MAKALAH Budidaya Ikan Nila
MAKALAH Budidaya Ikan Nila
MAKALAH Budidaya Ikan Nila
Oleh Kelompok 2 :
1. DIAN NOPIANTI
2. HENI RAHMA NINGSIH
3. RANI SOPIANI
4. BAIQ CHERLY DESPITA H.
5. JUMIATUN NOVITA H.
6. NURUL KAROMATUL AINI H.
KELAS : X SAINS 3
Kelompok 2,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Morfologi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus).......................
B. Pemilihan Lokasi Kolam.....................................................
C. Sarana Budidaya................................................................
D. Penebaran Benih................................................................
E. Pemberian Pakan...............................................................
F. Pembesaran........................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan gizi mutlak diperlukan karena meningkatkan
produktifitas manusia di segala bidang. Maka perlu dicari bahan
pangan yang bermutu baik dengan harga yang relatif terjangkau dan
mudah didapat. Di antaranya adalah ikan, baik dari hasil tangkapan di
laut maupun hasil budidaya. Daging ikan segar ternyata cukup
mengandung protein antara 16%-24%, lemak antara 0,2%-2,2%, unsur
mineral, vitamin serta karbohidrat. Penderita tekanan darah tinggi
sangat cocok mengkonsumsi ikan karena daging ikan tidak
mengandung kolesterol.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang berasal dari Taiwan sudah
sejak tahun 1969 dikenal oleh masyarakat Indonesia. Nama atau
sebutan nila ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan pada tahun
1972, diambil dari nama spesiesnya nilotika menjadi nila.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ikan Nila (oreochormis
niloticus) mempunyai keunggulan dan perkembangan budidaya relatif
lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang mudah berkembang
biak, pertumbuhan badannya cepat, dan merupakan pemakan
plankton serta tumbuhan air lunak yang tumbuh di dalam kolam.
Keunggulan lain, ternyata Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat
hidup, tumbuh dan berbiak pada kondisi air ber pH = 5.
Ikan Nila (oreochormis niloticus) termasuk salah satu jenis ikan
yang mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran lebar,
maka Ikan Nila (oreochormis niloticus) sehinga sangat cocok
dibudidayakan di kolam-kolam pekarangan yang relatif sempit di
sekitar rumah tinggal. Cara pembudidayaan tidak sulit. Dari segi
pembesaran, dapat dibudidayakan dengan berbagai cara atau sistem
antara lain : monokultur (pemeliharaan tunggal), polikultur
(pemeliharaan campuran) dan longyam (pemeliharaan terpadu).
Usaha pemerintah dalam memasyarakatkan makan ikan nila
terutama di pedesaan, untuk memenuhi kebutuhan gizi, kiranya akan
terwujud. Hal ini didukung oleh keunggulan Ikan Nila (oreochormis
niloticus) yang harganya terjangkau masyarakat, mudah
dibudidayakan, pertumbuhan cepat, serta tahan terhadap oksigen
rendah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Morfologi Ikan Nila?
2. Bagaimana Pemilihan Lokasi Kolam?
3. Bagaimana Sarana Budidaya?
4. Bagaimana Cara Penebaran Benih?
5. Bagaimana Cara Pemberian Pakan?
6. Bagaimana Cara Pembesaran Ikan Nila?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat atau paling tidak
membudidayakan ikan menjadi alternatif untuk mendapat penghasilan.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Sarana Budidaya
Alat/sarana yang digunakan oleh masyarakat pembudidaya
Desa Sei Tatas Kecamatan, Pulau Petak Kabupaten Kapuas adalah
hampir sama semua, misalnya :
1. Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan
mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
2. Pupuk kandang
Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi oleh
makanan alami dan membuat kolam menjadi subur.
3. Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di Kuala
Kapuas yaitu dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Kapuas, ukuran benih yang ditebarkan ukurannya berkisar antara
3-5 cm yang seragam.
4. Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu
ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan kandungan
Protein 30 %.
D. Penebaran Benih
Setelah kolam dinyatakan sudah siap, lalu dilakukan penebaran
benih nila dengan ukuran 3-5 cm dengan padat penebaran 10-15
ekor/m2. Untuk kolam ukuran 100 m 2 dapat ditebari benih 1.000 ekor.
Benih yang dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna cerah,
gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih tidak menderita stress
oleh perbedaan suhu udara dan air. Penebaran benih dilakukan pada
pagi atau sore hari. Penebaran pada siang hari dapat membahayakan
keselamatan benih.
Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Cara yang
aman dan praktis dengan mendiamkan wadah berisi air beberapa saat
hingga suhunya sama dengan suhu air kolam pembesaran. Kemudian
wadahnya digulingkan secara perlahan-lahan. Biarkan benih keluar
dengan sendirinya. Tinggal saat pertama kali menebar benih harus
dicatat agar waktu panen dapat dipastikan.
E. Pemberian Pakan
Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu diberi
makan karena pakan alami hasil pemupukan masih tersedia.
Menginjak hari keempat barulah kita memberikan pakan buatan
berupa pellet berkadar protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan
setiap hari sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur
dan ukuran ikan.
Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang ada di
kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali kurang lebih 30% dari
jumlah ikan keseluruhan.
Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% - 5% dari
bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet sebanyak 3% dan ukuran
200-500 gr sebanyak 2% dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
F. Pembesaran
Pembesaran Ikan Nila (oreochormis niloticus) sistem air tenang
(monokultur) membutuhkan kolam minimum 100 m 2, kontruksi kolam
disesuaikan kondisi lahan. Kedalaman kolam minimal 1 meter dan
tanggul harus kuat agar mampu menahan air. Agar sirkulasi air lancar,
kolam juga harus memiliki pipa pemasukan air maupun pengeluaran
air yang disaring agar mencegah masuknya predator melalui pipa.
Banyak sedikitnya benih Ikan Nila (oreochormis niloticus) yang
akan ditebar harus disesuaikan dengan kolam berapa ukuran panjang
dan lebar kolam pemeliharaan yang tersedia. Hal ini dilakukan untuk
menjaga agar padat tebar Ikan Nila (oreochormis niloticus) di kolam
sesuai dengan keperluan sehingga perkembangan pembesaran ikan
nila dapat maksimum.
Kolam untuk membesarkan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus)
harus dipersiapkan lebih dulu dengan cermat, baik itu meliputi
pengolahan dasar kolam, pengeringan, pemupukan, pengapuran dan
penggenangan air selama 5-7 hari agar diperoleh hasil panen yang
optimal. Juga pakan tambahan dari luar berupa pellet berkadar protein
25% diberikan setiap hari sebanyak 3-5% dari bobot ikan keseluruhan
diberikan 3 kali perhari, pagi, siang dan sore.
Jika selama pemeliharaan berjalan normal dalam tempo 6-7
bulan dengan berat hasil panen mencapai 250-350 gr/ekor, sudah
dapat di konsumsi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam
merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan
banyak digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber
pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga.
Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit,
karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan
(pellet), bahkan diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga.
Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis ikan pemakan
campuran (omnivora).
Berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya, Ikan Nila
(Oreochormis Niloticus) termasuk golongan pemakan segala ini dapat
dibudidayakan (pembesaran) dengan berbagai sistem, antara lain
sistem air deras, keramba, jaring terapung, longyam serta di kolam air
tergenang (stagnat water). Oleh karena dibudidayakan dengan banyak
cara itulah, maka Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) dapat dijadikan
alternatif pemilihan usaha.
B. Saran
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya
serangan hama dan penyakit. Cara yang paling aman untuk
mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung hewan
liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.
Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran
yang seimbang untuk mempertahankan kualitas air, serta diupayakan
suhu air tidak kurang dari 28 0C.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (Buku I). Direktorat Bina
Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian,
Jakarta. 1989.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah (Oreochormis Sp).
Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Bandung.
1988.
----------, Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila Merah Proyek Diversifikasi
Pangan dan Gizi Sub Sektor Perikanan, Direktorat Jenderal
Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta 1996/1997.
Cholik, F., Artati dan Rahmat Arifin. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Kolam
Ikan. 1991.
Hassanudin Saanin. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta
Jakarta. 1992.
Puslitbang Perikanan. Petunjuk Pengoperasian Unit Sarana Pembesaran
Ikan Nila. 1988.