Tangki Berpengaduk
Tangki Berpengaduk
Tangki Berpengaduk
PERCOBAAN 5
TANGKI BERPENGADUK
5.1 PENDAHULUAN
V-1
V-2
Gambar 5.1 Contoh Bejana Aduk Proses (Mc Cabe, 1985: 226).
V-3
Macam-macam pengaduk :
a. Pengaduk yang luas blade-nya kecil, berotasi pada kecepatan tinggi. Misalnya,
pengaduk turbin dan pengaduk propeller. Pengaduk tipe ini biasanya untuk
mencampur larutan dengan viskos rendah sampai sedang.
1) Turbin : cocok untuk mencampur larutan dengan 50 Ns/m2. Pengaduk
tipe ini merupakan pola aliran radial yang tegak lurus (perpendicular)
terhadap dinding tangki.
Pola aliran pada tangki berpengaduk dibagi pada tiga golongan, yaitu:
1. Aliran aksial
2. Aliran radial
3. Aliran aksial turbin
Pola aliran ini bergantung pada jenis pengaduk yang digunakan. Pola ini akan
mempengaruhi pola dispersi gas dalam sistem tersebut. Selain itu baffle juga
memainkan peranan dalam menghasilkan pola aliran. Untuk mendapatkan
disperse yang sempurna pada aliran dan tingakt turbulensi adalah aspek yang
dipertimbangkan. Pergerakan dasar pengaduk adalah secara radial dan aksial yang
bergerak secara serentak karena tindakan oleh dinding tangki dan juga baffle.
Baffle (sekat) akan menghasilkan aliran turbulen (Mc Cabe, 1985: 229).
Pola-pola aliran dalam sebuah tangki berpengaduk tergantung pada sifat-
sifat fluida, geometri tangki, jenis baffle dalam tangki, dan pengaduk itu sendiri,
seperti yang terlihat dibawah ini:
Gambar 5.4 Pola Aliran dalam Tangki Berpengaduk tanpa Baffle Membentuk
Vortex (Cheremisinoff, 2000: 446).
Tipe dari pengaduk dan baffle pada tangki berpengaduk dan pola
alirannya secara umum ditunjukkan pada gambar berikut:
V-6
(a) (b)
Gambar 5.5 Pola-Pola Aliran (Cheremisinoff, 2000: 446).
(a) Pola aliran axial dalam sebuah tangki berpengaduk propeller yang dilengkapi
baffle dilihat dari samping dan dilihat dari bawah.
(b) Pola aliran radial dalam sebuah tangki berpengaduk turbin yang dilengkapi
baffle dilihat dari samping dan dilihat dari bawah.
D2 Nρ
Re : Reynold Number = ................................................................ (5.3)
μ
𝐷𝑁 2
Fr : Froude Number = ................................................................... (5.4)
𝑔
P : Shaft Power, W
K : Konstanta, bergantung pada tipe pengaduk, ukuran, dan dimensi dari
Atangki berpengaduk
ρ : Densitas fluida, kg/m3
μ : Viskositas fluida, Ns/m2
N : Kecepatan pengaduk, s-1
D : Diameter pengaduk, m
g : Percepatan gravitasi, 9,81m/s2(Coulson, 1986: 373).
V-8
Deskripsi Alat
Keterangan :
1. Motor pengaduk
2. Speed controller
3. Tangki
4. Baffle
5. Pengaduk
Dt : Diameter tangki
J : Lebar baffle
C : Tinggi pengaduk dari
dasar tangki
W : Lebar pengaduk
5.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air kran, tinta
warna biru dan bola-bola kecil.
V-9
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Jenis Pengaduk terhadap Waktu dengan Baffle
Kecepatan Waktu Pengadukan (s)
Jenis Impeller
(rpm) Center Off-center Incline
Propeller 22,67 16,67 12,67
200 Turbin 6 daun datar 21 15 10,67
Turbin 6 daun miring 13,67 8 7
Propeller 12,67 9,67 7,33
300 Turbin 6 daun datar 11,33 10,33 8,33
Turbin 6 daun miring 8 5,33 3,33
V-11
Propeller
2.
Turbin Datar
6 Daun
3.
Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-12
Propeller
2.
Turbin Datar
6 Daun
3.
Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-13
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Laju Agitator Optimum, waktu Optimum dan Power Optimum
Laju Power
Posisi Perputaran Waktu P Waktu
Jenis turbin Nre Agitator Optimum
Tangki (rpm) Efektif (s) (Watt) Optimum
Optimum (Watt)
Propeller 200 31,33 0,0199 19542,50309
Center 260 17,5 0,6
Turbin 6 Daun Miring 45 300 8,33 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 10,67 0,2989 19542,5031
Off Center 262 7,4 0,74
Turbin 6 Daun Miring 45 300 5,33 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 7,33 0,2989 19542,5031
Incline 262 5 0,75
Turbin 6 Daun Miring 45 300 3,67 1,0087 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 13,67 0,2988 19542,5031
Center 262 10 0,75
Turbin 6 Daun Miring 45 300 8 1,0086 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 8 0,2988 19542,5031
Off Center 278 8,1 0,83
Turbin 6 Daun Miring 45 300 5,33 1,008 29313,7546
Turbin 6 Daun Miring 45 200 7 0,2988 19542,5031
Incline 260 4,8 0,72
Turbin 6 Daun Miring 45 300 3,33 1,008 29313,7546
V-17
5.4.3 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan dengan tiga tipe pengaduk yaitu, turbin 6 daun
datar, turbin 6 daun miring 45o dan propeller. Variasi kecepatan agitator yang
digunakan adalah 200 rpm dan 300 rpm. Selain itu, juga digunakan variasi
penggunaan baffle dan posisi pengaduk pada center, off center dan incline.
Pengukuran densitas juga dilakukan untuk air dan campuran air dengan tinta biru.
Dimensi dari tangki sendiri sangat penting diamati untuk digunakan pada
perhitungan. Tangki yang digunakan pada percobaan ini berupa tangki berbentuk
silinder dengan diameter 19,2 cm. Dari diameter tangki tersebut dapat dihitung
pula besarnya dimensi lain pada tangki tersebut. Dimana diperoleh tinggi dari
fluida tangki tersebut sebesar 19,2 cm, lebar baffle sebesar 5,6 cm, diameter
pengaduk sebesar 6,4 cm, lebar daun sebesar 1,28 cm, panjang daun sebesar1,6
cm dan ketinggian pengaduk dari dasar tangki yaitu 10 cm. Umumnya cairan yang
teragitasi dalam vessel silinder baik yang tertutup ataupun terbuka. Maka tinggi
cairan mendekati diameter tangki yaitu 19,2 cm (Geankoplis,1983). Hal ini
didasarkan pada proporsi geometrik standar yang berlaku pada sistem agitasi yang
mana menggunakan persamaan H/D = 1. Artinya nilai ketinggian dan diameter
tangki adalah sama.
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk densitas air pada suhu 27 oC
adalah 0,99624 g/cm3, sedangkan densitas fluida adalah 1,00026 g/cm3. Densitas
fluida lebih besar daripada air disebabkan telah terjadi pencampuran antara air dan
tinta biru. Penambahan tinta biru dapat menaikkan densitas dikarenakan tinta
dapat membuat massa fluida menjadi meningkat sehingga menyebabkan
densitasnya juga meningkat. Zat warna biru berguna untuk mempermudah
pengamatan seberapa lama zat warna tersebut dapat bercampur sampai homogen.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan waktu untuk jenis
pengaduk turbin 6 daun datar dapat dilihat pada Gambar 5.8 berikut ini:
V-18
45
40
35
30 unbaffle, center
Waktu (s)
25 unbaffle, off center
20 unbaffle, incline
15 baffle, center
10
baffle, off center
5
baffle, incline
0
2 3 4 5 6
N(rps)
40
35
30
unbaffle, center
Waktu (s)
25
unbaffle, off center
20
unbaffle, incline
15
baffle, center
10
baffle, off center
5
baffle, incline
0
2 3 4 5 6
N(rps)
Berdasarkan Gambar 5.9 menunjukkan waktu yang tercepat diperoleh pada posisi
incline dengan baffle pada kecepatan pengadukan 300 rpm sebesar 7,33 detik.
Proses pengadukan yang paling lambat ada pada posisi center tanpa baffle pada
kecepatan pengadukan 300 rpm sebesar 36,33 detik. Hal tersebut dikarenakan
pada posisi center hanya terjadi pola aliran tangensial dan tanpa adanay baffle
dispersi molekul menjadi lambat. Dari Gambar 5.9 juga dapat disimpulkan bahwa
semakin besar nilai N (putaran), maka semakin cepat waktu pencampuran.
Hubungan antara kecepatan pengadukan dengan waktu pada jenis
pengaduk propeller dapat dilihat pada Gambar 5.10 berikut ini:
V-20
35
30
Waktu (s) 25 unbaffle, center
20 unbaffle, off center
15 unbaffle, incline
10 baffle, center
1.2
0.8
P (watt)
0.6 propeller
0
2 3 4 5 6
N(rps)
1.2 35.00
1.0 30.00
25.00
0.8
Waktu (s)
P (Watt)
20.00
Daya Efektif
0.6
15.00 Waktu efektif (s)
0.4 Linear (Daya Efektif)
10.00
0.2 5.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.12 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan terhadap Waktu dan Daya
pada Posisi Center pada Baffle
1.2 12.00
1.0 10.00
0.8 8.00
Waktu (s)
P (Watt)
Daya Efektif
0.6 6.00
Waktu efektif (s)
0.4 4.00 Linear (Daya Efektif)
0.2 2.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.13 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Off-Center tanpa Baffle
Berdasarkan Gambar 5.13 terlihat bahwa waktu efektif pada kecepatan 200 rpm
dan 300 rpm sebesar 10,67 detik dan 5,33 detik. Daya efektif yang diperoleh
adalah sebesar 0,2989 watt dan 1,0087 watt pada kecepatan 200 rpm dan 300 rpm.
Jenis turbin pada posisi off-center yang memiliki daya optimum adalah turbin 6
daun miring pada kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 7,4
detik dengan daya optimum 0,74 watt dan kecepatan optimum sebesar 262 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu tanpa
baffle posisi incline dapat dilihat pada Gambar 5.14 berikut ini:
V-24
1.2 8.00
7.00
1.0
6.00
0.8
5.00
Waktu (s)
P (Watt)
Daya Efektif
0.6 4.00
Waktu efektif (s)
3.00
0.4 Linear (Daya Efektif)
2.00
0.2
1.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.14 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Incline tanpa Baffle
Berdasarkan Gambar 5.14 dapat dilihat waktu efektif pengadukan pada kecepatan
200 rpm dan 300 rpm berturut-turut adalah 7,33 detik dan 3,67 detik. Daya efektif
yang diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Pada posisi incline jenis
turbin yang memiliki daya optimum adalah turbin 6 daun miring 45o pada
kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 5 detik dengan daya
optimum 0,75 watt dan kecepatan optimum 262 rpm.
Berdasarkan Gambar 5.12, 5.13, dan 5.14 dapat dilihat bahwa daya yang
diperlukan untuk menggerakkan pengaduk berbanding lurus dengan kecepatan
motor. Semakin cepat motor pengaduk bergerak maka daya yang dibutuhkan
semakin besar. Semakin singkat waktu pencampuran maka semakin efektif
pengadukannya. Dapat disimpulkan bahwa daya berbanding lurus dengan waktu.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle posisi center dapat dilihat pada Gambar 5.15 berikut ini:
V-25
1.2 16.00
14.00
1.0
12.00
0.8
10.00
Waktu (s)
P (Watt)
Daya Efektif
0.6 8.00
Waktu efektif (s)
6.00
0.4 Linear (Daya Efektif)
4.00
0.2
2.00
0.0 0.00
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.15 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Center dengan Baffle
Berdasarkan Gambar 5.15 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm berturut-turut yaitu 13,67 detik dan 8 detik. Daya
efisiensi yang diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Jenis turbin yang
memiliki daya optimum pada posisi center dengan baffle adalah turbin 6 daun
miring 45o dengan kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 10
detik dengan daya optimum 0,75 watt dan kecepatan optimum 262 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle posisi off-center dapat dilihat pada Gambar 5.16 berikut ini:
V-26
1.2 9
8
1.0
7
0.8 6
Waktu (s)
P (Watt)
5 Daya Efektif
0.6
4 Waktu efektif (s)
0.4 3 Linear (Daya Efektif)
2
0.2
1
0.0 0
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.16 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Off-Center dengan Baffle
Berdasarkan Gambar 5.16 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm beturut-turut adalah 8 detik dan 5,33 detik. Daya
efektif yang diperoleh adalah 0.2989 watt dan 1,0087 watt. Pada posisi off-center
jenis turbin yang memiliki daya optimum adalah turbin 6 daun miring 45o pada
kecepatan 300 rpm. Waktu optimum yang diperoleh adalah 8,15 detik dengan
daya optimum 0,83 watt dan kecepatan optimum 278 rpm.
Hubungan antara kecepatan pengaduk dengan daya dan waktu dengan
baffle pada posisi incline dapat dilihat pada Gambar 5.17 berikut ini:
V-27
1.2 8
7
1.0
6
0.8
5
Waktu (s)
P (Watt)
Daya Efektif
0.6 4
Waktu efektif (s)
3
0.4 Linear (Daya Efektif)
2
0.2
1
0.0 0
0 100 200 300 400
Rpm
Gambar 5.17 Hubungan antara Kecepatan Pengadukan dengan Waktu dan Daya
pada Posisi Incline dengan Baffle
Berdasarkan Gambar 5.17 dapat dilihat waktu efektif yang diperoleh pada
kecepatan 200 rpm dan 300 rpm adalah 7 detik dan 3,33 detik. Daya efektif yang
diperoleh adalah 0,2989 watt dan 1,0087 watt. Jenis turbin yang memiliki daya
optimum pada posisi incline adalah turbin 6 daun miring. Waktu optimum yang
diperoleh adalah 4,8 detik dengan daya optimum 0,72 watt dan kecepatan
pengaduk 260 rpm.
Berdasarkan Gambar 5.15, 5.16 dan 5.17 menunjukkan bahwa kecepatan
motor pengaduk berbanding lurus dengan daya. Tetapi berbanding terbalik dengan
waktu pada berbagai posisi pengadukan dengan baffle. Daya berbanding lurus
dengan waktu.
Hubungan antara posisi pengaduk, jenis pengaduk dan nilai NRe rata-rata
tanpa baffleI ditunjukkan pada Tabel 5.12 berikut ini:
V-28
Tabel 5.12 Hubungan antara Posisi Pengaduk, Jenis Pengaduk dan NRe Rata-rata
tanpa Baffle
No. Jenis Pengaduk Posisi NRe rata-rata
Center 19542,60309
1 Turbin 6 daun datar Off Center 19542,60309
Incline 19542,60309
Center 29313,7546
2 Turbin 6 daun miring 45o Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
Center 29313,7546
3 Propeller Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
Tabel 5.13 Hubungan antara Posisi Pengaduk, Jenis Pengaduk dan NRe Rata-rata
tanpa Baffle
No. Jenis Pengaduk Posisi NRe rata-rata
Center 19542,60309
1 Turbin 6 daun datar Off Center 19542,60309
Incline 19542,60309
Center 29313,7546
2 Turbin 6 daun miring 45o Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
Center 29313,7546
3 Propeller Off Center 29313,7546
Incline 29313,7546
V-29
Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat nilai NRe rata-rata untuk turbin 6 daun datar,
turbin 6 daun miring dan propeller, pada posisi center, off-center dan incline
berturut-turut adalah 19542,60309; 29313,7546 dan 29313,7546. Pola aliran yang
terbentuk berdasarkan nilai NRe yang didapatkan adalah turbulen (McCabe,1983).
Percobaan ini menggunakan bola-bola kecil berwarna yang berguna
untuk memudahkan pengamatan aliran yang terjadi dalam pencampuran. Pola
aliran yang terbentuk dalam percobaan ini ada bermacam-macam pada setiap jenis
pengaduk. Gambar pola lairan tanpa baffle pada semua posisi dan jenis pengaduk
ditunjukkan pada Tabel 5.14 berikut ini:
Propeller
2.
Turbin Datar
6 Daun
3.
Turbin 6 Daun
Miring 45o
V-30
Berdadsarkan Tabel 5.14 menunjukkan pada pengaduk turbin 6 daun datar akan
menghasilkan pola radial. Pola aliran tersebut membentuk aliran yang sejajar
dengan sumbu poros pengaduk. Pola ini memberikan aliran yang turbulen yang
diperlukan untuk membentuk dua pola aliran yang terpisah. Satu bagian mengalir
ke bawah di sepanjang dinding dan kembali ke pusat pengadukan dari bawah.
Sedangkan satu bagian lagi mengalir k eats menuju permukaan dan kembali ke
pengaduk atas.
Pola aliran yang terbentuk untuk pengaduk turbin 6 daun miring adalah
aliran radial yang kuat sehingga membentuk vortex. Hal ini karena zat cair
berviskositas rendah, pengaduk turbin miring menimbulkan arus yang deras pada
daerah seluruh tangki. Pola lairan radial adlaah aliran yang berarah tangensial dan
ini disebabkan karena tidak adanya baffle untuk mencegah terjadinya vortex.
Pola aliran yang terbentuk pada pengaduk jenis propeller tanpa bafflel
adalah pola aliran aksial disertai terbentuknya vortex. Pada jenis pengaduk ini
cairan dipindahkan secara longitudinal. Pada aliran ini akan menyebabkan
campuran begeser dengan kondisi gaya geser yang bervariasi. Besarnya turbulensi
yang dihasilkan menyebabkan pola aliran berputar dengan cepat hamper ke
seluruh bagian cairan. Aliran aksial adalah pola aliran yang sejajar dengan tangki
berpengaduk.
Gambar pola aliran dengan baffle pada semua posisi ditunjukkan pada
Tabel 5.15 berikut ini:
V-31
Propeller
2.
Turbin Datar
6 Daun
3.
Turbin 6 Daun
Miring 45o
Berdasarkan Tabel 5.15 menunjukan pada pengaduk turbin 6 daun datar dengan
baffle akan menghasilkan pola aliran radial tanpa adanya vortex. Tangki yang
menggunakan baffle menyebabkan aliran vertical semakin meningkat, sehingga
waktu yang diperlukan sedikit. Pola aliran radial adalah aliran yang berarah
tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran
tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan terjadinya pusaran dan dapat
dihilangkan dengan menggunakan baffle.
Pengaduk turbin 6 daun miring dengan baffle akan menghasilkan pola
lairan radial dengan arus aksial yang kuat. Baffle berfungsi sebagai penyekat
aliran untuk mencegat terbentuknya vortex sehingga pencampuran akan
berlangsung dengan cepat. Aliran radial adalah aliran yang pada arah tegak lurus
V-32
5.5 PENUTUP
5.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Efektivitas pencampuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
kecepatan pengaduk, posisi pengaduk, jenis pengaduk dan ada tidaknya
baffle.
2. Waktu pengadukan akan semakin cepat seiring dengan semakin cepatnya
putaran pengaduk.
3. Jenis pengaduk yang memerlukan mixing time paling cepat adalah turbin
6 daun miring 45º.
4. Posisi pengaduk yang memerlukan mixing time paling cepat adalah
incline.
5. Penggunaan baffle dapat mempercepat waktu pengadukan.
6. Pola aliran radial terbentuk pada pengaduk turbin 6 daun datar dan turbin
6 daun miring 45º, sedangkan pengaduk propeller membentuk pola aliran
aksial.
5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah sebaiknya dalam
meneteskan zat warna agar menggunakan volume tertentu zat warna yang
diteteskan seragam, sehingga waktu pencampurannya akurat.
V-34
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A. S. , Dkk. 1980. Principles of Unit Operation 2nd Edition. John Willey
and Sons Inc. New York.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
J 1 Dt 19,2 cm
→ J= 1,6 cm
Dt 12 12 12
LP.V-1
V-36
LP.V-2
Ditanya : ρ fluida…?
Penyelesaian
Massa fluida = (M piknometer + fluida) - (M piknometer kosong)
= 54,1 gram – 29,2 gram
= 24,9 gram
Massa air = (M piknometer + air) – (M piknometer kosong)
= 54 gram – 29,2 gram
= 24,8 gram
ρ air pada 270C adalah:
T1=25º → ρ1= 0,99708 g/cm3
T2=30º → ρ2= 0,99568 g/cm3
Dengan interpolasi:
0,99568− ρ air 30−27
=
0,99568−0,00708 30−25
ρ air = 0,99652 g/cm3
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑥 ρ air pada T
ρ fluida pada suhu T =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
24,9 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 0,99652 𝑔/𝑐𝑚3
=
24,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1,00054 g/cm3
ABSTRAK
Tangki berpengaduk merupakan suatu bejana yang digunakan dalam proses pencampuran
dengan menggunakan suatu pengaduk. Pengadukan bertujuan untuk menciptakan pencampuran
agar larutan menjadi homogen Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari proses
pencampuran dalam fluida yang diselenggarakan di dalam sistem tangki berpengaduk,
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pencampuran dan menentukan pola
aliran yang terbentuk.
Pada percobaan ini yang dilakukan dengan mengisi tangki pengaduk dengan air disertai
memasang pengaduk, serta menyalakan motor pengaduk, mengambil cairan tinta sebanyak 1tetes
dan di masukkan dalam tangki berpengaduk tadi, mencatat waktu yang diperlukan hingga
campuran tersebut homogen, mengambil campuran sebanyak 25 mL dan memasukkannya dalam
piknometer yang sebelumnya telah ditimbang piknometer kosongnya, melakukan hal yang sama
untuk jenis pengaduk yang berbeda dan variasi kecepatan 200 rpm dan 300 rpm, disertai bola
warna untuk mengamati pola alirannya.Percobaan ini diselenggarakan dengan tiga tipe pengaduk
yakni pengaduk turbin datar 6 daun, turbin miring 6 daun, dan propeller serta ada tidaknya baffle.
Berdasarkan perobaan diketahui bahwa Waktu pengadukan akan semakin cepat seiring
dengan semakin cepatnya putaran pengaduk,.Efektivitas pencampuran dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya viskositas, kecepatan pengaduk, posisi pengaduk, jenis pengaduk dan ada
tidaknya baffle. Pola aliran radial terbentuk pada pengaduk turbin 6 daun datar, pada pengaduk
turbin 6 daun miring 45º pola aliran yang erbentuk adalah radial dan aksial, sedangkan pengaduk
propeller membentuk pola aliran aksial.
Kata Kunci : Tangki berpengaduk, center, off center, incline, radial, aksial.