RMK AMDAL Solok PDF
RMK AMDAL Solok PDF
RMK AMDAL Solok PDF
KATA PENGANTAR
Berdasarkan atas muatan Surat Perjanjian antara Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok dengan PT.
GAMA MULTI USAHA MANDIRI Nomor : 620/137 KPA-AMDAL/PUK-2013 tanggal 20 Mei 2013, maka
diantara pelaporan pekerjaan adalah RENCANA MUTU KONTRAK (RMK).
Rencana Mutu Kontrak (RMK) merupakan salah satu syarat kerja dari penyedia jasa (konsultan) yang
harus dipenuhi dan dijadikan acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan. Muatan dari laporan diantaranya
penjelasan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagaimana lingkup pekerjaan dan jadwal pelaksanaan
dengan tujuan sebagai alat kontrol kemajuan dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan. Lebih jauh, juga
merupakan tolok ukur kinerja penyedia jasa.
Demikian laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) ini disampaikan, dengan harapan dapat memenuhi
tujuan yang diharapkan.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1. Kompilasi Prosedur Kerja Pengambilan Conto (Sample) Kualitas Udara V–2
Tabel 5.2. Kompilasi Lokasi Conto (Sample) Kualitas Udara V–2
Tabel 5.3. Kompilasi Parameter Pemeriksaan Kualitas Fisika-Kimia-Mikrobiologi Air V–3
Permukaan
Tabel 5.4. Kompilasi Parameter Pemeriksaan dan Kriteria Penilaian Fisika – Kimia Tanah V–5
di Lahan Kering
Tabel 5.5. Kompilasi Kriteria Tingkat Bahaya Erosi (Departemen Kehutanan Tahun 1985) V–6
Tabel 5.6. Kompilasi Kriteria Baku Kerusakan Tanah di Lahan Kering V–6
Tabel 5.7. Kompilasi Kriteria Kemantapan Tegakan V–8
Tabel 5.8. Kompilasi Kategori Kondisi Perairan Menurut Kriteria Indeks Diversitas Lee V – 14
(1986)
Tabel 6.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Studi AMDAL Kabupaten Solok VI – 2
Tabel 6.2. Jadwal Penyerahan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Studi VI – 4
AMDAL Kabupaten Solok
Tabel 6.3. Jadwal Penugasan Personil Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Studi AMDAL VI – 5
Kabupaten Solok
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam upaya menunjang pembangunan Propinsi Sumatera Barat pada masa akan datang seiring era
globalisasi ekonomi, elemen penting yang harus dipenuhi diantaranya peningkatan infrastruktur berupa
prasarana jalan. Hal ini disebabkan ketersediaan prasarana jalan yang memadai akan mempermudah
akses moda transportasi antar daerah, baik dari segi waktu, biaya ataupun pengurangan resiko.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2011-2015 telah
merumuskan 8 (delapan) agenda pembangunan yang diantaranya penanggulangan kemiskinan dan
ketertinggalan. Kebijakan dan strategi yang dikembangkan untuk penanggulangan masalah kemiskinan
dan ketertinggalan daerah adalah percepatan pembangunan daerah tertinggal dan juga terisolir dengan
memprioritaskan pembangunan infrastruktur utama berupa jalan poros, jembatan, irigasi, pasar serta
infrastruktur lainnya dengan dukungan kebijakan anggaran dan pembangunan pro poor dan pro job.
Hingga saat ini, prasarana jalan untuk menghubungkan antar pemukiman di wilayah Kabupaten Solok
masih banyak berupa jalan tanah. Kondisi demikian mengakibatkan waktu tempuh masyarakat antar
permukiman lebih lama, sehingga biaya perjalanan menjadi tinggi. Karena keterbatasan aksesibilitas,
perekonomian masyarakat yang berada di daerah hinterland Kabupaten Solok juga sulit berkembang.
Sehubungan dengan faktor pembatas di atas, Pemerintah Kabupaten Solok melalui Dinas Pekerjaan
Umum merencanakan pembangunan beberapa ruas jalan sebagai berikut.
Jika memperhatikan peta Kawasan Hutan Kabupaten Solok, maka secara keseluruhan ruas jalan yang
dimaksud berada pada bagian kawasan Hutan Lindung. Lokasi rencana kegiatan dapat dilihat pada
Gambar 1 hingga Gambar 6.
Sehubungan dengan keberadaan beberapa trase ruas jalan dimaksud pada bagian kawasan Hutan
Lindung dan memperhatikan pula muatan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012,
maka bagi rencana kegiatan perlu dilakukan kajian dampak lingkungan secara cermat dan mendalam
berupa studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
1.2.1. Maksud
Adapun maksud penyusunan studi AMDAL bagi rencana pembangunan beberapa ruas jalan di wilayah
Kabupaten Solok, diantaranya sebagai berikut.
1.2.2. Tujuan
Untuk memperoleh pedoman pengelolaan lingkungan yang akan menjadi acuan pelaksanaan rencana
kegiatan selanjutnya, sehingga dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan peluang dari dampak
yang terjadi terhadap lingkungan hidup.
Sasaran mutu kegiatan yang menjai muatan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dapat pula dikemukakan
sebagai berikut.
1. Agar pekerjaan penyusunan studi AMDAL dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan
dengan kualitas sebagaimana yang tertuang di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Untuk mempermudah dalam pengendalian dan pengawasan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan, sehingga masalah-masalah yang akan timbul dapat teridentifikasi sedini mungkin dalam
Rencana Mutu Kontrak (RMK).
3. Hasil dari kegiatan dapat dicapai secara maksimal sesuai yang diharapkan oleh pengguna jasa dan
sesuai dengan standar mutu pekerjaan yang disyaratkan oleh pemerintah.
Agar sasaran mutu kegiatan dapat dicapai, maka perlu dilakukan kontrol dan pengawasan terhadap
masing-masing aspek pekerjaan di bawah ini.
# Melakukan kontrol pekerjaan terhadap personil – tenaga ahli dan tenaga pendukung, metode kerja,
peralatan (kantor dan lapangan) dan berbagai diskusi yang diperlukan.
# Melakukan inspeksi dan uji bersama antara pihak pengguna jasa dan penyedia jasa.
# Melakukan koreksi dan kaji ulang.
BAB II
URAIAN RENCANA KEGIATAN
Nama kegiatan adalah penyusunan studi AMDAL bagi rencana pembangunan beberapa ruas jalan di
wilayah Kabupaten Solok.
Dana untuk pelaksanaan pekerjaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Solok Tahun 2013.
Secara administrasi, lokasi pekerjaan penyusunan studi AMDAL di Kabupaten Solok meliputi beberapa
wilayah Nagari dan Kecamatan sebagai berikut.
1. Rencana pembangunan ruas jalan Sumiso – Sariak Laweh (25,60 Km) berada di wilayah Nagari
Tanjuang Balik Sumiso, Kecamatan Tigo Lurah.
2. Rencana pembangunan ruas jalan Garabak Data – Rangkiang Luluih (14,30 Km) berada di wilayah
Nagari Garabak Data dan Rangkiang Luluih, Kecamatan Tigo Lurah.
3. Rencana pembangunan ruas jalan Surian – Lubuak Rasam (16,30 Km) berada di wilayah Nagari
Surian, Kecamatan Pantai Cermin.
4. Rencana pembangunan ruas jalan Lubuak Tareh – Banai (2,90 Km) berada pada wilayah Nagari
Garabak Data (Kecamatan Tigo Lurah).
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf Bab II hal - 1
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
5. Rencana pembangunan ruas jalan Kapujan – Rimbo Data (16,40 Km) berada pada wilayah Nagari
Kapujan (Kecamatan Tigo Lurah) dan Nagari Rimbo Data (Kecamatan Alahan Panjang).
Sebagaimana muatan KAK pekerjaan, lingkup kegiatan yang akan dipenuhi oleh penyedia jasa dalam
hal penyusunan AMDAL di Kabupaten Solok dikemukakan sebagai berikut.
1. Melaksanakan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk kelancaran pekerjaan dan memenuhi
kebutuhan data yang diperlukan.
2. Melakukan konsultasi publik – sosialisasi AMDAL sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku
dalam proses penyusunan studi AMDAL.
3. Melakukan observasi lapangan untuk penyusunan Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (KA ANDAL).
4. Melakukan penyusunan dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(KA ANDAL) sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
5. Melakukan kegiatan survai lapangan untuk mendapatkan data primer dan juga data sekunder yang
dibutuhkan sesuai pelingkupan pada KA ANDAL.
6. Melakukan penyusunan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dan juga
Ringkasan Eksekutif sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
7. Melakukan presentasi hasil pekerjaan pada Tim Teknis dan juga Komisi Penilai AMDAL Kabupaten
Solok untuk memperoleh masukan guna proses penetapan dan Izin Lingkungan.
Sehubungan pekerjaan penyusunan AMDAL, juga akan dilaksanakan pembahasan ataupun asistensi
pada beberapa instansi berikut.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok untuk mendapatkan berbagai masukan teknis sebelum
pembahasan AMDAL (KA ANDAL atau ANDAL, RKL dan RPL) dilakukan pada Kantor Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Solok.
# Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Solok untuk penetapan hasil
pekerjaan AMDAL dan Izin Lingkungan dari Bupati sesuai kewenangan yang berlaku.
Fasilitas yang disediakan pengguna jasa meliputi berbagai Laporan dan Data Perencanaan Teknis
(Detail Engineering Design – DED) dari setiap rencana pembangunan ruas jalan.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok akan mengangkat staf yang bertindak sebagai Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan juga Pengawas selama pekerjaan jasa konsultansi untuk
penyusunan AMDAL.
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang digunakan
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Berbagai komponen rencana kegiatan yang akan dilaksanakan berpeluang menimbulkan dampak pada
komponen lingkungan hidup. Untuk itu, seluruh komponen – aspek rencana kegiatan (sumber dampak)
harus ditelaah dan merupakan substansi utama AMDAL. Komponen rencana kegiatan yang dimaksud
meliputi Tahap Pra-Konstruksi, Tahap Konstruksi dan Tahap Pasca Konstruksi.
Survai Investigasi
Pembebasan Lahan
B. Tahap Konstruksi
1. Persiapan
Mobilisasi Material
2. Pelaksanaan
Pembersihan Lahan
Pengaspalan
Pengoperasian Jalan
Pemeliharaan Jalan
A. Komponen Fisik-Kimia
1. Iklim
2. Fisiografi
Geomorfologi
Geologi
3. Kualitas Udara
Kandungan Debu
Tingkat Kebisingan
4. Hidrologi
Debit Pengaliran
Pelumpuran
Kualitas Tanah
Kawasan Lindung
B. Komponen Biologi
Flora Darat
Fauna Darat
1. Kependudukan
Kepadatan Penduduk
Angkatan Kerja
2. Sosial Ekonomi
Tingkat Pendapatan
3. Sosial Budaya
4. Kesehatan Masyarakat
Prasarana Perekonomian
Prasarana Pendidikan
Sarana Peribadatan
Prasarana Jalan
Lalu Lintas
2.7. PELAPORAN
Penyedia jasa berkewajiban untuk menyampaikan beberapa laporan berikut secara periodik selama
masa masa kontrak.
Memuat rencana kerja penyusunan studi AMDAL sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kaidah
yang berlaku sesuai peraturan perundang-undangan. Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap
diajukan dan dipresentasikan sebelum pekerjaan dimulai.
B. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi kemajuan pekerjaan selama 4 (empat) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) diterbitkan, dengan muatan sebagai berikut.
Metodologi dan pendekatan studi yang diterapkan bagi penyusunan AMDAL setiap ruas jalan
Laporan Pendahuluan dengan jumlah sebanyak 5 (lima) eksemplar harus diserahkan selambat-
lambatnya 4 (empat) minggu setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
C. Laporan Bulanan
Laporan ini berisi kemajuan pekerjaan penyusunan AMDAL setiap bulan berjalan, dengan muatan
sebagai berikut.
1. Konsep KA ANDAL
Konsep dari Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) yang sudah siap
dipresentasikan pada Tim Teknis Penilai AMDAL Kabupaten Solok dengan jumlah sebanyak 5
(lima) eksemplar untuk setiap ruas jalan, harus diserahkan paling lambat 75 (tujuh puluh lima)
hari kelender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Laporan akhir Kerangka Acuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) yang telah
selesai diperbaiki sesuai hasil pembahasan pada Tim Teknis Penilai AMDAL Kabupaten Solok
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar bagi setiap ruas jalan, diserahkan paling lambat 90 (sembilan
puluh) hari kelender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Laporan konsep ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif sebanyak 5 (lima) eksemplar dari
setiap ruas jalan harus diserahkan paling lambat 135 (seratus tiga puluh lima) hari kelender
setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Laporan ini sudah siap untuk dipresentasikan pada Tim Teknis sekaligus Komisi Penilai AMDAL
Kabupaten Solok serta akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Kantor Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Solok untuk memperoleh penetapan dan juga
penerbitan Izin Lingkungan.
Laporan akhir ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif dari setiap ruas jalan yang telah
diperbaiki sesuai masukan Tim Teknis dan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Solok sebanyak
10 (sepuluh) eksemplar harus harus diserahkan paling lambat akhir bulan ke enam atau 180
(seratus delapan puluh) hari kelender setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan.
Laporan dokumen lingkungan ini diserahkan dalam bentuk softfile yang tersimpan dalam CD
(compact disc) sebanyak 3 (tiga) salinan untuk masing-masing ruas jalan.
Format atau sistimatika penyusunan studi AMDAL bagi rencana pembangunan beberapa ruas jalan di
wilayah Kabupaten Solok mengacu muatan dari Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16
Tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
BAB III
ORGANISASI PEKERJAAN
Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan merupakan kesatuan beberapa unsur dalam kerangka manajemen
pelakasanaan pekerjaan secara keseluruhan. Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan juga ditentukan oleh
metode koordinasi, baik internal maupun eksternal selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
A. Hubungan Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan, hubungan kerja yang terjalin antara pengguna jasa sebagai pemilik
pekerjaan dengan penyedia jasa diantaranya sebagai berikut.
B. Hubungan Pengawasan
Hubungan pengawasan adalah hubungan antara 2 (dua) pihak di dalam suatu kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh satu pihak sebagai pengguna jasa (pemilik pekerjaan)
terhadap pihak lain sebagai penyedia jasa (penerima tugas pekerjaan).
Berdasarkan hubungan kerja di atas diketahui bahwa penyedia jasa akan mendapatkan pengawasan
langsung dari pengguna jasa atau pemberi tugas.
Pihak penyedia jasa (konsultan pelaksana) adalah PT. Gama Multi Usaha Mandiri berdasarkan atas
Surat Perjanjian Nomor : 620/137/KPA-AMDAL/PUK-2013 tanggal 04 Juni 2013. Secara umum, tugas-
tugas penyedia jasa diuraikan di bawah ini.
# Membuat struktur organisasi yang menunjukan hubungan antara unsur-unsur yang terkait di dalam
pelaksanaan pekerjaan.
# Menyiapkan tenaga ahli yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan sesuai peraturan
dan perundang-undangan berlaku.
Sesuai dengan jenis rencana kegiatan, tenaga ahli yang akan terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan
penyusunan kajian dampak lingkungan hidup berupa AMDAL bagi rencana pembangunan beberapa
ruas jalan di wilayah Kabupaten Solok, sebagai berikut.
# Ketua Tim Penyusun AMDAL : Slamet Sujarwa, ST. ARS (Kompetensi Ketua)
# Ahli Teknik Sipil : (Kompetensi Ketua)
# Ahli Teknik Geologi : Ir. Sediatma
# Ahli Teknik Lingkungan : Heryansyah Zaini, ST (Kompetensi Ketua)
# Ahli Biologi : Drs. Zaldi Patriyanus (Sertifikat AMDAL A)
# Ahli Sosial Masyarakat : Asmanita Siregar, SE
Gambar 7
Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
KPA
PPTK
Konsultan Pelaksana
(PT. Gama Multi Usaha Mandiri)
TEAM
LEADER
Administrasi Operator
& Sekretaris Komputer
BAB IV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
TENAGA AHLI
Pekerjaan penyusunan studi AMDAL rencana pembangunan beberapa ruas jalan di wilayah Kabupaten
Solok dilaksanakan oleh PT. Gama Multi Usaha Mandiri. Sesuai muatan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 07 Tahun 2010, tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun
Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, maka PT. Gama Multi Usaha Mandiri telah
memperoleh Sertifikat Tanda Registrasi Kompetensi Lembaga Penyedia Jasa Penyusun Dokumen
AMDAL dengan No. Registrasi Kompetensi 0002/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH tanggal 12 Januari 2010.
Sebagaimana peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, pekerjaan penyusunan studi AMDAL
dilaksanakan PT. Gama Multi Usaha Mandiri bersama beberapa orang tenaga ahli. Uraian tugas dan
tanggung jawab tenaga ahli diuraikan berikut ini.
Melakukan koordinasi dengan semua tenaga ahli yang terlibat agar dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan baik dan hasil maksimal sesuai jadwal yang ditentukan.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Melakukan koordinasi dengan seluruh tenaga ahli berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Memberikan pertimbangan teknis bagi seluruh tenaga ahli yang terlibat untuk dapat menunjang
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
Mengambil langkah-langkah efisiensi dan efektifitas guna kelancaran pekerjaan.
Memeriksa konsep laporan (KA ANDAL. ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif), lampiran
data dan peta-peta yang menjadi muatan pekerjaan.
Bertanggung jawab penuh dalam penyelesaian pekerjaan.
Melakukan koordinasi dengan Ketua Penyusun AMDAL terkait lingkup perencanaan teknis
kegiatan dan lingkup studi AMDAL.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Merumuskan identfikasi dampak, evaluasi dampak potensial, dampak penting hipotetik dan
lingkup wilayah studi.
Memberikan arahan pengambilan data kualitas tanah.
Merumuskan perkiraan dampak dan evaluasi dampak, terutama penurunan kualitas tanah,
gangguan lalu lintas dan peningkatan kecelakaan lalu lintas.
Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
Melakukan koordinasi dengan Ketua Penyusun AMDAL terkait lingkup perencanaan teknis
kegiatan dan lingkup studi AMDAL.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Merumuskan identfikasi dampak, evaluasi dampak potensial, dampak penting hipotetik dan
lingkup wilayah studi.
Memberikan arahan pengambilan data kualitas udara dan kualitas air permukaan sesuai
dengan sumber dampak dan peluang persebaran dampak.
Merumuskan perkiraan dampak dan evaluasi dampak, terutama penurunan kualitas udara di
lingkungan hunian dan penurunan kualitas air permukaan.
Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
3. Ahli Geologi
Melakukan koordinasi dengan Ketua Penyusun AMDAL terkait lingkup perencanaan teknis
kegiatan dan lingkup studi AMDAL.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Merumuskan identfikasi dampak, evaluasi dampak potensial, dampak penting hipotetik dan
lingkup wilayah studi.
Melakukan pengamatan bentang alam dan fenomena geologi sesuai sumber dampak.
Merumuskan perkiraan dampak dan evaluasi dampak, terutama perubahan bentang dan
penurunan kualitas tanah.
Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
4. Ahli Biologi
Melakukan koordinasi dengan Ketua Penyusun AMDAL terkait lingkup perencanaan teknis
kegiatan dan lingkup studi AMDAL.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Merumuskan identfikasi dampak, evaluasi dampak potensial, dampak penting hipotetik dan
lingkup wilayah studi.
Menetapkan lokasi pengambilan conto (sample) terutama pada bagian Hutan Lindung.
Melakukan koordinasi dengan Ketua Penyusun AMDAL terkait lingkup perencanaan teknis
kegiatan dan lingkup studi AMDAL.
Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa terkait perencanaan teknis kegiatan.
Merumuskan identfikasi dampak, evaluasi dampak potensial, dampak penting hipotetik dan
lingkup wilayah studi.
Merumuskan materi wawancara berstruktur (kuisioner) dan juga materi untuk Focus Group
Discussion (FGD).
Menetapkan lokasi pelaksanaan wawancara berstruktur (kuisioner) dan juga Focus Group
Discussion (FGD).
Memberikan arahan kepada tenaga pendukung (surveyor) bagi pelaksanaan wawancara
berstruktur (kuisioner) dan Focus Group Discussion (FGD) serta analisis data.
Merumuskan perkiraan dampak dan evaluasi dampak, terutama keresahan masyarakat dan
perubahan pemanfaatan lahan.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf Bab IV hal - 3
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
Merumuskan mitigasi dampak dalam bentuk Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.
BAB V
METODA STUDI
Berdasarkan komponen lingkungan yang ditelaah, maka akan dilakukan pengumpulan data primer dan
data sekunder. Data primer meliputi hasil pengukuran, pengamatan dan hasil analisa laboratorium,
sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah atau sumber lainnya yang relevan.
Data primer komponen lingkungan hidup yang akan dikumpulkan untuk pekerjaan penyusunan AMDAL
adalah Fisik-Kimia, Biologi dan Sosial Masyarakat.
# Data primer komponen – aspek lingkungan Fisik-Kimia dan Biologi dikumpulkan secara langsung
pada wilayah studi melalui survai, pengukuran, pengamatan atau pengambilan conto, kemudian
dilanjutkan analisis – pemeriksaan laboratorium.
# Data primer komponen Sosial Masyarakat dikumpulkan memperhatikan Surat Keputusan Kepala
BAPEDAL No. KEP-299/BAPEDAL/11/1996, tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
A. Komponen Fisik-Kimia
1. Kualitas Udara
Lokasi conto sebagaimana kompilasi pada Tabel 5.2 ditetapkan secara purposive random
sampling dengan memperhatikan keberadaan pemukiman dan aspek kegiatan – mobilisasi
material serta penggalian penimbunan pada Tahap Konstruksi.
Tabel 5.1.
Kompilasi Prosedur Kerja Pengambilan Conto (Sample) Kualitas Udara
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 1
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
Tabel 5.2.
Kompilasi Lokasi Conto (Sample) Kualitas Udara
√ Alat yang digunakan meliputi High Volume Ash Sampler (pengambilan conto debu),
pompa Impinger (pengambilan conto gas), permissible Sound Level Meter (alat ukur
kebisingan), timbangan digital, spektrophotometre dan sebagainya.
√ Bahan diantaranya kertas saring dan reagen (saltman, pararosaniline dan NDIR).
Analisis conto (sample) merupakan kelanjutan kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Propinsi Sumatera Barat.
√ Analisis debu total menggunakan metoda gravimetri, konsentrasi gas SO2 sesuai SNI
19-7119.7-2005, gas NO2 metoda saltman, gas CO metoda spektrophotometri.
√ Analisis data tingkat kebisingan dilakukan secara matematis.
e. Evaluasi Data
√ Evaluasi data hasil analisa conto debu total serta konsentrasi gas (SO2, NO2 dan CO)
mengacu Baku Mutu Udara Ambien (Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999).
√ Evaluasi data tingkat kebisingan mengacu Baku Mutu Tingkat Kebisingan (Keputusan
Menter Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996).
2. Hidrologi
√ Sesuai dampak potensial, maka pemeriksaan kualitas air permukaan meliputi beberapa
parameter Fisika, Kimia dan Mikrobiologi – kompilasi pada Tabel 5.3 berikut.
√ Debit pengaliran sesaat – kecepatan aliran dan luas penampang sungai.
√ Beban sedimen layang.
Pengambilan conto air permukaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Propinsi Sumatera Barat. Sementara itu, pengukuran
debit aliran sesaat dilaksanakan dengan menerapkan metoda apung.
Tabel 5.3.
Kompilasi Parameter Pemeriksaan Kualitas Fisika-Kimia-Mikrobiologi Air Permukaan
√ Bagian hulu dan sungai utama Batang Palangki di wilayah Nagari Rangkiang Luluih,
Tanjuang Balik Sumiso dan Sariak Laweh.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Pamomongan pada wilayah Jorong Lubuk
Tareh Nagari Garabak Data.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Gadang di wilayah Nagari Garabak Data.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 3
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Hari di wilayah Nagari Surian.
√ Analisis conto dilaksanakan melalui kerjasama dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Propinsi Sumatera Barat. Prosedur atau
standarisasi pemeriksaan mengacu beberapa Standar Nasional Indonesia (SK-SNI)
untuk pemeriksaan air.
√ Debit pengaliran sesaat suatu aliran permukaan atau sungai, dapat diketahui melalui
formulasi berikut.
Q = VxA
dimana : Q = Debit Aliran Sesaat (m3/detik)
V = Kecepatan Aliran (m/detik )
A = Luas Penampang Sungai (m2)
Sumber : Asdak., C, 1995.
√ Besaran sedimen layang – berdasarkan nilai parameter zat padat tersuspensi dan debit
aliran – dapat diketahui melalui formulasi matematis berikut.
Qs = 0,0864 x C x Q
dimana : Qs = Debit Sedimen (Ton/Hari)
C = Konsentrasi Sedimen (Mg/L)
Q = Debit Aliran Sungai (M3/detik)
Sumber : Asdak., C, 1995.
e. Evaluasi Data
√ Evaluasi data mengacu Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 sebagaimana muatan Peraturan
Gubernur Sumatera Barat No. 5 Tahun 2008, tentang Penetapan Kriteria Mutu Air
Sungai di Propinsi Sumatera Barat.
√ Penafsiran kecendrungan perubahan atau fluktuasi besaran sedimen layang dilakukan
berdasarkan debit pengaliran dan kandungan parameter zat padat tersuspensi.
√ Alat kerja yang dibutuhkan meliputi ring conto, cangkul atau parang, timbangan eletrik,
oven, spektrophotometre dan sebagainya.
√ Bahan yang dibutuhkan seperti kantong plastik, alat tulis dan lain sebagainya.
Analisis conto dilakukan melalui suatu kerjasama dengan Laboratorium Tanah pada Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Propinsi Sumatera Barat di Sukarami, Solok.
e. Evaluasi Data
√ Evaluasi data kualitas tanah mengacu muatan Peraturan Pemerintah No. 150 Tahun
2000, tentang Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa.
√ Perhitungan erosivitas – laju erosi lahan dilakukan dengan formula Universal Soil Loss
Equation (USLE) sebagai berikut.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 5
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
E = R x K x Ls x C x P
dimana : E = Besarnya Erosi Ls = Faktor lereng
R = Indek Erosivitas Hujan C = Faktor Penutupan Lahan
K = Erodibilitas Tanah P = Konservasi
Sumber : Soemarwoto, O, 2005.
Selanjutnya, hasil perhitungan erosivitas lahan dibandingkan dengan Kelas Tingkat Bahaya
Erosi (TBE) dari Departemen Kehutanan (1985) – kompilasi pada Tabel 5.5 dan juga Baku
Kerusakan Tanah di Lahan Kering – kompilasi pada Tabel 5.6 berikutnya.
Tabel 5.5.
Kompilasi Kriteria Tingkat Bahaya Erosi (Departemen Kehutanan Tahun 1985)
Tabel 5.6.
Kompilasi Kriteria Baku Kerusakan Tanah di Lahan Kering
B. Komponen Biologi
1. Tumbuhan (Flora)
Sesuai dengan peluang dampak, parameter pengamatan adalah berbagai jenis tumbuhan
(pohon, permudaan dan anakan) di sekitar trase rencana kegiatan.
√ Pengamatan dan pendataan secara kualitatif (taksiran populasi suatu jenis) pada Areal
budidaya masyarakat dan komunitas semak belukar.
√ Pengamatan komunitas tumbuhan di bagian kawasan Hutan Lindung dilakukan dengan
menerapkan metoda transek (jalur). Pengamatan dan pendataan berbagai jenis pohon,
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 6
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
b. Lokasi Pengamatan
Analisis conto atau identifikasi berbagai jenis tumbuhan dilakukan menggunakan beberapa
literatur Botany sebagaimana di bawah ini atau spesimen Herbarium ANDALAS.
Analisis data dilakukan untuk mengungkapkan skala kehadiran yang mengacu skala
baku menurut Blank – Blanket, dengan kriteria berikut :
Skala kehadiran cukup banyak, jika temuan jenis berkisar 41,00 – 60,00 %.
Skala kehadiran sangat banyak, jika temuan jenis berkisar 81,00 – 100,00 %.
Agar aspek kelimpahan jenis tumbuhan dapat diketahui, maka analisis data dilakukan
secara kuantitatif menggunakan beberapa formula dengan parameter berikut.
e. Evaluasi Data
Evaluasi data juga mengemukakan kemantapan tegakan sesuai indeks keragaman jenis
mengacu skala yang ditetapkan Samingan (1990) – kompilasi pada Tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7.
Kompilasi Kriteria Kemantapan Tegakan
Parameter yang diamati meliputi keragaman jenis dan kepadatan populasi burung (aves),
menyusui (mamalia), reptilia dan amphibia di wilayah rencana kegiatan.
Pengamatan lapangan akan dilaksanakan dengan menerapkan metoda jalur, Index Point of
Abundance (IPA) dan penjelajahan sebagaimana uraian berikut.
√ Pendataan secara kualitatif dilakukan terhadap berbagai jenis fauna darat – satwa liar di
areal budidaya masyarakat. Lingkup pekerjaan melalui pengamatan warna tubuh, kulit,
bulu, sarang atau bunyi sekaligus memperhatikan pula berbagai informasi dari anggota
masyarakat setempat.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 8
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
√ Pengamatan pada jalur atau transek (panjang jalur 1,0 Km dan lebar 50,0 m) untuk
mengetahui jenis mamalia, reptilia dan amphibia di bagian Hutan Lindung. Pengamatan
yang akan dilakukan meliputi jenis, jumlah individu, jarak satwa dari lokasi pengamatan
dan lokasi keberadaan satwa sendiri.
√ Pengamatan dengan menerapkan metoda IPA dilakukan untuk mengetahui kelimpahan
populasi jenis burung pada bagian kawasan Hutan Lindung. Lokasi pengamatan berupa
lingkaran dengan jari-jari 50,00 m. Periode pengamatan sebanyak 10 (sepuluh) kali di
setiap lokasi dengan selang waktu setiap 15 menit, yang dimulai dari jam 07.00 pagi
hingga jam 10.00 siang dan jam 16.00 sore sampai 19.00 malam. Aspek yang diamati
adalah jenis, jumlah dan waktu pengamatan.
√ Penjelajahan dimaksudkan untuk melengkapi jenis satwa secara keseluruhan – selain
hasil pengamatan jalur dan areal contoh berupa lingkaran. Aspek yang diamati adalah
jenis, jumlah dan waktu teramati.
√ Alat yang digunakan teropong, alat tulis, kantong plastik, kamera, botol conto.
√ Bahan yang dibutuhkan meliputi bahan pengawet formalin 40 %.
Identifikasi berbagai jenis fauna darat yang ditemukan dari kegiatan pengamatan lapangan
akan dilakukan dengan memperhatikan beberapa literatur berikut.
1) Metoda Jalur
Jenis fauna darat – satwa liar yang ditemukan di sepanjang jalur transek pengamatan,
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan formula berikut.
P = AZ/2 x XY
dimana : P = Taksiran Jumlah Popuasi
A = Luas Areal Pengamatan
Z = Jumlah sutau Jenis Fauna – Satwa Dijumpai
X = Panjang Jalur Pengamatan
Y = Jarak Rata-rata Lokasi Terlihat Fauna – Satwa
Sumber : Dombois & Mueller, C, 1974.
2) Metoda IPA
Hasil pengamatan berbagai jenis burung – dari kenampakan ataupun bunyi – dianalisa
menggunakan formula berikut untuk mengetahui frekuensi keberadaan.
Pi = Ni/N
Analisis data dilakukan secara deskriptif terkait dengan penyebaran, kelimpahan, peranan
dan status perlindungan terhadap satwa.
e. Evaluasi Data
√ Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
√ Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1994, tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati.
√ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999, tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
√ Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 43 Tahun 1978, tentang Pengesahan
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora.
Berdasarkan atas peluang dampak rencana kegiatan berupa gangguan pada habitat biota
aquatis, maka diantara parameter pengamatan adalah keberadaan berbagai jenis ikan di
lingkungan perairan anak sungai atau sungai utama pada wilayah rencana kegiatan.
Pengumpulan data di lapangan akan dilaksanakan secara kualitatif melalui identifikasi dan
inventarisasi.
√ Bagian hulu dan sungai utama Batang Palangki di wilayah Nagari Rangkiang Luluih,
Tanjuang Balik Sumiso dan Sariak Laweh.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Pamomongan pada wilayah Jorong Lubuk
Tareh Nagari Garabak Data.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Gadang di wilayah Nagari Garabak Data.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Hari di wilayah Nagari Surian.
√ Peralatan diantaranya botol conto, kantong plastik, kamera, pinset dan sebagainya.
Identifikasi berbagai jenis ikan yang ditemukan dari pengamatan akan dilakukan dengan
memperhatikan beberapa literatur berikut.
Selanjutnya, analisis data akan mengungkapkan kelimpahan (skala kehadiran) dan status
perlindungan terhadap jenis ikan.
e. Evaluasi Data
Evaluasi data berbagai jenis fauna aquatis (ikan) dilakukan dengan mengacu beberapa
peraturan dan perundang-undangan berikut.
√ Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
√ Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1994, tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati.
√ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1999.
√ Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 43 Tahun 1978, tentang Pengesahan
Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora.
Berdasarkan atas peluang dampak dari rencana kegiatan yang bersifat langsung terhadap
komunitas biota aquatis, parameter pengamatan diantaranya struktur komunitas plankton –
periphyton dan benthos.
√ Pengambilan conto plankton – periphyton pada badan perairan mengalir (sungai) yang
berada pada wilayah rencana kegiatan. Pekerjaan lapangan dilakukan menggunakan
saringan No. 25, kemudian diawetkan dengan formalin 40 %. Conto diambil sebanyak 2
– 3 kali sebagai ulangan pada setiap lokasi.
√ Bagian hulu dan sungai utama Batang Palangki di wilayah Nagari Rangkiang Luluih,
Tanjuang Balik Sumiso dan Sariak Laweh.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Pamomongan pada wilayah Jorong Lubuk
Tareh Nagari Garabak Data.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Gadang yang berada pada wilayah Nagari
Garabak Data.
√ Bagian hulu dan atau sungai utama Batang Hari di wilayah Nagari Surian.
√ Alat yang digunakan seperti ekman dradge, surber net, mikroskop, ember, sikat atau
gundar, pinset, kertas label, mesh 250 μm, alat-alat tulis dan botol koleksi.
Identifikasi jenis plankton – periphyton dan benthos akan dilakukan dengan memperhatikan
beberapa literatur berikut.
Selain indek diversitas, dapat pula diketahui indek dominansi periphyton dan benthos dari
setiap lokasi pengamatan menggunakan formula Simpson berikut.
e. Evaluasi Data
Analisis data (indek diversitas plankton – periphyton dan benthos) mengacu Kriteria Indeks
Diversitas Lee (1986) sebagaimana kompilasi pada Tabel 5.8. Selain akan mengungkapkan
kesuburan perairan, evaluasi data juga mengemukakan indikator ekologis perairan.
Tabel 5.8.
Kompilasi Kategori Kondisi Perairan Menurut Kriteria Indeks Diversitas Lee (1986)
1) Parameter
2) Pengambilan Data
Parameter utama adalah data pendapatan dari beberapa Rumah Tangga penduduk
yang bermukim di sepanjang trase rencana kegiatan. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara berstruktur. Materi atau muatan dari wawancara (faktor peubah)
dimaksud, diantaranya sebagai berikut.
b) Persepsi Masyarakat
b. Lokasi Pendataan
√ Trase rencana pembangunan ruas jalan Sumiso – Sariak Laweh di wilayah Nagari
Tanjuang Balik Sumiso, Kecamatan Tigo Lurah.
√ Trase rencana pembangunan ruas jalan Garabak Data – Rangkiang Luluih di wilayah
Nagari Garabak Data dan Rangkiang Luluih, Kecamatan Tigo Lurah.
√ Trase rencana pembangunan ruas jalan Surian – Lubuk Rasam di wilayah Nagari
Surian, Kecamatan Pantai Cermin.
√ Trase rencana pembangunan ruas jalan Lubuk Tareh – Banai pada wilayah Nagari
Garabak Data (Kecamatan Tigo Lurah).
√ Trase rencana pembangunan ruas jalan Kapujan – Rimbo Data yang berada di wilayah
Nagari Kapujan (Kecamatan Tigo Lurah) dan Nagari Rimbo Data (Kecamatan Alahan
Panjang).
√ Alat yang digunakan meliputi alat tulis, tape recorder (alat perekam) dan lain-lain sesuai
kebutuhan lapangan.
√ Bahan yang dibutuhkan meliputi kuisioner (materi wawancara berstruktur) dan panduan
diskusi berkelompok (materi FGD) serta Monografi Kecamatan.
d. Analisis Data
Analisis data secara matematis – dalam hal ini untuk mengetahui tingkat pendapatan
Rumah Tangga – digunakan formula berikut.
Y = Σ Yi
n
Untuk mengetahui kuantifikasi atau nilai dari parameter yang terkait dengan persepsi –
aspirasi atau tanggapan, dilakukan analisis menggunakan program SPSS.
e. Evaluasi Data
√ Evaluasi data nilai pendapatan Rumah Tangga penduduk dilakukan secara deskriptif
untuk setiap wilayah Nagari.
√ Evaluasi persepsi, tanggapan ataupun aspirasi masyarakat terhadap rencana kegiatan
juga dilakukan secara deskriptif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
√ Parameter meliputi jumlah kendaraan per-satuan waktu pada persilangan trase rencana
ruas jalan dengan ruas jalan eksisting atau ruas jalan lingkungan.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 16
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
b. Lokasi Pendataan
√ Persilangan trase rencana ruas jalan Sumiso – Sariak Laweh dengan bagian ruas jalan
lingkungan pada wilayah Nagari Tanjuang Balik Sumiso, Kecamatan Tigo Lurah.
√ Persilangan trase rencana ruas jalan Garabak Data – Rangkiang Luluih dengan bagian
ruas jalan lingkungan pada wilayah Nagari Garabak Data dan Rangkiang Luluih,
Kecamatan Tigo Lurah.
√ Persilangan trase rencana ruas jalan Surian – Lubuk Rasam dengan bagian ruas jalan
lingkungan di wilayah Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin.
√ Persilangan trase rencana ruas jalan Lubuk Tareh – Banai dengan bagian ruas jalan
lingkungan di wilayah Nagari Garabak Data (Kecamatan Tigo Lurah).
√ Persilangan trase rencana pembangunan ruas jalan Kapujan – Rimbo Data dengan
bagian ruas jalan lingkungan di wilayah Nagari Kapujan (Kecamatan Tigo Lurah) dan
Nagari Rimbo Data (Kecamatan Alahan Panjang).
d. Analisis Data
Untuk mengetahui volume lalu lintas suatu ruas jalan eksisting, dilakukan analisa secara
matematis terhadap jenis kendaraan yang terhitung.
e. Evaluasi Data
Evaluasi data dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui volume lalu lintas eksisting dan
pertumbuhan volume lalu lintas di masa yang akan datang.
Data sekunder curah hujan untuk 5 (lima) tahun terakhir diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Propinsi Sumatera Barat di Sukarami Solok dan pihak lain yang relevan.
B. Fisiografi
3 Kebutuhan peta Topografi skala 1 : 50.000 untuk penafsiran geomorfologi wilayah rencana
kegiatan diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.
3 Kebutuhan peta Geologi skala 1 : 250.000 bagi penafsiran geologi wilayah rencana kegiatan
diperoleh dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Solok.
3 Data sekunder Rencana Tata Ruang Wilayah trase rencana kegiatan diperoleh dari Badan
Perencana Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Solok.
3 Keberadaan kawasan hutan diperoleh dari Dinas Kehutanan Kabupaten Solok.
D. Sosial Masyarakat
1. Sosial Ekonomi
Data sekunder sosial Ekonomi masyarakat seperti kependudukan perekonomian dan lainnya
sesuai kebutuhan diperoleh dari Kantor Walinagari (Profil Nagari) dan Monografi Kecamatan.
2. Sosial Budaya
Data aspek sosial Budaya masyarakat seperti adat istiadat, religius dan sebagainya diperoleh
dari Kantor Walinagari setempat, lembaga sosial masyarakat dan sumber lain yang relevan.
3. Kesehatan Masyarakat
Kebutuhan data sekunder diperoleh dari Pos Kesehatan Nagari, Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) Pembantu atau PUSKESMAS Kecamatan. Data dimaksud sebagai berikut.
Data sekunder sarana prasarana umum pada wilayah rencana kegiatan diperoleh dari Kantor
Walinagari atau Monografi Kecamatan – Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012. Adapun data
yang dimaksud sebagaimana dikemukakan berikut.
 Sarana perekonomian.
Data sekunder komponen kegiatan berupa Detail Engineering Design (DED) dan sebagainya diperoleh
dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, studi literatur (kepustakaan) ataupun rangkuman hasil
diskusi dengan nara sumber.
Kegiatan pembersihan lahan berpeluang meningkatkan air larian di permukaan lahan (run-off) dan
pelumpuran pada badan perairan.
Adapun sebagai faktor peubah (variabel) dalam perkiraan dampak adalah nilai C (konsentrasi zat
padat tersuspensi). Peningkatan nilai parameter dimaksud diasumsikan linear dengan peningkatan
laju erosi lahan seiring pelaksanaan kegiatan. Formula yang digunakan berikut ini.
Qs = 0,0864 x C x Q
Besaran emisi gas dan debu akibat operasional kendaraan angkut pada Tahap Konstruksi dan
Tahap Pasca Konstruksi dihitung berdasarkan spesifikasi bahan bakar yang digunakan, jumlah
unit kendaraan, tipe dari kendaraan dan panjang jalan (jarak tempuh). Formula yang digunakan
sebagai berikut.
dimana :
Q (NO2), Q (CO) = Load gas (NO2), dan (CO) akibat transportasi (gram).
fN1, fN3 = koefisen load gas (NO2), dan (CO) untuk kendaraan
Golongan I dan II (gr/km.N).
N1, N3 = Jumlah kendaraan Gol. I dan III yang lewat (unit).
L = panjang jalan yang ditempuh (Km).
Sumber : Canter, 1977.
Sementara itu, emisi SO2 dan debu akibat operasional kendaraan angkut – baik pada Tahap
Konstruksi maupun Tahap Pasca Konstruksi, dihitung dengan formula berikut.
SO2 =2xaxpxV
Debu =bxpxV
dimana :
a = Persentasi Sulfur yang terkandung dalam bahan bakar (%).
b = Persentasi Partikulat yang terkandung dalam bahan bakar (%).
p = Berat Jenis bahan bakar yang digunakan (gram/liter).
V = Volume bahan bakar (liter).
Sumber : Canter, 1977.
2. Dispersi Debu dan Gas Transportasi
Peluang sebaran (dispersi) polutan kendaraan – emisi atau gas buang (SO2, NO2 dan CO) – ke
lingkungan sekitarnya dapat dihitung dengan menggunakan model Gaussian untuk sumber
polutan berbentuk garis (line source) sebagai berikut.
C ( x, y ) =
2Q / L
(2π ) μσ 2
1/ 2
(
exp . − z 2 / 2σ z
2
)
dimana :
C (x,y) = Konsentrasi zat pencemar (gr/m3) pada posisi x,y.
Q/L = Kekuatan sumber (gr/det) emisi persatuan panjang jalan.
μ = Kecepatan angin rata-rata pada arah x (m/det).
σz = Koefisien dispersi vertikal (m).
z = Posisi vertikal (m).
Sumber : Canter, 1977.
Dibuat oleh : Paraf Disetujui oleh : Paraf BAB V hal - 20
Ketua Tim PPTK
(Slamet Sujarwa, ST.ARS) (Febie Yandra, ST)
PT. Gama Multi Usaha Mandiri Penyusunan AMDAL Kabupaten Solok
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
3. Kebisingan
Perkiraan kebisingan yang akan terjadi akibat dari aktifitas kendaraan angkut yang melakukan
mobilisasi material hasil penggalian pada Tahap Konstruksi, digunakan model berdasarkan atas
fenomena atenuasi suara geometrik sebagai berikut.
dimana :
SLp = Tingkat kebisingan reseptor (dBA).
SLs = Tingkat kebisingan sumber (dBA).
r2 = Jarak dari sumber bising (m).
r1 = Jarak 15 dari sumber bising (m).
Ae = Attenuasi lebih.
Sumber : Canter, 1977.
Dampak berupa kesempatan kerja akan timbul seiring kegiatan mobilisasi tenaga kerja kegiatan
pada Tahap Konstruksi. Untuk menghitung besaran peluang damapk, digunakan rumus – formula
matematis berikut.
TK
KS = x100 %
AK
dimana :
KS = Kesempatan Kerja (%).
TK = Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja.
AK = Jumlah Angkatan Kerja.
Sumber : Soemarwoto, O, 2005.
5.2.2. Metoda Informal
A. Analogi
Penerapan metoda analogi dilakukan berdasarkan atas anggapan bahwa berbagai masalah yang
timbul akibat pelaksanaan kegiatan yang sejenis di daerah lain dapat digunakan sebagai bahan –
pertimbangan dalam hal perkiraan dampak, terutama terhadap dampak penting yang akan terjadi
pada kurun waktu tertentu.
Adapun peluang dampak yang dimaksud sehubungan rencana pembangunan beberapa ruas jalan,
diantaranya sebagai berikut.
3 Keresahan masyarakat.
Kesepakatan Tim Ahli (professional judgement) diterapkan jikalau data atau informasi komponen
lingkungan kurang memadai atau tidak tersedia formulasi untuk mengetahui peluang perubahan
lingkungan akibat pelaksanaan suatu kegiatan.
Penerapan metoda berdasarkan atas kesepakatan Tim Ahli, diantaranya dilakukan untuk perkiraan
dampak berikut ini.
Kemungkinan dampak yang akan terjadi akibat pelaksanaan rencana kegiatan, selanjutnya diberi
bobot (magnitude). Pembobotan didasarkan atas peluang atau kecendrungan perubahan kondisi –
kualitas lingkungan hidup akibat rencana pembangunan ruas jalan. Acuan yang digunakan untuk
menetapkan bobot suatu dampak adalah Standar Kualitas Lingkungan.
Standar Kualitas Lingkungan adalah kompilasi berbagai kondisi komponen – aspek lingkungan
sesuai Baku Mutu Lingkungan, Nilai Ambang Batas atau kesepakatan ahli, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dengan kriteria mulai dari kualitas yang sangat jelek (skala 1) hingga sangat
baik (skala 5). Oleh sebab itu, Standar Kualitas Lingkungan menunjukkan kualitas komponen
lingkungan hidup pada Rona Awal – saat kegiatan belum berlangsung.
B. Bobot Dampak
Besaran atau bobot dampak didasarkan kemungkinan – kecendrungan skala penurunan kualitas
suatu komponen ataupun aspek lingkungan hidup akibat pelaksanaan rencana kegiatan.
3 Dampak Sangat Besar (-5/+5) – jikalau komponen rencana kegiatan berpeluang atau cendrung
merubah kondisi atau kualitas lingkungan sebesar 81,0 – 100,0 %.
3 Dampak Besar (-4/+4) – jika kegiatan berpeluang atau menunjukkan kecendrungan merubah
kondisi atau kualitas lingkungan sebesar 61,0 – 80,0 %.
3 Dampak Sedang (-3/+3) – jikalau kegiatan berpeluang atau menunjukkan kecendrungan akan
merubah kondisi atau kualitas lingkungan sebesar 41,0 – 60,0 %.
3 Dampak Kecil (-2/+2) – jikalau kegiatan berpeluang atau menunjukkan kecendrungan hanya
merubah kualitas lingkungan sebesar 21,0 – 40,0 %.
3 Dampak Sangat Kecil (-1/+1) – jikalau kecendrungan perubahan kualitas lingkungan hanya
sebesar 0,0 – 20,0 %.
Kepentingan suatu dampak lingkungan hidup diukur dengan memperhatikan beberapa kriteria sesuai
muatan Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-056 Tahun 1994, tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting. Kriteria penilaian dimaksud sebagaimana uraian di bawah ini.
Kemudian, kriteria kepentingan dampak yang akan diterapkan adalah sangat penting (skala 5), lebih
penting (skala 4), penting (skala 3), cukup penting (skala 2) dan dampak kurang penting (skala 1).
Rumusan kepentingan dampak dimaksud sebagaimana uraian berikut.
# Dampak Sangat Penting (skala 5) jikalau keterdapatan kriteria kepentingan dampak pada suatu
dampak 5 (lima) kriteria atau lebih.
# Dampak Lebih Penting (skala 4) jikalau keterdapatan kriteria kepentingan dampak pada suatu
dampak sebanyak 4 (empat) kriteria.
# Dampak Penting (skala 3) jikalau keterdapatan kriteria kepentingan dampak pada suatu dampak
sebanyak 3 (dua) kriteria.
# Dampak Cukup Penting (skala 2) jikalau keterdapatan kriteria kepentingan dampak pada suatu
dampak sebanyak 2 (dua) kriteria.
# Dampak Kurang Penting (skala 1) jikalau keterdapatan kriteria kepentingan dampak pada suatu
dampak hanya 1 (satu) kriteria.
Sasaran evaluasi dampak penting akibat pelaksanaan suatu rencana kegiatan terhadap komponen –
aspek lingkungan hidup, diantaranya sebagai berikut.
# Merumuskan besaran perubahan kualitas komponen lingkungan hidup yang akan terjadi akibat dari
pelaksanaan rencana kegiatan.
# Memberi gambaran dampak penting secara holistik atau totalitas terhadap perimbangan dampak
yang bersifat menguntungkan (positif) dan dampak yang merugikan (negatif).
# Melakukan evaluasi hubungan kausatif (sebab akibat) untuk merumuskan upaya mitigasi bersifat
strategis terhadap sumber dampak.
# Memberikan arahan penanganan dampak penting untuk dijabarkan di dalam Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
# Memberikan penilaian kelayakan lingkungan hidup terhadap suatu rencana kegiatan berdasarkan
atas evaluasi yang dilakukan secara holistik dan arahan pengelolaan lingkungan.
Evaluasi dampak ditujukan untuk mengetahui perubahan kualitas komponen lingkungan hidup (Fisik-
Kimia, Biologi dan Sosial masyarakat) secara kuantitatif dari setiap tahapan rencana kegiatan (Tahap
Pra-Konstruksi, Tahap Konstruksi atau selama Tahap Pasca Konstruksi). Oleh sebab itu, metoda yang
akan diterapkan adalah Leopold yang dimodifikasi.
Sehubungan penerapan metoda Leopold yang dimodifikasi, maka modifikasi yang dimaksud dilakukan
terhadap beberapa faktor berikut.
# Jumlah komponen lingkungan hidup yang ditelaah sesuai dengan hasil pelingkupan – tidak harus 88
aspek atau unsur sebagaimana metoda Leopold yang baku.
# Jumlah komponen rencana kegiatan yang ditelaah sesuai rencana pembangunan ruas jalan – tidak
harus 100 unsur sebagaimana metoda Leopold yang baku.
# Besaran dampak – nilai dari magnitude diganti dengan besaran skala kualitas lingkungan yang
ditentukan atas standar baku mutu kualitas lingkungan.
# Skala besaran dan skala kepentingan dampak lingkungan diganti dengan besaran kepentingan
komponen lingkungan terhadap rencana kegiatan.
# Nilai tingkat besaran dampak pada matrik, diganti menjadi kondisi kualitas lingkungan.
Selanjutnya, evaluasi dampak juga mengungkapkan telaahan dampak penting secara holistik. Artinya,
berbagai komponen lingkungan hidup yang menerima dampak rencana kegiatan akan ditelaah sebagai
suatu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Telaahan sebagai dasar pengelolaan akan mengemukakan perilaku dan keterkaitan antar dampak
penting, dalam beberapa hal sebagai berikut.
# Hubungan sebab akibat (causative) antara rencana kegiatan dengan kualitas komponen – aspek
lingkungan hidup dengan dampak yang akan terjadi.
# Ciri-ciri dampak penting meliputi keberlangsungan dampak dan hubungan timbal balik yang bersifat
antagonis ataupun sinergitis.
# Kelompok masyarakat yang akan menerima dampak – baik bersifat merugikan ataupun sebaliknya
menguntungkan.
# Kemungkinan luas persebaran dampak.
# Analisis bencana atau analisis resiko – jikalau rencana kegiatan berada di dalam daerah bencana
alam atau dekat sumber bencana alam.
Oleh sebab itu, telaahan akan mengemukakan arahan untuk pencegahan, pengendalian dan atau
penanggulangan peluang dampak rencana kegiatan serta arahan pemantauan lingkungan hidup yang
harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Merupakan pernyataan penilaian kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup rencana kegiatan
sesuai hasil evaluasi dampak secara holistik serta rumusan dari arahan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
BAB VI
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
DAN PENUGASAN PERSONIL
Jangka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan penyusunan studi AMDAL (KA ANDAL, ANDAL, RKL,
RPL dan Ringkasan Eksekutif) bagi rencana pembangunan beberapa ruas jalan di wilayah Kabupaten
Solok selama 6 (enam) bulan kalender. Kompilasi dari jadwal pelaksanaan pekerjaan disajikan pada
Tabel 6.1 dan jadwal penyerahan laporan pada Tabel 6.2.
Penugasan personil Tenaga Ahli yang terlibat di dalam pekerjaan penyusunan AMDAL memiliki jadwal
kerja yang tidak terlepas dari alokasi beban pembiayaan (man month). Kompilasi jadwal penugasan
dimaksud disajikan pada Tabel 6.3 berikutnya.
11 Penyusunan Konsep Kerangka Acuan ANDAL Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
12 Penyerahan Laporan Pendahuluan Ketua Tim
13 Penyerahan Laporan Bulanan I Ketua Tim
14 Asistensi dan Perbaikan Laporan Pendahuluan Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
15 Penyerahan Konsep Kerangka Acuan ANDAL Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
16 Penyusunan Laporan Bulanan II Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
17 Persiapan Presentasi Konsep Kerangka Acuan ANDAL Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
28 Penyerahan Laporan Bulanan III Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
29 Penyusunan Konsep ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
30 Penyusunan Laporan Bulanan IV Seluruh Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
1 Ketua Tim Penyusun AMDAL Slamet Sujarwa, ST. ARS Penuh Waktu
2 Anggota Tim Penyusun AMDAL Paruh Waktu
a Ahli Teknik Sipil Paruh Waktu
b Ahli Teknik Geologi Ir. Sediatma Paruh Waktu
c Ahli Teknik Lingkungan Heryansyah Zaini Paruh Waktu
d Ahli Biologi Drs. Zaldi Patriyanus Paruh Waktu
e Ahli Sosial Masyarakat Asmanita Siregar, SE Paruh Waktu
3 Sekretaris Penuh Waktu
4 Operator Komputer Penuh Waktu
5 Office Boy Penuh Waktu
DAFTAR PUSTAKA
# Anwar, Damanik, Hisyam dan Whitten, 1987. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
# Asdak, Chay, 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press.
# Ayat, Asep, 2011. Panduan Lapangan Burung-Burung Agroforest di Sumatera. Word Agroforesty
Centre.
# Backer, A.C van den Brink, 1963. Flora of Java. Volume I. Wolters. NVP. Noordhoff Groningen.
Netherland.
# Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013. Kabupaten Solok Dalam Angka Tahun 2012.
# Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013. Kecamatan Hiliran Gumanti Dalam Angka
Tahun 2012.
# Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013. Kecamatan Tigo Lurah Dalam Angka Tahun
2012.
# Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013. Kecamatan Pantai Cermin Dalam Angka
Tahun 2012.
# Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Solok, 2013. Kecamatan Alahan Panjang Dalam Angka
Tahun 2012.
# Bey Ahmad, Bambang Dwi Dasanto dan Moh. Yani, 1992. Metodologi Prakiraan Dampak Dalam
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Proseding Seminar Naosional I). Institut Pertanian Bogor.
# Canter, L.W., 1977. Environmental Impact Assesment. Mc. Graw Hill. New York.
# Chafid Fandeli, 2000. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan – Prinsip Dasar dan Pemapanannya
Dalam Pembangunan. Liberty. Yogyakarta.
# Deputi Bidang Tata Lingkungan – Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007. Memperkirakan
Dampak Lingkungan Kualitas Udara.
# Deputi Bidang Tata Lingkungan – Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007. Panduan
Pelingkupan Dalam AMDAL.
# Deputi Bidang Tata Lingkungan – Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009. Panduan
Memperkirakan Dampak Lingkungan Kualitas Air Permukaan.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, 2012. Peningkatan Jalan Kabupaten Solok Ruas Jalan
Sumiso – Tigo Jangko.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, 2012. Peningkatan Jalan Kabupaten Solok Ruas Jalan
Lubuak Tareh – Banai.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, 2012. Peningkatan Jalan Kabupaten Solok Ruas Jalan
Garabak Data.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, 2012. Peningkatan Jalan Kabupaten Solok Ruas Jalan
Surian – Lubuak Rasam.
# Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Solok, 2012. Laporan Utama Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Solok 2011 – 2030.
# Fukushima, H., T. Kimura and T. Ko-Bayashi. 1973. Diatom of The Kiso in Journal of The
Yokohama City University. Vol. 3. Biological Institute Yokohama City University.
# Hakim N, dkk, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
# Hawkes, H.A. Invertebrates as Indicators of River Quality. In Biological Indicators of water Quality.
James, A and L. Evison ed. John Wiley and Sons. Chichester, New York. Toronto.
# Lee, C.D; S.E. Wan dan C.L.Kuo. 1978. Benthic Macroinvertebrates and Fish as Biological Indicator
of Quality with Reference to Community Diversity Index. Internat. Conference on Water Polution
Control in Developing Countries Bangkok.
# MacKinnon, J., K. Phillips dan B. van Ballen. 1994. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan (Termasuk Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam) LIPI-Seri Panduan Lapangan.
Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.
# Mitchel, D. 1979. Algal Biossays for Estimating the Effect of Added Material Upon the Planktonic
Algae in Surface Water. In Biossays Techniques and Environmental Chemistry. Ed Glass.
Environmental Protection Agency, National Water Quality Laboratory, Minnessota.
# Prescott, G.W. 1975. Algae of The Western Great Lake Area. W.M.C Brown Co. Publisher.
Dubuque Iowa.
# Prescott, G.W. 1978. How to Know Algae. Revised Edition. W.M.C Brown Co. Publisher. Dubuque
Iowa.
# Ridley, H.N., 1922. The Flora of The Malay Peninsula. L. Reeve and Co. Ltd. London.
# Saanin H., 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, I dan II. Binacipta. Bandung.
# Samingan, T., 1990. Dasar-Dasar Ekologi. Buku II. Cetakan Ketiga. Laboratorium Ekologi FMIPA
Institut Pertanian Bogor.
# Sawai, Y dan T. Nagumo, 2003. Diatom From Alsea Bay Oregon USA in The Japanese Journal of
Diatomology. Vol. 19. The Japanese Society of Diatomology.
# Suratmo, F.G., 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
# Soemarwoto, O., 1990. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
# Whitmore, T.C., 1972. Tree Flora of Malaya. Longman Group Limited. London.
Lampiran 1
ADMINISTRASI PENYEDIA JASA DAN
CURRICULUM VITAE PENYUSUN AMDAL