Hiperemi Pulpa
Hiperemi Pulpa
Hiperemi Pulpa
Di Susun Oleh :
Kelompok II (DUA)
ELMA SRIGAWE
NOVITA
RAISA WAHYUNI
NUR SAKINAH
NURFADILAH ZAINAL
NUR FARIDAH
NURMINA
NUR ANNISAH
RISMAYANTI
LASURU
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HIPEREMIA PULPA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konservasi
Lanjutan. Makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak yang
ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu Penulis. Maka pada kesempatan ini
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. TIM Konservasi lanjutan, Dosen pengajar Konservasi Lanjutan.
2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa materil
maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah
ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah membantu dan
kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuannya. Amiin..
Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,
kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.
Namun sebagian besar orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan.
Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang
kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut Tidak hanya sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi
mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting
dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena
banyak penyakit umum. Diantaranya karies gigi.
Penyakit jaringan keras gigi disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang
diragikan. Ditandai proses demineralisasi diikuti kerusakan unsur-unsur organik. Proses kronis,
progresif dengan larutnya email disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial kemudian
destruksi komponen organik akhirnya menjadi kavitas. Permukaan gigi yang rawan karies adalah
Pit dan fissure oklusal, daerah interproksimal, daerah servikal dan tepi restorasi tidak rata
Faktor utama penyebab karies gigi (Keyes 1962) yaitu gigi dan ludah sebagai; bakteri dan
makanan. Adapun Karies menurut jaringan yang terkena yaitu karies mencapai email, karies
mencapai dentin dan karies mencapai pulpa. Dari ketiga kasus karies menurut jaringan yang
terkena penulis tertarik membahas kasus Karies mencapai Dentin pada makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas bisa di rumuskan masalah yang akan di bahas
yaitu :
Bagaimana Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Klinik pada Kasus Karies
mencapai dentin atau Hiperemia Pulpa?
C. Manfaat penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut para mahasiswa di lingkungan fakultas masing-masing.
2. Bagi populasi pembaca
Penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang
terkait dengan bagaimana pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di klinik pada kasus
Hiperemia pulpa
3. Bagi penulis
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Hiperemia pulpa, penulisan
makalah ini juga untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
termasuk keehatan gigi dan mulut bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan Subyektif
Pemeriksaan subyektif adalah pemeriksaan berdasarkan atas keluhan penderita. Untuk
memperoleh suatu riwayat dalam bentuk wawancara, maka hendaklah pemeriksa dan
penderita mempunyai kesamaan bahasa. Bahasa yang digunakan adalah yang mudah dan
sederhana sehingga dapat dimengerti oleh penderita. Pemeriksaan harus dapat
mengembangkan suatu situasi guna perekaman wawancara dengan baik.
Pasien ditanya apakah pernah memeriksakan giginya, apakah ada komplikasi pada
waktu pencabutan. Hal ini dapat memberikan ramalan – ramalan penyembuhan atau
tindakan yang akan diberikan dan ini sangat berharga untuk informasi diagnostic.
Yang perlu diingat mengenai perawatan masa lampau, jangan diarahkan bahwa
penderita merupakan korban dari yang merawat masa lampau.
Untuk PMH ditanyakan mengenai riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita,
missal penyakit jantung, diabetes mellitus, hepatitis, alergi dll.
4. Family History (FH)
Yang harus ditanyakan keadaan kesehatan umum keluarga adalah apakah ada
riwayat penyakit mental, sebab-sebab kematian dari orang tua, riwayat penyakit
sistemik keluarga, riwayat masalah-masalah gigi keluarga.
5. Personal dan Social History
Ditanyakan mengenai status perkawinan, kesehatan dari pasangannya,
mengandung/tidak. Juga ditanyakan kebiasaan-kebiasaan jelek penderita terutama
yang berhubungan dengan kondisi giginya.
Contoh :
1. Rasa sakit yang mungkin dijelaskan dengan menetap, sangat sakit pada waktu malam,
lebih sakit sesudah makan atau gigi peka terhadap panas/dingin dapat membantu
menetapkan diagnosis dengan menunjukkan apakah itu berasal dari inflamasi jaringan
pulpa atau jaringan periapikal.
2. Lama rasa sakit, sakit yang hanya dirasakan pada waktu gigi dirangsang biasanya
menunjukkan pulpitis reversibel. Sakit yang terus menerus menunjukkan pulpa yang
ireversibel
B. Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan obyektif adalah pemeriksaan yang dilakukan operator pada obyek dengan
keadaan-keadaan sebagaimana adanya, tidak ada pengaruh perasaan. Tujuan pemeriksaan
obyektif adalah untuk mengidentifikasikan kelainan yang ada pada gigi dan mulut.