Makalah Terapi Komplementer
Makalah Terapi Komplementer
Makalah Terapi Komplementer
OLEH:
KELOMPOK V
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan
hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah saya yang berjudul “TERAPI KOMPLEMENTER
DAN LONG TERM CARE PADA PENDERITA DM”, makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Diabetes Mellitus.
Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami,
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak saya
harapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronis yang
memerlukan penatalaksanaan jangka panjang. DM ditandai dengan
hiperglikemia yang dapat mengakibatkan gangguan organ tubuh seperti mata,
jantung, dan ginjal. Penatalaksanaan DM dilakukan melalui Empat Pilar
Pengelolaan DM, yaitu perencanaan makan, latihan jasmani, edukasi. Dan obat
berkhasiat hipoglikemik. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
Menurut Conn, Hollister, & Arnold, 2001, di samping terapi medis, saat
ini telah berkembang terapi komplementer untuk membantu mengatasi
permasalahan kesehatan pasien. Terapi komplementer adalah terapi yang
sifatnya melengkapi terapi medis dan telah terbukti manfaatnya. (Sylvia, Yetti,
& Hariyati, 2011)
Menurut Mc Kenzie, 2006; dan Soegoro, 2002, Salah satu terapi
komplementer yang diklasifikasikan oleh National Center of Com-plementary
and Alternative medicine (NCCAM) sebagai terapi “energy medicine” adalah
Reiki. Te-rapi Reiki menggunakan energi vital sebagai pe-nyembuhan. (Sylvia,
Yetti, & Hariyati, 2011)
Pada pasien DM, energi akan disalurkan oleh tangan prak-tisi Reiki
melalui cakra (pintu gerbang masuk dan keluarnya energi) mahkota, solar
pleksus, dan seks. Cakra mahkota berada di kepala (ubun-ubun), solar pleksus
di area ulu hati, dan cakra seks di sekitar da-sar punggung/ perineum.
Penyembuhan terjadi melalui suatu proses dimana energi menstimulasi sel-sel
dan jaringan yang rusak untuk kembali pada fungsinya yang normal (Goldberg,
1997, dalam Sjahdeini, 2005) dan diharapkan kadar glukosa darah menjadi
normal termasuk menurunkan resistensi insulin pada pasien DM yang
mengalami obesitas. (Sylvia, Yetti, & Hariyati, 2011)
4
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja terapi komplementer pada penderita Diabetes Mellitus ?
2. Bagaimana long term care pada pasien Diabetes Mellitus ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar Mahasiswa dapat memahami :
1. Terapi komplementer pada penderita Diabetes Mellitus
2. Long term care pada pasien Diabetes Mellitus
5
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
6
Relaksasi dan meditasi dalam terapi Reiki juga menyebabkan sistem
saraf simpatis diinhibisi sehingga menghambat sekresi norepineprin
(Benson & Proctor, 2000). Menurut (Guyton, 1996; Smeltzer & Bare, 2002),
inhibisi norepineprin menyebabkan frekuensi jantung, pernafasan, dan
glukosa darah menurun. Selain itu hipofisis anterior juga diinhibisi sehingga
ACTH yang mensekresi hormon stres seperti kortisol menurun sehingga
proses glukoneogenesis, serta katabolisme protein dan lemak yang berperan
dalam peningkatan glukosa darah juga menurun. (Sylvia, Yetti, & Hariyati,
2011)
Terapi Reiki yang dilakukan selama 30 hari pada penelitian di Klub
Diabetes sebuah RS di Jakarta terbukti dapat menurunkan KGDS pasien
Diabetes Melitus tipe 2 secara bermakna. penurunan KGDS ini tidak
dipengaruhi oleh factor stres dan obesitas. Terapi Reiki terbukti dapat
menurunkan kadar glukosa darah pasien Diabetes Melitus tipe 2. Terapi ini
merupakan terapi pelengkap yang dapat digunakan di tatanan pelayanan
kesehatan terutama di bagian keperawatan medikal bedah sebagai salah satu
standar operasional prosedur pada pasien Diabetes Melitus tipe 2. (Sylvia,
Yetti, & Hariyati, 2011)
2. Senam Aerobic
a. Definisi senam aerobic
jenis olahraga yang dianjurkan pada penderita DM adalah olahraga
aerobic yang bertujuan untuk eningkatkan kesehatan dan kebugaran
tubuh khususnya yang meningkatkan fungsi dan efesiensi metabolism
tubuh. Olahraga aerobic seperti jogging, berenang senam kelompok dan
berseoeda tepat dilakukan pada penderita DM karena menggunakan
semua otot – otot besar, pernapasan dan jantung. (Nuari, 2017)
Pada senam aerobic misalnya, dari variasi gerakan gerakan yang
banya terutama gerakan dasar pada kaki dan jalan dapat memenuhi
criteria CRIPE ( continous, rhythmical, interal, progresif, dan endurance),
sehingga sesuai dengan tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Di
samping itu senam aerobic yang dilakukan secara berkelompok akan
7
member rasa senang pada anggota dan juga dapat memotivasi anggota
yang lain untuk terus melakukan olahraga secara continue dan teratur.
(Nuari, 2017)
b. Manfaat senam aerobic
senam aerobic merupaka salah satu opsi (pilihan) olahraga yang
bisa dilakukan oleh para penderita penyakit diabetes. Hal ini dikarenakan
latihan aerobic mampu membuat jantung dan tulang menjadi kuat,
mengurangi stress, mencegah depresi, dan meningkatkan aliran darah.
Selain itu, aerobic juga dapat membantu memperlancar sistem
pencernaaan dalam tubuh menurunkan resiko penyakit diabetes mellitus
tipe 2 penyakit jantung dan stroke dengan cara menjaga kolesterol,
tekanan darah serta kadar gula. (Nuari, 2017)
Rekomendasi yang dianjurkan dalam melakukan latihan aerobic
bagi penderita penyakit diabetes ialah selama 30 menit dengan frekuensi
minimal sebanyak 5 kali dalam seminggu. Apabila anda tidak memiliki
kebiasaan melakukan olahraga sebelumnya, maka lakukamlah minimal 5
-10 menit sehari .kemudian tingkatkanlh secara bertahap setiap
minggunya hingga mencapai batas maksimal seperti yang
direkomendasikan. (Nuari, 2017)
Adapun beberapa contoh latihan aerobic yanf bisa anda lakukan
diantaranya berjalan cepat, berdansa maupun mengikuti kelas aerobic
ditempat kebugaran yang ada. Namun apabila anda mermpunyai masalah
dengan saraf kaki atau sendi lutut , maka yang lebih direkomendasiksn
ilah dengan manfaat berenang, manffat bersepeda maupun mendayung.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban pada kaki anda. (Nuari, 2017)
c. Peran senam aerobic pada kadar gula darah pasien DM
berdasarkan penelitian puji indriyani dkk (2004) didapatkan ada
pengaruh lattihan fisik : senam aerobic terhadap penurunan kadar glukosa
gula darah pada penderita DM tipe 2 di wilayah puskesmas bukateja
purbalingga (p=0.0001) dengan penurunan rata – rata sebesar 30,14
mg%. hal ini serupa dengan hasil penelitian M. zuhal penurunan gula
8
darah pada pasien DM jenis NIDDM di poliklinik dilakukan adalah
senam pagi yang dilaksanankan di halaman RSUD kudus dimana waktu
latihan olahraga dibagi menjadi III periode latihan III 45 menit dan tidak
memaksakan peserta untuk mencapai THR sehingga tingkat penurunan
gula darahnya sulit terpenuhi. Pada latihan I didapatkan penurunan
sebesar 13,40 mg%, pada latihan II terjadi penurunan 14,73 mg% dan
pada latihan III terjadi 17, 30 mg%. (Nuari, 2017)
adanya pengaruh latihan fisik, senam aerobic terhadap penurunan
kadar gula darah ini disebabkan karena senam aerobic merupakan suatu
proses yang sistematis dengan menggunakan rangsangan gerak yang
bertujuan untuk meningkatkan atau memperthankan kualitas fungsional
tubuh yang meliputi kualitas data tahan paruh – jantung, kekuatan dan
daya tahan otot, kelentiuran dan komposisi tubuh, sehingga pada
pelaksanaanya menggunakan seluruh otot besar, dengan gerakan terus
menerus beriirama, progresif, dan berkelanjutan yang diiringi dengan
music antara lain berguna untuk meningkatkan motivasi latihan,
pengaturan waktu latihan, dan kecepatan latihan. (Nuari, 2017)
Adapaun pengaruhnya terhadap penurunan kadar gula darah yaitu
pada oto- otot yang aktif bergerak tidak di perlukan insulin untuk
memasukan glukosa ke dalam sel karena pada otot yang aktif
sensitifitasnya reseptor insulin menjadi meningkat sehingga ambilan
glukosa meningkat 7 – 20 kali lipat. (Nuari, 2017)
3. Senam kaki diabetic
a. Definisi
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes militus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki. (Nuari, 2017)
b. Tujuan Senam Kaki DM
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan
dalam 3rd National Diabetes Educator Training Camp tahun 2005 dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi
9
keluhan dari neuropathy sensorik, seperti : rasa pegal, kesemutan,
gringgingen di kaki. Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah dapat
memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring,
quadriceps), dan mengatasi keterbatasan gerak sendi. (Nuari, 2017)
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien
DM untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah,
hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih
banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif . Kondisi ini akan
mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang mana dapat
meningkatkan fungsi saraf . (Nuari, 2017)
Soegondo, et. al., (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti
senam kaki DM dapat membuat otot-otot dibagian yang bergerak
berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion,
menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yang terbuka. Masuknya
ion positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf. Secara
garis besar tujuan dari senam kaki diabetic adalah: (Nuari, 2017)
a. Memperbaiki sirkulasi darah.
b. Memperkuat otot-otot kecil.
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha.
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
c. Indikasi senam kaki DM
senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes
mellitus dengan tipe 1 maupun 2 namun sebaiknya diberikan sejak pasien
diagnose menderita diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini.
(Nuari, 2017)
d. Kontoraindikasi senam kaki DM
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri
dada
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
10
(Nuari, 2017)
e. Prosedur senam kaki DM
1) Perisapan alat : kertas Koran dua lembar, kursi (jika tindakan
dilakukan dalam posisi duduk), hanskun.
2) Persiapan lingkungan : ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien,
jaga privasi pasien.
(Nuari, 2017)
No Prosedur
1. Lakukan cuci tangan
Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas
bangku dengan kaki menyentuh lantai
2.
11
Dengan meletakan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas
lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
3.
Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan
secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali
4.
Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
5.
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
12
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memular
dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6.
Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan
7.
kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali
Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
8.
gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai
Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua
9.
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali
13
Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan
10 .
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang
Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara
bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur
11.
Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti
semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran
12.
Sebagian koran disobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
Pindahkan kumpulan sobek-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
14
f. Peranan senam kaki diabetik pada kadar gula darah pasien DM
Berdasarka penelitian Greicelslin (2015) didapatkan pengaruh
senam kaki diabetes terhadap perubahan kadar gula pasien diabetes
mellitus tipe 2 wilayah kerja Puskesmas Enemawira. Sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Yanuar (2011) dalam Yudono (2012),
bahwa pada saat latihan (senam) kebutuhan energy meningkat sehingga
otot menjadi lebih aktif dan terjadi peningkatan pemakaian glukosa
sehingga terjadi penurunan kadar gula darah, hal ini juga dilatar
belakangi oelh faktor kontinuitas atau keteraturan pasien dalam
mengikuti senam sehingga terjadi penurunan kadar gula darah. (Nuari,
2017)
Olahraga atau latihan fisik merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari perawatan penderita diabetes mellitus di samping
menataati diet (terapi nutrisi medik0, dan pemakaian obat-obatan baik
penderita diabetes tipe 1, maupun tipe 2. 14 responden lainnya yang
kadar gulanya masih ≥ 200mg/dl, 7 responden diantaranya kadar gulanya
turun tetapi masih >200mg/dl, sedangakan 5 responden lainnya kadar
gulanya tetap tidak naik ataupun turun, dan 2 responden sisanya kadar
gulanya mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh faktor usia,
pola diet, dan motivasi. (Nuari, 2017)
4. Pengobatan alami : Tanaman Obat untuk Diabetes
Indonesia merupakan tempat yang kaya akan aneka ragam tanaman
obat. Tanaman obat adalah tanmana yang memiliki khasiat obat dan
15
digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Diantara
ragam tanaman obat yang ada disekitar kita, beberapa jenisnya memiliki
efek positif terhadap penanganan diabetes diantaranya; pisang, buah
delima, anggur merah dan nanas. (Helmawati, 2014)
1. Pisang
Pisang mengandung 23% kalium yang memelihara kesehatan
otot. Selain itu, pisang mengandung vitamin A, B6, C, dan D. Menurut
American Diabetes Association, meskipun mengandung karbohidrat,
pisang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. (Prihaningtyas, 2013)
Ble-Castillo pernah melakukan penelitian pada 30 diabetisi
yang berusia 40-60 tahun. Merka diberi zat tepung yang diekstrajsi dari
pisang yang dilarutkan dalam susu kedelai selama 1 bulan. Setelah 1
bulan didaotkan bahwa berat badan subjek menurun dan sensitivitas
insulinnya meningkat dibandingkan sebelum pemberian zat tepung
dari pisang tersebut. (Prihaningtyas, 2013)
2. Buah delima
Mengonsumsi satu gelas jus delima selama 3 bulan dapat menurunkan
risiko munculnya penyakit jantung akibat diabetes mellitus. Buah
delima mengandung antioksidan yang mencegah rusaknya sel akibat
radikal bebas. Oleh karena itu, buah delima dapat mencegah terjadinya
prnyakit jantung coroner akibat oksidasi LDL oleh radika bebas.
(Prihaningtyas, 2013)
3. Anggur merah
Menurut Journal of Nutrition, anggur dan golongannya
merupakan buah yang baik umtuk diabeteisi. Anggur memiliki indeks
glikemi yang rendah, mengandung polifenol seperti katekin, quercetin,
dan antosianin yang berpotensi memperbaiki fungsi sel beta pancreas
dan menurunkan ladar gula darah. Tak hanya itu anggur terutama
anggur merah membantu memperbaiki lemak darah. (Prihaningtyas,
2013)
16
Menurut The Open Biochemistry Journal dan The American of
Clinical Nutrition disebutkan setelah dilakukan penelitian
seseorang yang mengkonsumsi anggur didapatkan peningkatan
kadar lemak baik HDL dan penurunan level Hcy menurunkan
risiko pembentukan plak atherosclerosclerosis (sumbantan
pembukuh darah). Disamping itu juga terjadi penurunan kadar
kolestrol jahat LDL, dan peningkatan kadar kolestrol baik HDL.
(Prihaningtyas, 2013)
4. Nanas
Sesorang yang menderita diabetes mellitus sebaikan menghindari sters.
Karena itu ada baiknya jika mengkonsumsi anan karena mengandung
1,7-3,15 mg/100 gram serotonin yang mencegah stress. (Prihaningtyas,
2013)
17
b. Makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan diabetes militus
c. Penyulit diabetes mellitus
d. Hipoglikemia
e. Intervensi farmakologis dan nonfarmakologis
f. Masalah khusus yang dihadapi
g. Perawatan kaki pada diabetes
h. Cara pengembangan system pendukung dan pengajaran keterampilan dan
i. Cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan
Edukasi secara individual atau pendekatan berdasarkan penyelesaian
masalah pribadi merupakan inti perubahan prilaku yang sering berhasil.
Proses perubahan perilaku hamper sama dengan proses edukasi yang
memerlukan penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi, dan
evaluasi. Sehingga membutuhkan ketekunan dan ketelitian dari pelaku
edukasi. (Fitriani & Rachmawati, 2016)
2. Perencanaan Makanan
Mayoritas dilapangan ditemukan kenyataan bahwa pasien diabetes
militus yang berusia lanjut terutama yang gemuk, dapat dikendalikan hanya
dengan pengetahuan diet serta gerak badan ringan dan teratur. Perencanaan
makan merupakan salah satu pilar pengelolaan diabetes, meskipun sampai
saat ini masih belum ditemukan perencanaan makan yang sesuai untuk
semua pasien. Perencenaan makanan yang dimaksud adalah penyediaan
makanan dengan kandungan karbohidrat, gula, tepung, dan serat dengan
porsi penyajian tertentu. (Fitriani & Rachmawati, 2016)
Faktor yang berpengaruh terhadap respon glikemik makanan adalah
proses memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta
komposisi makanan yang meliputi karbohidrat,lemak, dan protein. Jumlah
kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting daripada sumber
atau macam karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan tetap
diijinkan, namun dengan kadar terbatas. Pada keadaan glukosa darah
terkendali, masih diperbolehkan untuk mengonsumsi sukrosa (gula pasir)
sampai 5% kebutuhan kalori. Standar yang dianjurkan adalah makanan
18
dengan komposisi kandungan sebagai berikut: (Fitriani & Rachmawati,
2016)
a. Karbohidrat 45-56%
b. Protein 10-20%
c. Lemak 20-25%
Makanan dengan komposisi sampai 70-75% dinilai masih
memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolestrol disarankan kurang
dari 300 mg/hari, dianjurkan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak
jenuh MUFA (Mono Unsurated Fatty Acid) dan membatasi PUFA (Poli
Unsaturated Fatty Acid) serta asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat +
25 g/hari, diutamakan serat larut. (Fitriani & Rachmawati, 2016)
Jumlah kalori sebaiknya disesuaikan dengan status gizi, umur, ada
atau tidaknya stress akut, dan kegiatan jasmani pasien, untuk penentuan
ststus gizi, dapat dipakai indeks massa tubuh (IMT) dan rumus broca.
Petunjuk umum untuk asupan diet bagi penderita diabetes, yaitu sebagai
berikut: (Fitriani & Rachmawati, 2016)
a. Hindari biscuit, cake, produk lain sebagai ceilan pada waktu makan.
b. Minum air dalam jumlah banyak susu, skim, dan minuman berkalori
rendah lainnya pada waktu makan.
c. Makanlah dengan waktu yang teratur
d. Hindari makan makanan manis dan gorengan
e. Timgkatkan asupan sayuran dua kali tiap makan
f. Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap makan
g. Minum air atau minuman yang bebas gula setiap anda haus
h. Makanlah danging atau telur dengan porsi kecil
i. Makan kacang kacangan dengan porsi lebih kecil.
3. Aktivitas Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari yaitu melakukan segala pekerjaan dan
latihan jasmani teratur dengan durasi kurang lebih 300 menit selama 3-4 kali
dalam seminggu, merupakan salah satu upaya dalam pengelolaan diabetes
militus. Latihan jasmani dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
19
sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa
darah. Latihan jasmani yang dimaksud ialah jalan kaki, bersepeda santai,
jogging, berenang, dan lain-lain. Prinsip latihan jasmani yang dilakukan
yaitu sebagai berikut: (Fitriani & Rachmawati, 2016)
a. Continous
Latihan jasmani harus berkeseimbungan dan dilakukan terus menerus
tanpa berhenti. Contoh : jogging 30 menit, maka pasien harus
melakukannya selama 30 menit tanpa henti.
b. Rhythmical
Latihan olaraga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, contohnya berlari, berenang, dan jalan kaki.
c. Interval
Latihan dilakukan selang-seling antara gerak dan lambat. Contoh : jalan
cepat diselingi dengan jalan lambat, jogging diselangi jalan.
d. Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas
ringan sampai sedang selama mencapai 30-60 menit.
e. Endurance
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespasi,
seperti jalan, jogging, dan sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti
diatas minimal dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedangkan 2 hari yang
lain daoat digunakan untuk melakukan olaraga kesenangannya. Olaraga
teratur memainkan peran yang sangat penting dalam menengani
diabetes,manfaat- manfaat utamanya yaitu sebagai berikut :
1) Olahraga membantu membakar kalori, karena dapat mengurangi berat
badan.
2) Olahraga teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor oada dinding sel
tempat insulin bisa melekatkan diri
3) Olahraga memperbaiki sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung
4) Olahraga meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi kadar
kolesterol jahat.
20
5) Olahraga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan, stress, dan
ketegangan, sehingga memberikan rasa sehat bugar.
21
e. Apakah obat sudah diminum dengan teratur?
f. Apakah suntikan insulin sudah dilakukan dengan benar?
Pemeriksaan gula darah adalah satu-satunya jalan untuk mengetahui
apakah pasien diabetes telah terkontrol dengan baik atau tidak. No news is
not good news as a diabetic. Tidak ada kabar tentang bagaimana kadar gula
darah adalah kabar buruk bagi pengidap diabetes. Makin banyak informasi
mengenai kadar gula darah, makin baik pengawasan terhadap penyakit
Anda. (Tandra, 2017)
Mungkin ada yang cemas, takut, tidak senang, bahkan marah,
terhadap anjuran untuk melakukan pemeriksaan darah yang akan terus
berlangsung seumur hidup. Hal ini lumrah. Namun, bila anda telah mengerti
betapa pemeriksaan gula darah sangat membantu dalam pengobatan dan
pencegahan komplikasih, anda akan dengan senang hati dan disiplin
melakukannya. (Tandra, 2017)
Ada satu penelitian tentang control pasien diabetes yang dilakukan di
Inggris, yang termasuk Negara maju. Hasilnya ternyata sangat
menyedihkan. Bisa kita bayangkan bagaimna keadaanya di Negara
berkembang seperti Indonesia. (Tandra, 2017)
a. Hanya 3% dari pemakaian insulin dan 1% dari pasien bukan pemakai
insulin yang melakukan tes darah sesuai standar secara rutin.
b. Hanya 3 dari 4 pasient diabetes yang mengenal apa itu pemeriksaan
HbA1c.
c. Hanya 1 dari 4 pasien yang mau datang ke dokter, sekalipun hanya 1 kali
setahun.
d. Hanya 2 dri 5 pasien diabetes yang mau memeriksakan kaki dan mata ke
dokter.
e. Kurang dari setengah pasien yang tahu bahwa diabetes berpengaruh pada
jantung.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengobatan alternatif merupakan suatu bentuk pengobatan yang
mengambil alih wilayah pengobatan medis konvensional. Jika berdiri sendiri,
pengobatan semacam ini bisa berpotensi menjadi sangat berbahaya mengingat
anda tidak bisa hidup tanpa insulin. Namun, terapi komplementer mungkin
dapat di coba dan di kombinasikan dengan obat konvesional. Beberapa orang
yang telah mencoba melaporkan bahwa mereka merasa lebih santai. karena
kondisi seperti stress dapat menimbulkan efek merugikan pada kontrol gula
darah yang berarti diabetes mereka meningkat maka tubuh dan pikiran yang
relaks akan sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. (Fox & Kilvert, 2010)
Terapi komplementer yang dibahas dalam makalah ini diataranya adalah ;
terapi reiki, senam aerobic dan senam kaki dibetik.
Pada dasarnya, diabetes militus merupakan penyakit yang wajib
diketahui oleh masyarakat luas. Penderita maupun non-penderita diabetes
militus dianjurkan untuk mengetahui segala hal memgenai penyakit tersebut,
sehingga masyarakat dapat melakukan pengelolaan sebagai bagian dari langkah
pengobatan terhadap penyakit diabetes militus. (Fitriani & Rachmawati, 2016)
B. SARAN
Bagi pembaca semoga nantinya bisa mengambil manfaat dari
pembahasan di dalam makalah ini, agar kedepannya kita semua bisa bersinergi
antara tenaga kesehatan dan masyarakat. Dan hasil yang diinginkan terkait
pengaruh terapi komplementer dan long term care bisa menurunkan kadar
glukosa dan mencegah terjadinya komplikasi pada penderita Diabees Mellitus
23
DAFTAR PUSTAKA
Fox, C., & Kilvert, A. (2010). Bersahabat Dengan Diabetes Tipe 1. Jakarta:
Penebar Plus.
Sylvia, E. I., Yetti, K., & Hariyati, T. S. (2011). Penurunan Kadar Gula Darah
Sewaktu Melalui Terapi Reiki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, 113-
120.
24