Makalah Hubungan Gizi Dan Keperawatan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DIET PADA PENYAKIT HATI

KELOMPOK 4
MEGA AMELIA
M. ARDIANTO
NABILA NOVIYANTI PRADITYA
NURMALA
SELFIA EKA FEBRIANTI
YUNIAWATI MUTAMIROH

Akademi Keperawatan Islamic Village


TANGERANG
Jl.Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang 15810

Telpon/Fax : 021-5462852, Website : www.akperisvill.ac.id

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha pengsih lagi maha
penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ILMU GIZI dengan
judul HUBUNGAN KEPERAWATAN DENGAN GIZI ini tepat pada waktunya.
Selanjutnya saya ucapkan terimakasih kepada yang terhormat dan yang kami hormati yaitu
yang telah memberikan tugas ini sebagai refrensi bagi kami.
Makalah ini merupakan tugas yang dibuat untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut
tentang mata kuliah ILMU GIZI. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan
proses belajar kami para mahasiswa/i, agar kreativitas dan penguasaan materi dapat optimal
sesuai dengan yang diharapkan .

Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi kriteria penilaian dalam


perkuliahan karena makalah ini sangat berhubungan dengan profesi kami dibidang kesehatan.
Untuk itu, makalah ini disusun untuk dipelajari demi tuntutan pendidikan.

Tangerang, 13 September 2019

Kelompok 4

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar
Belakang.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kolaborasi.............................................................................................5
B. Tujuan Kolaborasi Perawat.....................................................................................6
C. Definisi Ilmu Gizi....................................................................................................6
D. Hubungan Gizi Dengan Perawat.............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia ada berbagai macam profesi dalam kesehatan.Profesi tersebut juga
mengakibatkan banyaknya institusi kesehatan,diantaranya dokter,bidan,ahli gizi,kesehatan
masyarakat,radiologi,teknobiomedik, farmasi,analis kesehatan, dan perawat. Semua profesi
tadi diwajibkan saling bekerjasama dalam menjalankan profesionalitas profesinya masing-
masing.
Perawat merupakan satu dari banyaknya profesi kesehatan yang ada.Semua profesi
kesehatan yang ada tentu memiliki visi yang sama yakni terwujudnya pelayanan kesehatan
yang prima.Namun dalam pelaksanaannya perawat tidak sendirian.Perawat ditemani oleh
dokter,analis kesehatan,tim kesehatan masyarakat,analis kesehatan,ahli gizi,radiologi dan
lainnya.
Kemudian bagaimana caranya supaya tugas antar profesi keperawatan dapat berjalan
secara harmonis dan pelayanan kesehatan menjadi maksimal? Kolaborasi pendidikan dan
praktik antar profesi kesehatan tentunya sangat dibutuhkan.Semua jenis profesi harus
mempunyai keinginan untuk berkolaborasi.Perawat,bidan, dokter,dan semua profesi lain
merencanakan dan mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya di bangku pelajar.
Ketergantungan antar profesi pun dapat tetap ada asalakan dalam batas-batas lingkup praktek
yang sesuai dengan aturan yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOLABORASI
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang
diagnosa,melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan,saling berkonsultasi atau
komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada pekerjaannya.

Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang


sebenarnya yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National
Joint Practice Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak
ada definisi yang mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi
dalam kontek perawatan kesehatan berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000),
kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan
bahwa kolaborasi sebagai suatu proses berfikir dimana pihak yang terklibat memandang
aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan
tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap apa yang dapat dilakukan.

American Medical Assosiation (AMA), 1994, setelah melalui diskusi dan


negosiasi yang panjang dalam kesepakatan hubungan professional dokter dan perawat,
mendefinisikan istilah kolaborasi sebagai berikut :
Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek
bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batasan-batasan lingkup
praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai
terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan
masyarakat.

B. TUJUAN KOLABORASI PERAWAT


Tujuan kolaborasi perawat adalah untuk membahas masalah-masalah tentang klien
dan untuk meningkatkan pamahaman tentang kontrbusi setiap anggota tim serta untuk
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan mutu asuhan klien.Agar hubungan kolaborasi
dapat optimal,semua anggota profesi harus mempunyai keinginan untuk
bekerjasama.Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekkan sebagai
kolega,bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagai
nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkonstribusi terhadap
perawatan individu,keluarga dan masyarakat.

C. DEFINISI ILMU GIZI

a. Ilmu Gizi
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan
makanan dan disisi lain berkaitan dengan tubuh manusia. Zat gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Zat
gizi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Zat gizi makro
Zat gizi makro adalah zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
besar untuk menjalankan fungsinya dalam tubuh yang berfungsi untuk keperluan
pertumbuhan sel atau jarunagn, fungsi pemeliharaan ataupun aktivitas tubuh.
Contohnya: karbohidrat, protein, dan lemak.
2. Zat gizi mikro
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit. Contohnya: air, mineral, dan vitamin
b. Untuk Hidup Tubuh Membutuhkan Zat Gizi
Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsure
ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat zizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan kedalan tubuh. Bahan makanan:
1. Bahan makanan pokok berfungsi: sumber utama energi dan sumber protein.
2. Bahan makanan lauk pauk berfungsi: sumber utama protein.
3. Bahan makanan sayur dan buah berfungsi: sumber vitamin dan mineral serta
sumber energi.

c. Kebutuhan dan Kecukupan Gizi


Kebutuhan zat gizi menggambarkan banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan
oleh setiap manusia agar dapat hidup sehat.

Kecukupan gizi:
Kualitatif: nilai social, citarasa, ragam, dan jenis.
Kuantitatif: banyaknya kandungan gizi dalam makanan

Kebutuhan:
Lima kelompok besar
45-50 macam zat gizi
Energi: 50-60% KH, 12-15% Protein, <30% lemak.
10 asam amino esensial
3 lemak esensial
14 macam vitamin
15-19 mineral
Serat dan Air

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi yaitu:


1. Umur
2. Faktor fisiologi tubuh
3. Aktifitas/kegiatan
4. Jenis kelamin
5. Ukuran tubuh
6. Suhu/iklim

Menilai Status Gizi


Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Cara Menilai Status Gizi:
1. Pengukuran antropometri yaitu ukuran tubuh (seperti: TB, BB, dan LILA)
2. Pemeriksaan gejala-gejala klinik
3. Pemeriksaan biokimia darah
Tujuan pengukuran status gizi:
1. Pemantauan status gizi
2. Survey gizi
3. Skrining

Asuhan Gizi Klinik di Rumah Sakit


Tujuan pemberian makanan pada penderita:
1. Mengurangi beban kerja organ, terutama kerja jantung, hati, dan ginjal.
2. Membantu mempercepat pertumbuhan
3. Sebagai terapi

Jenis makanan di rumah sakit:


1. Enteral: makanan masuk melalui saluran cerna yaitu melalui mulut dan lambung.
2. Parenteral: makanan melalui pembulu darah yaitu elalui pembulu arteri dan vena.

Standar makanan di rumah sakit


1. Makanan biasa: diberikan pada pasien yang tidak memerlukan makanan khusus
berhubungan dengan penyakitnya.
2. Makanan lunak: biberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada
penyakit infeksi dengan kenaikkan suhu badan tidak terlalu tinggi
3. Makanan saring: diberikan pada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut dan kesukaran menelan.
4. Makanan cair: diberikan pada penderita sebelum dan sesudah perasi tertentu.

D. HUBUNGAN GIZI DENGAN PERAWAT


1. Fungsi perawat dalam interdepanden ini bahwasanya tindakan perawat berdasar
padakerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan lainnya. Fungsi ini
tampakketika perawat bersama tenaga kesehatan lainnya melakukan kolaborasi
dalammemberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan mengupayakan kesembuhan
pasien.Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang
tanagamedis.Sebagai sesama tenaga kesehatan, masing-masing tenaga
kesehatanmempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien sesuaidengan bidang ilmunya. Dalam kolaborasi ini, pasien menjadi fokus
upaya pelayanankesehatan. Misalnya kolaborasi antara perawat dengan ahli gizi. Hal
ini dapatdicontohkan dalam penanganan ibu hamil yang menderita DM / diabetes
mellitus, perawat bersama tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentu
kankebutuhan makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin. Ahli
gizimemberikan kontribusi dalam perencanaan makanan dan perawat mengajarkan
pasien memilih makan sehari-hari. Dalam fungsi ini, perawat bertanggung jawab
secara bersama-sama dengan tenaga kesehatan lain terhadap kegagalan pelayanan
kesehatanterutama untuk bidang keperawatannya.

2. Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi


Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia(SDM). Pelayanan gizi di RS
merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedomanagar tercapai pelayanan yang
bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuaidengan yang diharapkan maka
perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang obatan yang digunakan
pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan
makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi
diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara Hubungan kerja antara
Perawat dan Profesi Gizi juga di wujudkan
dalam bentuk Kolaborasi, karena dalam menyelesaikan masalah Pasien, ada beberapa
hal yang harus di perhatikan diantaranya: Mutu peleyanan, Wewenang dan
Kolaborasi yang memerlukan otonomi, kepimimpinan, advokasi dan
perhatianuntuk mengembangkan kualitas pelayanan perawatan pasien, penelitian,
atau pendidikan dari tingkat tenaga non ahli sampai tenaga ahli.
(Professional Practice atuniversity health network , 2002). Kolaborasi merupakan
bagian dari Kemitraandengan prinsip perencanaan dan pengambilan keputusan
bersama, berbagi saran, kebersamaan, tanggung gugat, keahlian dan tujuan serta
tanggungjawab bersama(ANA cit Sieglar 1994).

3. Proses assesment gizi di RS St.Elisabeth selama ini sudah dilaksanakan sesuai


metodePAGT, walaupun ada yang belum maksimal dilakukan. Pasien baru akan di
data oleh perawat dan dikoordinasikan dengan dietisien jika pasien tersebut
memerlukan asuhangizi. Dietisien mengumpulkan data dari perawat dalam bentuk
catatan mediskemudian akan melakukan assesment gizi pada pasien.Ahli gizi
menerima laporan dari perawat akan adanya pasien baru atau pasienlama yang perlu
penanganan diit atau secara aktif ahli gizi datang ke ruangan danmenskrining pasien
yang perlu diit. Kemudian ahli gizi mempersiapkan alat danasuhan gizi serta
melakukan anamnesisi gizi pada pasien. Lalu ahli gizi menentukanstatus gizi
berdasarkan antropometri dan data biokimia serta menentukan bentukmakanan dan
jenis diit yang sesuai. Kemudian ahli gizi menuliskan usulan kepadadokter utama
yang merawat tentang bentuk makanan dan jenis diit bagi pasien padalembar asuhan
gizi. Ahli gizi menginformasikan kepada perawat yang
bertanggung jawab dan penata gizi tentang bentuk makanan dan jenis diet.
Selang 1-2 hari atauwaktu yang dibutuhkan ahli gizi mengkaji ulang diit yang telah
diberikan dan bila perlu mendiskusikan dengan dokter yang merawat.

Ahli gizi bekerja sama dengandokter yang merawat menentukan bentuk makanan dan
jenis diit yang sesuai dengan perkembangan pasien.

Ahli gizi memberitahu perawat yang bertanggung jawab dan petugas penata gizi bila
ada perubahan diit pasien.

Prosedur ditisien di ruang rawat inap dengan nomor register DPM/IG-ASGI/G-


001 dari surat keputusan RSSt.Elisabeth No.040/SK.01.03 tanggal 1 Juli 2010 tentang
pengesahan & pemberlakuan SPO Instalasi Gizi, penentuan diit dan bentuk makan
pasien rawat inapdilakukan dietisien yang berpedoman pada diagnosis dokter, hasil
laboratorium, pemeriksaan klinis, antropometri dan pemeriksaan lain yang menunjang

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja tanpa berkolaborasi dengan
profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalah dokter, ahli gizi, apoteker dsb. Setiap
tenaga profesi tersebut mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan pasien. Bila setiap
profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerja sama akan dapat terjalin dengan
baik. Selain itu perawat juga mempunyai tanggung jawab dan memiliki untuk:
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan tenaga
kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
3. Perawat merupakan kesatuan integral dengan tenaga kesehatan lainya yang tak bisa
dipisah – pisahkan dan disendirikan.

Tidak ada kelompok yang dapat menyatakan lebih berkuasa diatas yang lainnya. Masing-
masing profesi memiliki kompetensi profesional yang berbeda sehingga ketika digabungkan
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Banyaknya faktor yang
berpengaruh seperti kerjasama, sikap saling menerima, berbagi tanggung jawab, komunikasi
efektif sangat menentukan bagaimana suatu tim berfungsi.Kolaborasi yang efektif antara
anggota tim kesehatan memfasilitasi terselenggaranya pelayanan pasien yanag berkualitas.

B. Saran
1. Perlu adanya sosialisasi praktik kolaborasi dan managed care diantara tim kerja
kesehatan atau profesi kesehatan mulai dari situasi pendidikan.
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kesehatan perlu adanya peningkatan
pendidikan perawat dan komunikasi yang baik ke pasien maupun antar tim kerja, dan
untuk meningkatkan praktik kolaborasi perlu adanya komitmen bersama antara
pemimpin (struktural) dan fungsional (profesi kesehatan), dimana pimpinan dapat
mengadopsi manager care dan mensosialisasikan serta dapat diterapkan pada pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA

http://syarifulhijri.blogspot.com/2011/11/komunikasi-dalam-keperawatan_02.html/

http://milkabenuf.wordpress.com/2013/11/16/komunikasi-antara-profesi-kesehatan/

http://evilprincekyu.wordpress.com/2013/03/18/komunikasi-perawat-dengan-tenaga-
kesehatan
http://dhinninuraeni.blogspot.com/2012/06/kolaborasi-perawat-dan-dokter.html/

http://yonassnevert.blogspot.co.id/2014/11/makalah-komunikasi-perawat-dan-dokter.html
https://www.academia.edu/37590770/KERJASAMA_GIZI_VS_PERAWAT

Anda mungkin juga menyukai