Tangki Berpengaduk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

V-1

PERCOBAAN 5
TANGKI BERPENGADUK

5.1 PENDAHULUAN

5.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Mempelajari proses pencampuran dalam fluida yang diselenggarakan dalam
sistem tangki berpengaduk.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pencampuran.
3. Menentukan pola aliran yang terbentuk.

5.1.2 Latar Belakang


Pengadukan merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menghomogenkan dua komponen atau lebih. Pada proses pengadukan komponen
tersebut harus memiliki sifat kekentalan yang sama agar mudah menyatu.
Pengadukan berperan penting untuk proses dalam mencampurkan bahan yang
memiliki fasa cair.
Percobaan ini menggunakan tiga jenis pengaduk yaitu pengaduk daun
datar, pengaduk daun miring 45º dan propeller. Bola-bola warna untuk
mengetahui pola aliran yang terjadi pada posisi center, off center dan incline.
Setiap tinta biru yang diteteskan dilihat waktu yang ditempuh saat tangki
menggunakan baffle atau tanpa baffle.
Operasi mixing banyak dijumpai dalam dunia industri, misalnya industri
farmasi, pulp and paper, waste and water treatment dan industri mineral. Tangki
berpengaduk juga digunakan pada industry pembuatan pasta gigi. Tangki
berpengaduk digunakan pada posisi seperti blending, dispersi, kristalisasi,
pengemulis dan suspensi system. Dengan demikian, percobaan ini sangat penting
dilakukan agar dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pencampuran sehingga hasil yang didapat lebih efektif.

V-1
V-2

5.2 DASAR TEORI

Pengadukan atau pencampuran merupakan salah satu operasi yang telah


lama dan paling umum digunakan dalam teknik kimia. Meskipun keefektifan dan
pemakaian energi dalam pengadukan bergantung pada prinsip dasar mekanika
fluida, pola-pola aliran jenis tangki berpengaduk sangat kompleks bahwa dalam
aplikasi nyata prinsip dasar tersebut tidaklah mungkin. Karena itu pendekatan
empiris harus digunakan (Foust, 1990: 569).
Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu
pada suatu bahan didalam bejana, dimana gerakan tersebut biasanya memiliki
semacam pola sirkulasi. Proses pencampuran dilain pihak merupakan peristiwa
yang meyebabkan bahan-bahan secara acak bahan yang satu menyebar ke bahan
yang lain dan sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan tersebut sebelumnya terpisah
dari dua fase atau lebih.Suatu bahan tunggal tertentu, umpama air suatu tangki,
dapat diaduk, tetapi tidak dapat dicampur, kecuali jka ada suatu bahan lain yang
ditambahkan pada air itu (umpamanya sejumlah air panas atau serbuk zat padat)

Gambar 5.1 Contoh Bejana Aduk Proses (Mc Cabe, 1985: 226).
V-3

Macam-macam pengaduk :
a. Pengaduk yang luas blade-nya kecil, berotasi pada kecepatan tinggi. Misalnya,
pengaduk turbin dan pengaduk propeller. Pengaduk tipe ini biasanya untuk
mencampur larutan dengan viskos rendah sampai sedang.
1) Turbin : cocok untuk mencampur larutan dengan 50 Ns/m2. Pengaduk
tipe ini merupakan pola aliran radial yang tegak lurus (perpendicular)
terhadap dinding tangki.

Gambar 5.2 Turbine Impeller Configurations (Cheremisinoff, 2000: 48).

2) Propeller : cocok untuk mencampur larutan yang viskos dinamiknya


sampai dengan 10 Ns/m2, menghasilkan pola aliran aksial parallel
terhadap dinding tangki. Ketika larutan sedang bersirkulasi dalam
tangki, larutan tersebut bergerak dalam yang kondisi gaya gesernya
(shear) bervariasi; seolah-olah viskositas larutan rendah ketika dekat
blade dan tinggi ketika jauh dari blade.
b. Pengaduk yang luas blade-nya besar, berotasi pada kecepatan rendah.
Misalnya, pengaduk paddle, anchor (jangkar), gate, helical screws, helical
ribbons. Pengaduk tipe ini cocok juga efektif untuk proses mixing larutan
dengan viskositas tinggi (larutan kental).
V-4

1) Paddle : pengaduk jenis ini sering memegang peranan penting pada


proses pencampuran dalam industri. Bentuk pengaduk ini memiliki
minimum dua sudut, horizontal atau vertikal. Paddle digunakan pada
aliran fluida laminar, transisi atau turbulen tanpa baffle.

Gambar 5.3 Paddle Mixer Configurations (Cheremisinoff, 2000: 48).

2) Anchor : pengaduk ini mengakibatkan aliran tangensial, jumlah


putarannya rendah, mempunyai daerah proses operasi dekat dengan
dinding tangki. Pengaduk anchor mampu memcampur larutan-larutan
dengan viskositas dinamik sampai 100 Ns/m2.
3) Gate : hampir sama seperti pengaduk anchor, daerah operasinya
adalah dekat dengan dinding tangki.
Helical screws : beroperasi dengan cara seolah-olah memompa larutan
dari dasar tangki menuju permukaan, lalu larutan yang dipermukaan dipompa
kembali ke dasar tangki untuk mengisi kekosongan yang terjadi ketika larutan
dipompa ke atas (Cheremisinoff, 2000: 48).
V-5

Pola aliran pada tangki berpengaduk dibagi pada tiga golongan, yaitu:
1. Aliran aksial
2. Aliran radial
3. Aliran aksial turbin
Pola aliran ini bergantung pada jenis pengaduk yang digunakan. Pola ini akan
mempengaruhi pola dispersi gas dalam sistem tersebut. Selain itu baffle juga
memainkan peranan dalam menghasilkan pola aliran. Untuk mendapatkan
disperse yang sempurna pada aliran dan tingakt turbulensi adalah aspek yang
dipertimbangkan. Pergerakan dasar pengaduk adalah secara radial dan aksial yang
bergerak secara serentak karena tindakan oleh dinding tangki dan juga baffle.
Baffle (sekat) akan menghasilkan aliran turbulen (Mc Cabe, 1985: 229).
Pola-pola aliran dalam sebuah tangki berpengaduk tergantung pada sifat-
sifat fluida, geometri tangki, jenis baffle dalam tangki, dan pengaduk itu sendiri,
seperti yang terlihat dibawah ini:

Gambar 5.4 Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk tanpa Baffle Membentuk
Vortex (Cheremisinoff, 2000: 446).

Tipe dari pengaduk dan baffle pada tangki berpengaduk dan pola
alirannya secara umum ditunjukkan pada gambar berikut:
V-6

(a) (b)
Gambar 5.5 Pola-Pola Aliran (Cheremisinoff, 2000: 446).

(a) Pola aliran axial dalam sebuah tangki berpengaduk propeller yang dilengkapi
baffle dilihat dari samping dan dilihat dari bawah.
(b) Pola aliran radial dalam sebuah tangki berpengaduk turbin yang dilengkapi
baffle dilihat dari samping dan dilihat dari bawah.

Gambar 5.6 Pola Aliran Tangensial (Cheremisinoff, 2000: 446).

Shaft powerdidapat untuk menggerakkan pengaduk diperoleh


menggunakan persamaan dimensi secara umum sebagai berikut:
Np = k . Reb . Frc ............................................................................ (5.1)
dimana
P
Np : Power Number =D5 N5ρ ................................................................. (5.2)
V-7

D2 Nρ
Re : Reynold Number = ................................................................ (5.3)
μ

𝐷𝑁 2
Fr : Froude Number = ................................................................... (5.4)
𝑔

P : Shaft Power, W
K : Konstanta, bergantung pada tipe pengaduk, ukuran, dan dimensi dari
Atangki berpengaduk
ρ : Densitas fluida, kg/m3
μ : Viskositas fluida, Ns/m2
N : Kecepatan pengaduk, s-1
D : Diameter pengaduk, m
g : Percepatan gravitasi, 9,81m/s2(Coulson, 1986: 373).
V-8

5.3 METODOLOGI PERCOBAAN

5.3.1 Alat dan Deskripsi Alat


5.3.1.1 Alat Utama
Alat utama yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tangki, pengaduk
(turbin 6 daun datar, turbin 6 daun miring dan propeller), motor pengaduk dan
baffle.

Deskripsi Alat

Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Speed controller
3. Tangki
4. Baffle
5. Pengaduk
Dt : Diameter tangki
J : Lebar baffle
C : Tinggi pengaduk dari
dasar tangki
W : Lebar pengaduk

Gambar 5.7 Rangkaian Alat Tangki Berpengaduk

5.3.1.2 Alat Pendukung


Alat-alat pendukung yang digunakan pada percobaan ini adalah
piknometer 25 mL, stopwatch, termometer dan neraca analitik.

5.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air kran, tinta
warna biru dan bola-bola kecil.
V-9

5.3.3 Prosedur Kerja


5.3.3.1 Percobaan Pendahuluan
Piknometer kosong ditimbang. Air 25 mL ditambahkan ke dalam
piknometer dan kembali ditimbang. Suhu air dalam piknometer diukur. Langkah
tersebut diulangi menggunakan campuran tinta biru dan air.

5.3.3.2 Percobaan Utama


Air dimasukkan ke dalam tangki sampai ketinggian fluida 19,2 cm dari
dasar tangki dan pengaduk jenis propeller dipasang. Motor pengaduk dinyalakan
dan kecepatan diatur pada 200 rpm dan 300 rpm. Posisi pengaduk diatur dengan
variasi center, off center dan incline. Tinta diteteskan sebanyak 1 tetes dan waktu
dihitung sampai larutan homogen sebanyak 3 kali setiap percobaan. Bola-bola
kecil dimasukkan ke dalam tangki untuk mengetahui pola aliran yang terbentuk.
Langkah yang sama dilakukan pada jenis pengaduk turbin 6 daun datar dan turbin
6 daun miring 45º. Percobaan diulangi dengan variasi menggunakan baffle.
V-10

5.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Jenis Pengaduk terhadap Waktu tanpa Baffle
Kecepatan Waktu Pengadukan (s)
Jenis Impeller
(rpm) Center Off-center Incline
Propeller 31,33 16,67 14,33
200 Turbin 6 daun datar 41,33 20,67 13
Turbin 6 daun miring 36,33 10,67 7,33
Propeller 22,33 9,67 7,67
300 Turbin 6 daun datar 24,33 10,67 9
Turbin 6 daun miring 8,33 5,33 7,33

Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Jenis Pengaduk terhadap Waktu dengan Baffle
Kecepatan Waktu Pengadukan (s)
Jenis Impeller
(rpm) Center Off-center Incline
Propeller 22,67 16,67 12,67
200 Turbin 6 daun datar 21 15 10,67
Turbin 6 daun miring 13,67 8 7
Propeller 12,67 9,67 7,33
300 Turbin 6 daun datar 11,33 10,33 8,33
Turbin 6 daun miring 8 5,33 3,33
V-11

5.4.2 Hasil Pengamatan Profil Aliran


Tabel 5.3 Profil Aliran tanpa Baffle
Gambar Pola Aliran
No. Jenis Pengaduk
Center Off-Center Incline
1.

Propeller

2.

Turbin Datar
6 Daun

3.

Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-12

Tabel 5.4 Profil Aliran dengan Baffle


Jenis Gambar Pola Aliran
No.
Pengaduk Center Off-Center Incline
1.

Propeller

2.

Turbin Datar
6 Daun

3.

Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-13

5.4.3 Hasil Perhitungan


Tabel 5.5 Hasil Perhitungan tanpa Baffle Posisi Center
Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 41,33 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,1669 0,0008 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 137,7778
Datar 300 5,00 24,33 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,5631 0,0026 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 121,6667
Turbin 6 Daun 200 3,33 36,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,2989 0,0014 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 121,1111
Miring 45 300 5,00 8,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,0087 0,0046 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 41,6667
Propeller 200 3,33 31,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0199 0,0001 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 104,4444
300 5,00 22,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0672 0,0003 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 111,6667

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan tanpa Baffle Posisi Off Center


Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 20,67 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,1669 0,0008 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 68,8889
Datar 300 5,00 10,67 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,5631 0,0026 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 53,3333
Turbin 6 Daun 200 3,33 10,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,2989 0,0014 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 35,5556
Miring 45 300 5,00 5,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,0087 0,0046 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 26,6667
Propeller 200 3,33 19,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0199 0,0001 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 65,5556
300 5,00 9,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0672 0,0003 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 48,3333
V-14

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan tanpa Baffle Posisi Incline


Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 13,00 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,1669 0,0008 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 43,3333
Datar 300 5,00 9,00 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,5631 0,0026 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 45,0000
Turbin 6 Daun 200 3,33 7,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,2989 0,0014 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 24,4444
Miring 45 300 5,00 3,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,0087 0,0046 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 18,3333
Propeller 200 3,33 14,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0199 0,0001 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 47,7778
300 5,00 7,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,0672 0,0003 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 38,3333

Tabel 5.8 Hasil Perhitungan dengan Baffle Posisi Center


Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 21,00 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,166859 0,000758 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 70,0000
Datar 300 5,00 11,33 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,563148 0,00256 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 56,6667
Turbin 6 Daun 200 3,33 13,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,298868 0,001358 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 45,5556
Miring 45 300 5,00 8,00 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,008679 0,004585 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 40,0000
Propeller 200 3,33 22,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,019925 9,06E-05 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 75,5556
300 5,00 12,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,067245 0,000306 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 63,3333
V-15

Tabel 5.9 Hasil Perhitungan dengan Baffle Posisi Off Center


Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 15,00 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,166859 0,000758 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 50,0000
Datar 300 5,00 10,33 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,563148 0,00256 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 51,6667
Turbin 6 Daun 200 3,33 8,00 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,298868 0,001358 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 26,6667
Miring 45 300 5,00 5,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,008679 0,004585 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 26,6667
Propeller 200 3,33 16,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,019925 9,06E-05 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 55,5556
300 5,00 9,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,067245 0,000306 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 48,3333

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan dengan Baffle Posisi Incline


Jenis N Kecepatan Waktu Dt Da V ρ P I kT μ Nre Npo Nfr N.t
pengaduk (rpm) (rps) (s) (cm) (cm) (m) (volt) (kg/m3) (watt) (ampere) (kg/ms)
Turbin 6 Daun 200 3,33 10,67 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,166859 0,000758 6,3 0,000836 13883,1537 21,0000 0,0669 35,5556
Datar 300 5,00 8,33 19,2 5,9 0,059 220 1000,257 0,563148 0,00256 6,3 0,000836 20824,7306 31,5000 0,1504 41,6667
Turbin 6 Daun 200 3,33 7,00 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,298868 0,001358 4,8 0,000836 19542,5031 16,0000 0,0793 23,3333
Miring 45 300 5,00 3,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 1,008679 0,004585 4,8 0,000836 29313,7546 24,0000 0,1785 16,6667
Propeller 200 3,33 12,67 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,019925 9,06E-05 0,32 0,000836 19542,5031 1,0667 0,0793 42,2222
300 5,00 7,33 19,2 7 0,07 220 1000,257 0,067245 0,000306 0,32 0,000836 29313,7546 1,6000 0,1785 36,6667
V-16

Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Laju Agitator Optimum, waktu Optimum dan Power Optimum

Laju Power
Posisi Perputaran Waktu P Waktu
Jenis turbin Nre Agitator Optimum
Tangki (rpm) Efektif (s) (Watt) Optimum
Optimum (Watt)
Propeller 200 31,33 0,0199 19542,50309
Center 260 17,5 0,6
Turbin 6 Daun Miring 45 300 8,33 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 10,67 0,2989 19542,5031
Off Center 262 7,4 0,74
Turbin 6 Daun Miring 45 300 5,33 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 7,33 0,2989 19542,5031
Incline 262 5 0,75
Turbin 6 Daun Miring 45 300 3,67 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 13,67 0,2988 19542,5031
Center 262 10 0,75
Turbin 6 Daun Miring 45 300 8 1,0086 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 8 0,2988 19542,5031
Off Center 278 8,1 0,83
Turbin 6 Daun Miring 45 300 5,33 1,008 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 7 0,2988 19542,5031
Incline 260 4,8 0,72
Turbin 6 Daun Miring 45 300 3,33 1,008 29313,7546
V-17

5.4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan tiga tipe pengaduk yaitu, turbin 6 daun
datar, turbin 6 daun miring 45o dan propeller. Variasi kecepatan agitator yang
digunakan adalah 200 rpm dan 300 rpm. Selain itu, juga digunakan variasi
penggunaan baffle dan posisi pengaduk pada center, off center dan incline.
Pengukuran densitas juga dilakukan untuk air dan campuran air dengan tinta biru.
Dimensi dari tangki sendiri sangat penting diamati untuk digunakan pada
perhitungan. Tangki yang digunakan pada percobaan ini berupa tangki berbentuk
silinder dengan diameter 19,2 cm. Dari diameter tangki tersebut dapat dihitung
pula besarnya dimensi lain pada tangki tersebut. Dimana diperoleh tinggi dari
fluida tangki tersebut sebesar 19,2 cm, lebar baffle sebesar 5,6 cm, diameter
pengaduk sebesar 6,4 cm, lebar daun sebesar 1,28 cm, panjang daun sebesar1,6
cm dan ketinggian pengaduk dari dasar tangki yaitu 10 cm. Umumnya cairan yang
teragitasi dalam vessel silinder baik yang tertutup ataupun terbuka. Maka tinggi
cairan mendekati diameter tangki yaitu 19,2 cm (Geankoplis,1983). Hal ini
didasarkan pada proporsi geometrik standar yang berlaku pada sistem agitasi yang
mana menggunakan persamaan H/D = 1. Artinya nilai ketinggian dan diameter
tangki adalah sama.
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk densitas air pada suhu 27 oC
adalah 0,99624 g/cm3, sedangkan densitas fluida adalah 1,00026 g/cm3. Densitas
fluida lebih besar daripada air disebabkan telah terjadi pencampuran antara air dan
tinta biru. Penambahan tinta biru dapat menaikkan densitas dikarenakan tinta
dapat membuat massa fluida menjadi meningkat sehingga menyebabkan
densitasnya juga meningkat. Zat warna biru berguna untuk mempermudah
pengamatan seberapa lama zat warna tersebut dapat bercampur sampai homogen.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan waktu untuk jenis
pengaduk turbin 6 daun datar dapat dilihat pada Gambar 5.8 berikut ini:
V-18

45
40
35
30 unbaffle, center
Waktu (s)
25 unbaffle, off center
20 unbaffle, incline
15 baffle, center
10
baffle, off center
5
baffle, incline
0
2 3 4 5 6
N(rps)

Gambar 5.8 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan terhadap Waktu


Pencampuran pada Turbin 6 Daun Datar

Berdasarkan Gambar 5.8 menunjukan kecepatan pengadukan berbanding terbalik


dengan waktu pengadukan. Semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin
sedikit waktu yang diperlukan untuk homogen. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan energi kinetik sehingga kontak antara air dan zat warna biru semakin
besar pada saat pencampuran. Pada Gambar 5.8 pengadukan paling cepat terjadi
pada posisi incline dengan baffle yaitu 8,33 detik. Pengadukan tanpa baffle
memiliki waktu yang lebih lama karena baffle berfungsi memisah pola aliran
sehongga dispersi zat waran lebih cepat menyebar. Pengadukan paling lambat
adalah pada posisi center tanpa baffle dengan kecepatan 200 rpm dengan waktu
41,33 detik.
Hubungan antara kecepatan pengadukan dengan waktu pada jenis
pengaduk turbin 6 daun miring 45o dapat dilihat pada Gambar 5.9 berikut ini:
V-19

40
35
30
unbaffle, center
Waktu (s)
25
unbaffle, off center
20
unbaffle, incline
15
baffle, center
10
baffle, off center
5
baffle, incline
0
2 3 4 5 6
N(rps)

Gambar 5.9 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan terhadap Waktu


Pencampuran pada Turbin 6 Daun Miring 45o

Berdasarkan Gambar 5.9 menunjukkan waktu yang tercepat diperoleh pada posisi
incline dengan baffle pada kecepatan pengadukan 300 rpm sebesar 7,33 detik.
Proses pengadukan yang paling lambat ada pada posisi center tanpa baffle pada
kecepatan pengadukan 300 rpm sebesar 36,33 detik. Hal tersebut dikarenakan
pada posisi center hanya terjadi pola aliran tangensial dan tanpa adanay baffle
dispersi molekul menjadi lambat. Dari Gambar 5.9 juga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar nilai N (putaran), maka semakin cepat waktu pencampuran.
Hubungan antara kecepatan pengadukan dengan waktu pada jenis
pengaduk propeller dapat dilihat pada Gambar 5.10 berikut ini:
V-20

35
30
Waktu (s) 25 unbaffle, center
20 unbaffle, off center
15 unbaffle, incline
10 baffle, center

5 baffle, off center


baffle, incline
0
2 3 4 5 6
N(rps)

Gambar 5.10 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan terhadap Waktu


Pencampuran pada Propeller

Berdasarkan Gambar 5.10 dapat disimpulkan bahwa semakin besar kecepatan


pengadukan maka samkain cepat waktu pencampurannya. Pada proses
pengadukan dengan pengaduk propeller waktu tercepat terjadi pada posisi incline
dengan bafflepada kecepatan 300 rpm sebesar 7,33 detik. Sedangkan waktu
pencampuran yang paling lambat terjadi pada posisi center tanpa baffle pada
kecepatan 200 rpm sebesar 31,33 detik. Baffle dapat membantu proses
pencampuran dengan memecah zat warna sehingga dapat cepat mneybar hingga
homogen.
Hubungan anatara kecepatan pengadukan dengan daya motor pengaduk
dapat dilihat pada Gambar 5.11 berikut ini:
V-21

1.2

0.8
P (watt)

0.6 propeller

0.4 turbin daun datar


turbin daun miring
0.2

0
2 3 4 5 6
N(rps)

Gambar 5.11 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Daya Motor


Pengaduk

Berdasarkan Gambar 5.11 menunjukan bahwa semakin besar kecepatan


pengaduk, maka daya yang dibutuhkan semakin besar. Hal ini karena semakin
besar rotasi maka putaran yang dihasilkan setiap waktunya juga semakin banyak,
sehingga daya yang dibutuhkan juga besar. Pengaduk propeller mmebutuhkan
daya yang paling kecil. Turbin 6 daun miring 45o membutuhkan daya yang paling
besar. Beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan daya pada suatu pengaduk
yaitu jarak pengaduk dari dasar tangki, jumlah daun pengaduk serta ada tidaknya
baffle. Semakin jauh jarak pengadukan maka daya yang diperlukan semakin besar.
Sedangkan adanya baffle akan memperkecil daya yang dibutuhkan
(Geankoplis,1983). Berdasarkan ketiga jenis pengaduk, propeller memiliki
kebutuhan daya yang paling kecil disebakan memiliki kT yang paling kecil. Nilai
kT adalah nilai dari konstanta pengaduk yang dipengaruhi bentuk dan tipe
pengaduk itu sendiri. Hubungan ketiganya yaitu semakin banyak jumlah daun
pengaduk maka daya yang diperlukan semakin besar.
Hubungan antara kecepatan pengadukan dengan daya dan waktu tanpa
baffle dapat dilihat pada Gambar 5.12 berikut ini:
V-22

1.2 35.00

1.0 30.00

25.00
0.8

Waktu (s)
P (Watt)

20.00
Daya Efektif
0.6
15.00 Waktu efektif (s)
0.4 Linear (Daya Efektif)
10.00
0.2 5.00

0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.12 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan terhadap Waktu dan Daya
pada Posisi Center pada Baffle

Berdasarkan Gambar 5.12 didapatkan nilai daya efektif berturut-turut sebesar


0,0199 watt dan 1,0087 watt. Waktu efektif untuk pengadukan dengan kecepatan
200 rpm dan 300 rpm berturut-turut dalah 31,33 detik dan 8,33 detik. Pada posisi
center, jenis turbin yang memiliki daya optimum adalah turbin 6 daun miring
dengan kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 17,5 detik
dengan daya optimum 0,6 watt dan kecepatan optimum 260 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu tanpa
baffle posisi off-center dapat dilihat pada Gambar 5.13 berikut ini:
V-23

1.2 12.00

1.0 10.00

0.8 8.00

Waktu (s)
P (Watt)

Daya Efektif
0.6 6.00
Waktu efektif (s)
0.4 4.00 Linear (Daya Efektif)

0.2 2.00

0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.13 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Off-Center tanpa Baffle

Berdasarkan Gambar 5.13 terlihat bahwa waktu efektif pada kecepatan 200 rpm
dan 300 rpm sebesar 10,67 detik dan 5,33 detik. Daya efektif yang diperoleh
adalah sebesar 0,2989 watt dan 1,0087 watt pada kecepatan 200 rpm dan 300 rpm.
Jenis turbin pada posisi off-center yang memiliki daya optimum adalah turbin 6
daun miring pada kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 7,4
detik dengan daya optimum 0,74 watt dan kecepatan optimum sebesar 262 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu tanpa
baffle posisi incline dapat dilihat pada Gambar 5.14 berikut ini:
V-24

1.2 8.00
7.00
1.0
6.00
0.8
5.00

Waktu (s)
P (Watt)

Daya Efektif
0.6 4.00
Waktu efektif (s)
3.00
0.4 Linear (Daya Efektif)
2.00
0.2
1.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.14 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Incline tanpa Baffle

Berdasarkan Gambar 5.14 dapat dilihat waktu efektif pengadukan pada kecepatan
200 rpm dan 300 rpm berturut-turut adalah 7,33 detik dan 3,67 detik. Daya efektif
yang diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Pada posisi incline jenis
turbin yang memiliki daya optimum adalah turbin 6 daun miring 45o pada
kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 5 detik dengan daya
optimum 0,75 watt dan kecepatan optimum 262 rpm.
Berdasarkan Gambar 5.12, 5.13, dan 5.14 dapat dilihat bahwa daya yang
diperlukan untuk menggerakkan pengaduk berbanding lurus dengan kecepatan
motor. Semakin cepat motor pengaduk bergerak maka daya yang dibutuhkan
semakin besar. Semakin singkat waktu pencampuran maka semakin efektif
pengadukannya. Dapat disimpulkan bahwa daya berbanding lurus dengan waktu.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle posisi center dapat dilihat pada Gambar 5.15 berikut ini:
V-25

1.2 16.00
14.00
1.0
12.00
0.8
10.00

Waktu (s)
P (Watt)

Daya Efektif
0.6 8.00
Waktu efektif (s)
6.00
0.4 Linear (Daya Efektif)
4.00
0.2
2.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.15 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Center dengan Baffle

Berdasarkan Gambar 5.15 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm berturut-turut yaitu 13,67 detik dan 8 detik. Daya
efisiensi yang diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Jenis turbin yang
memiliki daya optimum pada posisi center dengan baffle adalah turbin 6 daun
miring 45o dengan kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 10
detik dengan daya optimum 0,75 watt dan kecepatan optimum 262 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle posisi off-center dapat dilihat pada Gambar 5.16 berikut ini:
V-26

1.2 9
8
1.0
7
0.8 6

Waktu (s)
P (Watt)

5 Daya Efektif
0.6
4 Waktu efektif (s)
0.4 3 Linear (Daya Efektif)
2
0.2
1
0.0 0
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.16 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Off-Center dengan Baffle

Berdasarkan Gambar 5.16 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm beturut-turut adalah 8 detik dan 5,33 detik. Daya
efektif yang diperoleh adalah 0.2989 watt dan 1,0087 watt. Pada posisi off-center
jenis turbin yang memiliki daya optimum adalah turbin 6 daun miring 45o pada
kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 8,15 detik dengan
daya optimum 0,83 watt dan kecepatan optimum 278 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle pada posisi incline dapat dilihat pada Gambar 5.17 berikut ini:
V-27

1.2 8
7
1.0
6
0.8
5

Waktu (s)
P (Watt)

Daya Efektif
0.6 4
Waktu efektif (s)
3
0.4 Linear (Daya Efektif)
2
0.2
1
0.0 0
0 100 200 300 400
Rpm

Gambar 5.17 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Incline dengan Baffle

Berdasarkan Gambar 5.17 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm adalah 7 detik dan 3,33 detik. Daya efektif yang
diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Jenis turbin yang memiliki daya
optimum pada posisi incline adalah turbin 6 daun miring. Waktu optimum yang
diperoleh adalah 4,8 detik dengan daya optimum 0,72 watt dan kecepatan
pengaduk 260 rpm.
Berdasarkan Gambar 5.15, 5.16 dan 5.17 menunjukkan bahwa kecepatan
motor pengaduk berbanding lurus dengan daya. Tetapi berbanding terbalik dengan
waktu pada berbagai posisi pengadukan dengan baffle. Daya berbanding lurus
dengan waktu.
Hubungan antara posisi pengaduk, jenis pengaduk dan nilai NRe rata-rata
tanpa baffleI ditunjukkan pada Tabel 5.12 berikut ini:
V-28

Tabel 5.12 Hubungan antara Posisi Pengaduk, Jenis Pengaduk dan NRe Rata-rata
tanpa Baffle
No. Jenis Pengaduk Posisi NRe rata-rata
Center 19542,60309
1 Turbin 6 daun datar Off Center 19542,60309
Incline 19542,60309
Center 29313,7546
2 Turbin 6 daun miring 45o Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
Center 29313,7546
3 Propeller Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546

Berdasarkan Tabel 5.12 diatas menjelaskan hubungan antara posisi pengaduk,


jenis pengaduk dan NRe rata-rata. Pada tabel dapat dilihat nilai NRe rata-rata
untuk turbin 6 daun datar, turbin 6 daun miring dan propeller, pada posisi center,
off-center dan incline berturut-turut adalah 19542,60309; 29313,7546 dan
29313,7546. Pola aliran yang terbentuk berdasarkan nilai NRe yang didapatkan
adalah turbulen (McCabe,1983). Nilai NRe dipengaruhi oleh kekentalan fluida,
rapat massa fluida dan diameter pipa.
Hubungan antara posisi pengaduk, jenis pengaduk dan nilai NRe rata-rata
dengan baffleI ditunjukkan pada Tabel 5.13 berikut ini:

Tabel 5.13 Hubungan antara Posisi Pengaduk, Jenis Pengaduk dan NRe Rata-rata
tanpa Baffle
No. Jenis Pengaduk Posisi NRe rata-rata
Center 19542,60309
1 Turbin 6 daun datar Off Center 19542,60309
Incline 19542,60309
Center 29313,7546
2 Turbin 6 daun miring 45o Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
Center 29313,7546
3 Propeller Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
V-29

Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat nilai NRe rata-rata untuk turbin 6 daun datar,
turbin 6 daun miring dan propeller, pada posisi center, off-center dan incline
berturut-turut adalah 19542,60309; 29313,7546 dan 29313,7546. Pola aliran yang
terbentuk berdasarkan nilai NRe yang didapatkan adalah turbulen (McCabe,1983).
Percobaan ini menggunakan bola-bola kecil berwarna yang berguna
untuk memudahkan pengamatan aliran yang terjadi dalam pencampuran. Pola
aliran yang terbentuk dalam percobaan ini ada bermacam-macam pada setiap jenis
pengaduk. Gambar pola lairan tanpa baffle pada semua posisi dan jenis pengaduk
ditunjukkan pada Tabel 5.14 berikut ini:

Tabel 5.14 Pola Aliran pada Tangki Berpengaduk tanpa Baffle


Gambar Pola Aliran
No. Jenis Pengaduk
Center Off-Center Incline
1.

Propeller

2.

Turbin Datar
6 Daun

3.

Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-30

Berdadsarkan Tabel 5.14 menunjukkan pada pengaduk turbin 6 daun datar akan
menghasilkan pola radial. Pola aliran tersebut membentuk aliran yang sejajar
dengan sumbu poros pengaduk. Pola ini memberikan aliran yang turbulen yang
diperlukan untuk membentuk dua pola aliran yang terpisah. Satu bagian mengalir
ke bawah di sepanjang dinding dan kembali ke pusat pengadukan dari bawah.
Sedangkan satu bagian lagi mengalir k eats menuju permukaan dan kembali ke
pengaduk atas.
Pola aliran yang terbentuk untuk pengaduk turbin 6 daun miring adalah
aliran radial yang kuat sehingga membentuk vortex. Hal ini karena zat cair
berviskositas rendah, pengaduk turbin miring menimbulkan arus yang deras pada
daerah seluruh tangki. Pola lairan radial adlaah aliran yang berarah tangensial dan
ini disebabkan karena tidak adanya baffle untuk mencegah terjadinya vortex.
Pola aliran yang terbentuk pada pengaduk jenis propeller tanpa bafflel
adalah pola aliran aksial disertai terbentuknya vortex. Pada jenis pengaduk ini
cairan dipindahkan secara longitudinal. Pada aliran ini akan menyebabkan
campuran begeser dengan kondisi gaya geser yang bervariasi. Besarnya turbulensi
yang dihasilkan menyebabkan pola aliran berputar dengan cepat hamper ke
seluruh bagian cairan. Aliran aksial adalah pola aliran yang sejajar dengan tangki
berpengaduk.
Gambar pola aliran dengan baffle pada semua posisi ditunjukkan pada
Tabel 5.15 berikut ini:
V-31

Tabel 5.15 Pola Aliran pada Tangki Berpengaduk dengan Baffle


Jenis Gambar Pola Aliran
No.
Pengaduk Center Off-Center Incline
1.

Propeller

2.

Turbin Datar
6 Daun

3.

Turbin 6 Daun
Miring 45o

Berdasarkan Tabel 5.15 menunjukan pada pengaduk turbin 6 daun datar dengan
baffle akan menghasilkan pola aliran radial tanpa adanya vortex. Tangki yang
menggunakan baffle menyebabkan aliran vertical semakin meningkat, sehingga
waktu yang diperlukan sedikit. Pola aliran radial adalah aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran dan dapat
dihilangkan dengan menggunakan baffle.
Pengaduk turbin 6 daun miring dengan baffle akan menghasilkan pola
lairan radial dengan arus aksial yang kuat. Baffle berfungsi sebagai penyekat
aliran untuk mencegat terbentuknya vortex sehingga pencampuran akan
berlangsung dengan cepat. Aliran radial adalah aliran yang pada arah tegak lurus
V-32

terhadap tangki pengaduk. Pengaduk propeller, menghasilkan aliran aksial


parallel terhadap dinding tangki, vortex tidak terbentuk karean adanya baffle.
Berdasarkan ketiga jenis pola aliran dapat disimpulkan bahwa turbin 6
daun datar memiliki pola aliran radial. Pada turbin 6 daun miring memiliki pola
aliran radial dan aksial. Pada propeller memiliki pola aliran aksial. Fungsi baffle
adalah mencegah timbulnya vortex. Baffle memainkan peranan dalam
menghasilkan pola aliran untuk menghasilkan dispersi yang sempurna pada aliran.
Deadzone daerah dimana fluida dapat digerakkan oleh aliran pengaduk
yang terjadi pada saat pencampuran. Deadzone terjadi dengan terbentuknya sudut
atau lipatan dari dinding-dinding yang diakibatkan oleh aliran. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengadukan adalah jenis pengaduk, posisi pengaduk, kecepatan
pengaduk dan penggunaan baffle. Semakin cepat pengadukan, waktu yang
dibutuhkan agar larutan homogen semakin cepat pula. Penggunaan baffle pada
posisi pengadukan mempengaruhi proses dispersi warna yang lebih efektif dan
mencegah turbulensi.
V-33

5.5 PENUTUP

5.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Efektivitas pencampuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kecepatan pengaduk, posisi pengaduk, jenis pengaduk dan ada tidaknya
baffle.
2. Waktu pengadukan akan semakin cepat seiring dengan semakin cepatnya
putaran pengaduk.
3. Jenis pengaduk yang memerlukan mixing time paling cepat adalah turbin
6 daun miring 45º.
4. Posisi pengaduk yang memerlukan mixing time paling cepat adalah
incline.
5. Penggunaan baffle dapat mempercepat waktu pengadukan.
6. Pola aliran radial terbentuk pada pengaduk turbin 6 daun datar dan turbin
6 daun miring 45º, sedangkan pengaduk propeller membentuk pola aliran
aksial.

5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebaiknya dalam
meneteskan zat warna agar menggunakan volume tertentu zat warna yang
diteteskan seragam, sehingga waktu pencampurannya akurat.
V-34

DAFTAR PUSTAKA

Cheremisinoff, N. P. 2000. Handbook of Chemical Proecessing Equipment.


Butterworth. Heinemann. New Delhi

Coulson, S. M dan Kichardson, J. F. 1989. Chemical Engineering Vol 6 : An


Introduction to Chemical Engineering Design. Pergamon Press. New
York.

Foust, A. S. , Dkk. 1980. Principles of Unit Operation 2nd Edition. John Willey
and Sons Inc. New York.

Geankoplis, J. C. 2003. Transport Processes and Separations Processes Principle


4th Edition. Prentice Hall. New Jersey.

Mc Cabe. W. L. , dkk. 1985. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Perry, R. H. 1997. Perry’s Chemical Engineering Handbook 6th Edition. Mc Graw


Hill Company. New York.
V-35

LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Pengukuran Dimensi Tangki


Diketahui : Diameter tangki = 19,2 cm
Jumlah baffle =4
Tinggi fluida dalam tangki = 19,2 cm
J (lebar baffle)…?
Lebar baffle
Dari tabel 3.4-1. (Geankoplis, 1997 : 158)

J 1 Dt 19,2 cm
 → J=   1,6 cm
Dt 12 12 12

2. Pengukuran Dimensi Pengaduk


Diketahui :
C (Ketinggian pengaduk dari dasar tangki = 5 cm
Da (diameter pengaduk): a. Propeller = 7 cm
b. Daun datar = 5,9 cm
c. Daun miring = 7 cm
W (lebar daun): 1,6 cm (dm); 1,7 cm (dd dan propeller)
L (Panjang daun): 2,6 cm (dm); 1,8 cm (dd); 2,4 cm (propeller)

3. Penentuan densitas fluida


Diketahui :
Massa piknometer kosong = 29,2 gram
Massa piknometer + air = 54 gram
Massa piknometer + fluida = a. Propeller: 54,1 gram
b. Daun Datar: 54,1 gram
c. Daun miring: 54,1 cm
T = 270C

LP.V-1
V-36
LP.V-2

Ditanya : ρ fluida…?
Penyelesaian
Massa fluida = (M piknometer + fluida) - (M piknometer kosong)
= 54,1 gram – 29,2 gram
= 24,9 gram
Massa air = (M piknometer + air) – (M piknometer kosong)
= 54 gram – 29,2 gram
= 24,8 gram
ρ air pada 270C adalah:
T1=25º → ρ1= 0,99708 g/cm3
T2=30º → ρ2= 0,99568 g/cm3
Dengan interpolasi:
0,99568− ρ air 30−27
=
0,99568−0,00708 30−25
ρ air = 0,99652 g/cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑥 ρ air pada T
ρ fluida pada suhu T =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
24,9 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,99652 𝑔/𝑐𝑚3
=
24,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1,00054 g/cm3

4. Penentuan viskositas fluida


Diketahui : T = 27 oC
Ditanya : µ = ?
Jawab :
Appendiks A.2-4 Viscocity of Liquid Water (Geankoplis,1997:885)
T = 27 oC → µ = 0,8365

5. Penentuan Konstanta Korelasi Kebutuhan Daya


Diketahui : V (tegangan listrik motor agitator) : 220 V
V-37
LP.V-3

Ditanya : Peff ..?


L ...?
Penyelesaian
P = KT . η3 . Da5. Ρ (Eq 9-24 : McCabe)
Dari tabel 9-24 McCabe
Untuk Turbin datar 6 daun  KT = 6,3
Turbin miring 6 daun  KT = 4,8
Propeller  KT = 0,32
Pada kecepatan (n) = 200 rpm = 3,33 rps
 Turbin datar 6 daun
P = 6,3 (3,33 rps)3 x (0,07 m)5 x (1000,54 kg/m3)
= 0,5633 watt
 Turbin miring 6 daun
P = 4,8 (3,33 rps)3 x (0,07 m)5 x (1000,54 kg/m3)
= 0,267 watt
 Propeller
P = 0,32 (3,33 rps)3 x (0,07 m)5 x (1000,54 kg/m3)
= 0,0198 watt

Peff = Ieff x Veff


a. Turbin datar
L = P/V = 0,5633/220 = 0,0626 A
b. Turbin miring
L = P/V = 0,267/220 = 0,0012 A
c. Propeller
L = P/V = 0,0198/220 = 0,0009 A
Perhitungan power untuk kecepatan 300 dapat dilihat pada tabel hasil
perhitungan.

6. Penentuan Korelasi Waktu Campuran


Diketahui : Da = 0,07 cm
V-38
LP.V-4

T fluida = 27 ºC → ρ = 1000,54 kg/cm3


µ = 0,0008365 kg/cm3
Ditanya : NRe...?
NPo...?
Nfr...?
Penyelesaian
Pada kecepatan , n = 200 rpm = 3,3 rps
Da2 𝑛 ρ
NRe =
µ
2
(0,07) (3,33)(1000,54)
NRe = 0,0008365
= 19516,81
P
NPo =
𝜌.𝑛3 .𝐷𝑎5
a. Turbin datar
0,5633
Npo =
(1000,54).(3,33)2 .(0,7)5
= 6,3
b. Turbin miring
0,267
Npo =
(1000,54) .(3,33)2 .(0,7)5
= 4,3
c. Propeller
0,0198
Po =
(1000,54) .(3,33)2 .(0,7)5
= 3,18
V-39

ABSTRAK

Tangki berpengaduk merupakan suatu bejana yang digunakan dalam proses pencampuran
dengan menggunakan suatu pengaduk. Pengadukan bertujuan untuk menciptakan pencampuran
agar larutan menjadi homogen Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari proses
pencampuran dalam fluida yang diselenggarakan di dalam sistem tangki berpengaduk,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pencampuran dan menentukan pola
aliran yang terbentuk.
Pada percobaan ini yang dilakukan dengan mengisi tangki pengaduk dengan air disertai
memasang pengaduk, serta menyalakan motor pengaduk, mengambil cairan tinta sebanyak 1tetes
dan di masukkan dalam tangki berpengaduk tadi, mencatat waktu yang diperlukan hingga
campuran tersebut homogen, mengambil campuran sebanyak 25 mL dan memasukkannya dalam
piknometer yang sebelumnya telah ditimbang piknometer kosongnya, melakukan hal yang sama
untuk jenis pengaduk yang berbeda dan variasi kecepatan 200 rpm dan 300 rpm, disertai bola
warna untuk mengamati pola alirannya.Percobaan ini diselenggarakan dengan tiga tipe pengaduk
yakni pengaduk turbin datar 6 daun, turbin miring 6 daun, dan propeller serta ada tidaknya baffle.
Berdasarkan perobaan diketahui bahwa Waktu pengadukan akan semakin cepat seiring
dengan semakin cepatnya putaran pengaduk,.Efektivitas pencampuran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya viskositas, kecepatan pengaduk, posisi pengaduk, jenis pengaduk dan ada
tidaknya baffle. Pola aliran radial terbentuk pada pengaduk turbin 6 daun datar, pada pengaduk
turbin 6 daun miring 45º pola aliran yang erbentuk adalah radial dan aksial, sedangkan pengaduk
propeller membentuk pola aliran aksial.

Kata Kunci : Tangki berpengaduk, center, off center, incline, radial, aksial.

Anda mungkin juga menyukai