Pembuatan Flakes Dengan Variasi Tepung Gandum Dan Tepung Kelapa Dalam Upaya Peningkatan Mutu Flakes
Pembuatan Flakes Dengan Variasi Tepung Gandum Dan Tepung Kelapa Dalam Upaya Peningkatan Mutu Flakes
Pembuatan Flakes Dengan Variasi Tepung Gandum Dan Tepung Kelapa Dalam Upaya Peningkatan Mutu Flakes
2017
Flakes Making With Variations of Wheat Flour And Coconut Flour in Efforts to Improve
Flakes Quality
ABSTRACT
Flakes coconut is a food fiber made from wheat flour with variations of coconut flour (30%,
40%, and 50%). Methods of making coconut flakes are, mixing, forming, sheeting, printing and
baking. The best coconut flakes with 70% wheat flour formulations and 30% coconut flour,
2.273% moisture content, 0.79% ash content, 16.36% fat content, 76.672% carbohydrate
content, 0.299 fiber content and 3.905 protein content. Based on the scoring test and hedonic
flakes test the coconut panelists are accepted with 70%, 30% formulation with coconut flakes
flavored with coconut taste, cream color, crispy texture and coconut color. The average of
coconut flakes produced has fulfilled SNI cereals no. 01-4270-1996 on the parameters of water
content, ash content, fat content, carbohydrate levels, coarse fiber content and protein content
ABSTRAK
Flakes kelapa merupakan makanan serat berbahan baku tepung gandum dengan variasi
penambahan tepung kelapa (30%, 40%, dan 50%). Metode pembuatan flakes kelapa yaitu,
pencampuran, pembentukan, lembaran, pencetakan dan pemanggangan. Flakes kelapa yang
terbaik dengan formulasi tepung gandum 70% dan tepung kelapa 30%, kadar air 2,273%, kadar
abu 0,79%, kadar lemak 16,36%, kadar karbohidrat 76,672%, kkadar serat 0,299 dan kadar
protein 3,905. Berdasarkan uji scoring dan uji hedonik flakes kelapa panelis diterima dengan
formulasi 70%;30% dengan rasa flakes kelapa berasa kelapa, berwarna cream, tekstur renyah
dan berwarna kelapa. Rerata flakes kelapa yang dihasilkan telah memenuhi SNI sereal No. 01-
4270-1996 pada parameter kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar serat
kasar dan kadar protein
PENDAHULUAN
Sebagai hasil perkebunan yang karena keterbatasan waktu pada pagi hari
terbesar di Kalimantan Barat, kelapa dapat untuk menyiapkan makanan sarapan.
dimanfaatkan menjadi produk siap saji yaitu Flakes merupakan makanan berbentuk
dalam bentuk flakes yang dikompositkan lembaran tipis berwarna kuning kecoklatan
dengan tepung gandum sehingga menjadi serta biasa dikonsumsi dengan penambahan
produk sereal sarapan siap santap yang susu sebagai menu sarapan. Produk ini dapat
cukup digemari oleh masyarakat yang diolah dengan teknologi sederhana, waktu
semakin menginginkan kepraktisan serta yang singkat dan cepat dalam penyajian,
kemudahan. Hal ini disebabkan terutama untuk mencoba menjawab permasalahan di
155
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
156
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
157
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
ningkatnya kadar air juga diakibatkan oleh yang dhasilkan. Hal ini dipengaruhi oleh
tingginya kadar air pada tepung gandum kandungan lemak yang cukup tinggi pada
hampir mendekati 10%. Secara keseluruhan tepung kelapa, semakin tinggi penambahan
flakes kelapa memenuhi SNI sereal No.01- tepung ampas kelapa, maka semakin tinggi
4270-1996 yaitu maksimal 3%. pula kadar lemak yang terkandung dalam
flakes. Selain itu, tingginya kadar lemak
Kadar abu juga dipengaruhi oleh penambahan mar-
Kadar abu dari suatu bahan pangan garine dan telur dalam pembuatan flakes,
menunjukkan residu bahan anorganik yang maka kadar lemak yang dihasilkan semakin
tersisa setelah suatu bahan dibakar sampai tinggi. Secara ke-seluruhan flakes kelapa
bebas karbo (Monika dkk, 2014). Kadar abu kadar lemaknya memenuhi SNI sereal No.
adalah residu anorganik dari proses 01- 4270-1996 yaitu minimal 7%.
pengabuan yang mengindikasikan kan-
dungan mineral dalam bahan makanan.
158
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
Kadar protein
Protein merupakan zat makanan yang
penting bagi tubuh karena memiliki fungsi
antara lain sebagai zat pembangun dan
sumber energi. Protein merupakan
makromolekul yang tersusun oleh asam-
asam amino yang mengandung unsur C, O,
Gambar 4. Diagram batang kadar H dan N, selain itu juga mengandung S, P
karbohidrat flakes dan Fe pengukuran protein dengan
penentuan protein kasar yang bertujuan
Kadar serat kasar untuk menera jumlah protein total yang
terdapat dalam bahan pangan (Budianto,
2009).
159
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
konsumsi makanan dengan mutu organo- lebih rendahdari F-tabel pada taraf 5% yaitu
leptiknya seperti tekstur, aroma, warna dan (4,65) dan pada taraf 1% yaitu (9,89). Hal
rasa produk, bahkan terhadap tingkat ini menunjukkan sampel tidak berbeda
kesukaan konsumen pada produk. nyata.
Hasil uji hedonik penelis me-
Tekstur nunjukkan F-hitung sampel yaitu (0,0386)
Hasil pengujian tekstur flakes kelapa, lebih rendah dari F-tabel pada taraf 5% yaitu
memperlihatkan terhadap perbedaan yang (4,65) dan pada taraf 1% yaitu (9,89). Hal
nyata dari 11 produk yang di uji. ini menunjukkan sampel tidak berbeda
Berdasarkan pengujian uji skoring dan uji nyata. Rerata panelis dari hasil uji skoring
hedonik tekstur flakes kelapa panelis dan uji hedonik bahwa panelis agak suka
menunjukkan bahwa F-hitung sampel yaitu terhadap aroma flakes kelapa dari setiap
(0,0882) lebih rendah dari F-tabel pada taraf perlakuan.
5% yaitu (4,65) dan pada taraf 1% yaitu
(9,89), hal ini menunjukkan sampel tidak Warna
berbeda nyata. Hal ini menunjukkan sampel Warna merupakan kenampakan visual
tidak berbeda nyata. yang dapat diamati dengan indra
Hasil uji hedonik menunjukkan F- penglihatan terhadap produk. Warna dapat
hitung sampel yaitu (0,0223) lebih rendah menjadiBerdasarkan pengujian uji skoring
dari F-tabel pada taraf 5% yaitu (4,65) dan dan hedonik warna flakes kelapa yang
pada taraf 1% yaitu (9,89). Hal ini dilakukan oleh panelis menunjukkan bahwa
menunjukkan sampel tidak berbeda nyata. F-hitung sampel yaitu (-0,226) lebih rendah
Rerata panelis dari hasil uji skoring dan uji dari F-tabel pada taraf 5% yaitu (4,65) dan
hedonik bahwa panelis agak suka terhadap pada taraf 1% yaitu (9,89). Hal ini
tekstur flakes kelapa dari setiap perlakuan. menunjukkan sampel tidak berbeda nyata.
Hasil uji hedonik penelis
Aroma menunjukkan F-hitung sampel yaitu
Aroma merupakan bau yang khas dari (0,0347) lebih rendah dari F-tabel pada taraf
produk yang keluar setelah dilakukan proses 5% yaitu (4,65) dan pada taraf 1% yaitu
pengolahan pada produk tersebut (9,89). Hal ini me-nunjukkan sampel tidak
(Darmayanti, 2007). Berdasarkan pengujian berbeda nyata. Rerata panelis dari hasil uji
uji skoring dan hedonik aroma flakes kelapa skoring dan uji hedonik bahwa panelis agak
yang dilakukan oleh panelis menunjukkan suka terhadap warna flakes kelapa dari
bahwa F-hitung sampel yaitu (0,07379) setiap perlakuan..
160
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
161
eISSN : 2597-436X Jurnal Teknologi Pangan Vol 8 (2): 155-162 Th. 2017
162