Perubahan Sosial
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial
Disusun Oleh :
Aulia Salsabila R
15
XII IPA 10
Sman 17 Makassar
2019
Perubahan sosial
A. Pengertian Perubahan Sosial
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam
hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan
perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat
diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu
masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan
masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti
bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru-
bahan.
Beberapa tujuan dari penulisan artikel faktor perubahan sosial ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan-perubahan sosial
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan
sosial serta untuk mengetahui proses-proses perubahan sosial.
2. Penemuan-penemuan Baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu
penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain-lain bagian dari
masyarakat dan cara-cara unsur kebudayaan baru diterima, dipelajari dan akhirnya
dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.
3. Pertentangan
Dalam masyarakat mungkin pola menjadi sebab daripada terjadnya
perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan-pertentangan tersebut
mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompoknya atau pertentangan
antar kelompok-kelompok.
salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah
suatu proses pnyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang-perorangan kepada
perorangan lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses
tersebut manusia mampu untuk menghimpun penemuan-penemuan baruyang telah
dihasilkan. Dengan adanya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh
msyarakat, dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat laus smapai umat
manusia didunia dapat menikmati kegunaan bagi kemajuan peradaban yaitu antara
lain proses tersebut merupakan pendorong bagi pertumbuhan suatu kebudayaan
dan memperkaya kebudayaan-kebudayaan masyarakat manusia.
Keadaan tersebut apabila telah terjadi dalam waktu yang lama, di mana
masyarakat mengalami tekanan-tekanan dan kekecewaandapat menyebakkan
timbulnya suatu revolusi dalam masyarakat tersebut.
Dapat dikatakan telah terjadi suatu revolusi, bila telah memenuhi beberapa syarat
yang meliputi:
Perubahan sosial yang besar pada umumnya adalah perubahan yang akan
membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya terjadinya proses
industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga
kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem
pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan yang lainnya.
Proses disintegrasi sebagai akibat atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai berikut :
Proses disintegrasi sebagai akibat atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai berikut:
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia.
Hal itu terjadi karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin
berbeda. Protes dapat terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu atau
kelompok secara langsung sebagai akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang
harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok tersebut tidak puas dan
melakukan tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau
masyarakat terhadap suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak
langsung sebagai rasa solidaritas antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak
tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan bagi orang lain.
3. Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang
untuk berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah
yang dicita-citakan. Hal ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan
kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun pergaulan. Perubahan sosial tersebut
dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan yang menyimpang
karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan
dalam kehidupannya.
Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang
bersih dan berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah
korupsi menyangkut berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam
Mubyarto) mengatakan bahwa korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini
sudah membudaya di kalangan bangsa Indonesia atau sudah menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, ha! tersebut akan
menghambat proses pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak
hanya satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi
seluruh rakyat Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu
karena tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena
itu, kenakalan remaja disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja
merupakan gejolak kehidupan yang disebabkan adanya perubahan-perubahan
sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi keluarga karena kedua orangtua
bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi berkurang.
1. Teori Siklus
Pandangan teori siklus sebenarnya telah dianut oleh bangsa Yunani, Romawi, dan
Cina Kuno jauh sebelum ilmu sosial modern lahir. Mereka membayangkan
perjalanan hidup manusia pada dasarnya terperangkap dalam lingkaran sejarah
yang tidak menentu.
Kita dapat melihat kebenaran teori siklus ini dari kenyataan sosial sekarang.
Misalnya, dari perilaku mode pakaian, dan gaya kepemimpinan politik. Sebagai
contoh, dalam perubahan mode pakaian, seringkali kita melihat mode pakaian
terbaru kadang-kadang merupakan tiruan atau mengulang model pakaian zaman
dulu.
Dalam bidang politik, kita juga melihat adanya perubahan bersifat siklus. Sering
kita melihat upacara-upacara sosial yang dilakukan pemimpin suku di zaman kuno
dilakukan kembali oleh pemimpin politik masyarakat modern sekarang, misalnya
melakukan upacaraupacara yang sifatnya memuja dan memelihara tradisi turun-
temurun.
Menurut teori ini perubahan sosial bersifat linier atau berkembang menuju
ke suatu titik tujuan tertentu. Penganut teori ini percaya bahwa perubahan sosial
bisa direncanakan atau diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu. Masyarakat
berkembang dari tradisional menuju masyarakat kompleks modern. Bentuk
perubahan sosial menurut teori ini dapat digambarkan seperti tampak dalam
gambar berikut.
Pandangan tentang teori linier dikembangkan oleh para ahli sosial sejak
abad ke-18, bersamaan dengan munculnya zaman pencerahan di Eropa yang
berkeinginan masyarakat lebih maju. Teori linier dapat dibagi menjadi dua, yaitu
teori evolusi dan teori revolusi. Teori evolusi melihat perubahan secara lambat,
sedangkan teori revolusi melihat perubahan secara sangat drastis. Menurut teori
evolusi bahwa masyarakat secara bertahap berkembang dari primitif, tradisional,
dan bersahaja menuju masyarakat modern. Teori ini dapat kita lihat di antaranya
dalam karya sosiolog Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber. Herbert
Spencer seorang sosiolog Inggris, berpendapat bahwa setiap masyarakat
berkembang melalui tahapan yang pasti. Herbert Spencer mengembangkan teori
evolusi Darwin untuk diterapkan dalam kehidupan sosial.
Teori revolusioner dapat kita lihat dalam karya Karl Marx sebagai sosiolog.
Karl Marx juga melihat masyarakat berubah secara linier, namun bersifat
revolusioner. Semula masyarakat bercorak feodal lalu berubah secara revolusioner
menjadi masyarakat kapitalis. Kemudian, berubah menjadi masyarakat sosialis-
komunis sebagai puncak perkembangan masyarakat.
DISUSUN OLEH :
Alfira Safitri
04
XII IPA 10
SOSIOLOGI
SMA NEGERI 17 MAKASSAR
2018 – 2019
A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran
atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang
lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan
yang lebih bermartabat.
Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli :
2. Akulturasi
Akulturasi dapat diartikan sebagai sebuah proses masuknya suatu
kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, hingga unsur
kebudayaan asing itu dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
masyarakat tersebut. Cepat atau lambatnya unsur kebudayaan asing dapat
diterima kelompok masyarakat bergantung kepada cara masuk dari budaya
tersebut. Jika, unsur kebudayaan tersebut masuk dengan cara pemaksaan,
maka akulturasi akan berjalan cukup lama. Namun, jika melalui proses
yang damai, maka unsur kebudayaan tersebut relatif lebih cepat diterima.
Contoh Akulturasi
Contoh yang dapat dikemukakan dalam akulturasi misalnya ada budaya,
tepatnya adalah musik keroncong.Musik keroncong merupakan hasil
perpaduan antara musik Portugis dan juga musik asli khas Indonesia.
Keroncong pada dasarnya berasal dan jenis musik yang berkembang di
Portugis yang dikenal sebagai Fado. Dalam perkembangannya, musik
keroncong tersebut disertai pula oleh unsur kebudayaan Indonesia,
misalnya menggunakan seruling yang terbuat dari bambu dan alat musik
gamelan
3. Asimilasi
Asimilasi secara umum dapat diartikan sebagai sebuah proses pembauran
yang dialami oleh dua kebudayaan yang berbeda, sehingga kondisi ini
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan, yang berhasil membentuk
kebudayaan-kebudayaan baru dalam masyarakat. Asimilasi ini biasanya
ditandai dengan usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan antar
individu atau kelompok.Usaha-usaha tersebut mempererat kesatuan
tindakan, sikap, dan perasaan dengan terus menerus memperhatikan sikap
dan juga tujuan bersama.
Contoh Asimilasi
Contoh asimilasi yang dapat diberikan adalah adanya makanan lontong
cap go meh. Lontong cap go meh merupakan hasil pembaharuan antara
budaya Indonesia dan budaya Tionghoa dengan menghilangkan ciri khas
kebudayaan yang lama, yaitu Indonesia.
Kesenjangan budaya
Kesenjangan budaya atau cultural lag, adalah dampak umum yang
terjadi akibat perubahan sosial. Perubahan sosial identik dengan perubahan
nilai dan norma yang terjadi di masyarakat, baik dalam skala kecil atau
pun besar. Pergeseran atau perubahan ini menuntut adanya penyesuaian
terhadap nilai dan norma yang baru.
Kesenjangan budaya bisa terjadi terutama dalam kasus yang
melibatkan lintas generasi. Cukup sering kita mendengar pendapat orang
tua melihat kelakuan anak muda sambil geleng-geleng kepala: ”dasar anak
jaman now”.
Sebagai contoh, anak jaman now beli bakso micinnya banyak, penjual
bakso barang kali heran, karena biasanya request pembeli justru tanpa
micin atau micinnya dikit. Besoknya, ketika ada anak kecil beli baksonya
lagi, ia menawarkan micinnya banyak atau dikit. Ketika yang ditawarkan
orang dewasa barang kali tawaran seperti itu nggak lumrah.
Di dunia perbaksoan terjadi pergeseran nilai tentang micin. Selain
micin, gaptek adalah contoh lain dimana generasi tua biasanya
mengalaminya. Mbah kita biasanya nggak punya akun Facebook, tapi kita
punya.Gaptek dan pertanyaan tentang takaran micin menimbulkan
kesenjangan budaya.
Ketimpangan social
Perubahan sosial di suatu daerah akan menciptakan perubahan
hubungan sosial dengan daerah lain di sekitar. Apalagi jika suatu daerah
mengalami perubahan sosial yang cepat, dan daerah sebelahnya lambat
atau bahkan stagnan.
Sebagai contoh, sebuah pabrik batu bara besar didirikan di kampung
Ujung Negoro. Penduduk kampung sebelah yang tidak punya skill untuk
bekerja di pabrik akan tetap bekerja seperti semula selama tidak tergusur
untuk pembangunan jalan. Warga luar dan warga setempat dimana pabrik
didirikan yang punya skill akan masuk pabrik. Warga kampung Ujung
Negoro yang tidak tergusur meraup untung dari usaha warung makan dan
kos-kosan.
Secara ekonomi, barangkali kampung Ujung Negoro mengalami
peningkatan, tetapi kampung sebelahnya yang tidak dapet duit CSR
(corporate social (ir)responsibility) tidak. Akibatnya terjadi ketimpangan
antara kampung Ujung Negoro dengan kampung sebelahnya.
Konflik Sosial
Salah satu resiko yang paling mudah diduga akibat terjadinya
perubahan sosial adalah munculnya konflik sosial.Sangat jarang sekali
perubahan sosial yang terjadi memuaskan semua pihak. Akan ada pihak
lain yang kecewa atau patah hati. Mereka yang menikmati kemapanan dan
kenyamanan biasanya tidak senang apabila ada perubahan.Kalau bisa,
kemapanan dan kenyamanan itu langgeng sampai mati.
Sebagai contoh, seorang juragan tanah kavling tiba-tiba terjerat kasus
hukum karena tanah yang dijadikannya proyek sebenarnya milik sah
pemerintah.Kondisinya yang mapan terancam setelah tahan yang diklaim
milik kakek buyutnya itu ternyata milik pemerintah.
Perubahan status kepemilikan tanah menimbulkan keresahan.Juragan
itu memanggil seluruh keluarga besarnya untuk menjadi saksi dan
melakukan protes kepada pemerintah.Timbullah konflik sosial antara
pihak keluarga yang mengklaim sebagai pemilik dan pemerintah yang juga
mengklaim sebagai pemilik.
Anomie
Anomie menurut Emile Durkheim adalah kondisi sosial tanpa norma.
Kondisi ini lumrah terjadi setelah perubahan besar mengguncang tatanan
masyarakat.Misalnya, bencana alam atau kondisi ketika perang.
Ketika tentara asing melakukan invasi, warga setempat dihadapkan
dengan kondisi tak menentu.Sistem perekonomian tak berjalan, sistem
pemerintahan kacau-balau. Warga tak tau harus bergerak ke mana, makan
apa, tidur di mana. Ketidaktahuan tersebut merupakan wujud anomie
karena tidak adanya norma yang mengatur.
Biasanya Senin pagi pergi belajar atau bekerja, karena perang, jadinya
tak jelas. Ketidakjelasan ini menuntut pihak otoritas menentukan norma.
Misalnya presiden memutuskan untuk melawan tentara asing yang
datang.Namun, anomie sering kali sulit ditenggulangi secara cepat karena
ketiadaan otoritas.Tanpa orang yang memegang otoritas, semua orang bisa
berperang melawan semua.
Dampak perubahan sosial dan contohnya di atas dapat terjadi dimana
saja.Pembaca barang kali sudah mengetahui bahwa masyarakat itu selalu
dinamis.Oleh karenanya, perubahan sosial itu sebuah keniscayaan.Hanya
saja, perubahan sosial yang kecil sering kali terjadi tanpa disadari sehingga
seolah-olah tidak terjadi perubahan apa-apa di masyarakat.
Dampak perubahan sosial memang perlu terus diidentifikasi, dikaji,
dan diteliti agar kita senantiasa mampu mengambil mana yang berdampak
”baik”, mana yang ”buruk”. Pembaca dapat mengembangkan beberapa
contoh dampak perubahan sosial yang disebutkan di atas atau
menjadikannya referensi.Sertai sumber bila mengutip untuk menghindari
plagiasi.
PERUBAHAN SOSIAL
DISUSUN OLEH:
KELAS: XII-IPA 10
NO.URUT: 21
2018/2019
A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Faktor penghambat:
1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak
mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal
ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat
menjadi statis.
2) Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang
terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi
mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah
pengaruh masyarakat lain (terjajah).
3) Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat
membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan
zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan
didominasi oleh golongan konser atif (kolot).
4) Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan
Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi
seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau
kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat
berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri
pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.
5) Adanya Kepentingan-Kepentingan yang Telah Tertanam dengan
Kuat (Vested Interest)
Organisasi sosial yang mengenal sistem lapisan strata akan
menghambat terjadinya perubahan. Golongan masyarakat yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi tentunya akan
mempertahankan statusnya tersebut. Kondisi inilah yang
menyebabkan terhambatnya proses perubahan.
6) Adanya Sikap Tertutup dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
Sikap yang demikian banyak dijumpai dalam masyarakat yang
pernah dijajah oleh bangsa lain, misalnya oleh bangsa Barat.
Mereka mencurigai semua hal yang berasal dari Barat karena
belum bisa melupakan pengalaman pahit selama masa
penjajahan, sehingga mereka cenderung menutup diri dari
pengaruh-pengaruh asing.
7) Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha perubahan pada unsur-unsur kebudayaan rohaniah,
biasanya diartikan sebagai usaha yang berlawanan dengan
ideologi masyarakat yang sudah menjadi dasar integrasi
masyarakat tersebut.
8) Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adakalanya
adat dan kebiasaan begitu kuatnya sehingga sulit untuk diubah.
Hal ini merupakan bentuk halangan terhadap perkembangan dan
perubahan kebudayaan. Misalnya, memotong padi dengan mesin
dapat mempercepat proses pemanenan, namun karena adat dan
kebiasaan masyarakat masih banyak yang menggunakan sabit
atau ani-ani, maka mesin pemotong padi tidak akan digunakan.
9) Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya
Buruk dan Tidak Mungkin Diperbaiki Pandangan tersebut adalah
pandangan pesimistis. Masyarakat cenderung menerima
kehidupan apa adanya dengan dalih suatu kehidupan telah diatur
oleh Yang Mahakuasa. Pola pikir semacam ini tentu saja tidak
akan memacu pekembangan kehidupan manusia.
Dampak negatif
1. Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya
kebutuhan akan kebebasan maupun independensi dari otoritas
tradisional.
2. Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku
menyimpang. Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak
sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
3. Budaya Konsumtif yang Semakin Besar
Individu mengkonsumsi suatu barang karena dianggap
sebagai simbol status.
4. Berkembangnya Sifat Individualisme
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi,
sehingga sering mengesampingkan kepentingan hukum.Hubungan
antar manusia bersifat sekunder, serba terbatas pada bidang
kehidupan tertentu saja.
5. Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya
perbedaan sikap dan kepentingan dalam menghadapi perubahan
sosial.
6. Lembaga-lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal
dikarenakan adanya konflik antara kelompok pendukung dan
penentang perubahan sosial.
7. Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang
usaha dan kesempatan kerja.Namun, sebagian anggota masyarakat
tidak siap untuk menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi,
sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran.
8. Adanya Kesenjangan Sosial
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan
perubahan tentu akan mampu meningkatkan taraf hidupnya.Namun
sebaliknya, apabila masyarakat tidak mampu melakukan
penyesuaian, maka lama kelamaan akan semakin terbelakang dan
mengalami penurunan kualitas hidup.
Sehubungan bergulirnya perubahan, semakin lebar pula
kesenjangan sosial yang tercipta dalam hubungan antara dua
keadaan yang saling bertolak belakang ini.
9. Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana
Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah
satu bentuk kerusakan lingkungan dan bencana alam yang
diakibatkan oleh perubahan pola kehidupan masyarakat.
Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama
negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.