Bahasa Lampung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Bahasa Lampung

Cerita Fabel
Aulia Indah Wardhani 7.2

TP 2019/2020
Judul : Belalang yang mementingkan diri sendiri
Bahasa Indonesia

Di musim panas yang hangat dan cerah sedikit menggoda Belalang untuk memainkan biola
kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Hampir setiap harinya itulah yang dilakukan belalang.
Ia tidak terpikir untuk melakukan aktifitas lainnya seperti bekerja atau bersiap untuk
mengumpulkan bekal musim dingin.

Sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benak belalang bahwa musim panas yang sedang
dinikmatinya sekarang sudah akan berakhir. Musim panas yang membuatnya ceria sudah akan
berganti ke musim dingin, dimana hujan akan turun dengan lebat disertai suhu udara yang sangat
rendah.

Disaat belalang sedang asiknya bermain biola, dia melihat semut yang sedang giat melewati
rumahnya. Belalang yang masih riang tersebut ingin mengajak semut bermain bersama dan semut
pun diundangnya untuk bersenang-senang ke kediaman belalang.

Tak disangka belalang ternyata semut menolak undangan belalang dengan santun, semut berkata
pada belalang,
“Maaf Belalang, aku masih ingin bekerja untuk bekal di musim dingin. Aku harus mengumpulkan
cadangan makanan yang banyak serta memperbaiki tempat tinggal agar lebih hangat.”

“Berhentilah memikirkan hal yang tidak penting semut, mari kita bernyanyi dan bersenang-senang,
ayolah nikmati hidup kita”, Sanggah belalang. Belalang pun masih dengan kebiasaannya untuk
bersenang-senang tanpa memikirkan apapun.

Tidak disangka musim panas berakhir jauh lebih cepat dari pada biasanya. Belalang yang terbiasa
gembira lantas panik bukan main. Ia tidak memiliki persediaan makanan yang cukup ditambah
rumahnya yang rusak dan tidak layak huni karena diterjang badai.

Dengan harapan tinggi dan lunglai belalang menuju rumah semut dan meminta bantuan untuk
diperbolehkan tinggal bersama dan meminta makan. Mendengar permohonan tersebut semut
menjawab, “Maafkan aku belalang aku tidak bisa membantumu, rumahku terlalu sempit untukmu,
dan bekalku hanya cukup untuk keluargaku saja”.
Belalang akhirnya pun meninggalkan rumah semut dengan rasa menyesal dan sedih. Dalam hati
ia bergumam, “Andai saja aku mengikuti nasihat semut saat itu untuk bekerja keras, pasti saat ini
aku bisa kenyang dan tidur nyenyak di dalam rumah”.

Tamat.

Anda mungkin juga menyukai