Anfis Sistem Endokrin
Anfis Sistem Endokrin
Anfis Sistem Endokrin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu bagaimanakah anatomi dari sistem endokrin?.
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak bekerja melalui transmisi
kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem
saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja
endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar
antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu
singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali
sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu
hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya. Banyak
hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing tipe hormon tersebut
bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil
hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan
fungsi endokrin sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua
sel yang dapat menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf
seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-benar
berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf. Kelenjat endokrin
sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik
vertebrata maupun invertebrata. Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem
endokrin yaitu Insekta, Crustaceae, Cephalopoda, dan Moluska. Kelenjar ensokrin dapat berupa
sel tunggal atau berupa organ multisel.
C. Klasifikasi, Fungsi, dan Sifat Hormon
Berdasarkan hakekat kimianya, hormon dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu hormon
peptide dan protein, steroid, dan turunan tirosin.
Hormon Thymic : Hormon dari kelenjar timus (thymus), berperan untuk mempengaruhi
perkembangan sel limfosit B menjadi sel plasma, yaitu sel penghasin antibodi.
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja sebagai
vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat meningkatkan aliran
darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam jumlah lebih banyak.
Hormon Eritropuitin : Merupakan glikoprotein yang proses sintesisnya melibatkan hati dan
ginjal, hormon ini dapat merangsang pusat pembentukan sal darah di sumsum tulang sehingga
tubuh akan menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang lebih banayak. Hal ini bermanfaat
dalam meningkatkan jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara luas oleh
berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif. Dan untuk
membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali individu lain dalam
spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus seksual.
D. Jenis Kelenjar Endokrin
1) Kelenjar Pituitari
kelenjar ini terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi
hormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands
(raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya.
Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a. Hipofisis anterior:
c. Hipofisis posterior
Terletak dan menempel pada trakea di bagian depan. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari
kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini
berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur
kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya. Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih
besar oleh epoprostenol. Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis,
dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik
hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah
kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
3) Kelenjar Paratiroid
kelenjar ini terletak di setiap sisi kelnjar tiroid yang terdapat di dalam leher. Kelenjar ini
berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang mengahasilkan hormon paratiroksin. Ada 2
jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid (PTH) yang
berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan
kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap
perkembangan sel chief.
4) Adrenal
Merupakan kelenjar ini berbentuk bola, yang menempel pada bagian atas ginjal. Kelenjar
ini disebut juga kelenjar adrenal atau kelenjar supra renal. Kelenjar adrenal dapat dibagi menjadi
dua bagia, yaitu bagian luar yang berwarna kekuningan yang bernama korteks, menghasilkan
hormone kortisol, dan bagian tengah (medula), menghasilkan hormon Adrenalin (epinefrin) dan
nor adrenalin (norepinefrin).
5) Pankreas
Pangkreas terletak dibelakang lambung di depan vertebra lumalis I dan II yang tersusun
dari pulau-pulau langerhans yang tersebar di seluruh pangkreas. Di pulau langerhans inila
terdapat sel-sel alfa dan sel-sel beta. Sel alfa menghasilkan hormon glucagon sedangkan sel-sel
beta menghasilkan hormone insulin. Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa
dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi
glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.
6) Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum, kelenjar timus dijumpai pada
anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak di dalam toraks kira-kira setinggi
percabangan trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pa da bayi baru lahir
beratnya kira-kira 10 gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menhasilkan suatu sel imun yang membantu dalam pertahanan tubuh, selain
itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu pertumbuhan badan.
7) Hormon Kelamin
a) Testis
Testis terdapat pada pria, terletak pada skortum. Di dalam testis terdapat sel-sel leydig
yang akan menghasilkan hormon testoteron. Hormon testoteron akan menentukan sifat
kejantanan misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, dan mengasilkan sel mani
(spermatozoid).
b) Ovarika
kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di sebelah kiri dan kanan
rahi m dan menhasilkan hormon estrogen dan progesteron (korpus luteum). Hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya panggul yang
besar, bahu yang sempit dan lain-lain.
E. Sifat Hormon
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang
umum diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut
sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada
bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian hormon
berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam
waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi
secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
Reseptor untuk hormon pada suatu sel dapat terletak pada membrane atau sitoplasma
biasanya merupakan reseptor untuk hormon protein atau peptida. Apabila sudah sampai di dekat
sel sasaran, hormon akan segera berikatan dengan reseptornya dan memebentuk komplekss
hormon-reseptor. Pembentukan hormon-reseptor terjadi melalui mekanisme yang serupa dengan
penggabungan antara anak kunci dan gemboknya. Kompleks hormon-reseptor akan memicu
serangkaian reaksi biokimia yang menimbulkan tanggapan hayati.
Berikut adalah contoh beberapa peristiwa yang dapat diubah oleh hormon dengan cara
kerja seperti di atas :
Merupakan hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran. Hormon yang
menggunakan reseptor sitosolik adalah hormon steroid dan hormon turunan asam amino.
Hormon tersebut sangat musah larutdalam lipid sehingga mudah melewati membrane sel sasaran.
Selama dalam peredaran darah ke seluruh tubuh, hormon selalu berkaitan dengan
pengembannnya. Hormon akan terlepas dari molekul pengemban dan masuk ke sel sasaran.
Dalam sitoplasma sel sasaran, hormon berkombinasi dengan reseptor khusus sehingga
menghasilkan kompleks hormon-reseptor yang aktif. Kompleks tersebut memiliki daya gabung
yang sanagt tinggi terhadap DNA sehingga setelah masuk ke inti, akan segera berkombinasi
dengan DNA. Hal ini yang mengawali transkrip DNA. Pengikatan kompleks hormon-reseptor
pada daerah promoter akan merangsang gen tertentu untuk aktif atau pasif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem endokrin dan sistem saraf bekerja secara kooperatif untuk mengatur seluruh
aktivitas dalam tubuh hewan, dengan cara menghasilkan hormon yang akan mempengaruhi sel
sasaran. Hormon dapat dihasilkan oleh organ endokrin sejati ataupun oleh sel neurosekretori.
Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu hormon steroid, hormon peptide dan hormon
turunan tirosin.
Hormon mempengaruhi sel target secara spesifik. Pengaruh tersebut berkaitan erta
dengan adanya reseptor hormon pada sel target yang sesuai dengan hormon tertentu. Reseptor
hormon ada yang terdapat di membran sel juga terdapat di sitoplasma sel.
Organ Hormon
Rahim dan kelenjar susu oksitosin
Ginjal Hormon Anti Diuretik (ADH)
Kelenjar Tiroid Hormon Pemacu Tiroid (TSH)
Kelenjar Adrenal Adrenokortikotropik hormon
(ACTH)
Organ Reproduksi Gonadotropin (LH, FSH)
Kelenjar susu prolaktin
Tulang dan otot Hormon pertumbuhan (GH)
DAFTAR PUSTAKA
Idris irfan. 2009. Buku diktat anatomi untuk mahasiswa kedokteran. Bagian anatomi FK-UNHAS.
Makassar.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah fisiologi tentang Kelenjar
Endokrin. Makalah ini disusun untuk memenehui tugas penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun sangat penulis butuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja
didalam tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat adalah:
Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis dan syaraf rangka.
Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan diangkut dalam darah menuju penkreas
untuk menimbulkan sekresi pankreas dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut
kekandung empedu sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul
sekresi enzim.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari
saraf (neural) Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini
sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melaui saluran,
tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut
dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran
kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada
yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan
hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ endokrin yang
menghasilkan zat lain selain hormon yakni: Kelenjar Hormon Zat lain yang dihasilkan Pankreas
Insulin, glukagon Enzim pencernaan Testis Testosteron Sel sperma Ovarium Estrogen,
progesteron Sel telur / ovum.
C. Kelenjar Hipofisis
Hipofise merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam
struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian
besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland.
Kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior.
1. Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise ) : menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat
pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
matotropin ) : mengendalikan pertumbuhan tubuh (tulang, otot, dan organ-organ lain).
: mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik kelejar tiroid.
H : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex
suprarenal.
: pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan folikel dan sekresi esterogen. Pada
testis, homon ini berguna untuk merangasang pertumbhan tubulus seminiferus, dan
spermatogenesis.
: pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpus luteum, menebalkan dinding rahim dan sekresi
progesteron. Dan pada testis, untuk sekresi testoteron
ktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus luteum selama hamil.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar
tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur
pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adalah sebagai berikut :
1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2. Mengatur penggunaan oksidasi
3. Mengatur pengeluara karbon dioksida
4. Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5. Pada anak mempengaruhi fisik dan mental Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sebagai
berikut :
a. Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme
protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon
pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin.
Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
b. Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan
kalsium pada tulang.
E. Kelenjar Paratiroid
Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya. PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang dan
memobilisasi Ca2+. Selain meningkatkan Ca2+ plasma dan menurunkan fosfat plasma, PTH
meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin. Efek fosfaturik ini disebabkan oleh penurunan
reabsorpsi fosfat di tubulus proksimal.
PTH juga meningkatkan reabsorpsi Ca2+ di tubulus distal, walaupun ekskresi Ca2+
biasanya meningkat pada hiperparatiroidisme karena terjadi peningkatan jumlah yang difiltrasi
yang melebihi efek reabsorpsi. PTH juga meningkatkan pembentukan 1,25
dihidroksikolekalsiferol, metabolit vitamin D yang secara fisiologis aktif. Hormon ini
meningkatkan absorpsi Ca2+ dari usus, tetapi efek ini tampaknya disebabkan hanya akibat
stimulasi pembentukan 1,25 dihidroksikolekalsiferol.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
b) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
c) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
d) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah
kalsium dalam darah
e) Menstimulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui membran sel Kelenjar ini
menghasilkan hormon yang sering disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi
tulang, meningkatkan resorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
F. Kelenjar Adrenal ( anak ginjal )
Terdapat 2 buah kelenjar adrenal pada manusia, dan masing-masing kelenjar terletak
diatas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian medula adrenal ( bagian
tengah kelenjar adrenal ) dan korteks adrenal ( bagian luar kelenjar ). Korteks adrenal
memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid dengan prototipe hidrokortison,
mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-hormon seks khususnya androgen.
Glukokortikoid berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme glukosa, peningkatan
sekresi hidrokortison akan menaikan kadar glukossa darah. Mineralikortikoid bekerja
meningkatkan absorbsi ion natrium dalam prose pertukaran untuk mengekresikan ion kalium
atau hidrogen. Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan efek
hormon seks pria. Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga
menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga jalan
merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, dan adrenalin
membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
G. Kelenjar Pankreas
Kelenjar ini terdapat di belakang lambung didepan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai
kelenjar eksokrin akan menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum.
Sedangkan Sebagai endokrin terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon. Pulau
langerhans berbntuk oval dan tersebar diseluruh pankreas. Fungsi pulau langerhans sebagai unit
sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan
polipeptida.
Glukagon berfungsi untuk menaikkan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan
somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan
glukagon.
H. Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu kelamin pria ( testis ) dan kelamin wanita (ovarium). Testis
terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur
perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria. Sedangkan
ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan esterogen dan
progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan
fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan.
I. Hipotalamus
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa.
Beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan
hormon hipofisa. Hipotalamus terletak di batang otak, tepatnya di dienchepalon, dekat dengan
ventrikel ot ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar
endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.
J. Sistem Endokrin
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan
homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf
bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ,
yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian
“pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa
memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit
pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah. Dalam hal struktur
kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yanglarut dalam air atau yang larut dalam
lemak.
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (misal dopamin, norepinefrin, epinefrin).
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (misal estrogen, progesteron, testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (misal tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja
melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel
dengan bebas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi. hormon
merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu. terdapat hormon
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.
8. Vol. 2. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed. 3.
Jakarta : EGC
Anggriani, Rida. Nurachman, Elly. 2011. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Indonesia :
Salemba Medika
LAMPIRAN
Gambar 1 : Letak kelenjar endokrin
Sumber : http://blogs.unpad.ac.id/endocrine08/files/2010/10/endocrorgs.gif
Sumber : http://hil4ry.files.wordpress.com/2007/07/hypothalamus2.jpg
Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-oadpJC-
P53M/UVJcLuyezaI/AAAAAAAAAOc/w4pYrVEw4ww/s1600/Kelenjar+Tiroid.jpg
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-zl0JOo1-
3qE/TsM5dksRBgI/AAAAAAAAAaY/IXofn48Eg_w/s1600/pancreas+pulau+langerhans.jpg
Gambar 6 : Kelenjar Parathyroid
Sumber : http://biodewi.webs.com/paratiroid_jpg%20copy.jpg