Morfologi Dan Taksonomi Bit
Morfologi Dan Taksonomi Bit
Morfologi Dan Taksonomi Bit
Bit (Beta vulgaris L.) adalah tanaman yang banyak terdapat di Eropa, Asia serta di Amerika.
Daun dari tanaman bit biasanya dimanfaatkan sebagai sayur sedangkan umbi bit juga dapat
dimanfaatkan untuk produksi gula karena tingginya kandungan gula sukrosa pada umbi bit. Umbi
bit tersebut tidak digunakan sebagai pemanis saja melainkan juga dapat digunakan sebagai
pewarna alami (Andarwulan, 2012).
Spesies bit berasal dari sebagian wilayah Mediterania dan Afrika Utara dan penyebarannya
hingga Kepulauan Kanari dan pantai barat Eropa yang meliputi Kepulauan Inggris dan Denmark.
Umbi bit adalah tanaman yang berbentuk rumput, serta memiliki batang pendek yang hampir tidak
terlihat. Jenis akar yang dimiliki dari umbi bit adalah akar tunggang yang nantinya akan tumbuh
menjadi umbi. Daun umbi bit tumbuh pada daerah leher pangkal umbi dan berwarna merah
(Steenis, 2005). Umbi bit merah memiliki bentuk bulat seperti gasing. Akar dari tanaman ini
terletak pada ujung umbinya. Bunga dari umbi bit tersusun dalam satu rangkaian bunga yang
bertangkai panjang banyak (racemus). Namun sayangnya, umbi bit ini sulit berbunga di Indonesia.
Umbi bit termasuk banyak digemari karena memiliki rasa yang enak, lunak, dan sedikit manis
(Sunarjono, 2004). Umbi bit mengandung beberapa vitamin yaitu vitamin C, vitamin B, dan
vitamin A, sehingga umbi bit merah ini baik untuk kesehatan tubuh manusia. Umbi bit
mengandung vitamin dan mineral.
Kedudukan taksonomi Beta Vulgaris L. adalah sebagai berikut
Splittstoesser, 1984) :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelaa : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Chenopodiaceae
Genus : Beta
Spesies : Beta vulgaris L.
vitamin C sebesar 10,2 %, magnesium sebesar 9,8 %, triptofan sebesar 1,4 %, 11 zat besi sebesar
7,4 %, tembaga sebesar 6,5 %, fosfor sebesar 6,5 %, dan kumarin (Deptan, 2012).
Kandungan Antioksidan Umbi Bit Umbi bit mengandung pigmen betalain sebesar 1.000mg/100 g
berat kering atau 120 mg/100 g berat basah. Terdapat dua kelompok pigmen betalain pada umbi
bit, yaitu pigmen merah violet betasianin dan pigmen kuning betaxantin. Perbandingan konsentrasi
antara pigmen betasianin dan pigmen betaxantin biasanya ada pada kisaran 1 : 3. Rasio ini beragam
tergantung dari varietas bit. Perbandingan tersebut yang menimbulkan variasi warna merah pada
bit dan ekstrak bit (Andarwulan, 2012).
Perlakuan dengan suhu yang panas secara berlebihan serta adanya proses ekstraksi yang
dipengaruhi oleh enzim dapat menyebabkan menurunnya pigmen betalain. Oleh sebab itu, perlu
adanya penangan khusus untuk mencegah degradasi pigmen selama proses pengolahan produk.
Pigmen betalain merupakan senyawa antimikrobia dan antioksidan yang mampu menghambat sel-
sel tumor (Slavov, dkk., 2013).
Menurut Atia (2013), pigmen yang terpapar lama pada suhu sekitar 40oC - 50oC
menunjukkan stabilitas dan tidak terjadinya degradasi secara signifikan, sedangkan pada suhu di
atas 50oC, degradasi betalain meningkat seiring meningkatnya suhu. Pigmen betalain pada bit
merah akan stabil bila dipengaruhi oleh nilai pH yang tepat dengan kondisi asam yang rendah,
yaitu 4,5. Warna pigmen merah akan berubah menjadi warna ungu bila pH menurun, sedangkan
pigmen merah akan berubah menjadi warna kuning kecoklatan bila pH mengalami kenaikan. Bit
merah merupakan salah satu sayuran dengan kandungan senyawa antioksidan tertinggi, yaitu 1,98
mmol/100g. Kandungan senyawa antioksidan dalam bit merah terdiri dari senyawa flavonoid
(350-2760 mg/kg), betasianin (840-900 mg/kg), betanin (300-600 mg/kg), asam askorbat (50-868
mg/kg), dan karotenoid (0,44 mg/kg) (Ananda, 2008). Pigmen betasianin stabilitasnya akan
menurun jika terpapar oleh cahaya, panas, dan logam. Pigmen ini menghasilkan warna merah
muda/pink hingga merah pada kisaran pH 4-8. Fortifikasi besi (Fe) dan tembaga (Cu) pada produk
confectionary tidak cocok jika diaplikasikan bersama-sama pewarna bit karena ion logam seperti
Fe, Cu, timah (Sn), dan aluminium (Al) memicu oksidasi pigmen sehingga pigmen terdegradasi
dan warna memudar. Asam askorbat merupakan suatu senyawa antioksidan yang dapat
ditambahkan untuk memperlambat oksidasi pigmen tersebut (Andarwulan, 2012).