Identifikasi Masalah

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

1.

Identifikasi Masalah

Masalah-masalah yang dirasakan muncul dalam pembelajaran perlu diidentifikasi dan ditetapkan
kelayakanya dan kepentinganya untuk dipecahkan terlebih dahulu. Pada tahap ini yang paling penting
adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai masalah aktual yang dialami dalam pembelajaran
atau masalah lain yang terkait dengan manajemen kelas, iklim belajar, proses pembelajaran, sumber
belajar, dan pengembangan diri peserta didik. Permasalahan aktual tersebut kemudian dijabarkan ke
dalam topik-topik yang lebih oprasional. Prosedur inilah yang disebut dengan tahap identifikasi masalah.

Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah PTK sebagai berikut:

1. Masalah yang akan dijadikan topik PTK benar-benar muncul dalam pembelajaran.

2. Penting dan bermanfaat untuk memecahkan masalah dan meningkatkan mutu pembelajaran.

3. Adanya alasan rasional, logis, dan sistematis yang mendasari perlunya penelitian tersebut dilakukan.

4. Masalah tersebut riil dan problematika yang memerlukan pemecahan dengan segera.

5. Masalah tersebut berada dalam jangkauan tugas guru yang dapat dihadapi secara proposional dan
profesional.

Memperhatikan kriteria di atas, lakukan identifikasi masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tuliskan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran yang perlu diperhatikan agar tidak
menimbulkan dampak negatif yang tidak diharapkan.

2. Tuliskan semua masalah yang dirasakan dan dihadapi dalam pembelajaran.

3. Pilah dan kelompokan masalah yang yang sesuai dengan jenisnya, catat jumlah peserta didik yang
mengalaminya, dan frekuensi timbulnya masalah.

4. Urutkan masalah yang sesuai dengan kepentinganya untuk dipecahkan dan ditindak lanjuti.

5. Pilih dan tetapkan masalah yang paling penting dan mendesak untuk dipecahkan. Masalah yang
terpilih inilah yang merupakan cikal bakal PTK, untuk menciptakan perbaikan berkesinambungan.

Berikut adalah contoh bagaimana cara mengidentifikasi masalah (Kardiawarman: 2007)

1. Selama guru mengajar, apakah guru merasa puas dengan hasil yang dicapai siswa?

2. Apabila guru memberikan soal latihan atau tugas pekerjaan rumah, apakah guru merasa berhasil
dalam melaksanakan proses pembelajaran?

3. Pada saat bertanya di depan kelas kepada seluruh siswa, apakah semua siswa antusias untuk
menjawab pertanyaan guru?
4. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, apakah guru merasa yakin bahwa semua siswa
memperhatikan dan memahami apa yang sedang dibahas atau dipelajari?

5. Pada saat guru sedang menerangkan apakah semua siswa selalu memperhatikan penjelasan guru?

6. Apabila guru memberi ulangan harian/tes formatif/tes sumatif, apakah secara keseluruhan prestasi
siswa sangat memuaskan?

7. Pada saat pembelajaran berlangsung dan guru memberi kesempatan bertanya pada semua siswa,
apakah semua siswa antusias untuk bertanya?

8. Apabila semua siswa dalam kelas mengikuti pembelajaran melalui diskusi kelompok, apakah setiap
siswa terlibat secara aktif dalam kelompok?

9. Pernahkah guru merasakan bahwa siswa yang aktif bertanya dan aktif menjawab pertanyaan guru
hanya segelintir siswa dan hanya siswa itu-itu lagi yang aktif?

10. Pernahkah guru mengamati siswa yang mengantuk ketika proses pembelajaran sedang berlangsung?

11. Apakah dalam setiap proses pembelajaran aktifitas siswa cukup tinggi?

12. Apakah motivasi siswa dalam mengikuti setiap proses pembelajaran cukup tinggi?

13. Apakah siswa di dalam kelas yang selalu menjadi “trouble maker” atau pembuat keonaran?

Selanjutnya masalah tersebut perlu dikaji kelayakanya, signifikansi, dan kontribusinya terhadap proses
maupun hasil pembelajaran.

Identifikasi masalah dapat anda lakukan dengan mengkaji hasil belajar siswa, mengingat kembali poses
pembelajaran, melihat catatan harian yang anda buat pada akhir pembelajaran atau mungkin bertanya
pada siswa atau teman sejawat, bahkan kita apat berkolaborasi dengan dosen dari lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK), cara yang ditempuh mungkin sangat beragam tergantung keyakinan diri
sendiri berdasarkan masalah yang dihadapi.

Jika masalah sudah ditemukan maka, gunakanlah kriteria berikut untuk menguji apakah masalah yang
dihadapi layak untuk diatasi melalui PTK (Abimanyu, Tim Pelatih Proyek PGSM)

1. Jangan memilih masalah yang tidak anda kuasai

2. Ambilah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas

3. Pilihlah masalah yang dirasa penting

4. Usahakan dapat dikerjakan secara kolaboratif

Contoh 3.2
Ketika pak Diki menjelaskan sifat-sifat benda dalam pelajaran IPA di kelas III SD, sisa banyak mengantuk
dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru. Kemudian, ketika guru bertanya apakah siswa sudah
mengerti, tidak seorang siswa pun yang menjawab. Keadaan ini telah terjadi berulang kali, hampir setiap
pelajaran IPA. Akibatnya, pada setiap ulangan, skor yang diperoeh siswa selalu rendah.

2.Identifikasi Masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Mengidentifikasi masalah dalam penelitian kelas seperti halnya kita menemukan masalah kemudian
menentukan solusi untuk memecahkan maslah tersebut.

Berikut adalah langkah mengidentifikasi masalah dalam penelitian tindakan kelas.

1. Kemukakanlah masalah-masalah yang dihadapi ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar.


Masalah yang berkaitan dengan penggunaan media, strategi, model, sistem penilaian, implementasi
kurikulum dan sebagainya.

2. Analisis masalah. Setelah menemukan masalah dalam kegiatan belajar mengajar langkah selanjutnya
adalah menganalisis masalah-masalah tersebut. Ada dua langkah dalam langkah ini yaitu

a. Pilih salah satu masalah yang menurut anda paling mendesak/urgent untuk segera diatasi.

b. Berikan alasan mengapa masalah tersebut penting untuk segera dicarikan pemecahannya.

3. Menetapkan akar penyebab masalah

Setelah menentukan satu masalah melalui kegiatan analisis masalah. Ungkapkan penyebab masalah
tersebut terjadi, dari sisi guru, siswa, kegiatan belajar mengajar sampai pada fasilitas pembelajaran.

4. Solusi pemecahan masalah.


Masalah yang telah ditetapkan tersebut kemudian dicari solusi penyebabnya. Dalam langkah ini peneliti
menentukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Formulasi hipotesis tindakan

Setelah menemukan solusi pemecahan masalah, kemudian langkah selanjutnya adalah merancang
(memformulasikan) tindakan. Berikut contoh perencanaan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan
kelas (PTK).

a. Membuat perencanaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran slide and slide

b. Merancang dan mengembangkan skenario pembelajaran sesuai perencanaan.

c. Membuat RPP sesuai skenario pembelajaran yang ada.

d. Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.

e. Membuat alat pengumpul data seperti lembar observasi, angket, wawancara dan lain sebagainya.

6. Langkah terakhir adalah menentukan judul penelitian (PTK) tersebut.

Langkah – Langkah Tindakah Dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

A. Kajian Konseptual Teoritis Tentang Langkah – Langkah Tindakan


Mengacu kepada penelitian induknya, yaitu penelitian tindakan sebagaimana yang dikemukakan oleh
Cohen dan Manion (1980) serta Winter (1989), maka secara konseptual teoritis, ada beberapa langkah
penelitian tindakan kelas, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah

Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini, yakni mengidentifikasi dan merumuskan masalah, lebih
dahulu disajikan uraian tentang ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan kelas. Ini penting agar
dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi lebih focus pada objek penelitian yang akan
diteliti.

Ruang lingkup masalah

Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah perilaku penelitinya yaitu guru, perilaku orang lain
yaitu siswa, atau merubah kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek tersebut. Singkatnya, penelitian
tindakan kelas dilakukan untuk meningkatkan kualitas keseluruhan praktik pembelajaran dalam situasi
nyata.

Identifikasi masalah

Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan identifikasi oleh guru sendiri sebagai peneliti, meskipun
dapat juga dilakukan dengan bantuan seorang fasilitator, supaya merasa betul – betul terlibat dalam
proses penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan dalam penerapan model
pembelajaran, penggunaan metode, penggunaan alat peraga, rendahnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran, kreativitas belajar siswa, dan sebagainya. Pendek kata, masalahnnya berupa kesenjangan
antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.

Perumusan masalah

Masalah – masalah dalam penelitian tindakan kelas hendaknya dideskripsikan dengan jelas agar
perumusan masalahnya dapat dibuat secara jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus
mengandung deskripsi secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaan
yang diinginkan.
2. Menganalisis Masalah

Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi – dimensi penting yang ada dalam masalah
itu dan untuk memberikan penekanan secara lebih jelas. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis
kegiatan, tergantung kepada tingkat kesulitan yang ditunjukkan dalam perumusan masalah. Di antara
analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis sebab – akibat tentang kesulitan yang dihadapi,
pemeriksaan asumsi yang dibuat, kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data
pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah cara pandang individu yang terlibat
dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan analisis masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi
dengan teman sejawat, dengan fasilitator peneliti dari perguruan tinggi kependidikan, dan juga kajian
pustaka yang relevan.

3. Merumuskan Hipotesis Tindakan Kelas

Dalam penelitian tindakan kelas, rumusan hipotesisnya bukan hipotesis tentang perbedaan atau
hubungan antarvariabel, melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan
yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

4. Merumuskan Rencana Tindakan

Dalam merumuskan rencana tindakan hendaknya memuat informasi sebagai berikut :

a) Apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan terpecahnya masalah yang telah
dirumuskan.

b) Alat – alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data.

c) Rencana perekaman atau pencatatan data dan pengolahannya.


d) Rencana untuk melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasilnya.

5. Melaksanakan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang direncanakan hendaknya bersifat fleksibel untuk mencapai perbaikan yang
diinginkan. Pada saat tindakan dilaksanakan inilah pengumpulan data dilakukan. Data yang dikumpulkan
mencakup semua yang dilakukan, pengaruh tindakan terhadap peserta penelitian, pola interaksi yang
terjadi, dan proses yang berlangsung.

6. Menganalisis dan Memaknai Data

Isi semua catatan atau rekaman data hendaknya dicermati untuk dijadikan landasan melakukan refleksi.
Di sini peneliti harus membandingkan berbagai isi catatan atau rekaman agar dapat menentukan suatu
temuan yang relative valid dan reliable. Dengan perbandingan ini, unsur kesubjektifan dapat dikurangi.
Penggolongan dapat dilakukan juga untuk dapat menyimpulkan dan memberikan pemaknaan data.

Data yang diperoleh melalui tes akan sangat membantu untuk menentukan adanya perbaikan yang
diinginkan. Semua yang terjadi, baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis
untuk menentukan apakah ada perubahan kea rah perbaikan atau peningkatan kualitas di segala aspek
praktik dalam situasi yang terkait dengan kegiatan pembelajaran. Hasil data dapat disajikan secara
kualitatif deskriptif.

7. Membuat Laporan Hasil

Hasil analisis data dilanjutkan dengan penyusunan laporan. Laporan hendaknya mencakup ulasan
lengkap tentang pelaksanaan tindakan sesuai dengan yang telah direncanakan, pelaksanaan
pemantauannya, dan perubahan atau peningkatan kualitas yang terjadi sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan.

B. Langkah – Langkah Praktis Tindakan Kelas


Berdasarkan kajian konseptual – teoritis tentang langkah – langkah penelitian tindakan kelas
sebagaimana dipaparkan di atas, berikut ini dapat disajikan langkah – langkah praktis tindakan dalam
penelitian tindakan kelas yang seharusnya dilakukan oleh guru. Adapun langkah – langkah tindakan
praktis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan

Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya merupakan kegiatan menyusun rencana
tindakan yang di dalamnya mengandung penjelasan tentang What (siapa), Why (mengapa), When
(kapan), Where (dimana), Who (oeleh siapa), dan How (bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan.
Langkah ini seringkali dikenal dengan langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W & 1H”.

Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang seharusnya dilakukan, yaitu sebagai
berikut ini :

a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah yang akan diteliti harus sesuatu kegiatan
pembelajaran yang benar – benar factual terjadi di kelas, memang penting untuk diteliti dan bermanfaat
bagi peningkatan kualitas pembelajaran, dan guru mampu melaksanakannya.

b) Merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan. Di sini harus tampak jelas
uraian bahwa ada sesuatu yang memang penting untuk diteliti, diperbaiki, dan ditingkatkan kualitasnya.

c) Merumuskan masalah penelitian secara jelas. Rumusan masalah ini biasanya dalam bentuk kalimat
tanya, tetapi bisa juga dalam kalimat pernyataan.

d) Menetapkan cara – cara yang akan dilakukan untuk melakukan tindakan. Ini biasanya dikenal
dengan merumuskan hipotesis tindakan.

2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas biasanya jarang yang berhasil mencapai
batas ketuntasan belajar hanya dalam satu siklus saja. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas
dilakukan secara bersiklus, yakni lebih dari satu siklus, bisa dua atau tiga siklus atau bahkan lebih.

3. Observasi

Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi itu dilakukan
pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan observasi
terhadap tindakan yang dilakukannya sendiri, mencatat hal – hal yang dipandang penting, dan hambatan
– hambatan yang dialami selama melakukan tindakan.

Observasi dilakukan terhadap proses tindakan dan dampaknya terhadap perbaikan proses pembelajaran
maupun hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui observasi itu dapat berupa data kuantitatif,
seperti : hasil pertanyaan kuis, hasil presentasi, hasil PR, hasil tes, dan sejenisnya. Selain itu dapat juga
berupa data kualitatif, seperti motivasi belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok,
kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban siswa ketika menjawab
pertanyaan guru, dan sejenisnya.

Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan
menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah
observasi. Berdasarkan data yang ada, guru sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan
keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui evaluasi dalam refleksi ini juga akan
ditemukan kelemahan – kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk
kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai