Laporan Rkab Eksplorasi: Pt. Putra Labuan Sulawesi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 61

2018

LAPORAN RKAB
EKSPLORASI
PT. PUTRA LABUAN SULAWESI | DONGGALA
HALAMAN JUDUL

PT. PUTRA LABUAN SULAWESI

LAPORAN EKSPLORASI BATU DAN PASIR


Desa Labuan Toposo dan Sekitarnya Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah

Oleh :

Tim Penyusun

2018

Halaman i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN EKSPLORASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI


PT. PUTRA LABUAN SULAWESI

Oleh :
Tim Penyusun

PENGESAHAN

PT. PUTRA LABUAN SULAWESI DINAS ENERGI SUMBER DAYA MINERAL


PROVINSI SULAWESI TENGAH

Singgih Budihartono, Ak.M.Si. Ir. Yanmart Nainggolan CES


Direktur Kepala

Halaman ii
KATA PENGANTAR

Eksplorasi Batu dan pasir merupakan kegiatan yang ditujukan untuk

mengetahui potensi sumberdaya batu dan pasir yang terdapat di lokasi Izin Usaha

Pertambangan Eksplorasi yang meliputi keterdapatan dan sebaran pasir dan batu,

kualitas pasir dan batu dan sumberdaya pasir dan batu. Kegiatan PT Putra Labuan

Sulawesi (d/h CV Putra Labuan) selanjutnya disebut Perusahaan dilakukan di

Daerah Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Provinsi

Sulawesi Tengah.

Kegiatan ini telah selesai dilaksanakan dengan baik dan dituangkan dalam

bentuk laporan yang merupakan rangkuman dari seluruh tahapan kegiatan baik

kegiatan lapangan maupun pekerjaan analisis sesuai dengan kerangka acuan.

Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada Pemerintah

Daerah Kabupaten Donggala dan seluruh masyarakat Kabupaten Donggala yang

telah mendukung hingga selesainya pelaksanaan kegiatan ini. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan karyawan Perusahaan yang

telah mendukung kami baik moril maupun materil sehingga kegiatan ini dapat

berjalan lancar.

Akhirnya kami berharap semoga hasil kegiatan ini dapat digunakan dan di

manfaatkan sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatannya. Terima kasih.

Donggala, 10 Maret 2018

Tim Penyusun

Halaman iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL ....................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................vi

DAFTAR FOTO ................................................................................................... vii

LAMPIRAN - LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB 1 P E N D A H U L U A N .............................................................................1

I.1. Perizinan ........................................................................................................1


I.2. Maksud dan Tujuan .......................................................................................3
I.3. Kesampaian Daerah .......................................................................................4
I.4. Lokasi Penyelidikan.......................................................................................5
BAB II RINGKASAN KEMAJUAN KERJA PADA TAHUN 2017 .....................7

2.1. Prospek di Wilayah IUP ................................................................................7


2.2. Kegiatan Eksplorasi ....................................................................................15
2.3. Sumberdaya .................................................................................................24
2.4. Perusahaan Jasa/Sub Kontraktor .................................................................27
2.5. Tenaga Kerja ...............................................................................................27
2.6. Lingkungan dan K3 .....................................................................................28
2.6.1 Lingkungan ....................................................................................28
2.6.2 Pengelolaan K3 ..............................................................................32
2.7. Pengembangan Masyarakat dan CSR .........................................................33
BAB III K E S I M P U L A N & P E N U T U P .................................................37

3.1. Kesimpulan .................................................................................................37


3.2. Penutup ........................................................................................................38

Halaman iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1. Singkapan batuan hasil survey permukaan ...........................................21

Tabel 2.2. Singkapan batuan hasil survey permukaan ...........................................23

Tabel 2.3 Sumberdaya Batupasir, Daerah IUP ......................................................26

Tabel 2.4. Rencana Anggara Biaya Tenaga Kerja Tahun 2017 .............................28

Tabel 2.5. Rencana dan Realisasi Pengelolaan Lingkungan Tahun 2017 .............31

Tabel 2.6. Rencana dan Realisasi Pemantauan Lingkungan Tahun 2017 .............31

Tabel 2.7. Data pengalokasian Community Development 2016 ...........................34

Tabel 2.8. Daftar Rencana Peralatan Eksplorasi Periode Tahun 2017 .................35

Tabel 2.9. Rencana Anggaran Biaya Eksplorasi Periode Tahun 2017 ..................36

Halaman v
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1.1. Peta Lokasi IUP Eksplorasi .................................................................5

Gambar 1.2. Peta Landsat IUP Eksplorasi ...............................................................6

Gambar 2.1. Peta geologi sulawesi di daerah sekitar lokasi penelitian ...................7

Gambar 2.2. Peta Geomorfologi Sulawesi di daerah lokasi penelitian ..................10

Gambar 2.3. Peta stasiun survey geologi permukaan di lokasi IUP Eksplorasi ....21

Halaman vi
DAFTAR FOTO

Halaman

Foto 2.1. Survey pemetaan geologi permukaan. ....................................................20

Foto 2.2. Kegiatan analisa contoh batu dan pasir ..................................................24

Halaman vii
LAMPIRAN - LAMPIRAN

PETA KESAMPAIAN DAERAH

PETA LINTASAN SURVEY

PETA CITRA LANDSAT

PETA GEOLOGI REGIONAL

PETA GEOLOGI LOKAL

PETA KAWASAN HUTAN

DATA HASIL LABORATORIUM

Halaman viii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Perizinan

Pada tahun 2016 CV Putra Labuan mengajukan permohonan perpanjangan

IUP Operasi Produksi kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini

dilakukan setelah adanya perubahan wewenang penerbitan Ijin Usaha

Pertambangan (IUP) dari Pemerintah Kabupaten/Kota ke Pemerintah Provinsi

berdasarkan Undang-Undang Nomor: 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah beserta Peraturan sektoral yang mengaturnya.

Kondisi tersebut menimbulkan masa penyesuaian (transisi) di seluruh

daerah di Indonesia, khusus untuk Sulawesi Tengah di samping hal tersebut

terdapat penataan kembali proses perijinan pertambangan dan moratorium untuk

ijin-ijin baru di bidang pertambangan.

Setelah melalui proses penataan, maka pada tahun 2017 CV Putra Labuan

mengajukan kembali Wilayah IUP dan mendapatkan persetujuan Nomor:

540/060/WIUP/DPMPTSP/2018 Tanggal 5 Februari 2018 dan persetujuan IUP

Eksplorasi Nomor: 540/131/WIUP/DPMPTSP/2018 Tanggal 22 Februari 2018.


Berikut ini Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar

hukum pelaksanaan pertambangan diantaranya adalah:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral

dan Batubara;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010, tentang Tata Cara

Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010, tentang Wilayah

Pertambangan;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010, tentang Pengusahaan

Mineral dan Batubara;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010, Penggunaan Kawasan

Hutan.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2003, tentang jenis dan tarif

atas jenis penerimaan negara bukan pajak.

10. Inpres RI Nomor 1 Tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan

Tugas Bidang Keagrariaan Dengan Bidang Kehutanan, Pertambangan,

Transmigrasi dan Pekerjaan Umum;

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011, tentang

Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan;

Halaman 2
12. Peraturan Menteri Energi & Sumber Daya Mineral Nomor 28 Tahun

2009 tentang Penyelenggaraan jasa Pertambangan;

13. Keputusan Menteri Energi & Sumber Daya Mineral Nomor

1603.K/40/MEM/2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang Pedoman

Pencadangan Wilayah Pertambangan;

14. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.PE/

1995, Tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja pertambangan Umum;

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya Rencana Kerja Anggaran Biaya eksplorasi ini untuk

memenuhi kewajiban sebagai pemegang izin Kuasa Pertambangan Eksplorasi

sebelum ditingkatkan menjadi pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi

Produksi. Dimana yang melatarbelakangi peningkatan IUP Eksplorasi ini adalah

kebutuhan manusia terhadap bahan baku industri berupa batuan yang memenuhi

standarisasi konstruksi yaitu Batu dan Pasir, yang semakin meningkat setiap

tahunnya. Untuk menjembatani hal itu, pihak produsen (perusahaan

pertambangan) terus menerus mencari potensi cadangan baru yang secara

ekonomis dapat ditambang. Oleh karena itu, maka dimulailah suatu pekerjaan

yang disebut Geologi Eksplorasi, yang terdiri dari penentuan lokasi sumberdaya,

genesa sumberdaya, dan perkiraan jumlah sumberdaya.

Tujuan dari Rencana Kerja Anggaran Biaya Eksplorasi ini adalah untuk

mengetahui rencana kerja serta besaran anggaran biaya eksplorasi dan rencana

yang telah terealisasi. Dengan mengkaji berbagai kemungkinan terkait temuan dan

nilai ekonomis batu dan pasir yang berpotensi di daerah lokasi penyelidikan

Halaman 3
beserta pengembangannya yang bermanfaat baik secara sosial maupun aspek

pengembangan wilayah. Selanjutnya setelah diketahui potensinya, maka untuk

wilayah yang tidak/kurang memenuhi persyaratan teknis serta kurang ekonomis

akan dikembalikan pengelolaannya kepada pemerintah daerah setempat. Untuk

itu, disusunlah dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ini sebagai

dokumen perencanaan satu tahun ke depan dengan hasil realisasi kegiatan setiap

tahun berjalan.

I.3. Kesampaian Daerah

Lokasi ini berada di kabupaten Donggala sebelah utara kota Palu (Ibukota

Propinsi Sulawesi Tengah) dengan jarak lebih kurang 28 km. Untuk mencapai

wilayah IUP Perusahaan dari Jakarta dapat ditempuh dengan menggunakan

pesawat. Penerbangan setiap hari dari Jakarta ke kota Palu (Ibukota provinsi

Sulawesi Tengah), dengan maskapai Lion Air, dan Garuda Indonesia, dapat

ditempuh sekitar 3 jam. Kemudian dilanjutkan transportasi darat dengan waktu

tempuh sekitar 1 jam ke lokasi area kerja, baik dengan kendaraan roda dua

maupun roda empat.

Halaman 4
Gambar 1.1. Peta Lokasi IUP Eksplorasi

I.4. Lokasi Penyelidikan

Secara geografis lokasi IUP eksplorasi Perusahaan berada pada koordinat

1220 52' 8,62” BT – 1220 52' 12,41” BT dan 40 24’ 2,66” LS – 40 24' 6,88” LS.

Halaman 5
Sedangkan secara administratif berada pada daerah Labuan Toposo Kecamatan

Labuan Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan Peta Rupa

Bumi Indonesia terbitan Bakosurtanal Edisi I – 2013 skala 1: 25.000 berada

Lembar 2211 – 612 Rumbaasih.

Gambar 1.2. Peta Landsat IUP Eksplorasi

Halaman 6
BAB II

RINGKASAN KEMAJUAN KERJA PADA TAHUN 2018

2.1. Prospek di Wilayah IUP

2.1.1 Kondisi Geologi


Secara geologi, Sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat

komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen (Busur

kepulauan Asia Timur dan sistem pegunungan sunda). Hampir seluruhnya terdiri

dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara

pulau- pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006:100).

Gambar 2.1. Peta Geologi Sulawesi di daerah sekitar lokasi penelitian

Halaman 7
a. Geomorfologi

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila

melihat busur-busur disekelilingnya. Benua Asia, maka bagian convaknya

mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaknya

yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu pola

Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc. Pulau Sulawesi terletak

pada zone peralihan antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi

oleh laut yang dalam. Di bagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi (5.000 – 5.500

m). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda Utara dan Laut

Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4.500 - 5.000m. Sedangkan untuk

bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2.000 - 2.500 m). Sebagian besar

daerahnya terdiri dari pegunungan dan dataran rendah yang terdapat secara

sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar

dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.

Berdasarkan orogenesanya dapat dibagi ke dalam tiga daerah (Van Bemmelen,

1949) sebagai berikut, yaitu:

• Orogenese di bagian Sulawesi Utara

• Orogenese di bagian Sulawesi Sentral

• Orogenese di bagian Sulawesi Selatan

1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara

Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud

sampai ke Teluk Palu–Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan

Halaman 8
dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara

geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese

ini sebagian termasuk Inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.

2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral

Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara – Selatan

sebagai berikut:

- Jalur Timur disebut Zone Kolonodale

- Jalur Tengah disebut Zone Poso

- alur Barat disebut Zone Palu.

Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya

bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili –

Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis.

Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline.

Zona ini merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.

Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok

Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik

crystalline schist yang kaya akan muscovite.

Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano

– diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui

juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu – Parigi, di

Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar – Palopo. Dari Teluk Mandar – Palopo

ke arah selatan sudah termasuk lengan Selatan – Sulawesi. Daerah jalur Barat ini

Halaman 9
merupakan perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan

merupakan satuan sebagain Inner Arc.

3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan

Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone

Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan Tenggara merupakan

kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi

antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga

antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain

fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai

contoh bagian ujung selatan (di Selatan Danau Tempe) banyak kesamaannya

dengan P. Jawa dan Sumatera sedangkan ujung selatan lengan tenggara lebih

banyak kesamaannya dengan Boton Archipelago dan Group Tukang Besi.

Gambar 2.2. Peta Geomorfologi Sulawesi di daerah lokasi penelitian

Halaman 10
b. Tatanan Stratigrafi

Pulau Sulawesi terbentuk pada sepanjang zona tumbukan Neogen antara

Lempeng Benua Eurasia dan mikrokontinen dari Lempeng Australia-Hindia.

Daerah penyelidikan merupakan bagian leher dan lengan Utara Sulawesi, terletak

di bagian Timur Kraton Sunda yang merupakan inti dari pada lempeng Eurasia

bagian Tenggara yang mengalami pengangkatan kuat.

Tatanan statigrafi regional daerah ini tersusun oleh:

Satuan batuan yang tertua di daerah penyelidikan adalah Komplek Batuan

Malihan, terdiri dari sekis amfibolit, sekis genes, kuarsit dan pualam, diperkirakan

berumur Kapur. Pada beberapa tempat terdapat intrusi-intrusi kecil diorit,

granodiorit mengandung urat kuarsa yang kadang-kadang berpirit.

Formasi Tinombo menindih tidak selaras Komplek Batuan Malihan,

terbentuk dalam lingkungan laut dalam, berumur Oligosen hingga Miosen Awal.

Formasi ini merupakan perselingan antara batuan gunungapi (lava basalt, andesit,

breksi) dengan batuan sedimen (batupasir wake, batupasir, batu dan pasir, rijang)

dan batuan malihan.

Komplek Batuan Malihan ditindih secara tidak selaras oleh Formasi

Latimojong, berumur Kapur-Paleosen, terbentuk pada lingkungan laut dalam.

Formasi ini pada umumnya termalihkan lemah, terdiri dari perselingan batusabak,

filit, grewake, batupasir kuarsa, batu dan pasir, argilit dan batulanau dengan

sisipan konglomerat, rijang dan batuan gunungapi.

Halaman 11
Batuan Gunungapi Lamasi yang terdiri dari breksi gunungapi, tuf,

batupasir tufaan dan napal, berumur Oligosen-Miosen Awal menindih tidak

selaras Formasi Latimojong.

Batuan Gunungapi yang terdiri dari lava andesit horblenda, lava basalt,

lava latit kuarsa dan breksi yang juga berumur Oligosen-Miosen Awal. Batuan

Gunungapi Tineba dan Tuf Rampi. Batuan Gunungapi Tineba berumur Miosen

Tengah-Akhir, terdiri dari lava andesit hornblenda, lava basalt, lava latit kuarsa

dan breksi. Tuf Rampi umumnya batuan tufaan yang sudah terubah dan berlapis

baik yang terdiri dari tuf hablur, batupasir tufan dan tuf abu.

Satuan Batuan Sedimen Miosen, berupa lingkungan pengendapan delta,

terdiri dari batupasir kuarsa sampai litos, batulumpur, sedikit konglomerat,

setempat lignit dan batubara, batu dan pasir koral ; di bagian atas lava, tufa,

aglomerat, breksi gunungapi bersusun asam sampai basa, kayu terkersikan.

Batuan intrusi juga berumur Miosen terdiri dari granit, diorit granodiorit

dan sienit, setempat mengalami ubahan terkersikan. Masih banyak terdapat

intrusi-intrusi kecil yang tak terpetakan terdiri dari andesit, basalt, diorit, diorit

porfir dan mikrodiorit. Mineralisasi di daerah penelitian diperkirakan

berhubungan erat dengan terobosan batuan ini.

Molasa Sulawesi Sarasin dan Sarasin, terdiri dari konglomerat, batupasir,

batulempung, batu dan pasir koral dan napal, semuanya mengeras lemah,

menindih secara tidak selaras Formasi Tinombo dan komplek batuan malihan

berumur Miosen Akhir hingga Pliosen. Di bagian Selatan daerah penelitian

Halaman 12
formasi ini disebut Formasi Lariang, terdapat sebagian kecil di daerah penelitian,

penyebaran terbesar berada di luar daerah penelitian.

Batuan Gunungapi andesitan, terdiri dari andesitan – dasitan, breksi

gunungapi, aglomerat, tufa lapilli (batuapung), lava (andesit – dasit), berumur

Pliosen.

Batuan berumur Miosen-Plistosen menutupi tidak selaras batuan yang

berada di bawahnya terdiri dari Formasi Pasangkayu, Formasi Puna dan Formasi

Napu. Formasi Pasangkayu terdapat dalam lingkungan pengendapan laut dangkal

hingga agak dalam, terdiri dari perselingan batu dan pasir dan batulempung,

setempat bersisipan konglomerat dan batu dan pasir. Formasi Puna, berupa

pengendapan laut dangkal, terdiri dari batupasir, konglomerat, batulanau, serpih,

batulempung gampingan dan batu gamping. Formasi Napu, terdiri dari batupasir,

konglomerat, batulanau dengan sisipan lempung dan gambut, berada dalam

lingkungan pengendapan laut dangkal sampai payau.

Sedimen Plistosen, terdiri dari kerikil, pasir, lanau, lempung hitam, sisipan

batupasir tufaan dan napal.

Batuan berumur Plistosen-Holosen terdiri dari Formasi Pakuli, batu

gamping koral, dan endapan danau. Formasi Pakuli terdiri dari konglomerat dan

batupasir, setempat batu lempung karbonatan, merupakan endapan darat pada

lereng pegunungan yang berbentuk kipas dan teras sungai. Batu dan pasir koral

terdiri dari batu dan pasir koral dan breksi koral dengan cangkang moluska dan

napal, terdapat pada lingkungan laut dangkal. Endapan danau terdiri dari pasir,

Halaman 13
lempung dan kerikil, sebagian mengeras, terdapat pada cekungan-cekungan

terpisah di atas dataran tinggi daerah Sulawesi Tengah.

Alluvium merupakan endapan termuda, berumur Holosen, terdiri dari lempung,

pasir, kerikil dan setempat-setempat terumbu koral, merupakan endapan sungai,

pantai dan rawa.

c. Struktur

Struktur utama yang terdapat di daerah penelitian adalah sesar Palu –

Koro yang merupakan sesar utama, berarah Barat Laut – Tenggara, berupa sesar

mendatar mengiri dan masih giat hingga kini, percepatan pergeserannya

diperkirakan 2 – 3,5 mm setiap tahun (Sudradjat, 1981), sesar ini diperkirakan

terbentuk sejak Oligosen. Lajur sesar ini melebar kearah Utara dan juga banyak

berkembang sesar menangga yang menyebabkan terbentuknya lembah Palu. Di

bagian tengah daerah penyelidikan terdapat sesar-sesar lainnya berarah sejajar

maupun tegak lurus arah sesar utama yang terbentuk bersamaan atau setelah sesar

utama. Semakin ke arah Utara di samping sesar mendatar juga terjadi pergeseran

tegak, dimungkinkan oleh terjadinya pengangkatan akibat tabrakan lempeng

benua.

2.1.2 Daftar Prospek Yang Ada

Dalam kegiatan eksplorasi di area Perusahaan, kami mendapatkan data

penyelidikan.

Halaman 14
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dengan pemetaan geologi

permukaan dan floating sample diperoleh informasi bahwa pada daerah ini

disusun oleh 2 satuan litologi yaitu:

1. Batupasir (Formasi Tokala, Trjt)

Dari hasil pengamatan di lapangan kemenerusan batupasir tersebar relatif ke

arah Timur – Barat dengan ciri fisik warna putih keabu-abuan, kompak,

kristalin, terdapat mineral kalsit yang mengisi rekahan berupa vein dan

sebagian mengandung fragmen rijang yang berwarna merah. Berdasarkan

sebaran batupasir yang tersebar di 4 (empat) titik, semuanya memiliki

karakteristik yang sama. Morfologi yang berkembang masuk dalam perbukitan

sedang dengan kemiringan rata-rata 10o- 30o

2. Pasir dan Lempung (Quarter Alluvial)

Penyebaran pasir dan lempung menempati daerah Selatan IUP Perusahaan.

Dengan warna hitam dan pelapukan yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari

kenampakkan soil yang tebal.

2.2. Kegiatan Eksplorasi

2.2.1 Pemetaan
a. Rencana Kegiatan Pemetaan

Analisa interpretasi geologi merupakan dasar untuk menentukan dan

mengetahui proses geologi yang berkembang di daerah penyelidikan.

Analisa geologi terdiri dari beberapa tahapan yaitu interpretasi peta

topografi dan peta geologi yang mengacu pada hasil pengamatan secara

Halaman 15
visual dilapangan dan didukung dengan peta topografi untuk mengetahui

beda tinggi dan kenampakan permukaan secara umum dan penyebaran

material sehingga dapat diketahui metode penyelidikan sesuai kebutuhan.

Perusahaan bergerak di bidang usaha penambangan golongan sirtu

(pasir dan batu) dimana berdasarkan keterdapatan lokasi IUP terletak di

sepanjang aliran sungai Labuan, dari hal tersebut metode penyelidikan yang

dilakukan disesuaikan dengan sistem penyelidikan survey lapangan secara

langsung mencakup pengambilan data geologi permukaan dan geologi

bawah permukaan. Data-data geologi atas permukaan berupa pengamatan

dinding sungai, aliran sungai, jenis material endapan sungai, topografi

sungai dan vegetasi disekitar. Sedang data bawah permukaan berupa data

test pit (sumur uji) untuk mengetahui keberadaan suatu endapan bahan

galian di bawah permukaan.

Tahapan penyelidikan yang dilakukan pada daerah IUP Perusahaan

dilakukan melalui empat tahapan yaitu:

- Persiapan

- Metode penyelidikan lapangan

- Tahap penyelidikan lapangan

- Penyusunan laporan penyelidikan

• Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum

penyelidikan lapangan secara langsung agar memperlancar dalam

pelaksanaannya. Tahap persiapan ini meliputi studi pustaka yakni

Halaman 16
mempelajari literatur penelitian terdahulu khususnya yang berhubungan

erat dengan daerah penyelidikan dimaksudkan dengan tujuan untuk

mendapatkan gambaran umum tentang daerah penyelidikan. Selain itu

juga dilakukan interpretasi peta topografi yang bertujuan untuk

mengetahui kondisi geologi sebagai data awal untuk perencanaan

pekerjaan lapangan. Persiapan perlengkapan dan peralatan yang akan

digunakan selama penyelidikan berlangsung.

• Metode penyelidikan Lapangan

Dalam penyelidikan terhadap keterdapatan endapan sedimen sungai

perlulah dipahami metode yang sesuai dalam penerapannya, yang

nantinya menunjang dalam penentuan hasil akhir cadangan terkira.

Metode pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

Pengambilan Data Dinding Sungai dan Endapan Sungai

Pengambilan data endapan di sepanjang aliran sungai dan dinding

sungai merupakan metode pendukung dalam penyelidikan atas

permukaan guna mengetahui jenis perlapisan endapan dari kenampakan

fisik/ukuran butir, keseragaman warna, ketebalan endapan dan batas

endapan sungai dengan dasar sungai serta jenis batuan asal endapan.

Metode ini menggunakan roll meter sebagai acuan penghitungan

ketebalan perlapisan material sedimen di daerah penyelidikan.

Test Pit

Metode menggunakan sumur uji atau lebih dikenal dengan test pit

merupakan cara pengambilan data bawah permukaan dengan menggali

Halaman 17
tanah penutup untuk mengetahui atau memastikan menerusnya suatu

lapisan dengan arah vertikal. Pada umumnya suatu deretan uji test pit

dibuat searah dengan perlapisan endapan sedimen sehingga pola

endapan dapat dikorelasikan (dihubungkan berdasarkan kesamaan fisik

baik warna maupun bentuk pengendapan). Test pit dibuat menggunakan

alat berat excavator untuk memudahkan dalam pengambilan data

dengan ukuran dimensi panjang, lebar dan tinggi > 1,5 meter agar dapat

leluasa dalam mengamati dan jarak pembuatan mulai dari 30 meter –

100 meter

Metode Pengambilan Sampel Endapan Sedimen

Setelah pengamatan dan pencatatan tiap perlapisan endapan sedimen di

daerah penyelidikan hal selanjutnya dilakukan adalah mengambil

sample (contoh) endapan sedimen yang mewakili keseluruhan bukaan

test pit. Pengambilan sample bertujuan untuk mengetahui gradasi

ukuran butir dan komposisi material. Metode pengambilan sample yang

diterapkan yaitu mengambil sample di empat sisi test pit yang dianggap

mewakili material dengan menggunakan skop semen mulai dari titik 0

meter (top) – titik dimana batas akhir (bottom) pengendapan. Setelah

pengambilan sample secara menyeluruh di keempat sisi test pit

kemudian dilakukan pengadukan sebanyak tiga kali yang bertujuan agar

material tercampur dengan sempurna. Setelah dianggap cukup maka

sample yang telah diaduk dibagi menjadi empat kuadran. Kuadran I dan

III disatukan dalam satu karung untuk kebutuhan laboratorium sesuai

Halaman 18
kode penamaan dilapangan dan sample kuadran II dan IV disatukan

kedalam satu karung terpisah dan merupakan sample cadangan yang

suatu waktu nantinya akan digunakan sebagai komparasi data

laboratorium.

Analisis Data Lapangan dan Laboratorium

Analisa di lapangan selama penyelidikan dilakukan dengan melihat

keseragaman ukuran butir suatu perlapisan sedimen baik pada test pit

maupun disepanjang sungai yang nantinya digunakan sebagai acuan

dalam klasifikasi jenis kebutuhan bahan baku produksi. Sedang analisis

laboratorium dilakukan untuk mendapatkan informasi gradasi

(keseragaman ukuran butir) yang menjadi acuan kualitas kandungan

material bahan baku produksi.

Penyusunan Laporan Penyelidikan

Pengolahan data lapangan sebagian dilakukan di lapangan yaitu

pengambilan data GPS dan deskripsi kandungan endapan sedimen

sungai. Selain itu dilakukan juga pengeplotan data GPS ke citra yang

telah dilakukan sebelumnya. Pengolahan data berupa pengeplotan

seluruh data lapangan ke peta digital seperti citra SRTM, peta topografi

digital, dan peta geologi regional. Beberapa perangkat lunak (software)

yang dilakukan dalam pengolahan data ini adalah Garmin Map Source,

Global Mapper, Map Info, Survac maupun Microsoft. Selanjutnya

sample yang telah dilakukan uji gradasi dijadikan sebagai patokan

Halaman 19
penentu kualitas dan acuan untuk menentukan cadangan terkira dalam

pelaporan.

b. Realisasi Kegiatan Pemetaan

Pada pelaksanaannya kegiataan pemetaan dilakukan selama

kegiatan eksplorasi adalah seluruh area IUP Eksplorasi Perusahaan

telah terpetakan.

Pemetaan geologi permukaan dilakukan untuk mengetahui

kondisi geologi yang berkembang di daerah penelitian.

A B

Foto 2.1. Survey pemetaan geologi permukaan.

Halaman 20
Tabel 2.1. Singkapan batuan hasil survey permukaan

Ketebalan
Dimensi
Koordinat Ukuran Butir Warna
(cm)
Stasiun (cm)
Pasir+Kr Pasir+
BT LS P L T Pasir Pasir
akal Krakal
119O50’ 0.00O50’
TP01 3 2 4 195 45 Coklat Abu-abu
40.34” 40.34”
119O50’ 0.00O39’
TP02 3 2,5 3 130 90 Coklat Abu-abu
41.87” 41.21”
119O50’ 0.00O39’
TP03 4 2 3 - 130 Coklat Abu-abu
43.37” 40.46”
119O50’ 0.00O39’
TP04 4 2 2,5 - 130 Coklat Abu-abu
44.87” 39.77”
119O50’ 0.00O39’
TP05 4 2 3 10 160 Coklat Abu-abu
48.19” 37.39”
119O50’ 0.00O39’
TP06 4 2,5 3 - 17 Coklat Abu-abu
48.31” 36.41”
119O50’ 0.00O39’
TP07 4 2 4 40 300 Coklat Coklat
48.30” 33.87”

Gambar 2.3. Peta stasiun survey geologi permukaan di lokasi IUP Eksplorasi

Halaman 21
2.2.2 Penanganan Sampel

Untuk memperoleh data-data kualitas pasir dan batu (sirtu), maka

perlu diperhatikan penanganan sampel pasir dan batu hasil survey geologi

permukaan.

Pasir dan batu hasil survey geologi ditempatkan pada kantong

sampel yang tidak mudah rusak atau bocor dan segera dibawa ke

laboratorium untuk dilakukan uji kualitas keausan batuan tersebut.

Pengujian kualitas pasir dan batu dilakukan pada laboratorium

yang sudah dilengkapi dengan peralatan uji kualitas agregat material yang

telah memenuhi standarisasi pengujian sifat fisik material batuan. Metode

yang digunakan adalah pengujian Analisa Saringan Agregrat Halus dan

Kasar. Analisa saringan adalah suatu kegiatan analisis untuk mengetahui

distribusi ukuran agregat halus dengan menggunakan ukuran-ukuran

saringan standard tertentu yang ditunjukkan dengan lubang saringan (mm)

dan untuk nilai apakah agregat halus yang akan digunakan tersebut cocok

untuk produksi beton.

Selain itu juga digunakan untuk mendapatkan prosentasi agregat halus

dalam campuran. Adapun modulus kehalusan yang disyaratkan untuk

agregat halus yaitu 2.1 – 3.7.

Gradasi gabungan dari agregat halus untuk beton kelas II, mutu K-125

dan mutu lebih tinggi harus ditentukan dengan cara analisis saringan dengan

menggunakan saringan standard ISO 63-31,5-16.

Halaman 22
Hasil analisa laboratorium dapat dilihat dalam table berikut.

Tabel 2.2. Singkapan batuan hasil survey permukaan

Modulues
Titik Pengamatan
Kehalusan
TP 01 4.47%
TP 03 9.46%
TP 05 9.48%
TP 06 7.53%
TP 07 8.37%

Berdasarkan hasil analisis laboratorium contoh pasir dan batu pada

lokasi. Maka dapat disimpulkan bahwa modulus kehalusan rata – rata pasir

dan batu adalah 7.86%. Dengan begitu pasir dan batu sangat cocok untuk

kebutuhan perumahan dan lain-lain namun tidak cocok untuk kebutuhan

beton sebelum diolah lebih lanjut dengan menggunakan cara pengolah yang

benar atau menggunakan washing plant.

Halaman 23
Foto 2.2. Kegiatan analisa contoh batu dan pasir

2.3. Sumberdaya

2.3.1 Metode Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan


Perhitungan dengan dengan metode Kontur dengan klasifikasi sumberdaya

Terukur.

Metode contour dilakukan dengan cara membagi endapan mineral

menjadi blok-blok mendatar dengan interval tertentu yang dibatasi oleh dua

buah penampang yang mewakili elevasi yang telah ditentukan. Kemudian

dihitung luas masing-masing sayatan agar dapat menentukan volume

dengan cara mengalikan luas rata-rata antara dua sayatan dengan jarak antar

sayatan.

Pada metode ini pembuatan penampang dilakukan dengan cara

membuat garis sayatan yang memotong topografi dengan elevasinya.

Pembuatan garis sayatan dimulai dari batas ketinggian terendah sampai

dengan batas elevasi tertinggi yang telah ditentukan, lalu diplotkan pada

peta topografi dan kemudian didapatkan gambar penampang dari sayatan

tersebut berupa model endapan pasir batu. Kemudian dihitung luas model

Halaman 24
endapan pasir batu dari tiap penampang dan akhirnya akan didapatkan luas

dan volume dengan mengalikan jarak antar sayatan. Jarak antara penampang

adalah 200 m dan dilakukan perhitungan besarnya luas penampang untuk

mengetahui besarnya volume dan tonnage pasir batu dengan menggunakan

software Autocad (lihat lampiran peta).

Penaksiran cadangan pasir batu dengan metode contour berdasarkan

Rule of Gradual Change digunakan perhitungan luas setiap penampang yang

dibuat memotong sesuai dengan elevasi yang telah ditentukan, perhitungan

ini juga tergantung pada ketebalan, panjang, massa jenis pasir batu disetiap

penampang dan jarak interval setiap penampang.

Persamaan mean area merupakan salah satu persamaan yang

digunakan untuk menghitung volume suatu endapan. Persamaan ini

digunakan apabila terdapat dua buah penampang dengan luas S1 dan S2

dengan jarak t. Adapun persamaan untuk mengestimasi volume dengan

menggunakan persamaan Mean Area adalah sebagai berikut:

Keterangan:

S1 : luas penampang 1 (m2)

S2 : luas penampang 2 (m2)

t : jarak antar penampang (m)

V : volume pasirbatu (m3)

2.3.2 Neraca Sumberdaya dan Cadangan

Halaman 25
Berdasarkan hasil eksplorasi yang dilakukan di lokasi penelitian

menunjukkan sumberdaya batu dan pasir yang didasarkan pada hasil survey

geologi permukaan dengan melakukan rekonstruksi kedudukan batuan

untuk menentukan arah penyebaran batu dan pasir di lokasi penelitian.

Perhitungan sumberdaya Perusahaan menggunakan metode Kontur dengan

klasifikasi sumberdaya terukur.

Hasil penaksiran cadangan pasir batu dengan menggunakan Metode

Contour dengan pedoman Rule of Gradual Change dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 2.3. Sumberdaya Pasir dan Batu Daerah IUP Perusahaan

KONTUR
NO LUAS (m2) JARAK (m) VOLUME (m3)
KETEBALAN
1 7,8 1528 200 152.800

2 16,4 2.784.6 200 278.456

3 19,9 3.403 200 340.300

4 23,5 2.487 200 248.700

TOTAL 1.020.256
Maka didapatkan sumberdaya terukur (measured rosources) batupasir di

lokasi IUP Eksplorasi PT. Putra Labuan Sulawesi adalah 1.020.256 M3.

Dengan persentase material sebagai berikut:

Halaman 26
2.4. Perusahaan Jasa/Sub Kontraktor

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh Perusahaan dengan

menggunakan peralatan eksplorasi milik kontraktor mulai dari suvey

permukaan, pemetaan topografi, dan geologi yang keseluruhan peralatan

tersebut dioperasikan oleh karyawan kontraktor.

2.5. Tenaga Kerja

Perusahaan dalam penanganan ketenagakerjaan memiliki kebijakan

pemakaian tenaga lokal sesuai dengan kualisifikasi pendidikan, tingkat

keterampilan dan pengalaman kerja yang diperlukan. Prioritas akan

diberikan pada masyarakat di sekitar lokasi penambangan yaitu Desa

Labuan, sedangkan untuk tenaga ahli akan disesuaikan.

Jumlah karyawan perusahaan pada Unit Penambangan yang

rencana akan digunakan sebanyak 10 orang dengan kriteria sebagai berikut:

1. Tenaga terampil sebanyak 4 orang.

2. Tenaga non terampil sebanyak 6 orang.

Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya untuk 10 orang personel Tahun 2018

diperkirakan sebulan Rp 80.000.000 dan setahun termasuk Tunjangan Hari

Raya (THR) sebesar Rp 1.040.000.000. Selengkapanya dapat dilihat pada

Tabel 2.4. di bawah ini.

Halaman 27
Tabel 2.4. Rencana Anggara Biaya Tenaga Kerja Tahun 2018
JUMLAH JUMLAH JUMLAH PER
NO KLASIFIKASI GAJI/BULAN
(Orang) PER BULAN TAHUN
1 Direktur 1 25,000,000 25,000,000 325,000,000
2 General Manager 1 20,000,000 20,000,000 260,000,000
3 Superintendent 1 10,000,000 10,000,000 130,000,000
4 Keuangan dan Admin 1 7,000,000 7,000,000 91,000,000
5 Teknisi 4 3,250,000 13,000,000 169,000,000
6 Satuan Pengamanan 2 2,500,000 5,000,000 65,000,000
-
Jumlah 10 67,750,000 80,000,000 1,040,000,000

2.6. Lingkungan dan K3

2.6.1 Lingkungan

a. Penanganan Polusi dan Kebisingan

Tidak terlaksananya kegiatan pengeboran dalam kegiatan survey

geologi permukaan maka dampak dari polusi dan kebisingan hampir

dikatakan tidak ada.

b. Penanganan Kualitas Air

Dampak terhadap kualitas air dalam kegiatan pemetaan geologi tidak

ada karena tidak adanya aktivitas pembukaan lahan, pembuatan sumur

uji, pemboran, dan pembongkaran peralatan saat kegiatan eksplorasi

berlangsung.

Upaya yang akan dilakukan jika dampak terhadap kualitas air sebagai

berikut :

1. Di sekeliling area kegiatan/ lahan yang dibuat drainase dengan

memasang saringan yang menuju ke sungai agar limpasan air hujan

yang dapat mengangkut material-material tanah pada bagian

Halaman 28
permukaan/top soil, tidak langsung masuk kedalam sungai atau

badan air lainnya.

2. Mengurangi kegiatan penggalian sumur uji pada musim hujan di

daerah yang terdekat dengan badan air.

3. Melakukan penutupan sumur uji secepatnya setelah penggalian dan

pengambilan data telah selesai.

4. Mengalirkan air bekas cucian peralatan kedalam kolam lumpur

untuk diendapkan dan dikelola sebelum dialirkan ke badan air.

5. Ceceran pelumas ditampung pada penampungan sementara untuk

selanjutnya diserahkan ke pengumpul yang memiliki ijin KLH.

6. Limbah kain sisa dan limbah B3 lainnya dikumpulkan untuk

selanjutya diserahkan ke pengelola yang telah mendapat ijin KLH.

c. Penanganan Kualitas Tanah

Kualitas tanah mengalami dampak akibat adanya kegiatan

eksporasi jika pemboran dilakukan dan pada saat pembongkaran peralatan

yang diakibatkan oleh adanya ceceran minyak dan detergen yang tumpah

ke tanah. Upaya yang dilakukan akibat adanya dampak tersebut yaitu

dengan mengumpulkan tanah yang mengalami kontaminasi untuk dibuang

ke TPA.

Upaya - upaya untuk penanganan terhadap pengurangan kualitas

tanah belum dilakukan karena tidak ada dampak yang ditimbulkan dalam

kegiatan eksplorasi ini.

Halaman 29
d. Penanganan Flora dan Fauna

Pembukaan lahan pada saat kegiatan eksplorasi tidak dilakukan.

Apabila pembukaan lahan dilakukan yaitu dengan melakukan pembukaan

lahan secara efektif sesuai dengan kebutuhan lahan untuk kegiatan

eksplorasi.

e. Kesempatan kerja

Kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh Perusahaan menimbulkan

dampak terhadap komponen sosial ekonomi masyarakat setempat yaitu

terbukanya kesempatan kerja untuk tenaga kerja terampil maupun non

terampil sejak persiapan eksplorasi yaitu pembukaan lahan hingga pasca

eksplorasi yaitu penanganan lahan. Upaya yang dilakukan yaitu dengan

mengutamakan tenaga kerja lokal atau penduduk setempat sesuai dengan

kebutuhan dan kualifikasi pekerja.

f. Peluang berusaha

Dampak lain terhadap sosial ekonomi masyarakat yang ditimbulkan

oleh kegiatan ini adalah peluang berusaha yang timbul sejak persiapan

eksplorasi yaitu pembukaan lahan hingga pasca eksplorasi yaitu penanganan

lahan. Upaya yang dilakukan adalah:

• Melakukan pengecekan terhadap jumlah masyarakat lokal yang

meningkat pendapatannya.

• Melakukan pengecekan terhadap jumlah dan pendapatan pengusaha

yang bekerjasama.

Halaman 30
g. Estetika Lingkungan

Komponen lingkungan lain yang terkena dampak akibat kegiatan

eksplorasi sejak pembukaan lahan hingga penanganan lahan adalah estetika

lingkungan yang akibatkan oleh pekerja yang membuang sampah di lokasi

eksplorasi. Upaya yang dilakukan adalah :

• Mengumpulkan limbah padat domestik dan selanjutnya diangkut ke TPA


terdekat.
• Pembuangan limbah padat akan dikoordinasikan dengan instansi terkait
daerah.

Tabel 2.5. Rencana dan Realisasi Pengelolaan Lingkungan Tahun 2017

Tabel 2.6. Rencana dan Realisasi Pemantauan Lingkungan Tahun 2017

Halaman 31
2.6.2 Pengelolaan K3

Dalam pekerjaan sehari-hari tidaklah mungkin untuk

menghindarkan setiap kecelakaan secara mutlak. Untuk melindungi para

karyawan dalam kegiatan eksplorasi ini, maka dibuat perangkat peraturan

sesuai dengan undang-undang yang dapat menjamin keselamatan

semaksimal mungkin.

Perusahaan dalam kegiatan penambangan akan membentuk Devisi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3). Dalam pelaksanaannya dibuat

program-program K-3 antara lain:

1. Pelaksanaan Peraturan-Peraturan Perusahaan yang berlaku

Pelaksanaan aturan perusahaan ini dilakukan melalui sosialisasi

kepada karyawan tentang aturan yang berlaku dan tidak berlaku

dalam perusahaan.

2. Melakukan inspeksi

Dalam pelaksanaan teknis yang dilakukan adalah inspeksi

langsung di lapangan tentang penanganan safety, hal ini

diperbantukan oleh pihak security.

3. Peralatan K-3

Pelaksanaan peralatan dilakukan dengan menyediakan

perlatan-peralatan K-3 untuk menunjang kegiatan aktivitas

penambangan maupun dalam kegiatan produksi. Peralatan ini

diberikan kepada masing – masing karyawan tanpa terkecuali,

Halaman 32
misalnya helmet, kaos tangan, masker, dan alat-alat penunjang

lainnya.

4. Investigasi Kecelakaan

Penganan investigasi dilakukan oleh tim K-3 apabila terjadi

kecelakaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tentang kejadian

yang telah terjadi untuk dianalisa dampak yang timbul dan cara

penanggulangannya.

5. Pelatihan K-3

Pelaksaan K-3 akan dilakukan secara optimal, mulai dari

sosialisasi tentang dampak yang timbul akibat bahaya kecelakaan

kerja hingga penanggulangannya.

6. Safety Audit

Program safety audit dilakukan dengan melakukan

inventarisasi safety tools di semua devisi, hal ini dimaksudkan

untuk mengetahui berapa jumlah pemakaian dan kerusakan-

kerusakan terhadap peralatan tertentu. Apabila ada terjadi

kerusakan ataupun tidak layak dipakai, maka digantikan sesuai

dengan kebutuhannya masing-masing.

2.7. Pengembangan Masyarakat dan CSR

Perusahaan menganggarkan biaya pengembangan masyarakat dan

CSR pada tahun 2017 sebesar Rp. 10.000.000 untuk kegiatan hubungan

komunitas, pengembangan infrastruktur dan operasional, namun yang

terealisasi hingga saat ini sebesar Rp. 1.800.000 untuk sumbangan kegiatan

Halaman 33
keagamaan, kegiatan olah raga kepemudaan dan operasional masyarakat

lokal untuk keperluan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Donggala.
TABEL 1.18
DATA PENGALOKASIAN COMMUNITY DEVELOPMENT
TAHUN (2014 - 2015)
Tabel 2.7. Data pengalokasian Community Development 2017
ALOKASI BIAYA (US $)
NO KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
RENCANA REALISASI
1 Hubungan komunitas
Bidang Keagamaan Epe 1,000,000 300,000
Bidang Sosial - Budaya 1,000,000 -
Bidang Olahraga & Kepemudaan Epe 1,000,000 500,000

2 Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Pendidikan
Bidang Kesehatan
Bidang Ekonomi
Bidang Pertanian
Bidang Peternakan - Perikanan

3 Pengembangan infrastruktur
Saran Pendidikan 3,000,000 -
Sarana Keagamaan 2,000,000 -
Sarana Kesehatan
Sarana Pertanian - Peternakan
Sarana Pemberdayaan ekonomi
Sarana Umum lainnya

4 Operasional 2,000,000 1,000,000

5 Bencana alam dan pelestarian lingkungan


Bantuan Bencana Alam
Penghijauan dan kampanye lingkungan

TOTAL 10,000,000 1,800,000

Halaman 34
2.8. Keuangan

Rencana pengadaan jenis dan jumlah peralatan eksplorasi perusahaan


untuk periode 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.8. Daftar Rencana Peralatan Eksplorasi Periode Tahun 2018


No Jenis Tipe Merek Rencana
1 Peralatan
Kompas Geologi Aluminium Brunton 1
Sunto Clinometer & Sedimen Finlandia 2
Palu Geologi Chissel & Sedimen Wings 2
GPS GPS Map 60 CSX Garmin 1
Meteran Roll 50 Meter Stanley 2
Meteran 5 Meter Stanley 2
Kamera Digital Digital 5 MB Nikon 2
KantongSampel Plastik – 100 100
Kalkulator solar Cell Casio 2
Pita Survey Pita Jepang 10 15
Alat Tulis & Buku
Disesuaikan Disesuaikan
Lapangan
Tas Lapangan Optional - Disesuaikan Disesuaikan
2 Peralatan Studio
Komputer PC FG 7500 LG 1
Laptop Aspire 47366 Acer 2
4 Scanner/Printer Pixma M145 Canon 2
3 Peralatan Operasioal
Pendukung
Mobil Strada Triton GLX Mitsubhisi 1
Motor KLX1505 Kawasaki Disesuaikan
Peralatan K-3 Glass, Glove, Helmet, Shoes, Disesuaikan
Chainsaw etc
- 1
Parang - - 6

Untuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Biaya Kegiatan Eksplorasi Periode

Tahun 2018 kami uraikan pada Tabel 2.9. di bawah ini.

Halaman 35
Tabel 2.9. Rencana Anggaran Biaya Eksplorasi Periode Tahun 2018
HARGA /
NO.
KEGIATAN WAKTU MINGGU JUMLAH TOTAL

1. OPERASIONAL KANTOR 112.050.000

Akomodasi Minggu 1 1.250.000 1.250.000

Konsumsi Minggu 1 10.000.000 10.000.000

Transportasi Minggu 1 7.000.000 7.000.000


Rencana Jumlah
Karyawan Minggu 1 21.000.000 21.000.000
Sosial dan
Lingkungan Minggu 1 300.000 300.000
Perijinan, Iuran Tetap
dan PBB Minggu 1 70.000.000
ATK dan
Perlengkapan Minggu 1 1.250.000 1.250.000

Lain-lain Minggu 1 1.250.000 1.250.000


2 EKSPLORASI 9.500.000

Studi Literatur Minggu 1-2 1.250.000 2.500.000

Logistik dan Support Minggu 2 1.000.000 1.000.000

Camp Minggu 2 1.000.000 1.000.000


Penyelidikan Umum /
Prospeksi Minggu 2 2.000.000 2.000.000

Pemetaan Geologi Minggu 2 1.500.000 1.500.000


Pengambilan Conto
Batuan Minggu 2 1.500.000 1.500.000
ANALISA
3 LABORATORIUM Minggu 3 1.000.000 1.000.000 1.000.000
ANALISA DATA
4 SURVEY 40.000.000
Penentuan Daerah
Prospek Minggu 4-5 10.000.000 20.000.000

Cadangan Ekonomis Minggu 4-5 10.000.000 20.000.000


PENGEMBANGAN
5 MASYARAKAT Minggu 6-9 7.500.000 30.000.000 30.000.000
K3 &
6 LINGKUNGAN Minggu 10- 13 3.750.000 15.000.000 15.000.000
Total 207.550.000

Halaman 36
BAB III

KESIMPULAN&PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. PT. Putra Labuan Sulawesi dapat berperan aktif dalam proses

pembangunan di wilayah Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala

Sulawesi Tengah, khususnya dalam sektor pertambangan yang

sasarannya memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah

dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi tambang.

Oleh sebab itu, setiap dukungan dan kerjasama yang baik dari

seluruh pihak adalah sungguh bernilai bagi realisasi harap an dan

cita-cita bersama ini, khususnya dalam pengurusan perijinan maupun

pelaksanaan kegiatan di lokasi pertambangan.

2. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya ini disusun sebagai dasar

perencanaan kegiatan satu tahun ke depan dengan realisasi kegiatan

setiap tahun berjalan, yang harus dilaporkan secara berkala kepada

Bupati Kabupaten Donggala, melalui Kepala Dinas Pertambangan

dan Energi, dengan tembusan kepada Menteri Energi Sumber Daya

Mineral dan Gubernur Sulawesi Tengah. Selain itu sebagai salah

syarat untuk memenuhi persyaratan permohonan Ijin Pinjam Pakai

Penggunaan Kawasan Hutan untuk kegiatan eksplorasi geologi

pertambangan pasir dan batu atas nama PT. Putra Labuan Sulawesi

di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Halaman 37
3. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya dalam penggunaan kawasan

hutan ini meliputi setiap proses rencana kegiatan mulai dari tahap

geologi eksplorasi, studi kelayakan, Upaya Pengelolaan Lingkungan

Hidup (UKL) dan Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

3.2. Penutup

Kiranya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) ini dapat

diterima dengan baik dan dapat dijadikan acuan dalam rencana

kegiatan kami selanjutnya serta sebagai salah satu persyaratan

diterbitkannya Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Kegiatan

Eksplorasi Geologi, sesuai dengan prosedur ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Halaman 38
LAMPIRAN
PETA

Anda mungkin juga menyukai