Pemeriksaan Kimia Klinik PDF
Pemeriksaan Kimia Klinik PDF
Pemeriksaan Kimia Klinik PDF
Laboratorium PKM di
KIMIA KLINIK
Bapelkes banjarbaru
1. Glukosa 9. ALP
2. POCT Glukosa 10. Asam Urat
3. Protein 11. Urea dan BUN
4. Albumin 12. Kreatinin
5. Bilirubin Total 13. Trigliserida
6. Bilirubin Direk 14. Cholesterol
7. AST 15. HDL
8. ALT 16. LDL
Ahmad Ripani, S.Si, M.Pd
TEKNIK PENGUKURAN
REAKSI:
Glukosa + ½ O2 + 2 H2O glukosa oxidase Glukonate + H2O2
2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol peroxidase Quinoneimine + 4 H2O
METODE HEKSOKINASE
PRINSIP:
Heksokinase (HK) mengubah glukosa menjadi glukosa-6-phosphat
dan ADP. Glukosa-6-phosphat dehidrogenase (G-6-PDH)
mengoksidase glukosa-6-phosphat dengan NADP menjadi glukonat-
6-phosphat dan NADPH. Banyaknya NADPH sebanding dengan
konsentrasi glukosa yang diukur pada panjang gelombang 340 nm
REAKSI:
Glukosa + ATP Heksokinase Glukosa-6-phosphat + ADP
Glukosa-6-phosphat + NADP G-6-PDH Glukonat-6-phosphat + NADPH + H+
GLUKOSA GOD-PAP (Kolorimetrik, Endpoint)
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer panjang Standar - 10 µL - -
gelombang 546 nm Kontrol - - 10 µL -
Serum - - - 10 µL
REAGEN: Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kit reagen glukosa GOP-PAP,
Standar glukosa 100 mg/dL, Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
Kontrol dan aquabides. menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum, plasma EDTA. Simpan suhu
20-25°C stabil 6 jam, 2-8°C stabil 3 Glukosa = Abs. sampel x Kons.Std (100 mg/dL)
hari, suhu -10°C stabil 1 bulan Abs. standar
GLUKOSA GOD-PAP
LINIERITAS:
500 mg/dl glukosa (27.5 mmol/L), INTERFERENSI:
sampel dengan konsentasi lebih Hemoglobin (>3 g/L), lipemia
tinggi harus diencerkan dengan (trigliserida >1.25g/L), dan Bilirubin
perbandingan 1+1, 1 bagian serum (10 mg/dl) dapat mempengaruhi
dan 1 bagian aquadest, hasil pengukuran.
pengukuran dikalikan 2.
Kekurangan:
❑ Akurasi belum diketahui
❑ Memiliki keterbatasan karena dipengaruhi hematokrit, interferensi
zat lain (vitamin C, lipid dan Hb), suhu, volume kurang.
❑ Strip ini “bukan” untuk menegakkan diagnosis klinis
❑ Hanya untuk “pemantauan” kadar glukosa
POCT GLUKOSA
PRINSIP:
Strip diletakkan pada alat, CARA PEMERIKSAAN:
darah diteteskan pada zona 1. Baterai dimasukkan ke alat dan diaktifkan
reaksi strip, katalisator glukosa 2. Diatur jam, tanggal dan tahun alat
akan mereduksi glukosa dalam 3. Diambil chip kuning dan dimasukkan ke
darah. Intensitas elektron alat, kalibrasi, muncul OK
dihasilkan dalam alat setara 4. Cocokkan chip dengan kode botol
dengan kadar glukosa 5. Ambil 1 strip dan sisipka ke alat hingga
pada layar kedip-kedip
ALAT DAN REAGEN: 6. Tambahkan 1 tetes darah pada jari (tetes
POCT Glukosa, Strip Glukosa kedua) hingga bunyi beep
7. Ditunggu dan hasil akan muncul dilayar
BAHAN PEMERIKSAAN:
LINIERITAS:
Darah kapiler
20 – 500 mg/dL atau 20 – 600 mg/dL
POCT GLUKOSA
KELEBIHAN KEKURANGAN:
1. Hasil cepat, tindakan 1. Presisi dan akurasi kurang baik
dapat segera dilakukan. 2. Kemampuan pengukuran terbatas
2. Mudah digunakan oleh 3. Dipengaruhi: suhu, kelembaban,
siapa saja hematokrit, ada interferensi
3. Volume darah sedikit 4. Pra analitik sulit dikontrol bila
4. Dapat dilakukan bedside bukan orang kompeten
5. Alat kecil, tidak perlu ruang 5. Pemantapan Mutu Internal kurang
khusus diperhatikan
6. Alat mudah dibawah 6. Hasil sulit terdokumentasi,
(portabel) terutama dirumah
STUDI KASUS??? PENGUKURAN TINGGI GLUKOSA
(LIMIT DETECTION)
Dalam Cup kecil diisi
dengan 20 µl NaCl 0,9%
sebagai pengencer.
Hasil Pengukuran:
HI Tambahkan 20 µl darah
pasien & Homogenkan Dilayar = 435 mg/dl
Pengenceran: 1+1 = 2x
Kadar Sebenarnya = 435 x 2
Pasang Stick Glukosa
baru pada Alat
= 870 mg/dl
HI = Diatas
(Nilai Kritis Pasien)
>600 mg/dl
Ukur kadar Glukosa
pasien = Display Kadar
SERUM KONTROL:
Gunakan serum kontrol normal
dan kontrol tinggi (patologis)
NILAI RUJUKAN PROTEIN
SERUM KONTROL:
Gunakan serum kontrol normal Globulin = Total Protein – Albumin
dan kontrol tinggi (patologis)
= ......... g/dL
DETEKSI LIMIT: 1.1 g/dL
NILAI RUJUKAN ALBUMIN
Interferensi:
Bilirubin (>10 mg/dL), lipemia (trigliserida > 7.5 g/L) dan hemoglobin (>2.5 g/L)
dapat mempengaruhi hasil. Obat dan substansi lainnya juga mempengaruhi hasil
BILIRUBIN METODE:
Kolometrik, Diazo Sulfanilat, Endpoint
LINIERITAS:
Kadar AST dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 600 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 300 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 4 U/L • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN AST
LINIERITAS:
Kadar ALT dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 600 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 300 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 4 U/L • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN ALT
LINIERITAS:
Kadar ALP dalam serum dideteksi
sampai 600 U/L. Kadar diatas 800 SUMBER KESALAHAN
U/L dilakukan pengenceran 1+1 • Bahan pemeriksaan hemolisis
dengan NaCl 0,9% dan hasil • Penggunaan panjang
dikalikan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 1200 U/L
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 2 U/L • Reagen Kadaluarsa
• Penggunaan plasma EDTA, EDTA
mengikat kofaktor Zn dalam reaksi
NILAI RUJUKAN ALP
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan Internasional
kelamin Konvensional (U/L) konversi (µKat/L)
IFCC (p- 20 – 50 thn 0,017
nitrofenilfosfat Laki-laki 38 – 94 0,65 – 1,60
buffer AMP 37°C Perempuan 28 – 78 0,47 – 1,33
50 – 60 thn
Laki-laki 42 – 88 0,73 – 1,50
Perempuan 40 – 111 0,68 – 1,89
IFCC (p- 20 – 50 thn 0,017
nitrofenilfosfat Laki-laki 53 – 128 0,90 – 2,18
buffer AMP 30°C Perempuan 42 – 98 0,74 – 1,67
50 – 60 thn
Laki-laki 56 – 119 0,95 – 2,02
Perempuan 53 - 141 0,90 – 2,40
ASAM URAT METODE:
Kolometrik, PAP, Enzimatik, Endpoint
LINIERITAS:
Kadar asam urat dapat dideteksi
hingga 25 mg/dL, jika lebih 25 SUMBER KESALAHAN
mg/dL, dilakukan pengenceran • Bahan pemeriksaan hemolisis
1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan • Penggunaan panjang
hasilnya dengan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai 25 mg/dL
tidak sesuai
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
DETEKSI LIMIT: 0,5 mg/dL • Reagen Kadaluarsa
NILAI RUJUKAN ASAM URAT
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan
kelamin Konvensional konversi Internasional
(mg/dL) (µmol/L)
Enzimatik <12 tahun 2,0 – 5,5 59,48 119 – 327
PAP Dewasa:
Laki-laki 4,4 – 7,6 262 – 452
Perempuan 2,3 – 6,6 137 – 392
Dewasa:
Laki-laki 4,2 – 8,0 250 – 476
Perempuan 3,5 – 7,3 208 – 434
Dewasa:
Laki-laki 3,5 – 7,3 208 – 494
Perempuan 2,2 – 7,7 131 – 458
UREA & BUN
METODE:
❑ Urea merupakan hasil dari Kolometrik, Berthelot, Endpoint
katabolisme protein.
❑ Urea beredar dalam darah PRINSIP:
dan oleh ginjal difiltrasi dan Urea dihidrolisa dengan urease
dibuang dalam urine. menghasilkan amonium dan karbodioksida.
❑ Pemeriksaan urea Ion amonium dengan hipoklorit dan salisilat
menggambarkan terbentuk Indophenol warna hijau. Intensitas
metabolisme protein dan warna diukur pada fotometer 578 nm
fungsi ginjal.
REAKSI:
Urea + 2H2O ---Urease---> 2NH3 + CO2 + H2O2
NH3 + Hipoklorit + Salisilat ---Nitroprusid---> 2,2 dikarboksil Indophenol
UREA BERTHELOT, ENDPOINT
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 578 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum 10 µL
Kit reagen Urea, Standar Urea Reagen Urea 1 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
50,0 mg/dL, Kontrol dan
Campur dan inkubasi selama 5 menit
aquabides, NaCl 0,9%
Reagen Urea 2 250 µL 250 µL 250 µL 250 µL
BAHAN PEMERIKSAAN: Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10 menit
Serum, Plasma heparin/EDTA. suhu ruang 20-25°C. Diukur absorben kontrol dan sampel
Simpan suhu 20-25°C stabil 3 terhadap blanko sampel pada λ = 578 nm.
hari, 2-8°C stabil 5 hari, suhu -
10°C stabil 6 bulan Urea = Abs. sampel x Kons.Std (50,0 mg/dL)
Abs. standar
ASAM URAT (ENDPOINT/PAP)
LINIERITAS:
Kadar BUN dapat dideteksi hingga
170 mg/dL atau Urea 350 mg/dL, jika SUMBER KESALAHAN
lebih 170 mg/dL, dilakukan • Bahan pemeriksaan hemolisis
pengenceran 1+1 dengan NaCl • Penggunaan panjang
0,9% dan kalikan hasilnya dengan 2. gelombang fotometer tidak sesuai
• Aktifitas fisik yang berat dapat
meningkatkan hasil pengukuran
NILAI KRITIS: • Volume reagen dan bahan yang
Diatas nilai BUN 200 mg/dL atau
tidak sesuai
Urea 250 mg/dL
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
• Reagen Kadaluarsa
DETEKSI LIMIT: 0,5 mg/dL
NILAI RUJUKAN UREA
Metode Usia & Jenis Satuan Faktor Satuan
kelamin Konvensional konversi Internasional
(mg/dL) (mmol/L)
Berthelot Urea: 0,357
Kolorimetrik 18 – 60 tahun 10 – 50 3.5 – 17.8
60 – 90 tahun 12 – 55 4.2 – 19.6
> 90 tahun 15 – 56 5.3 – 19.9
BUN:
18 – 60 tahun 6 – 20 2,1 – 7,1
60 – 90 tahun 8 – 23 2,9 – 8,2
> 90 tahun 10 - 31 3,6 – 11,1
KREATININ METODE:
Kinetik 2point Determination, Reaksi
❑ Kreatinin berasal dari Jaffe without Deproteinisasi
metabolisme kreatin otot.
❑ Kreatinin dilepaskan ke dalam PRINSIP:
darah secara konstan, Kreatinin dengan asam pikrat dalam
konsentrasinya terkait massa suasana alkali menghasilkan
otot sesuai variasi umur dan kompleks kreatinin-pikrat berwarna
jenis kelamin kuning jingga. Intensitas warna
❑ Kreatinin dalam darah oleh sesuai kadar kreatinin dan diukur
ginjal difiltrasi dan dibuang pada fotometer λ = 492 nm
dalam urine
❑ Kadar kreatinin pria lebih tinggi REAKSI:
Kreatinin + asam Pikrat --Alkali--> Kompleks
dari wanita
Kreatinin-pikrat
KREATININ JAFFE
ALAT:
Mikropipet 50 µL, 1000 µL, Kuvet CARA PEMERIKSAAN:
bersih, pipet volume, tip kuning, Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
tip biru, waterbath, fotometer λ
= 492 nm Standar - 50 µl - -
Kontrol - - 50 µL -
REAGEN: Serum - - - 50 µL
Kit reagen Albumin BCG,
Standar kreatinin 2,0 mg/dL, Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Kontrol, NaCl 0,9% & aquabides. Campur dan inkubasi 30 detik, diukur absorben
standar, kontrol dan sampel terhadap blanko
reagen pada λ = 492 nm, diukur kembali tepat 2
BAHAN PEMERIKSAAN:
menit.
Serum, plasma heparin/EDTA.
Simpan suhu 20-25°C stabil 4
hari, 2-8°C stabil 7 hari, suhu - Kreatinin = Delta.Abs. sampel x Kons. Std (2.0 mg/dL)
10°C stabil 3 bulan Delta. Abs. standar
= .......g/dL
KREATININ JAFFE
LINIERITAS:
Kadar Total protein dalam serum SUMBER KESALAHAN
dideteksi 25,0 g/dL. Kadar diatas • Bahan pemeriksaan hemolisis
25,0 g/dL dilakukan pengenceran • Penggunaan panjang
1+1 dengan NaCl 0,9% dan hasil gelombang fotometer tidak sesuai
dikalikan 2. • Volume reagen dan bahan
pemeriksaan tidaks sesuai
• Masa inkubasi tidak tepat
NILAI KRITIS:
• Reagen kadaluarsa
Diatas 25,0 mg/dL
PRINSIP:
❑ Trigliserida bentuk Trigliserida dihidrolisis oleh lipase menjadi gliserol
lemak utama yang dan asam lemak, gliserol kemudian diubah
disimpan tubuh menjadi gliserol-3-fosfat oleh gliserokinase.
❑ Trigliserida berasal Gliserol-3-fosfat dioksidasi enzim GPO terbentuk
dari makanan yang
dihidroksi aseton fosfat dan H2O2. H2O2 bereaksi
kita makan dan juga
dengan 4-aminoantipirin dan 4-klorofenol
sintesis
menghasilkan quinonimine berwarna merah.
REAKSI:
Trigliserida ---lipase---> Gliserol + Asam Lemak
Gliserol + ATP ----GK---> Gliserol-3-fosfat + ADP
Gliserol-3-fosfat + O2 ---GPO--> Dihidroksi aseton fosfat + H2O2
H2O2 + 4-aminantipirin + 4-Klorofenol ---POD---> Quinonimine + H2O + HCl
TRIGLISERIDA (ENDPOINT/GPO-PAP)
ALAT:
Mikropipet 10 µL, 1000 µL, CARA PEMERIKSAAN:
Kuvet bersih, pipet volume, tip Pipet Blanko Standar Kontrol Sampel
kuning, tip biru, waterbath,
fotometer λ = 546 nm Standar - 10 µL - -
Kontrol - - 10 µL -
REAGEN: Serum - - - 10 µL
Kit reagen Trigliserida, Standar Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Trigliserida 200 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9% Homogenkan masing-masing, inkubasi selama 10
menit suhu ruang 20-25°C atau 5 menit suhu 37°C.
BAHAN PEMERIKSAAN: Diukur absorben standar, kontrol dan sampel
Serum, Plasma heparin/EDTA. terhadap blanko reagen pada λ = 546 nm.
Simpan suhu 20-25°C stabil 1
hari, 2-8°C stabil 3 hari, suhu - Trigliserida = Abs. sampel x Kons.Std (200mg/dL)
10°C stabil 4 bulan Abs. standar
TRIGLISERIDA (ENDPOINT/GPO-PAP)
LINIERITAS:
Kadar asam urat dapat dideteksi
SUMBER KESALAHAN
• Bahan pemeriksaan hemolisis
hingga 1000 mg/dL, jika lebih 1000
• Penggunaan panjang gelombang
mg/dL, dilakukan pengenceran
fotometer tidak sesuai
1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan
• Aktifitas fisik yang berat dapat
hasilnya dengan 2.
meningkatkan hasil pengukuran
• Volume reagen & bahan yang tidak sesuai
NILAI KRITIS:
• Masa Inkubasi yang tidak tepat.
Diatas nilai 1000 mg/dL
• Reagen Kadaluarsa
DETEKSI LIMIT: 5 mg/dL
ALAT: LINIERITAS:
Mikropipet 500 µL, 10 µL 1000 µL, Kuvet Kadar asam urat dapat dideteksi
bersih, pipet volume, tip kuning, tip hingga 150 mg/dL, jika lebih 150
biru, sentrifuge, Tabung reaksi, mg/dL, dilakukan pengenceran
waterbath, fotometer λ = 546 nm 1+1 dengan NaCl 0,9% dan kalikan
hasilnya dengan 2.
REAGEN:
Kit reagen HDL, reagen kit kolesterol,
Standar Asam Urat 6,0 mg/dL, Kontrol
dan aquabides, NaCl 0,9%
BAHAN PEMERIKSAAN:
Serum, Plasma heparin/EDTA. Simpan
suhu 20-25°C stabil 3 hari, 2-8°C stabil 5
hari, suhu -10°C stabil 3 bulan
HDL KOLESTEROL KOLORIMETRIK
CARA PEMERIKSAAN:
Homogenkan masing-masing, inkubasi
Pipet Kontrol Sampel selama 10 menit suhu ruang 20-25°C atau 5
Serum 500 µl 500 µl menit suhu 37°C. Diukur absorben standar,
kontrol dan sampel terhadap blanko
Reagen HDL 500 µL 500 µL reagen pada λ = 546 nm.
Campur, inkubasi suhu ruang selama 10
menit. Sentrifuge kecepatan 4000 rpm HDL = Abs. sampel x F (320,0)
selama 10 menit, supernatan dipisahkan
untuk diperiksa. Rumus Friedewald Estimasi:
Blanko Kontrol Sampel LDL = Kolesterol – (Trigliserida/5) – HDL
Aquadest 50 µl - - = Koleterol – ((Trigliserida/5)+ HDL-)
Supernt Ktrol - 50 µl - = ........mg/dL
NILAI 25 – 29 tahun
Laki-laki 31 – 63 0,80 – 1,63
Perempuan 37 – 83 0,96 – 2,15
RUJUKAN 30 – 34 tahun
Laki-laki 28 – 63 0,72 – 1,63
HDL Perempuan 36 – 77 0,93 – 1,99
35 – 39 tahun
KOLESTEROL Laki-laki
Perempuan
29 – 62
34 – 82
0,75 – 1,60
0,88 – 2,12
40 – 44 tahun
Laki-laki 27 – 67 0,70 – 1,73
Perempuan 34 – 88 0,88 – 2,28
45 – 49 tahun
Laki-laki 30 – 64 0,78 – 1,66
Perempuan 34 – 87 0,88 – 2,25
50 – 54 tahun
Laki-laki 28 – 63 0,72 – 1,63
Perempuan 37 – 92 0,96 – 2,38
KOLESTEROL LDL METODE:
Kolometrik, Enzimatik Homogenous, Endpoint
Pengenceran 3x = 1 bagian
Serum + 2 bagian NaCl 0,9%
6-7 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah menjelang
akhir pengukuran (10)
sesuai tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar lebih
tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 6-7x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran
Pengenceran 6x = 1 bagian
Serum + 5 bagian NaCl 0,9%
10-15 x PENGUKURAN TIDAK LINIER
❑ Pengukuran tidak linier
terlihat patah menjelang
akhir pengukuran (4-6)
sesuai tanda panah merah.
❑ Artinya = kadar sangat
tinggi
❑ Perlu pengenceran
spesimen serum = 10-15x
❑ Pengukuran ulang dan
dikalikan faktor
pengenceran
RENDAH BATAS
NORMAL
RENDAH!! PENGUKURAN TIDAK LINIER
Glukosa darah
Pengulangan
Pengukuran 1 = 20 mg/dL (rendah) 10 ul + 1000 ul biasa bila
Pemekatan serum 1+1 (2x) kondisi sama
Glukosa 10 ul + 1000 ul diubah menjadi
20 ul + 1000 ul.
Hasil pemekatan didapatkan = 44 mg/dL
Kadar pembanding = 44 mg/dL : 2 Pengulangan
20 ul + 1000 ul pemekatan
= 22 mg/dL
serum, hasil
Jadi kadar = 20 mg/dL terkoreksi dengan
dibagi 2
22 mg/dL (tidak jauh berbeda)
SELESAI
TERIMA KASIH