Persiapan Campuran Aspal
Persiapan Campuran Aspal
Persiapan Campuran Aspal
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Dapat mengetahui jumlah kadar aspal optimum yang dapat digunakan dalam suatu
campuran aspal dan agregat. Dapat menentukann komposisi yang tepat antara
agregat aspal dan material pengisi (filler) dalam campuran beraspal dan dapat
menentukan kadar aspal optimum yang digunakan untuk perencanaan campuran
aspal pada jalan raya.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian campuran aspal dengan
agregat dengan baik benar
2. Dapat menggunakan peralatan pengujian campuran aspal dan agregat dengan
baik dan benar.
3. Dapat mencatat, menghitung dan menganalisa data pengujian campuran aspal
dan agregat dengan metode Marshall.
4. Dapat memplotkan data-data dari hasil pencarian dengan metode Marshall
dalam grafik untuk mendaparkan kadar aspal optimum.
B. REFERENSI
1. Panduan Praktikum Pengujian Bahan II
2. Bahan Ajar Bahan Bangunan II
3. Bahan Ajar Rekayasa Jalan II
4. SNI 06-2489-1991
C. DASAR TEORI
1. Jenis campuran
Konstruksi perkerasan jalan lentur merupakan campuran antara aspal dengaan
agregat. Campuran aspal dan agregat ini lebih dikenal dengan campuran beraspal
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
dan juga campuran beton aspal. Aspal dalam campuran bersifat sebagai perekat dan
pengisi, sedangkan agregat berfungsi sebagai tulangan struktur perkerasan. Agak
sulit untuk melakukan klasifikasi yang cukup tegas terhadap jenis-jenis
aspal/campuran yang ada. Tidak sedikit campuran terkait perkerasannya dan juga
jenis campuran yang tergantung pada fungsinya.
Beberapa jenis campuran dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan fungsi campuran pada struktur perkerasan
Lapisan pondasi
Lapisan permukaan
Lapisan aus
Lapisan tertutup
b. Berdasarkan kemampuan mendistribusikan beban
Campuran yang memiliki nilai structural
Campuran yang tidak memiliki nilai structural
c. Berdasarkan metode konstruksinya
Metode segregasi
Metode pracampur, yang terbagi atas : campuran panas (Hotmix), campuran
hangat (Warm Mix) dan campuran dingin (Cold Mix)
Biasa digunakan sebagai lapis pondasi dan lapis permukaan. Jika digunakan sebagai
lapis permukaan, maka perlu diberikan lapis penutup, yang merupakan leburan aspal
dengan agregat penutup.
Campuran ini mempunyai sifat kurang kedap air, kekuatan utama terletak pada sifat
saling interlooking antara batuan pokok dengan batuan pengunci, memiliki nilai
structural, cukup kenyal dan memiliki permukaan yang kasar. Dapat digunakan untuk
perkerasan lama dan baru serta dengan lalu lintas ringan dan sedang. Campuran ini
termasuk jenis segresi, yaitu proses pencampuran dilakukan saat penghamparan.
b. Latastirn (Lapis Tipis Aspal Pasir)
Campuran yang memiliki / terdiri dari aspal dan pasir bergradasi menerus yang
dicampurkan pada suhu minimum 120°C dan dipadatkan pada suhu minimum 90°C-
110°C. Berfungsi sebagai lapis penutup, lapisan aus memberikan permukaan jalan yang
rata dan licin. Campuran ini merupakan bentuk campuran pra campur dengan campuran
panas.
c. Buras (Leburan Aspal)
Campuran yang terdiri dari aspal leburan pasir dengan ukuran maksimum 3/8, berfungsi
sebagai lapisan penutup menjaga permukaan agar tidak berdebu kedap air, tidak licin
dan mencegah lepasnya butir halus, termasuk konstruksi segresi.
d. Burtu (Leburan Aspal Satu Lapis)
Campuran ini sama dengan buras, tetapi leburan ini satu lapis agregat bergradasi
seragam dengan tebal maksimum 20 mm. Berfungsi menjaga permukaan agar tidak
berdebu, mencegah air masuk dan memperbaiki tekstur permukaan, digunakan pada
jalan yang belum atau sudah beraspal yang sudah stabil, mulai retak atau mengalami
degradasi dan dapat digunakan sampai lalu lintas berat.
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
pada suhu 90°C-120°C dan dipadatkan dalam keadaan panas. Berfungsi sebagai lapisan
perkerasan dan meneruskan beban ke konstruksi dibawahnya.
j. Laston Bawah (Lapisan Aspal Beton Pondasi Bawah)
Campuran ini terdiri dari campuran agregat dan aspal yang dicampur pada suhu
minimum 80°C - 120°C dan dipadatkan pada suhu minimum 80°C. Berfungsi sebagai
perkerasan yang meneruskan beban pada konstruksi dibawahnya. Dipasang pada tanah
dasar yang telah stabil dan untuk mempercepat peningkatan jalan secara keseluruhan,
terutama pada konstruksi bertahap.
k. Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton)
Campuran ini menggunakan agregat bergradasi timpang, aspal dan filler yang dicampur
pada suhu tertentu, tergantung pada nilai penetrasi aspal yang digunakan dan
dipadatkan pada suhu minimal 148°C, Tebal padatnya antara 2,5 cm – 3 cm.
l. Hot Rolled Aspalt HRA
Campuran ini adalah tipe campuran yang menggunakan agregat bergradasi senjang.
Campuran ini menggunakan sedikit agregat berukuran sedang ( 2,36 m – 10 mm ) dan
matriks material halus dan aspal serta sedikit agregat kasar ( biasanya ukuran normal
14 mm).
m. Stone Mastis Aspalt ( SMA )
Campuran SMA bergradasi kasar, seperti aspal Porous tetapi rongganya terisi mortar
agregat halus/filler/aspal. Hasilnya adalah suatu campuran bergradasi senjang dengan
ketahanan terhadap air dan memiliki durabilitas tinggi.
Dari sekian banyak tipe-tipe campuran aspal dan agregat yang paling umum campuran aspal
beton ( Asphatic Concrete) yang dikenal dg AC atau laston dan campuran hot Rolled Asphalt
(HRA). AC merupakan susunan gradasi yang continue dari mutu material mutu tinggi yang
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Campuran aspal dan agregat untuk perkerasan jalan yang biasanya disebut sebagai aspal beton
merupakan suatu bahan lapis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar, agregat
sedang dan agregat halus serta bahan mineral lainnya sebagai pengisi / filler dengan aspal
sebagai bahan pengukat dalam perbandingan yang proporsional dan teliti serta diatur dalam
perencanaan campuran.
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
1. Melakukan pemeriksaan terhadap aspal yang akan dipakai. Pemeriksaan viskositas dan
berat jenis aspal. Viskositas diperlukan untuk menentukuan suhu campuran maupun
suhu pemadatan.
2. Melakukan spesifikasi gradasi agregat yang akan dipakai yaitu suatu besan persentase
agregat yang lewat suatu saringan dengan ukuran tertentu.
3. Melakukan pemeriksaan mutu agregat yang akan dipakai.
4. Menentukan kombinasi beberapa fraksi agregat sehingga mendapatkan gradasi
campuran yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan karena pada umumnya agregat
yang akan dipakai terdiri dari beberapa fraksi.
Jika mutu bahan sudah terpenuhi dan harga viskositas dari aspal serta kombinasi fraksi sudah
diketahui, kemudian dibuat campuran agregat dengan berbagai kadar aspal selanjutnya
dilakukan percobaan marshall guna menentukan flow dan stabilitas campuran beraspal.
1. Campuran harus mempunyai nilai stabilitas yang cukup yaitu harus sanggup menahan beban
lalulintas tanpa terjadinya deformasi dalam bentuk jejak roda ( Rutting ) atau rusak
bergelombang akibat dorongan beban roda kendaraan ( Pushing )
2. Campuran tidak boleh retak – retak artinya harus mampu menahan lendutan ( Derection )
yang mungkin timbul terhadap lapisan hamparan atau permukaan tanpa mengalami kerusakan.
3. Campuran harus dapat bertahan lama ( Durable) artinya tidak rusak atau aus dibawah beban
lalulintas dan kondisi cuaca.
4. Campuran harus cukup kekerasannya ( Skid Resistance ) dan harus tetap seperti sedemikian
selama masa pelayanannya.
Proses selanjutnya adalah pembuatan benda uji yang diikuti oleh pemadatan. Disarankan
paling sedikit 5 variasi kadar aspal, dan aspal setiap kadar aspal tersebut dibuat 3 benda uji
pemadatan benda uji dalam hal ini menggunakan metode Marshall, dinyatakan dalam jumlah
tumbukan yang diketahui kenaikan pada uji tersebut. Jumlah tumbukan didasarkan pada dalam
jumlah tumbukan.
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Merencanakan campuran AC-WC gradasi kasar menurut spek Bina Marga 2010
2. Mempersiapkan ayakan dengan urutan nomor ayakan yang telah direncanakan
3. Mengayak agregat secara manual (seperti Gbr.1)
Gbr.1
4. Menggonseng agregat halus (lolos no.50) agar mudah diayak dan mencegah agar
saringan tidak rusak saat digunakan (seperti Gbr.2)
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968
Gbr.2
5. Mengayak agregat halus (lolos no.50) dengan menggunakan kuas (seperti Gbr.3)
Gbr.3
6. Timbang agregat dengan berat yang sudah direncanakan dalam perencanaan
campuran; timbang secara kumulatif berdasarkan kadar aspal. Disini digunakan 10
sampel untuk 5 kadar aspal yang berbeda (seperti Gbr 4,5, dan 6)
LABORATORIUM PERKERASAN ASPAL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061) 8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : [email protected]
Telepon Jurusan Teknik Sipil : (061) 77050264, Fax : 061-821968