Materi IPA SMP Bumi Dan Tata Surya
Materi IPA SMP Bumi Dan Tata Surya
Materi IPA SMP Bumi Dan Tata Surya
1) Kelereng Biru
a) Kedudukan Bumi di Sistem Tata Surya
b) Lapisan-Lapisan Bumi
c) Atmosfer Bumi
d) Pergerakan Bumi
e) Bumi yang Berubah
f) Satelit Bumi
Foto di atas merupakan salah satu foto NASA yang paling banyak diminta,
potret berjudul Blue Marble (Kelereng Biru) yang diambil dari Apollo 17 ketika
hendak menuju ke bulan, dari jarak sekitar 29.000 km. Selain foto di atas, masih
banyak lagi foto-foto yang menunjukkan Bumi dari luar angkasa, yang dipotret
melalui berbagai satelit maupun dari astronaut itu sendiri. Bahkan meskipun dilihat
sepintas, kita sudah mengetahui bahwa hanya Bumi satu-satunya planet yang
memiliki kondisi yang memungkinkan untuk kehidupan—setidaknya sejauh ini. Apa
yang membuat planet kita ini begitu istimewa, hal-hal yang tidak dimiliki oleh planet
lain di Tata Surya? Mari kita pelajari bersama-sama.
b) Lapisan-Lapisan Bumi
Secara garis besar, Bumi dapat dibagi menjadi empat lapisan dari luar ke dalam,
yaitu kerak bumi, mantel bumi, inti luar, dan inti dalam. Kita tidak bisa melihat
lapisan-lapisan Bumi secara langsung apalagi menggalinya (lubang terdalam yang
berhasil dibuat manusia adalah sedalam 15 km di Rusia) para ilmuwan mempelajari
gelombang yang diakibatkan oleh gempa bumi untuk mengetahui apa yang ada jauh
di bawah kaki kita.
- Kerak bumi memiliki ketebalan yang bervariasi (kerak samudra lebih tipis
daripada kerak benua) dan rata-rata sekitar 32 km. Di permukaan kerak inilah
makhluk hidup dapat berkembang.
- Mantel bumi adalah lapisan tertebal, mencapai 2.900 km. Di sinilah bebatuan
dari permukaan dapat bersirkulasi akibat gerakan lempeng dan membentuk magma
yang panas. Dapur magma gunung berapi aktif mendapatkan magmanya dari
lapisan mantel.
- Inti luar memiliki ketebalan 2.250 km. Inti luar ini berwujud besi lebur (cair)
karena terkena panas dari inti dalam yang luar biasa.
- Inti dalam berdiameter 1.280 km dan merupakan bagian Bumi yang terpanas.
0
Suhunya dapat mencapai hampir 5.000 C atau hampir sepanas permukaan
matahari. Inti dalam ini berwujud besi dan nikel padat yang berotasi. Rotasi inti
bumi inilah yang mengakibatkan adanya medan magnet bumi.
Permukaan kerak bumi terdiri dari 71% lautan (sekitar 360 juta kilometer persegi)
dan 29% daratan (149 juta kilometer persegi). Luas lautan jauh lebih besar
dibandingkan luas daratan karena lautan berfungsi untuk menangkap panas yang
berlebih dari atmosfer Bumi dan penting untuk keseimbangan cuaca. Jika daratan
lebih luas daripada lautan, maka Bumi tidak bisa menyerap panas yang berlebih dan
sebagian besar daratan akan berubah menjadi gurun gersang yang tidak bisa dihuni.
Permukaan kerak bumi terpecah menjadi tujuh bongkahan besar dan belasan
bongkahan lain yang lebih kecil yang disebut lempeng. Lempeng merupakan batas
keluarnya magma cair atau batuan leleh dari mantel bumi. Pergerakan batuan leleh
inilah yang membuat lempeng mampu menggeser benua-benua yang ada di
sekitarnya. Meskipun demikian, pergeseran ini berlangsung amat lambat: hanya 1-5
cm per tahun. Oleh karena itu, jika kita mengamati Bumi selama berjuta-juta tahun,
kita baru akan mengetahui hasilnya. Hal ini dinamakan Continental Dift (Pergerakan
Benua). Keadaan benua dan samudra di permukaan bumi yang sekarang amat
berbeda dibanding seratus atau dua ratus juta tahun yang lalu. Bumi merupakan satu-
satunya planet di Tata Surya dengan sistem lempeng aktif seperti ini.
Ketika magma yang berada di perbatasan lempeng naik, maka dapat muncul
gunung berapi. Gunung berapi dan gempa bumi adalah dua peristiwa alam yang
saling berdampingan karena penyebabnya sama. Sehingga, daerah yang berpotensi
gempa kemungkinan besar juga berpotensi mengalami letusan gunung berapi. Daerah-
daerah ini sering dikenal sebagai Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), yaitu daerah di
mana paling banyak terjadi gunung meletus dan gempa bumi.
c) Atmosfer Bumi
Atmosfer atau selubung udara sangat penting untuk kelangsungan hidup
makhluk di Bumi. Atmosfer melindungi Bumi dari panas dan dingin yang ekstrem,
mengatur cuaca, menyediakan udara untuk bernapas, melindungi dari radiasi
matahari, dan melindungi Bumi dari benda-benda ruang angkasa yang lain. Atmosfer
Bumi mengandung 76% nitrogen, 21% oksigen, dan gas-gas lain (karbondioksida,
argon, uap air, dan lain-lain) sebanyak 3%.
Atmosfer Bumi sejatinya membentang hingga sekitar 1.000 km di atas
permukaan Bumi, namun pada jarak lebih-kurang 100 km di atas permukaan Bumi,
atmosfer sudah amat tipis sehingga hampir tidak ada. Oleh karena itu, ketinggian 100
km disepakati oleh ilmuwan sebagai permulaan dari luar angkasa.
f) Satelit Bumi
Secara garis besar, satelit atau benda angkasa yang mengitari sebuah planet
dengan orbit tertentu dapat dibagi menjadi dua, yaitu satelit alami dan satelit buatan.
Bumi memiliki satu satelit alami yaitu Bulan, dan dikelilingi oleh ribuan satelit
buatan.
- Satelit Alami
Permukaan
bulan terdiri dari
bebatuan, debu, dan
pasir yang mirip
dengan permukaan
Bumi, hanya saja
berwarna keabuan
atau kehitaman.
Dataran luas yang datar di Bulan disebut Mare atau Marina (laut). Di Bulan
terdapat banyak sekali kawah hasil tumbukan meteorit. Ukuran kawah tersebut
bervariasi mulai dari selebar beberapa milimeter hingga selebar ratusan kilometer.
Langit Bulan gelap karena tidak memiliki atmosfer maupun gas-gas yang bisa
digunakan untuk bernapas.
Bulan sangat penting bagi Bumi. Gravitasi Bulan memengaruhi pasang-surut
permukaan laut. Sebenarnya, gravitasi Bulan tidak hanya menarik air laut, tapi
menarik semua yang ada di permukaan Bumi. Namun, karena air laut memiliki
luas permukaan yang paling besar, maka efek gravitasi ini hanya terlihat pada air
laut saja. Selain memengaruhi pasang-surut, Bulan juga membantu
menyeimbangkan Bumi pada kemiringan 23,5 derajatnya sehingga Bumi tidak
bergoyang pada porosnya.
Kadangkala, Bulan melewati daerah bayangan Bumi. Oleh karena itu,
permukaan Bulan menjadi gelap karena tertutup bayangan Bumi sehingga Bulan
tidak terlihat di malam hari. Kita mengenalnya sebagai gerhana bulan sebagian
jika Bulan hanya sebagian terlihat, dan gerhana bulan total saat Bulan benar-
benar tidak bisa terlihat.
Pada Desember
1968, Apollo 8 menjadi
pesawat antariksa
pertama yang berhasil
mengorbit Bulan.
Setelah dua kali
penerbangan uji coba,
Apollo 11 yang
beranggotakan Neil
Armstrong, Edwin Aldrin, dan Michael Collins berhasil mendarat di Bulan pada
Juli 1969. Neil Armstrong menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di
Bulan. Sepanjang sejarah, sudah ada 12 orang yang pernah menjejakkan kaki di
Bulan melalui tujuh kali pendaratan wahana antariksa Apollo, yaitu Apollo 12, 14,
16, dan 17. Saat ini, sulit untuk mengirim manusia kembali ke Bulan karena biaya
yang amat mahal dan fokus para ilmuwan sedang dialihkan ke tempat lain, yaitu
planet-planet. Meskipun demikian, sudah banyak negara yang mampu
membangun pesawat antariksa tak berawak yang kemudian dikirim ke Bulan.
Beberapa negara yang sudah melakukannya (selain Amerika Serikat dan Rusia)
yaitu Tiongkok, India, Jepang, Uni Eropa, dan Israel.
- Satelit Buatan
Saat ini, ada ribuan satelit buatan yang mengelilingi Bumi dengan orbitnya
masing-masing. Satelit-satelit tersebut ada yang digunakan untuk satelit
komunikasi, satelit mata-mata, satelit cuaca, dan lain-lain.
Satelit buatan pertama adalah
Sputnik 1, yang diluncurkan Uni
Soviet pada 14 Oktober 1957. Satelit
tersebut berupa bola metal kosong
seberat 84 kg yang berisi pemancar
radio. Sputnik 1 kembali memasuki
atmosfer Bumi pada 4 Januari 1958
dan kemudian terbakar.
Satelit diluncurkan melalui dua metode: yaitu menggunakan roket atau
menggunakan pesawat ulang-alik. Sebuah roket harus mencapai kecepatan
minimal 8 km per detik agar lolos dari gravitasi Bumi. Roket biasanya terdiri dari
beberapa bagian. Bagian-bagian ini mampu melepaskan diri sesuai waktunya agar
bobot roket semakin ringan. Nantinya, bagian paling atas (paling dekat dengan
moncong roket) akan mengantarkan satelit ke antariksa.
Jika menggunakan pesawat ulang-alik, pesawat dapat membuka ruang kargo
setibanya di orbit, meluncurkan satelit, kemudian kembali pulang ke Bumi dan
mendarat di landasan pacu seperti pesawat biasa.
2. KELUARGA BINTANG KUNING DI TEPI GALAKSI
Bumi yang telah kita pelajari hanyalah satu dari delapan planet yang berada di
Tata Surya. Pengertian dari Tata Surya (Solar System) itu sendiri merupakan Matahari
sebagai pusatnya, bersama seluruh benda langit yang mengorbit padanya—termasuk
delapan planet beserta satelit mereka masing-masing, lusinan planet kerdil, ribuan
asteroid, belasan komet, dan triliunan puing kecil yang disebut meteoroid dan
mikrometeoroid. Apa saja karakteristik anggota Tata Surya? Bagaimana semua ini
bermula? Mari kita pelajari bersama-sama.
Diameter Matahari sekitar 1,4 juta kilometer. Volumenya sangat besar—lebih dari
satu juta Bumi bisa masuk ke dalam Matahari. Permukaan Matahari tidaklah padat
seperti di Bumi, karena Matahari adalah bintang, yang pada dasarnya bola gas
raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Panas Matahari berasal dari
reaksi nuklir di intinya.
Sama seperti Bumi, Matahari terdiri menjadi beberapa lapisan. Lapisan terluar
adalah lapisan atas permukaan Matahari yang paling panas, disebut korona. Suhu
korona dapat mencapai dua juta derajat Celcius. Lapisan korona ini tidak terlihat oleh
mata telanjang kecuali saat gerhana matahari total.
Lapisan kedua adalah kromosfer. Kromosfer adalah lapisan yang terletak tepat di
atas permukaan Matahari, dengan suhu bervariasi antara 8.000 hingga 100.000 0C.
Permukaan Matahari itu sendiri disebut fotosfer. Suhu fotosfer juga bervariasi antara
5.000 hingga 6.000 0C. Di
permukaan Matahari,
terkadang ditemukan lidah
api, yaitu semburan gas
panas yang naik hingga
beberapa ribu kilometer.
Lidah api yang amat besar
hingga berbentuk
lengkungan disebut prominensa. Ledakan-ledakan berbentuk duri disebut spikula. Di
permukaan matahari, terdapat daerah yang lebih terang dari sekelilingnya atau fakula
dan daerah yang berwarna hitam (lebih dingin dari sekelilingnya) disebut bintik
Matahari. Bintik Matahari terbentuk karena pelengkungkan intensitas medan
magnet Matahari yang cukup besar.
Di bagian bawah fotosfer, terdapat zona konveksi, yaitu zona di mana panas yang
dihasilkan Matahari merambat secara konveksi. Di bawah zona konveksi, terdapat
zona radiasi, yaitu zona di mana panas yang dihasilkan inti Matahari merambat
secara radiasi.
Inti Matahari merupakan bagian Matahari yang paling panas. Suhu inti Matahari
mencapai 15 juta derajat Celcius. Di dalam inti inilah Matahari mereaksikan hidrogen
menjadi helium. Reaksi tersebut menghasilkan panas dan cahaya yang merambat dari
inti ke permukaan untuk selanjutnya menyebar ke luar angkasa. Matahari dapat
diketahui suhu bagian-bagiannya dengan teleskop khusus yang mampu mengenali
citra panas (thermal vision).
Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Cahaya dan panasnya membuat
tanaman bisa berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Cahaya dan panas dari
Matahari juga menjamin Bumi tidak akan membeku karena dingin, sehingga
kehidupan bisa berlangsung.
Meskipun diameter Matahari sekitar 400 kali lebih besar daripada diameter
Bulan, Bulan berada 400 kali lebih dekat ke Bumi dibanding Matahari, sehingga jika
dilihat dari permukaan Bumi, mereka akan tampak sama besar. Terkadang, Bulan
berada di antara Matahari dan Bumi, sehingga ada bagian di Bumi di mana cahaya
Matahari terhalang oleh Bulan. Kita menyebutnya sebagai gerhana Matahari. Saat
Bulan menutupi Matahari, terdapat dua daerah bayangan yang disebut umbra dan
penumbra. Jika suatu daerah di Bumi berada di umbra, maka daerah tersebut
mengalami gerhana matahari total. Sebaliknya, jika suatu daerah di Bumi berada di
penumbra, maka daerah tersebut mengalami gerhana matahari sebagian. Gerhana
matahari berlangsung jauh lebih singkat dibanding gerhana bulan. Gerhana matahari
terlama yang tercatat tidak lebih dari 7,5 menit.
b) Planet Dalam
Planet berasal dari kata dalam bahasa Yunani Kuno yang berarti
pengembara. Hal tersebut dikarenakan planet selalu terlihat berpindah tempat
jika dilihat dari Bumi, tidak seperti bintang-bintang yang tampak diam.
Terdapat delapan planet dalam Tata Surya. Manusia pada zaman
Yunani Kuno telah menemukan dan menamai lima planet selain Bumi, yaitu
Hermes, Aphrodite, Ares, Zeus, dan Kronos. Masyarakat Yunani Kuno
menamai planet-planet itu dari nama dewa yang mereka sembah. Ketika
kebudayaan Yunani memudar dan Kerajaan Romawi mengambil alih, mereka
mengganti nama-nama planet tersebut dengan dewa-dewi mereka. Nama-nama
itulah yang kita kenal sekarang: Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan
Saturnus. Para astronom meneruskan tradisi tersebut ketika mereka
menemukan dua planet berikutnya, yaitu Uranus dan Neptunus.
Secara garis besar, planet-planet di Tata Surya digolongkan menjadi
dua, salah satunya adalah planet dalam (inner planets) disebut juga planet
berbatu (terrestrial planets) dikarenakan jaraknya yang dekat dari Matahari
dan permukaannya tersusun atas bebatuan padat.
i. Merkurius
iii. Bumi
Bumi merupakan satu-satunya planet yang namanya tidak
diambil dari dewa-dewi Yunani atau Romawi, meskipun orang Yunani
menyebut Bumi sebagai Gaea (Dewi Bumi Yunani) dan orang
Romawi menyebut Bumi sebagai Terra (versi Romawi dari Gaea).
Bumi juga satu-satunya tempat di Tata Surya yang dapat dihuni
makhluk hidup, setidaknya sejauh ini. Hal tersebut dimungkinkan
terutama karena Bumi berada di Zona Goldilocks, yaitu zona di mana
sinar Matahari tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin sehingga
memungkinkan air berada dalam bentuk cair. Pada umumnya, planet
lain di Tata Surya berada terlalu dekat ke Matahari sehingga air
menguap, atau terlalu jauh sehingga air membeku menjadi es.
iv. Mars
c) Planet Luar
Planet luar (outer planets) sering disebut juga Raksasa Gas atau
Planet Jovian karena seluruh planet yang termasuk dalam kategori ini
tersusun atas gas dan tidak memiliki permukaan batuan padat seperti planet
dalam. Selain itu, ukuran planet-planet luar juga amat besar dibandingkan
planet dalam.
i. Jupiter
ii. Saturnus
iii. Uranus
iv. Neptunus
- Pluto
Pluto ditemukan pada tahun 1930 oleh astronom bernama
Percival Lowell dan Clyde Tombaugh. Saat itu, diadakan kontes
penamaan untuk objek yang dianggap sebagai planet kesembilan
tersebut. Nama yang terpilih adalah Pluto, yang diambil dari nama
Dewa Bawah Tanah dan Kekayaan Romawi, Pluto. Karena jaraknya
yang demikian jauh dari Matahari, yaitu 6 miliar kilometer, Pluto
hanya terlihat sebagai titik buram jika dilihat dari Bumi, sekalipun
menggunakan teleskop yang sangat kuat. Jarak yang sangat jauh
tersebut membuat periode revolusinya sangat lama, yakni 248 tahun.
Suhu di permukaan Pluto mencapai -235 0C. Ukuran Pluto hanya
seperlima diameter Bumi, yaitu sekitar 2.376 km.
Status Pluto
sebagai planet kesembilan
dicabut pada 24 Agustus
2006 saat IAU
menggolongkan ulang
Pluto sebagai planet
kerdil. Hal tersebut
dikarenakan orbit Pluto tidak terbebas dari benda angkasa selain
satelitnya sendiri. Pluto berada di dekat daerah yang disebut Sabuk
Kuiper. Pluto mempunyai tiga satelit, yaitu Charon, Nyx, dan Hydra.
Nama-nama satelit itu diambil dari nama makhluk-makhluk penghuni
Dunia Bawah dalam mitologi Yunani Kuno. Hanya Charon satu-
satunya satelit yang berbentuk bulat, yang diameternya separuh
diameter Pluto sendiri.
Pluto juga unik karena orbit planet kerdil ini berbentuk lebih
elips dibanding orbit planet lain. Bahkan, orbit Pluto memotong orbit
Neptunus pada dua bagian sehingga ada waktu di mana Neptunus
lebih jauh ke Matahari dibanding Pluto. Hal tersebut terjadi pada tahun
1979 sampai 1999, ketika Pluto memintas orbit Neptunus dan menjadi
“planet kedelapan”. Kejadian itu berlangsung sampai tahun 1999 ketika
Pluto sekali lagi melintasi orbit Neptunus dan kembali menjadi
“planet” terjauh dari Matahari.
- Makemake
- Eris
- Ceres
ii. Asteroid
iii. Komet
Komet atau bintang berekor adalah benda angkasa mirip
asteroid yang tersusun atas batu dan es. Sebagian besar komet berada
di tepi luar Tata Surya, di daerah yang disebut Awan Oort. Ketika
ada komet yang tertarik oleh gravitasi Matahari dan memasuki bagian
dalam Tata Surya, maka lapisan esnya menguap dan membentuk ekor
raksasa yang sangat panjang, berwarna putih. Ekor komet selalu
membelakangi matahari. Terkadang beberapa komet mempunyai ekor
kedua, berwarna biru, yang timbul dari ion. Orbit komet amat elips dan
mempunyai periode rata-rata yang panjang. Beberapa komet yang
terkenal antara lain:
- Komet Halley, dinamai oleh Edmund Halley pada tahun 1705, muncul
setiap 76 tahun sekali. Komet ini akan melewati Bumi lagi pada tahun
2062 atau 2063.
- Komet Lexell, ditemukan tahun 1770, merupakan komet terdekat dari
Bumi, dengan jarak sekitar 2,2 juta kilometer.
- Komet Great March, ditemukan tahun 1843, memiliki ekor raksasa
sepanjang 320 juta kilometer.
- Komet Ikeya-Seki, ditemukan tahun 1965, adalah komet terang yang
berperiode panjang, yaitu 880 tahun.
- Komet Shoemaker-Levy 9, ditemukan tahun 1993. Komet ini hancur
bertabrakan dengan Jupiter karena orbitnya saat itu terlalu dekat
dengan Planet Jupiter sehingga tertarik oleh gravitasinya.
iv. Bintang
Bintang adalah bola gas raksasa di luar angkasa yang
menghasilkan panas dan cahayanya sendiri melalui reaksi energi
nuklir di intinya. Hal tersebut berbeda dibandingkan planet, karena
planet hanya memantulkan cahaya dan bukannya menghasilkan
cahaya sendiri. Matahari kita termasuk bintang berkategori G2
berwarna kuning. Ada beberapa klasifikasi bintang yang dibuat oleh
astronom, salah satunya adalah klasifikasi warna. Dalam klasifikasi ini,
bintang merah adalah bintang terdingin (suhu fotosfernya sekitar
3.000-3.500 0C) dan bintang biru adalah bintang terpanas (suhu
fotosfernya sekitar 50.000-60.000 0C). Bintang terdekat dari Bumi
adalah Matahari. Bintang terdekat selanjutnya adalah Alpha Centauri
dan Proxima Centauri yang berjarak 4,3 tahun cahaya dari Bumi.
Tahun cahaya merupakan satuan jarak, bukan satuan waktu.
Tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas cahaya selama satu
tahun (kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, yang berarti
seberkas cahaya mampu mengelilingi Bumi hampir delapan kali dalam
satu detik) yang merupakan kecepatan tertinggi di Alam Semesta
sejauh yang kita ketahui. Artinya, dengan kecepatan cahaya sekalipun,
dibutuhkan waktu 4,3 tahun untuk pergi dari Bumi ke bintang-bintang
tersebut.
Ukuran, warna, dan kecerahan bintang amat bervariasi. Bintang
terbesar yang diketahui sejauh ini bernama UY Scuti yang terletak di
konstelasi Scutum. Diameternya 2,5 miliar kilometer atau hampir
sebesar orbit Jupiter. Sementara itu, salah satu bintang paling terang
dinamai Bintang Pistol. Kecerahan suatu bintang diukur dengan skala
magnitudo. Semakin kecil angka magnitudo, maka semakin terang
suatu bintang. Bintang Pistol mempunyai magnitudo -28.
Bintang adalah benda langit yang mempunyai periode atau
siklus. Bintang kuning seperti Matahari, setelah selesai terbentuk,
dapat bersinar selama lebih kurang 10 miliar tahun sebelum akhirnya
berubah menjadi Raksasa Merah. Bintang Raksasa Merah adalah
bintang yang mengembang menjadi puluhan atau ratusan kali ukuran
normalnya karena hidrogen di dalam intinya sudah habis dan beralih
menggunakan inti besi.. Lama kelamaan, setelah inti besinya habis,
Raksasa Merah akan menciut kembali menjadi bintang Kerdil Putih
yang hanya berukuran kira-kira sebesar Bumi. Ketika Kerdil Putih
kehilangan cahayanya, maka akan menjadi Kerdil Cokelat alias tidak
lagi bersinar.
v. Galaksi
e) Penjelajahan Antariksa
i. Teleskop-Teleskop Antariksa
Ada beberapa teleskop raksasa yang mengorbit Bumi demi
mendapatkan foto yang jelas dari objek-objek luar angkasa yang jauh.
Teleskop luar angkasa yang paling terkenal adalah Teleskop
Antariksa Hubble atau Hubble Space Telescope (HST).