Ansin Pemasangan Infus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS SINTESIS

TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Sdr. D


DI RUANG TERATAI 2 RSUD KARANGANYAR

Oleh :

Ilham Hutama
NIM : SN 182050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019

LAPORAN ANALISIS SINTESIS

1
TINDAKAN PEMASANGAN INFUS PADA Sdr. D
DI RUANG TERATAI 2 RSUD KARANGANYAR

Hari : Selasa

Tanggal : 9 April 2019

Jam : 16.00

A. Keluhan Utama
Pasien post kecelakaan lalulintas, ku lemah,

B. Diagnosa Medis
CKS

C. Diagnosa Keperawatan
Perdarahan berhubungan dengan trauma.

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan


DS :-.
DO: Pasien tampak lemah, tidak bisa bicara karena ada fraktur di mandibula

E. Dasar Pemikiran
Cidera kepala adalah kerusakan jaringan otak yang diakibatkan oleh adanya
trauma (benturan benda atau serpihan tulang) yang menembus atau merobek
suatu jaringan otak, oleh pengaruh suatu kekuatan atau energy yang
diteruskan ke otak dan akhirnya oleh efek percepatan perlambatan pada otak
yang terbatas pada kompartemen yang kaku. (Brunner dan Suddart, 2008).
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan
otak (Morton, 2012).

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


a. Fase orientasi
1. Memberi salam / menyapa klien
2. Memperkenalkan diri

2
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Menempatkan alat di dekat pasien
7. Mencuci tangan.

b. Fase kerja
1. Membuka set infus dengan mempertahankan kesterilan pada kedua
ujungnya.
2. Memasang klem rol 2-4 cm di bawah bilik drip.
3. Membuka tutup botol cairan dan melakukan desinfektan
4. Menusukkan set infus dan mengisi bilik drip sampai 1/3 atau ½ penuh
5. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang.
6. Menutup klem selang.
7. Mengatur posisi klien dan memilih vena yang tepat.
8. Memasang perlak dan pengalas.
9. Meletakkan torniquet 10-12 cm di atas lokasi penusukan.
10. Menggunakan sarung tangan.
11. Mendesinfektan area yang akan dilakukan penusukan.
12. Melakukan penusukan dengan bevel menghadap ke atas dengan sudut
20-30 derajat.
13. Memastikan iv kateter masuk ke intravena kemudian menarik mandrin
sekitar 0,5 cm.
14. Memasukan iv kateter secara perlahan.
15. Menahan kateter dengan satu tangan kemudian tangan lainnya melepas
torniquet dan menarik mandrin.
16. Menghubungkan dengan selang infus.
17. Membuka klem rol untuk mengalirkan cairan.
18. Melakukan fiksasi kateter iv.
19. Mengatur tetesan infus sesuai program.
20. Mendokumentasi tindakan: tanggal, waktu.

c. Fase terminasi
1. Merapihkan alat dan klien.
2. Mengevaluasi tindakan (menyampaikan hasil pemeriksaan).
3. Berpamitan.
4. Mencuci tangan.

G. Analisis Tindakan

3
Tindakan Pemasangan infus merupakan tindakan yang dilakukan pada klien yang
memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan
infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan
atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kesterilan mengingat
langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui
infuse dengan memasukkan ke dalam vena ( pembuluh darah pasien )
diantaranya vena lengan ( vena safalika basilica dan mediana kubiti ), pada
tungkai (vena safena ), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena
temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse
pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan
pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah,
sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu. Tujuan dari tindakan pemasangan infus adalah memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit (Kusyati, Eni., dkk. 2009, Keterampilan
dan Prosedur Keperawatan Dasar).

H. Bahaya dilakukannya tindakan


Adapun bahaya dan komplikasi dari tindakan pemasangan infus adalah :
1. Flebitis
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia
maupun mekanik. Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah
yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau
sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang
vena, dan pembengkakanInfiltrasi.
2. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling
tempat pungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan
(akibat peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi
yang menurun) di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan
kecepatan aliran secara nyata.
3. Iritasi Vena
Iritasi vena merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri selama diinfus,
kemerahan pada kulit di atas area insersi

(Rohani, 2016. Jurnal Ilmiah Widia Volume 4 No.1)

I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan

NIC;
Bleeding precautions

4
Tindakan:

1. Memonitor ketat tanda-tanda perdarahan


2. Mencatat nilai hb dan ht sebelum dan sesudah terjadinya perdarahan.
3. Memonitor nilai PT,PTT, Trombosit.

NIC:
Bleeding reduction
Tindakan:

1. Mengidentifikasi penyebab perdarahan.


2. Memonitor cairan masuk dan cairan keluar.
3. Mempertahankan patensi iv line

NIC:
Bleeding reductiontion : gastrointestinal
Tindakan:

1. Mengobservasi adanya darah dalam sekresi cairan tubuh : residu lambung,


urin, emesis.
2. Mengkolaborasi untuk pemasangan ngt dan monitor sekresi dan
perdarahan lambung
3. Mengkolaborasi untuk pemberian cairan intravena.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S:-
O: Ku lemah, pasien hanya berbaring di tempat tidur dan tidak bisa bicara
karena ada fraktur madmandibula TTV : TD: 120/68 mmHg,N: 98
x/menit, RR: 24 x/menit, SpO2: 96%, S: 36,70C,
A: Masih terjadi perdaraha
P: lanjutkan intervensi
Bleeding reductiontion : gastrointestinal

5
K. Evaluasi diri
Dalam tindakan pemasangan infus harus diperhatikan prinsip kesterilan, ketenangan
dan kesabaran,mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah.
Dalam melakukan tindakan pemasangan infus sudah sesuao dengan SOP
yang ada.

L. Daftar Pustaka
1. Amin Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
2. Brunner dan Sudart, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta ; EGC.
3. Kusyati, Eni., dkk. 2009. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan
Dasar. Semarang: Kilar Press.
4. Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis
Keperawatan. Jakarta: EGC. 9
5. Rohani, 2015. Jurnal Ilmiah Widia Volume 4 No.1.Hubungan Lama
Pemasangan Infus Dengan TerjadinyaPlebitis Di Rs Husada Jakarta.

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Ilham Hutama) (Anita Setyorini S.Kep. Ns )


NIM: SN 182050

Anda mungkin juga menyukai