Pengertian Sensus Produksi
Pengertian Sensus Produksi
Pengertian Sensus Produksi
Sensus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang
atau terserang hama dan penyakit.
Beberapa kelemahan dan kerugian apabila sensus tidak dilakukan dengan benar ialah:
Penggunaan tenaga kerja tidak efektif, jumlah tenaga potong buah yang dipersiapkan
mungkin jauh meleset (±) dari kebutuhan sebenarnya karena mengacu pada hasil awal yang
tidak tepat.
Terjadi losses produksi (kuantitas dan kualitas). Bila hasil sensus lebih kecil dari pada
potensi, mungkin sekali buah tidak akan terpanen sesuai potensinya. Terutama saat produksi
sudah mencapai angka sensus dan kebun merasa “puas”. Bila hal ini terjadi akan banyak
buah over ripe atau busuk maka losses tak bisa dihindari. Pada kondisi sebaliknya, akan
banyak buah mentah yang dipotong karena kebun akan “berusaha keras” untuk “mengejar”
angka sensus.
Angka variance hasil sensus dengan aktual produksi tidak dapat dianalisa. Sulit dibuat
sebagai acuan untuk menentukan trend produksi (sebaran produksi bulanan/semester). Biaya
tinggi karena pekerjaan tidak efektif.
Tanda-Tanda Sensus
Di lapangan terlebih dahulu dibuat Barisan Sensus (BS) dengan ketentuan sebagai berikut :
Penetapan BS dimulai dari baris ke-3 (arah Barat - Selatan) dan selanjutnya setiap selang 5
baris.
Semua BS diberi notasi berupa tanda tapak jalak pada pohon- pohon di tepi collection
road
Tiap divisi pada satu kebun diperlukan tim sensus yang beranggotakan 1 (satu) mantri
hama/sensus sebagai kepala dan 3 (tiga) pekerja sebagai anggota tetap. Pengaturan blok-blok
yang akan disensus dilakukan oleh divisi masing-masing.
Asisten Divisi melakukan permintaan/pemesanan terhadap sarana sensus (bahan dan alat),
seperti cat, formulir sensus, egrek, dan lain-lain serta cross check terhadap pekerjaan sensus
tersebut.
Tanda dibuat pada bekas pelepah yang telah ditunas dan dikerok lebih dulu dengan
parang/alat pengerok.
Tanda dicat dengan kuas yang terbuat dari pelepah sawit yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu.
Tinggi tanda dari permukaan tanah : + 1,5 meter untuk TM dan + 1 meter untuk TBM.
Data rekapitulasi sensus dibuat oleh mantri hama/mantri sensus sebanyak 2 (dua) rangkap
dan selanjutnya diparaf dan diketahui oleh Asisten Divisi masing-masing sebelum
didokumentasikan, yaitu 1 (satu) rangkap untuk Divisi yang bersangkutan dan 1 rangkap
untuk kebun .
Sensus Pohon
Mengumpulkan data pohon tiap blok, yaitu terdiri dari tanaman mati, sisipan, titik tanam
yang kosong, tanaman abnormal. Jumlah pohon hidup didata secara akurat dan diperbahaarui
setiap tahunnya.
Kerapatan tanaman harus sesuai dengan standar dan pohon yang sehat harus dicapai pada
bulan ke 12 setelah penanaman. Sensus pada TBM 1 dengaan penyisipan sebagai prioritas
utama.
Prosedur sensus dimulai dengan barisan blok sebelah barat kemudian menuju barisan blok
sebelah timur pada setiap Afdeling. Mandor mengancakan penyensus pada blok yang akan
disensus agar antara penyensus tidak melakukan pencatatan yang tumpang tindih. Penyensus
bergerak dari nomer barisan (pasar rintis) yang terkecil menuju ke besar. Setiap penyensus
mengamati satu pasar rintis ( dua baris tanaman), bergerak dari collection ke collection
berikutnya, kemudian berbalik dan pindah kepasar rintis berikutnya, demikian seterusnya
sampai barisan terakhir sesuai dengan nomer yang ada di formulir. Setelah sensus selesai
hasilnya dibawa ke kantor afdeling untuk diteruskan kepada Estate Maneger.
Kegiatan yang dilakukan untuk menghitung bunga betina kurang dari 4perpohon dan
seterusnya pohon yang berbunga betina kurang dari 4 diberi tanda warna putih dipelepah
yang mudah terlihat. Sensus unproduktif pertama dilakukan pada umur 14 bulan dan
seterusnya dilakukan pada umur 17, 20 dan 23 bulan.
Juga dilakukan kastrasi atau kegiatan membuang bunga-bunga muda pada tanaman yang
belum menghasilkan. Kastrasi dapat dilakukan pada umur 14 bulan dan 18 bulan. Kastrasi
memberikan keuntuntungan yaitu merangsang pertumbuhan vegetative tanaman dan
mengheemat penggunaan unsure hara dan air, tanaman menjadi bersih sehingga mengurangi
serangan tikus dan tupai.
Sensus penyakit ganoderma mutlak diperlukan tapi biayanya sangat mahal karena harus
dilakukan pada setiap pohon kelapa sawit. Pelaksanaan sensusnya juga cukup sulit karena
gejala yang disebabkan oleh jamur ganoderma sering tidak muncul, idialnya dilakukan dua
kali setahun, sensus yang baik adalah menggambarkan epidimologi dan riwayat penyakitnya.
Sensus Pokok
Kerapatan tanaman yang ideal harus sudah dicapai pada bulan ke dua belas setelah
penanaman, guna memastikan kerapatan yang ideal maka perlu dilakukan kerapatan tanam.
Ada dua kategori sensus, yakni sensus pokok mati ( pada TBM 1) dan sensus produktif ( pada
TBM 2 dan 3).
Pada TBM 1 bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik kosong pohon yang
diserang hama maupun abnormal. Sensus tanaman dilakukan sebanyak 3x, pada umur 2 bulan
setelah tanam, pada umur 6 bulan dan umur 10 bulan.
Sensus ini bertujuan untuk mengetahui tanaman yang tidak produktif, dimulai pada saat
kastrasi pada bulan ke 14 dan 18.
Tujuan
Waktu Pelaksanaan :
Tenaga kerja adalah Mantri Hama Penyakit/Mantri Sensus/Tanaman atau kepala regu dan 2
orang petugas sensus di setiap divisi (minimal 2 tim/divisi). Norma prestasi 1 HK = 10 - 15
ha. Tenaga ini harus yang terlatih dan tidak diganti-ganti (bentuk tim profesional).
Cat warna putih, untuk menandai jumlah janjang pada tiap batang pokok yang disensus.
Sensus dimulai dari blok-blok nomor kecil dan di tiap blok mulai dari barisan terkecil
urutannya.
Penghitungan janjang dilakukan terhadap semua pokok dalam barisan sensus.
Barisan sensus dapat memakai barisan dengan kelipatan 5 baris atau yang mewakili.
Kayu kait disangkutkan pada salah satu janjang (sebagai tanda awal penghitungan) dan
selanjutnya petugas menghitung semua janjang yang ada pada pokok tersebut.
Janjang yang dihitung adalah : mulai dari bunga betina yang sudah dibuahi (bunga
cengkih, yang diperkirakan siap dipanen 5- 6 bulan berikutnya) hingga janjang yang akan
dipanen.
Janjang yang diperkirakan akan dipanen pada bulan Desember/Juni tidak dihitung.
Hasil penghitungan dipindahkan ke dalam formulir seperti pada Tabel 1. dan setelah
selesai form tersebut langsung dikumpulkan pada hari itu juga di Divisi, untuk dapat
dikoreksi kebenarannya oleh Asisten.
Formulir (seperti pada Tabel 1) dari tiap-tiap blok dikumpulkan dan dibukukan menjadi
satu buku di kantor Divisi untuk digunakan kembali pada saat sensus semester II.
Kumpulan formulir tersebut di atas dari seluruh divisi direkap dalam formulir seperti pada
Tabel 2. dan dibuat dalam 2 rangkap, yaitu untuk pertinggal Divisi dan kantor kebun.
Hasil rekap tersebut direkap kembali oleh kebun menurut tahun tanam dan
mengirimkannya kepada DivisiAgronomy dan Departemen Riset .
Dasar
Berat Janjang rata-rata Tandan Buah Segar setiap bulan akan berubah-ubah sesuai dengan
pemeliharaan tanaman dan umur tanaman.
Tujuan
Untuk mengetahui Berat Janjang Rata-rata Tandan Buah Segar yang dihasilkan dalam
1 Blok.
Untuk mengetahui potensi produksi buah dalam 1 Blok berdasarkan kondisi tanah dan
umur tanaman.
Goni ex pupuk untuk tempat janjang-janjang yang akan ditimbang dan dipersiapkan
cadangan.
Alat-alat tulis
a. Timbang di lokasi
Penimbangan BJR dilakukan mengikuti blok-blok yang akan dipanen dan dilakukan
setelah + 3/4 dari jumlah TPH pada blok terisi janjangan panen hari tersebut.
Ditegaskan agar angkutan/transport buah tidak mendahului mengangkut janjang yang akan
ditimbang (koordinasi divisi dengan pihak angkutan)
Jumlah janjang yang akan ditimbang pada hari tersebut, minimal 15% dari total perkiraan
janjang yang dipanen pada hari tersebut.
No TPH yang akan ditimbang sebagai sampel disesuaikan dengan perkiraan variasi
kondisi areal dalam blok atau memakai no TPH dengan interval tertentu, contoh TPH no : 1,
5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33 & 37.
Penimbangan dilakukan terhadap seluruh janjang pada TPH yang telah ditentukan. Oleh
karena penimbangan terhadap seluruh janjangan tidak dapat dilakukan sekaligus, maka
penimbangan dilakukan beberapa kali, hingga seluruh janjang tertimbang. Penimbangan
termasuk total brondolan yang terdapat di TPH.
Untuk blok yang mempunyai dua tahun tanam agar penimbangannya dipisahkan.
b. Timbang transport
Seluruh janjang yang dipanen dari satu blok dihitung secara detail, diangkut terpisah (tidak
tercampur dengan janjang dari blok lain) dan ditimbang di pabrik.
Administrasi pelaksanaan sensus :
Formulir seperti Tabel 3 dari tiap-tiap blok dikumpulkan dan dibukukan, seperti halnya
Sensus Produksi.
Kumpulan form dari seluruh divisi direkap dalam formulir (Tabel 4) dan selanjutnya sama
seperti Sensus Produksi.