Makalah SCP SPT
Makalah SCP SPT
Makalah SCP SPT
PENDAHULUAN
Pondasi merupakan salah satu elemen bangunan yang mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menyalurkan gaya dari elemen konstruksi bagian atas ke tanah dasar. Oleh
sebab itu, kekuatan pondasi harus mempertimbangkan kesesuaian antara beban dari
konstruksi dan kemampuan dukung tanah. Bowles (1997: 174) menyatakan ada dua
persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam merencanakan pondasi. Pertama, tanah dasar
harus mampu mendukung beban konstruksi tanpa mengalami keruntuhan geser (shear
failure), dan yang kedua penurunan pondasi yang akan terjadi harus dalam batas yang
diizinkan.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian SPT dan CPT.
b. Untuk mengetahui Penentuan Kapasitas Dukung Tiang Berdasarkan Test CPT.
c. Untuk mengetahui Hubungan nilai N dengan kerapatan relative pada analisis SPT.
BAB II
ISI
Terdapat beragam bentuk dan ukuran penetrometer yang digunakan. Salah satu yang
menjadi standar di beberapa negara adalah kerucut dengan sudut maksimal 600 dan luas
dasar 10 cm2. Selimut (jaket) telah menjadi item standar untuk penetrometer pada banyak
aplikasi. Pada penetrometer kerucut 10 cm2 selimut friksi harus memiliki luas daerah
150 cm2 sebagai ukuran standar. Rasio friksi samping dan tahanan dukung/rasio friksi
memberikan identifikasi terhadap tipe tanah (Schmermann, 1975) dan menyediakan
informasi yang sangat berguna terutama ketika tidak ada data lubang bor yang tersedia.
Bahkan ketika pemboran dilakukan, rasio friksi tetap memberikan pengecekan atas
akurasi rekam bor.
Dua tipe penetrometer digunakan berdasarkan metode yang digunakan untuk mengukur
tahanan kerucut dan friksi yaitu :
a. Tipe mekanis
b. Tipe elektrik
Tahanan penetrasi kerucut qc diperoleh dengan membagi gaya total Qc yang bekerja
pada kerucut dengan luas dasar Ac kerucut.
Rasio Friksi, Rf
Dimana fc dan qc diukur pada kedalaman yang sama. Rf ditulis dalam persen. Rasio friksi adalah
parameter yang penting dalam pengklasifikasian tanah.
Dalam metode Vander Veen tahanan ujung ultimet tiang diambil sama dengan tahanan
ujung kerucut. Untuk memberikan variasi tahanan kerucut yang biasanya terjadi, metode ini
mempertimbangkan tahanan kerucut rata-rata pada kedalaman tiga kali diameter tiang di atas
ujung bawah tiang dan satu diameter tiang dibawah ujung bawah tiang seperti ditunjukkan pada
gambar 1.
Pengalaman menunjukkan bahwa jika faktor aman sebesar 2.5 diaplikasikan pada
tahanan ujung ultimet yang ditentukan dari tahanan kerucut, tiang cenderung untuk tidak turun
lebih dari 15 mm di bawah beban kerja (Tomlinson, 1986). Persamaan untuk kapasitas dukung
ultimet dan beban ijin ditulis sebagai :
dimana, qp = tahanan kerucut rata-rata pada kedalaman 4d seperti pada gambar 1 dan Fs = faktor
aman
Friksi kulit pada selimut tiang di tanah non kohesif didapatkan dari hubungan yang
dibuat oleh Meyerhof (1956) sebagai berikut,
dimanan qc = tahanan kerucut rata-rata dalam kg/cm2 terhadap panjang selimut tiang yang
ditinjau.
Meyerhof menyatakan bahwa untuk tiang displacement satu sisi, friksi kulit unit
ultimet,fs, memiliki nilai maksimum 107 kPa. Beban kulit ultimet adalah
Jika beban kerja Qa didapatkan untuk suatu posisi tertentu pada tiang pada gambar 1
kurang dari kondisi pembebanan yang disyaratkan perencaana struktur, maka kedalaman tiang
harus ditambah untuk meningkatkatkan friksi kulit fs atau tahanan ujung qb.
Schmertmann (1978) merekomendasikan satu prosedur untuk semua jenis tanah untuk
menghitung kapasitas dukung tiang. Namun, untuk menghitung friksi samping, Schmermann
memberikan dua pendekatan yang berbeda, untuk pasis dan untuk tanah lempung.
Metode yang disarankan oleh Schmertmann (1978) sama dengan prosedur yang
dikembangkan oleh De Ruiter dan Beringen (1979) untuk pasir. Prinsip metode ini berdasarkan
pada metode yang disarankan oleh Vander Veen (1975) seperti yang dijelaskan di atas.
Prosedur yang digunakan dalam kasus ini melibatkan penentuan nilai penetrasi ujung kerucut
qp pada kedalaman antara 0.7 sampai 4d dibawah ujung bawah tiang dan 8d di atas ujung bawah
tiang seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.
dimana qc1 = tahanan kerucut rata-rata dibawah ujung tiang pada kedalaman yang bervariasi
antara 0.7d dan 4d dengan d adalah diameter tiang.
qc2 = tahanan kerucut minimum yang diukur dibawah ujung tiang pada kedalaman 0.7 sampai
4d.
qc3 = rataan daerah tahanan kerucut minimum yang diukur di atas ujung bawah tiang hingga
ketinggian 8d.
Uji penetrasi standar (SPT) adalah tes penetrasi dinamis in-situ yang dirancang untuk
memberikan informasi tentang sifat-sifat geoteknik tanah
Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari
lapisan tanah yang diuji. Untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang
disebut Standard Split Barrel Sampler atau tabung belah standar. Alat ini dimasukkan ke dalam
Bore Hole setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor.
Menurut teori Terzaghi dan Peck, hubungan nilai N dengan kerapatan relatif adalah
sebagai berikut:Tabel 1. Hubungan nilai N dengan kerapatan relatif
Nilai N Kerapatan Relatif (Dr)
30-50 Padat
Standar tentang ‘Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT’ di Indonesia adalah SNI 4153-
2008, yang merupakan revisi dari SNI 03-4153-1996), yang mengacu pada ASTM D 1586-84
“Standard penetration test and split barrel sampling of soils”
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah, yaitu :
a. CPT adalah bahwa metode memiliki fungsi sebagai model skala untuk tes tiang
pancang. Korelasi empiris yang telah dilakukan selama bertahun-tahun telah
memberikan kemudahan untuk menghitung daya dukung tiang pancang secara
langsung dari hasil CPT tanpa menggunakan parameter-parameter tanah
konvensional.
SPT adalah Uji penetrasi standar (SPT) adalah tes penetrasi dinamis in-situ yang
dirancang untuk memberikan informasi tentang sifat-sifat geoteknik tanah. Standart
Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari
lapisan tanah yang diuji.
b. - Metode Penentuan Kapasitas Tiang.
-Metode Vander Veen untuk Tanah Nonkohesif.
- Metode Schmertmann untuk Tanah Kohesif dan Tanah Nonkohesif.
c.
Daftar Pustaka
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.