Laporan P2K
Laporan P2K
Laporan P2K
PENDAHULUAN
1
1
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan upaya
untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan
hasil belajar matematika. Dan juga guru seharusnya dapat mengaitkan
pengalaman siswa dengan materi pelajaran yang akan dipelajari di kelas.
Pemahaman peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran yang disampaikan
berbeda-beda satu sama lain sehingga penggunaan pendekatan atau metode yang
tidak memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk saling berinteraksi dapat
mengurangi kretifitas peserta didik dalam mengembangkan pemahaman mereka
tentang pelajaran yang disampaikan.
Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran konstruktivistik yang
dapat mempengaruhi hasil belajar serta menyajikan permasalahan matematika
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu alternative model
pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar serta menyajikan
permasalahan matematika yang realistik adalah Model Eliciting Activities
(MEAs).
Ada beberapa alasan penting mengapa model pembelajaran ini perlu
dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga
terjadi transformasi sosial, ekonomi dan demografis yang mengharuskan sekolah
untuk lebih menyiapkan peserta didik dengan keterampilan-keterampilan baru
untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.
Walaupun sudah disadari bahwa peserta didik mendapatkan banyak
keuntungan dan diskusi yang mengaktifkan mereka, tidak banyak guru yang
melakukannya. Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan peserta
didik adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas. Tetapi strategi
ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong peserta
didik, namun suasana kelas dikuasai oleh hanya segelintir orang.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi masalah di atas maka
dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul meningkatkan hasil belajar
matematika melalui Model Eliciting Activities (MEAs) pada peserta didik kelas
VII A SMP Negeri 9 Marusu.
2
B. Profil Hasil Belajar
Masih banyak hasil belajar peserta didik di kelas VII A yang belum
mencapai standar yang telah ditetapkan terutama hasil belajar matematika.
Kenyataan tersebut memperburuk situasi atau pembelajaran matematika.
Beberapa peserta didik yang hanya bermain-main dengan teman-temannya dan itu
hanya mengganggu kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya itu, adapeserta didik
yang ribut di dalam kelas tanpa menghiraukan guru yang sedang menjelaskan di
depan kelas. Walaupun mereka mempelajari matematika akan tetapi kemampuan
dasar matematika yang mereka sangat kurang. Oleh karena itu, proses belajar
mengajar pelajaran matematika kelas VII A masih belum efektif dengan
kenyataan yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, untuk mengatasi masalah di atas, maka kami
berusaha menggunakan model baru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mempelajari matematika dengan menggunakan Model Eliciting Activities (MEAs)
pada siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Marusu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah dikemukakan, maka
masalah yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah “Apakah
dengan menggunakan Model Eliciting Activities (MEAs) dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Marusu?”
D. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam
belajar, maka diadakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan Model
Eliciting Activities (MEAs) pada siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Marusu.
3
E. Argumentasi Logis Pilihan Tindakan
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mempelajar matematika
saya menggunakan model pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs).
Diantara sekian banyak model pembelajaran, model pengajaran ini adalah salah
satu alternatif yang dapat dipilih.
Dalam pembelajaran Model Eliciting Activities (MEAs) siswa bekerja
sama dalam kelompok kecil, mereka saling membantu untuk mempelajari suatu
permasalahan yang diberikan dan menyelesaikan masalah tersebut secara
bersama-sama melalui bimbingan guru. Pembelajaran MEAs merupakan
pembelajaran yang didasarkan pada situasi kehidupan nyata siswa, bekerja dalam
kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model matematika sebagai solusi
Salah satu prinsip pembelajaran dengan pendekatan MEAs adalah
matematis dapat diartikan sebagai sebuah penyajian suatu situasi maupun benda
persamaan matematis.
4
F. Tujuan
Mengacu pada permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Marusu dengan penggunaan Model
Eliciting Activities (MEAs)
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Belajar
1. Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap orang mulai
dari lahir sampai meninggal. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi
antara seseorang dan lingkungan sekitarnya. Belajar dapat dilakukan kapan
dan dimana saja.
Menurut pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat interksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan
kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni perubahan tingkah laku.
Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti
dan lain sebagainya.
Menurut Syah ( Eka febriani wulandari, 2016) belajar berarti kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan.
Artinya, behasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah, masyarakat, serta di lingkungan keluarganya sendiri.
Gagasan yang menyatakan bahwa belajar menyangkut perubahan
dalam suatu organisme, berarti belajar juga membutuhkan waktu dan tempat.
Belajar disimpulkan terjadi, bila tampak terjadi tanda-tanda bahwa perilaku
manusia berubah sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan, dengan perubahan-perubahan yang dihasilkan
bersifat relatif tetap.
6 6
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan proses
belajar. Hasil belajar ini dapat diukur dengan menggunakan tes hasil
belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang dapat dijadikan sebagai
indikator tentang kemampuan, kesanggupan, penguasaan seseorang
tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh
orang itu dalam suatu kegiatan belajar.
Menurut Soedijarto mengemukakan bahwa: “Hasil belajar adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. Hasil
belajar dalam hal ini meliputi kawasan kognitif, efektif dan kecakapan
belajar seorang pelajar”.
Menurut Arikunto dalam Ekawarna (2009: 41) yang dimaksud
dengan hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru, hasil belajar ini
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik,
sedang, kurang, dan sebagainya.
Sudjana (2008:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Sementara Uno (2007:17) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh
peserta didik dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Matematika sebagai bahan pelajaran di sekolah yang disajikan oleh
guru dimaksudkan agar siswa dapat menguasainya dengan baik. Dengan
penguasaan bahan pelajaran matematika mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam menguasai bahan pelajaran
yang telah dipelajarinya.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah tingkat penguasaan terhadap ,materi matematika pada
7
ranah kognitif peserta didik melalui pengalaman belajar sebagai hasil dari
pembelajaran matematika dalam kurung waktu tertentu berdasarkan tujuan
pembelajaran.
Secara epistimologi, ada tiga kata yang dapat dikaji yaitu model,
membentuk. Activity artinya aktivitas. Dari tiga kata tersebut jelas bahwa
that small team 3-5 students work to solve over one or two class
8
periods. The crucial problem-solving iteration of an MEAs is to
express, test and revise models that will solve the problem”. Artinya
MEAs adalah masalah yang didasarkan pada situasi dunia nyata, dengan
tim kecil 3-5 siswa bekerja untuk memecahkan lebih dari satu atau dua
2011) mengatakan bahwa setiap kegiatan MEAs terdiri atas empat bagian.
pemecahan masalah. Salah satu karakteristik unik dari MEAs adalah bahwa
(MEAs) adalah pendekatan yang berpusat pada siswa dimana kegiatan yang
dilakukan dimulai dengan penyajian masalah dari kehidupan nyata yang ada
sebagai solusi
9
2) Prinsip Pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs)
kebermaknaan)
siswa.
10
jawaban yang terbaik pada usaha pertama dan siswa akan melakukan
model)
Model yang dihasilkan harus dapat mudah dimengerti oleh orang lain.
Model harus dapat digunakan pada situasi yang serupa. Prinsip ini
steps. First, the teacher reads a simulated newspaper article that develops a
questions that are based on the article. Next, the teacher reads the problem
statement with the students and makes sure each group understands what is
11
being asked and students subsequently attempt to solve the
problem.”
langkah, yaitu:
ditanyakan
berpikir tentang informasi mana yang penting atau tidak dalam situasi
12
b. Membangun model matematis.
d. Menginterpretasi model.
(MEAs)
diantaranya:
13
c) Selain itu, MEAs juga dapat membantu siswa memecahkan
diantaranya:
14
BAB III
PROSEDUR PELAKSANAAN
15
15
Kurikulum 2013 Revisi. Kelas VII menggunakan Kurikulum 2013 Revisi.
Adapun langkah - langkah menyusun RPP tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mengisi kolom identitas sekolah
2) Mengisi kolom identitas mata pelajaran atau tema/ subtema
3) Menulis materi pokok
4) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan
5) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan KD
6) Menentukan KD dan indikator yang akan digunakan yang terdapat pada
silabus yang telah disusun
7) Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok / pembelajaran
yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi
pokok / pembelajaran.
8) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
9) Menentukan media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
10) Mentukan sumber belajar
11) Merumuskan langkah - langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan akhir.
12) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal,
teknik perskoran, dan lain - lain.
16
7) Penyajian tes kepada siswa
8) Skoring ( pemeriksaan jawaban siswa )
17
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelaksanaan
1. Siklus I
a. Hasil analisis kuantitatif
Pada siklus I ini dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk
ulangan harian setelah penyajian materi selama 4 kali pertemuan. Adapun
data skor hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Banyaknya siswa (fi) fi. xi xi2 fi. xi2
Skor (xi)
55 1 55 3025 3025
60 5 300 3600 18000
65 7 455 4225 29575
70 8 560 4900 39200
75 3 225 5625 16875
80 6 480 6400 38400
85 1 85 7225 7225
90 2 180 8100 16200
Jumlah 33 2340 43100 168500
a) Skor rata-rata:
∑ 𝑓𝑖.𝑥𝑖
x= ∑ 𝑓𝑖
2340
= = 70,9
33
18
18
c) Standardeviasi:
2
1
= (n)( fi.xi 2 ) fi.xi
n i 1 i 1
1
= (33)(168500) (2340) 2
33
1
= 5560500 5475600
33
1 291,37
= 84900 8.82
33 33
2. Siklus II
Pada siklus II ini juga dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk
ulangan harian setelah penyajian materi selama 4 kali pertemuan. Adapun
data skor hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
19
Banyaknyasiswa (fi) fi. xi xi2 fi. xi2
Skor (xi)
60 1 60 3600 3600
65 1 65 4225 4225
70 5 350 4900 24500
75 11 825 5625 61875
80 1 80 6400 6400
85 5 425 7225 36125
90 5 450 8100 40500
95 2 190 9025 18050
100 2 200 10000 20000
Jumlah 33 2645 59100 215275
a) Skor rata-rata:
∑ 𝑓𝑖.𝑥𝑖
x= ∑ 𝑓𝑖
2645
= =80,15
33
c) Standardeviasi:
2
1
= (n)( fi.xi 2 ) fi.xi
n i 1 i 1
1
= (33)( 215275) (2645) 2
33
1
= 7104075 6996025
33
20
1 328,70
= 108050 9,96
33 33
a. Siklus I
21
b. Siklus II
22
4. Siswa sudah mampu mengerjakan soal latihan dengan meminta
bimbingan dari guru serta bertanya kepada teman sekelompoknya.
5. Siswa yang mengerjakan di papan tulis dengan benar semakin
meningkat berkat adanya kerjasama anggota kelompoknya.
6. Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan
mempresentasikan hasil kerjasama mereka.
23
Peningkatan yang terjadi bila dilihat dari tabelsebagai berikut:
Tabel.2,. Perbandingan hasil belajar pada setiap siklus.
Nilai Perolehan dari 33 siswa Ketuntasan
Siklus
Maks Min Mean Tuntas Tidak tuntas
1 90 55 70,09 13 20
2 100 60 80,15 26 7
24
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian Tindakan kelas untuk meningkatkan hasil
belajar matematika melalui pembelajaran dengan Model Eliciting Activities
(MEAs) pada siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Marusu. Hal ini dapat dilihat dari:
1. Adanya peningkatan hasil belajar matematika siswa dari setiap siklus.
2. Terjadinya peningkatan persentase kehadiran siswa, perhatian, minat,
keaktifan, serta semangat belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Pembelajaran MEAs selain meningkatkan hasil belajar juga dapat
meningkatkan sifat kerjasama antara siswa, serta dapat menimbulkan rasa
percaya diri untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan
aplikasinya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang
disarankan antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai tindak lanjut penerapan Model Eliciting Activities (MEAs) pada saat
pembelajaran diharapkan kepada guru untuk lebih memberikan keluwesan
siswa untuk berekspresi dan berkreasi untuk dapat menemukan sendiri dan
menyimpulkan hubungan antara konsep dan rumus-rumus dalam pelajaran
matematika
2. Melihat hasil penelitian yang dipeoleh melalui penerapan Model Eliciting
Activities (MEAs) dalam pembelajaran sangatlah bagus, maka diharapkan
kepada guru matematika agar dapat menerapkan model pembelajaran ini
dalam proses pembelajaran.
25 25
DAFTAR PUSTAKA
26