Himpunan Hasil Keputusan
Himpunan Hasil Keputusan
Himpunan Hasil Keputusan
1
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
GARIS – GARIS BESAR PROGRAM PENGEMBANGAN
PPGT JEMAAT TAMALANREA
KLASIS MAKASSAR
TAHUN 2016-2018
BAB I
PENDAHULUAN
Persekutuan Pemuda Gereja Toraja adalah bagian integral dari Gereja Toraja,
yaitu gereja yang merupakan persekutuan orang-orang yang dipanggil dan beriman
kepada Yesus Kristus, dan mengaku bbahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruslamat, sebagaimana disaksikan dalam alkitab. Persekutuan ini merupakan sebuah
wadah pelayanan yang digerakan oleh pemuda Gereja Toraja yang memiliki system
keanggotaan sebagaimana diatur dalam AD/ART PPGT yang bertugas mengahdirkan
tanda-tanda kerajaan Allah yaitu dami sejahtra bagi semua.
PPGT adalah bagian azasi dari Gereja Toraja dan anggota PPGT adalah warga
Gereja Toraja. Motivasi pembentukan organisasi PPGT sebagai salah satu OIG dalam
Gereja Toraja adalah untuk pembinaan dan pelayanan pemuda baik intern maupun
ekstern, yang mana PPGT Jemaat Tamalanrea menjadi salah satu di dalamnya.
Keberadaannya di wilayah kecamatan Tamalanrea merupakan suatu rencana Agung
dari Yesus Kristus Sang Kepala Gereja untuk menyampaikan kabar baik kkepada semua
orang.
Dalam rangka pembangunan sebuah organisasi yang mapan dan menjalankan
tugas-tugas panggilan maka di perlukan sebuah kerangka program untuk dijadikan
sebagai pola dalam pengambilan keputusan dan sebagai rel dalam mengarahkan
strategi program selama 1 periode kepengurusan yang di putuskan lewat Rapat
Anggota. Pola tersebut diberi nama garis-garis besar program pengembangan yang di
singkat GBPP.
Dalam rangka kebersama-samaan, maka tema Rapat Anggota yang dipakai
sesuai dengan tema SSA XXIV Gereja Toraja, yaitu “Berakar Dalam Kristus, Berbuah
Banyak Dalam Dunia”. Sesuai dengan prinsip penyusunan GBPP Jemaat Tamalanrea,
maka secara perinsip GBPP ini disusun tetap mengacu pada GBPP PPGT pada tingkat
Klasis dan Sinode dengan tetap menyesuaikan pada konteks pelayanan PPGT Jemaat
Tamalanrea Klasis Makassar.
1.1. PENGERTIAN
Garis-garis Besar Program Pengembangan (GBPP) adalah dokumen organisasi
yang menjabarkan sasaran, strategi kebijakan umum dan arah program-program
organisasi selama kurun waktu satu periode kepengurusan PPGT. Penyusunan GBPP
berakar pada konteks kecenderungan lingkungan eksternal dan analisa aspek-aspek
2
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
internal yang dipandu oleh landasan visi dan misi PPGT di bawah sorotan tema Rapat
Anggota ix PPGT Jemaat Tamalanrea.
GBPP ini merupakan konsep yang bersifat komperhensif, mendasar, terpadu
dan strategic, yang akan menggambarkan arah perjalan kehidupan organisasi dan
kegiatan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian PPGT Jemaat Tamalanrea dalam
mengemban amanat dan tugas panggilan di tengah-tengah lingkup pelayanannya.
1.2. MAKSUD
GBPP ini dibuat dengan maksud mengarahkan perjalanan organisasi selama 1
periode ke depan yang berfungsi sebagai tuntutan umum dalam menjalankan langkah-
langkah strategis organisasi. Dengan adanya GBPP ini, maka diharapkan memberikan
manfaat terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu tertentu. Adapun
mmanfaat yang bias didapatkan dari GBPP ini adalah:
1. Terciptanya organisasi yang lebih mapan dari berbagai segi
2. Terwujudnya pengurus-pengurus yang dapat melayani secara professional
dengan tetap berjalan pada rel yang digariskan.
3. Memudahkan pengurus dalam penyusunan program kerja, baik jangka
pendek, menengah maupun jangka panjang.
4. Memudahkan pengurus dalam menentukan skala prioritas program.
5. Memberikan gambaran konteks kekinian PPGT Jemaat Tamalanrea.
6. Memudahkan proses evaluasi perjalanan organisasi.
1.3. TUJUAN
Adapun tujuan dari GBPP ini adalah:
1. Sebagai kerangka umum analisis organisasi dalam memahami dan
menerjemahkan konsep visi dan misi organisasi yang idealis-filosofis ke dalam
dinamika praktisnya
2. Sebagai pedoman strategis selama masa satu periode bakti bagi segenap
perangkat organisasi dalam merancangkan, melaksanakan, dan mengendalikan
seluruh aktifitas organisasi.
3. Sebagai kerangka pengorganisasian, penjabaran program, penentuan strukstur,
serta keseluruhan perilaku dan penampakan organisasi.
4. Sebagai pedoman penilaian kualitatif dan dasar evaluasi pelaksanaan program
dan kebijakan organisasi.
5. Sebagai acuan pengurus dalam menjalankan roda kepengurusan, merancang
program kerja dan mengatur strategi kebijakan.
3
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
2. GBPP PPGT hasil keputusan Kongres XIII PPGT tahun 2013
3. GBPP PPGT Klasis Makassar hasil keputusan Kongres XIX PPGT Klasis
Makassar Tahun 2015
4. Petunjuk Teknis penjabaran GBPP PPGT hasil keputusan Rapat Kerja PPGT
III tahun 2015
5. Usul-usul dari anggota
4
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB II
VISI DAN MISI
II.1.1 VISI
“Bila tidak ada Wahyu, menjadi liarlah rakyat.” (Amsal 29 : 18a). Visi PPGT
merupakan suatu penglihatan ke depan yang dinyatakan oleh Tuhan tentang
keberadaanNya di masa yang akan datang. Dengan visi ini, PPGT harus diberdayakan
secara optimal sebagai wadah pembinaan kader-kader pemimpin yang memiliki pola
kepemimpinan Alkitabiah di segala bidang pelayanan, baik internal yaitu gerejawi
maupun eksternal yaitu bangsa dan negara seperti dalam bidang pendidikan,
ekonomi, sosial budaya, politik, hukum, pemerintahan dan lain-lain. Oleh sebab itu
semua pola pembinaan yang digunakan harus tepat dan benar sesuai dengan prinsip-
prinsip iman Kristen.
Sebagai organisasi Intra Gerejawi dalam lingkup Gereja Toraja, maka visi PPGT
disusun sebagai bagian dari perarakan mewujudkan visi Gereja Toraja “Damai
Sejahtera Bagi Semua”. Hal ini dimaksudkan agar arah capaian PPGT sama dengan
dengan induknya, yaitu Gereja Toraja. Kendati demikian, PPGT lewat kongres
memutuskan sebuah visi program yaitu disukai Allah & manusia, yang sifatnya
periodik (5 tahun). Kedua visi tersebut akan berjalan beriringan dalam mencapai
tujuan organisasi yaitu mewujudkan warga gereja yang sadar dan bertanggungjawab
terhadap tugas dan panggilannya ditengah-tengah gereja, masyarakat dan alam
semesta (Anggaran Dasar PPGT pasal 5).
II.1.2 MISI
Misi PPGT merupakan tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai visi. Misi
PPGT adalah bersaksi, bersekutu & melayani (Anggaran Dasar PPGT pasal 6), yang
selanjutnya dijabarkan dalam program-program pelayanan di semua lingkup,
termasuk di lingkup Klasis dan Jemaat.
Karena itulah maka dirumuskanlah sebuah misi program yang merupakan
produk dari sebuah proses yaituterciptanya kader siap utus,dengan menjalankan
konsep 3M, yaitu Memberdayakan, Memperlengkapi & Mengutus, dengan
penjabaran sebagai berikut :
Memberdayakan semua kader PPGT untuk memiliki kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan.
Memperlengkapi para pemimpin muda dengan format pengembangan kualitas
persekutuan, kesaksian dan pelayanan.
Mengutus pemimpin-pemimpin muda ke tengah-tengah berbagai ladang
pelayanan gereja dan masyarakat untuk menyatakan kualitas persekutuan,
kesaksian dan pelayanan
5
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
Ketiga proses ini merupakan satu kesatuan proses pengkaderan yang saling
mendukung satu dengan yang lain, dan diharapkan setiap kader yang dihasilkan
melewati semua proses itu. Hasil akhir dari ketiga proses itu adalah lahirnya Kader
Siap Utus. Kader PPGT yang siap utus ini diharapkan mampu beraktualisasi secara
nyata dalam berbagai aspek kehidupan. Kader Siap Utus didorong untuk bersesama
dan berkarya dalam lingkup pengabdian yang lebih luas sehinga tidak terkesan bahwa
kader-kader PPGT adalah kader-kader yang eksklusif, yang haya mampu eksis di
lingkungan sendiri.
6
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB III
ANALISIS KONTEKS KEKINIAN
7
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
praktek kesehariannya ada yang tidak pernah berdoa dalam segala aktifitas bahkan
sampai melupakan ibadah ( baik hari minggu atau ibadah-ibadah lainnya ). Jika PPGT
Jemaat Tamalanrea tidak segera berubah maka PPGT Jemaat Tamalanrea lambat laun
akan semakin tersingkir dari dinamika perubahan yang kompleks dimana PPGT
Jemaat Tamalanrea akan menjadi organisasi yang hanya mampu bertahan di
pinggiran (pherifery) di tengah kondisi masyarakat yang terus berkembang dan
mengalami perubahan.
Dalam arti ber-PPGT secara kontekstual zaman sekarang. Kader-kader PPGT
saat ini dituntut untuk tidak hanya menggantungkan eksistensinya pada kebesaran
seniornya, berlindung di balik jubah keagungan sejarah PPGT yang tidak dibuatnya
namun ia terus asyik memparasitkan diri menghisap keberkahan darinya. Jika tidak,
maka benar inilah potret kader PPGT yang kehilangan kritisismenya, tuli terhadap
memory of future (cita-cita masa depan) dan mengambil sikap resist to change
(menolak perubahan).
Berbagai macam kondisi yang dihadapi dalam kehidupan bergereja dan
berbangsa, baik yang ada di Makassar maupun yang berada di wilayah pelayanan
Jemaat Tamalanrea diantaranya :
1. Kondisi daerah yang mulai tidak kondusif ditambah dengan mulai
berkurangnya kesadaran pemuda dalam keikutsertaan menghadirkan damai
sejahtera bagi tempat dimana mereka tinggal.
2. Belum terjalinnya komunikasi yang intens antar PPGT Jemaat Tamalanrea
dengan komponen pemerintahan dan organisasi kepemudaan.
3. Melemahnya rasa memiliki dan kesadaran ber-PPGT bagi sebagian anggota
PPGT Jemaat Tamalanrea, serta melemahnya rasa memiliki Jemaat
terhadap Klasis dan Sinode.
4. Berkurangnya perwujudan nilai-nilai keTorajaan
5. Semangat bakti sosial yang masih berfokus pada pembangunan daerah
sendiri, terkesan eksklusif dan masih berfokus pada pembangunan fisik dan
masih banyak kondisi lain yang dihadapi.
6. Dalam konteks kebangsaan, peran-peran pemuda juga dihadapkan dengan
realitas bangsa Indonesia secara umum yang telah menunjukkan rapuhnya
sendi-sendi kebangsaan seperti: suburnya korupsi dan penggusuran, kemelut
politik yang tak kunjung usai, terjualnya aset-aset kekayaan rakyat, hutan
dan lautan di ganti menjadi lahan kering, sungai menjadi tong sampah,
ancaman disintegrasi bangsa, miras / narkoba dan free sex menggantikan
peran-peran agama, jumlah pengangguran dan anak jalanan meningkat
tajam, penjualan wanita dan anak kian marak, LSM menjual data potensi
kepada pihak asing, media lebih menjadi alat propaganda ketimbang
mengungkap fakta, tampilnya orang terlalu kaya di negeri yang miskin,
sulitnya hidup di negeri sendiri, lebih mencintai produk berlabel asing dari
pada label lokal, lahirnya generasi tanpa kepadulian, serta hilangnya
kebanggaan menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
7. Gerakan pemuda saat ini terlihat sangat ideologis dan pragmatis, bahkan
hedonis dan materialistis. Gerakannya tidak fokus, tidak progresif, tidak
memiliki visi bersama, bahkan terkotak-kotak sebab tidak memiliki arah
yang jelas dengan artikulasi yang bisa ditafsirkan sebagai media proses
pencerahan bagi kehidupan berbangsa dan bergereja
8
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
8. Tantangan globalisasi dengan ancaman kapitalisme dan imperealisme
hampir tak mampu dihindarkan, yang pada akhirnya akan menghancur
leburkan bangunan peradaban Indonesia.
Tantangan pemuda sebagai tulang punggung bangsa Indonesia dalam
menghadapi realitas demikian bukan hal yang mudah. Hendaknya PPGT Jemaat
Tamalanrea harus mulai melakukan rekonstruksi guna meneguhkan kembali komitmen
gerakan di mulai dengan pencerahan spiritulitas dan moralitas guna membangun
kasadaran aksional, sehingga akan terbentuk pemuda yang mampu membangun
peradaban dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang sudah dinyatakan Yesus Kristus
dalam proses penyelamatan umat manusia.
Pencerahan spiritualitas dan moralitas, merupakan suatu keharusan guna
membangun peradaban yang lebih baik. Spiritulitas dan Moral menempati posisi yang
sangat fundamental guna terciptanya perubahan. Kemajuan gereja dan peradaban
suatu bangsa, akan menjadi tidak berarti ketika tidak memiliki akhlak atau etika.
Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi potensi (kekuatan dan
kelemahan) dan kondisi lingkungan (peluang dan tantangan).
Analisis SWOT menjadi sangat penting untuk mengetahui keadaan yang sedang
& akan dihadapi organisasi. SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan/ancaman).
Berikut ini adalah garis besar hasil identifikasi SWOT :
9
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
II.2.3. OPPORTUNITIES (Peluang)
10
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB IV
PENGORGANISASIAN PROGRAM
11
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
terstandar, serta melahirkan kader yang memiliki tingkat kemampuan managemen
yang berkualit
12
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
BAB IV
PENUTUP
13
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
USULAN DAN REKOMENDASI
USUL :
14
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
- Untuk kepengurusunan selanjutnya panitia yang belum LPJ jangan diberi tugas
kepanitiaan lainnya lagi.
- Anggota yang berstatus domisili diluar tetap akan disensus
- Pemeliharaan inventaris PPGT Jemaat Tamalanrea (termasuk disetiap
kelompok) lebih dimaksimalkan adapun peminjaman melalui sepengetahuan
pengurus.
- Ppembekalan pengurus secara berkala (sekali setahun)
- Panitia atau tim kerja yang dibentuk melaporkan pertanggungjawabannya di
awal tahun kepengurusan selambat-lambatnya bulan februari
- Pengurus terpilih agar tetap menjalin hubungan erat lewat kegiatan bersama
Rayon 1 seperti pertemuan bulananpengurus tetap mendukung seluruh
kegiatan tingkat klasis dan pusat
- Pengurus terpilih agar memperhatikan waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan
besar Gerejawi sehingga dapat disesuaikan dengan baik.
- Tetap menjalankan kerja bakti yang terjadwalkan
- Mengusulkan ke klasis menjadi tuan rumah Konprensi selanjutnya
- Mengusulkan kader-kader PPGT Jemaat tamalanrea menjadi ketua klasis
-
Rekomendasi :
15
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
STRUKTUR DAN URAIAN TUGAS
I. STRUKTUR
A. Komposisi
1. Komposisi Pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea Periode 2016-2018 Adalah sebagai
berikut:
Ketua : 1 orang
Sekretaris : 1 orang
Bendahara : 1 orang
Anggota Bidang
Coordinator : 7 orang
16
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
B. Bagan
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL SEKRETARIS
KOORDINATOR
KELOMPOK
OORDINATO
R
Wakil Koordinator
ANGGOTA
17
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
II. URAIAN
A. UMUM
1. Menjalankan tugas berdasarkan mandat Rapat Anggota (RA) IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
2. Mengkoordinasikan dan mensosialisasikan setiap kegiatan kepada anggota.
3. Bekerja sama dengan Badan Pekerja Majelis (BPM) Jemaat Tamalanrea dalam
tugas pelayanan dan pembinaan dalam jemaat.
4. Wajib menghadiri setiap rapat pengurus.
5. Bersama-sama dengan seluruh pengurus dalam penyusunan LPJ kepengurusan
6. Berkoordinasi dan bekerja sama dengan OIG lainnya
B. KHUSUS
1. Ketua PPGT-TAM
1.1. Bertanggung jawab atas kebijakan umum organisasi baik ke dalam
maupun ke luar.
1.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja
sesuai dengan Keputusan RA.
1.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada
pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja.
1.4. Mengontrol dan mengarahkan pelaksanaan Keputusan – Keputusan RA
maupun rapat pengurus.
1.5. Bersama-sama dengan bendahara mengambil kebijakan terhadap
pengelolaan keuangan organisasi berdasarkan tata kerja pengurus.
1.6. Bersama-sama dengan sekretaris menyiapkan agenda rapat, memimpin
rapat-rapat berdasarkan tata kerja pengurus, dan menyiapkan laporan
rapat.
1.7. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan
laporan.
1.8. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan tata kerja pengurus.
1.9. Bersama-sama dengan sekretaris, wakil sekretaris dan bendahara
menyiapkan laporan pelaksanaan program kerja dan keuangan.
2. Ketua bidang
2.1. Menggantikan ketua bila berhalangan berdasarkan mandat.
2.2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program kerja di bidangnya masing-
masing.
2.3. Menandatangani surat-surat organisasi berdasarkan mandat.
2.4. Membuat laporan pertangungjawaban bidangnya masing-masing.
3. Sekretaris
3.1. Bertanggung jawab atas pengorganisasian program kerja pengurus.
3.2. Memberikan pokok-pokok pikiran terhadap pelaksanaan program kerja
sesuai dengan Keputusan RA.
3.3. Memberikan gagasan berupa kebijakan – kebijakan strategis KEPada
pengurus bidang dalam menentukan prioritas kerja.
3.4. Bersama-sama dengan ketua memimpin rapat-rapat berdasarkan tata
kerja pengurus.
18
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
3.5. Bersama-sama dengan ketua menandatangani surat-surat organisasi
berdasarkan tata kerja pengurus.
3.6. Bersama-sama dengan Ketua menyiapkan agenda rapat dan menyiapkan
laporan.
3.7. Berkoordinasi dengan wakil sekertaris untuk mengerjakan surat-surat
3.8. Setiap laporan-laporan harus dilaporkan ke ketua bukan ke wakil
sekertaris.
4. Wakil Sekretaris
4.1. Bersama-sama dengan sekretaris melaksanakan tugas kesekretariatan.
4.2. Menggantikan sekretaris bila berhalangan.
4.3. Bersama-sama dengan ketua-ketua bidang memimpin rapat koordinasi
bidang.
4.4. Mengelola database dan inventari PPGT.
5. Bendahara
5.1. Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan organisasi .
5.2. Bersama-sama dengan ketua mengambil kebijakan terhadap pengelolaan
keuangan organisasi.
5.3. Membuat laporan keuangan setiap bulan untuk di audit oleh BVJ
5.4. Menyampaikan laporan keuangan pengurus yang telah diaudit oleh
badan verifikasi jemaat baik dalam rapat pengurus, BPM, maupun
Kepada anggota dalam ibadah bulanan.
5.5. Bersama-sama dengan ketua membuat laporan keuangan tahunan untuk
disampaikan kepada anggota PPGT Tamalanrea dalam Rapat Tahunan
5.6. memberikan pokok pokok pikiran tentang pengelolaan keuangan
Kepada tim/panitia yang dibentuk
5.7. bersama sama Ketua, dan sekertaris memikirkan pola pencarian dana
kreatif untuk kelancaran program kerja organisasi.
5.8. Memeriksa laporan keuangan dari setiap wakil koordinator kelompok
sebelum di verifikasi oleh BVJ Tamalanrea.
6. Anggota Bidang
6.1. membantu ketua bidang dalam melaksanakan program dibidang masing
masing
6.2. bekerja sama dengan ketua bidang mempersiapkan laporan kegiatan
dibidang masing masing
7. Koordinator kelompok
7.1. bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di kelompoknya
7.2. menjadi penghubung informasi dan komunikasi antara pengurus dan
anggota di kelompoknya
7.3. melaksanakan tugas tugas lain yang diberikan pengurus.
7.4. Bersama-sama wakil coordinator, dan anggota bidang untuk
menjalankan program kerja di kelompok masing-masing.
7.5. Bersama-sama dengan wakil koordinator untuk membuat jadwal
kebaktian di kelompok masing-masing.
19
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
7.6. Bersama-sama wakil koordinator melaporkan posisi atau keadaan
keuangan kelompok.
20
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
KRITERIA DAN MEKANISME PEMILIHAN PENGURUS
PPGT JEMAAT TAMALANREA PERIODE 2016-2018
A. KRITERIA UMUM
1. Anggota sidi atau baptis dewasa.
2. Menerima AD/ART PPGT, Pengakuan Gereja Toraja dan Tata Gereja-gereja
Toraja.
3. Anggota Biasa PPGT Jemaat Tamalanrea
4. Telah atau akan mengikuti jenjang pengkaderan formal (LKPD) dan dinyatakan
Lulus pada tahun pertama Kepengurusan dalam lingkup Gereja Toraja.
5. Mempunyai loyalitas, integritas dan visi pengabdian yang tinggi terhadap
PPGT.
6. Tidak sedang kena disiplin gerejawi.
7. Bersedia berdomisili selama periode kepengurusan di wilayah pelayanan
Jemaat Tamalanrea dan atau dalam wilayah pelayanan Klasis Makassar
berdasarkan komitmen yang dinyatakan.
8. Khusus untuk Kordinator dan wakil koordinator harus berada dalam lingkup
pelayanan kelompok masing-masing
B. KRITERIA KHUSUS
1. Ketua
1.1. mempunyai jiwa kepemimpinan kristen
1.2. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea
1.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
1.4. menghadiri serta mengikuti secara aktif, rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
1.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain.
2. Sekretaris
2.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea
2.2. mampu melaksanakan tugas kesekretariatan
2.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
2.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
2.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain
3. Bendahara
3.1. pernah menjadi pengurus PPGT Jemaat Tamalanrea atau pernah menjadi
Bendahara Kepanitiaan di lingkup pelayanan PPGT.
3.2. memahami dan mampu mengelola keuangan dan tidak pernah terlibat
dalam masalah keuangan.
3.3. telah dinyatakan lulus LKPD dan LKPL
3.4. menghadiri seta mengikuti secara aktif rapat anggota IX PPGT Jemaat
Tamalanrea.
3.5. tidak sedang menjabat pengurus inti atau ketua bidang pada organisasi lain
21
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
C. TATA CARA PEMILIHAN KETUA, SEKRETARIS, BENDAHARA PPGT Tamalanrea
Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara PPGT jemaat tamalanrea periode 2016
– 2018 dilakukan secara terpisah. Adapun tahap-tahap pemilihan dilakukan sebagai
berikut :
2. Jika poin 1 tidak terpenuhi maka setiap peserta RA ( Anggota Biasa PPGT
Jemaat Tamalanrea ) mengajukan 1 nama bakal calon pada kertas yang di
stempel yang disediakan oleh tim kerja.
- Semua nama-nama yang tertulis dinyatakan sebagai bakal calon.
- Bakal calon dimintai kesediaan.
- Bakal calon yang telah menyatakan kesediaannya dinilai berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan.
- Bakal calon yang memenuhi kriteria dinyatakan sebagai calon.
- Jika hanya 1 (satu) orang yang bersedia dan hanya 1(satu) orang yang
memenuhi kriteria maka akan di tetapkan sebagai pengurus terpilih. Tetapi
jika lebih dari 1 (satu) orang maka para calon tersebut diberikan waktu (5
menit) untuk bermusyawarah sesama calon.
- Jika tidak mendapatkan kata mufakat dalam musyawarah maka akan
dilanjutkan pada tahap berikutnya.
3. Setiap peserta RA (Anggota biasa PPGT JT) menulis satu nama calon pada
kertas yang distempel yang disediakan oleh tim kerja.
4. Jumlah suara dihitung dan dibacakan oleh saksi yang ditunjuk oleh pimpinan
sidang.
5. Calon yang mendapatkan suara terbanyak mutlak (1/2+1 ) suara sah
dinyatakan sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara terpilih.
6. Jika point 5 belum tercapai maka dilakukan pemilihan ulang yang diikuti oleh
2 calon yang memiliki jumlah suara paling besar.
7. Jika pemilihan sudah diulang 2 kali dan hasilnya tetap sama, maka pimpinan
sidang mengambil keputusan setelah mendengarkan nasehat dan pertimbangan
dari penasehat RA IX.
8. Suara dinyatakan tidak sah jika :
- Nama calon tidak jelas
- Terdapat lebih dari 1 nama calon di kertas pemilihan
22
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT
- Kertas tidak terstempel
- Kertas dikembalikan dalam keadaan kosong
D. TATA CARA PEMILIHAN FORMATUR
1. Anggota formatur terdiri dari tujuh orang, 1 (satu) orang pimpinan sidang, 1
(satu) orang dari pengurus demisioner, 1 (satu) orang yang dipilih oleh peserta
sidang, ketua, sekretaris, bendahara PPGT Jemaat Tamalanrea yang terpilih dan
1 (satu) orang penasehat.
2. Formatur bertugas melengkapi struktur Pengurus PPGT TAMALANREA Periode
2016-2018, 21 (dua puluh satu) hari setelah pelaksanaan Rapat Anggota.
3. Tim formatur bertugas sebagai pembuat Surat Permohonan pengajuan SK
Pembentukan Pengurus PPGT periode 2016-2018 dan menjadwalkan
pelantikan PPGT Tamalanrea.
23
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN RAPAT ANGGOTA IX PPGT-JT