LAPORAN PRAKTIKUM Hemolisis
LAPORAN PRAKTIKUM Hemolisis
LAPORAN PRAKTIKUM Hemolisis
1. RAMADHAN (1909511050)
2. DEVINA SARASWATI (1909511051)
3. PUTU ARYA DUTA ADNYANA (1909511053)
4. ARDHITA NURMA GUPITA (1909511054)
Kelompok 1
I. PENDAHULUAN
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas kedalam
medium sekelilingnya (plasma) .Kerusakan membran eritrosit dapat diesebabkan antaraa lain
penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam darah, penurunan tekanan permukaan
membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan
dalam sirkulasi darah dll.
Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (misal karena penambahan larutan
NaCl hipotonis) maka larutan NaCl akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang
bersifat semipermeabel dan menyebabkan sel eritrosit menngembung. Bila membran eritrosit
tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di dalam sel eitrosit itu sendiri, maka sel akan pecah,
akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya.
Sebaliknya, bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan
keluar menuju medium luar eritrosit (yaitu plasma), akibatnya eritrosit akan kekurangan cairan
sehingga menjadi keriput (krenasi). Keriput ini dapat dikembalikan dengan cara menmbahkan
cairan isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma).
II. MATERI DAN METODE
Metode :
Plasma darah
Pada gambar dapat dilihat bahwa titik fragilitas berada pada tabung 0.5, Ditandai dengan
warna kemerahan pekat di lapisan atas (plasma).
V. BAHASAN
Ada beberapa faktor yang memengaruhi fragilitas eritrosit antara lain spesies hewan,
nutrisi, lingkungan hewan berada, penyakit, penyimpanan darah, antikoagulan dan lain-lain.
Pada spesies anjing lokal bali fragilitas (awal hemolisis) eritrosit terjadi pada 0,4% NaCl dan
hemolisis total pada 0,3% NaCl (Siswanto et al., 2001). Sementara itu Oyewale (1991)
melaporkan bahwa hewan yang berada di lingkungan yang lebih panas mempunyai fragilitas
eritrosit lebih rendah dari pada hewan yang hidup di daerah basah. Selanjutnya Oyewale, (1993)
menyatakan bahwa penyimpanan darah pada refrigator dan penggunaan antikoagulan Ethylene
Diamine Tetra Aceticacid (EDTA) dapat meningkatkan fragilitas eritrosit. Dalam hal lain
penyakit tertentu juga dapat meningkatkan fagilitas eritrosit, seperti yang dilaporkan Rezaei dan
Naghadeh (2006) bahwa sapi Friesian yang menderita theileriosis mempunyai fragilitas eritrosit
yang lebih tinggi. Sementara itu, Shaleh (2009) melaporkan bahwa sapi keturunan Friesian-
Egyptian mempunyai fragilitas eritrosit yang lebih tinggi bila menderita babesiosis.
VI. SIMPULAN
KEPUSTAKAAN
Siswanto, I Nyoman Sulabda, I Gede Soma (2014). Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi Bali.
Siswanto et al