Materi IPA SMP Bumi Dan Tata Surya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 35

MATERI 9

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

1) Kelereng Biru
a) Kedudukan Bumi di Sistem Tata Surya
b) Lapisan-Lapisan Bumi
c) Atmosfer Bumi
d) Pergerakan Bumi
e) Bumi yang Berubah
f) Satelit Bumi

2) Keluarga Bintang Kuning di Tepi Galaksi


a) Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
b) Planet Dalam
c) Planet Luar
d) Benda-Benda Antariksa Lain
e) Penjelajahan Antariksa
1. KELERENG BIRU

Foto di atas merupakan salah satu foto NASA yang paling banyak diminta,
potret berjudul Blue Marble (Kelereng Biru) yang diambil dari Apollo 17 ketika
hendak menuju ke bulan, dari jarak sekitar 29.000 km. Selain foto di atas, masih
banyak lagi foto-foto yang menunjukkan Bumi dari luar angkasa, yang dipotret
melalui berbagai satelit maupun dari astronaut itu sendiri. Bahkan meskipun dilihat
sepintas, kita sudah mengetahui bahwa hanya Bumi satu-satunya planet yang
memiliki kondisi yang memungkinkan untuk kehidupan—setidaknya sejauh ini. Apa
yang membuat planet kita ini begitu istimewa, hal-hal yang tidak dimiliki oleh planet
lain di Tata Surya? Mari kita pelajari bersama-sama.

a) Kedudukan Bumi di Sistem Tata Surya


Bumi merupakan planet ketiga dari Matahari dan termasuk dalam planet
terestrial (permukaannya tersusun atas daratan dan bebatuan padat). Jarak Bumi dari
matahari bervariasi antara 148.000.000 hingga 152.000.000 km karena orbit Bumi
berbentuk elips dan bukannya lingkaran sempurna. Faktanya, Bumi sendiri berbentuk
bulat pepat (bulat yang agak pipih di kutub dan agak menggembung di khatulistiwa
karena aktivitas rotasinya). Diameter Bumi sekitar 12.756 km, dengan keliling
khatulistiwa sekitar 40.075 km, sedikit lebih besar dibanding keliling kutub yang
sekitar 40.050 km.
Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, diawali dengan pengumpulan gas,
debu, dan bebatuan di antariksa yang menyatu karena gravitasi. Bola batu yang
terbentuk akibat penyatuan tersebut semakin besar karena bertabrakan dan menyatu
dengan bola batu yang lain sehingga bola batu tersebut menjadi cukup besar untuk
menarik semakin banyak batu dan membuat dirinya menjadi sebuah planet.
Saat pertama terbentuk, suhu permukaan Bumi amat panas dan tidak
memungkinkan untuk memulai kehidupan. Setelah gunung-gunung berapi terbentuk
dan meletus, gas-gas yang terperangkap di dalam Bumi keluar dan membentuk
atmosfer planet. Uap hasil letusan tersebut terkondensasi dan turun menjadi hujan
pertama—dan dari situlah setengah dari seluruh air di Bumi dihasilkan. Setengahnya
lagi berasal dari asteroid dan komet yang terbuat dari es, yang menghantam Bumi dan
mencair menjadi lautan-lautan pertama.

b) Lapisan-Lapisan Bumi
Secara garis besar, Bumi dapat dibagi menjadi empat lapisan dari luar ke dalam,
yaitu kerak bumi, mantel bumi, inti luar, dan inti dalam. Kita tidak bisa melihat
lapisan-lapisan Bumi secara langsung apalagi menggalinya (lubang terdalam yang
berhasil dibuat manusia adalah sedalam 15 km di Rusia) para ilmuwan mempelajari
gelombang yang diakibatkan oleh gempa bumi untuk mengetahui apa yang ada jauh
di bawah kaki kita.

- Kerak bumi memiliki ketebalan yang bervariasi (kerak samudra lebih tipis
daripada kerak benua) dan rata-rata sekitar 32 km. Di permukaan kerak inilah
makhluk hidup dapat berkembang.
- Mantel bumi adalah lapisan tertebal, mencapai 2.900 km. Di sinilah bebatuan
dari permukaan dapat bersirkulasi akibat gerakan lempeng dan membentuk magma
yang panas. Dapur magma gunung berapi aktif mendapatkan magmanya dari
lapisan mantel.
- Inti luar memiliki ketebalan 2.250 km. Inti luar ini berwujud besi lebur (cair)
karena terkena panas dari inti dalam yang luar biasa.
- Inti dalam berdiameter 1.280 km dan merupakan bagian Bumi yang terpanas.
0
Suhunya dapat mencapai hampir 5.000 C atau hampir sepanas permukaan
matahari. Inti dalam ini berwujud besi dan nikel padat yang berotasi. Rotasi inti
bumi inilah yang mengakibatkan adanya medan magnet bumi.

Permukaan kerak bumi terdiri dari 71% lautan (sekitar 360 juta kilometer persegi)
dan 29% daratan (149 juta kilometer persegi). Luas lautan jauh lebih besar
dibandingkan luas daratan karena lautan berfungsi untuk menangkap panas yang
berlebih dari atmosfer Bumi dan penting untuk keseimbangan cuaca. Jika daratan
lebih luas daripada lautan, maka Bumi tidak bisa menyerap panas yang berlebih dan
sebagian besar daratan akan berubah menjadi gurun gersang yang tidak bisa dihuni.

Permukaan kerak bumi terpecah menjadi tujuh bongkahan besar dan belasan
bongkahan lain yang lebih kecil yang disebut lempeng. Lempeng merupakan batas
keluarnya magma cair atau batuan leleh dari mantel bumi. Pergerakan batuan leleh
inilah yang membuat lempeng mampu menggeser benua-benua yang ada di
sekitarnya. Meskipun demikian, pergeseran ini berlangsung amat lambat: hanya 1-5
cm per tahun. Oleh karena itu, jika kita mengamati Bumi selama berjuta-juta tahun,
kita baru akan mengetahui hasilnya. Hal ini dinamakan Continental Dift (Pergerakan
Benua). Keadaan benua dan samudra di permukaan bumi yang sekarang amat
berbeda dibanding seratus atau dua ratus juta tahun yang lalu. Bumi merupakan satu-
satunya planet di Tata Surya dengan sistem lempeng aktif seperti ini.

Keberadaan lempeng-lempeng Bumi ini jugalah yang menyebabkan terbentuknya


gunung berapi, palung, lembah, gunung, dan gempa bumi itu sendiri. Kadangkala
lempeng satu dengan yang lainnya bergesekan dan macet. Ketika lempeng tersebut
tiba-tiba bergerak lagi, maka energi yang terlepas dari tekanan tersebut akan menjalar
ke permukaan kerak bumi menjadi gempa bumi.

Ketika magma yang berada di perbatasan lempeng naik, maka dapat muncul
gunung berapi. Gunung berapi dan gempa bumi adalah dua peristiwa alam yang
saling berdampingan karena penyebabnya sama. Sehingga, daerah yang berpotensi
gempa kemungkinan besar juga berpotensi mengalami letusan gunung berapi. Daerah-
daerah ini sering dikenal sebagai Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yaitu daerah di
mana paling banyak terjadi gunung meletus dan gempa bumi.
c) Atmosfer Bumi
Atmosfer atau selubung udara sangat penting untuk kelangsungan hidup
makhluk di Bumi. Atmosfer melindungi Bumi dari panas dan dingin yang ekstrem,
mengatur cuaca, menyediakan udara untuk bernapas, melindungi dari radiasi
matahari, dan melindungi Bumi dari benda-benda ruang angkasa yang lain. Atmosfer
Bumi mengandung 76% nitrogen, 21% oksigen, dan gas-gas lain (karbondioksida,
argon, uap air, dan lain-lain) sebanyak 3%.
Atmosfer Bumi sejatinya membentang hingga sekitar 1.000 km di atas
permukaan Bumi, namun pada jarak lebih-kurang 100 km di atas permukaan Bumi,
atmosfer sudah amat tipis sehingga hampir tidak ada. Oleh karena itu, ketinggian 100
km disepakati oleh ilmuwan sebagai permulaan dari luar angkasa.

- Troposfer adalah lapisan atmosfer terbawah dan tertipis, hanya 10 km.


Meskipun amat tipis, troposfer mengandung 90% gas-gas yang ada di atmosfer.
Semua makhluk hidup tinggal di lapisan ini karena troposfer berkontak langsung
dengan kerak bumi. Sebagian besar sistem cuaca yang kita kenal juga
berlangsung di sini.
- Stratosfer adalah lapisan kedua, membentang dari ketinggian 11 hingga 40
km di atas permukaan Bumi. Di lapisan inilah pesawat jet terbang dan balon
cuaca beroperasi. Pada bagian atas stratosfer ini juga terdapat lapisan ozon (O3)
yang berfungsi menangkal radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya dari
matahari.
- Mesosfer merupakan lapisan ketiga, membentang dari ketinggian 41 hingga
80 km di atas permukaan Bumi. Di lapisan ini terdapat ionosfer yang mampu
memantulkan sinyal radio.
- Termosfer adalah lapisan keempat yang berada di ketinggian 81 hingga 100
km di atas permukaan Bumi. Pada lapisan termosfer dan bagian atas lapisan
mesosfer ini, suhunya cukup tinggi dibandingkan dua lapisan atmosfer di
bawahnya. Oleh karena itu, lapisan ini berfungsi menghancurkan asteroid,
meteoroid, atau puing-puing lainnya yang memasuki atmosfer dan berpotensi
mengancam kehidupan di Bumi.
- Eksosfer adalah lapisan terakhir, terluas, dan tertinggi. Eksosfer membentang
dari 100 hingga 1.000 km di atas permukaan Bumi. Di lapisan inilah fenomena
alam yang disebut aurora, atau pembelokkan angin surya dari Matahari,
berlangsung. Aurora yang terlihat di hemisfer (bagian) Bumi utara disebut aurora
borealis, sedangkan aurora yang terlihat di hemisfer selatan disebut aurora
australis. Sebagian satelit juga mengorbit di lapisan ini.

- Magnetosfer, sebenarnya tidak termasuk atmosfer, melainkan daerah di mana


medan magnet Bumi yang kuat bekerja. Daerah medan magnet yang dihasilkan
dari putaran inti Bumi ini membentang ke luar angkasa sampai setinggi 60.000
km. Magnetosfer melindungi Bumi dari partikel-partikel berbahaya yang dibawa
angin surya dari matahari yang dapat melaju hingga lebih dari 2.000 kilometer
per detik. Sebagian kecil partikel itu dibelokkan ke kutub dan kita dapat
melihatnya sebagai aurora.
d) Pergerakan Bumi
Bumi bukanlah benda langit yang diam. Sebagai planet, Bumi berputar pada
porosnya (rotasi) dan berputar mengelilingi matahari (revolusi). Kita mengenal satu
kali rotasi Bumi sebagai satu hari (23,5 jam yang dibulatkan menjadi 24 jam) dan satu
kali revolusi Bumi sebagai satu tahun (365 hari). Karena pembulatan hari tersebut,
maka setiap empat tahun sekali, disepakati bahwa satu tahun terdiri dari 366 hari dan
bukannya 365 hari seperti biasa, untuk menutupi angka akibat pembulatan hari
tersebut. Satu tahun yang terdiri dari 366 hari itu disebut tahun kabisat. Cara
mudahnya adalah tahun kabisat selalu habis dibagi empat. Contoh tahun kabisat
adalah 2012, 2016, 2020, 2024, 2028, dan seterusnya.
Bumi berotasi sambil berevolusi mengelilingi matahari dalam orbitnya yang
berbentuk elips dengan kemiringan 23,5 derajat. Karena berbentuk elips, maka ada
saat di mana Bumi berada lebih dekat ke matahari dibanding biasanya dan ada saat di
mana Bumi berada lebih jauh ke matahari dibanding biasanya. Jarak terdekat dari
Bumi ke matahari disebut perihelion, sedangkan jarak terjauh dari Bumi ke matahari
disebut aphelion.
Bumi berputar dengan kecepatan lebih dari 1.600 kilometer per jam di daerah
khatulistiwa atau ekuator, sedangkan bagian kutub hampir tidak berputar. Kemiringan
23,5 derajat yang terjadi juga memengaruhi musim yang ada di Bumi. Di daerah
tropis, hanya ada dua musim, yakni kemarau / dry season (umumnya April-
September) dan penghujan / wet season (umumnya Oktober-Maret). Hal tersebut
karena daerah tropis yang berada di sekitar khatulistiwa mendapatkan sinar matahari
setiap hari dalam setahun, kira-kira 12-13 jam.
Lain halnya dengan daerah di utara dan selatan Bumi, memiliki empat musim
yaitu gugur (fall / autumn) antara September-November, dingin (winter) antara
Desember-Februari, semi (spring) antara Maret-Mei, dan panas (summer), antara
Juni-Agustus (Perlu diingat bahwa bulan-bulan itu merupakan bulan musim negara-
negara yang terletak di daerah utara Bumi, sedangkan di daerah selatan adalah
kebalikannya).
Sedangkan di Kutub Utara dan Kutub Selatan, hanya memiliki dua musim, yaitu
musim dingin dan musim panas yang masing-masing berlangsung selama enam
bulan. Selama musim dingin, matahari tidak pernah sepenuhnya terbit (terus-menerus
malam) dan selama musim panas, matahari tidak pernah sepenuhnya tenggelam
(terus-menerus siang).
Rotasi Bumi mengakibatkan gerak semu harian matahari, yaitu matahari terlihat
terbit dari timur dan tenggelam di barat jika dilihat dari khatulistiwa, meskipun
sebenarnya matahari tetap pada posisinya dan hanya Bumi yang berputar. Rotasi juga
mengakibatkan perubahan siang dan malam. Sementara itu, kemiringan Bumi
membuat perbedaan musim.

e) Bumi yang Berubah


Saat ini, manusia telah banyak mengganggu lingkungan di Bumi. Suhu Bumi
semakin meningkat dan udara dipenuhi gas-gas berbahaya. Namun, sekarang telah
ditemukan beberapa cara untuk melindungi Bumi pada masa yang akan datang.
Polusi adalah apapun yang merusak lingkungan. Asap dari cerobong pabrik dan
kendaraan bermotor yang dilepas ke atmosfer, pembuangan zat-zat kimia ke laut dan
sungai, serta penyemprotan pestisida merupakan bentuk polusi. Gas-gas beracun
terbentuk ketika minyak dan batu bara dibakar. Gas-gas itu mencemari udara dan
bercampur dengan uap air sehingga menjadi bagian dari siklus air. Titik-titik air
mengandung asam yang bersifat merusak. Titik-titik air turun ke Bumi sebagai hujan
asam yang dapat merusak tanah, meracuni danau, menggerus batuan, serta membunuh
tanaman.
Selama abad ke-20, suhu di Bumi mengalami kenaikan satu derajat Celcius setiap
tahun. Kenaikan suhu ini disebut pemanasan global. Hal tersebut disebabkan oleh
penumpukan gas-gas rumah kaca di atmosfer. Gas-gas tersebut menutupi planet dan
bersifat memerangkap panas, sehingga disebut gas-gas rumah kaca. Gas-gas tersebut
memantulkan panas kembali ke permukaan Bumi, sehingga suhu semakin meningkat,
laut menghangat, dan es di kutub mencair. Jika es di kutub mencair, maka kota-kota
yang berada di dekat pantai akan tenggelam.

f) Satelit Bumi
Secara garis besar, satelit atau benda angkasa yang mengitari sebuah planet
dengan orbit tertentu dapat dibagi menjadi dua, yaitu satelit alami dan satelit buatan.
Bumi memiliki satu satelit alami yaitu Bulan, dan dikelilingi oleh ribuan satelit
buatan.
- Satelit Alami

Bulan merupakan satu-satunya satelit alami yang memiliki pengaruh


signifikan terhadap planet induknya. Bulan berdiameter sekitar 3.680 km dan
jaraknya dari Bumi bervariasi karena orbitnya
juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, tapi
rata-rata jarak Bulan ke Bumi adalah sekitar
360.000 km.
Karena jaraknya yang relatif dekat dengan
planet induknya, Bulan berada dalam posisi
terkunci oleh gravitasi Bumi atau tidal lock,
sehingga kecepatan rotasi Bulan sama dengan
kecepatan revolusinya mengelilingi Bumi, yaitu
sekali setiap 27,3 hari. Oleh karena itu, kita
hanya bisa melihat satu sisi Bulan saja. Sisi
lain Bulan yang tidak bisa dilihat dari Bumi
disebut Sisi Jauh, sedangkan sisi Bulan yang
bisa dilihat disebut Sisi Dekat. Bulan
melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu
berotasi, berevolusi mengelilingi Bumi, dan
berevolusi mengelilingi Matahari. Bulan
digunakan sebagai acuan untuk kalender
Hijriah yang berisi 354 atau 355 hari dalam
setahun.
Bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri, melainkan memantulkan
cahaya dari Matahari. Ketika bulan mengelilingi Bumi dan pada saat yang
bersamaan Bumi mengorbit Matahari, kita akan melihat bagian dari permukaan
Bulan yang berbeda-beda yang terkena cahaya Matahari. Perubahan tersebut dapat
kita lihat dari Bumi dan disebut fase-fase Bulan.

Permukaan
bulan terdiri dari
bebatuan, debu, dan
pasir yang mirip
dengan permukaan
Bumi, hanya saja
berwarna keabuan
atau kehitaman.
Dataran luas yang datar di Bulan disebut Mare atau Marina (laut). Di Bulan
terdapat banyak sekali kawah hasil tumbukan meteorit. Ukuran kawah tersebut
bervariasi mulai dari selebar beberapa milimeter hingga selebar ratusan kilometer.
Langit Bulan gelap karena tidak memiliki atmosfer maupun gas-gas yang bisa
digunakan untuk bernapas.
Bulan sangat penting bagi Bumi. Gravitasi Bulan memengaruhi pasang-surut
permukaan laut. Sebenarnya, gravitasi Bulan tidak hanya menarik air laut, tapi
menarik semua yang ada di permukaan Bumi. Namun, karena air laut memiliki
luas permukaan yang paling besar, maka efek gravitasi ini hanya terlihat pada air
laut saja. Selain memengaruhi pasang-surut, Bulan juga membantu
menyeimbangkan Bumi pada kemiringan 23,5 derajatnya sehingga Bumi tidak
bergoyang pada porosnya.
Kadangkala, Bulan melewati daerah bayangan Bumi. Oleh karena itu,
permukaan Bulan menjadi gelap karena tertutup bayangan Bumi sehingga Bulan
tidak terlihat di malam hari. Kita mengenalnya sebagai gerhana bulan sebagian
jika Bulan hanya sebagian terlihat, dan gerhana bulan total saat Bulan benar-
benar tidak bisa terlihat.

Pada Desember
1968, Apollo 8 menjadi
pesawat antariksa
pertama yang berhasil
mengorbit Bulan.
Setelah dua kali
penerbangan uji coba,
Apollo 11 yang
beranggotakan Neil
Armstrong, Edwin Aldrin, dan Michael Collins berhasil mendarat di Bulan pada
Juli 1969. Neil Armstrong menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di
Bulan. Sepanjang sejarah, sudah ada 12 orang yang pernah menjejakkan kaki di
Bulan melalui tujuh kali pendaratan wahana antariksa Apollo, yaitu Apollo 12, 14,
16, dan 17. Saat ini, sulit untuk mengirim manusia kembali ke Bulan karena biaya
yang amat mahal dan fokus para ilmuwan sedang dialihkan ke tempat lain, yaitu
planet-planet. Meskipun demikian, sudah banyak negara yang mampu
membangun pesawat antariksa tak berawak yang kemudian dikirim ke Bulan.
Beberapa negara yang sudah melakukannya (selain Amerika Serikat dan Rusia)
yaitu Tiongkok, India, Jepang, Uni Eropa, dan Israel.

- Satelit Buatan
Saat ini, ada ribuan satelit buatan yang mengelilingi Bumi dengan orbitnya
masing-masing. Satelit-satelit tersebut ada yang digunakan untuk satelit
komunikasi, satelit mata-mata, satelit cuaca, dan lain-lain.
Satelit buatan pertama adalah
Sputnik 1, yang diluncurkan Uni
Soviet pada 14 Oktober 1957. Satelit
tersebut berupa bola metal kosong
seberat 84 kg yang berisi pemancar
radio. Sputnik 1 kembali memasuki
atmosfer Bumi pada 4 Januari 1958
dan kemudian terbakar.
Satelit diluncurkan melalui dua metode: yaitu menggunakan roket atau
menggunakan pesawat ulang-alik. Sebuah roket harus mencapai kecepatan
minimal 8 km per detik agar lolos dari gravitasi Bumi. Roket biasanya terdiri dari
beberapa bagian. Bagian-bagian ini mampu melepaskan diri sesuai waktunya agar
bobot roket semakin ringan. Nantinya, bagian paling atas (paling dekat dengan
moncong roket) akan mengantarkan satelit ke antariksa.
Jika menggunakan pesawat ulang-alik, pesawat dapat membuka ruang kargo
setibanya di orbit, meluncurkan satelit, kemudian kembali pulang ke Bumi dan
mendarat di landasan pacu seperti pesawat biasa.
2. KELUARGA BINTANG KUNING DI TEPI GALAKSI

Bumi yang telah kita pelajari hanyalah satu dari delapan planet yang berada di
Tata Surya. Pengertian dari Tata Surya (Solar System) itu sendiri merupakan Matahari
sebagai pusatnya, bersama seluruh benda langit yang mengorbit padanya—termasuk
delapan planet beserta satelit mereka masing-masing, lusinan planet kerdil, ribuan
asteroid, belasan komet, dan triliunan puing kecil yang disebut meteoroid dan
mikrometeoroid. Apa saja karakteristik anggota Tata Surya? Bagaimana semua ini
bermula? Mari kita pelajari bersama-sama.

a) Matahari Sebagai Pusat Tata Surya


Ada beberapa teori tentang terbentuknya Tata Surya. Teori yang paling populer
dan paling banyak disetujui adalah teori nebula atau awan bintang. Teori ini
menyatakan bahwa sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu, Tata Surya masih berupa awan
bintang atau nebula yang mengandung unsur-unsur pembentukan sebuah bintang.
Lama kelamaan, unsur-unsur tersebut menyatu dan memiliki massa yang cukup untuk
menjadi sebuah bintang yang bersinar, yaitu Matahari, sedangkan sisa awan bintang
tersebut membentuk piringan di sekitar Matahari, dan karena gravitasinya, akhirnya
membentuk planet-planet yang kita kenal sekarang.
Pusat Tata Surya adalah Matahari. Matahari merupakan sebuah bintang—bukan
planet—lebih tepatnya bintang tipe G2 yang berwarna kuning. Matahari tampak putih
jika dilihat dari Bumi karena sinarnya mengalami pembiasan di atmosfer. Matahari
menjadi pusat Tata Surya karena memiliki massa paling besar (98% massa Tata Surya
adalah Matahari itu sendiri, 2% sisanya adalah massa planet-planet dan benda angkasa
lain yang mengelilinginya). Karena massanya yang amat besar, gravitasi Matahari
begitu kuat sehingga menarik planet-planet mendekatinya. Akan tetapi, karena planet-
planetnya memiliki massa dan gravitasi mereka sendiri, mereka tidak jatuh ke
Matahari, melainkan mengelilinginya dengan orbit tertentu.

Diameter Matahari sekitar 1,4 juta kilometer. Volumenya sangat besar—lebih dari
satu juta Bumi bisa masuk ke dalam Matahari. Permukaan Matahari tidaklah padat
seperti di Bumi, karena Matahari adalah bintang, yang pada dasarnya bola gas
raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Panas Matahari berasal dari
reaksi nuklir di intinya.

Sama seperti Bumi, Matahari terdiri menjadi beberapa lapisan. Lapisan terluar
adalah lapisan atas permukaan Matahari yang paling panas, disebut korona. Suhu
korona dapat mencapai dua juta derajat Celcius. Lapisan korona ini tidak terlihat oleh
mata telanjang kecuali saat gerhana matahari total.
Lapisan kedua adalah kromosfer. Kromosfer adalah lapisan yang terletak tepat di
atas permukaan Matahari, dengan suhu bervariasi antara 8.000 hingga 100.000 0C.
Permukaan Matahari itu sendiri disebut fotosfer. Suhu fotosfer juga bervariasi antara
5.000 hingga 6.000 0C. Di
permukaan Matahari,
terkadang ditemukan lidah
api, yaitu semburan gas
panas yang naik hingga
beberapa ribu kilometer.
Lidah api yang amat besar
hingga berbentuk
lengkungan disebut prominensa. Ledakan-ledakan berbentuk duri disebut spikula. Di
permukaan matahari, terdapat daerah yang lebih terang dari sekelilingnya atau fakula
dan daerah yang berwarna hitam (lebih dingin dari sekelilingnya) disebut bintik
Matahari. Bintik Matahari terbentuk karena pelengkungkan intensitas medan
magnet Matahari yang cukup besar.
Di bagian bawah fotosfer, terdapat zona konveksi, yaitu zona di mana panas yang
dihasilkan Matahari merambat secara konveksi. Di bawah zona konveksi, terdapat
zona radiasi, yaitu zona di mana panas yang dihasilkan inti Matahari merambat
secara radiasi.
Inti Matahari merupakan bagian Matahari yang paling panas. Suhu inti Matahari
mencapai 15 juta derajat Celcius. Di dalam inti inilah Matahari mereaksikan hidrogen
menjadi helium. Reaksi tersebut menghasilkan panas dan cahaya yang merambat dari
inti ke permukaan untuk selanjutnya menyebar ke luar angkasa. Matahari dapat
diketahui suhu bagian-bagiannya dengan teleskop khusus yang mampu mengenali
citra panas (thermal vision).
Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Cahaya dan panasnya membuat
tanaman bisa berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Cahaya dan panas dari
Matahari juga menjamin Bumi tidak akan membeku karena dingin, sehingga
kehidupan bisa berlangsung.
Meskipun diameter Matahari sekitar 400 kali lebih besar daripada diameter
Bulan, Bulan berada 400 kali lebih dekat ke Bumi dibanding Matahari, sehingga jika
dilihat dari permukaan Bumi, mereka akan tampak sama besar. Terkadang, Bulan
berada di antara Matahari dan Bumi, sehingga ada bagian di Bumi di mana cahaya
Matahari terhalang oleh Bulan. Kita menyebutnya sebagai gerhana Matahari. Saat
Bulan menutupi Matahari, terdapat dua daerah bayangan yang disebut umbra dan
penumbra. Jika suatu daerah di Bumi berada di umbra, maka daerah tersebut
mengalami gerhana matahari total. Sebaliknya, jika suatu daerah di Bumi berada di
penumbra, maka daerah tersebut mengalami gerhana matahari sebagian. Gerhana
matahari berlangsung jauh lebih singkat dibanding gerhana bulan. Gerhana matahari
terlama yang tercatat tidak lebih dari 7,5 menit.

b) Planet Dalam
Planet berasal dari kata dalam bahasa Yunani Kuno yang berarti
pengembara. Hal tersebut dikarenakan planet selalu terlihat berpindah tempat
jika dilihat dari Bumi, tidak seperti bintang-bintang yang tampak diam.
Terdapat delapan planet dalam Tata Surya. Manusia pada zaman
Yunani Kuno telah menemukan dan menamai lima planet selain Bumi, yaitu
Hermes, Aphrodite, Ares, Zeus, dan Kronos. Masyarakat Yunani Kuno
menamai planet-planet itu dari nama dewa yang mereka sembah. Ketika
kebudayaan Yunani memudar dan Kerajaan Romawi mengambil alih, mereka
mengganti nama-nama planet tersebut dengan dewa-dewi mereka. Nama-nama
itulah yang kita kenal sekarang: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan
Saturnus. Para astronom meneruskan tradisi tersebut ketika mereka
menemukan dua planet berikutnya, yaitu Uranus dan Neptunus.
Secara garis besar, planet-planet di Tata Surya digolongkan menjadi
dua, salah satunya adalah planet dalam (inner planets) disebut juga planet
berbatu (terrestrial planets) dikarenakan jaraknya yang dekat dari Matahari
dan permukaannya tersusun atas bebatuan padat.

i. Merkurius

Merkurius merupakan planet


terdekat dari Matahari sekaligus
planet terkecil. Namanya diambil
dari Dewa Perjalanan dan
Pengembara Romawi, Mercury.
Jaraknya dari Matahari sekitar 58
juta kilometer dan diameternya 4.878
km atau hanya sepertiga diameter
Bumi. Karena diameternya kecil,
massa Merkurius juga rendah,
sehingga gravitasinya tidak sekuat Bumi. Ini menyebabkan Merkurius
memiliki atmosfer yang amat tipis sehingga bisa dikatakan tidak
memiliki atmosfer.
Permukaan Merkurius dipenuhi kawah akibat tumbukan
benda-benda angkasa. Karena jaraknya yang dekat dengan Matahari,
sisi yang mengalami siang (menghadap Matahari) suhunya mampu
mencapai 430 0C sedangkan sisi yang malam (yang membelakangi
Matahari) suhunya anjlok hingga -183 0C. Merkurius membutuhkan
waktu 58 jam untuk satu kali berotasi alias lebih dari dua kali lebih
lama dari Bumi, tapi hanya butuh waktu 88 hari untuk menyelesaikan
satu kali putaran mengelilingi Matahari. Merkurius tidak memiliki
satelit alami.
ii. Venus

Nama Venus diambil dari Dewi


Cinta Romawi, Venus. Nama ini
dipilih karena Venus bersinar cerah
saat dilihat dari Bumi. Kita sering
mengenalnya sebagai Bintang Kejora,
Bintang Senja, atau Bintang Fajar,
karena Venus sering terlihat di saat-
saat seperti itu. Meskipun lebih jauh ke
Matahari dibanding Merkurius, yaitu
berjarak sekitar 108 juta kilometer, Venus adalah planet terpanas.
Suhu permukaannya mencapai 480 0C. Hal tersebut dikarenakan gas
rumah kaca Venus sangat tebal dan sangat banyak sehingga panas
Matahari yang memasuki atmosfernya tidak bisa dilepaskan.
Diameter Venus hampir sama dengan Bumi, yaitu 12.104 km.
Permukaan Venus dipenuhi gunung-gunung berapi yang tidak aktif dan
aliran lava. Satu hari di Venus lebih lama daripada satu tahunnya. Satu
hari di Venus memakan waktu 243 hari di Bumi, tetapi satu tahunnya
hanya memakan waktu 225 hari. Venus juga satu-satunya planet di
Tata Surya yang berputar dari barat ke timur atau searah jarum
jam, tidak seperti planet lain yang rotasinya melawan jarum jam.
Jika kita berada di Venus, kita bisa melihat Matahari terbit dari barat
dan terbenam di timur. Sama seperti Merkurius, Venus tidak memiliki
satelit alami.

iii. Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet yang namanya tidak
diambil dari dewa-dewi Yunani atau Romawi, meskipun orang Yunani
menyebut Bumi sebagai Gaea (Dewi Bumi Yunani) dan orang
Romawi menyebut Bumi sebagai Terra (versi Romawi dari Gaea).
Bumi juga satu-satunya tempat di Tata Surya yang dapat dihuni
makhluk hidup, setidaknya sejauh ini. Hal tersebut dimungkinkan
terutama karena Bumi berada di Zona Goldilocks, yaitu zona di mana
sinar Matahari tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin sehingga
memungkinkan air berada dalam bentuk cair. Pada umumnya, planet
lain di Tata Surya berada terlalu dekat ke Matahari sehingga air
menguap, atau terlalu jauh sehingga air membeku menjadi es.

iv. Mars

Nama Mars diambil dari


Dewa Perang Romawi,
dikarenakan saat dilihat dengan
mata telanjang, planet ini tampak
agak kemerahan seperti darah.
Jarak Mars dari Matahari adalah
sekitar 228 juta kilometer, terlalu
jauh sehingga air hanya bisa
berwujud es di permukaan Mars.
Diameter Mars sekitar 6.794 km
atau sekitar separuh diameter Bumi. Karena gravitasinya tidak sekuat
Bumi, atmosfer Mars jauh lebih tipis dari Bumi dan sebagian besar
tersusun dari karbondioksida. Satu kali rotasi Mars berlangsung
selama 25 jam atau hampir sama dengan satu kali rotasi Bumi,
sedangkan satu tahunnya berlangsung selama 687 hari. Suhu rata-rata
permukaannya antara -30 hingga -65 0C.
Bentang alam Mars tergolong ekstrem. Para astronom sudah
menemukan lembah terbesar, diberi nama Valles Marineris, yang
memanjang hingga seperempat planet. Ada pula gunung berapi
tertinggi di Tata Surya, Olympus Mons, dengan ketinggian 25 km dan
lebar 600 km di dasarnya. Meskipun terdapat beberapa hipotesis bahwa
Mars memiliki kehidupan, semua wahana antariksa tak berawak yang
mendarat di sana tidak menemukan tanda-tanda kehidupan. Akan
tetapi, melalui pemeriksaan lebih lanjut di batuan Mars, diketahui
bahwa miliaran tahun lalu, kemungkinan pernah ada kehidupan di
Mars, ditandai dengan galur-galur yang mirip bekas sungai kering dan
tekstur batuan yang mirip fosil bakteri. Untuk alasan yang belum
diketahui, air dan kehidupan di Mars lenyap beberapa miliar tahun lalu,
mungkin karena atmosfernya yang terlalu tipis untuk menopang
kehidupan.
Mars memiliki dua satelit—yang sebenarnya merupakan dua
asteroid yang terperangkap dalam gravitasi Mars—diberi nama
Deimos (artinya takut) dan Phobos (artinya panik). Keduanya
merupakan nama dari ajudan Mars, Dewa Perang. Namanya juga
mencerminkan perasaan orang-orang terhadap perang yang mendekat.

c) Planet Luar
Planet luar (outer planets) sering disebut juga Raksasa Gas atau
Planet Jovian karena seluruh planet yang termasuk dalam kategori ini
tersusun atas gas dan tidak memiliki permukaan batuan padat seperti planet
dalam. Selain itu, ukuran planet-planet luar juga amat besar dibandingkan
planet dalam.

i. Jupiter

Jupiter yang dinamai dari


Raja Dewa Romawi, Jupiter, adalah
planet terbesar dalam Tata Surya.
Jupiter berdiameter 142.984 km dan
memiliki massa 318 kali lipat massa
Bumi. Seribu Bumi bisa muat di
dalam Jupiter. Karena jaraknya yang
jauh dari Matahari, yaitu 780 juta
kilometer, Jupiter menerima sedikit
cahaya dan panas dari Matahari
sehingga permukaannya hanya
0
bersuhu -130 C. Meskipun demikian, awan-awan Jupiter
memantulkan cukup banyak cahaya Matahari sehingga planet ini masih
bisa terlihat dari Bumi dengan mata telanjang.
Meski ukurannya raksasa dan satu tahun Jupiter memakan
waktu 12 tahun di Bumi, rotasi Jupiter amat cepat, yaitu kurang dari 10
jam. Hal ini dikarenakan Jupiter tidak memiliki permukaan padat
sehingga gas-gas di atmosfernya dapat berputar sangat cepat. Atmosfer
Jupiter diliputi awan dan badai permanen. Beberapa badai tersebut
tumbuh amat besar; salah satunya dinamai Great Red Spot (Bintik
Merah Besar) yang sudah berlangsung selama lebih dari 300 tahun
dan berdiameter dua kali lipat diameter Bumi. Badai-badai di Jupiter
berlangsung sangat lama karena Jupiter tidak punya permukaan padat
untuk melemahkan energi badai.
Jupiter juga merupakan planet dengan satelit terbanyak.
Sejauh ini telah ditemukan 63 satelit, namun belum semuanya diberi
nama. Empat satelit alami Jupiter yang terbesar adalah yang pertama
kali diberi nama oleh orang pertama yang mengamatinya, yaitu Galileo
Galilei pada 1610. Empat satelit tersebut (dari yang terbesar) adalah
Ganymede, Callisto, Io, dan Europa. Nama-nama satelit tersebut
diambil dari nama manusia-manusia dalam mitologi Yunani yang
memiliki hubungan dengan Raja Para Dewa.

ii. Saturnus

Saturnus, yang namanya diambil dari Dewa Panen dan


Pertanian Romawi, adalah planet terbesar kedua di Tata Surya.
Planet berdiameter sekitar 120.530 km ini terutama mudah dikenali
karena cincin raksasanya yang berada di sekitar khatulistiwa. Jarak
Saturnus dari matahari sekitar 1,4 miliar kilometer menjadikan suhu
permukaannya sangat dingin, yakni -155 0C. Massa Saturnus sekitar 95
kali lipat massa Bumi, tetapi massa jenisnya lebih ringan dari air
karena sebagian besar atmosfernya tersusun dari helium. Oleh karena
itu, jika kita bisa menaruh Saturnus dalam air, planet ini akan
mengambang. Mirip dengan Jupiter, revolusi Saturnus membutuhkan
waktu hampir 30 tahun di Bumi, namun rotasinya cukup cepat, yaitu
hanya 10,5 jam di Bumi.
Cincin Saturnus sebenarnya bukan formasi padat, melainkan
kumpulan dari kepingan debu, batuan, dan es yang memiliki orbitnya
sendiri-sendiri dan tersusun berlapis-lapis mengelilingi Saturnus.
Ukuran bongkahan ini bervariasi mulai dari beberapa milimeter hingga
beberapa kilometer. Meskipun lebar cincin Saturnus lebih dari 100.000
km, tebalnya kurang dari 200 meter. Sebenarnya, seluruh planet
Jovian memiliki cincin (termasuk Jupiter, Uranus, dan Neptunus),
namun hanya Saturnus yang mempunyai cincin yang cukup lebar dan
cukup terang sehingga dapat terlihat oleh teleskop optik standar.
Setelah Jupiter, Saturnus memiliki satelit alami terbanyak
dengan jumlah 54 satelit. Satelit-satelit terbesar (diurutkan) adalah
Titan (satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer), Rhea, Iapetus,
Dione, Tethys, Enceladus, dan Mimas. Nama-nama tersebut diambil
dari nama-nama saudara-saudari Kronos (versi Yunani dari Saturnus).

iii. Uranus

Uranus adalah planet


terbesar ketiga dalam Tata
Surya, berdiameter 51.118 km.
Jaraknya yang amat jauh dari
Matahari, yaitu 2,8 miliar
kilometer menjadikan
permukaan gasnya membeku
dengan suhu -200 0C. Uranus
ditemukan pada tahun 1781 oleh seorang astronom asal Inggris, Sir
William Herschel. Planet ini diberi nama dengan nama Dewa Langit
Yunani, Ouranos (karena Romawi tidak memiliki padanan untuk
Dewa Langit).
Satu kali rotasi Uranus membutuhkan waktu 19 jam di Bumi,
namun satu tahunnya adalah 84 tahun di Bumi. Meskipun begitu, tidak
seperti planet-planet lain yang berotasi dari sisi ke sisi, Uranus
“menggelinding” saat berevolusi mengelilingi Matahari dengan satu
kutub menghadap ke Matahari selagi kutub yang lain membelakangi
Matahari. Oleh karena itu, satu hemisfer planet akan mengalami 42
tahun siang tanpa henti selagi satu bagian mengalami 42 tahun malam
tanpa henti.
Uranus mempunyai setidaknya 28 satelit, tetapi baru 21 yang
diberi nama. Satelit terbesar (diurutkan) adalah Titania, Oberon,
Umbriel, Ariel, dan Miranda. Nama-nama tersebut tidak diambil dari
tokoh-tokoh mitologi, melainkan nama-nama tokoh dalam cerita-cerita
karya William Shakespeare, sastrawan yang juga menulis kisah Romeo
dan Juliet.

iv. Neptunus

Neptunus adalah planet


luar terakhir dan termasuk
planet Jovian yang terkecil.
Namanya diambil dari nama
Dewa Laut Romawi, Neptune,
dikarenakan permukaannya
yang berwarna biru gelap.
Diameter Neptunus sekitar 49.532 km. Neptunus merupakan planet
pertama yang ditemukan berdasarkan perhitungan matematis melalui
dugaan bahwa semestinya ada objek besar lain di luar orbit Uranus.
John Couch Adams dari Inggris dan Urbain le Verrier dari Prancis
menghitung kemungkinan posisinya pada tahun 1846. Pada tahun yang
sama, Neptunus akhirnya terlihat melalui teleskop oleh Johann
Gotfried Galle, astronom asal Jerman, di lokasi yang sudah
diperhitungkan Adams dan Le Verrier.
Kala rotasi Neptunus adalah 16 jam di Bumi, tetapi kala
revolusinya sangat lama, yakni 164 tahun, dikarenakan jaraknya yang
amat jauh dari Matahari, yaitu 4,5 miliar kilometer. Meskipun
demikian, suhu permukaan Neptunus hanya sedikit lebih dingin dari
Uranus, yaitu -215 0C. Hal ini dikarenakan inti Neptunus yang panas.
Panas ini mampu menghasilkan sistem cuaca dan membuat angin
tercepat di Tata Surya yang mencapai kecepatan hampir 3.000
kilometer per jam.
Neptunus mempunyai 13 satelit. Satelit terbesarnya dinamai
Triton, diambil dari nama putra Dewa Neptunus. Triton merupakan
satelit planet terdingin di Tata Surya.

d) Benda-Benda Antariksa Lain


i. Planet Kerdil
Planet kerdil merupakan sebutan untuk benda langit berukuran
cukup besar untuk membuat dirinya berbentuk bulat atau mendekati
bulat (karena gravitasi, objek apa pun di antariksa yang berdiameter
mendekati 230 km akan berbentuk bulat) dan mempunyai orbitnya
sendiri mengelilingi Matahari. Hal tersebut agak berbeda dari definisi
planet sejati, yaitu benda langit yang berukuran cukup besar (lebih
dari 230 km) dan memiliki cukup gravitasi untuk menyingkirkan
orbitnya dari benda-benda langit lain selain satelitnya, serta memiliki
orbit yang tetap.
Kedua ciri tersebut ditetapkan pada 24 Agustus 2006 di Praha,
Ceko, pada pertemuan IAU (International Astronomical Union) atau
Persatuan Astronomi Internasional. Sejak saat itu, beberapa temuan
yang sebelumnya dianggap planet direvisi kedudukannya menjadi
planet kerdil (dwarf planet). Beberapa planet kerdil tersebut antara
lain:

- Pluto
Pluto ditemukan pada tahun 1930 oleh astronom bernama
Percival Lowell dan Clyde Tombaugh. Saat itu, diadakan kontes
penamaan untuk objek yang dianggap sebagai planet kesembilan
tersebut. Nama yang terpilih adalah Pluto, yang diambil dari nama
Dewa Bawah Tanah dan Kekayaan Romawi, Pluto. Karena jaraknya
yang demikian jauh dari Matahari, yaitu 6 miliar kilometer, Pluto
hanya terlihat sebagai titik buram jika dilihat dari Bumi, sekalipun
menggunakan teleskop yang sangat kuat. Jarak yang sangat jauh
tersebut membuat periode revolusinya sangat lama, yakni 248 tahun.
Suhu di permukaan Pluto mencapai -235 0C. Ukuran Pluto hanya
seperlima diameter Bumi, yaitu sekitar 2.376 km.

Status Pluto
sebagai planet kesembilan
dicabut pada 24 Agustus
2006 saat IAU
menggolongkan ulang
Pluto sebagai planet
kerdil. Hal tersebut
dikarenakan orbit Pluto tidak terbebas dari benda angkasa selain
satelitnya sendiri. Pluto berada di dekat daerah yang disebut Sabuk
Kuiper. Pluto mempunyai tiga satelit, yaitu Charon, Nyx, dan Hydra.
Nama-nama satelit itu diambil dari nama makhluk-makhluk penghuni
Dunia Bawah dalam mitologi Yunani Kuno. Hanya Charon satu-
satunya satelit yang berbentuk bulat, yang diameternya separuh
diameter Pluto sendiri.
Pluto juga unik karena orbit planet kerdil ini berbentuk lebih
elips dibanding orbit planet lain. Bahkan, orbit Pluto memotong orbit
Neptunus pada dua bagian sehingga ada waktu di mana Neptunus
lebih jauh ke Matahari dibanding Pluto. Hal tersebut terjadi pada tahun
1979 sampai 1999, ketika Pluto memintas orbit Neptunus dan menjadi
“planet kedelapan”. Kejadian itu berlangsung sampai tahun 1999 ketika
Pluto sekali lagi melintasi orbit Neptunus dan kembali menjadi
“planet” terjauh dari Matahari.
- Makemake

Makemake, dinamai dari


Dewa Kesuburan Pulau Paskah,
adalah planet kerdil yang ditemukan
pada tanggal 31 Maret 2005 oleh
Mike Brown melalui Observatorium
Palomar. IAU menggolongkannya
sebagai planet kerdil pada tahun 2008
karena ukurannya yang kecil, yaitu
hanya dua pertiga ukuran Pluto. Makemake terletak di daerah yang
disebut Sabuk Kuiper. Meskipun berjarak sangat jauh dari Matahari,
Makemake bersinar relatif terang karena atmosfer tipisnya yang
mengandung metana dan nitrogen. Suhu permukaannya adalah -240
0
C. Makemake memiliki satu satelit alami yang diberi nama S/2015
(136472) 1.

- Eris

Eris adalah planet


kerdil terjauh dan terdingin
yang sejauh ini ditemukan.
Namanya diambil dari Eris,
Dewi Perselisihan Romawi.
Eris ditemukan tahun 2005
oleh Mike Brown di
Observatorium Keck, namun
baru benar-benar diberi nama pada September 2006. Diameter Eris
sekitar 2.326 km, nyaris sama dengan Pluto. Planet kerdil ini berjarak
luar biasa jauh dari Matahari, yaitu sekitar 14,4 miliar kilometer,
menjadikannya sulit dilihat meskipun melalui teleskop antariksa. IAU
menggolongkannya ke dalam planet kerdil pada tahun 2006, bersamaan
dengan Pluto. Eris mempunyai satu satelit alami bernama Dysnomia,
yang diambil dari nama putri Dewi Eris.

- Ceres

Ceres sebetulnya adalah


nama yang diberikan untuk
asteroid terbesar yang
ditemukan tahun 1801. Diameter
Ceres cukup besar di kalangan
asteroid, yakni 975 km alias
hampir seribu kilometer,
membuat bentuknya bulat sempurna dan bukannya tidak beraturan
seperti kebanyakan asteroid. Ceres memiliki orbit yang berada di dekat
Sabuk Asteroid, sebuah daerah di antara Mars dan Jupiter. Ceres
berjarak 340 juta kilometer dari Matahari dengan suhu permukaan rata-
rata -106 0C. Namanya diambil dari Dewi Agrikultur Romawi, Ceres.

ii. Asteroid

Asteroid merupakan sebutan untuk batu-batu luar angkasa


yang melayang mengorbit Matahari. Sebagian besar asteroid dapat
ditemui di Sabuk Asteroid, yaitu daerah di antara Mars dan Jupiter.
Sabuk Asteroid diperkirakan merupakan sisa-sisa planet terrestrial
yang gagal terbentuk karena terpengaruh oleh gravitasi Jupiter yang
besar dan akhirnya hancur. Diameter
asteroid sangat bervariasi mulai dari
beberapa centimeter sampai
beberapa kilometer. Materi
pembentuk asteroid bermacam-
macam mulai dari batu, besi,
tembaga, nikel, hingga emas.
Beberapa asteroid yang sudah diberi nama antara lain Pallas, Vesta,
Hygeia, Davida, Interamnia, dan Cybele. Asteroid yang
terperangkap oleh gravitasi Bumi dan meluncur serta terbakar di
atmosfer Bumi disebut meteor (disebut juga bintang jatuh, bintang
beralih, atau batu bintang). Jika meteor tersebut menubruk
permukaan Bumi, disebut meteorit. Sedangkan puing-puing debu atau
batu yang masih berada di antariksa disebut meteoroid (ukurannya
lebih kecil dari asteroid). Meteoroid yang berukuran beberapa
milimeter atau beberapa mikrometer disebut mikrometeoroid.

iii. Komet
Komet atau bintang berekor adalah benda angkasa mirip
asteroid yang tersusun atas batu dan es. Sebagian besar komet berada
di tepi luar Tata Surya, di daerah yang disebut Awan Oort. Ketika
ada komet yang tertarik oleh gravitasi Matahari dan memasuki bagian
dalam Tata Surya, maka lapisan esnya menguap dan membentuk ekor
raksasa yang sangat panjang, berwarna putih. Ekor komet selalu
membelakangi matahari. Terkadang beberapa komet mempunyai ekor
kedua, berwarna biru, yang timbul dari ion. Orbit komet amat elips dan
mempunyai periode rata-rata yang panjang. Beberapa komet yang
terkenal antara lain:

- Komet Halley, dinamai oleh Edmund Halley pada tahun 1705, muncul
setiap 76 tahun sekali. Komet ini akan melewati Bumi lagi pada tahun
2062 atau 2063.
- Komet Lexell, ditemukan tahun 1770, merupakan komet terdekat dari
Bumi, dengan jarak sekitar 2,2 juta kilometer.
- Komet Great March, ditemukan tahun 1843, memiliki ekor raksasa
sepanjang 320 juta kilometer.
- Komet Ikeya-Seki, ditemukan tahun 1965, adalah komet terang yang
berperiode panjang, yaitu 880 tahun.
- Komet Shoemaker-Levy 9, ditemukan tahun 1993. Komet ini hancur
bertabrakan dengan Jupiter karena orbitnya saat itu terlalu dekat
dengan Planet Jupiter sehingga tertarik oleh gravitasinya.

iv. Bintang
Bintang adalah bola gas raksasa di luar angkasa yang
menghasilkan panas dan cahayanya sendiri melalui reaksi energi
nuklir di intinya. Hal tersebut berbeda dibandingkan planet, karena
planet hanya memantulkan cahaya dan bukannya menghasilkan
cahaya sendiri. Matahari kita termasuk bintang berkategori G2
berwarna kuning. Ada beberapa klasifikasi bintang yang dibuat oleh
astronom, salah satunya adalah klasifikasi warna. Dalam klasifikasi ini,
bintang merah adalah bintang terdingin (suhu fotosfernya sekitar
3.000-3.500 0C) dan bintang biru adalah bintang terpanas (suhu
fotosfernya sekitar 50.000-60.000 0C). Bintang terdekat dari Bumi
adalah Matahari. Bintang terdekat selanjutnya adalah Alpha Centauri
dan Proxima Centauri yang berjarak 4,3 tahun cahaya dari Bumi.
Tahun cahaya merupakan satuan jarak, bukan satuan waktu.
Tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya selama satu
tahun (kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, yang berarti
seberkas cahaya mampu mengelilingi Bumi hampir delapan kali dalam
satu detik) yang merupakan kecepatan tertinggi di Alam Semesta
sejauh yang kita ketahui. Artinya, dengan kecepatan cahaya sekalipun,
dibutuhkan waktu 4,3 tahun untuk pergi dari Bumi ke bintang-bintang
tersebut.
Ukuran, warna, dan kecerahan bintang amat bervariasi. Bintang
terbesar yang diketahui sejauh ini bernama UY Scuti yang terletak di
konstelasi Scutum. Diameternya 2,5 miliar kilometer atau hampir
sebesar orbit Jupiter. Sementara itu, salah satu bintang paling terang
dinamai Bintang Pistol. Kecerahan suatu bintang diukur dengan skala
magnitudo. Semakin kecil angka magnitudo, maka semakin terang
suatu bintang. Bintang Pistol mempunyai magnitudo -28.
Bintang adalah benda langit yang mempunyai periode atau
siklus. Bintang kuning seperti Matahari, setelah selesai terbentuk,
dapat bersinar selama lebih kurang 10 miliar tahun sebelum akhirnya
berubah menjadi Raksasa Merah. Bintang Raksasa Merah adalah
bintang yang mengembang menjadi puluhan atau ratusan kali ukuran
normalnya karena hidrogen di dalam intinya sudah habis dan beralih
menggunakan inti besi.. Lama kelamaan, setelah inti besinya habis,
Raksasa Merah akan menciut kembali menjadi bintang Kerdil Putih
yang hanya berukuran kira-kira sebesar Bumi. Ketika Kerdil Putih
kehilangan cahayanya, maka akan menjadi Kerdil Cokelat alias tidak
lagi bersinar.

v. Galaksi

Semua planet, bintang, asteroid, komet, dan benda angkasa lain


yang kita ketahui berada dalam benda angkasa lain yang berukuran
luar biasa besar, yang disebut galaksi. Galaksi tempat Tata Surya kita
berada dinamai Galaksi Bimasakti (Milky Way). Galaksi Bimasakti
berdiameter tidak kurang dari 100.000 tahun cahaya dan berisi
setidaknya 200 miliar bintang. Galaksi Bimasakti adalah galaksi
berbentuk spiral (seperti pusaran air) yang memiliki beberapa lengan.
Tata Surya kita terletak di tepi Lengan Orion. Ada ribuan galaksi
yang sudah ditemukan astronom. Beberapa galaksi yang terkenal
adalah Galaksi Andromeda,
Galaksi Pusaran Air, Galaksi
Sombrero, Galaksi Magellan
Besar, dan Galaksi Magellan
Kecil. Sejauh ini ada empat
bentuk galaksi yang dikenali, yaitu
galaksi spiral, galaksi spiral
berpalang, galaksi tak
beraturan, dan galaksi elips.
Galaksi Bimasakti sendiri berada
di dalam gugusan galaksi yang disebut Kelompok Lokal (Local
Group) yang berisi setidaknya 30 galaksi lain.

vi. Lubang Hitam


Ketika sebuah bintang yang memiliki massa jauh lebih besar
daripada Matahari menjadi Raksasa Merah, bintang tersebut dapat
berkembang lebih besar lagi dengan menggunakan inti karbon.
Bintang berukuran amat besar ini disebut Superraksasa atau
Hiperraksasa (UY Scuti termasuk bintang Hiperraksasa).
Superraksasa atau Hiperraksasa ini akan meledak membentuk
supernova atau hipernova, yaitu ledakan materi bintang yang
menghasilkan cahaya yang amat terang. Setelah ledakan, yang tersisa
adalah gravitasi bintang tersebut yang menang melawan materinya
sendiri, sehingga membentuk objek yang disebut lubang hitam.
Lubang hitam (blackhole) sebenarnya bukanlah lubang,
melainkan benda antariksa yang massanya sangat besar dan sangat
padat sampai-sampai tidak ada materi yang bisa lolos dari gravitasinya
yang sangat kuat, termasuk cahaya itu sendiri. Bumi dapat menjadi
lubang hitam apabila seluruh materi planet ini dimampatkan menjadi
sebesar bola pingpong. Lubang hitam juga berada di pusat Galaksi
Bimasakti, bernama Sagittarius A*, dan memiliki massa setidaknya
4,3 juta kali massa Matahari.
Foto di atas merupakan foto pertama yang berhasil didapatkan
dari lubang hitam, yaitu lubang hitam yang berada di pusat Galaksi
Messier 87 yang berjarak 53 juta tahun cahaya dari Bumi, diambil
menggunakan EHT (Event Horizon Telescope). EHT adalah
kolaborasi dari delapan teleskop raksasa yang dioperasikan oleh 13
institut dan 20 negara. Foto tersebut didapat pada tanggal 10 April
2019.

e) Penjelajahan Antariksa
i. Teleskop-Teleskop Antariksa
Ada beberapa teleskop raksasa yang mengorbit Bumi demi
mendapatkan foto yang jelas dari objek-objek luar angkasa yang jauh.
Teleskop luar angkasa yang paling terkenal adalah Teleskop
Antariksa Hubble atau Hubble Space Telescope (HST).

Teleskop Hubble diluncurkan pada tanggal 25 April 1990 oleh pesawat


ulang-alik Discovery dan masih beroperasi hingga kini, memiliki
cermin berdiameter 2,4 meter yang mengumpulkan cahaya dari luar
angkasa. Sebagian foto-foto yang digunakan di berbagai buku atau film
dokumenter adalah hasil pemotretan Teleskop Hubble.
Selain Teleskop Hubble, ada pula banyak teleskop lain yang
mengumpulkan cahaya berdasarkan infrared, misalnya COBE
(Cosmic Background Explorer), cahaya ultraviolet, atau bahkan
sinar-X (misalnya Chandra).

ii. Wahana Penjelajah Antariksa


Satelit Tanggal Negara Deskripsi
Peluncuran
Luna 1 2-1-1959 Uni Soviet Wahana antariksa
pertama yang keluar dari
orbit Bumi

Luna 2 12-9-1959 Uni Soviet Wahana antariksa


pertama yang menabrak
Bulan

Surveyor 1 1-6-1966 Amerika Pendaratan mulus


Serikat pertama di Bulan

Mariner 9 30-5-1971 Amerika Memetakan Mars


Serikat
Viking 1 20-8-1975 Amerika Mendarat di Mars
Serikat
Viking 2 9-9-1975 Amerika Mendarat di Mars
Serikat
Pathfinder 4-12-1996 Amerika Menganalisa bebatuan
Serikat Mars

Mars Global 7-11-1996 Amerika Memtakan Mars


Surveyor Serikat
Venera 3 16-11-1965 Uni Soviet Wahana antariksa
pertama yang menabrak
Venus
Venera 7 17-8-1970 Uni Soviet Pendaratan mulus
pertama di Venus

Mariner 10 3-11-1973 Amerika Terbang melewati


Serikat Merkurius dan Venus

Magellan 4-5-1989 Amerika Memetakan Venus


Serikat
Voyager 1 5-9-1977 Amerika Terbang melewati
Serikat Jupiter dan Saturnus

Voyager 2 20-8-1977 Amerika Pergi ke Uranus dan


Serikat Neptunus

Galileo 18-10-1989 Amerika Mempelajari Jupiter dan


Serikat satelit-satelitnya

Cassini- 15-10-1997 Rusia Mempelajari Saturnus


Huygens dan satelit-satelitnya

Giotto 2-7-1985 Eropa Mempelajari Komet


Halley

Ulysess 6-10-1990 Eropa Mempelajari Matahari


dan angin surya

NEAR 17-2-1996 Amerika Mempelajari asteroid


Serikat
New Horizon 19-1-2006 Amerika Terbang melintasi Pluto
Serikat

Anda mungkin juga menyukai