Kota Balikpapan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Sejalan dengan perencanaan “Pembangunan Berwawasan Kesehatan” oleh Presiden pada


tanggal 1 Maret 1999, yaitu setiap pembangunan yang dilakukan perlu mempertimbangkan aspek
dan dampak kesehatan. Program kesehatan perlu dilakukan secara terintegrasi dengan program
sektoral dan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat sehingga terwujud kondisi
masyarakat Indonesia yang sehat di setiap kawasan dan kabupaten/ kota sehat di tahun 2010.

Untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak tentang dampak pembangunan terhadap


kesehatan, kemudian menjadikan aspek kesehatan menjadi kebijakan setiap pengelola program
kesehatan, lintas sektor dan masyarakat. Maka perlu kemampuan untuk mensosialisasikan dan
mengadvokasi oleh pihak kesehatan sendiri. Terkait dengan hal tersebut, dikembangkan program
kota sehat yang keberhasilannya dikota-kota cukup terbukti. Perkembangan gerakan kota sehat di
setiap negara berbeda satu sama lain, tergantung permasalahan yang dihadapi dan tidak dapat
diperbandingkan. Kesamaan konsep kota sehat diseluruh negara adalah satu sama lain berasal
dari keinginan dan kebutuhan masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan pemerintah berperan
sebagai fasilitator. Di samping itu lebih mengutamakan pendekatan proses dari pada target, tidak
mempunyai batas waktu dan berkembang secara dinamik, sesuai dengan sasaran yang diinginkan
masyarakat yang dicapai secara bertahap.

Dalam pertemuan Walikota dan Bupati seluruh Indonesia pada tanggal 26-28 Juli 2000,
telah di sepakati untuk mengembangkan Kabupaten/ Kota Sehat, atas dasar komitmen Walikota/
Bupati dan DPRD guna mendukung pembangunan berwawasan kesehatan menuju Indonesia
Sehat 2010. Kabupaten/ Kota sehat adalah suatu kondisi Kabupaten/ Kota yang bersih, nyaman
aman dan sehat untuk dihuni penduduk, yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan
beberapa tatanan dengan kegiatan yang terintegrasi yang disepakati masyarakat dan pemerintah
daerah. Penyelenggaraan masyarakat melalui forum yang difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten/
Kota. Forum adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan berpartisipasi.
Di kab/kota disebut forum Kabupaten/ Kota sehat atau nama lain yang disepakati masyarakat. Di
mana forum tersebut harusnya melibatkan semua intansi, termasuk swasta dan LSM yang ada
beserta masyarakat. Untuk melibatkan masyarakat harapannya forum tersebut terbentuk mulai
dari tingkat atas (Kota) sampai dengan tingkat bawah yang berbentuk Kelompok Kerja (Pokja).
Dengan demikian upaya meningkatkan kesehatan merupakan tanggungjawab semua sektor
masyarakat dan swasta.

Untuk melihat sejauh mana proses penyelenggaraan Kota Sehat di Indonesia, dipandang
perlu untuk melihat dari dekat proses tersebut di 5 kota terpilih, yaitu Kota: Medan, Semarang,
Denpasar, Balikpapan dan Manado. Pilihan kota tersebut diharapkan mewakili dari kawasan
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Permasalahan umum di lima kota yang berkaitan dengan Kota Sehat adalah karena
kurangnya sosialisasi dari pemerintah maka meyebabkan masyarakat tidak mengetahui program
Kota Sehat yang sudah direncanakan, walaupun masyarakat secara tidak langsung telah
mendukung program tersebut antara lain melalui kegiatan “Jum’at Bersih”. Masalah umum
lainnya adalah belum adanya kerjasama lintas sektor yang baik. Tidak semua kota terbentuk
Forum Kota Sehat (FKS), jika terbentuk antara anggota pengurus sendiri juga belum ada
keterpaduan dalam persepsi dan pelaksanaan kegiatan. Masih banyak anggota FKS yang berpikir
bahwa FKS ini merupakan tugas dan tanggungjawab Dinas Kesehatan saja. Sehingga program-
program FKS juga belum sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksanaan program-program FKS juga
belum sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksanaan program FKS sendiri masih terfokus pada upaya
kuratif daripada promotif dan preventif. Kesehatan lingkungan yang merupakan kegiatan lintas
sektor belum sepenuhnya dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan (sistem kesehatan
dengan pendekatan Kota Sehat).

Pengalaman pelaksanaan gerakan Kota Sehat yang sudah berkembang juga terdapat cirri
lain sebagai berikut:

1. Pembangunan kota ini dilaksanakan melalui proses dan komitmen politik penguatan
kelembagaan dan memfasilitasi kegiatan inovatif sari berbagai sektor yang dilakukan melalui
partisipasi masyrakat dan kerjasama (networking)
2. Pengertian sehat yang luas. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan pelayanan
kesehatan tetapi juga mencakup bidang lain termasuk media massa, lingkungan, perumahan
dan bidang lainnya sehingga setiap sektor yang terkait mengerti peran mereka dalam
menciptakan kota yang sehat, ini juga berarti diperlukan koordinator yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan dan penpengertiannya akan dampak pembangunan kota pada
keadaan kesehatan penduduk.
3. Dana yang terbatas. Bantuan dana yang diberikan terbatas hanya untuk keperluan tertentu
seperti misalnya kantor atau dukungan konsultan. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan
menggunakan sumber daya local dan berkelanjutan.

Indikator Kota Sehat dapat dibedakan antara indikator hasil (output) dan indikator
kegiatan (proses). Pejabat tingkat kota ada kecenderungan lebih memperhatikan output bukan
proses. Padahal kegiatan kota sehat yang diutamakan output yang sesuai dengan proses. Hal ini
terutama ditujukan seupaya kegiatan tersebut berkesinambungan. Suatu kota akan berkembang
terus tanpa atau dengan pembangunan., yang utama bagaimana perkembangan kota menuju kota
yang aman dan nyaman untuk hidup sehat yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Salah satu langkah dari segi indikator proses adalah terbentuknya forum kota sehat yang
dipimpin unsure non pemerintah termasuk swasta, perguruan tinggi dan LSM. Seperti yang telah
dilaksanakan di kota Balikpapan. Pada kenyataannya forum tersebut tidak terbentuk di empat
kota lainnya seperti kota Manado, forum tersebut awalnya sudah terbentuk tetapi karena kurang
dukungan pemerintah setempat maka gaungnya makin lama makin hilang. Pada UU no 22 tahun
1999 diuraikan adanya forum kota yang menjadi mitra pemerintah kota dalam
menyelenggarakan pembangunan kota. Pendekatan kota sehat melalui forum kota sehat yang
diharapkan menjadi mitra pemerintah menggalang potensi masyarakat untuk melaksanakan
pembangunan kota sehat. Oleh karena itu pembentukan forum kota sehat dapat dapat merupakan
langkah awal sebagai latihan membangun kemityraan dengan mengikutsertakan seluruh
pemerintah pembangunan kota.

Keterpaduan program dan kegiatan merupakan kata yangs erring diucapkan tetapi sulit
dilaksanakan. Pada tahun-tahun terakhir cukup banyak kegiatan-kegiatan di masyarakat yang
mendukung terbentuknya kota sehat seperti “Jum’at Bersih” di kota Medan dan “Jum’at Pagi
Bersih Lingkungan Anda” di Manado dalam rangka menjadi Kota Pariwisata Dunia tahun 2010,
di Semarang melakukan gerakan gerakan kebersihan untuk memperoleh Adipura atau kegiatan-
kegiatan yang mempunyai sasaran masyarakat seperti gerakan PHBS di Kota Denpasar. Bahkan
di tahun mendatang akan cukup banyak kegiatan yang dilakukan tidak hanya oleh pemerintah
akan tetapi oleh pihak swasta atau LSM. Oleh karena itu diperlukan jaringan yang yang
bertujuan saling member informasi tentang tujuan dan pelaksanaan kegiatan. Forum kota yang
aktif mengundang pihak-pihak masyarakat, organisasi masayarakat dan LSM serta donor, dapat
merupakan langkah awal yang membantu sinergi kegiatan di masyarakat yang terjadi. Kegiatan
forum kota yang meningkatkan jejaring yang disertai informasi dari berbagai sektor pemerintah
dengan Bappeko menjadi ujung tombaknya dapat diharapkan akan menjadi langkah untuk
membantu upaya keterpaduan dalam kegiatan serta program sehingga hasil yang dicapai menjadi
lebih baik dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai