Tor Fs Pks Tan 2 Draft-2
Tor Fs Pks Tan 2 Draft-2
Tor Fs Pks Tan 2 Draft-2
PERKEBUNAN NUSANTARA V
TERM OF REFERENCES
(TOR)
Halaman 1 dari 13
TERM OF REFERENCES (TOR)
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT PTPN V
DENGAN ALTERNATIF LOKASI DI DISTRIK TANDUN KABUPATEN
KAMPAR
ATAU DISTRIK SEI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU
I. PENDAHULUAN
Distrik Rokan dan Tandun saat ini memiliki 11 unit kebun inti dan 5
unit pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS). Luas area tanaman kelapa
sawit dikedua distrik tersebut adalah 49.857 Ha dengan luas 23.543 Ha
di Distrik Rokan dan 26.314 Ha di Distrik Tandun. Sedangkan kapasitas
pabrik terpasang adalah 255 Ton TBS/jam.
Pada awalnya, keberadaan 5 unit PKS di kedua distrik tersebut
dapat menampung semua pasokan TBS dari kebun inti, plasma, dan
pembelian pihak ke III. Namun, dengan adanya beberapa lahan karet
(Kebun Tamora, Sei Lindai, dan Sei Kencana) dikonversi menjadi lahan
sawit, 5 unit PKS yang ada diperkirakan hanya mampu mengolah TBS
dari kebun inti saja. Kondisi ini menyebabkan PKS secara otomatis tidak
perlu lagi membeli TBS dari plasma dan pihak ke III. Potensi keuntungan
yang hilang akibat kondisi tersebut adalah:
1. Keuntungan dari selisih rendemen perolehan dan penetapan
pembelian TBS dari plasma dan pihak III
2. Keuntungan dari proses trading/penjualan CPO
Selain itu, pengiriman TBS ke distrik lain juga akan mengakibatkan
meningkatnya biaya angkut TBS. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian
pembangunan satu unit PKS baru di Distrik Rokan atau Tandun. PKS baru
tersebut diharapkan memiliki teknologi terbaru dan mampu bersaing
dalam hal pembelian TBS dengan pabrik swasta yang terdekat. Selain itu,
pabrik ini juga dijadikan sebagai standar yang dapat menjadi
percontohan bagi seluruh pabrik yang ada di lingkup PTPN V.
Sebelum dilakukan pembangunan PKS diperlukan adanya studi
kelakayakan terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan SOP 24/PST/PTPN-
V/2018 yang mengacu kepada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: PER-04/MBU/09/2017 tentang Pedoman Kerja Sama
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyatakan bahwa perlu adanya
suatu studi kelayakan sebelum suatu BUMN berkerja sama dengan mitra
atau melakukan investasi. Hasil studi kelayakan tersebut akan menjadi
pedoman bagi manajemen dalam mengambil keputusan sebelum
dilakukan investasi.
Dalam penyusunan studi kelayakan tersebut, diperlukan adanya Term
of Refferences (TOR) atau kerangka acuan. TOR ini dibuat agar pelaksana
Halaman 2 dari 13
kegiatan dapat menyusun studi kelayakan sesuai dengan yang diinginkan
oleh Manajemen (pemberi kegiatan) baik dari segi target maupun waktu
pelaksanaan kegiatan. Selain itu TOR ini juga dapat menjadi batasan –
batasan bagi pelaksana kegiatan dalam pembuatan studi kelayakan.
III. DEFINISI
Dalam TOR ini yang dimaksud dengan;
a. Term of References selanjutnya disingkat dengan TOR adalah
dokumen perencanaan kegiatan yang berisi
penjelasan/keterangan tentang latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, masukan yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan kegiatan
dan hasil yang diharapkan dari suatu kegiatan.
Halaman 3 dari 13
b. Pabrik Kelapa Sawit selanjutnya disingkat dengan PKS adalah
suatu pabrik yang berfungsi sebagai tempat pengolahan tandan
buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit
kasar/crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (kernel), fiber, dan
tempurung sawit.
c. Stasiun Palm Kernel Oil (PKO) adalah sebuah stasiun yang
terintegrasi dengan pabrik kelapa sawit yang digunakan untuk
melakukan pemrosesan minyak inti sawit. Minyak inti sawit
adalah sebuah minyak nabati yang diambil dari inti atau biji dari
buah kelapa sawit. Inti minyak kelapa sawit ini disebut juga
dengan Palm Kernel Oil.
d. Pembangkit Listrik Tenaga Biogas selanjutnya disingkat dengan
PLTBg adalah instalasi pembangkit listrik dengan pemanfaatan
biogas sebagai bahan bakar yang dapat diperbaharui. Limbah cair
dari PKS sebagai media penghasil biogas dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar PLTBG sehingga mengurangi pencemaran
lingkungan dan efek rumah kaca.
e. Rencana Kerja dan Syarat-syarat, selanjutnya disingkat dengan
RKS ini mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material
pekerjaan, dimensi material pekerjaan, prosedur pelaksanaan
pekerjaan dan persyaratan-persyaratan lain yang wajib dipenuhi
oleh penyedia pekerjaan konstruksi.
f. Rencana Anggaran Biaya atau RAB, adalah perhitungan
keseluruhan harga dari volume masing-masing satuan pekerjaan.
RAB dibuat berdasarkan gambar Basic Engineering Design
(Gambar peralatan utama beserta spesifikasinya termasuk alur
proses), kemudian dapat dibuat juga Daftar Volume Pekerjaan
(Bill of Quantity) dan harga.
g. Engineering Procurement Construction adalah pekerjaan yang
dimulai dengan perancangan sistem yang akan dibangun,
pengadaan atau pembelian barang dan dilanjutkan dengan
membangun/konstruksi yang telah dirancang.
1. Lokasi
Lokasi kegiatan ini adalah di Kabupaten Kampar dan Kabupaten
Rokan Hulu.
2. Pekerjaan
Halaman 4 dari 13
Kontrak pekerjaan ini bersifat lump sum, dengan objek Studi
Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN V di
Distrik Tandun atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan
Hulu:
a. Studi Kelayakan atas berbagai aspek yang berkenaan dengan
pembangunan 1 (satu) unit PKS baru PTPN V di Distrik Tandun
atau Distrik Sei Rokan Kabupaten Kampar/Rokan Hulu dengan
kapasitas olah sebesar 30 - 45 ton/jam.
e. Bahan Baku
Bahan Baku merupakan unsur pokok dalam sebuah produk
yang akan dihasilkan, semakin baik bahan baku maka
semakin baik produk yang dihasilkan, begitu pola
ketersediaannya, sebab pembangunan sebuah pabrik
merupakan investasi yang padat modal dan memerlukan
dana yang cukup besar, serta tenaga kerja yang akan di
pergunakan sehingga analisa pembangunan sebuah pabrik
Halaman 5 dari 13
dalam hal ini PKS juga harus mencakup analisa ketersediaan
bahan baku.
f. Aksesibilitas
Dalam tahap aksesibilitas dilihat jarak (akses angkut buah dari
kebun dan masyarakat sekitar) letak geografis kearah jalan
utama ke pelabuhan terdekat serta alternatif pembuatan jalan
baru bilamana diperlukan.
g. Tata letak
Untuk mendirikan suatu pabrik perlu dilakukan penataan di
dalamnya atau disebut juga sebagai tata letak pabrik.
Dalam tata letak pabrik Ada 3 (tiga) hal yang perlu
diatur layout-nya, yaitu Tata letak Pabrik, Mesin dan peralatan
per stasiun, Tata letak kantor dan Tata Perumahan.
1. Tata letak pabrik meliputi;
Jembatan timbang
Penerimaan TBS dan Loading ramp
Bangunan Pabrik (lengkap dengan seluruh stasiun
pengolahan)
Tangki Timbun CPO
Kolam penyediaan air
Kolam Limbah
Bangunan Kantor
Laboratorium
Bengkel
Tempat ibadah dan pos jaga.
Perumahan Karyawan
dan lain-lain
Halaman 6 dari 13
Decanter
Pompa-pompa
Cake Breaker Conveyor
Fibre Cyclone
Kernel Plant
Stasiun PKO
Boiler
Engine room (panel panel)
Water Treatment Plant
Effluent Treatment
Biogas Plant
dan lain-lain
h. Lingkungan
Dari aspek kesehatan pembangunan harus mengacu
pada kaidah lingkungan dan Iklim sebagai penentuan zona
awal sangat berpengaruh terhadap keberadaan pabrik
meliputi:
1. Arah angin dan Kecepatan angin
2. Tingkat kebisingan
3. Smelty (polusi bau kolam limbah)
4. Letak Effluent Pond
5. dan lain-lain
Halaman 7 dari 13
j. Ekonomi dan Sosial
1. Keberadaan pabrik terkait jarak
pabrik dari pemukiman warga.
2. Pemanfaatan aliran sungai bagi masyarakat.
3. Support material yang ada.
4. Sosial ekonomi masyarakat sekitar
Halaman 8 dari 13
10. Analisa Risiko, termasuk mengevaluasi PKS
lingkup PTPN V yang mengolah TBS berasal dari kebun
pemasok disekitar
11. Aspek Pemasaran
12. Aspek Organisasi, Manajemen dan SDM.
13. Kesimpulan
14. Saran dan Rekomendasi
Halaman 9 dari 13
VIII. PERSYARATAN, KUALIFIKASI DAN TENAGA AHLI
Untuk melaksanakan tugasnya, maka konsultan studi kelayakan ini
harus memiliki persyaratan sebagai berikut ;
1. Memiliki pengalaman telah menyelesaikan minimal 3 (Tiga)
buah Studi Kelayakan Perencanaan Umum dan perhitungan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan PKS yang
dilaksanakan oleh Konsultan/Gabungan Konsultan.
2. Konsultan harus menyediakan tenaga untuk memenuhi
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan yaitu memiliki pengalaman
melaksanakan pekerjaan sejenis dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. 1 (Satu) orang Team Leader, kualifikasi S2 Teknik, memiliki
SKA Ahli Teknik - Utama, berpengalaman minimal 20 tahun
dan pernah melakukan pekerjaan konsultansi perancangan
atau pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
b. 1 (Satu) orang Ahli Mekanikal, kualifikasi S1 Teknik Mesin,
berpengalaman minimal 5 tahun, memiliki SKA Ahli Teknik
Mekanikal – Madya dan pernah melakukan pekerjaan
konsultansi perencanaan atau pembangunan PKS atau
pekerjaan sejenis.
c. 1 (Satu) orang Ahli Elektrikal dan Instrumentasi, kualifikasi
S1 Teknik Listrik atau Elektro, berpengalaman minimal 5
tahun, memiliki SKA Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya dan
pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan dan
pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
d. 1 (Satu) orang Ahli Struktur dan Bangunan/Teknik Sipil,
kualifikasi S1 Teknik Sipil, berpengalaman minimal 5 tahun,
memiliki SKA Ahli Teknik Bangunan Gedung - Madya dan
pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan atau
pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
e. 1 (Satu) orang Ahli Keuangan/Bisnis Analis, kualifikasi S1
Ekonomi atau Manajemen, berpengalaman minimal 5 tahun
dan pernah melakukan pekerjaan konsultansi perencanaan
atau pembangunan PKS atau pekerjaan sejenis.
f. 1 (Satu) orang Ahli Manajemen Risiko, kualifikasi S1 semua
jurusan, berpengalaman minimal 5 tahun, memiliki SKA Ahli
Manajemen Proyek-Utama, dan pernah melakukan
pekerjaan analisis risiko pada pembangunan PKS atau
sejenis.
Halaman 10 dari 13
g. Masing-masing tenaga ahli melampirkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Curriculum Vitae (CV), Photo Copy Ijazah
dan Surat Keterangan Ahli (SKA) untuk poin a sd. f.
3. Konsultan harus menyampaikan uraian tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing personil yang diusulkan
serta dilengkapi dengan struktur organisasi pekerjaan
4. Konsultan harus menyerahkan Surat Pernyataan Kesanggupan
untuk menyediakan Tenaga Ahli sesuai dengan yang
dipersyaratkan, dan ditandatangani oleh Pimpinan diatas
materai Rp. 6.000,-
5. Konsultan harus memberikan uraian terhadap rencana kerja
dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
X. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pekerjaan Jasa Studi Kelayakan harus dapat diselesaikan seluruhnya
dalam jangka waktu 45 (Empat Puluh Lima) hari kalender terhitung
mulai Surat Perjanjian ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
Halaman 11 dari 13
2. Penyusunan
pengembangan
rencana (Laporan
Pendahuluan)
3. Penyusunan detail
(gambar / biaya)
5. Pemaparan
Laporan Antara
6. Penyusunan
Laporan Akhir
7. Pemaparan
Laporan Akhir
Pekanbaru, November
2018
Direktur Utama
Halaman 12 dari 13
Mohammad Yudayat
Halaman 13 dari 13