Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan Gizi Remaja
Kebutuhan Gizi Remaja
Periode remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan seseorang dimana pertumbuhan
berat badan dan tinggi badan mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan
yang cepat ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup.
Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat,
menjalani aktifitas sehari-hari dengan baik apakah di rumah maupun di sekolah serta jarang
mengalami sakit. Lalu bagaimana cara mengetahui kebutuhan gizi remaja?, berikut uraian
siangkatnya.
KEBUTUHAN ENERGI
Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari serta dibutuhkan
untuk proses matabolisme tubuh. Ada banyak cara yang bisa anda gunakan untuk menghitung
kebutuhan gizi remaja, antara lain :
Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi
orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan table AKG, remaja memiliki
kebutuhan energy sebesar :
Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan
rumus berikut :
Remaja putri
Remaja putra
KEBUTUHAN PROTEIN
Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi juga
sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang. Kecukupan protein pada
remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Nah saudarakau, sudah tau kebutuhan gizimu, ayo di hitung ya agar kamu bisa mengatur
asupan makanan sehari-hari, tentunya agar kamu bisa tetap sehat dan menjalani aktifitas
sehar-hari dengan baik.
e. Konsumsi makanan
Pada dasarnya intake makanan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu
sendiri, dapat berupa emosi/kejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sementara itu, faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar manusia, seperti ketersediaan bahan pangan
yang ada dialam sekitar serta kondisi sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat daya beli
manusia terhadap bahan pangan.
Worthington-Robert (1996) menyebutkan banyak faktor yang mempengaruhi
kebiasaan makan. Pertumbuhan remaja, meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial,
dan aktivitas remaja dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan remaja tersebut.
Biasanya remaja lebih suka makanan serba instan yang berasal dari luar rumah seperti fast
food.
f. Pendidikan dan pengetahuan
Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi tentang gizi
yang memadai. Pendidikan sangat diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya
masalah gizi.
Pentingnya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan :
1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
2) Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi.
3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu ,sehingga penduduk dapat belajar
menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 1986).
g. Jenis kelamin
Kebutuhan gizi anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan dan biasanya lebih
tinggi anak laki-laki karena memiliki aktifitas fisik yang lebih tinggi.
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa kekurangan gizi lebih banyak terdapat pada
anak perempuan dari pada anak laki-laki.
h. Sosial ekonomi
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan status kesehatan seseorang adalah
tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Keluarga dengan pendapatan
terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
tubuhnya.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas
hidangan. Semakin banyak pendapatan berarti semakin baik makanan yang diperoleh.
i. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas eksternal adalah sesuatu yang menggunakan
tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik, seperti berjalan, berlari,
berolahraga, dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut
lamanya intensitas dan sifat kerja otot. Latihan fisik dapat meningkatkan kemampuan
fungsional kardiovaskular dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantung yang diperlukan
pada setiap penurunan aktifitas fisik seseorang.
Selain faktor di atas ada juga faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi remaja
diantaranya :
Bawaan sejak lahir (genetik)
Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan seksual terlalu dini.
Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat besi (defisiensi Fe).
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran
Kemampuan daya beli keluarga.
Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan anak dalam pemberian
makanan.
Walaupun kebutuhan energi dan zat-zat gizi lebih besar pada remaja daripada dewasa, tetapi
ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi
gemuk. Aktif berolah raga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan
berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang sedang melakukan
penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit
energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan berat badan, disamping itu serat dapat
menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanan/kue-kue.
§ Kurang Energi Kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis tidak selalu berupa akibat terlalu
banyak olah raga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah karena makan terlalu sedikit.
Remaja perempuan yang menurunkan berat badan secara drastis erat hubungannya dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
§ Anemia
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum dijumpai terutama pada
perempuan. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah, dikonversi menjadi
hemoglobin, beredar ke seluruh jaringan tubuh, berfungsi sebagai pembawa oksigen.
Remaja perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi daripada laki-laki. Agar zat besi
yang diabsorbsi lebih banyak tersedia oleh tubuh, maka diperlukan bahan makanan yang
berkualitas tinggi. Seperti pada daging, hati, ikan, ayam, selain itu bahan maknan yang tinggi
vitamin C membantu penyerapan zat besi.