Menyusun Resensi Novel Sang Pemimpi
Menyusun Resensi Novel Sang Pemimpi
Menyusun Resensi Novel Sang Pemimpi
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
ANGGOTA:
1. FAYZA MUTHIA RAHMANDA PUTRI
2. PUJI ROYANI
3. REINDRA PRASISTA BISMA
KELAS:
XI IPA 5
Dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya
tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa
berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa surat kabar
maupun majalah. Resensi digelar di kampus, televisi, radio, toko buku, ataupun internet. Bahkan
sebagian besar surat kabar telah menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang
masalah perbukuan ini.
Dalam kegiatan resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang
seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca. Resensi
diperlukan untuk mengetahui informasi dari sebuah buku atau film. Melalui resensi, masyarakat
pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk dibaca dengan
berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut. Menulis resensi berarti
menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan
berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera
pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi
kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi yaitu pengertian
atau definisi ,tujuan resensi dan sebagainya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian resensi
2. Untuk mengetahui tujuan resensi
3. Untuk mengetahui unsur-unsur resensi
4. Untuk megetahui langkah-langkah menyusun resensi
5. Untuk menyusun ulasan atau resensi terhadap novel Sang Pemimpi
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Berikut adalah tujuan
resensi :
Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku, yaitu diantaranya :
a. Membuat judul resensi. Judul yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti
tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal
yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. Deskripsi, judul buku,
nama pengarang (atau penyunting), nama penerbit, tahun terbit, kota tempat
penerbitan, jumlah halaman, dan harga buku (boleh dicantumkan atau tidak). Ini disebut heading
dan biasanya dicantumkan di awal resensi. Misalnya: Makna Cinta dan Perkawinan di Era
Globalisasi, Dian Kencana Dewi, Bandung: Unpad Press, 2005,vii + 237 hlm.
b. Alinea pembuka. Alinea pembuka atau lead ini bersifat sebagai pemancing agar pembaca mau
membaca resensi. Dalam membuat lead, peresensi, misalnya mampu mengaitkan isi buku dengan
konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat, misalnya: buku bertema tentang korupsi
siterbitkan ketika sedang ramai-ramainya pengadilan kasus korupsi. Lead bersama judul
berfungsi penting sebagai penarik minat pembaca.
c. Deskripsi atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi merangkum isi atau esensi buku
secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat menilai suatu buku jika gambaran ringkas isinya
pun ia belum mengetahuinya. Dalam merangkum tentang isi buku, peresensi boleh mengutip satu
atau dua kalimat atau alinea yang menarik dari buku untuk memperjelas gambaran isinya.
• Judul buku (apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan, jika demikian tuliskan juga judul
aslinya.
• Pengarang (kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera
pada buku).
• Penerbit.
• Tebal buku.
e. Komentar, evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi
mengomentari dan menilai suatu buku dari berbagai aspek: aspek luar dan isi. Karena
keterbatasan ruang di media cetak, tentu tidak perlu seluruh aspek tersebut dibahas secara rinci.
Peresensi boleh memilih aspek- aspek mana yang menurutnya paling penting untuk diulas dan
disampaikan kepada pembaca.
f. Kalimat penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi kadang-kadang
secara tegas merekomendasikan bahwa buku bersangkutan memang layak atau tidak layak
dibaca. Kadang-kadang, rekomendasi tegas semacam itu tidak diungkapkan, karena pembaca
dianggap telah dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan panjang sebelumnya.
g. Identitas peresensi juga dicantumkan di bagian akhir resensi. Manfaatnya yaitu untuk
menunjukkan kredibilitas peresensi dalam meresensi buku bertema tertentu. Misalnya di akhir
sebuah resensi tentang buku kehumasan, identitas peresensi disebutkan: Dian Eka Puspita Sari,
Staf Humas Trans TV. Artinya, peresensi ingin menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi
Humas dan karena itu memiliki cukup kemampuan untuk meresensi buku bertema Kehumasan.
2.4 Langkah-Langkah menyusun resensi
2. Menentukan tujuan resensi buku dibuat, akan dikirim kemana resensi tersebut.
4. Menuliskan identitas buku secara lengkap; judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan
dan tebal halaman buku.
5. Membaca buku secara keseluruhan dan memahami isi buku secara cermat.
6. Menandai atau membuat catatan singkat mengenai bagian-bagian penting dalam buku
tersebut.
a.Identitas Novel
b.Sinopsis
Bercerita tentang tiga orang pemimpi yang setelah tamat SMP melanjutkan ke SMA Bukan
Main.Ikal, salah satu dari anggota Laskar pelangi, Arai saudara sepupu Ikal yang sudah yatim
piatu sejak SD dan tinggal dirumah Ikal, sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh ayah dan ibu
Ikal dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta yang diangkat karena yatim piatu sejak kecil.
Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan kepada Jimbron, ia malah
mengantarkan jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal begitu pintar disekolahnya, sedangkan Jimbron sang penggemar kuda ini biasa-
biasa saja. Malah menduduki peringkat 78 dari 160 siswa. Sedangkan Arai dan Ikal selalu berada
diurutan terdepan. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka
tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Arai dan ikal mempunyai mimpi yang tinggi yaitu
mereka ingin melanjutkan study ke Sarbonne, Perancis. Mereka terpukau dengan cerita pak
Belia, guru seninya yang selalu menyebut-nyebut keindahan kota itu. Kerja keras menjadi kuli
mulai pukul 2 sampai pukul 7 pagi dan dilanjutkan dengan menuntut ilmu di SMA Bukan Main.
Itulah perjuangan ketiga sang pemimpi itu. Ketiganya mati-matian menabung untuk mewujudkan
cita-citanya. Meskipun kalau dipikir dengan logika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk
mencapai kesana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terpatahkan serta kerja kerasnya yang dilakukan
dengan sepenuh hati.
Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi
pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi
tabungannya selama ini, kepada Ikal dan Arai. Dia yakin bahwa Arai dan Ikal akan sampai ke
Perancis, maka jiwa Jimbron akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan Arai dan Ikal luntang-
lantung di Bogor mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Akhirnya setelah banyak pekerjaan
yang tidak menerimanya, Ikal diterima menjadi tukang sortir ( tukang pos ) dan Arai
memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal berhasil kuliah di fakultas
ekonomi UI, dan setelah lulus ia mengikuti seleksi beasiswa S2 ke Eropa dan beribu-ribu pesaing
lainnya berhasil ia singkirkan, dan akhirnya sampai pada tahap seleksi 15 besar.
Saat wawancara, tidak disangka, profesor penguji begitu terpukau dengan proposal riset yang
diajukan oleh Ikal. Meskipun hanya berlatar belakang sarjana ekonomi yang masih bekerja
sebagai tukang sortir, proposalnya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang
sangka Ikal pun mengikuti dan berhasil masuk 15 besar dalam memperebutkan beasiswa S2 ke
Eropa. Bertahun-tahun tanpa kabar, akhirnya mereka berdua dipertemukan kembali dalam suatu
forum yang begitu hebat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah
direncanakannya bertahun-tahun. Ternyata Arai kuliah di Universitas Mulawarman dan
mengambil jurusan Biologi. Tak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu hebat, dan
membuat sang penguji terkejut karena menghasilkan teori baru.
Sambil menunggu surat keputusan beasiswa itu, mereka pulang ke kampungnya di Belitong. Dan
setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya surat hasil keputusan beasiswa itu pun tiba, mereka
berdebar-debar membuka isi surat tersebut. Tetapi Arai juga merasa sedih karena dia sangat
merindukan orang tuanya. Ia sangat ingin membuka surat itu bersama kedua orang tuanya.
Kegelisahan dimulai, akhirnya surat itu menyatakan bahwa Arai dan Ikal berhasil lulus
mendapatkan apa yang dicita-citakan yaitu beasiswa ke Eropa tepatnya dikota impian mereka,
Sarbonne. Ternyata inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka selama ini. Kedua sang pemimpi
ini di terima di universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segala mimpi-mimpi mereka.
Disinilah perjuangan dari mimpi-mimpi mereka itu dimulai.
c.Kelebihan Novel
Penulis membuat novel sangat bagus dan membuat pembaca terbawa dalam alur
cerita.Menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan berkelas, sehingga pembaca merasakan
sensasi di sepanjang cerita.
d.Kelemahan Novel
Terdapat kesulitan dalam mengartikan bahasa daerah didalam novel,karna penulis tidak
mencantumkan keterangan yang menjelaskan arti dari bahasa daerah yang terdapat dalam novel
tersebut.
KESIMPULAN
Novel ini sangatlah menarik untuk dibaca.Novel ini juga cocok untuk semua kalangan karena
memiliki alur cerita yang bagus dan memotivasi pembaca.Namun, perlu pemahaman yang luar
biasa untuk memahami isi ceritanya. Dalam membaca novel ini alangkah baiknya tidak dibaca
hanya 1 kali, perlu beberapa kali agar kita faham akan isi novel ini.