Pemeriksaan Kimia Klinik PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 75

PEMERIKSAAN Pelatihan Teknis Tenaga

Laboratorium PKM di

KIMIA KLINIK
Bapelkes banjarbaru

1. Glukosa 9. ALP
2. POCT Glukosa 10. Asam Urat
3. Protein 11. Urea dan BUN
4. Albumin 12. Kreatinin
5. Bilirubin Total 13. Trigliserida
6. Bilirubin Direk 14. Cholesterol
7. AST 15. HDL
8. ALT 16. LDL
Ahmad Ripani, S.Si, M.Pd
TEKNIK PENGUKURAN

PENGUKURAN KINETIK PENGUKURAN ENDPOINT

Kinetik Enzimatik Endpoint Blanko Aquades

Kinetik Increase Reaction (Rising)


Endpoint Sampel Blanko
Contoh: ALP, ACP, Gamma-GT
Contoh: Bilirubin Total dan Direk
Kinetik Decrease Reaction (Falling)
Endpoint Standard
Contoh: AST, ALT, CK, CK-MB, LDH
Contoh: Glukosa, UA, Chol, Trigli, TP

Kinetik 2point Determination


Endpoint Factor
Contoh: Kreatinin Jaffe Without
Contoh: Hemoglobin
Deproteinisasi
PANJANG GELOMBANG FOTOMETER
PANJANG GELOMBANG WARNA LARUTAN SAMPEL UJI
340 nm Tidak berwarna, NADH, pemeriksaan enzimatik, AST,
Sinar Ultra violet ALT, CK, LDH, CK-MB
405 nm Larutan warna kuning, baik enzimatik (p-nitrophenyl
Sinar biru phosphate) contoh: (ALP, ACP, GGT)
492 nm Larutan orange/jingga, pemeriksaan kinetik kreatinine
Sinar biru muda Jaffe without deproteinisasi.
546 nm Larutan merah, biru (kadang). Pengukuran teknik end
Sinar hijau point sampel. Contoh: glukosa, cholesterol, Total protein,
asam urat, kreatinin deproteinisasi.
578 nm Larutan hijau, biru, ungu dan kekeruhan putih dengan
Sinar kuning cara end point. Contoh: urea, albumin, kalium turbidity.
624 nm Larutan biru tua dan ungu. Jarang digunakan dalam
Orange merah kimia klinik. Contoh: Natrium
GLUKOSA

❑ Glukosa adalah ❑ Satu-satunya gula penting


monosakarida dari aldehide dalam darah dan tubuh,
dengan rumus kimia merupakan produk utama
C6H12O6 dari metabolisme
❑ Glukosa akan disimpan karbohidrat, sangat berperan
dalam hati dalam bentuk dalam pembentukan energi
glikogen (glikogenesis) utama dalam tubuh
❑ Perombakan glikogen
menjadi glukosa bila ❑ Kadar glukosa tubuh
diperlukan tubuh menggambarkan homeostasis
(glikogenolisis) tubuh
METODE GOD-PAP
PRINSIP:
Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase (GOD) menghasilkan
hidrogen peroksida (H2O2) yang bereaksi dengan 4-aminoantipirin
dan phenol dengan pengaruh katalis peroksidase (POD)
menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah. Warna yang
terjadi sebanding dengan kadar glukosa dan diukur di fotometer
pada panjang gelombang 546 nm

REAKSI:
Glukosa + ½ O2 + 2 H2O glukosa oxidase Glukonate + H2O2
2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol peroxidase Quinoneimine + 4 H2O
METODE HEKSOKINASE

PRINSIP:
Heksokinase (HK) mengubah glukosa menjadi glukosa-6-phosphat
dan ADP. Glukosa-6-phosphat dehidrogenase (G-6-PDH)
mengoksidase glukosa-6-phosphat dengan NADP menjadi glukonat-
6-phosphat dan NADPH. Banyaknya NADPH sebanding dengan
konsentrasi glukosa yang diukur pada panjang gelombang 340 nm

REAKSI:
Glukosa + ATP Heksokinase Glukosa-6-phosphat + ADP
Glukosa-6-phosphat + NADP G-6-PDH Glukonat-6-phosphat + NADPH + H+
GLUKOSA GOD-PAP (Kolorimetrik, Endpoint)
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer panjang Standar - 10 µL - -
gelombang 546 nm Kontrol - - 10 µL -
Serum - - - 10 µL
REAGEN: Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kit reagen glukosa GOP-PAP,
Standar glukosa 100 mg/dL, Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
Kontrol dan aquabides. menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum, plasma EDTA. Simpan suhu
20-25°C stabil 6 jam, 2-8°C stabil 3 Glukosa = Abs. sampel x Kons.Std (100 mg/dL)
hari, suhu -10°C stabil 1 bulan Abs. standar
GLUKOSA GOD-PAP
LINIERITAS:
500 mg/dl glukosa (27.5 mmol/L), INTERFERENSI:
sampel dengan konsentasi lebih Hemoglobin (>3 g/L), lipemia
tinggi harus diencerkan dengan (trigliserida >1.25g/L), dan Bilirubin
perbandingan 1+1, 1 bagian serum (10 mg/dl) dapat mempengaruhi
dan 1 bagian aquadest, hasil pengukuran.
pengukuran dikalikan 2.

DETEKSI TERENDAH SUMBER KESALAHAN


1.6 mg/dl (0.08 mmol/L). • Volume reagen dan sampel
tidak sesuai
NILAI KRITIS: • Waktu inkubasi tidak tepat
Dewasa: <40 mg/dl (hipoglikemia) • Reagen kadaluarsa
dan >700 mg/dl (hiperglikemia) • Penggunaan panjang
Bayi: <30 mg/dl (hipoglikemia) gelombang tidak sesuai
dan >300 mg/dl (hiperglikemia)
NILAI RUJUKAN GLUKOSA
Metode Usia & Jen Satuan Faktor Satuan
kelamin Konvensional konversi Internasional
(mg/dL) (mmol/L)
Heksokinase Prematur 20 – 60 1,1 – 1,3
GOD-PAP Neonatus 30 – 60 1,7 – 3,3
Puasa 1 hari 40 – 60 2,2 – 3,3
>1hari 50 – 80 2,8 – 4,4
Anak-anak 60 – 100 0.0555 3,3 – 5,6
Dewasa 74 – 106 4,1 – 5,9
60-90 tahun 82 – 115 4,6 – 6,4
>90 tahun 75 – 121 4,2 – 6,7

2 jam PP <120 < 6,66


Menurut Konsensus DM 2011 nilai rujukan glukosa darah: GDS < 200
mg/dL (11,1 mmol/L) dan GDP <126 mg/dL (7,0 mmol/L)
POCT GLUKOSA

❑ POCT glukosa berdasarkan biosensor untuk pemeriksaan glukosa


❑ Menggunakan darah kapiler, bukan serum atau plasma
❑ Biosensor elektrode dengan strip katalisator spesifik untuk glukosa
❑ Hasil pemeriksaan segera diketahui, sampel sedikit, tidak perlu
reagen dan alat banyak, praktis, mudah digunakan dan dapat
dilakukan siapa saja tanap keahlian

Kekurangan:
❑ Akurasi belum diketahui
❑ Memiliki keterbatasan karena dipengaruhi hematokrit, interferensi
zat lain (vitamin C, lipid dan Hb), suhu, volume kurang.
❑ Strip ini “bukan” untuk menegakkan diagnosis klinis
❑ Hanya untuk “pemantauan” kadar glukosa
POCT GLUKOSA
PRINSIP:
Strip diletakkan pada alat, CARA PEMERIKSAAN:
darah diteteskan pada zona 1. Baterai dimasukkan ke alat dan diaktifkan
reaksi strip, katalisator glukosa 2. Diatur jam, tanggal dan tahun alat
akan mereduksi glukosa dalam 3. Diambil chip kuning dan dimasukkan ke
darah. Intensitas elektron alat, kalibrasi, muncul OK
dihasilkan dalam alat setara 4. Cocokkan chip dengan kode botol
dengan kadar glukosa 5. Ambil 1 strip dan sisipka ke alat hingga
pada layar kedip-kedip
ALAT DAN REAGEN: 6. Tambahkan 1 tetes darah pada jari (tetes
POCT Glukosa, Strip Glukosa kedua) hingga bunyi beep
7. Ditunggu dan hasil akan muncul dilayar

BAHAN PEMERIKSAAN:
LINIERITAS:
Darah kapiler
20 – 500 mg/dL atau 20 – 600 mg/dL
POCT GLUKOSA

KELEBIHAN KEKURANGAN:
1. Hasil cepat, tindakan 1. Presisi dan akurasi kurang baik
dapat segera dilakukan. 2. Kemampuan pengukuran terbatas
2. Mudah digunakan oleh 3. Dipengaruhi: suhu, kelembaban,
siapa saja hematokrit, ada interferensi
3. Volume darah sedikit 4. Pra analitik sulit dikontrol bila
4. Dapat dilakukan bedside bukan orang kompeten
5. Alat kecil, tidak perlu ruang 5. Pemantapan Mutu Internal kurang
khusus diperhatikan
6. Alat mudah dibawah 6. Hasil sulit terdokumentasi,
(portabel) terutama dirumah
STUDI KASUS??? PENGUKURAN TINGGI GLUKOSA
(LIMIT DETECTION)
Dalam Cup kecil diisi
dengan 20 µl NaCl 0,9%
sebagai pengencer.

Hasil Pengukuran:
HI Tambahkan 20 µl darah
pasien & Homogenkan Dilayar = 435 mg/dl
Pengenceran: 1+1 = 2x
Kadar Sebenarnya = 435 x 2
Pasang Stick Glukosa
baru pada Alat
= 870 mg/dl
HI = Diatas
(Nilai Kritis Pasien)
>600 mg/dl
Ukur kadar Glukosa
pasien = Display Kadar

Dikalikan 2 kadar KADAR GLUKOSA


Glukosa pasien SEBENARNYA PASIEN
TOTAL PROTEIN
❑ Protein tersusun dari asam-asam
amino dengan ikatan peptida
❑ Asam amino masuk ke tubuh METODE:
melalui sumber makanan. Kolometrik, Biuret, Endpoint
❑ Hati tempat sintesis 90% seluruh
protein dan 100% albumin darah PRINSIP:
❑ Protein: Protein plasma, protein Ion Cu2+ bereaksi dengan protein
jaringan dan hemoglobin dalam suasana alkali membentuk
❑ Protein plasma: Albumin, globulin kompleks berwarna ungu. Warna
dan Fibrinogen yang terjadi diukur pada
❑ Penetapan protein serum fotometer λ = 546 nm.
dengan mengukur total protein
metode Biuret
TOTAL PROTEIN (BIURET)
ALAT:
Mikropipet 20 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer panjang Standar - 20 µl - -
gelombang 546 nm Kontrol - - 20 µL -
Serum - - - 20 µL
REAGEN: Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kit reagen Total protein Biuret,
Standar protein 8 g/dL, Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
Kontrol dan aquabides. menit suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben
standar, kontrol dan sampel terhadap blanko
reagen pada λ = 546 nm.
BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum. Simpan suhu 20-25°C stabil T.Protein = Abs. sampel x Kons. Std (8.0 g/dL)
6 hari, 2-8°C stabil 4 selama Abs. standar
minggu, suhu -10°C stabil 1 tahun = .......g/dL
TOTAL PROTEIN BIURET
LINIERITAS:
Kadar Total protein dalam serum
SUMBER KESALAHAN
dideteksi 0,2 – 12,0 g/dL. Kadar
• Bahan pemeriksaa hemolisis
diatas 12,0 g/dL dilakukan
• Pemasangan tourniquette terlalu
pengenceran 1+1 dengan NaCl
lama menyebabkan
0,9% dan hasil dikalikan 2.
hemokonsentrasi (>1 menit)
• Penggunaan panjang
NILAI KRITIS: gelombang fotometer tidak sesuai
< 3,0 g/dL (hipopreteinemia berat)
> 15,0 g/dL (hiperproteinemia)

SERUM KONTROL:
Gunakan serum kontrol normal
dan kontrol tinggi (patologis)
NILAI RUJUKAN PROTEIN

Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan


kelamin Konvensional konversi Internasional
(g/dL) (g/L)
Biuret Prematur 3,6 – 6,0 36 – 60
Bayi baru lahir 4,6 – 7,0 46 – 70
1 Minggu 4,4 – 7,6 44 – 76
7 bln- 1 tahun 5,1 – 7,3 10 51 – 73
1 – 2 tahun 5,6 – 7,5 56 – 75
> 3 tahun 6,0 – 8,0 60 – 80
Dewasa Sehat 6,4 – 8,3 64 – 83
Dewasa dirawat 6,0 – 7,8 60 – 78
Dewasa >60thn 5,8 – 7,6 58 – 76
ALBUMIN METODE:
Kolometrik, BCG, Endpoint

❑ Albumin bagian utama dari PRINSIP:


protein plasma. Albumin pada pH 4,1 sifat kation
❑ Berfungsi mempertahankan bereaksi dengan BCG
koloid osmotik membentuk kompleks berwarna
❑ Transport bahan: bilirubin, asam biru-hijau. Intensitas warna sesuai
lemak, kalsium, obat dalam kadar albumin dan diukur pada
darah. fotometer λ = 578 nm
❑ Albumin 55-65% protein plasma
❑ Sebagai sistem buffer darah
❑ Sumber nutrisi REAKSI:
Albumin + BCG ----> Kompleks Albumin BCG
ALBUMIN BCG
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 578 nm Standar - 10 µl - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum - - - 10 µL
Kit reagen Albumin BCG, Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Standar Albumin 4,0 g/dL,
Kontrol dan aquabides. Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 5
menit suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben
BAHAN PEMERIKSAAN: standar, kontrol dan sampel terhadap blanko
Serum. Simpan suhu 20-25°C stabil reagen pada λ = 578 nm.
2,5 bulan, 2-8°C stabil 5 selama
minggu, suhu -10°C stabil 1 tahun Albumin = Abs. sampel x Kons. Std (4.0 g/dL)
Abs. standar
= .......g/dL
ALBUMIN BCG
LINIERITAS:
Kadar Total protein dalam serum
dideteksi 7,0 g/dL. Kadar diatas 7,0 SUMBER KESALAHAN
g/dL dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Pemasangan tourniquette terlalu
dikalikan 2. lama menyebabkan
hemokonsentrasi (>1 menit)
• Penggunaan panjang
NILAI KRITIS: gelombang fotometer tidak sesuai
< 2,0 g/dL (hipoalbuminemia berat)
• Sampel lipemik mempengaruhi
> 9,0 g/dL (hiperalbuminemia)
hasil pembacaan.

SERUM KONTROL:
Gunakan serum kontrol normal Globulin = Total Protein – Albumin
dan kontrol tinggi (patologis)
= ......... g/dL
DETEKSI LIMIT: 1.1 g/dL
NILAI RUJUKAN ALBUMIN

Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan


kelamin Konvensional konversi Internasional
(g/dL) (g/L)
BCG 0 – 4 hari 2,8 – 4,4 28 – 44
4 hari – 14 tahun 3,8 – 5,4 38 – 54
14 – 18 tahun 3,2 – 4,5 32 – 45
18 – 60 tahun 3,4 – 4,8 10 34 – 48
60 – 90 tahun 3,2 – 4,6 32 – 46
> 90 tahun 2,9 – 4,5 29 – 45

Interferensi:
Bilirubin (>10 mg/dL), lipemia (trigliserida > 7.5 g/L) dan hemoglobin (>2.5 g/L)
dapat mempengaruhi hasil. Obat dan substansi lainnya juga mempengaruhi hasil
BILIRUBIN METODE:
Kolometrik, Diazo Sulfanilat, Endpoint

❑ Bilirubin hasil penguraian PRINSIP:


hemoglobin oleh RES Bilirubin beraksi dengan Diazotozed
❑ Dibawa dalam plasma Sulfanilic Acid membentuk Azobilirubin
menuju hati untuk konjugasi yang berwarna merah. Bilirubin indirek
menjadi Bilirubin akan bereaksi bila ada akselerator.
diglukoronat dan diekskresi Warna diukur pada λ = 546 nm
ke empedu.
❑ Bilirubin direk larut dalam air,
bilirubin indirek tidak larut REAKSI:
dalam air, terikat dengan Sulfanilic Acid + NaNo2 ---> Diazotized Sulf.acid
albumin Bilirubin + DSA -----> AzoBilirubin Direk
Bilirubin + DSA + Akselerator --> Azobilirubin Total
BILIRUBIN TOTAL DIAZO SULF.
ALAT:
Mikropipet 100 µL, 1000 µL,
CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip
kuning, tip biru, waterbath, Pipet Blanko Kontrol Blanko Sampel
fotometer λ = 546 nm Kontrol sampel
Reagen Bili Total 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
REAGEN: Reagen Nitrit - 20 µL - 20 µL
Kit reagen Bilirubin Total dan
Campur dan inkubasi selama 5 menit
Bilirubin Direk, Kontrol dan
aquabides, NaCl 0,9% Kontrol 100 µL 100 µL - -
Serum - - 100 µL 100 µL
BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum. Simpan suhu 20-25°C Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 5 menit
stabil <2 jam, 2-8°C stabil 3 suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben kontrol dan sampel
hari, suhu -10°C stabil 3 bulan, terhadap blanko sampel pada λ = 546 nm.
tidak boleh terpapar sinar Bilirubin = Abs. sampel x Faktor (13,0)
matahari langsung = .......mg/dL
BILIRUBIN DIREK DIAZO SULF.
LINIERITAS:
Kadar Bilirubin dalam serum CARA PEMERIKSAAN:
dideteksi 20,0 mg/dL. Kadar diatas
20,0 g/dL dilakukan pengenceran Pipet Blanko Kontrol Blanko Sampel
1+1 dengan NaCl 0,9% dan hasil Kontrol sampel
dikalikan 2. Reagen Bili Direk 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Reagen Nitrit - 20 µL - 20 µL
NILAI KRITIS:
> 30,0 g/dL (hiperbilirubinemia) Campur dan inkubasi selama 5 menit
Kontrol 100 µL 100 µL - -
SUMBER KESALAHAN
• Bahan pemeriksaan hemolisis Serum - - 100 µL 100 µL
• Penggunaan panjang
Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 5 menit
gelombang fotometer tidak
sesuai
suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben kontrol dan sampel
• Sampel lipemik mempengaruhi terhadap blanko sampel pada λ = 546 nm.
hasil pembacaan. Bilirubin = Abs. sampel x Faktor (13,0)
• Tidak segera dikerjakan = .......mg/dL
• Serum terpapar sinar matahari
langsung Bilirubin Indirek = Bilirubin Total – Bilirubin Direk
NILAI Metode Usia & Jenis
kelamin
Konvensional Faktor Internasional
(g/dL) konversi (µmol/L)
RUJUKAN Diazo Anak dan Dewasa < 1,0 17,1 < 17
BILIRUBIN (Bilirubin Total)
Anak dan Dewasa < 0,3 < 5,1
(Bilirubin Direk)
Anak dan Dewasa < 0,7 < 11,97
(Bilirubin Indirek)

STUDI KASUS BAYI BARU LAHIR 1-2 HARI??? BAGAIMANA


MEMBEDAKAN SERUM
Bagaimana gambaran kadar Bilirubin Bayi HEMOLISIS DAN IKTERIK??
baru Lahir???
Hemolisis merah segar,
Bayi baru lahir pada kasus ikterus, maka sementara ikterik tampak
bilirubin Indirek sangat tinggi dan bilirubin kuning kecoklatan
direk normal atau rendah.
AST (GOT) METODE:
Kinetik, K-20/K-60, Decrease Reaction

❑ AST enzim intraseluler PRINSIP:


mengkatalisis asam alfa AST mengkatalisis transfer gugus amino dari
keto menjadi asam amino L-aspartat ke 2-Oxoglutarat menjadi L-
❑ AST banyak pada sel otot Glutamat dan Oksaloasetat. Oksaloasetat
jantung, hati, ginjal, otot dengan Malat Dehidrogenase akan
rangka dan eritrosit. mengubah NADH menjadi NAD+. Penurunan
❑ Kerusakan pada jaringan Absorben pada 340 nm setara dengan AST
atau organ tersebut
meningkat AST REAKSI:
❑ Pengukuran L-Asparat + 2-Oxoglutarat ---AST----> L-Glutamat + Oxaloasetat
dilaboratorium dengan Oxaloasetat + NADH + H ---MDH---> L-Malat + NAD+
cara kinetik
AST KINETIK (DECREASE REACTION)
ALAT:
Mikropipet 100 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet 25°C, 30°C 37°C
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 340 nm Serum 100 µl 100 µl
Reagen 1 1000 µL 1000 µL
REAGEN: Campur dan inkubasi selama 5 menit
Kit reagen AST, Kontrol dan
aquabides, NaCl 0,9% Reagen 2 250 µl 250 µl
Campur, baca absorben dibaca setelah 1
menit, 2 menit dan 3 menit (K-60), setelah 20
BAHAN PEMERIKSAAN: detik, 40 detik, 60 detik (K-20)
Serum, Plasma heparin/EDTA.
Simpan suhu 20-25°C stabil 4 hari, AST = Delta Absorben x 1746 (37°C)
2-8°C stabil 7 hari, suhu -10°C stabil = .............U/L
3 bulan
AST KINETIK (DECREASE REACTION)

LINIERITAS:
Kadar AST dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 600 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 300 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 4 U/L • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN AST

Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan Internasional


kelamin Konvensional (U/L) konversi (µKat/L)
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 25°C Laki-laki 0 – 18 0 – 0.31
Perempuan 0 – 15 0 – 0.26
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 30°C Laki-laki 0 – 25 0 – 0.42
Perempuan 0 – 21 0 – 0.36
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 37°C Laki-laki 0 – 37 0 – 0.63
Perempuan 0 – 31 0 – 0.53
ALT (GPT) METODE:
Kinetik, K-20/K-60, Decrease Reaction

❑ AST enzim intraseluler PRINSIP:


mengkatalisis asam alfa ALT mengkatalisis transfer gugus amino dari
keto menjadi asam amino L-alanin ke 2-Oxoglutarat menjadi L-
❑ AST banyak pada sel otot Glutamat dan Pyruvat. Pyruvat dengan
jantung, hati, ginjal, otot Laktat Dehidrogenase akan mengubah
rangka dan eritrosit. NADH menjadi NAD+. Penurunan Absorben
❑ Kerusakan pada jaringan pada 340 nm setara dengan ALT
atau organ tersebut
meningkat AST REAKSI:
❑ Pengukuran L-Alanin + 2-Oxoglutarat ---ALT----> L-Glutamat + Pyruvat
dilaboratorium dengan Pyruvat + NADH + H ---LDH---> L-Lactat + NAD+
cara kinetik
ALT KINETIK (DECREASE REACTION)
ALAT:
Mikropipet 100 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet 25°C, 30°C 37°C
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 340 nm Serum 100 µl 100 µl
Reagen 1 1000 µL 1000 µL
REAGEN: Campur dan inkubasi selama 5 menit
Kit reagen ALT, Kontrol dan
aquabides, NaCl 0,9% Reagen 2 250 µl 250 µl
Campur, baca absorben dibaca setelah 1
menit, 2 menit dan 3 menit (K-60), setelah 20
BAHAN PEMERIKSAAN: detik, 40 detik, 60 detik (K-20)
Serum, Plasma heparin/EDTA.
Simpan suhu 20-25°C stabil 4 hari, ALT = Delta Absorben x 1746 (37°C)
2-8°C stabil 7 hari, suhu -10°C stabil = .............U/L
3 bulan
ALT KINETIK (DECREASE REACTION)

LINIERITAS:
Kadar ALT dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 600 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 300 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 4 U/L • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN ALT

Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan Internasional


kelamin Konvensional (U/L) konversi (µKat/L)
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 25°C Laki-laki 0 – 22 0 – 0.37
Perempuan 0 – 17 0 – 0.29
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 30°C Laki-laki 0 – 30 0 – 0.51
Perempuan 0 – 23 0 – 0.39
IFCC, dengan Dewasa: 0,017
P-5’-P, 37°C Laki-laki 0 – 42 0 – 0.71
Perempuan 0 – 32 0 – 0.54
ALKALI PHOSPHATASE METODE:
Kinetik, K-20/K-60, Increase Reaction, Buffer
❑ ALP adalah enzim hidrolisis AMP
bekerja pada pH alkali.
❑ Terutama berasal dari: PRINSIP:
tulang, hati. Juga dari Para-Nitrofenilfosfat di hidrolisis oleh ALP
ginjal, plasenta, testis, menjadi fosfat dan para-nitrofenol.
timus, paru dan tumor. Kecepatan hidrolisis diukur peningkatan
❑ Peningkatan Fisiologis: intensitas warna pada fotometer 405 nm
pertumbuhan tulang pada sebagai aktifitas ALP.
anak dan kehamilan
❑ Peningkatan Patologis: REAKSI:
penyakit hepatobiliar dan p-Nitrofenilfosfat + H2O ---ALP---> Fosfat + Nitrofenol
tulang
ALP KINETIK (INCREASE REACTION)
ALAT:
Mikropipet 20 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet 25°C, 30°C 37°C
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 405 nm Serum 20 µl 20 µl
Reagen 1 1000 µL 1000 µL
REAGEN: Campur dan inkubasi selama 5 menit
Kit reagen ALP, Kontrol dan
aquabides, NaCl 0,9% Reagen 2 250 µl 250 µl
Campur, baca absorben dibaca setelah 1
menit, 2 menit dan 3 menit (K-60), setelah 20
BAHAN PEMERIKSAAN: detik, 40 detik, 60 detik (K-20)
Serum, Plasma heparin. Simpan
suhu 20-25°C stabil 4 hari, 2-8°C ALP = Delta Absorben x 3433 (37°C)
stabil 7 hari, suhu -10°C stabil 2 = .............U/L
bulan
ALP KINETIK (INCREASE REACTION)

LINIERITAS:
Kadar ALP dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 800 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 1200 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 2 U/L • Reagen Kadaluarsa
• Penggunaan plasma EDTA, EDTA
mengikat kofaktor Zn dalam reaksi
NILAI RUJUKAN ALP
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan Internasional
kelamin Konvensional (U/L) konversi (µKat/L)
IFCC (p- 20 – 50 thn 0,017
nitrofenilfosfat Laki-laki 38 – 94 0,65 – 1,60
buffer AMP 37°C Perempuan 28 – 78 0,47 – 1,33
50 – 60 thn
Laki-laki 42 – 88 0,73 – 1,50
Perempuan 40 – 111 0,68 – 1,89
IFCC (p- 20 – 50 thn 0,017
nitrofenilfosfat Laki-laki 53 – 128 0,90 – 2,18
buffer AMP 30°C Perempuan 42 – 98 0,74 – 1,67
50 – 60 thn
Laki-laki 56 – 119 0,95 – 2,02
Perempuan 53 - 141 0,90 – 2,40
ASAM URAT METODE:
Kolometrik, PAP, Enzimatik, Endpoint

❑ Asam urat: produk akhir PRINSIP:


metabolisme purin Asam urat dioksidasi oleh Uricase menjadi
❑ Asam urat beredar dalam Allantoin dan H2O2. dengan peroksidase,
darah, difiltrasi ginjal untuk H2O2 bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan
diekskresikan ke urine. DHBS menghasilkan warna quinonimine
❑ Kadar asam urat berwarna merah. Intensitas Diukur warna
dipengaruhi oleh asupan dengan fotometer 546 nm
makanan mengandung
purin (kacang dan jeroan)
REAKSI:
Asam Urat + O2 + 2H2O ---Uricase---> Allantoin + CO2 + H2O2
2H2O2 + 4-aminantipirin + DHBS ---POD---> Quinonimine + 4H2O
ASAM URAT (ENDPOINT/PAP)
ALAT:
Mikropipet 25 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 546 nm Standar - 25 µL - -
Kontrol - - 25 µL -
REAGEN: Serum - - - 25 µL
Kit reagen Asam Urat, Standar Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Asam Urat 6,0 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9% Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
BAHAN PEMERIKSAAN: Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
Serum, Plasma heparin/EDTA. terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
Simpan suhu 20-25°C stabil 3
hari, 2-8°C stabil 5 hari, suhu - Asam Urat = Abs. sampel x Kons.Std (6,0mg/dL)
10°C stabil 6 bulan Abs. standar
ASAM URAT (ENDPOINT/PAP)

LINIERITAS:
Kadar asam urat dapat dideteksi
hingga 25 mg/dL, jika lebih 25 SUMBER KESALAHAN
mg/dL, dilakukan pengenceran • Bahan pemeriksaan hemolisis
1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan • Penggunaan panjang
hasilnya dengan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 25 mg/dL
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 0,5 mg/dL • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN ASAM URAT
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan
kelamin Konvensional konversi Internasional
(mg/dL) (µmol/L)
Enzimatik <12 tahun 2,0 – 5,5 59,48 119 – 327
PAP Dewasa:
Laki-laki 4,4 – 7,6 262 – 452
Perempuan 2,3 – 6,6 137 – 392
Dewasa:
Laki-laki 4,2 – 8,0 250 – 476
Perempuan 3,5 – 7,3 208 – 434
Dewasa:
Laki-laki 3,5 – 7,3 208 – 494
Perempuan 2,2 – 7,7 131 – 458
UREA & BUN
METODE:
❑ Urea merupakan hasil dari Kolometrik, Berthelot, Endpoint
katabolisme protein.
❑ Urea beredar dalam darah PRINSIP:
dan oleh ginjal difiltrasi dan Urea dihidrolisa dengan urease
dibuang dalam urine. menghasilkan amonium dan karbodioksida.
❑ Pemeriksaan urea Ion amonium dengan hipoklorit dan salisilat
menggambarkan terbentuk Indophenol warna hijau. Intensitas
metabolisme protein dan warna diukur pada fotometer 578 nm
fungsi ginjal.
REAKSI:
Urea + 2H2O ---Urease---> 2NH3 + CO2 + H2O2
NH3 + Hipoklorit + Salisilat ---Nitroprusid---> 2,2 dikarboksil Indophenol
UREA BERTHELOT, ENDPOINT
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 578 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum 10 µL
Kit reagen Urea, Standar Urea Reagen Urea 1 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
50,0 mg/dL, Kontrol dan
Campur dan inkubasi selama 5 menit
aquabides, NaCl 0,9%
Reagen Urea 2 250 µL 250 µL 250 µL 250 µL
BAHAN PEMERIKSAAN: Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10 menit
Serum, Plasma heparin/EDTA. suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben kontrol dan sampel
Simpan suhu 20-25°C stabil 3 terhadap blanko sampel pada λ = 578 nm.
hari, 2-8°C stabil 5 hari, suhu -
10°C stabil 6 bulan Urea = Abs. sampel x Kons.Std (50,0 mg/dL)
Abs. standar
ASAM URAT (ENDPOINT/PAP)

LINIERITAS:
Kadar BUN dapat dideteksi hingga
170 mg/dL atau Urea 350 mg/dL, jika SUMBER KESALAHAN
lebih 170 mg/dL, dilakukan • Bahan pemeriksaan hemolisis
pengenceran 1+1 dengan NaCl • Penggunaan panjang
0,9% dan kalikan hasilnya dengan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai BUN 200 mg/dL atau
tidak sesuai
Urea 250 mg/dL
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
• Reagen Kadaluarsa
DETEKSI LIMIT: 0,5 mg/dL
NILAI RUJUKAN UREA
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan
kelamin Konvensional konversi Internasional
(mg/dL) (mmol/L)
Berthelot Urea: 0,357
Kolorimetrik 18 – 60 tahun 10 – 50 3.5 – 17.8
60 – 90 tahun 12 – 55 4.2 – 19.6
> 90 tahun 15 – 56 5.3 – 19.9
BUN:
18 – 60 tahun 6 – 20 2,1 – 7,1
60 – 90 tahun 8 – 23 2,9 – 8,2
> 90 tahun 10 - 31 3,6 – 11,1
KREATININ METODE:
Kinetik 2point Determination, Reaksi
❑ Kreatinin berasal dari Jaffe without Deproteinisasi
metabolisme kreatin otot.
❑ Kreatinin dilepaskan ke dalam PRINSIP:
darah secara konstan, Kreatinin dengan asam pikrat dalam
konsentrasinya terkait massa suasana alkali menghasilkan
otot sesuai variasi umur dan kompleks kreatinin-pikrat berwarna
jenis kelamin kuning jingga. Intensitas warna
❑ Kreatinin dalam darah oleh sesuai kadar kreatinin dan diukur
ginjal difiltrasi dan dibuang pada fotometer λ = 492 nm
dalam urine
❑ Kadar kreatinin pria lebih tinggi REAKSI:
Kreatinin + asam Pikrat --Alkali--> Kompleks
dari wanita
Kreatinin-pikrat
KREATININ JAFFE
ALAT:
Mikropipet 50 µL, 1000 µL, Kuvet CARA PEMERIKSAAN:
bersih, pipet volume, tip kuning, Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
tip biru, waterbath, fotometer λ
= 492 nm Standar - 50 µl - -
Kontrol - - 50 µL -
REAGEN: Serum - - - 50 µL
Kit reagen Albumin BCG,
Standar kreatinin 2,0 mg/dL, Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kontrol, NaCl 0,9% & aquabides. Campur dan inkubasi 30 detik, diukur absorben
standar, kontrol dan sampel terhadap blanko
reagen pada λ = 492 nm, diukur kembali tepat 2
BAHAN PEMERIKSAAN:
menit.
Serum, plasma heparin/EDTA.
Simpan suhu 20-25°C stabil 4
hari, 2-8°C stabil 7 hari, suhu - Kreatinin = Delta.Abs. sampel x Kons. Std (2.0 mg/dL)
10°C stabil 3 bulan Delta. Abs. standar
= .......g/dL
KREATININ JAFFE
LINIERITAS:
Kadar Total protein dalam serum SUMBER KESALAHAN
dideteksi 25,0 g/dL. Kadar diatas • Bahan pemeriksaan hemolisis
25,0 g/dL dilakukan pengenceran • Penggunaan panjang
1+1 dengan NaCl 0,9% dan hasil gelombang fotometer tidak sesuai
dikalikan 2. • Volume reagen dan bahan
pemeriksaan tidaks sesuai
• Masa inkubasi tidak tepat
NILAI KRITIS:
• Reagen kadaluarsa
Diatas 25,0 mg/dL

SERUM KONTROL: STUDI KASUS????


Gunakan serum kontrol normal
dan kontrol tinggi (patologis) ?? Bagaimana Estimasi Nilai
Kreatinin terhadap Urea???

DETEKSI LIMIT: 0.1 mg/dL Kreatinin = Kadar Urea x 1,1


50 mg/dL
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan NILAI
kelamin Konvensional konversi Internasional
(g/dL) (µmol/L) RUJUKAN
Jaffe Tali pusat 0,6 – 1,2 88,4 53 – 106 KREATININ
1 – 4 hari 0,3 – 1,0 27 – 88
Infant 0,2 – 0,4 18 – 35
Anak-anak 0,3 – 0,7 27 – 62
Remaja 0,5 – 1,0 44 – 88
18 – 60 thn Lk 0,9 – 1,3 80 – 115
18 – 60 thn Pr 0,6 – 1,1 53 – 97
60 – 90 thn, Lk 0,8 – 1,3 71 – 115
60 – 90 thn, Pr 0,6 – 1,2 53 – 106
>90 thn, Lk 1,0 – 1,7 88 – 150
>90 thn, Pr 0,6 – 1,3 53 – 115
TRIGLISERIDA METODE:
Kolometrik Enzimatik, GPO-PAP, Endpoint

PRINSIP:
❑ Trigliserida bentuk Trigliserida dihidrolisis oleh lipase menjadi gliserol
lemak utama yang dan asam lemak, gliserol kemudian diubah
disimpan tubuh menjadi gliserol-3-fosfat oleh gliserokinase.
❑ Trigliserida berasal Gliserol-3-fosfat dioksidasi enzim GPO terbentuk
dari makanan yang
dihidroksi aseton fosfat dan H2O2. H2O2 bereaksi
kita makan dan juga
dengan 4-aminoantipirin dan 4-klorofenol
sintesis
menghasilkan quinonimine berwarna merah.
REAKSI:
Trigliserida ---lipase---> Gliserol + Asam Lemak
Gliserol + ATP ----GK---> Gliserol-3-fosfat + ADP
Gliserol-3-fosfat + O2 ---GPO--> Dihidroksi aseton fosfat + H2O2
H2O2 + 4-aminantipirin + 4-Klorofenol ---POD---> Quinonimine + H2O + HCl
TRIGLISERIDA (ENDPOINT/GPO-PAP)
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 546 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum - - - 10 µL
Kit reagen Trigliserida, Standar Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Trigliserida 200 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9% Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
BAHAN PEMERIKSAAN: Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
Serum, Plasma heparin/EDTA. terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
Simpan suhu 20-25°C stabil 1
hari, 2-8°C stabil 3 hari, suhu - Trigliserida = Abs. sampel x Kons.Std (200mg/dL)
10°C stabil 4 bulan Abs. standar
TRIGLISERIDA (ENDPOINT/GPO-PAP)
LINIERITAS:
Kadar asam urat dapat dideteksi
SUMBER KESALAHAN
• Bahan pemeriksaan hemolisis
hingga 1000 mg/dL, jika lebih 1000
• Penggunaan panjang gelombang
mg/dL, dilakukan pengenceran
fotometer tidak sesuai
1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan
• Aktifitas fisik yang berat dapat
hasilnya dengan 2.
meningkatkan hasil pengukuran
• Volume reagen & bahan yang tidak sesuai
NILAI KRITIS:
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
Diatas nilai 1000 mg/dL
• Reagen Kadaluarsa
DETEKSI LIMIT: 5 mg/dL

Metode Usia & Jenis Konvensiona Faktor Internasional


NILAI RUJUKAN kelamin l (mg/dL) konversi (mmol/L)

TRIGLISERIDA Enzimatik Laki-laki dan <160 0,0113 < 1,80


GPO-PAP perempuan
KOLESTEROL METODE:
Kolometrik Enzimatik, CHOD-PAP, Endpoint
TOTAL
PRINSIP:
❑ Kolesterol merupakan Kolesterol ester diuraikan menjadi kolesterol dan
lemak darah yang asam lemak dengan kolesterol esterase.
digunakan untuk Kolesterol yang terbentuk diubah menjadi
membentuk hormon kolestene-3-one dan dan H2O2. H2O2 bereaksi
steroid.
dengan 4-aminophenazone dan fenol
❑ Kolesterol darah
menghasilkan quinonimine berwarna merah.
dalam bentuk ester
dan bebas.
REAKSI:
Cholesterol Ester ---CHE---> Cholesterol + Asam Lemak
Cholesterol + O2 ---CHOD--> Cholestene-3-one + H2O2
H2O2 + 4-aminaphenazone + fenol ---POD---> Quinonimine + 4H2O
KOLESTEROL (ENDPOINT/CHOD-PAP)
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 546 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum - - - 10 µL
Kit reagen Kolesterol, Standar Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kolesterol 200 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9% Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
BAHAN PEMERIKSAAN: Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
Serum, Plasma heparin/EDTA. terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
Simpan suhu 20-25°C stabil 2
hari, 2-8°C stabil 5-7 hari, suhu Kolesterol = Abs. sampel x Kons.Std (200mg/dL)
-10°C stabil 3 bulan Abs. standar
KOLESTEROL (CHOD-PAP)
LINIERITAS:
Kadar asam urat dapat dideteksi SUMBER KESALAHAN
hingga 750 mg/dL, jika lebih 750 mg/dL, • Bahan pemeriksaan hemolisis
lakukan pengenceran 1+1 dengan • Penggunaan panjang gelombang
NaCl 0,9% & kalikan hasil dengan 2. fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
NILAI KRITIS: meningkatkan hasil pengukuran
Diatas nilai 600 mg/dL • Volume reagen & bahan yang tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 5 mg/dL • Reagen Kadaluarsa

Metode Usia & Jenis Konvensional Faktor Internasional


kelamin (mg/dL) konversi (mmol/L)
NILAI RUJUKAN Enzimatik Laki-laki dan 0,0259
CHOD- perempuan
KOLESTEROL PAP • Dianjurkan < 200 < 5,18
• Risiko Sedang 200 – 239 5,18 – 6,19
• Risiko Tinggi > 240 > 6,22
KOLESTEROL HDL METODE:
Kolometrik, Presipitasi, Enzimatik, Endpoint

❑ HDL merupakan PRINSIP:


lipoprotein yang Pemberian asam fosfotungstat dan ion Mg2+
ukurannya paling kecil maka kilomikron, VLDL, dan LDL akan
❑ HDL memiliki proporsi mengendap. Supernatan berisi HDL
protein paling tinggi kolesterol ditentukan dengan kolorimeterik
dibandingkan yang lain enzimatik CHOD-PAP berwarna merah.
yaitu >50% Intensitas Diukur warna dengan fotometer
546 nm
REAKSI:
Serum + Fosfostungstat + Mg2+ ------> Sentrifuge
Supernatan (HDL) + Reagen Kolesterol -----> Kolesterol HDL
HDL KOLESTEROL KOLORIMETRIK

ALAT: LINIERITAS:
Mikropipet 500 µL, 10 µL 1000 µL, Kuvet Kadar asam urat dapat dideteksi
bersih, pipet volume, tip kuning, tip hingga 150 mg/dL, jika lebih 150
biru, sentrifuge, Tabung reaksi, mg/dL, dilakukan pengenceran
waterbath, fotometer λ = 546 nm 1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan
hasilnya dengan 2.
REAGEN:
Kit reagen HDL, reagen kit kolesterol,
Standar Asam Urat 6,0 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9%

BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum, Plasma heparin/EDTA. Simpan
suhu 20-25°C stabil 3 hari, 2-8°C stabil 5
hari, suhu -10°C stabil 3 bulan
HDL KOLESTEROL KOLORIMETRIK
CARA PEMERIKSAAN:
Homogenkan masing-masing, inkubasi
Pipet Kontrol Sampel selama 10 menit suhu ruang 20-25°C atau 5
Serum 500 µl 500 µl menit suhu 37°C. Diukur absorben standar,
kontrol dan sampel terhadap blanko
Reagen HDL 500 µL 500 µL reagen pada λ = 546 nm.
Campur, inkubasi suhu ruang selama 10
menit. Sentrifuge kecepatan 4000 rpm HDL = Abs. sampel x F (320,0)
selama 10 menit, supernatan dipisahkan
untuk diperiksa. Rumus Friedewald Estimasi:
Blanko Kontrol Sampel LDL = Kolesterol – (Trigliserida/5) – HDL
Aquadest 50 µl - - = Koleterol – ((Trigliserida/5)+ HDL-)
Supernt Ktrol - 50 µl - = ........mg/dL

Supernt Smpl - - 50 µl Kolesterol Total = VLDL + LDL-C + HDL-C


R/ Kolesterol 1000 µl 1000 µl 1000 µl VLDL = Trigliserida/5
HDL KOLESTEROL
Rumus Friedewald tidak berlaku: (ENDPOINT)
1. Trigliserida > 400 mg/dL
2. Sampel tidak puasa, kilomikron SUMBER KESALAHAN
tinggi
• Bahan pemeriksaan hemolisis
3. Pasien tipe III, dengan beta-
VLDL, rasio trigli: kolesterol • Penggunaan panjang gelombang fotometer
dalam 3:1 tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat meningkatkan
hasil pengukuran
CADP = Prediktor Independen • Volume reagen dan bahan yang tidak sesuai
Penyakit Arteri Koronari • Masa Inkubasi yang tidak tepat.
• Reagen Kadaluarsa
CADP = Trigliserida : HDL-C
Ideal = <2
Risiko rendah = 2-4 CRR = Cardiac Risk Ratio
Risiko Tinggi = >4 CRR = Kolesterol Total : HDL-C
Risiko sangat Tinggi = >6 Normal = 3,3 – 5,7
Metode Usia & Jenis Konvensional Faktor Internasional
kelamin (mg/dL) konversi (mmol/L)
Enzimatik 20 – 24 tahun 0,0259
Laki-laki 30 – 63 0,78 – 1,63
Perempuan 33 – 79 0,85 – 2,04

NILAI 25 – 29 tahun
Laki-laki 31 – 63 0,80 – 1,63
Perempuan 37 – 83 0,96 – 2,15
RUJUKAN 30 – 34 tahun
Laki-laki 28 – 63 0,72 – 1,63
HDL Perempuan 36 – 77 0,93 – 1,99
35 – 39 tahun
KOLESTEROL Laki-laki
Perempuan
29 – 62
34 – 82
0,75 – 1,60
0,88 – 2,12
40 – 44 tahun
Laki-laki 27 – 67 0,70 – 1,73
Perempuan 34 – 88 0,88 – 2,28
45 – 49 tahun
Laki-laki 30 – 64 0,78 – 1,66
Perempuan 34 – 87 0,88 – 2,25
50 – 54 tahun
Laki-laki 28 – 63 0,72 – 1,63
Perempuan 37 – 92 0,96 – 2,38
KOLESTEROL LDL METODE:
Kolometrik, Enzimatik Homogenous, Endpoint

❑ Kolesterol LDL merupakan PRINSIP:


salah satu lipoprotein Kolesterol ester pada LDL menggunakan
darah deterjen dan enzim kolesterol esterase
❑ Disebut sebagai kolesterol diubah jadi kolesterol dan asam lemak.
jahat, karena mengangkut Kolesterol yang terbentuk diubah menjadi 4-
hasil metabolisme kolestenone dan dan H2O2.oleh kolesterol
kolesterol dari hati ke oksidase. H2O2 bereaksi dengan 4-
jaringan. aminoantipirin menjadi zat warna yang
❑ Semakin tinggi kadarnya, diukur fotometer 578 nm.
risiko makin besar penyakit
arteri koroner.
LDL KOLESTEROL
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 578 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum - - - 10 µL
Kit reagen LDL, Standar Asam Reagen1 750 µL 750 µL 750 µL 750 µL
Urat 6,0 mg/dL, Kontrol dan
aquabides, NaCl 0,9% Homogenkan, inkubasi 5 menit suhu 37°C.
Reagen2 250 µL 250 µL 250 µL 250 µL
BAHAN PEMERIKSAAN:
Homogenkan, inkubasi 5 menit suhu 37°C. Diukur
Serum, Plasma heparin/EDTA. absorben standar, kontrol dan sampel terhadap
Simpan suhu 20-25°C stabil 1 blanko reagen pada λ = 578 nm.
hari, 2-8°C stabil 5-7 hari, suhu
-10°C stabil 3 bulan
LDL KOLESTEROL
LDL = Abs. sampel x Kons. Std SUMBER KESALAHAN
Abs. standar • Bahan pemeriksaan hemolisis
• Penggunaan panjang gelombang fotometer
LINIERITAS: tidak sesuai
Kadar asam urat dideteksi hingga • Aktifitas fisik yang berat dapat meningkatkan
500 mg/dL, jika lebih 500 mg/dL, hasil pengukuran
lakukan pengenceran 1+1 dengan • Volume reagen dan bahan yang tidak sesuai
NaCl 0,9% & kalikan hasil dengan 2. • Masa Inkubasi yang tidak tepat.
• Reagen Kadaluarsa

Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan


NILAI kelamin Konvensional konversi
(mg/dL)
Internasional
(mmol/L)
RUJUKAN Enzimatik Dianjurkan <130 0,0259 <3,37

LDL Risiko sedang 130 – 159 3,37 – 4,12


Kolorimetrik
Homogenous

Risiko tinggi >160 >4,14


CONTOH BLANKO
HASIL PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK KIMIA
DARAH
LINIERITAS PENGUKURAN
❑ Hasil pengukuran yang masih dapat dipercaya hasilnya
berdasarkan grafik dan kit reagen.
❑ Misal reagent AST memiliki linearitas 600 U/L, yang
berarti bila kadar melebihi nilai tersebut walaupun pada
fotometer, tidak dapat dipercaya.
❑ Sebaiknya diencerkan serum 1+1 dengan NaCl 0,9%,
dilakukan pengukuran ulang dan hasil pengukuran
dikalikan 2.
❑ kondisi lain pengenceran hingga 10x bahkan 20x pada
pengukuran AST dan ALT
KINETIK DECREASE
PENGUKURAN LINIER
❑ Gambar disebelah
untuk AST, ALT, LDH,
CK-MB
❑ Pengukuran Linier
apabila garis lurus
memotong sumbu
diagonal tidak patah
atau lurus
❑ Terjadi penurunan garis
diagonal yang perlahan
dan lurus
3-4 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah
menjelang akhir
pengukuran (12) sesuai
tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 3-4x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran

Pengenceran 3x = 1 bagian
Serum + 2 bagian NaCl 0,9%
6-7 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah menjelang
akhir pengukuran (10)
sesuai tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar lebih
tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 6-7x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran

Pengenceran 6x = 1 bagian
Serum + 5 bagian NaCl 0,9%
10-15 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah menjelang
akhir pengukuran (4-6)
sesuai tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar sangat
tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 10-15x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran

Pengenceran 15x = 1 bagian


Serum + 14 bagian NaCl 0,9%
15-20 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah menjelang
akhir pengukuran (4-6)
sesuai tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar sangat
tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 15-20x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran

Pengenceran 20x = 1 bagian


Serum + 19 bagian NaCl 0,9%
PENGUKURAN LINIER
❑ Pengukuran linier mulai
(4) turun perlahan hingga
(18)
❑ Artinya = kadar rendah
(normal atau dibawah
normal)

RENDAH BATAS
NORMAL
RENDAH!! PENGUKURAN TIDAK LINIER

❑ Pengukuran tidak linier


mulai (2-4) namun naik
hingga akhir.
❑ Artinya = kadar rendah
(dibawah normal)
❑ Kemungkinan lain
reagensia yang kurang
baik kualitas, spesimen
yang tidak baik preparasi
❑ Lakukan pengukuran ulang
(Reff) bila hasil sama, maka
RENDAH dibawah normal.
PENGENCERAN SERUM
RUMUS:
Pengenceran = Volume Serum + Volume NaCl 0,9%
Volume Serum

Glukosa darah Kadar AST


Pengukuran 1 = 600 mg/dL (Not Linier) Pengukuran = 400 U/L (Not Linier)
Pengenceran serum 1+1 (2x) Pengenceran serum 1+9 (10x)
Misal : 100 µL serum + 100µL NaCl 0,9% Misal : 100 µL serum + 900 µL NaCl 0,9%
Diukur kembali dengan serum Diukur kembali serum didapatkan kadar
pengenceran didapatkan = 375 mg/dL = 250 U/L
Kadar sebenarnya = 375 mg/dL x 2 Kadar sebenarnya = 250 U/L x 10
= 750 mg/dL = 2.500 U/L
PEMEKATAN SERUM
Melakukan peningkatan volume spesimen serum dengan
reagen yang sama dan spesimen yang sama sebagai upaya
pengukuran ulang pembanding sebelumnya.

Glukosa darah
Pengulangan
Pengukuran 1 = 20 mg/dL (rendah) 10 ul + 1000 ul biasa bila
Pemekatan serum 1+1 (2x) kondisi sama
Glukosa 10 ul + 1000 ul diubah menjadi
20 ul + 1000 ul.
Hasil pemekatan didapatkan = 44 mg/dL
Kadar pembanding = 44 mg/dL : 2 Pengulangan
20 ul + 1000 ul pemekatan
= 22 mg/dL
serum, hasil
Jadi kadar = 20 mg/dL terkoreksi dengan
dibagi 2
22 mg/dL (tidak jauh berbeda)
SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai