Penyuluhan Ispa Puskesmas Air Salobar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di negara berkembang masih


merupakan masalah kesehatan yang menonjol, terutama pada anak. Penyakit ini
pada anak merupakan penyebab kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas)
yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara 10 -15 %,
sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi. Di Indonesia angka kematian
ISPA diperkirakan mencapai 20 %.
ISPA mempunyai manifestasi klinik bermacam-macam tergantung pada
beberapa hal : usia pasien, bagian saluran nafas mana yang terserang, ada atau
tidaknya kelainan paru yang mendasarinya, penyakit lain yang menyertai,
mikroorganisme yang menjadi penyebabnya, rute infeksinya (di komunitas / rumah
sakit), daya tahan tubuh pasien yang terkena. Dengan adanya keanekaragaman
manifestasi penyakitnya menimbulkan masalah terhadap pengenalan (diagnostik)
dan pengelolaan penyakit tersebut.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA
setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit
ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.
Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan.
Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi.
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam
keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi (3). Data
morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 %
dari populasi balita. Hal ini didukung oleh data penelitian dilapangan (Kecamatan

1
Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %). Bila kita
mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah
penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta .
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun
1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA , namun
kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti
yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin


mencoba untuk mengemukakan upaya pemberantasan ISPA dengan prioritas
kepada penatalaksanaan kasus ISPA pada bayi dan anak-anak. Mengingat tujuan
pembangunan kesehatan dalam upaya menurunkan angka mortalitas dan
morbilitas, sehingga tujuan pembangunan nasional untuk memperoleh sumber
daya manusia yang berkualitas baik, fisik maupun mental akan tercapai.

B. Tujuan.
a. Tujuan Umum

Melakukan pencegahan terhadap penyakit ISPA pada anak di Puskesmas


Air salobar Ambon

b. Tujuan umum
1. Memperdayakan masyarakat dalam melakukan pencegahan penyakit ISPA
pada anak
2. Masyarakat dapat memahami tentang bahaya penyakit ISPA pada anak

2
C. Manfaat
1. Bagi Masyarakat

Melakukan pencegahan terhadap penyakit ISPA pada anak dan


masyarakat dapat lebih memperhatikan masalah kesehatan lingkungan sekitar
tempat tinggal.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran
pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang
menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi
dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts;
1990; 450).
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.ISPA
meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian
bawah ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14
hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari
hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari
infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan
menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
mengakibat kematian.
ISPA merupakan kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan
mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya
Nasional ISPA di Cipanas.Istilah ini merupakan padanan istilah bahasa inggris
yakni Acute Respiratory Infections (ARI).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih
dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran
bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah
dan pleura.ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari.Yang termasuk dalam
infeksi saluran nafas bagian atas adalah batuk pilek biasa, sakit telinga,
radang tenggorokan, influenza, bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan

4
infeksi yang menyerang bagian bawah saluran nafas seperti paru itu salah
satunya adalah Pneumonia.(WHO)
Infeksi saluran pernafasan adalah suatu penyakit yang mempunyai angka
kejadian yang cukup tinggi.Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/
kuman. Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi
yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan
tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and
Wong; 1991; 1419).

2. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus,Bordetella dan
Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan
Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus
dan lain-lain.
Etiologi Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak
biasanya sukar diperoleh.Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih
didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO,
penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di negara berkembang
streptococcuspneumonia dan haemophylusinfluenza merupakan bakteri yang
selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni 73, 9% aspirat paru
dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju,
dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.

a. Faktor Pencetus ISPA


1) Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena
penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih
tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.

5
2) Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik
dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3) Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar
dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak.

b. Faktor Pendukung terjadinya ISPA


1) Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang belum pulih dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan berdampak peningkatan penduduk miskin disertai dengan
kemampuannya menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat mendorong
peningkatan jumlah Balita yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit
menular termasuk ISPA. Pada akhirnya akan mendorong meningkatnya
penyakit ISPA dan Pneumonia pada Balita.
2) Kependudukan
Jumlah penduduk yang besar mendorong peningkatan jumlah populasi
Balita yang besar pula. Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat
yang masih rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan
penyakit ISPA.
3) Geografi
Sebagai daerah tropis, Indonesia memiliki potensi daerah endemis
beberapa penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi
kesehatan masyarakat.Pengaruh geografis dapat mendorong terjadinya
peningkatan kaus maupun kemaian penderita akibat ISPA.Dengan demikian
pendekatan dalam pemberantasan ISPA perlu dilakukan dengan mengatasi
semua faktor risiko dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
4) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA.Perilaku
bersih dan sehat tersebut sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat

6
pendidikan penduduk. Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan di
masyarakat diperkirakan akan berpengaruh positif terhadap pemahaman
masyarakat dalam menjaga kesehatan Balita agar tidak terkena penyakit ISPA
yaitu melalui upaya memperhatikan rumah sehat dan lingkungan sehat.
5) Lingkungan dan Iklim Global
Pencemaran lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas
buang sarana transportasi dan polusi udara dalam rumah merupakan
ancaman kesehatan terutama penyakit ISPA. Demikian pula perubahan iklim
gobal terutama suhu, kelembapan, curah hujan, merupakan beban ganda
dalam pemberantasan penyakit ISPA.
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan.Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma
dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu
angka kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan
imunitas dari air susu ibu. Ukuran dari lebar penampang dari saluran
pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit. Karena
dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka
akan tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya
infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara
langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta
kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991;
1420).

7
B. Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya
rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala
demam dan batuk.
Tahap lanjut penyaklit, dibagi menjadi empat yaitu :
a. Dapat sembuh sempurna.
b. Sembuh dengan atelektasis.
c. Menjadi kronis.
d. Meninggal akibat pneumonia.

Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar


sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang
efektif dan efisien.Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun
partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami
yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan
gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.
Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini
banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan
terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita
yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien
keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi.Penyebaran infeksi
pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan
udara nafas.
Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel
mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal

8
yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah
asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara), sindroma
imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih).

C. Manifestasi Klinis
1. Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas.
Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 x / mnt.
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran
pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak
mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
a. Demam
Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak
sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam
muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai
39,5OC-40,5OC.
b. Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya
terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala,
kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan
brudzinski.
c. Anorexia
Biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
d. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama
bayi tersebut mengalami sakit.
e. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
f. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.

9
g. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan
lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
h. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
i. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).

D. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah :

1. Biakan virus
2. Serologis
3. Diagnostik virus secara langsung.

Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan


pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura.
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha
serta irama dari pernafasan.

1. Pola, cepat (tachynea) atau normal.


2. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat
kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen.
3. Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan
adanya bersin.
4. Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman
pernafasan.
5. Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga

10
didapati adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan
produksi dari sputum.
6. Riwayat kesehatan:
a. Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan)
b. Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa)
c. Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami penyakit seperti
yang dialaminya sekarang)
d. Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang pernah
mengalami sakit seperti penyakit klien)
e. Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien)

Pemeriksaan fisikdifokuskan pada pengkajian sistem pernafasan :

a. Inspeksi

1. Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan


2. Tonsil tampak kemerahan dan edema
3. Tampak batuk tidak produktif
4. Tidak ada jaringan parut pada leher
5. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan
cuping hidung.

b. Palpasi

1. Adanya demam
2. Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
pada nodus limfe servikalis
3. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid

c. Perkusi : Suara paru normal (resonance)


d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi
paru

11
E. Penatalaksanaan
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus
yang benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi
penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan
kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :


1. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik
b. Immunisasi
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
2. Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
tangan yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menetek

12
3. Pengobatan antara lain :
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
b. Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu
½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

B. Metode Promosi Kesehatan


a. Pengertian Media Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi
kesehtan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku kesehatan dari sasaran.
Media promosi kesehatan adalah semua saranana atau upaya
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator,
baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga
pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku
ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan
tulis dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga,
baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan,
yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide

13
atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-
keuntungan, antara lain :
1. Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.

b. Tujuan Media Promosi


1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Media dapat memperjelas informasi.
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
6. Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap mata.
7. Media dapat memperlancar komunikasi.

c. Langkah-Langkah Penetapan Media


Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran
yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan
dimana pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk
merancang media promosi dan merancang evaluasi.

14
2. Menetapkan segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat
dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya
antara lain memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan
pada masing-masing segmen, menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan
produk, serta menghitung jenis dan penempatan media.
3. Memposisikan pesan (positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk
perusahaan, individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau
konsumennya. Positioning membentuk citra.
4. Menentukan strategi positioning
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi
pesaing, menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek
produk sendiri, serta mengikuti perkembangan posisi.
5. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih
harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan
yang berbeda. Penggunaan beberapa media secara seremoak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.

d. Penggolongan Media Kesehatan


Media dapat digolongkan menjadi dua, berdasarkan bentuk umum penggunaan
dan berdasarkan cara produksi.
1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, leaflet majalah, buletin, tabloid,
dan lain-lain.
b. Bahan peragaan : poster tunggal, poster seri, flip chart, transparansi, slide,
film, dan lain-lain.
2. Berdasarkan cara produksi

15
a. Media cetak.
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata
warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker,
dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak
orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya
tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
b. Media elektronik.
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi,
radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain.
Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan
semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan
gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih
besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi.
Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik,
diperlukan alat canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang, peralatan
yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian
c. Media luar ruang
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan
reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media
luar ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua
pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih,

16
perlu kesiapan yang matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan.

e. Beberapa Media Grafis Yang Akan Digunakan


Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi yang dibuat berdasarkan unsur
dan prinsip rancangan gambar dan sangat bermanfaat. Media grafis sangat efektif
sebagai media penyampaian pesan.

a. Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar
dnegan tujuan memengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindakan pada
sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat serta dapat dengan
mudah dibaca pada jarak kurang lebih enam meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di
dinding balai Puskesmas Air salobar Ambon, pinggir jalan, papan pengumuman,
dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar
atau foto.
Poster terutama dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan memberikan
pesan singkat. Oleh karena itu, cara pembuatannya harus menarik, sederhana,
dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah
poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya
serta dapat mendorong untuk bertindak. Poster tidak dapat memberi pelajaran
dengan sendirinya karena keterbatasan kata-kata. Poster lebih cocok digunakan
sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah disampaikan beberapa waktu
yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan kembali dan
mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster, tactical
poster, dan practical poster. Thematic poster yaitu poster yang menerangkan apa

17
dan mengapa, tactical poster menjawab kapan dan dimana; sedangkan practical
poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa, mengapa, dan dimana.

Kegunaan poster :
a. Memberikan peringatan, misalnya tentang selalu mencuci tangan dnegan
sabun setelah buang air besar dan sebelum makan.
b. Memebrikan informasi, misalnya tentang pengolahan air dirumah tangga.
c. Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan mentah dan
buah-buahan dengan air bersih sebelum makan.
d. Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang benar.
e. Memberikan informasi tentang dampak, misalnya informasi tentang dampak
buang air besar (BAB) dijamban.

Keuntungan poster :
1. Mudan dibuat.
2. Singkat waktu dalam pembuatannya.
3. Murah.
4. Dapat menjangkau orang banyak.
5. Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6. Bisa dibawa kemana-mana.
7. Banyak variasi.

b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat
singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet
atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan
cetak tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran
leaflet biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa
leaflet yang disajikan secara berlipat.

18
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga, deskripsi
tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isis harus bisa ditangkap
dnegan sekali baca. Leaflet dpat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-
pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group Discussion (FGD),
pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
1. Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2. Tuliskan apa tujuannya.
3. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4. Kumpulan tentang subje yang kaan disampaikan.
5. Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk didalamnya
bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata letaknya.
6. Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran
yang hampir sama dengan kelompok sasaran, perbaiki konsep, dan buat
ilistrasi yang sesuai dengan isi.

Kegunaan leaflet :
1. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan.
2. Diberika sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah disampaikan.
3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepa orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1. Dapat disimpan lama
2. Sebagai referensi
3. Jangkauan dapat jauh
4. Membantu media lain
5. Isi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi

19
c. Papan Pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120
cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai Puskesmas Air
salobar Ambon, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada papan
tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
Cara menggunakan papan pengumuman :
1. Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak membosankan, misal 1-2
minggu.
2. Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada waktu pertemuan
besar atau hari libur.
3. Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari perpustakaan, kantor
humas, dan lain-lain.
Keuntungan papan pengumuman :
1. Dapat dikerjakan dengan mudah.
2. Merangsang perhatian orang.
3. Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar masalah yang
ada.
4. Merangsang partisipasi.
5. Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah diajarkan.

d. Gambar Optik
Gambar optik mencakup foto, slide, film, dan lain-lain.
a. Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album
ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang isinya berurutan,
menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan
ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan.
Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu Puskesmas Air salobar
Ambon untuk mengubah kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban.
Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam

20
bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini
digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.

b. Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan
slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan
dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak
sekolah dibanding dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.

c. Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat
menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah
kelompok besar dan kolosal.

21
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Kerangka Pemecahan Masalah


Upaya untuk mencegah penyakit ISPA pada Puskesmas Air salobar
Ambon mendapat tanggapan yang baik dari dari masyarakat Puskesmas Air
salobar Ambon dan perangkat puskesmas Air salobar Ambon. Selain itu
dilakukan pengobatan dan cara mengatasi penyakit ISPA pada anak-anak
di Puskesmas Air salobar Ambon. Berdasarkan uraian diatas maka
kerangka pemecahan masalah dapat dilihat pada bagian sebagai berikut :

Datangi Lokasi

Beri Penyuluhan tentang


Penyakit ISPA

Warga Puskesmas Air


salobar Ambon
memahami tentang
penyuluhan ISPA

Warga Puskesmas Air salobar


Ambon mampu melakukan
pencegahan dan mengkuti
pengobatan

b. Realisasi Pemecahan Masalah

Dalam acara penyuluhan dan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini,


penulis melihat antusias dari para orang tua untuk lebih mengetahui secara
luas penyakit ISPA. Tampak dalam pelaksanaan para orang tua mengikuti

22
penyuluhan dengan melihat pada slide dan leafleat yang sudah disediakan
dengan fokus, serta mendengarkan ceramah dari pembicara pada saat
menjelaskan. Pada akhirnya para orang tua saling berdiskusi dan bertanya
hal ini membuat peningkatan pengetahuan mereka semakin lebih luas
dengan adanya media promosi yang sudah disediakan penulis.

c. Khalayak Sasaran

Pada para orang tua yang berada dalam masyarakat di Puskesmas Air
salobar Ambon.

d. Metode (Bentuk Kegiatan)

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Peserta
1 3 menit Pembukaan: 1. Menjawab
1. Memberikan salam salam
2. Menjelaskan tujuan 2.
pembelajaran mendengarkan
3. Menyebutkan materi atau pokok dan
bahasan yang di sampaikan memperhatikan

2 10 menit Pelaksanaan materi: Menyimak dan


Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA

23
3. Pencegahan ISPA
4. Pengobatan
3 5 menit Evaluasi : Bertanya dan
1. Menyimpulkan isi penyuluhan menjawab
2. Memberi kesempatan kepada pertanyaan
audience untuk bertanya
3. Memberikan kesempatan
kepada udience untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4 2 menit Penutup: Menjawab salam


Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam

e. Waktu Dan Tempat Kegiatan


Waktu : Senin, 9 November 2015
Jam : 14.00-16.00
Tempat : Puskesmas Air salobar Ambon

f. Sarana Dan Alat Yang Digunakan


1. 1 Ruangan
2. Laptop
3. LCD
4. Pengeras Suara
5. Soal Pretest dan posttest
6. Lembar Jawaban
7. Pena

24
g. Pihak-Pihak Yang Terlibat
Peserta, Dosen dan mahasiswa Poltekkes

h. Kendala Dan Upaya Pemecahan


Banyak Para orang tua yang sulit datang pada siang hari, dengan alasan
sedang mengurus urusan rumah tangga. Perangkat puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan yang sudah di buat.

25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Air salobar Ambon

Puskesmas Air Salobar Ambon bertempat di Air Salobar, Kelurahan


Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe Ambon, Maluku. Puskesmas ini melayani
anggota BPJS dan non rawat inap.

B. Hasil Pengabdian Masyarakat

Wilayah di Puskesmas Air salobar Ambon kabupaten Maluku Tengah


provinsi Maluku Kecamatan Nusaniwe yang memiliki penduduk sangat
hiterogen. Para penduduk yang menetap di Puskesmas Air salobar Ambon
dari berbagai latar belakang dan mata pencaharian. Untuk menuju fasilitas
umum, misalnya rumah sakit sangat terjangkau karena fasilitas kendaraan
umum yang memadai. Meskipun kemajuan akses teknologi informasi yang
sudah begitu pesat, masyarakat masih minim akan pengetahuan tentang
berbagai penyakit khususnya penyakit ISPA yang sering melanda pada
anak-anak. Maka perlu diberikan informasi yang lebih detail lewat
penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh institusi-intitusi
kesehatan.

C. Pembahasan

ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran


pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli
Kemungkinan yang terjadi adalah dikarenakan infeksi saluran pernafasan,
yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan pernafasan mereka, tidak hanya

26
pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh hingga
dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-
anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa
dewasa dikarenakan virus masuk ke paru dan merusak organ disana dan
susah untuk di sembuhkan. Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri
dan jamur. Kebanyakan adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam
keadaan ini adalah rhinitis, sinusitis, fharingitis, tonsillitis dan laryngitis
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya, ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada
anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan
keadaan lingkungan yang tidak hygienis. Risiko terutama terjadi pada anak-
anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban
immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan
cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotic.
Tanda dan gejala yang biasa terjadi yaitu :
a. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi.
Suhu tubuh mencapai > 37 oC
b. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran
pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya
infeksi saluran pernafasan. Batuk bisa disetai dahak(sputum) dengan
konsentasi encer hingga kental
c. Sakit pada kerongkongan, Hal ini menandakan adanya
peradangan/inflamasi pada kerongkongan, pasien akan merasakan
nyeri saat menelan serta perubahan suara
d. Meningismus, Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada
meningens, biasanya terjadi selama periodik mengalami panas,
gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta
kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.

27
e. Anorexia, Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana
akan menjadi susah makan dan bahkan tidak mau minum. Pada anak
akan menjadi rewel dan sering menanggis (Whaley and Wong; 1991;
1419)

Berdasarkan hasil pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat di


Puskesmas Air salobar Ambon, tentang upaya pencegahan penyakit
ISPA dengan tekhnik menggunakan Power point atau slide dan lifleat
diketahui bawah lebih dari 20 orang warga memiliki tingkat
pengetahuan yang kurang baik.
Hasil kegiatan penyuluhan masyarakat menunjukkan tingkat
pengetahuan tentang penyakit ISPA sangat kurang. Hal ini didapatkan
dengan melihat respon Tanya jawab yang diberikan kepada
masyarakat.

28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Suatu penyakit dapat menyerang siapa saja, tak terkecuali penyakit ISPA
pada anak. Sebagai orang tua, tentu bijak untuk selalu bersikap tanggap dan
antisipatif ketika gejala-gejala penyakit ispa pada anak sudah mulai kelihatan
seperti demam, batuk, ingus, dan bersin-bersin.
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang
terbanyak diderita oleh anak- anak infeksi saluran respiratorik, yang dapat
berakibat buruk bagi kesehatan respiratorik mereka, tidak hanya pada masa
tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh hingga dewasa, karena
penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-anak mempunyai
kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa dewasa.
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting bagi masyarakat.
Fakta yang ditemukan tentang penyakit ISPA pada anak adalah:
1. Menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi.
2. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 - 30 %.
3. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi
berumur kurang dari 2 bulan.

B. SARAN

1. Jika terdapat tanda – tanda penyakit ISPA maka segera periksa ke tempat
pelayanan kesehatan atau tenaga kesehatan yang terdekat.
2. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena ISPA atau pergi ke tempat
yang penuh dengan debu maka jangan mendekatinya atau pakai pelindung diri
agar tidak tertular

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul hidayat.A azis. Pengantar ilmu keperawatan buku 1. penerbit salemba


medika. jakarta . 2008 cetakan 3
2. Suriadi, Dkk. Asuhan keperawatan edisi III. Penerbit percetakan penebar
swadaya. Jakarta. 2007.
3. http://www.scrib.makalah-ispa.html

30

Anda mungkin juga menyukai