Bab 1
Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
mengalami perilaku makan menyimpang akan mengalami perilaku makan
menyimpang setelah dua tahun mereka melakukan diet. Dampak yang
ditimbulkan akibat penurunan berat badan yang tidak sehat dan ekstrim akan
menimbulkan efek lemahnya konsentrasi, gangguan tidur, gangguan periode
menstruasi dan gangguan pertumbuhan fisik. Penelitian juga pernah dilakukan di
Asia tepatnya di Jepang menunjukkan dampak dari perilaku diet penurunan berat
badan, yaitu sebesar 72.9% remaja putri Jepang menerapkan diet yang tidak sehat
dan menyebabkan perilaku makan menyimpang (French, dkk, 1995).
Berbagai macam faktor telah coba diteliti dan diidentifikasi mengenai
berbagai faktor yang mungkin muncul akibat dari meningkatnya risiko penerapan
diet penurunan berat badan pada remaja putri. Penelitian dari Sztainer dan
Hannan (2000) menunjukan bahwa remaja putri yang memiliki status gizi lebih
baik cenderung melakukan diet untuk penurunan berat badan dibandingkan
dengan remaja putri yang memiliki status gizi normal, selain faktor status gizi,
perilaku diet penurunan berat badan dipengaruhi oleh psikososial ( rendahnya
percaya diri, stres, depresi, dan keinginan bunuh diri), sosiodemografi ( ras dan
status sosial ekonomi) dan faktor perilaku kesehatan ( penggunaan obat, alkohol,
rokok dan aktivitas fisik). Perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan
oleh remaja putri cenderung berhubungan dengan citra tubuh mereka, hubungan
dengan teman sebayanya, dan hubungan dengan keluarganya. Pengetahuan diet
sangat dipengaruhi oleh media massa. Banyak remaja putri melakukan diet untuk
menurunkan berat badannya dengan berbagai cara yang mereka tempuh yang
mereka anggap efektif, terkadang mereka melakukan diet dengan cara yang
membahayakan kesehatan tubuh mereka. Banyak dari remaja putri yang tidak
mengetahui tentang pengetahuan diet, mereka banyak yang salah presepsi tanpa
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau ahli gizi. Hal ini
mengakibatkan remaja putri yang melakukan diet tidak sesuai dengan porsi
mereka.
2
Pengaruh media massa, dan pengaruh tokoh idola di media massa membuat
mereka selalu ingin melakukan diet dengan tujuan untuk menjadi kurus dan
mendapatkan tubuh yang sempurna.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mendorong perilaku diet tidak sehat pada remaja putri?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat diet?
4
BAB II
PEMBAHASAN
“Diet adalah usaha sadar orang dalam membatasi dan mengontrol makanan
yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan berat
tubuh.” (Kamal, 2012 : 4). Perilaku diet yang sering dilakukan oleh remaja putri
ada yang sehat dan ada juga yang tidak sehat. Perilaku diet yang sehat sehat yaitu
meningkatkan olahraga, mengkonsumsi buah dan sayur, mengurangi makanan
yang berlemak, tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
pengawet buatan, tinggi kadar gula, dan makan siap saji. Sedangkan perilaku diet
yang tidak sehat antara lain memuntahkan makanan yang sudah dimakan,
menggunakan pil diet, menekan nafsu makan, menggunakan obat pencuci perut,
menggunakan diuretic atau obat yang bisa memperbanyak air kencing.
Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Beck, 2006 : 247)
yang mengatakan bahwa “diet yang baik adalah menekankan pada perubahan
dalam jenis makanan, jumlah, dan seberapa sering orang makan, dan ditambah
dengan program aktivitas fisik yang teratur.”
5
2.1.2. Pengertian Remaja
“Remaja merupakan masa transisi dari masa anak – anak menuju masa
dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi
kesejahteraan fisik dan mental remaja.” (Grabber dkk, 1994). Remaja menjadi
salah satu pusat perhatian, mengingat remaja banyak mengalami perubahan fisik,
kognitif, emosi, maupun sosial. Perubahan – perubahan yang terjadi pada remaja
cenderung akan menimbulkan berbagai permasalahan dan perubahan perilaku di
kehidupan remaja. Salah satu bentuk perubahan perilaku pada masa remaja adalah
perubahan perilaku makan baik mengarah ke perilaku makan yang sehat ataupun
cenderung mengarah kepada perilaku makan yang tidak sehat.
Menurut Proverawati (2010),
“ Fase remaja merupakan segmen kembangan individu yang sangat penting,
yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu
bereproduksi. Remaja didefinisikan sebagai peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Istilah ini menunjukan masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya dimulai dari usia 14 tahun pada pria dan usia 12 tahun pada
wanita.”
Salah satu upaya untuk menurunkan berat badan yang popular dikalangan
remaja putri saat ini adalah perilaku diet. Mereka melakukan diet untuk
menurunkan berat badannya. Diet yang ditempuh mereka sering kali tidak
diperhitungkan dampak negatifnya. Hal ini disebabkan karena keinginan remaja
putri dalam melakukan diet tidak melalui bimbingan seorang ahli seperti dokter
dan ahli gizi. Diet yang ditempuh sering tidak sesuai dengan aturan kesehatan,
mereka hanya memikirkan bagaimana menjadi kurus dengan cepat dan mudah
tanpa melihat akibat yang akan ditimbulkan oleh diet yang dilakukannya.
2.2. Pembahasan
2.2.1. Faktor pendorong diet tidak sehat.
Faktor pendorong diet tidak sehat pada usia remaja putri ditemukan bahwa
ada tiga subyek.
1. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
persepsi ketidakpuasan pada penampilan, sedangkan faktor eksternal yang
6
dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena pengaruh dari
lingkungan sosial.
2. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat
motivasinya yang takut memiliki tubuh yang gemuk, sedangkan faktor
eksternal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
pengaruh dari lingkungan sosial.
3. Faktor internal yang dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena
konsep diri tentang tubuh yang ideal, sedangkan faktor eksternal yang
dominan mendorong perilaku diet tidak sehat karena pengaruh dari
lingkungan sosial.
Selain itu faktor pendorong diet tidak sehat ini di ketahui bahwa konsep diri,
persepsi, motivasi, lingkungan sosial, dan status sosial ekonomi keluarga
mempengaruhi faktor pendorong diet tidak sehat.
1. Anorexia – Bulimia
7
b. Cairan hati dan asam lambung dapat menyebabkan iritasi dan
peradangan pada membran yang melapisi esofagus sehingga terjadi
kondisi yang disebut esophagistis. Masalah kesehatan ini sering
menimbulkan luka dan penyempitan saluran pencernaan.
c. Timbul komplikasi pada ginjal, dehidrasi, kelelahan, lemas dan
konstipasi.
Wanita yang melakukan diet ketat dan melakukan olahraga terlalu sering
dan berat cenderung menderita Anorexia-Bulimia, dimana mereka menjadi
ketakutan untuk menyantap makanan dan selalu merasa harus terus menurunkan
berat badannya walaupun sebenarnya tubuhnya telah menjadi sangat kurus.
Penurunan berat badan yang menyusut begitu cepat atau secara ekstrim
adalah tanda bahwa tubuh menerima nutrisi yang sangat kurang dari apa yang
diperlukan. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan gizi. Jika situasi ini terus
berlanjut lama, dapat mengakibatkan kekebalan tubuh melemah atau rendah.
8
4. Stres, gugup, lekas marah
5. Keterlambatan menstruasi
6. Rambut rontok
Seluruh bagian yang ada pada tubuh ini sangat membutuhkan nutrisi,
bahkan bisa berbeda beda. Kurangnya protein dan nutrisi penting lainnya juga
dapat menyebabkan rambut rontok. Tubuh membutuhkan makanan yang sehat
untuk regenerasi sel. Termasuk regenerasi sel kulit dan rambut.
Penurunan berat badan ekstrim dan cepat tidak memungkinkan kulit untuk
menyesuaikan diri dengan bentuk baru, sehingga menjadi rileks. Tanda-tanda
penuaan seperti keriput dan garis-garis halus pada wajah dan leher menjadi lebih
jelas pada orang yang sering berlatih dengan diet penurunan berat badan cepat.
Selain itu, efek yo-yo yang merupakan konsekuensi dari penurunan berat badan
yang tidak sehat dan cepat adalah salah satu penyebab paling umum dari stretch
mark.
9
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
10
3.2 Saran
Perilaku remaja dewasa ini beraneka ragam mereka selalu ingin tampil
sempurna di depan umum. Untuk menunjang penampilan yang sempurna remaja
sekarang khususnya remaja putri melakukan diet. Diet seharusnya dilakukan
dengan cara yang sehat dan lebih baik lagi apabila di konsultasikan terlebih
dahulu kepada ahli gizi ataupun dokter untuk memperoleh informasi diet sesuai
dengan porsi masing-masing orang.
Orang tua atau teman sebaya memiliki peran penting dalam
mempengaruhi perilaku remaja putri saat ini yang melakukan diet tidak sehat.
Sebaiknya orang tua atau teman sebaya memberikan motivasi langsung kepada
remaja putri yang melakukan diet. Hal ini memiliki pengaruh besar bagi pola pikir
nya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kamal, Anita. (2012). Cara Benar Diet. Yogyakarta: Laras Media Prima.
Beck, M.E. (2006). Ilmu Gizi dan Diet. (Terjemahan Hartono dan
Kristiyani) Yogyakarta : Liberty.
Santoso, Denny (2009). Rahasia Diet The Concept, The Diet, The
Workout. Jakarta : Libri.
12