Kel. 1 Puskesmas Janti

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH SEMINAR KELOMPOK

COMMUNITY HEALTH NURSING

OLEH:
NABILA PUTRI SYAHNIAR 155070200111002
RIFQA GHINA MUFIDA 155070200111004
PRANDA ANAS AZIZAH 155070200111006
ACHMAD NOVAN ZUBAIRI 155070200111010
SHILFI INDAH EKOWATI 155070200111012

REGULER 2 - KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam tahapan kehidup
manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya
dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang baik, diperlukan suatu usaha untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan secara kontinyu. Salah satunya dengan mengunjungi
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama- sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. (Depkes RI, 2009)
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelanggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014). Pelayanan kesehatan yang
diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan),
dan rehabilitative (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua
penduduk, tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Dalam hal ini puskesmas dituntut untuk selalu melayani masyarakat dengan
professional, juga dituntut untuk menyediakan fasilitas dan prasarana yang sesuai
kebutuhan masyarakat. Dalam mengelola fasilitas dan prasarana yang ada, juga untuk
meningkatkan keprofesionalan pelayanan, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas
yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya. Berdasarkan
uraian di atas, maka makalah ini akan membahas tentang konsep manajemen
puskesmas.

1.2. Tujuan
1.2.1. Umum
Untuk mengetahui konsep dan manajemen puskesmas Janti Kota Malang
1.2.2. Khusus
1. Untuk mengetahui profil Puskesmas Janti Kota Malang
2. Untuk mengetahui manajemen Puskesmas Janti Kota Malang
3. Untuk mengetahui profil kesehatan di wilayah Puskesmas Janti Kota
Malang
4. Untuk mengetahui program unggulan Puskesmas Janti Kota Malang
BAB II

TEORI DAN KONSEP TENTANG TOPIK YANG DITUGASKAN

2.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang


amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatau wilayah kerja. Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di
wilayah kerjanya. Kunjungan masyarakat pada suatu unit pelayanan kesehatan tidak
saja dipengaruhi oleh kualitas pelayanan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain
diantaranya: sumber daya manusia, motivasi pasien, ketersediaan bahan dan alat, tarif
dan lokasi. (Depkes, 2011).

2.2 Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas


adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010).

2.3. Fungsi Puskesmas

Menurut Trihono (2010) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas


selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan
lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya,
sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya.
3. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas
meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan dengan Usaha Kesehatan Perorangan (UKP)
adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat dengan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya. Proses dalam melaksanakan fungsinya
dilakukan dengan cara :
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas

2.4 Visi Misi Puskesmas


a. Visi Puskesmas
Visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya
“Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan sehat
2) Perilaku sehat
3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

b. Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Empat misi Puskesmas adalah
sebagai berikut:
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.
2) Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang memenuhi standar dan memuaskan masyarakat.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat
serta lingkungannya.
5) Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di
wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan
tekhnologi kesehatan yang sesuai. (Azwar, 2010)

2.5 Syarat Pelayanan Puskesmas


Menurut Azwar (2010), terdapat syarat syarat pelayanan kesehatan pada
puskesmas, antara lain:
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut
harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan
(continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh
masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar


Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima
(acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan,keyakinan,
kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai
(accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini
terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.

4. Mudah dijangkau
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang ke empat adalah mudah dijangkau
(affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut
biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk
mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana
pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan
ekonomi masyarakat.

5. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality).
Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan
para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

RS Provinsi

RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kelurahan

Posyandu

Gambar 1. Level Pelayanan Kesehatan (Azwar ,2010)


2.6 Struktur Organisasi Puskesmas

a. Unsur Pimpinan (Kepala Puskesmas)


Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk memimpin,mengawasi, dan
mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural
dan jabatan fungsional.
b. Unsur Pembantu Pimpinan (Kepala Urusan Tata Usaha)
Mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, serta surat-menyurat, pencatatan, dan pelaporan.
c. Unsur Pelaksana
1) Unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan ungsional.
2) Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga, dan fasilitas tiap daerah.
3) Unsur pelaksana terdiri atas unit I, II, IV, V, VI, dan VII.
 Unit I. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana, dan perbaikan gizi.
 Unit II. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit khususnya imunisasi, kesehatan
lingkungan, dan laboratorium.
 Unit III. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia (lansia).
 Unit IV. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga, kesehatan
jiwa, kesehatan mata, dan kesehatan khusus lainnya.
 Unit V. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan di
bidang pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat.
 Unit VI. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pengobatan rawat jalan dan rawat inap (puskesmas perawatan).
 Unit VII. Mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan pengelolaan
farmasi (Efendi & Makhfudli, 2009)

.
Kepala Puskesmas

Urusan Tata Usaha

Unit I-III Puskesmas Unit IV-VII


Pelaksana teknis Pembantu Pelaksana Teknis

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas (Efendi & Makhfudli, 2009)

2.7 Definisi Management Puskesmas

Manajemen Puskesmas adalah serangkaian proses yang dilaksanakan pada


Pusat Kesehatan Masyarakat yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating, Controling) untuk
mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan yang
diharapkan dapat dicapai melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan
baik dan benar serta bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung
dengan data dan informasi yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti
bagaimana Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat
melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga
dapat mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan (Kemenkes RI, 2016)

2.8 Siklus Management Puskesmas.


Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya dan berfungsi menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama
diwilayah kerjanya. Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota,
merupakan bagian dari dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai UPTD dinas
kesehatan kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan tugas dinas
kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan dalam
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/kota dan upaya
kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat setempat (local specific).

Pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas harus


melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen
Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan,
yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara
bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan
dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan
dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)” (Kemenkes RI, 2016)

Gambar 3. Siklus Managemen Puskesmas yang Berkualitas (Kemenkes RI, 2016)


No Tahapan Waktu Pelaksana Pihak Keluaran
Pelaksanaa Terkait
n

1. Evaluasi Desember Puskesmas Dinas Hasil Penilaian


kinerja 2015 kesehatan Kinerja
Puskesmas Kab/Kota Puskesmas
tahun 2015 tahun 2015
melalui
Penilaian
Kinerja
Puskesmas
(PKP).
2. Persiapan Desember Puskesmas Draft RPK
penyusunan 2015 tahun 2016.
Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
(RPK) tahun
2016
berdasarkan
Rencana
Usulan
Kegiatan
(RUK) yang
telah disetujui
dan
dibandingkan
dengan hasil
kinerja
Puskesmas
tahun 2015
3. Analisa situasi Awal Januari Desa/ Pemangku  Hasil
dan 2016 Kelurahan kepentingan analisa
pelaksanaan Tk. situasi
Survei Mawas Desa/  Hasil SMD
Diri (SMD), Kelurahan dan MMD
Musyawarah  Usulan
Masyarakat kebutuhan
Desa pelayanan
(MMD) sebagai kesehatan
bahan masyarakat
penyusunan desa/kelura
RUK tahun han sesuai
2017 dan harapan
Rencana lima rasional
tahunan masyarakat
periode 2017 desa/kelura
s.d 2021, han
dengan
pendekatan
Top-Down dan
Bottom-Up.

4. Lokakarya Mini Minggu Puskesmas  Kesiap


(Lokmin) Kedua an
Bulanan Januari 2016 pelaksa
Pertama naan
kegiata
n bulan
Januari
tahun
2016
 Bahan
Musren
bangde
s tahun
2016
 Draft
RUK
tahun
2017
Draft
Rencan
a Lima
Tahuna
n 2017
s.d
2021

5. Musyawarah Minggu Desa/Kelur Pemangku  Penyesuaia


Perencanaan keempat ahan kepentingan n draft RUK
Pembangunan Januari Tk. tahun 2017
Desa 2016 Desa/ dengan
(Musrenbangd Kelurahan hasil
es) Musrenban
gdes
Penyesuaian
draft
Rencana
Lima
Tahunan
2017 s.d
2021 dengan
hasil
 Musrenban
gdes
No Tahapan Waktu Pelaksana Pihak Keluaran
Pelaksanaan Terkait

6. Lokmin Bulanan Awal Minggu Puskesmas  Kesiapan


Kedua pertama pelaksanaa
Februari 2016 n kegiatan
bulan
Februari
tahun 2016
 Bahan
Lokmin
Triwulan
Pertama

7. Lokmin Triwulan Akhir Minggu Puskesmas LS terkait Bahan


Pertama Pertama dan tokoh Musrenbangmat
Februari 2016 masyarakat bidang kesehatan
di Tahun 2016
Kecamatan

8. Musyawarah Minggu kedua Kecamatan Pemangku  Penyesuaian


Perencanaan Februari 2016 kepentingan draft RUK tahun
Pembangunan Tk. 2017 dengan
Kecamatan Kecamatan hasil
(Musrenbangmat) Musrenbangmat
 Penyesuaian
draft Rencana
Lima Tahunan
2017 s.d
2021 dengan
hasil
Musrenbangmat

9. Musyawarah Maret 2016 Kab/Kota Pemangku  Penyesuaian


Perencanaan kepentingan Draft RUK tahun
Pembangunan Tk. 2017 dengan
Kabupaten/Kota Kab/kota hasil
(Musrenbangkab/kot) Musrenbangkab
 Penyesuaian
draft Rencana
Lima Tahunan
2017 s.d
2021 dengan
hasil
Musrenbangkab

2.9 Perencanaan Management Puskesmas

Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan


pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun
pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan
lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah daerah
kabupaten/kota.

Gambar 4. Siklus Perencanaan dan Penganggaran Daerah


Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian rencana
tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya dan mengacu pada
kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi diatasnya, baik kabupaten/kota, provinsi,
dan pusat. Untuk kepentingan penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu
diselaraskan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan
program kesehatan nasional lainnya

1. Penyusunan Rencana Lima Tahunan

Dalam rangka meningkatkan prinsip penyelenggaraan Puskesmas, agar mampu


mencapai tujuan yang diharapkan, serta mengembangkan dan membina
pelayanan kesehatan di wilayahnya secara efektif dan efisien, perlu disusun
rencana lima tahunan ditingkat Puskesmas. Penyusunan Rencana Lima Tahunan
Puskesmas dilakukan pada setiap periode lima tahun, dengan tahap
pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Persiapan
 Kepala Puskesmas membentuk Tim Manajemen Puskesmas
yang anggotanya terdiri dari Tim Pembina Wilayah, Tim Pembina
Keluarga, Tim Akreditasi Puskesmas, dan Tim Sistem Informasi
Puskesmas.
 Kepala Puskesmas menjelaskan tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
 Tim mempelajari:
- Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota,
yang merupakan turunan dari Rencana Lima Tahunan dinas
kesehatan provinsi dan Rencana Lima Tahunan Kementerian
Kesehatan.
- Standar Pelayanan Minimal tingkat kabupaten/kota.
- Target yang disepakati bersama dinas kesehatan
kabupaten/kota, yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.
- Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga.
- Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan
Keluarga.
- NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di
dalam penyusunan perencanaan Puskesmas.

b. Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan
dan mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas, agar
dapat merumuskan kebutuhan pelayanan dan pemenuhan harapan
masyarakat yang rasional sesuai dengan keadaan wilayah kerja
Puskesmas. Tahap ini dilakukan dengan cara:
 Mengumpulkan data kinerja puskesmas

(1) Data dasar, yang mencakup:


a) Identitas Puskesmas;
b) Wilayah kerja Puskesmas
c) Sumber daya Puskesmas, meliputi:
 Manajemen Puskesmas;
 Gedung dan sarana Puskesmas;
 Jejaring Puskesmas, lintas sektor serta potensi
sumber daya lainnya;
 Sumber daya manusia kesehatan; dan Ketersediaan
dan kondisi peralatan Puskesmas.
(2) Data UKM Esensial, yaitu:
a) Promosi Kesehatan;
b) Kesehatan Lingkungan;
c) Pelayanan Gizi KIA-KB;
d) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular;
e) Surveilans dan Sentinel SKDR; dan
f) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
(3) Data UKM Pengembangan, antara lain:
a) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);
b) Kesehatan Jiwa;
c) Kesehatan Gigi Masyarakat;
d) Kesehatan Tradisional dan Komplementer;
e) Kesehatan Olahraga;
f) Kesehatan Kerja;
g) Kesehatan Indera;
h) Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau
i) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
Puskesmas.
(4) Data UKP, antara lain:
a) Kunjungan Puskesmas;
b) Pelayanan Umum;
c) Kesehatan Gigi dan Mulut; dan
d) Rawat Inap, UGD, Kematian, dll.
(5) Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium,
dan data kefarmasian.
(6) Kondisi keluarga di wilayah kerjanya yang diperoleh dari Profil
Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Setiap
keluarga pada wilayah kerja Puskesmas akan terpantau
kondisi status kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator
utama sebagai berikut:
a. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
b. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
c. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
d. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
e. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;
f. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan
sesuai standar;
g. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara
teratur;
h. penderita gangguan jiwa mendapatkan
pengobatan dan tidak ditelantarkan;
i. anggota keluarga tidak ada yang merokok;
j. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN);
k. keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban
sehat.
Data tersebut diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat keluarga, tingkat desa atau kelurahan,
dan tingkat Puskesmas. Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat
ditentukan kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu
pada ketentuan berikut:

 Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat

 Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat

 Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

Gambaran analisis tersebut harus dapat menggambarkan:

 Kecenderungan pencapaian status kesehatan masyarakat dan hasil


kinerja Puskesmas.
- Gambaran status kesehatan masyarakat per tahun, pada tahapan
awal, tengah periode 5 tahunan perencanaan (midterm), dan
prakiraan di akhir tahun ke-5 perencanaan.
- Gambaran hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan Puskesmas
serta analisis kecenderungan (trend analysis) pencapaiannya,
untuk mengetahui adanya kesenjangan terhadap target.
- Gambaran hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan Puskesmas
yang diperbandingkan antar bulan-bulan yang sama di setiap
tahun pelaksanaan kegiatan.
 Ketersediaan dan kemampuan sumber daya Puskesmas.

- Prediksi status kesehatan dan tingkat kinerja Puskesmas


dengan target pencapaian untuk 5 tahun kedepan, baik prediksi
untuk pencapaian target kinerja dan status kesehatan
masyarakatnya maupun untuk kesenjangan pencapaian
hasilnya serta antisipasi yang perlu diperhatikan terhadap
kemungkinan penyebab dan hambatan yang ada serta yang
mungkin akan terjadi.
- Faktor-faktor yang mendukung kemungkinan adanya suatu
perubahan yang signifikan terjadi.

• Faktor yang dapat mendorong perubahan yang signifikan


kearah yang lebih baik:
 Penerapan kepemimpinan
 Kemampuan memanfaatkan data dan informasi, untuk
pengambilan keputusan dan melakukan tindakan tepat
dan koreksinya.
 Kemampuan untuk melihat hubungan masalah antara
satu program dengan program lainnya, kemampuan
merumuskan strategi dan langkahlangkah
mewujudkannya dengan baik dan berkualitas.
• Faktor yang dapat menyebabkan perubahan signifikan
kearah yang buruk, seperti:
 Kurang mampunya kepala Puskesmas dalam
menggerakkan staf untuk menjalankan peran, tugas
dan fungsinya masing-masing.
 Kurang mampu memanfaatkan data/informasi untuk
mengantisipasi risiko, yang dapat berdampak buruk
kesehatan masyarakat.
 Kurang memperhatikan atau “melalaikan” temuan
masalah kesehatan ataupun kesenjangan pencapaian
kinerja dan tidak melakukan tindakan koreksi
(corrective action).
• Kemampuan Puskesmas di dalam mengidentifikasi adanya
perubahan-perubahan signifikan yang dapat diketahui
penyebab dan latar belakangnya, membuat Puskesmas
dapat:
 Memanfaatkan pengalaman untuk perubahan signifikan
kearah yang baik, dalam memperluas perbaikan-
perbaikan pelayanan kesehatan lainnya yang dinilai
masih perlu untuk ditingkatkan.
 Melakukan langkah-langkah perbaikannya dan
mewaspadai temuan berikutnya, agar perubahan
menuju kearah yang buruk, dapat dicegah sedini
mungkin.
Analisis Masalah dari sisi pandang masyarakat, melalui Survey
Mawas Diri/ Community Self Survey. Survei Mawas Diri adalah kegiatan
untuk mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta
potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta
peluang-peluang yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk
diidentifikasi oleh masyarakat sendiri, agar selanjutnya masyarakat
dapat digerakkan untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya
perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
c. Perumusan Masalah
 Identifikasi Masalah
 Menetapkan urutan prioritas masalah
 Mencari akar penyebab masalah
 Menetapkan cara pemecahan masalah
d. Penyusunan Rencana 5 tahunan
Rencana Lima Tahunan dilakukan setiap tahun, dan pada tengah periode
lima tahunan dilakukan evaluasi periode tengah lima tahun (Midterm
evaluation), untuk menyesuaikan target akhir Rencana Lima Tahunan.
Hal ini perlu dilakukan untuk mengakomodir perubahan kebijakan
ataupun kebijakan yang baru, hasil analisis trend pencapaian program,
kemungkinan penambahan sumber daya dan kemungkinan masalah
kesehatan yang baru. Rincian pelaksanaan kegiatan dalam mencapai
target prioritas yang telah ditetapkan pada perencanaan lima tahunan
akan disusun dalam perencanaan tahunan Puskesmas.
2. Penyusunan Rencana Tahunan
Penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas harus dilengkapi dengan usulan
pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana, prasarana dan operasional
Puskesmas. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun
mendatang disusun pada bulan anuari tahun berjalan berdasarkan hasil kajian
pencapaian kegiatan tahun sebelumnya dan diharapkan proses penyusunan
RUK telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun
berjalan . Adapun tahapan penyusunan Rencana Tahunan Puskesmas seperti
tahapan penyusunan Rencana Lima Tahunan Puskesmas, yaitu:
a. Persiapan
Tim mempelajari:

 Rencana Lima Tahunan Puskesmas

 Penjabaran tahunan rencana capaian target Standar Pelayanan


Minimal tingkat kabupaten/kota.
 Target yang disepakati bersama Dinas kesehatan kabupaten kota, yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas.
 Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
 Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendekatan Keluarga.
 NSPK lainnya yang dianggap perlu untuk diketahui oleh tim di dalam
penyusunan perencanaan Puskesmas.

b. Analisis Situasi
 Mengumpulkan data kinerja puskesmas dari 2 tahun sebelumnya
sampai sekarang
 Analisis data
- Menggambarkan pencapaian status kesehatan masyarakat
dan hasil kinerja puskesmas dilihat dari Indeks Keluarga Sehat
- Hasil kinerja dan mutu penyelenggaraan kesehatan di 2 tahun
sebelumnya
- Prediksi status kesehatan dan tingkat kesehatan puskesma
pada tahun ini.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung kemungkinan
adanya suatu perubahan yang signifikan terjadi, baik
perubahan ke arah yang lebih baik dan perubahan kearah yang
buruk,
 Analisis masalah dari sisi pandang masyarakat, yang dilakukan
melalui Survey Mawas Diri
c. Perumusan Masalah
d. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK diformulasikan setelah melalui tahapan diatas,
bersama dengan lintas sektor terkait dan didampingi oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota. Penyusunan RUK terintegrasi kedalam
sistem perencanaan daerah dan dalam tataran target pencapaian akses,
target kualitas pelayanan, target pencapaian output dan outcome, serta
menghilangkan kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan peluang
dari sasaran program untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
seharusnya dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam satu
pelaksanaan (missed opportunity). Seperti cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan (PN) dengan cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) dengan cakupan imunisasi
HB0, cakupan kunjungan neonatal 1 (KN1) dengan cakupan kunjungan
nifas pertama (KF1), dan lain sebagainya.
e. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Penyusunan RPK terintegrasi kedalam sistem perencanaan didaerah,


dengan tahapan:
 Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

 Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yang


diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.

 Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan


dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan
lokasi pelaksanaan.

 Mengadakan Lokakarya Mini Bulanan Pertama untuk membahas


kesepakatan RPK.

 Membuat RPK tahunan yang telah disusun dalam bentuk matriks.


Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahunan dibuat sesuai contoh pada
formulir 5 terlampir.

 RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target


pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan pengawasan dan
pengendaliannya. Rencana Pelaksanaan Kegiatan bulanan dibuat
sesuai contoh format 6 terlampir.

 RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan


saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian
kegiatan bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik,
Kejadian Luar Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang
harus dituangkan kedalam RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan
pendampingan dinas kesehatan kab/kota, dan tidak mengubah pagu
anggaran yang ada.

 Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat


dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung dokumen yang
relevan. Dengan tuntunan dokumen yang dibuat, dipastikan bahwa
kegiatan yang dimaksud dapat diselesaikan, sehingga sasaran dan
tujuan akan tercapai. Dokumen tersebut antara lain berupa:
- Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas;

- Kerangka Acuan Kegiatan; 3) Standar Operasional Prosedur;


dan 4) Dokumen lain yang dibutuhkan.
2.10 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja

Manajemen perencanaan yang telah ditetapkan sebagai Rencana Pelaksanaan


Kegiatan, perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian agar target output dari
setiap kegiatan dapat dicapai secara optimal. Selain melalui forum lokakarya mini,
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian secara internal dapat dilaksanakan
melalui kegiatan monitoring rutin terhadap upaya yang dilakukan, dengan
berpedoman pada NSPK masing-masing program. Hasil pengawasan dan
pengendalian akan dinilai didalam suatu proses penilaian kinerja Puskesmas, yang
juga merupakan instrument/tools untuk menilai pelaksanaan proses manajemen
Puskesmas secara keseluruhan.

1. Pengawasan dan Pengendalian


Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana
program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar
Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber
daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan
adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan
pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan
melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau
sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus
dilakukan upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan pengendalian ini
harus dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas,
maupun penanggung jawab program.
2. Penilaian Kerja Puskesmas
Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu proses yang obyektif dan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan informasi
untuk menentukan seberapa efektif dan efisien pelayanan Puskesmas
disediakan, serta sasaran yang dicapai sebagai penilaian hasil kerja/prestasi
Puskesmas. Penilaian Kinerja Puskesmas dilaksanakan oleh Puskesmas
dan kemudian hasil penilaiannya akan diverifikasi oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian pelaksanaan
pelayanan kesehatan dan manajemen Puskesmasn. Berdasarkan hasil
verifikasi, dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan Puskesmas kedalam
kelompoknya sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Ruang lingkup dan
tahap pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas sebagai berikut:

 Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas


a. Pencapaian cakupan pelayanan kesehatan meliputi:

1) UKM esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan,


pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit.
2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah Puskesmas
mampu melaksanakan UKM esensial secara optimal,
mengingat keterbatasan sumber daya dan adanya prioritas
masalah kesehatan.
3) UKP, yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan satu hari (one day care), home care; dan/atau
rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
b. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan
kegiatan, meliputi:

1) Proses penyusunan perencanaan, penggerakkan pelaksanaan


dan pelaksanaan penilaian kinerja;
2) Manajemen sumber daya termasuk manajemen sarana,
prasarana, alat, obat, sumber daya manusia dan lainlain;
3) Manajemen keuangan dan Barang Milik Negara/Daerah
4) Manajemen pemberdayaan masyarakat;

5) Manajemen data dan informasi; dan

6) Manajemen program, termasuk Program Indonesia Sehat


dengan Pendekatan Keluarga.
7) Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:

• Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang


ditetapkan.
• Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
• Penilaian output pelayanan berdasarkan upaya kesehatan
yang diselenggarakan, dimana masingmasing
program/kegiatan mempunyai indikator mutu sendiri yang
disebut Standar Mutu Pelayanan (SMP). Sebagai contoh:
Angka Drop Out Pengobatan pada pengobatan TB Paru.
• Penilaian outcome pelayanan antara lain melalui
pengukuran tingkat kepuasan pengguna jasa pelayanan
Puskesmas dan pencapaian target indikator outcome
pelayanan.

Selanjutnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan


Puskesmas, Puskesmas wajib diakreditasi oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, secara berkala
paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.

 Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas


a. Di tingkat Puskesmas:

1) Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas


2) Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan
pengumpulan data pencapaian
3) Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada
periode waktu tertentu.
4) Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari Sistem
Informasi Puskesmas
5) Penanggung jawab kegiatan melakukan analisis terhadap
hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan target yang
ditetapkan
6) Bersama-sama tim kecil Puskesmas, menyusun rencana
pemecahannya dengan mempertimbangkan kecenderungan
timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk
perbaikan (peluang).
7) Dari hasil analisa dan tindak lanjut rencana pemecahannya,
dijadikan dasar dalam penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
untuk tahun (n+2). n adalah tahun berjalan.
8) Hasil perhitungan, analisis data dan usulan rencana
pemecahannya disampaikan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota yang selanjutnya akan diberi umpan balik oleh
dinas kesehatan.

b. Di tingkat kabupaten/kota:

1) Menerima rujukan/konsultasi dari Puskesmas dalam


melakukan perhitungan hasil kegiatan, menganalisis data dan
membuat pemecahan masalah.
2) Memantau dan melakukan pembinaan secara integrasi lintas
program sepanjang tahun pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan urutan prioritas masalah.
3) Melakukan verifikasi hasil penilaian kinerja Puskesmas dan
menetapkan kelompok peringkat kinerja Puskesmas.
4) Melakukan verifikasi analisis data dan pemecahan masalah
yang telah dibuat Puskesmas dan mendampingi Puskesmas
dalam pembuatan rencana usulan kegiatan.
5) Mengirim umpan balik ke Puskesmas dalam bentuk penetapan
kelompok tingkat kinerja Puskesmas.
6) Penetapan target dan dukungan sumber daya masingmasing
Puskesmas berdasarkan evaluasi hasil kinerja Puskesmas
dan rencana usulan kegiatan tahun depan.
 Penyajian
Pengelompokan Puskesmas berdasarkan hasil penilaian
kinerjanya ditetapkan, setelah ada verifikasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota, terhadap hasil penilaian kinerja Puskesmas yang telah
disampaikan (format penilaian kerja seperti contoh pada formulir 12
terlampir). Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, Puskesmas
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:
a. Kelompok I: Puskesmas dengan tingkat kinerja baik:

1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat


pencapaian hasil > 91%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil ≥
8,5.
b. Kelompok II: Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup:
1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat
pencapaian hasil 81 - 90%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil
5,5 – 8,4.
c. Kelompok III: Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang:

1) Cakupan hasil pelayanan kesehatan dengan tingkat


pencapaian hasil ≤ 80%.
2) Cakupan hasil manajemen dengan tingkat pencapaian hasil <
5,5.

2.11 Penggerakan dan Pelaksanaan


Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan
lanjutan dari RPK. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat
dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya dengan pembentukan forum
khusus. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan
pelaksanaan program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini Puskesmas.
1. Lokakarya Mini Bulanan
Lokakarya mini bulanan dilaksanakan di setiap awal bulan. Tujuannya untuk
menilai sampai seberapa jauh pencapaian dan hambatan-hambatan yang
dijumpai oleh pelaksana program/kegiatan pada bulan/periode yang lalu,
sekaligus pemantauan terhadap pelaksanaan rencana kegiatan puskesmas
yang akan datang. Pengorganisasian internal puskesmas sekaligus
pemantauan kegiatan dilaksanakan melalui lokakarya mini bulanan puskesmas
yang menghasilkan perencanaan ulang. Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas
diselenggarakan dalam 2 tahap, yaitu:
a. Lokakarya Mini Bulanan yang pertama
Diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat
terlaksananya RPK puskesmas. Pengorganisasian dilakukan untuk
menentukan penanggungjawab serta pelaksana setip kegiatan serta untuk
penentuan satuan wilayah kerja.
Ketentuan penyelenggaraan lokakarya mini bulanan yang pertama:
 Pengarah: Kepala Puskesmas
 Peserta: Seluruh pegawai puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di puskesmas pembantu dan pos kesehatan desa
 Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama
disesuaikan dengan jadwal sistem pembangunan daerah. Diharapkan
lokakarya mini bulanan pertama dilaksanakan sebelum pelaksanaan
Musrenbangdes.
 Acara: Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan pertama
bersifat dinamis, dapat disusun sesuai kebutuhan, ketersediaan waktu,
dan kondisi puskesmas setempat.
 Tempat: Diupayakan agar lokakarya mini dapat diselenggarakan di
Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat
lain yang lokasinya berdekatan dengan puskesmas.
b. Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Diselenggarkan sebagai tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan pertama.
Lokakarya mini bulanan rutin dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan
kegiatan puskesmas, yang dilakukan secara teratur. Pada forum lokakarya
mini bulanan rutin, dapat sekaligus dilaksanakan pertemuan tinjauan
manajemen, sesuai jadwal yang telah ditetapkan tim audit internal.
Fokus utama lokakarya mini bulanan rutin adalah ditekankan kepada
masalah pentingnya kesinambungan arah dan kegiatan antara hal-hal
yang direncanakan, integrasi antar program dalam menyelesaikan
masalah prioritas puskesmas yang telah ditetapkan tiap tahunnya,
pelaksanaannya serta hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
Ketentuan penyelenggaraan:
 Pengarah: Kepala puskesmas. Pada saat pembahasan hasil audit
internal pada pertemuan tinjauan manajemen, pimpinan forum
diserahkan kepada ketua tim audit internal
 Peserta: Seluruh pegawai puskesmas, termasuk pegawai yang
bertugas di puskesmas pembantu dan pos kesehatan desa. Sesuai
dengan kewenangan Puskesmas dalam mengoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di wilayah kerjanya, maka kegiatan lokakarya mini bulanan
harus melibatkan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas
 Waktu: Waktu pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin disesuaikan
dengan kondisi dan situasi puskesmas. Waktu ideal adalah minggu
pertama atau waktu lain yang dianggap tepat. Prinsip yang harus
dipegang adalah bahwa lokakarya mini bulanan rutin dilaksanakan
dengan melibatkan seluruh pegawai puskesmas, tanpa mengganggu
aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.
 Acara: Pada dasarnya susunan acara lokakarya mini bulanan rutin
bersifat dinamis, dapat disusun sesuai kebutuhan, ketersediaan waktu,
dan kondisi puskesmas setempat.
 Tempat: seperti lokakarya mini bulanan pertama

2. Lokakarya Mini Tribulanan


Lokakarya mini tribulanan bertujuan untuk menginformasikan dan
mengidentifikasikan capaian hasil kegiatan tribulan sebelumnya, membahas
dan memecahkan masalah dan hambatan yang dihadapi oleh lintas sektor
pada kegiatan tribulan sebelumnya, dan menganalisa serta memutuskan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan memasukkan aspek umpan balik dari
masyarakat dan sasaran program. Lokakarya mini bulanan tetap dilaksanakan
jika pada bulan yang bersamaan ada lokakarya mini tribulanan, dimana
lokakarya mini bulanan mempersiapkan bahan untuk pelaksanaan lokakarya
mini tribulanan. Adapun tahapan kegiatan lokakarya mini tribulanan lintas
sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:

a. Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama


Lokakarya Mini Tribulanan pertama merupakan lokakarya penggalangan
tim yang diselenggarakan dalam rangka perorganisasian untuk dapat
terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan
pembangunan kesehatan. Pada tahapan ini, Puskesmas mendiskusikan
usulan yang akan disampaikan didalam Musrenbang kecamatan yang
memerlukan dukungan dari lintas sektor terkait, sehingga pada saat
dilaksanakan Musrenbang kecamatan semua pihak sudah tersosialisasi
dan dapat mendukung program kesehatan di tingkat kecamatan.
Pengorganisasian dilaksanakan untuk penentuan penanggungjawab dan
pelaksana setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh
program kerja dan wilayah kerja kecamatan dilakukan pembagian habis
kepada seluruh sector terkait, dengan mempertimbangkan kewenangan
dan bidang yang dimilikinya

b. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin


Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas, maka lokakarya mini
tribulanan rutin merupakan tindaklanjut dari penggalangan kerjasama
lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan
secara tetap. Penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan rutin dilakukan
oleh camat dan Puskesmas dibantu sector terkait di kecamatan
Ketentuan Penyelenggaraan:
 Persiapan:
1) Advokasi kepada Camat agar bersedia untuk mempersiapkan tempat
penyelenggaran lokakarya mini dan memimpin lokakarya dengan
melakukan koordinasi, komunikasi, serta penyampaian informasi
kepada semua sector yang terlibat
2) Puskesmas mempersiapkan segala keperluan teknis (visualisasi hasil-
hasil kegiatan, alat tulis, penugasan staf, pembuatan surat, dll) untuk
persiapan lokakarya
3) Peran Sektor terkait: menyiapkan usulan kontribusi kegiatan masing-
masing sector yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan dan menyepakati hasil lokakarya mini
 Peserta
1) Dinas kesehatan kabupaten/kota
2) Tim penggerak PKK kecamatan/distrik
3) Puskesmas di wilayah kecamatan/distrik
4) Staf kecamatan, antara lain: sekretaris camat, unti lain yang terkait
5) Lintas sector di kecamatan, antara lain: pertanian, agama, pendidikan,
BKKBN, sosial (sesuai dengan lintas sector yang ada di
kecamatan/distrik)
6) Lembaga/organisasi kemasyarakatan
 Waktu
Lokakarya mini tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan
pada tribulan pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk
selanjutnya dilaksanakan setiap tribulan. Adapun waktu
penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang perlu
dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat
menghadiri lokakarya.

 Tempat
Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sector adalah
di kecamatan/distrik atau tempat lain yang dianggap sesuai.

 Acara
Jadwal acara lokakarya mini tribulanan pertama dan lokakarya mini
tribulanan rutin dibuat sesuai contoh yang tertera pada Permenkes No.
44 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
BAB III

LAPORAN PROFIL/HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN

1. Apa visi dan misi Puskesmas Janti ?

Visi: terwujudnya masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat

Misi:

1. Meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau


2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2. Bagaimana bentuk struktur dan sistem manajemen di Puskesmas ? (terlampir)


3. Apa saja fasilitas kesehatan yang dimiliki Puskesmas Janti ?

Pelayanan dasar
1. Poli umum
2. Poli gigi
3. Poli KIA
4. Poli TB
5. Poli gizi
6. Imunisasi
7. KB (Keluarga berencana)
8. Klinik Sanitasi

Pelayanan Pengembangan Pelayanan inovasi


1. Laboratorium 1. Poli epilepsi
2. UKS 2. Prolanis
3. Upaya kesehatan lansia 3. DDTK (Deteksi Dini
4. Upaya kesehatan olahraga Tumbuh Kembang)
5. Pelayanan kesehatan haji Ruang Laboratorium,
Ruang bermain anak, ruang
menyusui

4. Cakupan wilayah Puskesmas ?

Puskesmas Janti menaungi 3 kelurahan anatara lain: Bandungrejosari, Sukun, dan


Tanjungrejo.
Masalah terbanyak yang dihadapi adalah ISPA, Hipertensi, DM.

5. Bagaimana pelaksanaan pelayanan Perskesmas Di Puksesmas Janti ?

Tidak Pendaftaran Ruang Ruang pemeriksaan:

gawat tunggu 1. Pemeriksan umum


darura 2. Pemeriksaan kia/kb
3. Pelayanan TB
Pasien t 4. Pelayanan imunisasi
5. Pelayanan gizi

Gawat Ruang Laboratorium Rujuk/


darurat periksa pulang
Pelayanan gizi

Klinik sanitasi

Pelayanan TB

Ruang farmasi

6. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan UKP dan UKM di Puskesmas ?


A. Pelayanan UKM

UKM merupakan kepanjangan dari Upaya Kesehatan Masayarakat. Berdasarkan


Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan
bahwa Puskesmas memiliki peran penting dalam menyediakan layanan kesehatan
secara komprehensif kepada masyarakat. UKM berfokus keapda upaya preventif dan
promotif kesehatan

1. UKM Esensial
a. Pelayanan Gizi
Dari 12 indikator sasaran yang harus dicapai, 11 diantaranya memenuhi
target (92%) sedangkan 1 indikator yang dibawah target adlah pemberian
vitamin A dosis tinggi pada bayi capaiannya 98,96% dari target 100%.
Pelayanan Gizi yang dilaksanakan di Puskesmas Janti berupa penanganan dan
pendampingan balita gizi buruk yang sudah dipetakan. Selain itu dteksi dini
dilakukan melalui koordinasi lintas sector masyarakat.
b. Pelayanan Imunisasi
Ruang imunisasi terdapat di lantai dua Puskesmas Janti. Imunasi
terutama imunisasi dasar dilakuakan rutin di Puskesmas janti antara lain
Hepatitis B0 pada umur bayi 0-7 hari, BCG-Polio 1 pada usia 1 bulan, DPT-
HBHIB-Polio 2 pada usia 2 bulan, DPT-HBHIB-Polio 3 pada usia 3 bulan, DPT-
HBHIB-Polio 3 pada usia 3 bulan, DPT-HBHIB-Polio 4 pada usia 4 bulan, dan
campak pada usia 9 bulan.

c. Pelayanan Promkes
Promosi kesehatan dilakukan Puskesmas Janti ke berbagai golongan
masyarakat. Pada tingakatan SD, Puskesmas berkoordinasi dengan pelasana
UKS. Sedangkan pada masyarakat dilakukan di Puskesmas sendiri atau
melibatkan pelaksana yang terjun ke masyarakat. Contohnya pembentukan
kader keehatan atau pembentukan kelompok peduli kesehatan melalui tokoh
masyarakat.

d. Pelayanan Kesling
Pemantauan TTU atau tempat-tempat umum, pengelolaan makan dan
sumber air bersih melibatkan koordinasi lintas program. Hasil pendataan 2016
masayarakat wilayah kerja menggunakan sumur gali, PDAM, HIPAM dan Sumur
Pompa tangan (SPT).

e. Pelayanan KIA dan KB


Terdapat 1153 Ibu hamil dan 1131 yang tersebar di seluruh Wilayah kerja
Puskesmas Janti tahun 2017. Puskesmas Janti juga menyediakan ruang
pemeriksaan KIA (anak dan Ibu) yang berada di bagian ujung gedung. Terdapat
berbagai fasilitas seperti arena bermain anak, dan ruang menyusui yang
terstandar. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan
- Skrining kesehatan siswa sekolah dasar dengan koordinasi dengan pelaksana
UKS.
- Penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia subur atau
masyarakat.

2. UKM Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Permasalahan kesehatan jiwa menjadi keprihatinan bersama karena
menimbulkan beban psikologis, ekonomi, dan sosial pada individu maupun
keluarga. Di Puskesmas Janti kegiatan pelayanan kesehatan jiwa melibatkan
kerjasama Poltekkes dan dokter spesialis saraf.

b. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


Berkoordinasi dengan pelaksana kesehatan gigi dan mulut dengan
sasaran bumil, balita, paud dan lansia. Puskesmas Janti juga berkoordinasi
dengan sector pendidikan melalui usaha kesehatan gigi sekolah SD-SMA
(UKGS SD-SMA)

c. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer


Puskesmas Janti memiliki program Pemanfaatn Tanaman obat
Keluarga (TOGA) untuk dijadikan produk olahan. Program ini berkoordinasi
dengan lintas sector terutama akademi farmasi
d. Pelayanan Kesehatan Indra
Dilakukan melalui program penyuluhan kesehatan indra dengan
koordinasi lintas sector.

e. Pelayanan Kesehatan Lansia


Di Puskesmas Janti terdapat ruang pemeriksaan lansia dengan usia 60
tahun ke atas. Dilakukan melalui program penyuluhan kesehatan indra dengan
koordinasi lintas sector terutama Posyandu Lansia.

B. Pelayanan UKP

Salah satu tugas puskesmas adalah memberikan pelayanan bagi


perseorangan. UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) merupakan suatu
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

1. Pelayanan Pemeriksaan Umum


Pelayanan pemeriksaan umum bagi pasien dengan pemisahan pasien
lansia dan non lansia. Di Puskesmas Janti, pelayanan akan diutamakan
kepada lansia dan ibu hamil. Selain itu inovasi yang dilakukan oleh
puskesmas Janti adalah memberikan fasilitas tuna netra seperti penanda
bagian Puskesmas dan braile resep obat.
2. Pelaksanaan KesehatanGigi dan Mulut
Terdapat poli dokter dengan 1 dokter gigi, dan beberapa perawat gigi.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi pasien sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

3. Pelayanan KIA dan KB


Pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu dan bayi anak termasuk ibu
hamil dan KB.

4. Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan bagi pasien dengan kondisi gawat darurat sesuai dengan
jam kerja Puskesmas.

5. Pelayanan Gizi
Pelayanan konseling gizi bagi pasien termasuk pelayanan rujukan jika
membutuhkan.
6. Pelayanan kefarmasian
Pelayanan penerimaan resep, peracikan obat, pemberian obat serat
KIE pada pasien yang mengambil obat.

7. Pelayanan Laboratorium
Pelayanan pemeriksaan laobratorium dasar bagi pasien umum
maupun peserta JKN/KIS sesuai dengan aturan yang berlaku.

7. Bagaimana skema rujukan yang dilaksanakan di Puskesmas ?

Pasien datang

Melakukan pendaftaran

Pasien masuk ke ruang periksa dokter

Pasien mendapat rekomendasi rujukan ke Rumah Sakit

Pasien mendapat surat rujukan dari puskesmas


Pasien ke RS

Pasien memberikan surat rujukan balik ke puskemas

8. Bagaimana pelaksanaan JKN di Puskesmas ?

Pengertian JKN
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia merupakan
bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial
Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang
bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak

Pelaksanaan JKN di Puskesmas


Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa
pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat
non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas
Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh
pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Bila Peserta
memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan
melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan
kegawatdaruratan medis.

Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat
guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib
memberikan kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman
tenaga kesehatan atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang
tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang
menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui
proses kredensialing dan rekredensialing.

Manfaat JKN
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis
berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan
ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif,


kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan kebutuhan medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai


pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus
dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan
tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana.
Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko
penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada
manfaat yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar
Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan
kosmetik; d. General checkup, pengobatan alternatif; e. Pengobatan untuk
mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat
bencana ; dan g. Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk
menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba.

Evaluasi JKN di Puskesmas Janti


Evaluasi Pcare
Pcare BPJS kesehatan Adalah aplikasi sistem informasi pelayanan pasien
berbasis webase yang disediakan oleh BPJS Kesehatan diperuntukkan bagi para
fasilitas kesehatan primer untuk memberikan kemudahan akses data ke server
BPJS baik itu pendaftaran, penegakan diagnosa, terapi, hingga pelayanan
laboratorium. Evaluasi berupa penambahan modul untuk menyesuaikan kebutuhan
akses data yang semakin hari semakin bertambah dikarenakan mengimbangi
pertumbuhan peserta yang terus membengkak.
Keunggulan JKN di Puskesmas Janti
Keunggulan JKN di Puskesmas Janti adalah jasa pelayanan lebih lancar
(60%), 40% digunakan untuk operasional PKM, dan salah satunya untuk
pembangunan.
Hambatan JKN di Puskesmas
Alur pelayanan BPJS yang benar adalah pasien datang ke loket puskesmas,
kemudian akan diberi intervensi oleh dokter, lalu jika perlu akan dirujuk. Namun,
beberapa pasien belum mengetahui alur BPJS yang benar, sehingga pasien
cenderung semaunya sendiri. Beberapa pasien tersebut meminta dirujuk, padahal
ada 155 penyakit yang mampu ditangani fasilitas kesehatan primer (puskesmas).
Banyak juga pasien bertanya mengenai alur pelayanan dikarenakan tidak
membaca alur BPJS meskipun sudah tertera di atas loket pendaftaran.

9. Apa program unggulan di Puskesmas Janti ?

Inovasi-inovasi unggul yang kini dijalankan di PUSKESMAS Janti diantaranya


adalah :
1. Ampuh Tanggap DBD
Di Puskesmas Janti kini sedang digalakkan pencegahan terkait DBD. Musim
hujan yang hingga saat ini masih berlangsung menyebabkan resiko
terjadinya DBD meningkat, oleh karena itu, Puskesmas Janti sendiri kini
semakin aktif memonitor warga Janti terkait kebersihan serta hal-hal yang
dapat mengurangi faktor resiko terjadinya DBD itu sendiri
2. SMS Gateway Puskesmas Janti
Program ini diberlakukan untuk mengurangi antrian pendaftaran di
Puskesmas Janti. Program ini pelaksanaannya adalah dengan mendaftar
lewat SMS sehingga tidak perlu lagi untuk mengantri di Puskesmas
3. Resep/Dosis menggunakan huruf Braille
Program ini adalah untuk meningkatkan pelayanan Puskesmas dalam
melayani pasiennya. Program ini dilakukan dengan memberikan huruf braile
pada resep yang diberikan kepada pasien tuna netra agar lebih mudah
dalam mengenali obatnya dan tidak tertukar antara obat satu dengan obat
yang lainnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Temuan di Lapangan Berkaitan dengan Teori

Puskesmas merupakan suatu unit pelaksanaan teknis dinas kabupaten/kota


yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas memiliki tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono,
2010). Dari tujuan tersebut dapat pula tercermin dari visi dan misi dari Puskesmas
Janti yaitu dengan visi “Terwujudnya Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”.

Manajemen Puskesmas adalah serangkaian proses yang dilaksanakan pada


Pusat Kesehatan Masyarakat yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kontrol untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan
efesien.Pada struktur dan manajemen sistem puskesmas terdapat beberapa unsur
yaitu unsur pimpinan (kepala puskesmas), unsur pembantu pimpinan dan unsur
pelaksana yang nantinya akan dibagi lagi pada beberapa unit kerjanya masing –
masing. Pada Puskesmas Janti, struktur manajemen puskesmas telah sesuai
menurut pembagian kerjanya dan yang saat ini menjabat sebagai Kepala
Puskesmas adalah Ns. Endang Listyowati, S.Kep, M.MKes. Pada Puskesmas Janti,
terdapat beberapa orang yang memegang peran pada beberapa unit berbeda pada
struktur manajemennya yang dapat dikarenakan keterbatasan sumber daya
manusia yang ada pada unit tersebut. Contohnya, Siti Mahimatul Ifadah A.Md.KL
yang berada pada tim mutu kepuasan masyarakat, UKM esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat sebagai penanggung jawab sekaligus koordinator
pelayanan kesling, serta UKP kefarmasian dan laboratorium sebagai koordinator
klinik sanitasi.

Pada fasilitas kesehatan yang dimiliki Puskesmas Janti cukup lengkap


dibandingkan dengan puskesmas yang lainnya. Puskesmas Janti memiliki
pelayanan umum dengan salah satu fasilitasnya yaitu poli umum; poli gigi; dan poli
KIA, pada pelayanan pengebangan fasilitas yang disediakan berupa laboratorium
puskesmas; UKS; dan upaya kesehatan olahraga. Selain fasilitas yang disebut
diatas, Puskesmas Janti masih memiliki banyak fasilitas yang sebagian merupakan
inovasi dari Puskesmas Janti yaitu poli epilepsi, prolanis, DDTK dan sebagainya.
Bentuk pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Janti berjalan baik sesuai alur
yang telah ditetapkan. Alur pelaksanaan pelayanan juga ditunjukkan dalam bentuk
skema yang diletakkan pada tiap sudut ruangan sesuai kebutuhnya. Terdapat
skema alur pelaksanaan pelayanan tersebut bertujuan untuk memudahkan pasien
dalam memahami pelayanan yang diberikan. Pelayanan UKP dan UKM sesuai
dengan fungsinya yaitu berfokus pada upaya preventif dan promotif kesehatan,
seperti UKM esensial dalam pencegahan dan pengendalian penyakit DBD, Malaria
dan rabies yang terjun ke masyarakat untuk mensosialisasikan rumah bebas jentik.
Sosialisasi diadakan pada tiap wilayah kemudian dilakukan kontrol dengan secara
langsung mendatangi rumah – rumah warga di wilayah tersebut untuk melihat
apakah rumah – rumah dlam cakupan wilayah Puskesmas Janti bebas jentik.

Alur rujukan pada Puskesmas Janti dimulai dari pasien datang ke puskesmas
lalu melakukan proses registrasi, mendapatkan pemeriksaan terlebih dahulu, lalu
dari hasil pemeriksaan tersebut akan ditentukan apakah pasien dapat dirujuk ke
rumah sakit atau dapat ditangani di puskesmas. Alur rujukan puskesmas sesuai
dengan alur rujukan yang telah ditetapkan.

Selain fasilitas yang baik dan lengkap, Puskesmas Janti memiliki banyak
program inovasi sebagai perwujudan penyusunan rencana tahunan untuk
kebutuhan pasien mencakup sarana, prasarana dan operasional puskesmas.
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) untuk tahun mendatang disusun
pada bulan anuari tahun berjalan berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan
tahun sebelumnya dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai
dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari tahun berjalan . Program
inovasi yang saat ini ada dalam bentuk fasilitas Puskesmas Janti yaitu ruangan
pojok menyusui, tempat bermain anak, ruangan khusus penanganan TB MDR yang
dipisahkan dari pasien lain agar lebih cepat dan mudah ditangani. Puskesmas Janti
juga memiliki fasilitas bagi disabilitas tuna netra berupa tulisan braile dibeberpa
sudut ruangan juga wilayah jalan bagi tuna netra supaya memudahkan pasien tuna
netra mengetahui ruangan atau arah yang dituju, dan dalam bentuk progam
“BREXIT” yang memudahkan pasien tuna netra dalam membaca dan mengenali
obat yang diperlukan dengan menuliskan resep obat dengan menggunakan huruf
braile. Program dan fasilitas tersebut juga menjadi program unggulan yang dimiliki
Puskesmas Janti. Program dan fasilitas tersebut diadakan dengan mengajukan
dana sesuai alur kepada pihak JKN sebagai pengembangan fasilitas untuk
kenyamanan pasien. Hambatan JKN yang didapatkan Puskesmas Janti yaitu masih
kurangnya pengetahuan pasien mengenai alur BPJS karena tidak membaca alur
yang telah disediakan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Puskesmas Janti memiliki manajemen puskesmas yang telah sesuai


dengan Depkes RI. Puskesmas Janti memiliki visi Terwujudnya Masyarakat
yang Mandiri untuk Hidup Sehat, sedangakan misinya yaitu 1) Meningkatkan
Pelayanan yang Bermutu dan Terjangkau, 2) Mendorong Kemandirian
Masyarakat untuk Hidup Sehat. Hal itu diwujudkan dalam beberapa program dan
fasilitas unggulan yang ada di Puskesmas Janti. Saat ini, Puskesmas Janti
dipimpin oleh Kepala Puskesmas Ns. Endang Listyowati, S.Kep, M.MKes.
Cakupan wilayah Puskesmas Janti yaitu kelurahan Bandungrejosari, Sukun dan
Tanjungrejo. Fasilitas unggulan yang ada di Puskesmas Janti antara lain
ruangan penanganan khusus pasien TB MDR, pojok ruangan menyusui, tempat
bermain anak dan fasilitas khusus disabilitas tuna netra seperti jalur untuk
berjalan tuna netra. Dan program unggulan yang dimiliki Puskesmas Janti salah
satunya penanganan TB MDR secara langsung tanpa memiliki alur seperti
pasien pada umumnya. Program inovasi lain yang ada di Puskesmas Janti yaitu
BREXIT yaitu resep obat dalam bentuk huruf braile untuk memudahkan pasien
tuna netra dalam membaca obatnya, saat ini Puskesmas Janti sedang
mencanangkan program SEGATI sebagai program follow up bagi ibu hamil
untuk melakukan kontrol kehamilan dan ANC secara rutin. Semua program dan
fasilitas tersebut diwujudkan menggunakan dana JKN yang disusun sesuai alur
dan prosedur yang ada. Kenggulan JKN yang ada di Puskesmas Janti yaitu
pelayanan yang lebih lancar dan dioptimalkan untuk operasional PKM dan
kendala yang dialami Puskesmas Janti yaitu pasien belum mengetahui alur
BPJS dengan benar karena kurangnya memahami skema alur yang telah
disediakan diberbagai tempat di Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Capaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2011. Jakarta
Trihono. 2010. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta:
CV.Sagung Seto
Azwar, A. 2010. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran
Pemecahan Masalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai