu-individu kelapa sawit yang sangat
heteogen.
Kunyit : termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli
dari wilayah Asia Tenggara.
Marantaceae : Famili dari tanaman berbunga dikenal dengan
tepung rimpang yang besar.
Nartheciaceae : suku yang mencakup tanaman rumput-rumputan
menyerupai lili (Aletris).
Orchidaceae : satu sukutumbuhan berbunga dengan anggota jenis
terbanyak.
Pacing tawar (C. speciosus) : tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku
temu-temuan (Zingiberaceae).
Petrosaviaceae : salah satu suku anggota tumbuhan berbunga.
Pisang : nama umum yang diberikan pada tumbuhanterna
raksasa berdaun besar memanjang dari
sukuMusaceae.
Pisang kipas : anggota dari suku atau jenis pisang-pisangan yang
dapat dijadikan tananam hias.
Potamogetonaceae : tumbuhan air yang berakar dan mempunyai
rimpang dasar.
Poales : salah satu bangsa anggota tumbuhan berbunga
yang tergolong dalam klad commelinids dan
monocots (Sistem klasifikasi APG II).
Rajang bungkoan : daunnya untuk anyaman tikar.
Rembulung : mempunyai buah yang menyendiri sebesar jambu
bol, bijinya sebesar kolang – kaling yang

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 8


mengandung cairan yang dapat mengkilapkan kain
katun.
Scheuchzeriaceae : tumbuhan air perennial dengan rimpang pada
dasar.
Tembulu : janurnya berwarna putih dan tidak berubah
walaupun dikeringkan sehingga disukai untuk
pembungkus rokok.
Temu lawak : tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae).
Temu hitam : sejenis tumbuhanan yang rimpangnya
dimanfaatkan sebagai campuran obat/jamu.
Temu putih : salah satu spesies dari famili Zingiberaceae yang
telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai
tanaman obat dan empon-empon.
Zingiberaceae : tanaman yang hidup di daerah tropis dan subtropis.

Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 9


Tumbuhan Tingkat Tinggi “Angsiospermae Monocotyledoneae” 10

Anda mungkin juga menyukai