Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi Teknis
DAFTAR ISI
PASAL 7 PEKERJAAN KACA DAN CERMIN .................................................................. 67
PASAL 8 PEKERJAAN KUNCI DAN PENGGANTUNG .................................................. 69
PASAL 9 PEKERJAAN WATERPROOFING ..................................................................... 71
PASAL 10 PEKERJAAN ALLUMUNIUM COMPOSITE PANEL ...................................... 73
PASAL 11 PEKERJAAN CURTAINWALL FRAMLESS .................................................... 75
DAFTAR ISI
BAB I. SPESIFIKASI UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja, Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini.
Pekerjaan Persiapan meliputi : pembuatan papan nama proyek, pekerjaan pembersihan proyek,
dokumentasi, Shop dan As Built Drawing, pelaporan serta pengadaan listrik dan air kerja.
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.
PASAL 3 MOBILISASI
1 BAB I
Dengan selalu disertai izin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan,
pengurangan dan/ atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya ( Pengambilan
Keputusan harus melalui rapat koordinasi yang mengikut sertakan tim teknis dinas terkait ).
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor harus memasang Papan Nama
Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor ( sesuai dengan Angka Jumlah
Penawaran Kontraktor Pelaksana ).
2 BAB I
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas/
Pemimpin/ Ketua Proyek.
3 BAB I
Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.
Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut di atas.
Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 7 LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK DAN
LAIN-LAIN
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang
BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan
kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/ dibersihkan oleh pihak Kontraktor, dan bahan-
bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
4 BAB I
Direksi Keet dan pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh Kontraktor,
setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut akan ditentukan
pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Kontraktor untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.
Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di
tempat pekerjaan untuk para pekerja.
Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan
dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan
korban kecelakaan itu.
Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebarakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4
(empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 5 Kg.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga
Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor yang sedang melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut
serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
5 BAB I
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya
untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, Pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
6 BAB I
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut
serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya ( Bahan Yang digunakan Harus seusai Dengan RaB
penawaran dan Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ).
Persyaratan Pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari „User‟ Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus betulbetul
„memperhatikan‟ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan „ukuran jadi
(finished)‟ sesuai persyaratan ukuruan pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib
melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan
persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan
Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
7 BAB I
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon Kontraktor harus menyediakan :
Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut
kontrak.
Buku harian untuk :
• Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
• Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera/handycam.
• 1 (satu) alat ukur schuifmaat.
• 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
• 1 (satu) laptop/PC.
Standar yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard
Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara
lain :
8 BAB I
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya
kebakaran. Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas,
maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ, A.A.
Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh pemberi tugas
dan Pengawas.
PASAL 11
Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis
maupun Adminstratif.
Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan menurut keadaan sebenarnya.
Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.
Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk
bahan monitoring.
Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RAB.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap
deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar
9 BAB I
dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi
atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter).
Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”).
Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Perbedaan gambar
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
10 BAB I
Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/ Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara tertulis,
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut.
STR : Struktur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.
ARS : Arsitektur,
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun
estetika.
ELK : Elektrikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan
Penerangan.
MEK : Mekanikal,
Segala hal yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih – Air Kotor – Drainase,
Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel – Generator Set, dan Sistem
Pengkondisian Udara.
Shop drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
11 BAB I
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan Pengawas dan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/ Dokumen Kontrak maupun di dalam
Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/ Direksi ( Selambat Lambatnya Adalah
Sebelum Proses MC 0% ( Mutual Check 0% ) Dilaksanakan ).
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan Pengawas
untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus
digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
1 BAB I
Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang
maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah.
1 BAB I
membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan
peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas
dan Perencana, sesuai dengan
1 BAB I
keterangan itu. Seluruh material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga akhli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk
setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus
disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan
atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras
dan bila diminta harus ditutupi.
1 BAB I
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Bendabenda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa izin
tertulis dari Pemiliknya.
1 BAB I
Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
1 BAB I
Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar
harus di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah
elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang- lubang akibat pembongkaran
harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari
kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
1 BAB I
Alat Berat Ini Berfungsi Sebagai Mobilisasi Penyaluran Bahan Bahan/Material Yang
Akan Di kerjakan Dalam Pembangunan,Terutama Jika Menyangkut Pada Pekerjaan
Yang Berada Di ketinggian, Mengingat Proses pengerjaan Yang memiliki Batas
Waktu Yang telah ditentukan, Maka Kontraktor diwajibkan Untuk Menyediakan Alat
Berat Diatas.
b. Lama Penyediaan
Kontraktor Harus Menyediakan Alat Berat Seperti Diatas Seminimal Mungkin Selama
Proses Pekerjaan Pembangunan Sedang Berlangsung Sesuai Dengan Rencana yang
telah Disepakati yaitu Selama 6 Bulan Masa Penyewaan, Sesuai Dengan Anggaran
Yang telah Di Sepakati, Dalam Penyediaan alat berat juga sudah termasuk pada Jasa
Erection dan Demobilisasi, Jasa Operator All in (2 Orang), Sabuk TC ke
Gedung,Setting Alat Berat Serta Asuransi Alat Dan Perijinan.
PASAL 19
DRAINASE/ SALURAN
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluransaluran,
parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah
konstruksi dan daerah milik jalan (right-of way).
1 BAB I
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survey untuk
mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil
survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan
lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.
Pemeriksaan pekerjaan
Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/ material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Pengawas dan Kontraktor harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur
pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa.
Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/ hari Raya)
tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
Kemajuan pekerjaan
1 BAB I
Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.
Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.
Perintah untuk pelaksanaan (foreman)
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah
itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.
1 BAB I
TA 2018 Wilayah I (Sumatera & Jawa) -04”
/DTRS 17
Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus
mulai aktif untuk mengadakan Pengawasan sesuai dengan tugasnya.
Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas/ letak tanah yang tersedia dengan
apa yang terlukis dalam gambar maka Kontraktor harus segera memberitahukan
secara tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengawas untuk
mendapatkan keputusan.
Pembongkaran dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan gambar yang ada/
petunjuk dari Pengawas/ direksi lapangan.
1 BAB II
Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, Pelaksanaan Konstruksi wajib
melaksanakan pekerjaan pencegahan atau kelongsoran tanah, pekerjaan
penanggulangan air tanah yang menggenang, pekerjaan perbaikan hila terjadi
kelongsoran dan lain sejenisnya.
Semua galian harus dilaksanakan sampai diperoleh panjang galian, kedalaman, kemiringan
dan lengkungan yang sesuai dengan yang tertera di dalam gambar.
Bilamana kedalaman penggalian terlampaui kedalaman yang dibutuhkan
sebagaimana yang tertera didalam gambar, Pelaksanaan Konstruksi
harus menimbun kembali dengan pasir urug,
Bilamana kondisi dari tanah pada kedalaman yang ditentukan di dalam gambar ternyata
meragukan, Pelaksanaan Konstruksi harus secepatnya melaporkan hasil tersebut
kepada Pengawas secara tertulis, agar dapat diambil langkah-langkah yang
dianggap perlu, semua biaya yang diakibatkan oleh keadaan tersebut akan
dibayarkan oleh Pemilik bangunan melalui penerbitan "Perintah Perubahan
Pekerjaan" (pekerjaan tambah).
Permukaan tanah yang sudah selesai digali dan telah mencapai kedalaman rencana harus
dipadatkan kembali untuk mendapatkan permukaan yang padat, rata. Pemadatan
tanah digunakan alat pemadat tanah yang sebelumnya disetujui Pengawas
Pelaksanaan Konstruksi harus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang telah
selesai dan menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan
pondasi kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan Persetujuan.
Semua kelebihan tanah galian harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang disetujui
oleh pemberi tugas, Pelaksanaan Konstruksi bertanggung jawab untuk
mendapatkan tempat pembuangan dan membayar ongkos \-ongkos yang
diperlukan.
Air yang tergenang di lapanan, atau dalam saluran dan galian selama Pelaksanaan
pekerjaan dari mata air, hujan atau keboeoran pipa-pipa harus dipompa keluar.
Hambatan yang Dijumpai Waktu Penggalian :
Semua akar-akar pohon, batang-batang pohon terpendam, beton-beton tak terpakai atau
pondasi-pondasi bata, septiektank bekas, pipa drainase yang tak terpakai, batu-batu besar
yang dijumpai pada waktu penggalian harus dikeluarkan. Tanah yang berlubang akibat
hambatan yang dijumpai harus diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan
perbandingan 1 pc : 10 pasir.
Instalasi umum yang tertanam dan masih berfungsi seperti pipa drainase, pipa air minum,
pipa gas, kabellistrik yang dijumpai pada waktu penggalian diusahakan tidak terganggu
atau menjadi rusak. Bilamana hal itu dijumpai maka Konsultan Pengawas dan pihak-
2 BAB II
pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan mendapatkan instruksi
3 BAB II
selanjutnya untuk mengeluarkan instalasi tersebut sebelum penggalian yang berdekatan
diteruskan. Bilamana terjadi kerusakan-kerusakan pada instalasi tersebut di atas, maka
Direksi Pengawas dan pihak-pihak yang berwenang harus segera diberitahu.
Pekerjaan Pengurugan
Yang dimaksud disini ialah pekerjaan timbunan yaitu dimana permukaan tanah yang
direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli, sebagaimana tertera dalam
gambar rencana.
Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak, akar, pohon,
sampah, puing bangunan dan lain-lain sebelum pengurugan dimulai.
Tanah yang digunakan untuk mengurug harus bersih dari bahan-bahan organik, sisa-sisa
tanaman, sampah dan lain-lain.
Tanah yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi AASHTO-M 57-64 dan harus diperiksa terlebih dahulu di laboratorium
tanah yang disetuji oleh Pengawas
Timbunan atau urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 25 cm
untuk masing-masing lapisan dipadatkan sampai permukaan tanah yang
direncanakan
Pelaksanaan penimbunan dapat menggunakan mesin gilas dan pada daerah yang oleh
Konsultan Pengawas dianggap berbahaya atau dengan jarak lebih kurang 45
cm dari saluran atau batas-batas atau pekerjaan-pekerjaan yang mungkin menjadi
rusak digunakan stamper.
Urugan tanah pada pekerjaan landscape harus menggunakan urugan jenis tanah
taman yang disetujui Pengawas.
PASAL 3
PONDASI TIANG PANCANG
4 BAB II
3. Penentuan panjang tiang pancang yang akan dipesan dan yang akan dipancang sesuai dengan
gambar rencana.
4. Sebelum melakukan pemesanan tiang pancang, kontraktor harus mengajukan jumlah kebutuhan
tiang pancang dan harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
5. Pekerjaan tiang pancang harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang diuraikan di bawah ini :
Bahan, ukuran penampang dan panjang seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Tiang pancang yang akan digunakan dalam proyek ini baru dapat dipancang setelah
diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat oleh pengawas lapangan.
Kontraktor harus menyusun rencana urutan pemancangan dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas lapangan.
Pemancangan tiang dilakukan terus menerus sampai kedalaman yang telah direncanakan.
Kontraktor tidak memindahkan alat pancang dari kepala tiang tanpa persetujuan pengawas
lapangan.
Tiang hanya boleh dipancang bila disaksikan pengawas lapangan dan hanya jika tersedia
data-data mengenai pemancangan tiang yang diperlukan dan telah disampaikan kepada
pengawas lapangan. Meskipun demikian kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan
ini.
Tiang yang tidak memenuhi syarat akibat „over driving‟ atau tidak memenuhi toleransi yang
diijinkan harus dicabut dan Kontraktor harus memancang tiang extra pada tempat tersebut
sebagai gantinya.
Tiang Pancang
1. Untuk tiang pancang beton digunakan tiang pancang beton dengan sfesifikasi sebagai berikut :
Bentuk penampang : Segi Empat
Sisi luar : 250 mm
Tebal beton : 50 mm
Class :A
Cracking Moment : 6 tf.m
Allowable Axial Load : 85 tf
Mutu Beton : K-450
2. Panjang masing-masing tiang pancang ditentukan setelah ada hasil interprestasi data dari
pekerjaan Sondir termasuk bagian kepala yang nantinya setelah pemancangan masuk ke dalam
poer dan bagian yang mungkin dipotong sesuai dengan kondisi lapangan.
3. Tiang pancang dapat terdiri atas segmen tunggal sesuai dengan panjang yang dibutuhkan atau
segmen-segmen yang disambung dengan las listrik. Penentuan panjang segmen adalah
sedemikian sehingga pemancangan sambungan-sambungan tiang sedapat mungkin berada di
dalam tanah.
5 BAB II
Alat Pancang/Pile Driving Hammer
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk pemancangan secara lengkap sedemikian hingga
semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.
2. Mesin pancang atau hammer yang diperkenankan adalah jenis diesel hammer dan/atau steam
hammer. Alat pancang drop hammer tidak diperkenankan dipakai. Berat ram dari diesel hammer
yang disyaratkan harus dapat mencukupi bearing capacity yang disyaratkan di atas.
3. Alat harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai diperoleh daya dukung/setting
yang disyaratkan dan/atau sampai pada kedalaman yang direncanakan, diambil yang paling
memenuhi daya dukung yang disyaratkan.
4. Alat pancang harus dilengkapi dengan ladder yang cukup panjangnya dan dapat digerakkan
secara hydrolic atau mekanik untuk menjamin pemancangan tiang-tiang tegak dan miring dapat
dilaksanakan dengan baik
Pemancangan Tiang
1. Tiang hanya boleh dipancang, setelah ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.
2. Sistem Kerja Pemancangan Menggunakan System HYDRAULIC JACKED PILING
SYSTEM Atau PRESS IN PILE
3. Urutan Pekerjaan :
Posisikan alat pancang HSPD pada koordinat yang ditentukan dala keadaan rata dengan
bantuan alat “Nivo” dibantu dengan waterpass pada posisi chasis panjang.
Tiang pancang yang telah diberi tanda setiap 1000 mm diangkat oleh crane pada alat
pancang HSPD dan dimasukkan kedalam alat penjepit.
Posisikan tiang pancang tepat diatas titik pancang dalam keadaan tegak lurus dengan
bantuan alat unting-unting.
Setelah semuanya terpenuhi selanjutnya dilakukan penjepitan tiang dengan tekanan
maksimum ± 20 MPa dibaca pada Manometer C.
Tekanan dilakukan sebesar 200 % dari beban rencana (pembacaan tekanan pada
manometer harus sesuai dengan beban yang ditentukan, konversi pembacaan
manometer dan beban sesuai spesifikasi alat terlampir)
Dilakukan penekanan tiang dengan menggunakan Cylinder Jack sampai mencapai
beban yang sudah ditentukan.
Selama proses pemancangan harus dicatat (Pilling Record) tekanan yang timbul kontra
kedalaman tiang yang tertanam.
6 BAB II
Apabila dala proses pemancangan tiang tidak dapat ditekan lagi, sehingga terdapat sisa
tiang diatas permukaan tanah maka sisa tiang tersebut dipotong dengan alat pemotong
untuk memberikan jalan kerja bagi alat pancang HSPD ke titik berikutnya.
Kondisi final set sudah tercapai apabila pembacaan pada manometer sudah
menunjukkan 250% beban rencana.
4. Pemancangan tiang harus menerus sampai final set. Penghentian hanya boleh bila mendapat
perintah dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
5. Tiang hanya dipancang selama ada Pengawas Lapangan dan harus tersedia fasilitas bagi
Pengawas Lapangan untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang diperlukan.
Namun demikian Kontraktor tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini.
6. Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan dengan segera apabila terjadi
perubahanperubahan yang tidak normal selama pekerjaan pemancangan tiang. Dalam
melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya
lateral pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang maupun pengaruh
luar lainnya.
7. Apabila tiang rusak dan tidak dapat dipakai akibat overdriving atau tidak memenuhi toleransi
yang diijinkan maka tiang yang tidak terpakai tersebut harus diganti dan tiang pancang baru harus
dipancang sebagai pengganti, atau Kontraktor memancang tiang extra sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Segala biaya penggantian atau penambahan tiang dan lain-lain ditanggung oleh
kontraktor.
Kedalaman Pemancangan
1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final set sesuai dengan
persyaratan daya dukung berdasarkan dynamic formula dibandingkan dengan daya dukung yang
diperoleh berdasarkan data-data karakteristik tanah.
2. Apabila final set telah dicapai sebelum panjang tiang atau kedalaman rencana tercapai, maka
bagian tiang berlebih (di atas cut of level) harus dipotong. Pemotongan kelebihan tiang ini harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang tetapi final set belum dipenuhi, maka
tiang pancang tersebut harus disambung. Penyambungan kekurangan panjang tiang ini harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
7 BAB II
Pemancangan Tiang Miring
1. Pada pemancangan tiang miring harus memperhatikan persyaratan kemiringan yang ditentukan
pada gambar rencana.
2. Peralatan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga kemiringan rencana dapat dicapai
sesuai dengan toleransi yang diijinkan.
3. Sebelum dilakukan pemancangan tiang miring, Kontraktor harus mengundang Pengawas
Lapangan untuk bersama-sama memeriksa kemiringan tiang.
4. Tiang miring yang tidak memenuhi syarat wajib dilakukan pemancangan ulang dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Toleransi Pemancangan
1. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang tegak atau tiang miring harus sedemikian diperoleh
hasil sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.
2. Toleransi maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan tiang adalah 10 cm
penyimpangan dari dari posisi yang benar, inklinasi terhadap sumbu tiang miring atau vertikal
adalah 2 % dan untuk pemotongan tiang adalah 5 cm.
3. Bila toleransi dilampaui, tiang harus diperbaiki, diperkuat dengan konstruksi, dicabut atau
perlakuan-perlakuan lain sesuai dengan keputusan Pemberi Tugas dengan biaya Kontraktor.
4. Jika pada saat pemancangan, tiang pancang yang telah dipancang sebelumnya menjadi terangkat
atau salah posisinya, maka Kontraktor harus mengulang pemancangan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan semula.
Penyambungan Tiang
1. Penyambungan tiang dilaksanakan di lapangan setelah tiang pertama selesai dipancang.
2. Sebelum pelaksanaan untuk penyambungan tiang, Kontraktor harus melaksanakan percobaan
pengelasan untuk mendemonstrasikan prosedur pengelasan yang diusulkan dan untuk memeriksa
hasil pengelasan.
3. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan mesin las listrik yang memadai kapasitasnya serta
elektroda yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan mutu baja
sambungan tiang yang akan di las dengan persetujuan Pengawas Lapangan.
4. Ahli las yang melaksanakan pengelasan harus yang benar-benar ber-qualified sesuai dengan
AWS DI-72 yang dapat dibuktikan dengan sertifikat dari instansi yang berwenang.
8 BAB II
5. Tiang baja sebelum disambung dan selama pengelasan harus diberi dudukan yang kokoh dan
dipegang erat-erat dengan suatu konstruksi clamp yang cukup kaku untuk menjamin bahwa
sumbu tiang yang disambung berada dalam suatu garis lurus.
9 BAB II
Bagian beton ujung tiang pancang akan tertanam dalam beton.
Tulangan-tulangan pokok dan tulangan tambahan tiang pancang harus dijadikan tulangan
penyaluran tegangan dan akan tertanam dalam beton. Pembengkokan-pembengkokan tulangan
yang diperlukan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak beton yang ada.
Di atas tiap-tiap tiang pancang akan dibuat beton untuk menyalurkan gaya-gaya dari balok ke
tiang pancang yang dibentuk, ukuran-ukuran dan penulangannya seperti yang ditunjukkan dalam
gambar kerja.
Sebelum melakukan pengecoran adukan, semua tulangan harus sudah terpasang dengan baik,
bersih dari kawat dan kotoran. Pelaksanaan pengecoran harus diperhitungkan waktunya
sedemikian sehingga adukan yang sudah dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum
beton mencapai umur 0.5 jam.
2. Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekesting atau baja tulangan yang menonjol dari permukaan
beton, maka besi atau baja tersebut harus dipotong sedemikian sehingga nantinya dapat tertanam
dan ditutup dengan adukan beton atau material lain yang kedap air minimal setebal selimut beton.
PASAL 4
LANTAI KERJA
Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan
diratakan dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
Lantai kerja sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya
dan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai kerja tersebut belum
disetujui olehnya.
Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara khusus dalam
gam bar, maka tebal lantai kerja = 5 cm
10 BAB II
Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapan yang
ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.
Pengendalian Pekerjaan
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut :
1 BAB II
SNI 1727-2013, Tata cara Pembebanan Untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan struktur lain
a. Aggregat Kasar
Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan Wet
System Stone Crusher.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar untuk beton menurut ASTM
C33-86.
Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.
Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga
agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar, keras tidak
berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh
melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test mesin Los Angeles
Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton.
Kontraktor harus mengirim Pengawas contoh bahan untuk agregat kasar yang akan
digunakan untuk campuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnya bahan
agregat tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk diuji,
apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak memenuhi syarat
untuk pembuatan campuran beton K-250 dan K-300, Pengawas berhak untuk menolak
bahan agregat kasar tersebut untuk digunakan. Biaya-biaya yang timbul untuk pengujian
di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor dan harus sudah termasuk dalam
penawaran harga satuan beton bertulang.
Gradasi
Saringan Ukuran (mm) % Lewat saringan
1" 25 100
1 BAB II
3/4" 3/8" 20 90-100
4,76 0-10
b. Agregat Halus
Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat dengan
catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam PBI'71 untuk Agregat Halus.
Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-substansi yang
merusak beton.
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
Cara dan penyiapan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak diinginkan.
Kontraktor harus memperlihatkan pada Pengawas contoh bahan pasir yang akan
digunakan untuk campuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnya bahan
pasir tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk diuji, apabila
hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak memenuhi syarat seperti
yang telah ditentukan, maka Pengawas berhak untuk menolak bahan pasir tersebut untuk
digunakan. Segala biaya yang timbul untuk pelaksanaan pengujian bahan di laboratorium
adalah menjadi tanggungan kontraktor dan harus sudah termasuk dalam harga satuan
penawaran beton bertulang.
Gradasi
Saringan Ukuran (mm) % Lewat saringan
No.200 5-10
0-5
c. PC (Portland Cement)
12 BAB II
Semen yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan sesuai dengan NIbab
3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk seluruh
pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh
pabrik dan terlindung serta harus dalam jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai terangkat
dan ditumpuk sesuai urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh
dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.
d. Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab
3.6. Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih dahulu diperiksakan
pada Laboratorium PAM/ PDAM setempat yang disetujui Pengawas dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan air atas biaya sendiri.
e. Additive
Dalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka kontraktor harus
mendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-bahan additive tersebut guna
mendapatkan persetujuan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara pelaksanaannya dari
pihak Pengawas dan Perencana sesuai dengan spesifikasi teknis dan brosur yang dikeluarkan
oleh pabrik yang memproduksi bahan additive tersebut. Bahan additive untuk campuran beton
K-225 dan K-300 ini dapat menggunakan dari produk Fosrock, Sika atau yang setara. Jenis
bahan additive yang digunakan adalah untuk kemudahan kerja (workability) dan kekedapan
beton.
f. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton cor di tempat dalam pekerjaan ini
adalah f'c 25 MPa (K-300) Untuk Pekerjaan Sloof,Kolom,Balok, Dinding Geser Dan Plat
Lantai, untuk lantai kerja digunakan Beton Rabat dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
1 BAB II
Pengecoran Beton
a. Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah Kontraktor mendapat izin secara
tertulis dari Pengawas. Permohonan izin rencana pengecoran harus diserahkan
paling lambat dua (2) hari sebelumnya. Sebelum pengecoran dimulai, Kontraktor
harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek untuk kolom praktis dan angker-angker
untuk pengikat dudukan kuda-kuda maupun penyaluran tulangan yang diperlukan,
pada pelat kolom dan balok-balok beton untuk bagian yang akan saling berhubungan
atau pada konstruksi sambungan, juga sudah disiapkan opening dan sparing-sparing
untuk pekerjaan M & E sesuai dengan gambar rencana dan gambar kerja yang telah
disetujui.
b. Memberitahukan Pengawas selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengecoran
beton dilaksanakan. Persetujuan Pengawas untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor
dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak
mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan Beton secara
menyeluruh.
c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada kondisi
tertentu.
d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat
concrete pump dan alat-alat bantu pembantu seperti talang, pipa chute dan
sebagainya, harus mendapat persetujuan Pengawas.
e. Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 meter. Selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
f. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set"
atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
Penggetaran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk didapat mutu yang
maksimal.
g. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm atau sesuai gambar kerja agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
14 BAB II
h. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance) dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai
beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan yang
lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
i. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal 40 m3/jam, (atau
hal ini dapat ditentukan di lapangan sesuai petunjuk Pengawas).
Pemadatan Beton
a. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan untuk
mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton
padat tanpa menggetarkan secara berlebihan.
b. Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton sangat penting. Beton digetarkan
dengan vibrator secukupnya dengan dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate).
Hasil beton yang berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan
diterima.
c. Penggetaran tidak boleh digunakan untuk tujuan mengalirkan beton.
d. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
e. Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan
terlatih.
Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir padat
setebal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja dengan
1 BAB II
ketebalan sesuai gambar dengan adukan 1PC : 3PS : 5KR dibawah konstruksi beton
tersebut.
Slump (kekentalan Beton)
Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-1971 adalah
sebagai berikut :
Jenis Konstruksi Slump ( m)
Max. Min.
- Kolom 125 75
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut diatas
dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150 mm.
16 BAB II
Pengawas dapat merubah letak construction joints. Perlu atau tidaknya pada
construction joint diberi water stop, dapat dikonsultasikan dengan Pengawas.
b. Permukaan construction joins harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat dengan
menyemprotkan air pada permukaan beton, sesudah 2 jam tapi kurang dari 4 jam
sejak beton dituang.
c. Bila pada sambungan beton timbul retak/bocor, perbaikan dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan additive yang disetujui Pengawas. Bila dijumpai adanya
kekeroposan beton, maka perlu dilakukan penyuntikan/grouting.
Penyambungan Beton Keras danTulangan (Bangunan Eksisting)
a. Pada prinsipnya penyambungan antara beton keras (eksisting) dengan baja tulangan
pada pekerjaan penambahan lantai di bangunan eksisting harus meneruskan transfer
gaya antara elemen yang akan disambung (antara kolom eksisting dan balok baru
atau balok eksisting dengan balok baru).
b. Penyambungan antara beton keras dengan tulangan dengan menggunakan
Anchoring System . Digunakan material chemical bolt produksi HILTI type HITHY
150 with rebar .
c. Pelaksanaan pekerjaan penyambungan ini harus sesuai dengan gambar rencana dan
setting operation yang ditentukan produk yang digunakan sesuai dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
Pengujian Laboratorium Beton Ready Mixed
a. Untuk setiap hari pengiriman beton ready mix harus diambil sampel atau benda uji
dalam bentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm atau bentuk silinder dengan ukuran
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Jumlah benda uji yang harus disediakan untuk
setiap periode pengecoran beton, akan disesuaikan di lapangan.
b. Jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah test kuat tekan beton.
c. Selain pengambilan sampel pada setiap truk, maka beton tersebut harus diuji terlebih
dahulu nilai slump-nya sebelum dapat diterima sebagai bahan konstruksi.
d. Mutu Beton Ready Mixed f'c 26,4 K-300 dipergunakan untuk Pekerjaan Pondasi
Borpail, Plat Lantai 1, Sloof,Kolom, Balok,dan Plat Lantai Dan Pilecap.
1 BAB II
Pembesian
Sebelum pekerjaan pembesian dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja pembesian
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan
langsung dengan tanah lembab maupun basah. Besi tulangan harus disimpan berkelompok
berdasarkan ukuran masing-masing. Besi tulangan polos maupun besi-besi tulangan ulir
(deformed bars) harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Bab 3.7, yang dinyatakan sebagai
BJTD - 39 (tulangan ulir) dan BJTP-24 (tulangan polos), seperti dinyatakan dalam gambar dengan
persyaratan sebagai berikut :
Baja tulangan dapat difabrikasi diluar di lokasi pekerjaan dan pada tempat yang terlindung dari
cuaca hujan/panas. Pekerjaan pembesian terutama panjang dan ukuran, bengkokan, sambungan
dan panjang-panjang penyaluran harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam
perencanaan. Baja tulangan yang telah selesai difabrikasi kemudian dirakit/dipasang pada posisi
bekisting yang telah siap sebelumnya, penahan/pengikat tulangan pada bekisting dapat dilakukan
dengan bahan beton decking atau jangkar/kaki ayam supaya baja tulangan dapat terpasang kokoh,
kuat dan tepat pada posisinya.
Kawat Pengikat
Ukuran minimal kawat pengikat adalah Ø 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.
Cetakan Beton
Standard
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :
18 BAB II
1 BAB II
terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi
perubahan bentuk.
c. Rencana desain seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Kontraktor harus membuat gambar kerja untuk rencana bekisting dan diserahkan
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
e. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton
yang diinginkan oleh perencana dalam gambar rencana.
f. Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan permukaan beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan multiplex atau plat besi dengan permukaan yang
halus dan rata.
g. Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak yang diinginkan, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih dari segala benda yang tidak
diinginkan dan kotoran-kotoran.
Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah
lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya agar berhati-hati jangan terjadi kontak
dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dengan beton.
h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
i. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok : 48 jam
Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
Plat lantai / atap : 21 hari
Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengan
syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari.
Segala izin yang diberikan oleh Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan
untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk
19 BAB II
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
j. Hasil pengecoran
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih rata dan tanpa
cacat/keropos, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
PASAL 6 PEKERJAAN
BAJA RINGAN
Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga peralatan dan tenaga, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan Baja , untuk struktur seperti yang tertera dalam
gambar.
Perkerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi
baja pada atap sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan persyaratan teknis ini.
Ketentuan Umum.
Persyaratan-persyaratan konstruksi baja dan istilah teknik secara umum menjadi satu
kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku
persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja harus sesuai dengan standarisasi dibawah
ini:
Semua Bahan Baja yang digunakan diantaranya : IWF,Pipa Black Steel, harus memenuhui
persyaratan normalisasi di indonesia dan Standard ASTM A-36, Dengan
Tegangan Tarik Putus Minimum 3700/cm2 dan Juga memenuhi Standard Mutu Baja ST
37.
6.2.2. kontraktor harus melaksanakan dengan ketepatan dan kesesuaian yang tinggi menurut
persyaratan teknis, gambar rencana dan instruksi-instruksi dari Pengawas.
20 BAB II
Material.
21 BAB II
6.3.1 Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik dan disetujui oleh
Pengawas. Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian atas bahan-bahan
tersebut dan Pelaksana harus bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan.
Las yang dipakai jenis las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai standar JIS.
Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk ukuran dan ketebalannya serta
bebas dari karat, cacat, tertekuk, terpuntir, dengan berat sesuai dengan rencana.
Semua material baja harus dari agen yang dapat dipertanggungjawabkan dengan disertai
sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil
pengujian yang behubungan dengan konstruksi baja disertai faktur pengiriman.
Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
Fabrikasi.
Pelaksanaan Fabrikasi.
22 BAB II
Di lapangan komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat memperlemah kondisi
konstruksi tersebut.
23 BAB II
yang telah disetujui.
b. Bila toleransi tersebut tidak tertera dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh
Pengawas.
c. Pemasangan Baja dengan toleransi yang tidak sesuai dengan gambar kerja dan tidak
disetujui oleh Pengawas akan ditolak.
d. Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan dipabrik pada saat yang
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim kelapangan sebelum diperiksa
dan disetujui oleh pengawas.
24 BAB II
BAB III. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1 PEKERJAAN DINDING
Pelaksanaan
a. Pasangan bata ringan dengan menggunakan adukan mortar setara MU-200, PM300.
b. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar – siar harus dikerok rata dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
c. Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan bahan setara MU-301, PM-
200 harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dikerok serta
dibersihkan.
d. Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau
di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan bahan setara
MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.
e. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
f. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari
12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
15 x 15 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak
20 cm.
g. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
1 BAB IV
h. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 2%. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
j. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 30 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Mortar/semen instan yang khusus dipergunakan
untuk acian, ex Mortar Utama, Drymix, Prime Mortar.
b. Alat kerja yang digunakan antara lain; roskam, sendok semen, elektrikal mixer, dan
jidar aluminium.
Persiapan
a. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan diaci.
b. Bersihkan permukaan bidang yang akan diaci dari kotoran, minyak, karat maupun
lumut yang dapat mengurangi rekatan adukan dan apabila dalam keadaan kering
sebaiknya dibasahi dahulu secara merata sebelum pengacian
Metode Pelaksanaan
2 BAB IV
a. Campurkan bahan mortar dengan air, sesuai dengan perbandingan yang ditentukan
spesifikasi.
b. Aduk campuran di atas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan pengacian (akan lebih baik dan mudah jika menggunakan
drill dengan blade yang telah didesain khusus sebagai mixer).
c. Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan menghampar
adukan dengan hand towel hingga merata pada bidang yang akan diaci dan bilamana
perlu diratakan dengan jidar aluminium panjang.
d. Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1- 3mm tergantung kerataan dasar permukaannya. Catatan
: Untuk finishing akhir acian cukup menarik hand towel searah (horizontal atau
vertikal) dan tidak diperkenankan menekan, memutar atau bahkan menggosok
dengan sobekan kertas semen.
Bahan/ Produk
a. Portland Cement : SNI 15-0302-2004, SNI 15-03-2049-2004, jenis semen dari local,
merk Tiga Roda, Holcim, Gresik atau setara.
b. Aggregates : Standard type pasangan, memenuhi ASTM C144, bersih, kering dan
terlindung dari minyak dan noda.
3 BAB IV
c. Air bersih, bebas dari minyak, alkali organik.
d. Horizontal Joint ReinforCement
e. Kawat fabrikasi tidak kurang dari 3000 mm.
f. Fabrikasi dari kawat baja.
g. Lebar : 25 mm, lebih kecil dari tebal dinding partisi.
h. Kawasan pasangan 4,8 mm dari baja digalvanis.
i. Expanded metal lath : Diamond mesh, galvanis 1,8 kg/m2
j. Angkur pasangan, baut dan sebagainya.
k. Proporsi adukan
Proporsi adukan untuk pasangan, adalah sebagai berikut :
1) Untuk dinding dalam, sampai setinggi 20cm dari lantai dalam - 1pc : 3ps Untuk
dinding luar, sampai setinggi 50cm dari lantai - 1pc : 3ps (bila terlindung
luifel)
2) Untuk dinding luar yang tidak terlindung oleh luifel, pada seluruh
permukaan - 1pc: 3ps.
3) Untuk dinding kamar mandi, we dan tempat cuci, sampai setinggi 150cm dari
lantai - 1pc : 3ps.
4) Untuk dinding-dinding lain - 1pc : 5ps.
5) Untuk sudut-sudut nat dan bagian-bagian yang berada di bagian pinggirpinggir
- 1pc : 3ps.
6) Tebal plesteran tidak kurang dari 1 cm atau lebih 2,5 cm, kecuali ditetapkan
lain oleh Konsultan Pengawas.
Bila tebal plesteran lebih dari 2.5 cm maka perlu dilapisi dengan kawat ayam
sebagai jaringan penguat.
Lapisan "Acian" rata 2.5 mm, dari adukan PC saja, pada bagian-bagian yang akan
difinish dengan cat, wall paper dan bagian-bagian lainnya sesuai dengan
petunjukpetunjuk dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Persyaratan Bahan
a. Pasir yang digunakan adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat,
lumpur dan kotoran-kotoran lainnya lebih dari 5% terhadap berat kering. Pasir yang
digunakan mempunyai bentuk yang sama besarnya (merata).
b. Pasir harus dicuci sebelum dipakai.
4 BAB IV
c. Untuk pekerjaan pemelesteran dinding-dinding dan lantai yang membutuhkan
ketelitian dan kerapihan pekerjaan, maka pasir-pasir tersebut harus disaring/diayak
sebelum digunakan.
d. Untuk Semua pekerjaan plesteran tidak diperkenankan menggunakan kapur.
Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan, menurut Pengawas, Kontraktor harus membuat shop drawing
untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang diperlukan. Adukan
dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk Perencana/ Pengawas .
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti Semua petunjuk dalam gambar
arsitektur, terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/
tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
d. Untuk bidang kedap air, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar dan Semua pasangan batu bata dari bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 160 cm dari permukaan lantai untuk
toilet, ruang saji/pantry dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 3
pasir (trasraam).
e. Untuk adukan kedap air harus ditambah Daily bond, dengan perbandingan 1 pc : 1
Daily Bond.
f. Material untuk adukan harus diukur yang sebenarnya dan menggunakan kotak
(boxes) pengukuran yang akurat.
g. Penggunaan bahan additive harus disetujui oleh Perencana dan digunakan sesuai
dengan ketentuan dari pabrik.
h. Pekerjaan bata yang sudah selesai harus dilindungi dengan lembaran penutup untuk
mencegah adukan menjadi cepat kering.
i. Pasangan dinding bata pada sudut ruangan harus dilindungi dengan papan untuk
melindungi dari kerusakan. Jika ada pekerjaan pasangan yang memperlihatkan
sambungan yang rusak atau tidak beres maka pasangan itu harus dibongkar dan
diganti yang baru.
j. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran/jarak type standard.
5 BAB IV
k. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan bata dengan struktur kolom praktis atau
balok sesuai petunjuk gambar tapi tidak lebih dari 60 cm pada jarak vertikal dan 90
cm pada jarak horizontal.
Untuk Pekerjaan Plesteran :
a. Pada permukaan dinding beton yang akan diplester harus dibuat kasar, dan adukan
untuk plesterannya dicampur calbond, sedangkan untuk permukaan dinding bata,
siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam 1cm untuk memberikan pegangan pada
plester.
b. Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam gambar.
Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian sudut-
sudut, tidak kropos (kosong didalam) tidak retak-retak.
c. Apabila hasil plesteran tidak menunjukkan hasil seperti tersebut di atas, maka bagian
tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu, kemudian setelah disetujui
oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
Catatan :
Dari awal pekerjaan untuk pekerjaan pemasangan bata maupun plesteran harus dikontrol
3 arah (benang, waterpass, siku-siku).
PASAL 2
Persyaratan Umum
a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap
peil lantai dan kemiringannya.
c. Pekerjaan yang berkaitan adalah pekerjaan Finishing Pengecatan Dinding, Finishing Lantai
Keramik .
d. Pada ruang-ruang : k.mandi/ wc, dsb, harus sudah dipasang lapisan waterproofing pada
lantai terus naik ke dinding setinggi 20 cm dari lantai sekelilingnya.
e. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/ tukang yang ahli atau oleh
subkontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang
baik.
6 BAB IV
f. Permukaan lantai yang akan dipasang lantai harus bersih dan rata serta bebas dari
kontaminasi materials yang mengandung bahan kimia dan lain-lain sejenis. Material
finishing lantai harus disimpan sesuai petunjuk pabriknya masing-masing. Kontraktor harus
membuat dan mengusulkan untuk persetujuan gambar-gambar kerja secara detail yang
memperlihatkan letak perlengkapan material lainnya yang akan dipasang pada lantai
olehnya atau oleh kontraktor lain.
g. Sebelum melakukan Pemasangan bahan kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu
contoh bahan untuk persetujuan dari Arsitek.
Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis homogenous tile dan keramik yang bermutu baik dan
disetujui Direksi Pengawas.
a. Ukuran keramik yang digunakan :
1) Keramik 60 x 60 cm Homogenius Tile
2) Keramik 40 x 40 cm.
3) Keramik Lantai Tangga 10 x 60 cm Homogenius Tile.
4) Keramik Dinding KM/WC 20 x 25 cm Polished
5) Keramik Lantai KM/WC 20 x 20 cm Unpolished
6) Pekerjaan Finishing Floor Hardener Anti Slip Untuk Finishing Lantai Diluar
Bangunan Dan Untuk Finishing Lantai Di Area Parkir
a. Produksi : Roman, Asia Tile ( Untuk Lantai Keramik )
( Sikka/Fosroc Anti Slip untuk Floor Hardener )
b. Warna : Ditentukan kemudian, untuk masing-masing warna harus
seragam
c. Kualitas : Kualitas Nomor Satu
d. Tipe : Keramik
e. Bahan Perekatn : Adukan spesi 4 bagian pasir pasang : 1 bagian PC
Syarat-syarat Pelaksanaan
7 BAB IV
a. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan)
kepada Direksi Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari
pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat
dan tidak bernoda serta direndam dalam air sampai jenuh.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 Pasir Pasang.
e. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik harus sesuai dengan detail gambar serta
petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk
sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Siar-siar
diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan, warna bahan pengisi sesuai dengan
warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaannya, hingga betul-betul bersih.
i. Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk tepian yang
sempurna.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaan lantai
k. Kontraktor harus menyediakan material keramik untuk persediaan dalam kurun
waktu masa pemeliharaan
PASAL 3
Ketentuan Umum
a. Pekerjaan penyelesaian langit-langit baru dapat dikerjakan setelah semua pekerjaan instalasi
yang harus dipasang di atas langit-langit telah selesai dipasang dan diuji coba (test).
8 BAB IV
b. Sebelum pekerjaan langit-langit dimulai gambar-gambar M&E harus dipelajari lebih
dahulu.
c. Semua pekerjaan langit-langit harus rata, rapih dan tidak bergelombang.
d. Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, harus siku dan tidak
melengkung. Warna dan tekstur bahan harus sama.
e. Peil ketinggian plafond harus sesuai gambar rencana.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
9 BAB IV
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing sesuai ukuran/ bentuk/ mekanisme kerja
yang disesuaikan gambar rencana dan telah disesuaikan keadaan dilapangan, shop
drawing harus mendapat persetujuan Direksi Pengawas.
c. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai dan dipasang.
d. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, gypsum board dan bahan material
yang lain ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang/ tempat degan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
e. Harus diperhatikan di setiap sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produksi dari system partisi harus dapat persetujuan Direksi Pengawas
dan sesuai gambar rencana.
g. Pemakaian bahan dan pola langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.
h. Semua rangka harus terpasang siku, rata dengan permukaan bawahya dan sesuai
peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
dizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
i. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas.
j. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerja, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
k. Semua panel (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai dengan
petunjukpetunjuk gambar.
l. Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan
dan kekuatannya. Lubang-lubang bekas pemasangan, dan penguat lain harus tidak
terlihat dan semua penguat harus terpasang baik dan dapat menjamin kekuatannya.
1 BAB IV
PASAL 4
Persyaratan Bahan
a. Kusen alumunium yang digunakan :
1) Bahan
Dari bahan alumunium framing system buatan ALEXINDO, YKK atau yang
setara Dengan Ukuran 4” dan 3,5”, Finishing Coating.
2) Bentuk profil
Sesuai shop drawing yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Warna profil
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
4) Ukuran profil
10 BAB IV
a) Untuk kusen yang tingginya kurang dari 3 meter digunakan ukuran 100
x 45 x 1 -1,2 mm.
b) Untuk kusen yang tingginya lebih dari 3 meter digunakan ukuran 100
x 45 x 1,35 mm.
c) Pewarnaan :
Colour Anodized 18 micron, dengan tebal minimal 1,8 mm Ditentukan
sama dengan yang sudah ada.
5) Nilai deformasi : Diizinkan maksimal 2 mm.
b. Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat dari
pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
c. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
1 BAB IV
d. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil tes minimum
100 kg/m2.
e. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m2/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m2 yang harus disertai hasil tes.
f. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
disyaratkan.
g. Untuk keseragaman warna yang diisyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
1) Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
2) Untuk diagonal 2 mm.
h. Aksesoris
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup
caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/ kusen alumunium terbuat dari
steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 micron sehingga
dapat bergeser.
i. Bahan Finishing.
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang) dan membuat contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain
b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuan Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/ kusen baik untuk di dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati- hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya
e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian
dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
f. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk
yang sesuai dengan gambar.
g. Angkur-angkur untuk rangka/ kusen alumunium terbuat dari steel setebal 2-3
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/
stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap
air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 Kg/cm2. Celah antara
kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
i. Diisyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan- kemungkinan
sebagai berikut :
1) Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
3) Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4) Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh, yang dapat merusak baik lantai maupun langit-langit.
5) Mempunyai aksesoris yang mampu mendukung kemungkinan di atas.
j. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
k. Toleransi Pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10- 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
l. Khusus untuk pekerjaan jendela geser alumunium agar diperhatikan sebelum
rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan
dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass.
m. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
1 BAB IV
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
n. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap suara.
1 BAB IV
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambargambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang)
termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out/ penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas
penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun Pintu.
1) Jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
2) Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.
Persyaratan Bahan
a. Bahan-bahan dari kayu kamper singkil kualitas oven/ kering lapis triplek, mutu
kelas 1 atau bila ditentukan panel isi tersebut dari papan kayu kamper singkil
kualitas seperti yang disebut terdahulu sesuai yang ditunjukkan dalam detail pada
gambar kerja. Bahan pelapis triplek ketebalan 4 mm, pelapisan dilakukan pada
kedua belah sisi panel, tekstur kayu padat bagian luar yang kelihatan, triplek harus
mempunyai tanda/ merk/ cap dari produsen/ pabriknya dan disetujui oleh Direksi/
konsultan Pengawas.
1 BAB IV
b. SNI 7731.1:2011 Kayu lapis indah jenis Jati- Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan
penandaan. Setiap sambungan pada rangka daun pintu dan setiap penempelan
permukaan bahan pelapis untuk panel daun pintu digunakan lem kayu yang bermutu
baik setara merk Aica Aibon atau merk lain.
c. SNI ISO 16998:2010 Panel kayu - Penentuan daya serap.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk meneliti gambar kerja
yang ada dan kondisi lapangan (ukuran pada lubang pembukaan), termasuk
mempelajari bentuk, pola layout/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar kerja sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-
bahan pintu ditempat pekerjaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/ tempat yang baik, terlindung dari
kerusakan dan pengaruh cuaca. Harus diperhatikan; semua sambungan siku untuk
rangka kayu agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga
kerapian, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
b. Semua permukaan kayu bahan untuk panel harus diserut secara halus, merata, lurus
dan siku sisi-sisinya satu sama lain. Untuk menempelkan triplek pada rangka daun
pintu digunakan lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri setara merk
Herferin atau yang disetujui oleh Direksi/ Konsultan Konsultan PENGAWAS.
Penempatan harus seperti dengan press pabrik.
c. Jika diperlukan, dapat digunakan sekrup galvanized atas persetujuan Direksi
Konsultan Pengawas , tanpa meninggalkan bekas/ cacat pada permukaan rangka
kayu yang tampak. Untuk daun pintu triplek setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua dapat peralatan berfungsi dengan baik dan
sempurna.
PASAL 5
PEKERJAAN CAT
Umum
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sampel daftar warna dari pabrik pembuatnya.
c. Pekerjaan yang berhubungan adalah Pekerjaan Pengecatan Dinding,Pekerjaan Finnishing
Batu Alam, Pekerjaan Finishing Plafon Dengan cat .
1 BAB IV
d. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada permukaan bidang
ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Konsultan Pengawas /Direksi.
e. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
1 BAB IV
1) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagan yang kotor dibersihkan.
3) Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau berdebu.
4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian yang akan
dicat.
f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebu diproduksi
atau tenaga ahli mengecat dengan Konsultan Pengawas / petunjuk dari pabrik cat tersebut.
g. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah/
bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
h. Kontraktor utama bertanggungjawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna sesuai
dengan petunjuk Perencana.
Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang diberi cat.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi,
epoxy, vinyl acrylic, enamel, magnesium spray, dan cat menie.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk perencana.
Standar
a. SNI 03-2410-2002 - Tata cara pengecatan dinding
b. SNI 03-2407-2002 - Tata cara pengecatan kayu
c. SNI 3564-2009 - Cat tembok amulsi
d. SNI 06-0063 1987 - Mutu cat dasar meni timbal untuk besi
e. SNI 06-6770-2002 - Metoda pengujian cat penghambat api
Persetujuan
a. Standar Pengerjaan (Mock Up)
17 BAB IV
1) Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidangbidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan
cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
b. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada
bidang-bidang ukuran 1 m x 1 m. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s.d. lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan
dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up seperti tersebut di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian akan
diteruskan kepada Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi tugas.
c. Bahan/ Produk
1) Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar dengan persyaratan
sebagai berikut :
a) Produksi : Mowilex, Vinylex, atau setara
b) Warna : Ditentukan Perencana
c) Kualitas : Khusus cat luar (wheather shield)
2) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat dengan persyaratan
sebagai berikut :
a) Produksi : Mowilex, Vinilex, atau setara
b) Warna : Ditentukan Perencana
c) Kualitas : Emulsi akrilik, dengan lapisan dasar Alkali Resistance
Sealer
3) Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang sesuai dengan merk ICI
18 BAB IV
4) Untuk permukaan kayu digunakan cat kayu dengan persyaratan sebagai
berikut:
a) Produksi : Mowilex, Vinylex atau setara
b) Warna : Sesuai persetujuan contoh
c) Kualitas : Untuk pekerjaan kayu
5) Untuk bahan logam digunakan cat logam dengan persyaratan :
a) Produksi : Mowilex, Vinylex atau setara
b) Warna : Cat dasar Zinc chromate, warna ditentukan kemudian
c) Kualitas : Untuk logam besi
6) Untuk bidang plafond digunakan cat dengan persyaratan sebagai berikut.
d) Produksi : Mowilex, Vinylex atau setara
a) Warna : Ditentukan kemudian
b) Kualitas : Sesuai untuk plafond
7) Untuk dinding-dinding Ektrior fasade Menggunakan Jenis Material Batu Alam
dan Batu Andesit dengan persyaratan sebagai berikut : d) Produksi :
Palimanan, Bata Ekpose Dll
e) Warna : Ditentukan Perencana ( Coating Finished )
f) Kualitas : Nomor Satu ( Standard SNI )
2 BAB IV
g. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance primer yang
dilanjutkan dengan kekentalan cat sebagai berikut : 2 (dua) lapis oil point.
1) Lapis I encer (tambahan 20 % air)
2) Lapis II kental
h. Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng- kaleng dengan
nomor percampuran (batch number) yang sama.
i. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
2 BAB IV
c. Ketebalan Batu Tempel yang Digunakan adalah Min.1 cm dengan ketentuan Material yang
digunakan berstandard SNI atau Layak Pasang.
d. Batu yang ditempel harus dalam keadaan baik atau tidak cacat seperti halnya retak atau
pecah.
e. Dalam proses pemasangan harus memperhatikan Gambar kerja dan Lokasi area pemasangan
yang telah direncanakan, dan harus selalu di lakukan pengecekan ulang baik olehb pihak
Konsultan Pengawas atau Pelaksana Lapangan, Making Area jika memang harus di lakukan
.
PASAL 6
Umum
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
ini hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/ operasinya.
b. Pekerjaan Pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail
gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
Pekerjaan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing tipe yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas
beserta persyaratan/ ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2 BAB IV
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/ penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di satu tempat bila ada perbedaan
di tempat itu sebelum kelainan tersebut terselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
g. Kontraktor wajib memperbaiki/ mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Syarat Pemasangan
a. Contoh Bahan
1) Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu
harus menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang
lengkap dengan sertifikat/ surat pernyataan dari produsennya yang
menjelaskan bahwa kualitas produk tersebut benar-benar sesuai dengan
persyaratan di atas.
2) Contoh-contoh tersebut apabila oleh Konsultan Pengawas dianggap perlu,
harus dites di Laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, biaya
pengujian di Laboratorium ini menjadi tanggungan Kontraktor Tenaga.
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman dan terampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan
Surat Keterangan yang pernah dikerjakan.
b. Persiapan
Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh pasangan pekerjaan
ini. Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah : pekerjaan pemasangan
instalasi-instalasi, pekerjaan waterproofing, dan lain-lain yang dianggap perlu.
Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan
halus terlebih dahulu. Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa,
2 BAB IV
Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas untuk melanjutkan
pekerjaannya. Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing)
untuk pelaksanaan yang dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran
berdasarkan dengan kondisi lapangan Gambar kerja ini terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas .
c. Pelaksanaan
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan angkur-
angkur dan perlengkapan/ aksesoris lainnya yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya. Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan
teliti, tepat pada posisi pipa sanitasinya.
Syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara
yang dianjurkan oleh pabriknya. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.
Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai
keramik tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus
segera diperbaiki atas biaya Kontraktor
b. Pengamanan
Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan. Sesudah pekerjaan sanitair
terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan- kemungkinan terkena cairan-cairan
dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan
sebagainya. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut
hingga pulih kembali seperti semula atas biaya Kontraktor.
Syarat Penerimaan
Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak
bocor dan terjamin hubungan kerapihannya. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang
lengkap dengan aksesorisnya dan dapat berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.
2 BAB IV
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
c. Ketinggian dan kontruksi Pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran- kebocoran.
Pekerjaan Urinoir
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk American Standard
atau setara. Tipe yang dipakai adalah tipe Wall Hung Urinal dengan fitting.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut fischer atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada, antar dinding
dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.
Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah merk American
Standard atau dengan warna akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat- cacat lainnya dan telah
disetujui Konsultan Pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan- sambungan pipa tidak
ada kebocoran-kebocoran.
Perlengkapan Toilet
a. Di toilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar untuk tempat wudhu,
dipasang perlengkapan-perlengkapan kran dinding merk San Ei atau setara.
2 BAB IV
b. Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu tempat kertas tissue, gantungan
baju, dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar, dipakai adalah merk Toto atau
setara.
c. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada
cacatcacat, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu dan cara-cara pemasangan mengikuti
petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.
Perlengkapan Kran
a. Semua kran yang dipakai, kecuali kran dinding merk San Ei atau setara, dengan
chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar
plumbing brosur alat-alat sanitair.
b. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang dipasang menempel pada dinding tipe yang sama. Kran-kran yang dipasang di
halaman harus mempunyai ulir sink di dapur disambung dengan pipe leher angsa
(extension).
c. Stop kran yang dapat digunakan merk San Ei atau setara, bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar
d. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar.
e. Jetwasher yang digunakan adalah merk San Ei atau setara.
2 BAB IV
Tempat Tissue (Paper Holder).
Dipakai jenis keramik merk San Ei atau setara.
PASAL 7
2 BAB IV
Umum
Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar.
Standar
a. SNI ISO 12543-1:2011 Kaca untuk bangunan
b. SNI Spesifikasi Cat dan Bahan Pelapis Kaca, Karet, Plastik, Bahan Bitumen
Persyaratan bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengcmbangan (Float glass).
b. Toleransi Iebar dan panjang
Ukuran panjang dan Iebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan
oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter
d. Cacat-cacat
1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
26 BAB IV
3) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagaian
atau seluruh tebal kaca).
5) Kaca harus bebas dari gumpalan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan Iebar ke
arah luar/ masuk).
6) Kaca yang digunakan tidak boleh bergelombang, retak, baur, tidak
menunjukkan efek lensa.
7) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave). Benang adalah
cacat garis timbul yang tcmbus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca
yang berobah dan mengganggu pandangan.
8) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
9) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
10) Mutu kaca lembaran yang digunakan AA (kualitas terbaik).
11) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 10 mm kira-kira 0,3 mm
Bahan/ Produk
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SNI ISO 12543-1:2011.
a. Persyaratan bahan :
1) Ukuran : Sesuai gambar rencana (5-6 mm dan 8 mm)
2) Produksi : Asahi Mas, Mulia glass atau setara
3) Kualitas : Tidak bergelombang, selektif
4) Type :
a) Kaca mati
- Tebal 8 mm
- Tipe Frameless tempered
b) Kaca daun pintu & jendela
- Tebal min 5 mm
- Tipe clear glass
c) Kaca daun pintu entrance
- Tebal min 8 mm
- Tipe polos
b. Persyaratan lain :
1) Kaca tidak bergelombang, retak dan baur.
27 BAB IV
2) Mempunyai bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang, tidak menunjukkan
efek lensa.
3) Untuk cermin harus mempunyai lapisan perak cukup tebal dan
mempunyai lapisan penahan kelembaban.
4) Tidak menunjukkan ada cacat (gelombang dan sebagainya)
5) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/ dihaluskan hingga membentuk tembereng. Kaca jendela
menggunakan merk Asahi Mas, Mulia Glass atau setara tebal 5 mm & 8 mm
jenis tempered.
Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti pedoman dari pabrik pembuat.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Kaca terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant/ tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.
e. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca merk Windex.
PASAL 8
Umum
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu dan jendela seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan
dalam detail gambar.
Pekerjaan yang Berhubungan
a. Pintu dan jendela Aluminium
b. Kusen Aluminium
3 BAB IV
Persyaratan Bahan
a. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
"hardware" akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Perencana/ Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan
cincin nikel ke setiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "Backed Enamel
Finish" yang dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya.
Bahan/ Produk
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Daun Pintu/ Jendela
a. Semua daun pintu dan jendela menggunakan peralatan kunci dari merk Hamton,
Solid atau setara.
b. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
Hamton, Solid atau setara.
c. Untuk almari-almari built in dipakai kunci tanam silinder merk Hamton, Solid atau
setara jenis kunci Furniture. Untuk almari-almari selang dan tabung pemadam
kebakaran dipakai Catch lock, begitu pula untuk almari-almari yang tidak
menggunakan kunci silinder.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk solid/ setara, handle warna
stainless steel (hair line type)
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Hamton, Solid atau setara, warna
stainless steel (hair line type), tipe handle disesuaikan dengan shedule iron mongery
pada gambar.
Pekerjaan Engsel
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Hamton,
Solid atau setara, warna stainless steel (hair line type) dipasang sekurang-
kurangnya 3 buah untuk setiap daun 1,5 dengan menggunakan sekrup kembang
dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu. Dan untuk setiap daun jendela
dipasang 2 (dua) buah engsel.
3 BAB IV
b. Untuk pintu-pintu panel yang double action menggunakan engsel pivot merek
solid atau setara yang dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
PASAL 9
PEKERJAAN WATERPROOFING
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
“kedap air” (waterproofing) pada ruang panel, toilet, ground water resevoir, tepi beton-beton
bagian atad dan daerah atap lantai beton ekspose serta ruang lain yang tercantum dalam gambar
dan petunjuk MK/Pengawas.
Pada penyambungan arah horizontal pengecoran dinding beton yang terkena tanah atau air harus
dipasang water stop tinggi 300 mm.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam : a.
NI – 3
b. ASTM 828
c. ASTME – 154
d. ASTMD – 146
e. TAPP 1803 dan 407
Contoh-contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik
minimal 10 (sepuluh) tahun.
3 BAB IV
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan dari MK/Pengawas.
c. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur, dan produk akan diambil oleh MK/Pengawas dan
akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
Apabila diperlukan, Kontraktor wajib membuat “mock up” sebelum pekerjaan
dimulai/dipasang.
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
h. Permukaan beton dimana waterproofing akan dipasang harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut.
1) Halus dan rata bebas dari tonjolan tajam dan rongga-rongga.
2) Bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan minyak.
3) Beton minimum harus berumur 7 (tujuh) hari, dan dalam kondisi kering (tidak ada air
yang terlihat di permukaan beton
3 BAB IV
AB IV. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DALAM GEDUNG
PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan
ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausal tersebut atau bukan
berarti rnenghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umurn.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalarn salah satu.
3 BAB IV
6) SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda
Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan.
7) SNI 03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya Darurat.
Plambing
1) Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
2) Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
3) Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
4) Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
5) SNI 03-5481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plambing.
Pemadam Kebakaran
1) SNI 03-1745-2000 tentang Pipa Tegak dan Slang.
2) SNI 03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
3) Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
4) Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam Wilayah setempat.
5) Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan
Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran
Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
6) Literature dan/atau reference.
7) National Fire Codes :
a) NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher.
b) NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems.
c) NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose Systems.
d) NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire Pumps.
3 BAB IV
e) Mc. Guiness, Stein & Reynolds.
f) Mechanical & Electrical for Buildings.
Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua perlengkapan
aksesoris secara terperinci. Semua bagian di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik dan benar.
b. Gambar-gambar instalasi Elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil serta interior harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(blue print,shop drawing) sebanyak 4 (empat) set yang harus diajukan kepada Pengawas
(Manajemen Konstruksi) untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang
diajukan Kontraktor untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Kontraktor telah
mempelajari situasi dan telah berkoordinasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d. Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam 2 (dua)
3 BAB IV
set lengkap dan 3 (tiga) set lengkap gambar blue print (cetak biru) sebagai gambargambar
sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada
Pengawas/MK segera setelah selesai pekerjaan.
Koordinasi
a. Kontraktor pekerjaan instalasi Elektrikal dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja
sama dengan Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
4 BAB IV
a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi dan peralatan yang dilaksanakan dapat berfungsi
dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Semua sumber daya, bahan dan perlengkapan (listrik dan lain-lain) yang diperlukan dalam
kegiatan testing dan commisioning tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini
terrnasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dan commisioning dari sistem
ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Kontraktor.
Peralatan yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, aksesoris dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dalam persyaratan ini, maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai dengan peralatan/merk
tersebut di atas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas.
Pengetesan
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Pemberi Tugas,
Pengawas dan Perencana. Semua tenaga kerja, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Kontraktor.
4 BAB IV
c. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
d. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pemyataan baik yang ditandatangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Pengawas serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e. Jika pada masa pelaksanaan atau pemeliharaan tersebut, Kontraktor tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa
garansi, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan
tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan instalasi
tersebut.
f. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 5 (lima) orang calon operator untuk
setiap item pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Training tentang mengoperasikan
dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance dan repair
manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan
pemeliharaan.
Laporan
a. Laporan Harian
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka 3 (tiga) rangkap meliputi :
1) Kegiatan Fisik
2) Catatan dan perintah Pemberi Tugas dan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
3) Hal-hal yang menyangkut masalah :
a) Material (diterima/ ditolak)
b) Jumlah tenaga kerja
c) Keadaan cuaca
d) Pekerjaan tambah/kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Pengawas untuk diketahui/disetujui.
b. Laporan Pengetesan
4 BAB IV
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas dan Pengawas dalam rangkap 5
(lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Hasil pengetesan kabel-kabel instalasi Elektronik (merger tes dan pemberian tegangan
dan grouping).
2) Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3) Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Pengawas.
Penanggung Jawab Pelaksana
a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Pemberi Tugas dan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan pada
saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada saat yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas
dan Pengawas.
c. Petunjuk, dan perintah Pemberi Tugas dan Pengawas dalam pelaksanaan akan disampaikan
langsung kepada pihak Kontraktor melalui penanggung jawab Kontraktor.
4 BAB IV
c. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Pengawas. Pada saat
pengelasan Kontraktor harus menyediakan Pemadam Api Ringan (Portable Extinguisher) di
tempat pengelasan, dengan kapasitas yang memadai.
Pemeriksaan Rutin
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
rutin.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang
dari dua minggu sekali.
Penjagaan
a. Kontraktor wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di
tempat kerja (gudang lapangan).
b. Segala kehilangan dan kerusakan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas
barangbarang tersebut di atas, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4 BAB IV
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun di
luar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar mernudahkan jalannya pemeriksaan dan
tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Pengawas pada
waktu pelaksanaan.
Pengawasan
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Pengawas.
4 BAB IV
b. Pada setiap saat Pengawas atau petugas-petugas harus dapat mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus menyediakan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan Pengawas
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Di tempat pekerjaan, Pengawas menempatkan petugas-petugas Pengawas yang bertugas
setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
Lisensi
a. Kontraktor harus mempunyai lisensi instalasi Telepon dari Telkom setempat, dan lisensi
lainnya untuk pekerjaan yang disyaratkan oleh instalasi yang tekait.
b. Kontraktor harus berpengalaman dalam pemasangan instalasi ini, dibuktikan dengan
memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
lzin- lzin
a. Seluruh izin-izin yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus diurus oleh Kontraktor.
b. Seluruh berkas izin-izin asli yang diperoleh harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Pemakaian Ukuran
a. Kontraktor Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab dalam menepati semua ukuran yang
tercantum dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagianbagiannya dan memberitahukan kepada Pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukan dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor wajib menyesuaikan gambar-gambar dan spesifikasi teknis yang
pelaksanaannya setelah ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
c. Pengambilan ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya kepada Kontraktor diwajibkan mengadakan
pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar, spesifikasi teknis, dan keadaan
lapangan yang ada di bawah koordinasi Pengawas.
4 BAB IV
BAB V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL
FIRE ALARM
PASAL 2
Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik.
Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan Panel Tegangan Rendah (TR), Kontraktor elektrikal bekerja sama dengan user
dan PLN.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah 380V/220V
(SDP).
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah lengkap dengan
kabel fitting lainnya :
1) Dari Panel TR disambung ke SDP menggunakan kabel jenis NYFGBY.
2) Dari SDP menuju ke Panel Sub Sub Distribusi, menggunakan kabel NYY.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel tegangan
rendah sesuai dengan gambar rencana.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel tegangan rendah.
f. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi :
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur lampu dan jenis lampu sesuai
gambar rencana.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak .
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid switch dan saklar tukar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pelindung kabel serta
berbagai aksesoris lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box,
fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pentanahan lengkap dengan box
kontrol, elektroda pentanahan dan aksesoris lainnya.
h. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem penangkal petir lengkap dengan
aksesoris lainnya.
4 BAB IV
i. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi
dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, kabel rack, kabel ladder, kabel tranking, support
equipment dan aksesoris lainnya.
Panel-panel yang disebut di bawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), untuk
pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada : a.
SDP
b. Panel Power (PP)
c. Panel AC
d. Panel Fire Alarm
Panel-panel yang disebut di bawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed), wall
mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
1) Panel-panel penerangan
2) Individual panel
Panel-panel yang disebut di bawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed) untuk
pasangan luar (outdoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).
Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar rencana.
Karakteristik Panel :
43 BAB IV
1) Tegangan kerja : 400 V
2) Tegangan uji : 3.000 V
3) Tegangan uji impulse : 20.000 V
4) Frekuensi : 50Hz
5) Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y – D :
Kerja starter motor Y-D adalah automatic starter motor Y-D dan harus dapat
dihidupkan secara manual atau remote. Masing-masing starter motor Y-D
terdiri dari :
a) 3 buah kontaktor daya
b) 1 thermal overload relay
c) 1 motor timer
d) 1 tombol start stop
e) 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
f) 3 indicator lamp :
- Merah : Fault
- Hijau : Stop
- Orange : Start
a. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan. Setiap
lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut
telah off/mati.
b. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
c. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat
dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati. Letak engsel maupun
handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
d. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
1) Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium.
2) Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi
atau Chromium Plating atau dengan Zinc Chromate Primer. Pengecatan
finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain
yang disetujui Direksi.
44 BAB IV
e. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker
(MCB) dengan kapasitas minirnal 2 - 10 A ( Ex.Clipsal, Hager, ABB,
Scheineder, Seimens ). Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case
Circuits Breaker (MCCB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana
dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Circuit
Breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic unit. Main CB dari setiap panel harus dilengkapi dengan
shunt trip terminals dan kabel control harus tahan api.
f. Magnetic Connector harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
kontaktor harus sesuai untuk tegangan 220 V, 50 Hz dan tahan bekerja kontinu
pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada
85% tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari Telemekanik dan yang
setaraf.
1) Ampere meter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0-2500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ±1,5% untuk pengukuran AC
2) Voltmeter
a) Class : 1,5
b) Over load cap : 1,2 x In continue
c) Ukuran : 6 x 6 mm
d) Skala : 0- 500 Amp
e) Tipe : Moving iron, untuk pengukuran AC
f) Ketelitian : ± 1,5% untuk pengukuran AC
3) KWH Meter
a) Rated voltage : 3 x 300 Volt
b) Rated current output transformer : 30 (120) Amp
c) Acuracy class 2
d) Base plate of moulded plastic
e) The Subcontractor register : 6 (six) cipher rollers single
pengukuran tarif 4) Lampu indicator
a) Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
45 BAB IV
b) Warna : merah, kuning, biru
5) Push button
Panel mounting, double on -1, off - 0 semua push-button dilengkapi dengan
lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
6) Relay-relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi dengan
relay proteksi OL (Over Load), SC (Short Circuit) dan UV (Under Voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth
Fault) dan RP (Reverse Power).
7) Selector Switch
g. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
1) Fungsi peralatan dalam panel
2) Posisi terbuka atau tertutup
3) Arah putaran dari handel pengontrol dari switch, dan lain-lain Tanda pengenal
ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
h. Sistem Pembumian
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus
dihubungkan dengan baik secara elektris kepada Rel Pentanahan. Hubungan
antara bagian yang tetap dan yang bergerak dilakukan dengan pita tembaga
fleksibel yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
i. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan mengalami
kegagalan pengujian-pengujian yang disyaratkan di atas, maka pabrik
bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat setelah mengalami pengujian ulang, dan sertifikat
pengujian telah diterima dan disetujui oleh direksi.
j. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian
yang diakui oleh SNI :
1) Test kekuatan tegangan impuls
2) Test kenaikan temperature
3) Test kekuatan hubung singkat
46 BAB IV
4) Test untuk alat-alat pengaman
5) Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
6) Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
7) Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
8) Pemeriksaan kontinuitas rangkaian
k. Pendidikan dan Latihan
Kepada 5 (lima) orang yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 5 Copy Operating/Mainterance dan repair manual,
segala sesuatunya atas biaya Kontraktor.
l. Pembuatan Panel
Bahwa panel yang disebut di bawah ini harus dibuat oleh Panel Maker yang
bersertifikat.
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan
PUlL 2000 dan SNI 04-0255-2000. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua
kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat secara disiplin (stranded).
Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor
yang dipakai ialah dari tipe :
1) Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit UPVC High Impact
( Ex.Clipsal,Ega,Double H ).
2) Untuk kabel distribusi menggunakan kabel NYY, FRC dan NYFGbY ( Ex.
Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka Cable).
b. “Splice”I Pencabangan
47 BAB IV
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder, dalam tanah (tertanam) maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau
kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh
secara elektrik, dengan cara-cara solderless connector. Jenis kabel tekanan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat splice, konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung,
tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tiang lampu
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen atau Bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari tipe yang
disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang
memakai cara yang disetujui menurut Peraturan dan Code/Standard berlaku atau
Manufacturer.
d. Ketentuan Penyambungan
1) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
2) Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada MK/Pengawas.
3) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna fasa atau nomor
kabel masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh Pengawas.
4) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambunganpenyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan
kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
5) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
6) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
48 BAB IV
7) Bila kabel dipasang tegak lurus di permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa galvanis dengan tebal minimal 2,5 mm.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1) Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung,
saluran penghantar (conduit) dipasang menempel pada plat beton.
2) Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar (conduit) dipasang di atas kabel trunking dan diletakkan di
atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.
3) Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran
beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan
diameter sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole untuk
belokan-belokan.
4) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit minimum
5/8" diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam junction box. Junction box yang
terlihat dipakai junction box dengan tutup blank plate galvanized.
5) Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka
lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus
diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1) Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
2) Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan batas
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
3) Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan diberi pelindung
pipa galvanis.
4) Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanis
atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel harus berjarak
tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
5) Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari
bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran
bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir
49 BAB IV
kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, di atasnya diberi bata dan
akhimya ditutup dengan tanah urug.
6) Penanaman kabel harus diberikan marking yang jelas pada jalur-jalur
penanaman kabelnya. Agar memudahkan di dalam pengoperasian, pengurutan
kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.
g. Pengujian & Testing
1) Factory Test
2) Pengetesan Individual
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan
sebagai berikut.
a) Pengetesan ukuran tahanan hantaran
b) Pengetesan dielektrik
c) Pengukuran loss factor
3) Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai berikut : a)
Test tegangan impuls
b) Mekanikal I
c) Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
d) Pengetesan dielektrik
e) Pengetesan perambatan (Creep Test)
4) Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan
dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam
tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.
h. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus disertakan pada penyerahan
kabel. Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam pengetesan, maka
pabrik pembuat kabel dan Kontraktor bertanggung jawab atas kabel tersebut,
sampai kabel tersebut dapat berhasil dalam pengetesan ulang dan diterima baik oleh
MK/ Pengawas.
5 BAB IV
d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar
dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinish dengan cat akhir dengan oven warna putih.
g. Box terbuat dari glass-fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe TKI atau TKO harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula dipergunakan single lamp
ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
j. Tabung Fluorescent harus dari tipe TL-D, tipe Daylite w/54.
k. Armatur Down light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari
bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan
gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down light tersebut harus tahan
terhadap bahan kimia maupun gas kimia. Konstruksi armatur down light harus kuat
untuk dipasang dengan lampu PLC-18 W disesuaikan dengan gambar rencana.
Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa nylon untuk mencegah
masuknya serangga. Diffuser terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan
memakai paku sekrup.
l. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Arsitek.
5 BAB IV
d. Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu fasa untuk pemasangan rata
dinding dengan ketinggian 30 s/d 120 cm di atas lantai dan harus mempunyai
terminal fasa, netral dan pentanahan. Harus dipasang mengikuti item e.
Isolating Switches
a. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating
lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB/MCCB pada feeder
di panelnya. Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V dan untuk 3 fasa 415 V.
b. Switches harus dipasang pada box mengikuti item a.
Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYA).
Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2 kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUlL 2000 dan SNI 04.0255-2000 sebagai berikut.
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : kuning-hijau
5 BAB IV
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas AW atau
GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan aksesoris lainnya harus sesuai
yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19-25 mm.
b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung junction
box yang menempel pada plat beton dan armatur lampu.
c. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC,
khusus untuk power high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19-25
mm.
d. Seluruh instalasi PVC conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle,
adaptor female and male thread, male and female bushe, locknut dan perlengkapan
lainnya.
Testing/ Pengujian
Testing dilakukan dengan disaksikan oleh MK / Pengawas Lapangan yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperature
d. Continuity test
Sistem Pembumian
5 BAB IV
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable
rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian
baik secara terpadu.
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 50 mm2 dan harus ditanam minimal
sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm. Untuk peralatan-
peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan
mengikuti standar-standar yang berlaku dalam PUlL 2000 dan SNI 04-02552000.
6 BAB IV
h. Semua panel harus ditanahkan (grounding).
Kabel-kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
fasanya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertikal harus dipasang pada tangga kabel, diklem,
dan disusun rapi.
6 BAB IV
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kontak-kontak harus di dalam konrak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum
4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap
ujungnya.
m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai sertifikat lulus uji
dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
o. Pengujian dengan megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.
p. Instalasi kabel bawah tanah
1) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya
diamankan dengan batu bata press sebagai pelindungnya. Lebar galian
minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2) Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
55 BAB IV
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel. Pada route kabel setiap 25 m
dan di setiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
3) Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan
yang ditunjukkan dalam gambar / RKS.
4) Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukkan arah di setiap
jarak 1 meter.
5) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Pengawas
memeriksa dan menyetujui perletakan kabel tersebut.
6) Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x
20 x 60 cm dan bertuliskan “KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning
dan bertulisan merah.
7) Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa
sleeve, pipa ini minimal dari metal (Pipa GIP).
8) Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan.
9) Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
10) Kabel tidak boleh dibelokkan dengan radius kurang dari 15 kali diameternya.
Di atas belokan tersebut diletakkan patok bertuliskan “KABEL TANAH” dan
arah belok.
11) Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
q. Instalasi kabel tenaga
1) Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan
kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut
dapat meminta petunjuk Konsultan Pengawas.
2) Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
3) Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak
saling tindih dan membelit.
4) Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang
menelusuri dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
5) Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi
dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
6) Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
7) Pada setiap belokan pipa pelinfung yang lebih dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius minimal 15 kali diameter kabel.
56
6 BAB IV
8) Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan fasanya.
9) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang
jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
10) Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan fasanya sesuai dengan PUIL.
11) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem, dan disusun rapi.
12) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
13) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.
14) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
15) Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan
kabel support minimum setiap 50 cm.
16) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di
setiap ujungnya.
Pentanahan (Grounding)
a. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukkan dalam gambar / RKS.
b. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada
panelpanel menggunakan SC dengan ukuran minima l 6 mm2 dan maksima l 95
mm2, penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
c. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tanahan tanah (ground resistance)
di bawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 2 (tiga) hari berturut-
turut.
6 BAB IV
d. Pengukuran pentanahan dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah mendapat
persetujuan dari MK/Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan MK/Pengawas.
Pengujian
a. Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasangm harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMMK/PLN serta instansi lainnya yang
berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistem untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik.
Semua biaya yang timbul dari pelaksanan pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
b. Test meliputi tes beban kosong (no load test) dan test beban penuh (full load test).
No Load Test
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan ditest satu per satu seperti misal
pengujian instalasi 0,6/1 kV (kabel tegangan rendah) :
a. Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1000 V.
b. Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1000 V.
c. Pengukuran tanahan pentanahan.
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/hasil pengujian pemeriksaan.
Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan (full load test).
6 BAB IV
Persyaratan Bahan dan Material
Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material
yang disebut di bawah ini, maka Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter meter dan kontaktor serta
relay protection.
b. Peralatan lampu : armatur, bola lampu, ballast, dan kapasitor.
c. Peralatan instalasi : stop kontak, saklar, junction box, dan lain-lain.
d. Kabel
Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen
yang berupa barang-barang produksi.
6 BAB IV
BAB VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL
FIRE ALARM
PASAL 2
PENJELASAN UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DAN MATERIAL
01. Umum
Pengertian sistem fire alarm disini adalah sistem deteksi awal terjadinya kebakaran yang akan
memberikan indikasi secara audio maupun visuil, dari mana kebakaran itu berasal, sehingga
dapat diambil tindakan pengamanan sedini mungkin untuk memadamkan kebakaran. Fire alarm
merupakan suatu kesatuan sistem yang dikon- trol dari peralatan sistem kontrol.
a. Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) sistem master control fire alarm lengkap dengan
Battery and Charger, Rectifier, Grounding dan Accessories.
b. Pengadaan dan pemasangan central announciator aktif lengkap dengan indikasi lokasi,
display, LED, tombol set dan reset, alarm bell.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kontrol untuk lift automatic on dan fire
hydrant automatic on.
d. Pengadaan dan pemasangan sub announciator panel lengkap dengan indikasi lokasi, LED,
dan alarm bell serta flesing alarm dan lampu tanda.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis detector, manual break glass,
LED indicating lamp, auxiliaria contact and relay.
g. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis kabel utama dan kabel
distribusi.
h. Pengadaan dan pemasangan kabel dari MCFA (Master Control Fire Alarm) ke central
announciator dan kabel lainnya sehingga sistem dapat beroperasi dengan baik.
i. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik.
1 BAB V
a. Master control panel dan central announciator panel yang terpasang floor mounted
diruang security dimana setiap kejadian kebakaran pada setiap bangunan / lantai dapat
diketahui melaui tanda lampu pada lokasi yang bersangkutan dan bunyi bell pada control
panel lampu dapat dipadamkan setelah menekan reset dan set kembali.
Disamping itu pengecekan zone dapat dilakukan dari control panel secara manual juga berusaha
pada line dapat diketahui langsung dari control panel dengan tanda lampu dan bell dimana
lampu baru dapat dimatikan bilamana kerusakan telah diperbaiki.
b. Bangunan akan dilengkapi dengan FACP dimana prinsip kerja sub announciator panel
sama dengan prinsip kerja central announciator panel.
c. Tiap area dilengkapi dengan manual break glass push button yang dikerjakan secara
manual bilamana ditekan dan dilaksanakan apabila detector belum bekerja dengan
menekan tombol glass push button, akan membunyikan bell alarm baik untuk lantai
tersebut maupun bell dicontrol panel (apabila pada lantai yang bersangkutan terdapat bell
alarm), dan manual push button harus dilengkapi dengan Jack Telephone.
f. Base Detector
Dilengkapi dengan LED Indicator
Pemasangan outbow
Harus dapat dipakai semua jenis type detector
3 BAB V
h. Manual break glass push button
Responsive and Reliable
Easy to operate
Simple to reset
Modern, contoured design Flush or surface mounting
Complete with Jack Telephone
Sounders :
4 BAB V
Pre-signal buzzer Buzzer
dan
Telephone buzzer.
Accesories :
Voltmeter dan
Handset telephone.
l. Bahan instalasi
Pipa conduit PCV kelas haigh Impact.
Doos penyambungan elbow dan socher
Klem
Cable rack tahan terhadap bahan kimia maupun gas kim
06. Syarat-syarat Fisik
a. Bahan atau paralatan dari klasifikasi atau type yang sama diminta merk atau dibuat oleh pabrik
yang sama.
b. Setiap bagian dari peralatan yang jumlahnya jelas, maka jumlah harus merupakan suatu unit
yang lengkap.
d. Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan.
e. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
5 BAB V
a. Melaksanakan instalasi perkabelan untuk seluruh bangunan secara rapi dan sempurna serta
menyediakan dan memasang perlengkapan deteksi kebakaran berupa :
Master control fire alarm panel
Smoke Detector
Combination rate of rise and fixed temperature heat detector
Glass push button, auxilliary contact dan relay Alarm bell, indicating lamp (LED)
Announciator aktif.
Electrinic relay for water pump interconnection, pressuration fan.
Instalasi yang terpasang pada daerah langit-langit tanpa plafon dicor dalam plat betton
lengkap doos-doos penyambungan menggunakan pelindung pipa conduit.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafon instalasi terpasang / diklem setiap 60 cm menggunakan
pelindung pipa conduit PVC type haigh Impact.
c. Dibawah plafon terpasang wall mounted ke dinding batu bata memakai pelindung pipa
conduit diameter 5/8".
e. Control panel terpasang floor mounted ke dinding batu bata lantai dasar menurut rencana
setinggi 150 cm diatas ubin beton.
f. Detector terpasang outbow menghadap ke arah bawah plafon atau digantung pada pelat beton.
6 BAB V
g. Glass push button terpasang inbow di kolom atau dinding batu bata setinggi 150 cm diatas
ubin lantai.
h. Bell alarm terpasang opbouw pada dinding batu bata atau kolom setinggi 200 cm diatas lantai.
j. Battery dan charger terpasang dalam kotak kabinet control station. k. Instalasi
kabel harus mengikuti persyaratan didalam PUIL 2000.
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire
Alarm harus dalam kondisi baik dan bebas cacat.
Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Pemborong atas biaya Pemborong. b.
Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan
para pekerja.
c. Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan
dan pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
d. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh C.M (Pengawas
Lapangan). Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut,
merupakan tanggung jawab Pemborong.
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti dan diperbaiki oleh
Pemborong untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali
BAB V
5. Conduit EGA, Clipsal.
6. Pipa Instalasi Air Hydrant Black Stell PipaDia.2”,
dan Splingkler 3”, 4”, 6”
( Disesuaikan Dengan
Gambar Kerja Yang
telah Di design )
7. Pompa Hydrant dan
Splingkler :
1.Electric Fire Pump -Type : End Suction
pump ( NKF System )
-Debit Aliran Air : 500
USGPM
-Daya : 18.5 kW/380415
V/3 Ph/50 Hz -
Kecepatan Nominal :
2950 rpm Groundfos
-Max Head : 58 m
BAB V
BAB VI. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL PENDUKUNG DALAM
GEDUNG
PASAL 1
SYARAT-SYARAT UMUM
Umum
Persyaratan ini rnerupakan bagian dari persyaratan umum. Apabila ada klausal dari persyaratan
ini yang dituliskan kernbali dalarn persyaratan umum ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausal tersebut atau bukan
berarti rnenghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umurn.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini rnerupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalarn salah satu.
BAB V
I
BAB V
BAB VII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMBING
PASAL 1
Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing, sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor, dan air bekas,
Pembuangan Air Hujan dari Roof Top, sesuai gambar rencana dan spesifikasi, termasuk
penyambungan pipa saluran air dari meter air ke ground water reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang termasuk sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built drawing
bagi instalasi yang telah terpasang.
Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerjapekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus
mempunyai Sertifikat.
b. MK/Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila dinilai
bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.
Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan perpipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari peralatan-peralatan yang
akan dipasang.
1 BAB VII
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.
Review
MK/Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari kontraktor dan memberi
komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi pengajuannya sampai memperoleh
persetujuan MK/Pengawas.
2 BAB VII
Bagian yang Berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah : a.
Perpipaan
b. Instalasi Pengkabelan Pompa
c. lsolasi dan Pengecatan
d. Pompa
Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh
dinding, langit-langit, dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh MK/Pengawas atau wakil
yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/ Pengawas, bahwa
seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran, instalasi
pembuangan air kotor bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung semua
biaya atas kerusakan-kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan atau
brosurbrosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lain,
untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas.
Training
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat dimulai
sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan MK/Pengawas.
Buku Petunjuk
Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual) yang meliputi cara
pengoperasian maupun cara pemeliharaan kepada MK/Pengawas. Buku petunjuk (manual)
tersebut dibuat sebanyak 4 (empat) buku.
3 BAB VII
PASAL 3
Umum
Ruang Lingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan perpipaan pada
pekerjaan mekanikal ( Fire Alarm ).
Spesifikasi Perpipaan
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.
4 BAB VII
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di bawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matagari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Spesifikasi Bahan Perpipaan
Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi
SISTEM Kode Sistem
Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Air Dingin dalam
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
Gedung
Air Dingin di
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
Luar Gedung
Air Panas dalam
AP 20 PN-20 IA
Gedung
Hidran di Luar
IH/OH 10 15 20 BS-40 IA
Gedung
Air Limbah
Pengaliran ABK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi
Air Hujan AH 5 10 15 PVC-10 IA
Air Limbah
AK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi Toilet
Vent VT - - Rendam PVC-5 IA
Pipa Header
Pompa dan Pipa HD/ABK/AK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar
Keterangan :
IA = Tidak diisolasi
IB = Diisolasi
GRV = Gravitasi
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini namun juga harus mengacu pada tekanan aktual pompa.
5 BAB VII
PVC injection moulded sanitary fitting concentric, solvent
Reducer
cement joint type
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
7 BAB VII
Dia. < 40 Dia. 50 mm Dia. < 40 Dia. 50 mm Dia. < 40 Dia. 50 mm
mm ke atas mm ke atas mm ke atas
Air bersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
dalam gedung Membrane
Air bersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
luar gedung Membrane
Air panas di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
dalam gedung Membrane
Guided
Hydrant Gate Gate Globe Gate Swing
Membrane
Double
Drain Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
Disc
Persyaratan Pemasangan
Umum
8 BAB VII
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang
lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
water mur atau flens.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
1) Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm – 100 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %
2) Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
3) Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah
dan dibuat cekung.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
9 BAB VII
k. Pekerjaan pipa ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fitting pada
pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
l. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
m. Selubung pipa harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok,
kolom atau langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong
di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool atau bahan
tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap air.
n. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
o. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa fleksibel untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
p. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
1) Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
2) Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setelah 15-30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa
batubatuan atau benda keras yang lain.
3) Untuk pipa di dalam tanah dan tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2-2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
q. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
r. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
s. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor membentuk sudut 90°, harus
digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
Penggantung dan Penumpu Pipa
a. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan
tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
tabel berikut ini :
Batas Maksimum Ruang
Ukuran Pipa
Jenis Pipa Interval Interval
(mm)
Mendatar (m) Tegak (m)
Pipa GIP Sampai 20 1,8 2
1 BAB VII
25 s.d. 40 2,0 3
50 s.d. 80 3,0 4
100 s.d. 150 4,0 4
200 atau lebih 5,0 4
50 0,6 0,9
Pipa PVC
80 0,9 1,2
100 1,2 1.5
150 1,8 2,1
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1) Diameter Batang
Ukuran Pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s.d. 50 mm 9 mm
65 mm s.d. 150 mm 13 mm
200 mm s.d. 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak
2) Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
No. Jenis Cairan Warna Pipa
1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning
Cara Pemasangan Pipa dalam Tanah
a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
1 BAB VII
c. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
d. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
f. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
g. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus dilindungi
plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak menganggu konstruksi jalan, kemudian
baru ditimbun dengan baik sampai padat.
Pemasangan Katup-katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
1) Di ruang mesin
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s.d. 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
2) Katup by pass
1 BAB VII
Diameter pengukur tekanan minimum diameter 75 mm dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.
Sambungan Ulir
a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
f. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
Sambungan Las
a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau elektrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
c. Sebelum pekerjaan las dimulai pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
d. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat izin tertulis dari Direksi.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.
Sambungan Lem
a. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
b. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik
pipa.
1 BAB VII
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut : a.
Antara lavatory faucet dan supply valve.
b. Pada waste fitting dan siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.
Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
“Caulk”.
Pembersihan
1 BAB VII
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda
yang disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu dibilas.
Pengujian/ Pengetesan
a. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
1) Pemeriksaan sebagian- sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
b. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah memenuhi
dan sesuai dengan rencana.
1) Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
2) Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar dites terlebih dahulu sebelum diurug,
dengan bagian per bagian, dengan tekanan 1 ½ x tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada
penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
3) Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
4) Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
5) Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan
sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih baik, baik yang dipa atau di tangki.
6) Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
7) Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa untuk
pengetesan.
8) Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian sistem
aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanan seperti kapasitas
pompa, kebisingan pompa (± 60 dB), tekanan air keluar kran dia. 0,3 kg/cm2) dan lain-
lain.
9) Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan sertifikat oleh
Pemberi Tugas.
1 BAB VII
a. Kontraktor pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial dan
secara sistem, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
Kontraktor, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.
PASAL 4
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem air bersih adalah sebagai berikut : a.
Tangki persediaan air bersih,
b. Pompa suplai,
c. Perpipaan,
d. Pengkabelan,
e. Panel listrik,
f. Peralatan instrumen dan pengendalian,
g. Penyambungan ke peralatan penunjang, dan
h. Penyambungan ke peralatan plambing.
Peralatan Utama
Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service basement (ground water tank).
Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan
selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standar Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan sebagai berikut.
1 BAB VII
1) Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran minimum selama 20
menit.
2) Tanpa sudut tajam.
3) Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki.
4) Permukaan dinding licin dan bersih.
c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka harus
dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic berbentuk kubikel
(siap pakai).
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
4) Pipa peluap dan pipa penguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, dan
sebagainya
f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.
Pompa Transfer
a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki
air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Inlet dan outlet headers.
3) Katup-katup inlet dan outlet.
4) Check valve anti pukulan air.
5) Inlet strainers.
6) Panel daya dan pengendalian.
1 BAB VII
7) Level switch untuk ON/OFF, 8) Level switch untuk proteksi pompa.
9) Pengkabelan.
10) Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa.
11) Dudukan pompa.
1 BAB VII
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut.
1) Pompa akan bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan
akan stop apabila muka air naik sampai level H.
2) Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun
sampai level LL.
Pompa Booster/Distribusi
a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada
lantailantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam
pipa pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap variasi
laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa dan
paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masingmasing
pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Tangki tekan dengan tipe membran.
3) Inlet dan outlet header.
4) Katup-katup inlet dan outlet.
5) Check valve anti pukulan air.
6) Inlet strainers per pompa.
7) Panel daya dan pengendalian.
8) Pressure switch/flow monitor switch.
9) Pressure gauges pada inlet dan oulet pompa.
10) Pengkabelan.
11) Dudukan pompa.
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control.
1) Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS 1).
2) Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
17 BAB VII
3) Pompa pertama, kedua, dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2, dan seterusnya.
4) Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa
yang akan dipakai.
5) Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas “L”.
Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboran air tanah
yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen
Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan izin-izin lainnya yang
diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
2 BAB VII
Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air tanah. Biaya
pengurusan dan biaya perizinan dibebankan kepada Kontraktor.
Peralatan Utama
a. Peralatan Pengeboran
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pengeboran harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan
rekayasa, konstruksi, dan keadaan tanah.
b. Sumur Dalam
1) Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar kerja
kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak sumur
maupun konstruksi pengeboran.
2) Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12 m3/jam dan 240
m3/hari.
3) Kedalaman sumur diperkirakan 150 meter.
4) Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut.
a) Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas dicor
beton, agar air kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
b) Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, di sebelah
luarnya diisi koral/pasir cuci.
5) Bahan pipa dan saringan sebagai berikut.
a) Pipa jambang dan pipa naik menggunakan galvanized steel pipe (GSP)
BS 1387 class medium.
b) Jumlah pipa saringan yang menggunakan stainless steel 304, ukuran pipa
100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan (minimal 3
buah).
6) Batu karang
a) Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik maka di luar
pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang
melalui batu karang tidak diambil.
b) Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka
lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan
ujung sumur akan berhenti di atas batu karang.
19 BAB VII
2) Pengujian pemulihan kedalaman muka air (recovery test).
3) Pengujian terus menerus 3 kali dalam 24 jam.
4) Pengujian kualitas air oleh laboratorium.
5) Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
Selain pengujian di atas, Kontraktor harus melakukan pengujian yang diwajibkan
oleh instansi Pemerintah yang berwenang. Semua peralatan uji, sumber daya dan
biaya uji dibebankan kepada Kontraktor.
b. Peralatan Uji
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain : 1) Pengukur debit,
dengan meter air putar dan meter air Venturi/
2) Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem elektroda lampu
listrik arus lemah.
c. Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut.
1) Gambar sumur terpasang secara detail.
2) Seluruh laporan hasil pengujian.
d. Perlengkapan Sumur Dalam
Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain :
1) Vent sumur
2) Katup pengatur
3) Katup penahan aliran balik
4) Manometer
5) Katup pelepas udara otomatis
Spesifikasi Perpipaan
Lihat “Spesifikasi Perpipaan”
Sand Filter
a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure tyoe, multi media automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.
2 BAB VII
e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan
Carbon Filter
a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 – 10 menit, pada saat
beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan
21 BAB VII
Head Max : 76 m
Rated Power –P2 : 22 KW
Mains Frequency : 50 Hz
Rated Voltage : 3 x 220-240 D/380-415 Y V
Rated Current : 7,70/4,45 A
b. Roof Tank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 40 m3
Tekanan : - Material : FRP
PASAL 5
Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan Peralatan plambing
c. Floor drain
d. Clean out
e. Roof drain
f. Drainase
Perpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter, dan limbah dapur.
2) Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter
2 BAB VII
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal, lavatory, dan floor
drain, sampai saluran halaman melalui septictank.
c. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dari kanopi drain di atap dialirkan ke dalam sumur
resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan cast
iron.
Bak Sewage / Sump Pit
a. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak Sump Pit seperti
diuraikan disini.
b. Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air sedangkan tutup
harus rapat udara.
c. Setiap bagian Sump Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10 ke arah
pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°.
d. Bak Sump Pit harus dilengkapi sebagai berikut.
1) Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar.
2) Sleeve untuk pipa vent.
3) Sleeve untuk kabel-kabel.
4) Level switches untuk kendali pompa.
5) Level switches untuk alarm banjir.
6) Tangga monyet.
7) Manhole untuk laluan pompa.
Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan terbentuk
penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.
Sumur Resapan
2 BAB VII
a. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal dari pipa
reser sebelum dialirkan over flownya ke selokan kota.
b. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
c. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur rembesan
akan merupakan pekerjaan divisi sipil/konstruksi.
d. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut.
1) Dasar sumur berupa batu kerikil.
2) Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
3) Tutup dibuat dari plat beton/plat baja.
4) Di antara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
e. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik di daerah yang mempunyai lapisan pasir
kasar, maka bidang rembesan harus berada di lapisan pasir kasar.
Floor Drain
a. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water prooved type dengan 50
mm water seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor drain terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
proofing
c. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut.
Outlet Diameter Cover Diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
Floor Clean Out
a. Floor clean out yang dipergunakan disini adalah surface opening waterproofed
type. b. Floor clean out terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for waterproofing.
c. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah dibuka
dan ditutup.
Roof Drain
a. Roof drain yang dipergunakan harus dibuat dari cast iron dengan konstruksi waterproof.
b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa bangunan.
c. Roof drain harus terdiri dari atas 3 bagian sebagai berikut.
1) Bitumen coated cast iron body dengan water proofed flange.
2) Bitumen coated neck for adjustable fixing.
3) Bitumen coated cover dome type.
25
2 BAB VII
BAB VIII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA
PASAL 1
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Pembuatan dinding penahan tanah menggunakan Beton Bertulang sesuai dengan Design yang
telah dibuat dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut :
ASTM C42-87 : Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete
1 BAB VIII
ASTM C260-86 : Air-Entraining Admixtures for Concrete
ASTM C330-85 : Specification for Lightweight Aggregates for Structural
Concrete
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
2 BAB VIII
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
Mutu Beton Yang Digunakan Adalah Rady Mix K-300
Pembesian Mengunnakan Beton Bertulang Ulir
Bahan Bekisting Menggunakan Papan Kayu Yang Sesuai Dengan Analisa
Rencana Anggaran Biaya
Mengunakan Adukan Acian Sebagai Finishing Sebelum Dilaksanakan
Finishing Akhir .
b. Dimensi
Ketebalan Dindin Retaining Wall = 30 cm
Tinggi Dinding Retaining Wall = 120 cm
PASAL 2
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Peerkerasan Jalan Dengan Beton Bertulang ( Area Untuk mobil Pemadam Kebakaran ),
Perkerasan jalan Menggunakan Sirtu Dengan Finishing Hotmix, Perkerasan Jalan Mengunakan
Pavin Blok, dan Perekerasan Jalan Menggunakan Grass Blok Tebal 8 cm yang disesuaikan
dengan design dan atas persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam :
3 BAB VIII
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti
ketentuanketentuan sebagai berikut :
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Pekerjaan Pemadatan harus diperhatikan agar pekerjaan yang bersangkutan selanjutnya
tidak mengalami kendala.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
h. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Perkerasan Jalan Dengan Beton BErtulang
Mutu Beton Yang Digunakan Adalah Rady Mix K-300
Pembesian Mengunnakan Besi Wiremesh M-8
Bahan Bekisting Menggunakan Papan Kayu Yang Sesuai Dengan Analisa
Rencana Anggaran Biaya
Finishing Akhir Menggunakan Hotmix Kelas 1
5
4 BAB VIII
4. Pekerjaan Perkerasan Jalan Dengan Grass Blok
Grass Blok Yang digunakan memiliki Ketebalan 8 cm Dengan Jenis Grass
Blok Natural dan Memiliki Lubang Sebanyak 8 Lubang
Menggunakan Pasir Sebagai Lapisan Dasar Grass Blok
PASAL 3
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Pembuatan Pagar mengelilingi area Site bangunan menggunakan Pagar Panel Beton dan
Pembuatan Pagar Area Depan Gedung menggunakan Pasangan Bata dan Besi Stainless Stell, dan
Pintu Pagar Stainless Stell Untuk Pintu Masuk Utama Gedung yang disesuaikan dengan DED
dan atas Persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
6 BAB VIII
Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Pagar Panel Beton Mengelilingi Site
Jenis pondasi Yang Digunakan Adalah Pondasi Batu Kali Dengan Agregat 1 Pc :
5 Psr, Jenis Batu Kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas Nomor 1
Sesuai Dengan SNI ( Sesuai Dengan Design yng telah Di sepakati )
Jenis Pagar yang digunakan adalah Pagar Panel Beton Uk. 240 x 40 x 5 cm
Jenis Tiang Pagar yang digunakan adalah H-Beam Dengan Uk.17 x 18 x 280 cm
Untuk Finishing Pagar Menggunakan Kawat Berduri dan Besi Siku Sebagai
Tiang .
PASAL 4
PEKERJAAN PENGHIJAUAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Pengurugan Tanah Subur, Penanaman Rumput Gajah Mini dan Pembuatan Taman Taman Kecil
yang disesuaikan dengan Design dan Persetujuan Dari Pihak Konsultan Pengawas/MK.
7 BAB VIII
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
Spesifikasi Khusus
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Urugan Tanah Subur
Jenis tanah yang digunakan adalah tanah yang Memiliki Lapisan Humus yang
tebal, mengandung PH yang Netral, memiliki Tekstur yang lempung,kaya akan
biota tanah, dan dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman
Ketebalan Urugan Adalah 20 cm dari permukaan tanah Asli.
8 BAB VIII
Jenis Taman yang dibuat adalah taman dengan Cassing menggunakan pasangan
Bata 1 PC : 5 PSR dengan Finishing Plesteran dan Batu Tempel.
Taman yang dibuat disesuaikan dengan design yang telah di sepakati bersama, dan
dalam finsihing akhirnya taman tersebut di Urug dengan tanah subur dan di
tanamai Rumput Gajah Mini.
PASAL 5
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Bagian ini meliputi pekerjaan
Pengadaan Gondola Untuk Mempermudah Maintenence, Pekerjaan Hydrant Kawasan,
Pekerjaan Drainase Kawasan dan Pekerjaan Penerangan Jalan Umum ( PJU )
Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
Bahan-bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui MK/Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih,
pengerjaannya harus sudah disetujui oleh MK/Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai
dengan gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk MK/Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan MK/Pengawas.
Spesifikasi Khusus
9 BAB VIII
a. Bahan/ Material
1. Pekerjaan Hydrant Kawasan
Pekerjaan Ini mencangkup pada penyediaan Alat alat instalasi Pemadam Kebakaran
yang di posisikan di area site keseluruhan, dengan uraian sebagai berikut :
- Pekerjaan Tanah
Pekerjaan ini Dilaksanakan bertujuan untuk mebuat jalur pemipaan instalasi
hydrant yang telah di design dan disepakati secara bersama, mencangkup pada
pekerjaan Galian tanah,Urugan Pasir , Urugan Tanah Kembali serta
Pembuatan bak Kontrol dari Pasangan Bata dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm
10 BAB VIII
2. Pekerjaan Saluran Drainase Lingkungan Gedung
Pekerjaan ini Meliputi Pekerjaan Galian tanah Sedalam 40 cm
Pekerjaan Pengadaan Dan pemasangan U- Ditch Beton Ukuran 40 cm
Pekerjaan Grill Besi Uk.40 cm
4. Pekerjaan Gondola
Pekerjaan ini Meliputi Pengadaan Dan Pemasangan Gondola Dengan Sistem
Permanen, Yang dimana pada pembangunan Gedung SKPD 8 Lantai ini sistem
yang digunakan adalah Sistem Slewing Telescopic Arm Outreach 12,5 m Dan
istem Slewing Fixed Arm Outreach 32 m
Pengadaan Dan Pemasangan Gondola Dengan Sistem Permanen ini memiliki
Spesifikasi Sebagaio Berikut :
Gondola 1 Permanent Slewing Telescopic Arm Outreach 12,5 m
1. Spek Mesin :
Telescopic motor : 0,37 kw
Winch : Multilayer untuk wire rope
Motor Winch : 3 Kw
Lifting Load : 1000 Kg
Lifting Rated : 300 Kg
Lifting Speed : 8m/min
Turn Table Speed : 180ᴼ/min
Motor Turn Table : 0,37 Kw
Traver Speed : 6 meter/min
Traver Motor : 2x0,37 Kw
Slewing Motor : 0,09 Kw
Slewing Speed : 240° /min
Telescopic Speed : 6 Cm/scc
11 BAB VIII
• Platform Standard
Material : Hs 40x40 galvanized
Size : 3000x1000x650 mm
• Wire Rope 75x4 roll
Size : Ø8 mm IWRC
Structure : 6x36
Breaking Strenght : 3600 Kg
Brand : DSR (Korea) / Britx (Taiwan)
• Electric Cable Control
Structure : 12 x 1.5 mm NYYHY
Brand : Kabel Metal
• Electric Cable Power
Structure : 5x2,5 mm NYYHY
Brand : Kabel Metal
• Rail Track
Angkur : M16x300 mm
Rail : IWF 250x125x8x6 mm Galvanis
Base Plate : 400x400x10 mm Galvanis
• Safety Operator
Helm Safety Standard
Tambang Carmantel Ø 10.5 mm
Auto Stop
Full Body Harness
• Preriminaries
Ijin Depnaker
Koordinasi dan Mobilisasi
Sarana dan Prasarana Kerja
Biaya Listrik, Keamanan, Kebersihan, dll
Tescom, Manual Book dan Trainning
Gondola 2 Permanent Slewing Fixed Arm Outreach 32
1. Spek Mesin :
Winch : Multilayer 4 wire rope
Motor Winch : 3 Kw
Lifting Load : 1000 Kg
12 BAB VIII
Lifting Rated : 300 Kg
Slewing Speed : 240° /min
Lifting Speed : 8m/min
Turn Table Speed : 180ᴼ/min
Motor Turn Table : 0,37 Kw
Traver Speed : 6 meter/min
Traver Motor : 2x0,37 Kw
Slewing Motor : 0,09 Kw
Platform Standard
Material : Hs 40x40 galvanized
Size : 3000x1000x650 mm
• Wire Rope 75x4 roll
Size : Ø8 mm IWRC
Structure : 6x36
Breaking Strenght : 3600 Kg
Brand : DSR (Korea) / Britx (Taiwan)
• Safety Operator
Helm Safety Standard
Tambang Carmantel Ø 10.5 mm
Auto Stop
Full Body Harness
• Preriminaries
Ijin Depnaker
Koordinasi dan Mobilisasi
Sarana dan Prasarana Kerja
Biaya Listrik, Keamanan, Kebersihan, dll
Tescom, Manual Book dan Trainning
1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tetapi di dalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari Pemimpin Proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambahan.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh Konsultan Perencana perlu
dikerjakan dan sudah termuat dalam daftar rencana anggaran biaya, tetapi menurut
pertimbsngan Pemberi Tugas yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan,
dan akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurangan.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis, dan rencana anggaran biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.
13 BAB VIII
Jakarta , September 2017
1 BAB IX