Membaca Dalam Hati
Membaca Dalam Hati
Membaca Dalam Hati
PENDAHULUAN
Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenis membaca ini perlu
lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalam kurikulum 2004 tertera membaca sekilas,
membaca dangkal, membaca intensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan
ke dalam membaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis.
Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata, sedangkan membaca
teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut. Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi
apa yang dibaca, maka membaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karena
itu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membaca dalam hati dalam kegiatan
membaca / wacana apapun. Jangan biarkan membaca menggunakan ujung jari atau mulut yang
berkomat – kamit, karena kegiatan ini akan menghambat kecepatan dalam membaca.
Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak kita berada di kelas II sekolah dasar, tapi
secara intensif diberikan pada saat kelas III dengan tujuan membaca dalam hati ialah melatih
kemampuan dalam memahami isi wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi
dan menambah ilmu pengetahuan / informasi.
Pada saat awal kita dibangku SD dikenalkan dengan membaca dalam hati, pertanyaan yang
diberikan berupa pertanyaan ingatan. Makin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat
perhatian guru, sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hati adalah sebagai
berikut:
1 Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa. Sebagai variasi dan
menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasan guru dapat ditempuh dengan jalan
memberikan daftar kata-kata sulit atau kata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus
untuk mencari kata-kata tersebut.
2 Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu bacaan yang disajikan,
sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktu yang disediakan tergantung pada panjang
pendeknya bacaan tersebut.
3 Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaan yang sudah
dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaan tersebut pada waktu ia menjawab
pertanyaan bacaan.
4 Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatan maupun pertanyaan
pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisan untuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat
pula secara tertulis untuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.
5 Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan, biasanya dilanjutkan
dengan membaca teknis atau membaca bahasa. Catatan :
Membaca dalam hati akan cacat apabila :
1. Membaca dengan suara berbisik / bergumam.
2. Bibir bergerak-gerak (komat-kamit)
3. Kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau
4. Menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.
Pada saat membaca dalam hati, kita hanya menggunakan ingatan visual (visual memory) yang
melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam hati (silent reading) adalah
untuk memperoleh informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Membaca dalam hati dapat dibagi atas :
A. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin
teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif
adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat. Dengan demikian, membaca
secara efisien dapat terlaksana. Membaca ekstensif biasanya lebih banyak dilakukan diluar kelas.
Membaca ekstensif ini meliputi :
1. Membaca survei ( survey reading )
Sebelum kita mulai membaca maka biasanya kita meneliti terlebih dahulu apa-apa
yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari dan yang akan
ditelaah, dengan jalan :
a. Tentukan pada diri kita apa yang ingin kita cari, caranya dengan melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan;
b. Memeriksa, memilih indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
c. Bilamana kita telah menemukan yang telah kita cari, bacalah teks sekelilingnya juga.
Kecepatan serta ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan ini sangat penting. Hal ini
turut menentukan seseorang dalam studinya.
B. Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama,
telaah, teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas
yang pendek kira-kira 2-4 halaman tiap hari.
Yang termasuk kedalam kelompok membaca intensif ini adalah :
a. Membaca telaah isi ( content study reading )
b. Membaca telaah bahasa ( linguistic study reading )
Tujuan utama membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis, Urutan-urutan retonis atau pola-pola teks, pola-pola
simbolisnya. Membaca dalam hati yang lancar sungguh sangat berguna bagi setiap orang yang
ingin mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Membaca
M
embaca
Nyaring
Membaca
Dalam Hati
Membaca
Ekstensif
Membaca Intensif
A. Kesimpulan
Membaca dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Membaca dalam hati terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Membaca ekstensif
mencakup membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan, membaca
intensif mencakup membaca telaah isi (membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis,
dan membaca ide-ide) dan membaca telaah bahasa (membaca bahasa dan membaca sastra).
Membaca dalam hati yang lancar sangat berguna bagi setiap orang yang ingin mencapai
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Cara membaca yang paling baik adalah membaca dalam
hati.
B. Saran
Bila Anda ingin mengetahui isi buku secara cermat gunakanlah cara membaca dalam hati.
Membaca buku untuk menyiapkan diri untuk tentamen maka membacanya haruslah benar-benar
intensif. Bila buku itu Anda gunakan untuk mencari bahan tertentu untuk membuat skripsi, maka
membaca itu hanya secara global. Anda harus menentukan cara mana yang akan Anda pakai untuk
membaca buku itu. Maka mulailah dari sekarang untuk membaca dalam hati.
Deni Yuniardi,M.D,ᄃ
DENI YUNIARDI
A. Membaca Nyaring
1. Pengertian
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
murid,ataupun pembaca bersama-samadengan orang lain atau pendengaruntuk
menangkapserta memahami informasi,pikiran,dan perasaan seorang pengarang.
(Tarigan1978:23).
Dalam membaca nyaring, selain penglihatan dan ingatan,juga turut aktif auditory
memory(ingatan pendengaran) dan motor memory (ingatan yang bersangkut paut dengan
otot-otot kita).(Multon,197 0:15 dalam Tarigan 1979:23).
Membaca nyaring adalah sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi
berbagai ragam tujuan serta mengembangkan sejumlah keterampilan serta minat.Oleh
karena itu, dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan membaca nyaring, guru harus
memahami proses komunikasi dua arah.Lingkaran komunikasi belumlah lengkap jika
pendengar belum memberi tanggapan secukupnya terhadap pikiran atau perasaan yang
diekspresikan oleh pembaca.Memang tanggapan tersebut mungkin hanya dalam hati,
tetapi bersifat apresiatif,mempunyai nilai apresiaisi yang tinggi.(Dawson (et al)
1936:215-216).
Pembaca harus memahami aksara di atas kertas seta memproduksikan suara yang tepat
dan bermakna.Membaca nyaring pada hakikatnya merupakan suatu masalah lisan atau
oral matter.Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa asingaktivitas membaca nyaring
lebih ditujukan pada pengucapan (pronounciation) daripada pemahaman
(comprehension).mengingat hal tersebut, maka bahan bacaan haruslah dipilih yang
mengandung isi dan bahasa yang relatif mudah dipahami.(Broughton(et al) 1978:91).
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita perhatikan bahwa kegunaan membaca nyaring
sangat terbatas.sedikit orang yang dituntut membaca nyaring dalam kegiatan rutin sehari-
hari, seperti penyiar radio, pembicara televisi,pengacara, atau pastor.Demikianlah, dari
segi mayoritas, kegunaan atau kepentingannya memang terbatas.(Broughton (et al)
1978:92)
Kelas I:
titik(.)
koma(,)
tanda tanya(?)
tanda seru(!).
Kelas II:
Kelas III:
Kelas IV:
Kelas V:
Kelas VI:
Pembaca nyaring yang baik biasanya ingin sekali agar pendengarnya memahami apa yang ia
sampaikan.Oleh sebab itu, pembaca hendaklah mengetahui keinginan serta kebutuhan
pendangarnya,serta menginterpretasikan bahan bacaan secara tepat.(Tarigan 2008:27).
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, pembaca haruslah menguasai keterampilan-
keterampilan persepsi(Penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal dan
memahami kata-kata dengan cepat.Yang sama pentingnya dengan hal ini adalah
kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan pikiran serta
membacanya dengan baik dan lancar.Untuk membantu para pendengar menangkap serta
memahami maksud pengarang , pembaca biasanya menggunakan berbagai cara, antara
lain:
Membaca drama menuntut pembaca memadukan antara bahasa verbak dan non
verbal, menjiwai dan menghadirkan dirinya pada teks, siap siaga dengan kalimat
berikutnya dan tanggap dengan respon selanjutnya.Anak tidak akan mampu
menyampaikan maksud teks dengan tepat bila ia tidak memahami maksud teks
tersebut.Oleh sebab itu, anak berusaha mengenali tanda-tanda yang terdapat
dalam teks, menafsirkannya dengan imajinasinya.Bacaan elementer modern
biasanya memuat drama-drama yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.Akan tetapi,jangan dilupa bahwa anak-anak membutuhkan pengalaman
lebih banyak dengan bacaan.(Anderson 1972:98-99)
Latihan membaca dalam hati harus dimulai sejak anak-anak bisa membaca
sendiri.Pada tahap ini anak-anak harus diberikan bacaan tambahan, yang
penekanannya diarahkan pada keterampilan menguasai bahan bacaan,memahami
ide-ide dengan usahanya sendiri.
Bila seseorang dapat membentuk knsep-konsep serta sikap-sikap pribadi, hal itu
berarti dia telah memperluas kesatuan-kesatuan pikirannya serta memperoleh
dasar pendapat.Dia akan menguasai cerita-cerita dan uraian-uraian sebagai suatu
keseluruhan yang dalam kegiatan membaca nyaring kini hanya dapat memahami
fragmen-fragmen yang lepas-lepas saja.Pada membaca dalam hati ini, anak
mencapai kecepatan dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa
katanya,dan memperoleh keuntungandalam hal keakraban dengan sastra yang
baik.Setelah membaca dalam hati, guru dapat menyuruh murid mengutarakan apa
yang telah ia baca, hal ini mempernudahkan pengujian pertumbuhan daya
pemahaman apresiasi mereka.(Cole 1950:244-245).
1) Membaca ekstensif;
2) Membaca intensif.
C. Membaca Ekstensif
1. Membaca Survey
Membaca survey merupakan kegiatan meneliti terlebih dahulu apa yang akan
kita telaah/baca.Kita menyurvey bahan bacaan yang akan kita pelajari, yang akan
kita telaah , dengan jalan:
a) memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam
buku-buku;
b) melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam
buku-buku yang bersangkutan.
c) memeriksa, meneliti bagan, skema,out line buku yang bersangkutan..
(Tarigan 2008:33)
2. Membaca Sekilas
Membaca sekilasatau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta
mendapatkan informasi.(Tarigan 1978:33)
3. Membaca Dangkal
Kita telah membahas membaca tiga jenis membaca yang termasuk ke dalam
membaca ekstensif.
D. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan
penangan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang
pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner,latihan pola-
pola kalimat,latihan kosa kata,telaah kata-kata,dikte,dan diskusi umum merupakan
bagian dan teknik membaca intensif.Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai
dengan maksud ini harus dipilih oleh guru, baik dari segi bentuk maupun
isinya.Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil pada tahap ini secara langsung
akan berhuungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut.
(Brooks 1964:172-173).
Tujuan membaca intensif ini adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman
penuh terhadap argumen-argumen yang logis,urutan-urutan retoris atau pola-pola
teks, pola-pola simbolisnya;nada-nada tambahanyang bersifat emosionaldan
sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana
linguistk yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.(Tarigan 2008:37)
a. Membaca Teliti
3. Membuat Catatan
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman yang dimaksud di sini adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami:
1) standar-standar atu norma-norma kesastraan (literary standards);
2) resensi kritis (critical review);
3) drama tulis (printed drama);
4) pola-pola fiksi (pattrens of fiction).
1. Standar Kesastraan
Kalau beratus-ratus pembaca yang serius berbuat hal yang sama selama kurun
waktu yang cukup lamasecara berkesinambungan, jelaslahbahwa di sini ada
suatu yang mengandung kebenaran dan keindahan, sesuatu yang memenuhi
kebutuhan umat manusia, sesuatu yang berkesinambungan memengaruhi para
pembaca lama setelah pengaragnya meniggal dunia.Dalam hal serupa
inilah,kesusatraan itu tercipta.
2. Resensi Kritis
Kita tidak punya banyak waktu untuk mebaca semua bahan bacaan.kita ingin
menegtahui dan memerlukan informasi mengenai bahan bacaan yang sangat
banyak.Resensi kritis dapat kita gunakan untuk mengetahui informasi
tersebut.Rsensi kritis yang memuat tulisan singkat mengenai fiksi maupun non
fiksi akan sangat membantu kita dalam mendapatkan informasi mengenai
informasi terbaru dan pikiran-pikiran penulis di dunia.
Resensi juga bukan sekedar bahan referensi bagi para sarjana seperti di masa
lalu.Resensi telah menjadi sarana yang sangat penting dalam dunia
pendidikan.(Bachelor,Henry,and Salisbury,1951:2999;Salisbury,1955:402-
403).
Demikian pentingnya resensi sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai
bahan bacaan.seorang pendidik akan sangat baik bila memiliki kekayaan
wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai bahan-bahan bacaan, bakat
dan minat siswa.Salah satu cara adalah dengan membaca resensi.
3. Drama Tulis
Fiksi adalah suatu istilah yag dipergunakan untuk membadakan uraian yang
tidak bersifat historis, dengan penunjuk atau penekanan khusus pada segi
sastranya.(Brooks, Purser and warren,1952:9).
Perbedaan utam antara fiksi dengan non fiksi terletakpada tujuan. Maksud dan
tujuan dari cerita non fiksi adaah untuk menciptakan kembali apa yang telah
terjadi secara aktual.Sementara fiksi mencoba memulai dengan mengatakan
“seandainya”,memusatkan perhatian sepenuhnya pada realitas.
a. Unsur-unsur Fiksi
1) tema (theeme);
2) plot, perangkap atau konflik dramatik;
3) pelukisan watak (character deleneation);
4) ketegangan dan pembayangan (suspace and foreshadowing);
5) kesegaran dan suasana (immedicy and atmosphere);
6) point of veiw;
7) fokus terbatas dan kesatan (liited fokus and unity).(Lubis,1960:14
dalam Tarigan 2008:78).
Diposkan oleh Deni Yuniardi,M.D,ᄃ di 23.21 ᄃ ᄃ Kirimkan Ini lewat Email ᄃ BlogThis!ᄃ
Berbagi ke Twitter ᄃ Berbagi ke Facebook ᄃ
Poskan Komentar
News
Loading...
Laman
Beranda ᄃ
.
ᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃᄃ
ᄃᄃ
Mengenai Saya
ᄃ
Deni Yuniardi,M.D,ᄃ
Bandar Lampung,
Lampung, Indonesia
Lihat profil lengkapku
ᄃ
Bacaan
ebook
Arsip Blog
tautan
Pos
Komentar
Masuk
Video
Loading...
A. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah proses membaca yang dilakukan secara luas. Objeknya meliputi sebanyak
mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca intensif dapat dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
b. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang bertujuan untuk memahami bacaan. Membaca
pemahaman terdiri dari beberapa macam, yaitu:
Membaca literal
Membaca literal adalah membaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara
tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
jelas) dalam bacaan.
Yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain keterampilan: 1) mengenal kata,
kalimat, dan paragraf; 2) mengenal unsur detail, unsur perbandingan, dan unsur utama; 3) mengenal
unsur hubungan sebab akibat; 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan di mana); dan 5)
menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab akibat.
Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan membaca untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan
keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan
bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak hanya menangkap makna
yang tersurat (makna baris-baris bacaan atau Reading The Lines ), tetapi juga menemukan makna
antar baris(Reading Between The Lines ), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines).
Yang perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan: 1) menemukan informasi faktual
(detail bacaan); 2)menemukan ide pokok yang tersirat; 3) menemukan unsur urutan, perbandingan,
sebab akibat yang tersirat; 4) menemukan suasana (mood); 5) membuat kesimpulan; 6) menemukan
tujuan pengarang; 7) memprediksi (menduga) dampak; 8) membedakan opini dan fakta; 9)
membedakan realitas dan fantasi; 10) mengikuti petunjuk; 11) menemukan unsur propaganda; 12)
menilai keutuhan dan keruntutan gagasan; 13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; 14)
menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; 15) membuat kerangka bahan bacaan; dan 16)
menemukan tema karya sastra.
Membaca Kreatif
Membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kegiatan membaca seseorang. Artinya, pembaca
tidak hanya menangkap makna tersurat (Reading The Lines ), makna antarbaris (Reading Between
The Lines ), dan makna di balik baris (Reading Beyond The Lines ), tetapi juga mampu secara kreatif
menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa keterampilan membaca
kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan: 1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian
menerapkannya; 2) membuat resensi buku; 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang
disajikan dalam buku; 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk naskah drama dan
sandiwara radio; 5) mengubah puisi menjadi prosa; 6) mementaskan naskah drama yang telah dibaca;
dan 7) membuat kritik balikan dalam bentuk esai atau artikel populer
Membaca Cepat
Teknik membaca cepat dapat digunakan sebagai salah satu cara belajar efektif. Membaca cepat
merupakan teknik membaca dengan memindahkan padangan mata secara cepat, kata demi kata, frase
demi frase, atau baris demi baris. Teknik membaca cepat bertujuan agar pembaca dapat memahami
bacaan dengan cepat. Pelajari cara membaca cepat dan menghitung KEM!ᄃ
1.Supaya kita bisa lebih fokus dan materi yang dibaca bisa masuk ke otak
2.supaya tidak mengganggu orang lain yang berada didekat kita sewaktu kita sedang membaca
7 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan ᄃ
Penilaian Penanya:
Komentar Penanya:
.
1 bintang - tandai ini sebagai Pertanyaan Menarik!ᄃ
1 ᄃ
Email ᄃ
Beri Komentar (0)ᄃ
Simpan ᄃ
o
ᄃ Toni ᄃ
menurut saya, tergantung masing2 orang. ada yang lebih suka baca dalam hati ada yang suka
bersuara.. jadi manfaatnya untuk pribadi masing2 berbeda. namun untuk orang di
sekeliling kita mungkin akan mengganggu orang2 sekitar.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
o 1 orang menilai ini bagus
ᄃ Reddy ᄃ
mudah memehami dan tidak mengganggu orang lain.
materi referensi:
saya sendiri
o 7 bulan lalu
Lapor Penyalahgunaan ᄃ
o
ᄃ wahyu rahayu ᄃ
>>lebih mudah di pahami/mengerti.
>>tidak berisik.
>>baca jadi lebih cepat.
>>tidak mengganggu orang yang di dekat kita.
>>menghemat suara.
itu saja...thanks.
materi referensi:
saya sendiri
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Blacky ᄃ
Manfaat membaca dalam hati supaya hati juga ikut berbicara, jangan mulut saja yg terus
terusan yg bicara, capek mulut ini tau... Gantian hati dongggggg.... Hehehe
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Kae ᄃ
1.tidak ada yg nguping.
2.tidak berisik
3.org lain ga tau kita baca apa
4.org lain ga tau kita bisa baca beneran apa ga
5.hemat energi!!
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Agus ᄃ
Manfaat membaca dalam hati
1. Tidak mengangu orang lain, dan juga tidak mengangu konsenterasi kita sendiri.
2. Kalau kita membaca dalam hati kita akan lebih mudah menghafal artikelnya.
3. Membaca dalam hati bisa membuat hati tenang di tambah sebuah lagu yang kita sukai.
Itulah yang aku tahu.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ ไ TeRaTai ไ LauT BiRu ไ ᄃ
Sebenarnya sih tergantung kebiasaan.
klo kebiasaan membaca harus diucapkan, maka org tsb akan kesulitan membaca dalam hati.
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ ★brônsôn...ᄃ
manfaat membaca dalam hati
melatih kecerdasan hati
karena hati lebih cerdas pada persoalan rasa
o 7 bulan lalu
o Lapor Penyalahgunaan ᄃ
ᄃ Henry ᄃ
mudah masuk ke otak dang nggak gampang bosan
o 7 bulan lalu
7 Fungsi Membaca
Kegiata membaca yang merupakan jantungnya pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
15 Fungsi Intelektual
Dengan banyak membaca kita dapat meningkatkan kadar intelektualitas, membina daya
nalar kita. Contoh : membaca buku-buku pelajaran, karya-karya ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, dll. (Amir, 1996:4)
16 Fungsi Pemacu Kreatifitas
Hasil membaca kita dapat mendorong, menggerakkan diri kita untuk berkarya, didukung
oleh keluasan wawasan dan pemilihan kosa kata. Contoh : buku ilmiah, bacaan sastra, dll.
17 Fungsi Praktis
Kegiatan membaca dilaksanakan untuk memperoleh pengetahuan praktis dalam
kehidupan, misal: teknik memotret, teknik memelihara ikan lele, resep membuat
minuman dan makanan, cara merawat tanaman, dll.
18 Fungsi Religious
Membaca dapat digunakan untuk membina dan meningkatkan keimanan, memperluas
budi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
19 Fungsi Informatif
Dengan banyak membaca bacaan, informasi lebih cepat kita dapatkan. Contoh: dengan
membaca majalah dan Koran dapat kita peroleh berbagai informasi yang sangat penting
atau kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari.
20 Fungsi Rekreatif
Membaca digunakan sebagai upaya menghibur hati, mengadakan tamasya yang
mengasyikkan. Contoh: bacaan-bacaan ringan, novel-novel, cerita humor, fariabel karya
sastra, dll.
21 Fungsi Sosial>br/> Kegiatan membaca mempunyai fungsi social yang tinggi
manakala dilaksanakan secara lisan atau nyaring. Dengan demikian kegiatan membaca
tersebut langsung dapat dimanfaatkan oleh orang lain mengarahkan sikap berucap,
berbuat dan berpikir. Contoh: pembacaan berita, karya sastra, pengumuman, dll.
22 Fungsi Pembunuh Sepi
Kegiatan membaca dapat juga dilakukan untuk sekedar merintang-rintang waktu, mengisi
waktu luang. Contoh: membaca majalah, surat kabar, dll. (Amir, 1996:5)
8
9 Manfaat Membaca
Selain fungsi tersebut diatas, kegiatan membaca mendatangkan berbagai manfaat, antara lain:
23 Memperoleh banyak pengalaman hidup.
24 Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat
berguna bagi kehidupan.
25 Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.
26 Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
27 Dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan piker, meningkatkan
taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
28 Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan seseorang
menjadi cerdik dan pandai.
29 Dapat memperkaya perbedaan kata, ungkapan, istilah, dll yang sangat menunjang
keterampilan menyimak, berbicara dan menulis.
30 Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap desistensi, dll. (Amir,
1996: 6)
10 Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Emerson, seorang filosof
kenamaan yang mengharapkan setiap orang (termasuk pelajar) dapat membiasakan diri sebagai
pembaca yang baik. Dengan kebiasaan itu seseorang dapat menimba berbagai pengalaman dan
pengetahuan, moral, peradaban, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat sampai pada
tingkat perkembangannya yang sekarang ini merupakan akibat langsung dari pembacaan buku-
buku besar. Hal di atas dipertegas lagi oleh Lin Yut'ang seorang filosof terkenal Cina yang
menyatakan bahwa orang yang tidak mempunyai kebiasaan membaca yang baik, akan terpenjara
dalam dunianya, baik dalam segi waktu dan ruang. Hal ini berarti ia hanya dapat mengetahui hal-
hal yang terjadi pada lingkungan dekatnya dan hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu
saja. Dengan demikian semakin aktif seseorang membaca maka akan semakin tinggi pengetahuan
yang didapatkan, tidak terpenjara dalam dunianya.
16 Kebiasaan dalam Membaca
Kebiasaan yang baik diantaranya:
Berkonsentrasi penuh terhadap bahan bacaan.
17 Pada saat membaca membawa alat tulis untuk membuat tanda-tanda, catatan
kesil, atau rangkuman dan semacamnya.
18 Membaca secara berencana, teratur, dan sistematis.
19 Sikap yang baik pada saat membaca dan mengatur jarak mata dengan buku +
25-30 cm.
20 Menjaga kesehatan jasmani maupun rohani, terlebih lagi kesehatan mata
yang merupakan alat penting dalam aktifitas baca.
21 Rajin memanfaatkan jasa perpustakaan secara pribadi.
22 Setiap kali membaca 1-2 jam, seyogyanya beristirahat.
31 Kebiasaan yang kurang baik dalam membaca terutama membaca pada tingkat lanjut:
23 Membaca dengan bersuara atau vokalisasi / subvokalisasi.
24 Membaca dengan bibr bergerak, atau komat-kamit seperti pembacaan
mantra.
25 Membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan dari kiri ke
kanan.
26 Membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan jari, pensil, atau alat
lainnya.
27 Membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat.
28 Regresi : mengulangi kata-kata yang telah dibaca.
29 Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi sehingga gagal
memberikan makna bacaan secara utuh, menemukan ide pokok.
30 Kebiasaan membaca terlalu cepat sehingga kurang memperhatikan kata-kata
kunci. Perolehan makna tidak sesuai dengan maksud penulis sehingga
menyebabkan salah tafsir.
31 Pandangan tentang suatu topic sangat kuat sehingga dalam menafsirkan teks
hanya menurut pandangan dan pengalaman diri sendiri bukan apa sebenarnya
yang dimaksud dalam teks.
DAFTAR PUSTAKA
2 Akhadiah. Sabarti, dkk. 1992/1993. Bahasa Indonesia III. Jakarta. Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
3 Andayani, dkk. 2009. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta.
Universitas Terbuka.
4 Darmiyati. Zuchdi, dkk. 1999/2000. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta. Dirjen dikti. Depatemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
5 Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta. Departemen Pendidikan
Nasional.
6 Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP Kelas I. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
7 Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1983. Petunjuk Khusus Bidang Pengajaran
Bahasa Indonesia Buku II Pengembangan dan Pengadminstrasian Program. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
8 Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan
Menulis Kelas I di Sekolah Dasar. Jakarta. P2MSK.
9 Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Materi Pokok Pendidikan Anak di SD Edisi 1. Jakarta.
Universitas Terbuka.
10 Puji Santoso, dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas
Terbuka.
11 Rusna Ristasa Augusta. 2010. Pedoman Penyusunan Laporan Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Departemn Pendidikan Nasional. Jakarta. Universitas Terbuka.
12 St. Y. Slamet. dkk. 1996. Peningkatan Keterampilan Bahasa Indonesia (Bahasa Lisan Dan
Bahasa Tertulis). Surakarta. D II/Semester I/3 SKS. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
13 Sumantri, Mulyani, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV Maulana.
14 Suyatno. H. Dkk. 2008. Indahnya Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jakarta. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
15 Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta.Universitas Terbuka.
16 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas.
17 Wardhani, I Gak, dkk. 2007. Penelitian Tindkaan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.
18 Winataputra, H. Udin S. dkk.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Universitas Terbuka.
Nama : Ruaidah
Kelas : IX (Sembilan)
Judul : Hobi
MEMBACA
A.Pengertian Membaca
Suatu proses yang menuntut agar kelompokkata yang merupakan suatu kesatuan akan
terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat
tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan kegiatan merespons
lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S.
Harjasujana dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa membaca
memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami
materi bacaan dengan baik. Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca
merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan,
yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet,
2008:67). Secara singkat dapat dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to
and getting meaning from printed or written material”, memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung di dalam bahan tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G.
Tarigan, 1986:8). Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide,
aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Proses membaca
diawali dari aktivitas yang bersifat mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal,
alat peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung, maka nalar dan
institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman dan penghayatan. Selain itu aktivitas
membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi atau
kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen kehidupan yang luas. Dari berbagai
pengertian membaca di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah
memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun tersirat dalam bahan bacaan.
Dengan demikian, pemahaman menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan
membaca, bukan perilaku fisik pada saat membaca. Hakikat atau esensi membaca adalah
pemahaman (St.Y. Slamet, 2008:68
membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1979:7). Membaca pada hakikatnya adalah
suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan,
tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif
(Crawley dan Mountain dalam Rahim 2007:2). Membaca merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa
yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi 2007:4).
Jadi, membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh
kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan
suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis.
Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau
kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.
B.Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber
tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang
ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk
mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda
baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk
dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue 2004:15). Dengan demikian,
kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai
pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan
berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan
1979:9).
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini,
Anderson dalam Tarigan (1979:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara
lain:
a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details
or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh sang tokoh.
b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk
mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan
dengan membaca halamn demi halaman.
c. Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian
cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.
Dengan rumusan yang berbeda, Blanton, dkk. serta Irwin yang dikutip oleh Burns dkk.
(1996) dalam Rahim (2007:11) menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan,
(2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau
tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu
eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawabpertanyaan-
pertanyaanyang spesifik
C.Jenis Membaca
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu: membaca
bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca
emosional, dan membaca bebas.
1) Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa
mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa
kata, struktur kalimat, dan ejaan.
2) Membaca cerdas atau membaca dengan hati
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan
pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca
cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami dan memilki isi
bacaan, maka disebut membaca belajar.
3) Membaca teknis
Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar
maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan
yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik.
4) Membaca emosional
Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu
keindahan isi, dan keindahan bahasanya.
5) Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur
paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain.
Sesuai dengan pengertian jenis-jenis membaca yang telah diuraikan di atas, maka
membaca puisi termasuk ke dalam membaca teknis karena membaca puisi harus
memperhatikan ucapan, tekanan, dan intonasinya, sehingga dapat mengaktualisasikan
pembacaan puisi dengan baik.
Informasi terkait:
Browse ᄃ
Browse ᄃ