Lap Akhir Direct Test

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

M – XI

UJI GESER LANGSUNG UU


(UNCONSOLIDATED UNDRAINED DIRECT SHEAR TEST)

11.1 Tujuan
Tujuan dari uji geser langsung UU ini adalah:
1. Untuk mendapatkan nilai kohesi dan sudut gesek dalam tanah.
2. Untuk mendapatkan nilai tegangan normal dan beban horizontal.
3. Untuk mengetahui besaran pergerakan vertikal melalui pembacaan dial
gauge pergerakan vertikal.

11.2 Landasan Teori


11.2.1 Pengertian
Pada pengujian direct shear kekuatan geser tanah diperoleh dengan cara
menggeser contoh tanah yang diberi beban normal (N). Kekuatan tanah yang
diperoleh dari percobaan tersebut adalah dalam kondisi drained, karena air
didalam pori tanah diijinkan keluar selama pembebanan. oreh karena itu
percobaan direct shear pada umumnya digunakan untuk tanah pasir (granular).
Hubungan antara besarnya gaya geser (T) dan beban normal (N) dipresentasikan
dalam grafik untuk menentukan parameter kohesi (c) dan sudut geser-dalam
tanah. Agar diperoleh hasil yang akurat, maka pengujian dilakukan minimum 3 kali
dengan beban normal yang berbeda-beda.

Sumber : BudiGototS, 2011


Gambar 11.1
Pengujian Direct Shear

MXI-1
MXI-2

Dapat diperhatikan skema pembebanan pada gambar dibawah ini bahwa


tegangan normal dan tegangan geser menekan memberi geseran dari sampel uji
tanah yang digunakan.

Sumber : BudiGototS, 2011


Gambar 11.2
Skema Pembebanan
Pemeriksaan dapat dibuat pada semua jenis tanah dan pada contoh tanah
asli (undistrub) atau contoh tanah tidak asli (disturb). Kekuatan geser dapat diukur
langsung dengan pemberian beban konstan vertikal (normal) pada sampel dan
pemberian gaya geser tertentu dengan kecepatan konstan dan perlahan-lahan
untuk menjaga tegangan air pori tetap nol hingga tercapai kekuatan geser
maksimum. Pada uji ini tegangan normal (N) pada benda uji diberikan dari atas
kotak geser. Gaya geser diterapkan pada setengah bagian kotak geser. Selama
pengujian perpindahan (∆L) akibat gaya geser benda uji dicatat.
Peralatan pengujian meliputi kotak geser dari besi, yang berfungsi sebagai
tempat benda uji. Kotak geser tempat benda uji dapat berbentuk bujursangkar
maupun lingkaran, dengan luas kira-kira 10,35 cm2 sampai 25,8 cm2 dengan tinggi
2,54 cm. kotak uji diberikan dari atas kotak geser, untuk memberikan geseran pada
tengah-tengah benda uji.

Sumber : HardiyatmoHR, 2002


Gambar 11.3
Skematik Alat Uji Geser Langsung
MXI-3

Pada benda uji yang kering. kedua batu tembus air (porous) tidak
diperlukan. Selama pengujian, perpindahan (∆L) akibat gaya geser dari setengah
bagian atau kotak geser dan perubahan tebal benda uji dicatat. Alat uji geser
langsung dapat berbentuk bujur sangkar. Kotak pengujian dapat bervariasi dari
yang luasnya 100 x 100 mm2 sarnpai 300 x 300 mm2. Kotak geser dengan ukuran
yang besar digunakan untuk uji tanah dengan butiran yang berdiameter lebih
besar.
Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri dari dua bagian atau
komponen, yaitu :
1. Gesekan dalam, yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja
pada bidang geser.
2. Kohesi yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya tanah pada
umumnya digolongkan sebagai berikut :
a. Tanah berkohesi atau berbutir halus (misal lempung)
b. Tanah tidak berkohesi atau berbutir kasar (misal pasir)
c. Tanah berkohesi-gesekan, ada c dan ∅ (misal lanau)
Hubungan persamaan ini digambarkan pada kurva berikut ini:

Sumber : Katia,2010
Gambar 11.4
Kurva Uji Kuat Geser UU
Tergantung dari jenis alatnya, uji geser ini dapat dilakukan dengan cara
tegangan geser terkendali ,dimana penambahan gaya geser dibuat konstan dan
diatur atau dengan cara regangan terkendali dimana kecepatan geser yang diatur.
Terdapat beberapa batasan atau kekurangan dalam uji geser
langsung,antara lain:
1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (failure) pada
bidang yang telah ditentukan sebelumnya.
MXI-4

2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak unifonn.


3. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada gerakan
maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari
bidang-bidang tegangan utama berotasi ketika regangan geser ditambah.
6. Drainase tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan kecepatan
penggeserannya.
7. Luas bidang kontak. antara tanah di kedua setengah bagian kotak geser
berkurang ketika pengujian berlangsung. Koreksi mengenai kondisi ini
diberikan oleh Pettley (1966). Tetapi pengrunya sangat kecil pada hasil
pengujian hingga dapat diabaikan.
Harga – harga yang umum dari sudut geser internal kondisi drained untuk
pasir dan lanau dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11.1
Tipe Tanah Beserta Sudut Gesek Dalamnya

Tipe Tanah Sudut Geser Dalam ()


Pasir : butiran bulat
Renggang /lepas 27 – 30
Menengah 30 – 35
Padat 35 – 38
Pasir : butiran bersudut
Renggang / lepas 30 –35
Menengah 35 – 40
Padat 40 – 45
Kerikil bercampur pasir 34 – 48
Lanau 26 – 35
Sumber : Katia,2010

11.3. Alat dan Bahan


11.3.1 Alat
Alat yang akan digunakan dalam pengujian geser langsung UU ini adalah:
1. Shear bo/kotak geser
2. Bagian untuk menggeser shear box
3. Proving ring
MXI-5

4. Dial gauge vertikal dan horizontal


5. Beban konsolidasi
6. Batu pori tidak berkarat (k=0,1 cm/det)
7. Plat besi
8. Cylinder ring
9. Dolly
10. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr
11. Kertas saring
12. Oven
13. Stopwatch
14. Pisau atau palet
15. Jangka sorong

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Foto 11.1
Peralatan UU Direct Shear Test
11.3.2 Bahan
Bahan atau sampel yang digunakan dalam pengujian geser langsung UU
adalah tanah kohesif dan non kohesif dengan dimensi yang disesuaikan dengan
cylinder ring. Sampel tanah harus respresentatif atau mewakili kondisi yang
sebenarnya dilapangan.
MXI-6

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Foto 11.2
Sampel UU Direct Shear Test

11.4 Prosedur Pengujian


Pengujian kuat geser langsung UU ini dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Lakukan pengambilan sampel tanah yang representatif menggunakan
cylinder ring lalu ukur dimensinya. Sampel tanah dapat berupa sampel
tanah kohesif maupun non kohesif.
a. Contoh tanah non kohesif dibentuk dengan langsung dengan
meletakkan tanah non kohesif pada shear box dengan kepadatan yang
sesuai tanah asli atau sesuai dengan kepadatn tanah kompaksi. Berat
contoh tanah harus ditimbang.
b. Contoh tanah kohesif dibentuk dengan menekan ring contoh tanag
kedalam tabung sampel. Setelah kedua sisinya dipotong dan dirapikan,
maka contoh tanah ditimbang beratnya, supaya dapat diketahui berat
isi dan kadar air awalnya. Selanjutnya contoh tanah dipindahkan
kedalam shear box dengan cara menekan contoh tanah yanga da di
dalam ring dengan dolly atau tangan. Contoh tanah kohesif kompaksi
degan kepadatan tertentu dibentuk didalam ring contoh tanah. Dicari
dahulu berat contoh tanah yang harus diisikan agar diperoleh
kepadatan yang dimasukkan.
2. Persiapkan alat pengujian, dimana sebelum mengoperasikan alat uji geser
langsung UU, pertama-tama harus melakukan pemeriksaan terhadap
beberapa aspek, meliputi:
MXI-7

a. Ketersedian minyak pelumas


b. Kesesuaian sumber arus listrik yang digunakan
c. Lengan beban dalam kedudukan horizontal. Penyetelan dilakukan
dengan memperhatikan counter balanced lever loading arm
3. Keluarkan shear box dari tempat airnya.
a. Jadikan satu shear box bagian atas dan bawah dngan memasang baut
penguncinya
b. Masukkan pelat dasar pada bagian paling bawah dari shear box lalu
kencangkan.
c. Pasang batu pori yang sebelumnya telah dicelupkan dalam aquades
atau direbus dahulu untuk mengeluarkan udara yan ada didala pori-
porinya.
d. Diatas batu pori diberikan kertas saring yang sebelumnya juga telah
dicelupkan dalam aquades. Dan diatas kertas saring ini dimasukkan
pelat berlubang yang beralur, alur ini harus menghadap keatas dan
arah alurnya harus tegak lurus arah pergeseran, hal ini dimaksudkan
agar contoh tanah benar-benar terjepit secara kuat pada waktu
dilakukan penggeseran.
e. Masukkan kembali shear box kedalam tempat airnya. Dan tempatkan
kedudukannya dengan mengencangkan dua buah baut penjepit yang
ada.
4. Masukkan contoh tanah kedalam shear box. Atur alat pelat pendorong
tepat menempel pada shear box bagian bawah. Cara menggerakkannya
ialah:
a. Lepaskan kunci penggerak manual dengan menarik clutch, sekarang
penggeser dapat digerakkan dengan memutar handwheel. Memutar
handwheel searah jarum jam akan menyebabkkan pergeseran ke
kanan/maju dan sebaliknya.
b. Setelah penggeser tepat bersinggungan dengan shear box bagian
bawah, maka kembalikan lagi clutch pada kedudukan terkunci, yaitu
dengan jalan menarik dan memutarnya.
5. Piston proving ring diatur agar tepat menyinggung shear box bagian atas,
ini berarti proving ring belum menerima beban. Jadi proving ring juga harus
diatur tepat pada nol, demikian jua dial pengukur deformasi horizontal.
MXI-8

6. Atur kedudukan loading yoke dalam posisi kerja, tempatkan juga


kedudukan dial untuk mengukur deformasi vertikal. Atur keduukan dial ini
pada posisi tertentu.
7. Siapkan beban konsolidasinya. Lengan pembacaan ni mempuyai
perbandingan Panjang 1:10, jadi beban yang bekerja juga mempunyai
perbandingan 1:10. Beban konsolidasi yang digunakan adalah 2 kg, 4 kg
dan 8 kg.
8. Contoh tanah siap digeser dengan lebih dahulu menentukan kecepatan
penggeserannya.
9. Atur susunan gigi agar kecepatan penggeseran sesuai dengan yang
diinginkan. Kecepatan penggeseran yang umumnya dipakai ialah 0,3
mm/menit.
10. Periksa sekali lagi apakah jarum dial provig ring dan dial deformasi
horizontal tepat pada posisi normal.
11. Lepaskan kedua baut yang menyatukan shear box atas dan bawah.
Periksa juga clutch apakah sudah terkunci.
12. Hidupkan tombel power sehingga lampu indicator akan menyala.
Penggeseran dapat dimulai dengan menekan tombol B D, karena posisi
gigi pada D.
13. Lakukan pencatatan waktu pada data penggeseran dimulai dan amati
bahwa jarum dial proving ring dan dial deformasi horizontal mulai bergerak,
apabila kedua jarum dial tersebut tidak bergerak berarti ujung dial tersebut
belum menyentuh, hentikan dengan mematikan tombol B D, dan atur ujung
dial pada kedudukan yang tepat.
14. Lakukan pembacaan dan pencatatan dial proving ring, dial deformasi
vertikal atau dial settlement, tiap dial deformasi horizontal bergerak 20
divisi.
15. Lakukan pembebanan sampai contoh tanah runtuh, yang dapat diketahui
dari dial proving ring yang mulai turun. Setelah mencapai maksimum
laukan pembacaan terus sebanyak 4 kali. Atau hentikan penggeseran jika
dial proving ring sudah mencapai 670 div.
16. Setelah penggeseran selesai, maka kembalikan shear box pada kondisi
sebelum digeser, dengan menggerak mundur secara manual. Lepaskan
beban konsolidasi dan keluarkan shear box dari tempatnya.
MXI-9

17. Keluarkan contoh tanah dari shear box, timbang berat contoh tanah ini dan
masukkan oven selama 24 jam dalam suhu 105°C, untuk mengetahui
kadar air akhirnya.
18. Ulangi semua prosedur diatas dengan dua buah contoh tanah lagi, namun
dengan menggunakan beban yang berbeda.

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Gambar 11.5
Diagram Alir UU Direct Shear Test

11.5 Rumus Yang Digunakan


Rumus yang digunakan untuk menentukan hasil uji triaxial tanah dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
1. Beban Horizontal
F=Loading dial (div)x kalibrasi.................................(11.1)
Keterangan :
F = Gaya geser (kg)
∆L = Perpendekan aksial (cm)
2. Koreksi Luas Penampang
a. Sampel tanah persegi empat
Ac = a(a-δ) ................................................(11.2)
MXI-10

Keterangan :
Ac = Area correction
a = Panjang sisi (cm)
b. Sampel tanah silinder
D2 δ
Ac= (θ- sin θ) ..........................................(11.3)
2 D
δ
θ = cos-1( )(radian) .......................................(11.4)
D
Keterangan :
Ac = Area correction
D = Diameter (cm)
𝛿 = Pergeseran (cm)
3. Tegangan Geser
F
τ= ....................................................(11.5)
A
Keterangan :
τ = Tegangan geser (kg/cm2)
F = Gaya geser (kg)
A = Luas penampang (cm2)
4. Tegangan Normal
mxg
σc= .....................................................(11.6)
A
Keterangan :
σc = Tegangan normal (N)
m = Beban (kg)
g = gravitasi (m/s2)
A = Luas penampang (mm)
MXI-11

11.6 Data Hasil Percobaan


1. Sampel 1 (LT/DST/1-1/1/2018)
Tabel 11.2
Data Pengujian Sampel 1
Peralihan Peralihan
Time
Horizontal Vertikal
20 12 8
40 19 14
60 21 15
80 24 16
100 25 17
120 27 19
140 29 20.5
160 30 21
180 31 23
200 32 23
220 33 24.5
240 33 25
260 33.5 26
280 33.5 26.5
300 33.5 27.5
320 33.5 28.5
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018
2. Sampel 2 (LT/DST/1-1/2/2018)
Tabel 11.3
Data Pengujian Sampel 2
Peralihan Peralihan
Time
Horizontal Vertikal
20 9 1
40 15 1.5
60 20 1.5
80 24 2.5
100 27 3
120 30 5
140 32 8
160 33 10
180 35 12
200 35.5 13
220 38 13.5
240 38.5 14
260 39.5 20
280 40 21
300 40.5 24
320 41 25
340 41 26
360 41 27
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018
MXI-12

3. Sampel 2 (LT/DST/1-1/2/2018)
Tabel 11.4
Data Pengujian Sampel 3
Peralihan Peralihan
Time
Horizontal Vertikal
20 9 5
40 18 5
60 22 6
80 27 8
100 31 10
120 34 12
140 38 16
160 43 18
180 46 20
200 46.5 23
220 52 26
240 54 29
260 57 31
280 59 33
300 61 35
320 63 38
340 65 40
360 66 42
380 69 45
400 70 47
420 72 49
440 73.5 50
460 75 52
480 76 52
500 78 52
520 81 52
540 84 52
560 85 52
580 86 53
600 86 53
620 86 53
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018

11.7 Pengolahan Data


Perhitungan :
1. Perhitungan Sampel 1
LT/DST/1-1/1/2018
Tinggi sampel : 6,3 cm
Diameter sampel : 2,135 cm
1
Luas : π D2
4
MXI-13

1 22
: x x 6,32
4 7
: 31,19 cm2
a. Beban Horizontal
F(kg) = Loadign dial (div) x kalibrasi
kg
 F20 = 20 div x 0,0604
div
= 12,08 kg
kg
 F40 = 40 div x 0,0604
div
= 24,16 kg
kg
 F60 = 60 div x 0,0604
div
= 36,24 kg
b. Tegangan Geser
W
τ=
A
12,08 kg
 τ20 =
31,19 cm2
kg
= 0,39
cm2
24,16 kg
 τ40 =
31,19 cm2
kg
= 0,77
cm2
36,24 kg
 τ60 =
31,19 cm2
kg
= 1,16
cm2
c. Tegangan Normal
Beban
σc =
A
2 kg
 σc =
31,19 cm2
kg
= 0,06
cm2
MXI-14

2. Perhitungan Sampel 2
LT/DST/1-1/2/2018
Tinggi sampel : 2,1 cm
Diameter sampel : 6,2 cm
1
Luas : π D2
4
1 22
: x x 6,22
4 7
: 30,20 cm2
a. Beban Horizontal
F(kg) = Loading dial (div) x kalibrasi
kg
 F20 = 20 div x 0,0604
div
= 12,08 kg
kg
 F40 = 40 div x 0,0604
div
= 24,16 kg
kg
 F60 = 60 div x 0,0604
div
= 36,24 kg
b. Tegangan Geser
W
τ=
A
12,08 kg
 τ20 =
30,20 cm2
kg
= 0,40
cm2
24,16 kg
 τ40 =
30,20 cm2
kg
= 0,80
cm2
36,24 kg
 τ60 =
30,20 cm2
kg
= 1,20
cm2
MXI-15

c. Tegangan Normal
Beban
σc =
A
4 kg
 σc =
30,20 cm2
kg
= 0,13
cm2
3. Perhitungan Sampel 3
LT/DST/1-1/3/2018
Tinggi sampel : 2,17 cm
Diameter sampel : 6,3 cm
1
Luas : π D2
4
1 22
: x x 6,32
4 7
: 30,20 cm2
a. Beban Horizontal
F(kg) = Loadign dial (div) x kalibrasi
kg
 F20 = 20 div x 0,0604
div
= 12,08 kg
kg
 F40 = 40 div x 0,0604
div
= 24,16 kg
kg
 F60 = 60 div x 0,0604
div
= 36,24 kg
b. Tegangan Geser
W
τ=
A
12,08 kg
 τ20 =
31,19 cm2
kg
= 0,39
cm2
24,16 kg
 τ40 =
31,19 cm2
MXI-16

kg
= 0,77
cm2
36,24 kg
 τ60 =
31,19 cm2
kg
= 1,16
cm2
c. Tegangan Normal
Beban
σc =
A
2 kg
 σc =
31,19 cm2
kg
= 0,06
cm2
 Nilai Kohesi (C) = 4,3 cm
 Nilai Sudut Gesek Dalam
1,6 cm
= arc tan θ =
2 cm
θ = 38,66°
 Sketsa sampel tanah yang mengalami penggeseran

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Gambar 11.6
Sketsa Sampel
MXI-17

11.8 Data Hasil Perhitungan


1. Sampel 1 (LT/DST/1-1/1/2018)
Tabel 11.5
Data Hasil Perhitungan Sampel 1
Peralihan Peralihan Beban Tegangan Tegangan
Time
Horizontal Vertikal Horizontal Geser Normal
20 12 8 12.08 0.39 0.06
40 19 14 24.16 0.77 0.06
60 21 15 36.24 1.16 0.06
80 24 16 48.32 1.55 0.06
100 25 17 60.40 1.94 0.06
120 27 19 72.48 2.32 0.06
140 29 20.5 84.56 2.71 0.06
160 30 21 96.64 3.10 0.06
180 31 23 108.72 3.49 0.06
200 32 23 120.80 3.87 0.06
220 33 24.5 132.88 4.26 0.06
240 33 25 144.96 4.65 0.06
260 33.5 26 157.04 5.03 0.06
280 33.5 26.5 169.12 5.42 0.06
300 33.5 27.5 181.20 5.81 0.06
320 33.5 28.5 193.28 6.20 0.06
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018

2. Sampel 2 (LT/DST/1-1/2/2018)
Tabel 11.6
Data Hasil Perhitungan Sampel 2
Peralihan Peralihan Beban Tegangan Tegangan
Time
Horizontal Vertikal Horizontal Geser Normal
20 9 1 12.08 0.40 0.13
40 15 1.5 24.16 0.80 0.13
60 20 1.5 36.24 1.20 0.13
80 24 2.5 48.32 1.60 0.13
100 27 3 60.40 2.00 0.13
120 30 5 72.48 2.40 0.13
140 32 8 84.56 2.80 0.13
160 33 10 96.64 3.20 0.13
180 35 12 108.72 3.60 0.13
200 35.5 13 120.80 4.00 0.13
220 38 13.5 132.88 4.40 0.13
240 38.5 14 144.96 4.80 0.13
260 39.5 20 157.04 5.20 0.13
280 40 21 169.12 5.60 0.13
300 40.5 24 181.20 6.00 0.13
320 41 25 193.28 6.40 0.13
340 41 26 205.36 6.80 0.13
360 41 27 217.44 7.20 0.13
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018
MXI-18

3. Sampel 3 (LT/DST/1-1/3/2018)
Tabel 11.7
Data Hasil Perhitungan Sampel 3
Peralihan Peralihan Beban Tegangan Tegangan
Time
Horizontal Vertikal Horizontal Geser Normal
20 9 5 12.08 0.39 0.26
40 18 5 24.16 0.77 0.26
60 22 6 36.24 1.16 0.26
80 27 8 48.32 1.55 0.26
100 31 10 60.40 1.94 0.26
120 34 12 72.48 2.32 0.26
140 38 16 84.56 2.71 0.26
160 43 18 96.64 3.10 0.26
180 46 20 108.72 3.49 0.26
200 46.5 23 120.80 3.87 0.26
220 52 26 132.88 4.26 0.26
240 54 29 144.96 4.65 0.26
260 57 31 157.04 5.03 0.26
280 59 33 169.12 5.42 0.26
300 61 35 181.20 5.81 0.26
320 63 38 193.28 6.20 0.26
340 65 40 205.36 6.58 0.26
360 66 42 217.44 6.97 0.26
380 69 45 229.52 7.36 0.26
400 70 47 241.60 7.75 0.26
420 72 49 253.68 8.13 0.26
440 73.5 50 265.76 8.52 0.26
460 75 52 277.84 8.91 0.26
480 76 52 289.92 9.30 0.26
500 78 52 302.00 9.68 0.26
520 81 52 314.08 10.07 0.26
540 84 52 326.16 10.46 0.26
560 85 52 338.24 10.84 0.26
580 86 53 350.32 11.23 0.26
600 86 53 362.40 11.62 0.26
620 86 53 374.48 12.01 0.26
Sumber : DataPraktikumGeomekanika, 2018
MXI-19

11.9 Grafik Hasil Percobaan


1. Grafik Horizontal Terhadap Vertikal

Horizontal Terhadap Vertikal


60

50

40
Vertikal

30 Sampel 1

sampel 2
20
Sampel 3

10

0
0 20 40 60 80 100
Horizontal

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Grafik 11.1
Horizontal Terhadap Vertikal
2. Grafik Horizontal Terhadap Tegangan Geser

Horizontal Terhadap Tegangan Geser


14.00

12.00

10.00
Tegangan Geser

8.00
sampel 1

6.00 sampel 2

sampel 3
4.00

2.00

0.00
0 20 40 60 80 100
Horizontal
Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Grafik 11.2
Horizontal Terhadap Tegangan Geser
MXI-20

3. Grafik Tegangan Normal Terhadap Tegangan Geser

Tegangan Normal Terhadap Tegangan Geser


14

12 y = 1.0018x + 3.795
R² = 0.9708
10
Tegangan Geser

6 Series1
Linear (Series1)
4

0
0 2 4 6 8 10
Tegangan Normal

Sumber : DataPraktikumGeomekanika,2018
Grafik 11.3
Tegangan Normal Terhadap Tegangan Geser

11.10 Analisis
Dari pengujian kali ini dapat dianalisis bahwa pada UU direct shear test iini
ialah penambahan beban yang dilakukan pada saat pengujian dapat
mempengaruhi tegangan geser yang dihasilkan, semakin berat pembebanan
semakin besar tegangan geser yang didapatkan, pada sampel LT/DST/1-1/1/2018
didapatkan tegangan geser maksimum sebesar 6,20 kg/cm2, pada sampel
LT/DST/1-1/2/2018 didapatkan tegangan geser maksimum sebesar 7,20 kg/cm2
dan pada sampel LT/DST/1-1/3/2018 didapatkan tegangan geser maksimum
sebesar 12,01 kg/cm2 hal ini juga akan mempengaruhi nilai kadar air, sampel yang
yang diberikan pembebanan paling besar akan berdampak pada persentasi kadar
airnya, pada sampel LT/DST/1-1/3/2018 memiliki nilai tegangan geser paling besar
karena pada pembebanan 8 kg cenderuung lebih cepat pergeserannya yang dapat
dilihat pada saat horizontal dial yang bergerak cepat daripada pembebanan yang
lebih kecil. Penambahan beban juga dapat mempengaruhi tegangan normalnya,
semakin berat beban semakin besar tegangan normalnya.
Diketahui pada grafik yang telah dibuat, nilai kohesi yang didapat sebesar
4,3 yang berarti cukup besar hal ini menandakan bahwa semakin besar nilai kohesi
tanah karena gaya yang menyebabkan tanah tersebut semakin kuat. Berdasarkan
MXI-21

sudut gesek dalam yang didapat sebesar 38,66° dimana untuk besar sudut gesek
dalam dengan nilai ini termasuk efektif, dapat membirikan kontribusi terhadap
faktor keamanan stabilitas lereng. Hal ini dapat dikorelasi pada tabel 11.1 yang
dimana pada sudut gesek dalam dengan nilai tadi termasuk pasir dengan butiran
sudut menengah dan juga sample ini dalam keadaan agak lembab.
Aplikasi pada bidang pertambangan pengujian UU direct shear ini biasanya
dilakukan untuk pengujian dalam stabilitas pada lereng tambang dan pada
reklamasi tambang.

11.11 Kesimpulan
Dari percobaan uji kuat tekan bebas ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Nilai kohesi yang didapat pada sampel tanah yang telah diuji yaitu sebesar
4,8 dan nilai sudut geser yang didapat pada sampel tanah yang telah diuji
dan telah di aplikasikan kedalam grafik didapatkan besar sudut gesek
dalam sebesar 38,66°.
2. Tegangan normal yang didapat pada sampel LT/DST/1-1/1/2018 sebesar
0,06 kg/cm2 dan tegangan geser maksimum yang didapat sebesar 6,20
kg/cm2, pada sampel LT/DST/1-1/2/2018 didapatkan tegangan normal
sebesar 0,13 kg/cm2 dan tegangan geser maksimum sebesar 7,20 kg/cm2
dan pada sampel LT/DST/1-1/3/2018 didapatkan tegangan normal sebesar
0,26 kg/cm2 dan tegangan geser maksimum sebesar 12,01 kg/cm2.
3. Pembacaan pergerakan vertika didapat dari pembacaan vertical dial yang
dibaca pada saat horizontal dial bergerak setiap 20 div dan dapat dilakukan
pembacaan jarum vertical dialnya.
MXI-22

DAFTAR PUSTAKA

1. Budi, Setyo. G, 2011, “Pengujian Tanah di Laboratorium”. Graha Ilmu :


Yogyakarta, hal 107.

2. Hardiyatmo, Hary. C, 2002, “Mekanika Tanah I”. Gadjah Mada University


Press : Yogyakarta, hal 289.

3. Katia, 2010, “Uji Geser Langsung”. scribd.com. Diakses pada tanggal 06 Mei
2018.

4. Septian, Rudi, 2014, “Direct Shear Test”. aboutsoil.wordpress.com. Diakses


pada tanggal 06 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai