Managemen Keuangan
Managemen Keuangan
Managemen Keuangan
I. Pendahuluan
Gereja adalah sebuah organisasi yang perlu untuk diorganisir termasuk dalam
memanagemen Keuangan Gereja.Gereja tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya dana
dalam mendukung program-program gereja, artinya program-program yang diprogramkan
dalam gereja bisa berjalan dengan baik jika didukung dengan sumber daya/dana/ keuangan.
Gereja juga harus bisa mempertanggungjawabkan setiap apa yang diprogramkan dan juga
keuangan gereja yang sudah dijalankan.
II. Pembahasan
2.1.Manajemen Keuangan
2.1.1. Pengertian Management
1
Jahenos Saragih, Kumpulan Tulisan Dari Seorang Hamba Tuhan dalam Teologi Penatalayanan GKPS,
(Bandung: Media Info, 2011), 5
2
Edgar Walz, Bagaimana Mengenlola Gereja Anda ? Pedoman Bagi Pendeta dan Pengurus Awam
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 104-15
sebagai organisasi yang dikelola manusia dan membutuhkan uang.3 Keungan
menjadi masalah klasik dalam Gereja. Uang bukanlah segalanya bagi
kehidupan dan pelayanan. Namun, ia tetap menjadi pergumulan serius yang
tidak dapat diabaikan. Hal ini karena, tanpa dukungan keuangan akan sulit bagi
Gereja untuk menjalankan program-program gereja yang sudah disusun. Maka
untuk mengelola dan melaksanakan tugas-tugas Gereja diperlukan sumber daya
ataupun dana.4 Gereja memandang uang sebagai alat yang digunakan dan
bukan sebagai tujuan akhir. Gereja membutuhkan uang dan gereja memandang
uang sebagai pemberian Allah untuk menjalankan misinya. Gereja menerima
tanggung jawab mengurus uang dengan rasa syukur dan sukacita dalam
kesempatan bersaksi tentang Kristus.5
3
Malcolm Brownlee, Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor di dalamnya (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1987), 167
4
Yuliono Evendi, Gereja yang Mandiri dalam Bidang Ekonomi (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2015),
vii
5
Edgar Walz, Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda ? Pedoman Bagi Pendeta dan Pengurus
Awam, 105-107
6
Sifra Susi Langi, Karunia Memberi (Jakarta: Metanoia Publishing, 2008), 162
untuk kepentingan pengikut-Nya saat itu.7 Dalam Lukas 16:10-12 Tuhan Yesus
berkatan bahwa pengaturan keuangan yang baik merupakan suatu syarat utama
untuk dipakai Allah bagi hal-hal yang lebih besar. Cara kita atau Gereja
menggunakan uang merupakan pantulan yang mencerminkan apa yang
sesungguhnya kita percayai. Kita harus bertanggung jawab atas penatalayanan
kita dan atas kesaksian yang positif ataupun yang negatif. Firman Allah
mengatakan bahwa kemalasan akan mengakibatkan kerugian atau kehilangan,
tetapi sifat rajin akan mengakibatkan keberhasilan (Amsal 13:4). Jadi apabila
gereja kita makmur secara materi dan rohani, dananya atau keuangannya harus
diatur dengan baik.8
7
Edgar Walz, Edgar Walz, Bagaimana Mengenlola Gereja Anda ? Pedoman Bagi Pendeta dan
Pengurus Awam, 106
8
Larry Burkett, Mengatur Keuangan dengan Bijak, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993), 116-117
9
Yuliono Evendi, Gereja yang Mandiri dalam Bidang Ekonomi, 4
10
Crisma, Sumber Dana (BPK Gunung Mulia, 2003), 3
11
Crisma, Sumber Dana, ( BPK-GM, 2003), 3
2.1.5. Keuangan dalam Alkitab
1. Yesus Kristus mengatakan persoalan tentang uang di dalam alkitab
bahwa uang ataupun berbagai hal menyangkut materi bukanlah
suatu masalah besar. Akan tetapi semua hal tersebut merupakan
gejala atau bisa jadi pemicu dari timbulnya permasalahan lain yang
sesungguhnya. Bahkan Paulus berkata kepara Timotius jika akar
atau sumber dari segala kejahatan di dunia ada dua yakni cinta dan
juga uang. Kristus memperingatkan manusia bahwa kita harus
senantiasa menjaga hati dari sifat tamak akan harta, dengki,
kesombongan, dan juga iri hati. Iblis akan menggunakan semua
hal tersebut untuk menguasai dan mengendalikan dunia. Yesus
juga kembali memberikan peringatan kalau dosa akan sifat
materialism lebih besar bila dibandingkan dengan jenis lain (Luk.
12:15 & Mat. 13:18-23).
2. Yesus Kristus menjelaskan apabila urusan rohani ternyata jauh
lebih nyata daripada duniawi. Uang merupakan salah satu contoh
duniawi yang disebutkan oleh Kristus karena sangat berhubungan
sekali dengan manusia yang hidup dalam duniawi.
3. Nikmat berupa kekayaan yang diberikan oleh Tuhan untuk
manusia tak lain adalah untuk memberikan keselamatan.
Sayangnya hal tersebut telah diselewengkan dan diambil demi
kepentingan para iblis untuk menyesatkan manusia di bumi.
Bahkan orang Kristen zaman sekaranng lebih menilai serta
menghormati seseorang menurut harta, tahta, serta derajat mereka.
Selain itu banyak juga dari mereka yang menganggap jika orang
miskin merupakan manusia yang tidak berhasil, pecundang, dan
tidak mendapat berkat Tuhan. Bahkan si miskin dikatakan sebagai
orang-orang dengan banyak dosa sehingga tidak bisa menjadi kaya
dan sukses.
12
Larry Burkett, Mengatur Keuangan dengan Bijak, 117-118
dibutuhkan untuk setiap kerjaan yang baik. Tetapi lebih sering
uang itu ditimbun, bukan sekedar ditabung. Simpanan tersebut
tidak dimanfaatkan untuk kebutuhan mana pun, baik yangs
ekarang ataupun yang akan datang, dan mencerminkan
kekurangan iman, sama seperti kasus orang kaya yang bodoh
dalam Lukas 12:16-20
3. Bebas Utang
Barangkali tidak ada satu pun masalah tentang gereja
dan uang yang menimbulkan banyak perdebatan lebih daripada
masalah pinjam-meminjam di gereja. Si satu pihak orang
memperdebatkan bahwa apabila orang-orang Kristen
dibolehkaj meminjam atau berutang sampai pada batas-batas
yang wajar, maka gereja pun seharusnya dibolehkan meminjam
atau berutang. Dan hak itu tampaknya benar, bila ditinjau dari
segi Alkitab;utang bisa saja diboelhkan. Tetapi apakah gereja
puasa dengan hanya hal-hal yang dibolehkan, atau ingin
mencari hal-hal yang paling baik? Bukannya kekurangan uang
yang menyebabkan gerejsa meminjam atau berutang. Gereja
meminjam karena ada kekurangan dalam penyerahan diri untuk
memberi.
4. Kebutuhan yang dinyatakan
Apabila gereja tidak pernah memberitahukan kebutuh-
kebutuhannya yang berupa materi kepada jemaatnyaa, maka
mereka juga akan terjebak dalam pengekangan yang serupa.
Cara untuk menentukan apakah hal ini benar-benar dari Tuhan
ialah apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dipenuhi
tanpa meminta.
13
Yuliono, Evendi, Gereja Yang Mandiri dalam Bidang Ekonomi, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup,
2015), 4
14
Martinus Theodorus Mawene, Perjanjian Lama dan Teologi Kontekstual, (Jakarta: BPK-GM, 2008),
75
15
Jonatan Setiawan, Persembahan, (Yogyakarta : Andi ; 2006), 66-67
16
Burju Purba, Jurnal Theologia STT Abdi Sabda Medan, Edisi 28. (2012), 73
penyusunan laporan keuangan, namun tetap dalam pengawasan
bendahara. Bendahara juga bekerjasama dengan Pendeta bahkan koster
dalam kaitan mengurus berbagai kebutuhan dalam Gereja.17dalam
sebuah gereja diadakan rapat demgan seluruh lembaga perpanjanagan
tanagn majelis serta warga jemaat untuk menyusun program dan
perencanaan dalam gereja. walaupun tidak semua berjalan atau
terlaksana dengan baik. Ada berbagai macam hambatan antara lain
kurang tersedianya dana atau biaya yang tidak cukup dan berbagai
hambatan lainnya. Dengan demikian dilakukan evaluasi untuk
mengetahui penyebab-penyebabnya sehingga bisa dihindari ataupun
diwaspadai ketidakberhasilan program tersebut.18
17
Edgar Walz, Edgar Walz, Bagaimana Mengenlola Gereja Anda ? Pedoman Bagi Pendeta dan
Pengurus Awam, 31-33
18
Suharto Prodjowijoni, Manajemen Gereja, (Jakarta : BPK-GM, 2008), 112
: urusan surat menyurat, warga jemaat, badan komisi, tim kerja,
kepanitiaan, klasis, sinode, gereja-gereja dan lembaga kristen lainnya.