Makalah Filicinae
Makalah Filicinae
Makalah Filicinae
Oleh:
KELOMPOK IV
MARIA DELVIANA LEDA
JAR R. HAWU
MARIA IMELDA ATO
ADHE SOFIA TANONO
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Paku Sejati (Filiciae)”.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan kepada kami, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari materi
maupun tehnik penyajiannya. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Warga kelas paku sejati, sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis yang
sebenarnya. Berupa higrofit (hidup di tempat teduh, lembab), teresterial, akuatik atau
epifit (penyusun underground di hutan). Berdasarkan lingkungan hidupnya kelasi ini
dibedakan menjadi paku tanah, paku air dan paku epifit. Daun berupa makrofil dengan
ukuran dan bentuk daun yang beraneka ragam, serta pertulangan daun yang bercabang-
cabang. Sporangium kebanyakan dalam sorus, keluar dari suatu bantalan atau plasenta
atau reseptakel. Biasanya sorus dilindungi oleh indusium atau tepi daun yang melipat.
Dinding sporangium mempunyai annulus. Kebanyakan bersifat heterospor. Gametofitnya
untuk yang heterospor bersifat endosporik, sedang yang homospor bersifat eksosporik.
Filicinae yang sekarang masih hidup dibedakan dalam 3 anak kelas yaitu: Euspongiatae,
Leptosporangiatae, dan Hydropteris.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana defenisi paku sejati (Filicinae)
2. Bagaimana karakteristik dari paku sejati?
3. Bagaimana klasifikasi dari paku sejati?
C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi paku sejati
2. Mengetahui karakteristik dari paku sejati
3. Mengetahui klasifikasi dari paku sejati
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar: Tahap awal dalam pengembangan gametofit dari Ophioglossum crotalophoroides. Lingkaran
menunjukkan inti dan lingkaran bertitik adalah inti sel menghadap belakang sel. 1. Berkecambah spora. 2. Dua-
bersel gametofit. 3. Tiga-bersel gametofit. 4. Empat-bersel gametofit. 5. Lima-bersel gametofit. Spora mantel
dihilangkan dalam.
Gambar a. Botrycium ternatum Gambar Helmithostachys zeylanica
b. Botrychium daucifolium
b. Bangsa Marattiales
Bangsa ini hanya terdiri satu suku Marattiaceae
Batang pendek dan tegak
Daun amat besar, majemuk menyirip ganda beberapa kali
Tangkai daun lunak mempunyai stipula yang tebal
Daun fertile sama dengan daun steril
Sporangium berdinding tebal, tidak mempunyai annulus.
Bersifat homospor
Protalium di atas tanah mempunyai mikoriza, berwarna hijau bentuknya menyerupai
talus lumut hati.
Meliputi 4 marga yaitu Christensenia, Angiopteris, Marattia, dan Danaea.
Suku Osmundaceae
Sporangium tidak tersusun berkelompok, tidak bertangkai, tanpa annulus, tetapi
mempunyai sekelompok msel berdinding tebal yang akan retak jika sudah masak.
Sporangium tersebar, kadang menutupi sebagian besar permukaan daun. Indusium
tidak ada, tidak terdapat sisik-sisik, tetapi pada daun yang muda seringkali terdapat
rambut-rambut yang menghasilkan lender.
Suku Gleicheniaceae
Kebanyakan anggotanya hidup sebagai xerofit, mempunyai rizoma.
Terdiri dari 2 marga, yaitu Stromatopteris dan Gleichenia.
Batangnya bercabang menggarpu, dan pada kebanyakan jenis daun-daunnyapun
terbentuk secara menggarpu. Tetapi dikotomi daun-daun itu ternyata palsu, sebab
pada ketiak percabangan batang itu terdapat suatu mata kuncup.
Tidak ada perbedaan antara bagian daun yang steril dan yang fertile.
Sporangium terdapat dalam sorus pada permukaan dorsal dari daun yang berwarna
hijau. Sorus tanpa indusium dan mengandung sedikit sporangia.
Sporangia dalam sorus termasuk tipe simplices.
Struktur anatomi batang amat sederhana.
Gametofit biasanya mempunyai tulang di bagian tengah di kiri dan kanan tulang
melebar menyerupai sayap.
Suku Cyatheaceae
Anggota dari suku ini tergolong sebagai paku pohon, banyak dijumpai di daerah
tropika dan sub tropika.
Terdiri dari 3 marga, yaitu: Alsophila, Hemitelia, dan Cyathea.
Batangnya kuat sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan. Tinggi batang
dapat mencapai 1,5-5 meter, diameter 25-50 cm.
Daun besar dan panjang, berupa daun majemuk menyirip ganda.
Sporangium terdapat di dalam sorus yang letaknya di bawah daun. Sorus berbentuk
bola, termasuk tipe gradate. Sorus dilindungi oleh indusium atau induk.
Gambar: Cyathea medullaris
Suku Dicksoniaceae
Suku ini meliputi golongan paku tiang atau paku dengan rizoma yang merayap. Terdiri
dari 9 marga, diantaranya: Cibotium, Dicksonia, dan Dennastaedtia.
Kebanyakan hidup di daerah tropika dan beberapa jenis hidup di daerah beriklim
panas.
Rizoma besar, berguna sebagai bahan makanan karena mengandung banyak pati.
Pada batang dan tangkai daunnya terdapat rambut-rambut panjang dan halus yang
berguna sebagai bahan pembalut dan bahan bantalan.
Daun yang fertile tidak berbeda dengan daun yang steril.
Sporangium terletak dalam sorus dan termasuk tipe gradate, kecuali Dennastaedtia
sorusnya merupakan peralihan ke tipe mixtae. Tiap sorus mempunyai indusium
berbentuk seperti bibir. Sporangium bertangkai dan berisi 64 spora.
Suku Polypodiaceae
Suku ini sangat besar, memuat lebih dari 115 marga dan kira-kira 3.000 jenis.
Habitusnya bermacam-macam sekali.
Daunnya tunggal atau majemuk dengan bentuk dan ukuran yang beragam.
Rizoma merayap dengan ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang
nyata.
Akar dan daunnya sering kali bersisik atau berambut.
Daun yang fertile sama dengan daun yang steril, meskipun ada juga yang dimorfisme.
Pada warga suku Polypodiaceae, sporangium terkumpul manjadi sorus. Sebelum
masak, sorus tertutup oleh selaputindusium. Sporangium muncul dari tonjolan jaringan
daun yang disebut reseptakulum. Dinding sporangium memiliki suatu cincin/annulus
yang terdiri atas sel-sel yang menonjol keluar dengan penebalan pada dinding radial
dan dinding dalam. Cincin itu meliputi punggung, ujung, sampai bagian tengah sisi
perut, sedangkan bagian sisi perut yang sel-selnya tidak menebal disebut stomium.
Annulus bekerja melalui mekanisme kohesi yang dapat menyebabkan terbentuknya
sporangium serta terlemparnya spora melalui celah stomium.
Sorus bentuknya bermacam-macam, letaknya ditengah atau tepi daun, dan dapat pula
pada urat-urat daun, berbentuk garis memanjang atau membulat.
Kadang-kadang sporangia menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertile,
bertangkai dengan annulus yang membujur tidak sempurna. Jika masak, sporangium
pecah dengan celah melintang.
Indusium ada atau tidak ada, bila ada melekat pada satu sisi saja atau dapat pula hanya
berupa tepi daun yang melipat.
Semua sorus bertipe mixtae, yaitu pembentukan sporangium di dalam sorus tidak
beraturan.
WETTSTEIN membembedakan Poypodiaceae dalam beberapa anak suku diantaranya ialah :
Anak suku Woodsieae. Sorus pada sisi bawah daun dengan indusium berbentuk sisik
atau piala. Daun fertile tak berbeda dari daun steril.Anak suku ini meliputi : Cystopteris.
Contohnya : C. tenuisecta, C fragilis, Woodsia.
Anak suku Onocleae. Daunnya fertile berbeda dari yang steril. Contohnya : O.sensibilis
di asia timur dan amerika utara.
Anak suku Davallieae, sorus dengan indusium berbentuk piala atau sisik pada tepi daun.
Yang termasuk dalam suku ini : Davalia, D. Trihomanoides (contoh : L. davalliodes, L
cultata), Nephrolepis (N. exaltata, N. cordifolia).
Anak suku Oleandreae. Seperti davallieae, tetapi daun tidak berbagi, kebanyakan
tumbuh di daerah tropik, contoh : Oleandra (O.musifolia).
Anak suku Aspidieae : sorus agak bulat dengan indusium yang keluar dari tengah-
tengah sorus ini yang terpenting ialah marga Dryopteris (Aspidium) contoh : D. filix-
mas, rimpangnya mempunyai khasiat obat, D. dissecta, D. rufesces.
Anak suku Asplenieae. Sorus di samping pada taju-taju daun, memanjang, mempunyai
indusium. Dari anak suk ini terkenal ialah : Asplenium, Blechum( contohnya BI.
Orientale, BI. Patersonii).
Anak suku Pterideae, sorus sejajar dengan tepi daun atau dekat dengan tepi daun,
ditutupi ole tepi daun itu. Anak suku ini terdiri dari beberapa marga, diantaranya :
Pteridium ( contoh ; P. aquilinum (Paku garuda), Pteris ensiformis).
Gambar: Pteridium aquilinum Gambar: Nephrolepis cordifolia Gambar: Oleandra musifolia
b. Bangsa Salviniales
Meliputi segolongan kecil tumbuhan paku air yang hidupnya terapung bebas.
Heterospor, sporangium terdapat di dalam sorus dan termasuk tipe gradate. Sorus terdapat
dalam sporokarpium. Tiap sporokarpium mengandung 1 sorus yang hanya membentuk
mikrosporangium dan makrosporangium saja.
Bangsa ini dibedakan menjadi suku, yaitu Salviniaceae dan Azollaceae.
Suku salviniaceae
Tumbuhan paku air yang mengapung bebas di permukaan air.
Daun berkarang, pada tiap-tiap buku terdapat 3 daun, dua di sebelah atas dan
berhadapan serta merupakan alat pengapung, sedangkan daun yang ketiga tenggelam.
Daun yang tenggelam itu berbuku-buku dan berbulu tebal serta mempunyai bentuk
seperti akar, tetapi terdiri dari banyak sel.
Batang berupa rizoma, padanya terdapat saluran udara.
Sporokarpium terdapat pada buku-buku dari daun yang tenggelam. Jumlahnya 4-20,
letaknya merupakan barisan atau tandan. Bentuk sporokarpium bulat panjang atau
sedikit pipih. Dindin sporokarpium berasal dari bahan basal indusium, yang tumbuh
memanjang dan melengkung menutupi sorus.
Gambar: Salvinia natans
Suku Azollaceae
o Merupakan tumbuhan air yang mengapung bebas, tetapi ukuranya sangat kecil, lunak
dan bercabang-cabang.
o Daunnya hanya berukuran 1 mm saja, tersusun berseling dalam dua baris. Tiap daun
berbelah dua, bagian atas terapung karena berisi ruang udara yang didalamnya
terdapat koloni Anabaena yang dapat mengasimilasi N2 dari udara.
o Daun bagian bawah hanya terdiri dari lapis sel saja dan tidak berwarna, berfungsi
untuk membantu penyerapan air dan zat makanan.
o Akar terdapat di sisi bawah.
o Sporokarpium dibentuk pada cabang-cabang yang pendek.
o Makrosporokarpium berbeda bentuk dan ukurannya dengan mikrosporokarpium.
Mikrosporokarpium bulat dan besar, sedang makrosporokarpium bulat memanjang
dan kecil.
A. Kesimpulan
Warga kelas paku sejati, sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis yang
sebenarnya. Berupa higrofit (hidup di tempat teduh, lembab), teresterial, akuatik atau
epifit (penyusun underground di hutan). Ditinjau dari lingkungan hidupnya , warga kelas
ini dibedakan dalam 3 golongan paku , yaitu paku tanah,paku air,paku epifit. Kelas
Filicinae dibagi menjadi 3 anak kelas, antara lain:
1. Anak kelas Eusporangiatae
2. Anak kelas Leptosporangiatae
3. Anak kelas Hydropterides
DAFTAR ISI
http://www.e-jurnal.com/2014/03/klasifikasi-tumbuhan-paku.html
https://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-kuliah taksonomi-tumbuhan-
tingkat-rendah-hmbp.pdf