Sifat Fisik Sediaan Lotio
Sifat Fisik Sediaan Lotio
Sifat Fisik Sediaan Lotio
Nim : 42117052
1. Lotion
Menurut Farmakope Indonesia edisi ke III, Lotion adalah sediaan cair berupa
suspensi atau disperse, digunakan seagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat
padat dalam bentuk serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok atau
emulsi tipe minyak dalam air dengan surfaktan yang cocok.
2. Komponen-komponen penyusun lotion adalah:
a). Pelembab
b). Pengemulsi
c). Bahan Pengisi
d). Pembersih
e). Bahan aktif
f). Pelarut
g). Pewangi
h). Pengawet
Uji Viskositas
Fenomena sediaan yang mengikuti sifat aliran pseudoplstik juga akan mengikuti
sifat aliran tiksotropik. Viskositas sediaan ini dapat diukur dengan menggunakan
Viskosimeter Brookfield karena viskometer ini dapat mengukur viskositas sediaan
yang bersifat Non Newton dan Newton. Prinsip kerjanya adalah dengan dengan
menggunakan spindel dan motor. Setelah motor dihidupkan maka spindel akan
berputar dan diamati angka yang ditunjukkan oleh jarum merah, dicatat. Untuk
menghitung viskositasnya makaangka yang ditunjukkan oleh jarum merah
dikalikan dengan suatu faktor yang terdapat pada brosur alat. Pengukuran
viskositas dilakukan dengan cara menempatkan sediaankrim yang akan diperiksa
dalam gelas bermulut lebar 100 mL, kemudian spindel yang sesuai (spindel No. 1)
dimasukkan ke dalam sediaan sampai terbenam.
Uji Stabilitas
Stabilitas lotion dapat dilihat dari perubahan viskositas yang terjadi selama
penyimpanan 1 bulan. Jika selama penyimpanan tidak terjadi perubahan
viskositas, maka sediaan lotion ini dapat dikatakan memiliki stabilitas yang baik
Formulasi
Sediaan lotion
tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan humektan.
Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman,
hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak
parafin, lilin lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan
anionik, kationik maupun nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara,
antara lain gliserin, sorbitol, propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari
lotion yang dlinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari
lotion adalah untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan
membersihkan, mencegah kehilangan air, dan mempertahankan bahan aktif
(Setyaningsih, dkk., 2007).
Lotion juga dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan efek
protektif dalam pengobatan dermatosis akut. Sebaiknya tidak digunakan pada luka
yang berair sebab akan terjadi
caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di bawah lotion
yang menjadi cake ( Anief, 1984).