Bab 9 Pelapukan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB IX

PELAPUKAN AGREGAT DENGAN CCL4


(SNI 03-3407-1994)

9.1 Maksud dan Tujuan


Maksud dari percobaan ini untuk mengetahui sifat kekekalan batu
terhadap proses pelarutan dengan cara perendaman di daerah larutan natrium
sulfat atau magnesium sulfat. Tujuan metode ini adalah untuk memperoleh
index ketangguhan batu yang akan digunakan sebagai bahan bangunan pada
bangunan air.
9.2 Ruang Lingkup
Metode ini membahas tentang : persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara uji
dan laporan uji.
9.3 Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaitan dengan metode ini adalah :
1) index kekekalan batu adalah nilai kekekalan batu terhadap, proses
pelarutan,
disintegrasi oleh sebab perendaman di dalam larutan megnesium sulfat
dan
natrium, sulfat;
2) batu bersifat kekal adalah batu segar, yang terbentuk oleh mineral keras
dengan
ikatan kuat antar mineral dan sangat sedikit atau tidak bereaksi dan atau
disintegrasi terhadap magnesium sulfat dan natriurn sulfat;
3) benda uji adalah bagian dari contoh yang sudah siap untuk diuji;
4) berat asal benda uji adalah berat benda uji dalam keadaan kering sebelum
pengujian;
5) benda berat uji tertahan ayakan adalah berat benda uji yang tertahan
ayakan tertentu dalam keadaan kering;
6) berat bagian benda uji yang hilang adalah selisih berat benda uji awal
dengan berat benda uji tertahan ayakan.
9.4 Peralatan
9.4.1 Ayakan
Ayakan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) ayakan fraksi halus :
Ukuran Lubang Ayakan No. Ayakan
150 mikron 100
300 mikron 50
600 mikron 30
1,20 mm 16
2,40 mm 8
4,00 mm 5
4,75 mm 4

2) ayakan fraksi kasar :


Ukuran Lubang Ayakan No. Ayakan
4,75 mm 4
9,50 mm -
12,50 mm -
16,00 mm -
19,00 mm -
25,00 mm -
31,00 mm -
37,50 mm -
50,00 mm -
63,00 mm -
9.4.2 Wadah
Wadah yang digunakan merendam contoh :
1) wadah harus terbuat dari bahan yang berlubang-lubang, sehingga
cairan
perendam dapat dengan mudah meniris dari wadah tanpa membawa
serta contoh yang hancur;
2) wadah tahan terhadap larutan magnesium atau natrium sulfat, dengan
lubang saringan yang sesuai untuk butiran contoh yang diuji.
9.4.3 Timbangan
Timbangan terdiri dari:
1) timbangan untuk fraksi halus perlu ketelitian 0,1 grarn.
2) timbangan untuk fraksi kasar perlu ketelitian 1 gram. timbangan ini
perlu dikalibrasi minimum 3 tahun satu kali.
9.4.4 Oven
Oven digunakan untuk mengeringkan benda uji setelah satu siklus
pengujian selesai pada temperatur (110 ± 5 ) °C .
9.4.5 Hidrometer
Hidrometer untuk mengukur berat jenis cairan dengan ketelitian ± 0,00 1
gr.
9.4.6 Larutan
Larutan natrium sulfat atau larutan magnesium sulfat dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) larutan natrium sulfat, dibuat dengan cara melarutkan Na2S0410H2O
kristal ke dalam air pada suhu antara 25°-30°C sehingga jenuh dengan
berat jenis antara 1,151-1,174, dibuat 48 jam sebelum digunakan;
2) larutan magnesium sulfat, dibuat dengan cara melarutkan
MgS047H2O kristal ke dalam air pada suhu antara 25°- 30°C
sehingga jenuh dengan berat jenis antara 1,295-1,308, dibuat 48 jam
sebelum digunakan.
9.4.7 Keselamatan Kerja
1) ruang asam, digunakan untuk membuat larutan garam, sulfat;
2) sarung tangan dari karet atau bahan lain yang tahan terhadap
pengaruh asam
3) jas laboratorium.
9.5 Benda Uji
Benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) fraksi halus harus menembus ayakan berukuran 9,5 mm, berat masing-
masing fraksi (100± 5) -r, susunan fraksi halus adalah sebagai berikut :
lewat ayakan tertinggal diatas ayakan
Ukuran Nomor Ukuran ayakan No. ayakan
9,50 mm - 4,75 mm 4
4,75 mm 4 2,36 mm 8
2,36 mm 8 1,18 mm 16
0,60 mm 30 0,30 mm 50
2) fraksi kasar harus lebih besar dari 4,75 mm, jumlah masing-masing fraksi
tidak boleh kurang dari 15% keadaan aslinya, susunan masing-masing
fraksi adalah.sebagai berikut :
Ukuran fraksi antara ayakan ukuran Berat fraksi

4,75 mm – 9,50 mm (300 + 5) gram


9,50 mm – 12,50 mm (330 + 5) gram
12,50 mm – 19,50 mm (670 + 10) gram
19,50 mm – 25,00 mm (500 + 30) gram
25,00 mm – 37,50 mm (1000 + 50) gram
37,50 mm – 50,00 mm (2000 + 200) gram
50,00 mm – 63,00 mm (3000 + 300) gram
fraksi > 63,00 mm (7000 + 1000) gram
berturut-turut meningkat 25,00 mm
tiap fraksi
3) bila benda uji terdiri dari fraksi halus dan kasar dengan gradasi > 10%
berat
butiran lebih besar 9,50 mm dan > 10% berat butiran lebih kecil dari 4,75
mm,
pengujiannya sesuai dengan pengujian fraksi halus dan fraksi kasar;
4) bila benda uji ternyata jumlahnya kurang dari 5% keseluruhan, tidak perlu
diuji;
5) butiran yang lebih kecil dari 0,30 mm tidak diuji dianggap bagian yang
hilang = 0, karena biasanya terdiri dari mineral-mineral yang tahan.
9.6 Cara Pengujian
Prosedur kerja yang harus dilakukan pada waktu pengujian adalah_
1. Kerjakan persiapan metode uji ini sebagai berikut :
(1) periksa kesiapan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk
pemakaian;
(2) siapkan formulir untuk mencatat data pengujian;
(3) cucilah benda uji sampai bersih kemudian dikeringkan hingga berat
tetap pada suhu (110± 5)°C;
(4) periksa kembali benda uji catat kondisi litologi, tingkat pelapukan,
untuk fraksi besar catat pula jumlah butirnya;
(5) ayak benda uji untuk fraksi halus menggunakan ayakan sesuai dengan
tabel di 3.1.1) sedangkan untuk fraksi kasar sesuai dengan tabel di
3.1.2);
(6) timbang masing-masing fraksi, untuk fraksi halus diperlukan (100±
5)gram, untuk fraksi kasar sesuai dengan tabel 3.1.2).
2. Kerjakan tahapan uji dengan urutan sebagai berikut
(1) rendam benda uji di dalam larutan natrium sulfat atau megnesium
sulfat yang sudah disiarkan menggunakan wadah tertutup selama
16 hingga 18 jam, dengan tinggi larutan 1 cm di atas benda uji;
(2) angkat benda uji dari dalam larutan lalu biarkan dulu meniris (15
±5)menit, setelah itu keringkan di dalam oven pada suhu (110
±5)°C sampai berat tetap, berat benda uji dianggap tetap apabila
setelah 4 jam kehilangan beratnya tidak lebih dari 0,19 gram;
(3) dinginkan sampai mencapai suhu ruangan, kemudian siapkan
untuk direndam pada siklus berikutnya;
(4) ulangi siklus perendaman dan pengeringan 5 kali;
(5) cuci masing-masing fraksi sehingga bersih dari garam sulfat
menggunakan,
larutan BaCl2 atau menggunakan air panas bersuhu ± 40 - 50°C,
sehingga larutan atau air tetap jernih;
(6) hindari terjadinya goncangan yang mengakibatkan butiran-butiran
benda uji pecah pada waktu melakukan pencucian;
(7) keringkan, kemudian dinginkan dan diayak, untuk fraksi halus
menggunakan ayakan yang dipergunakan untuk mempersiapkan
contoh 3.3 1), untuk fraksi kasar gunakan ayakan sebagai berikut;
Untuk fraksi Ayakan yang digunakan
(63,00) – 37,00 mm 31,50 mm
(37,50) – 19,00 mm 16,00 mm
(19,00) – 9,50 mm 8,00 mm
(9,50) – 4,75 mm 4,00 mm
(8) jangan lakukan paksaan butiran menembus ayakan pada waktu
melakukan pengayakan;
(9) timbang butiran-butiran yang tertinggal di atas ayakan;
(10) timbang butiran yang lewat ayakan tertentu;
(11) perhitungkan butiran yang terselip pada lubang ayakan sebagai
butiran menembus lubang ayakan;
(12) catat butiran-butiran yang mengalami perubahan bentuk misalnya:
retak, pecah, belah, hancur dan lain sebagainya bagi benda uji
fraksi kasar.
9.7 Perhitungan
Berikut ini hasil yang didapat:
Data fraksi halus:
A = 700 gr
B = 654,52 gr
Data fraksi kasar:
A = 7594 gr
B = 7560,80 gr
Rumus yang digunakan dalam metode pengujian ini:
A−B
C= × 100%
A
Keterangan :
C = Index ketangguhan benda uji dalam persen berat
A = Jumlah berat awal seluruh fraksi benda uji
B = Jumlah berat benda uji yang tertahan pada ayakan tertentu
Klasifikasi ketangguhan batu adalah sebagai berikut : batas tangguh bila diuji
dengan menggunakan larutan natrium sulfat diperoleh index kekekalan <
10% atau bila diuji menggunakan Iarutan magnesium sulfat diperoleh index
kekekalan < 12%.
Uji kekekalan fraksi halus menggunakan larutan Natrium Sulfat.
45,48
C= ×100% = 6,5% (kekal)
700
Uji kekekalan fraksi kasar menggunakan larutan Natrium Sulfat
33,20
C= ×100% = 0,44% (kekal)
7594
9.8 Diskusi / Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan kekekalan fraksi halus menggunakan
larutan Natrium Sulfat sebesar 6,5%. Sedangkan kekekalan fraksi kasar
menggunakan larutan Natrium Sulfat didapat sebesar 0,44%. Hasil yang didapat
sudah memenuhi spesifikasi kekekalan fraksi yaitu < 12%.
9.9 Lampiran
Adapun lampiran pada pemeriksaan ini meliputi :
1) Tabel Hasil Perhitungan
2) Gambar Peralatan
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
(SNI 03-1968-1990)
NO CONTOH : DIPERIKSA :
HARI/TANGGAL : TGL PEMERIKSAAN :
PELAKSANA : Kelompok IV UNTUK : Praktikum

Uji kekekalan fraksi kasar menggunakan larutan Natrium Sulfat

Ukuran Berat Susunan butir Berat Berat benda Berat bagian


lubang contoh dalam % berat benda uji uji tertahan benda uji
Ayakan asli (kg) dari contoh asli awal (gr) ayakan (gr) yang hilang

63,00-50,00 6,18 20 4783 4780,13 2,87


50,00-37,50 5,08
37,50-25,00 14,27
25,00-19,00 11,06 45 1505 1499,36 5,64
19,00-12,50 7,42
12,50-9,50 5,53 32 1008 996,01 11,99
9,50-4,75 6,76 12 298 285,30 12,70
Jumlah 7594 7560,80 33,20
(A) (B) (A-B)
Catatan : Jumlah butir tetap, tidak mengalami cacat.
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
(SNI 03-1968-1990)
NO CONTOH : DIPERIKSA :
HARI/TANGGAL : TGL PEMERIKSAAN:
PELAKSANA : Kelompok X UNTUK : Praktikum

Uji kekekalan fraksi halus menggunakan larutan Natrium Sulfat


Susunan Berat
Berat
Berat butir dalam Berat bagian
Ukuran lubang benda uji
contoh % berat benda uji benda uji
ayakan tertahan
asli (kg) dari contoh awal (gr) yang
ayakan (gr)
asli hilang
Lewat 150 mikron (No. 100) 0,64 5,0* Tak diuji Tak diuji 0
Antara 300 mikron - 150 mm 1,44 11,4* Tak diuji Tak diuji 0
Antara 600 mikron - 300
3,29 26,0 100 94,71 5,29
mikron
Antara 1,2 mm - 600 mikron 3,19 25,2 100 93,99 6,01
Antara 2,4 mm – 1,2 mm 2,15 17,0 100 90,64 9,36
Antara 4,75 mm – 2,4 mm 1,37 10,8 100 87,59 12,41
Antara 9,5 mm – 4,75 mm 0,58 4,6** Tak diuji 87,59 12,41
Jumlah 12,6 100 700 654,52 45,48
(A) (B) (A-B)
* Tak diuji dianggap bagian yang hilang
** Jumlah kurang dari 5% berat asal, tidak diuji, berat yang hilang dianggap
sama dengan fraksi terdekat.
Gambar Peralatan

9.1 Peralatan Uji magnesium sulfat

Anda mungkin juga menyukai