Poros 1
Poros 1
Poros 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang
bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-
sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui
putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk
mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar
terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang
berputar.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Elemen
Mesin, makalah ini disusun berdasarkan tugas kelompok dengan judul makalah
tentang Perancangan Poros. Kami tidak akan membahas langsung pada
perancangan poros. Kami akan sedikit membahas mengenai definisi poros dan
macam macam poros, agar pembaca mendapat sedikit gambaran umum mengenai
poros.
A. Rumusan Makalah
A. Definisi Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang
bulat diameter pasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pully, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bias menerima beban lentur,
beban tarikan, beban teka atau beban puntur yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya.
B. Macam-macam Poros
1. Jenis-Jenis Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
a. Poros Transmisi
Poros Transmisi (transmission shaft) atau sering hanya disebut
dengan poros (shaft) digunakan pada mesin rotasi untuk metransmisikan
putaran dan rotasi dari satu lokasi kelokasi yang lainnya. Poros
mentransmisikan torsi dan driver (motor atau engine) ke driven.
Komponen mesin yang sering digunakan bersamaan dengan poros
adalah roda gigi, puli dan sprocket. Transmisi torsi antar poros
dilakukan dengan pasangan roda gigi, sabuk atau rantai. Poros bisa
menjadi satu dengan driver, seperti pada poros motor dan engine crank
shaft, bisa juga poros bebas yang dihubungakan ke poros lainnya dengan
kopling. Sebagai dudukan poros, digunakan bantalan.
b. Poros Spindle
Poros Spindle adalah poros tranmisi yang relative pendek, seperti
poros utama mesin perkakas, dimana beban utama berupa puntiran,
disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya yang harus kecil, dan bentuk serta ukuran haruslah teliti.
1
c. Gandar
Gandar adalah poros yang tidak mendapatkan beban punter, bahkan
kadang kadang tidak boleh berputar. Contohnya seperti yang terpasang
diantara roda-roda kereta barang dll.
Gandar
Gambar 3. Gandar
Berdasarkan bentuknya :
a. Poros lurus
b. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
C. Perancangan Poros
Tegangan dan defleksi adalah parameter yang harus diperhatikan pada
perancangan poros. Defleksi sering menjadi parameter kritis, karena defleksi yang
besar akan mempercepat keausan bantalan dan mengakibatkan terjadinya
misalignment pada roda gigi, sabuk dan rantai. Tegangan pada poros bisa dihitung
hanya pada posisi tertentu yang ditinjau dengan mengetahui beban dan penampang
poros. Tetapi, untuk menghitung defleksi yang terjadi, harus diketahui terlebih
dahulu geometri seluruh bagian poros. Sehingga dalam merancang poros, pertama
kali yang dilakukan adalah berdasar tegangan yang terjadi, baru kemudian
menghitung defleksi berdasar geometri yang telah ditentukan. Perancangan poros
juga dipengaruhi hubungan frekuensi pribadi poros (pada pembebanan bending dan
torsi) terhadap frekuensi pembebanan terhadap waktu. Jika frekuensi pembebanan
mendekati frekuensi pribadi poros, akan terjadi resonansi, sehingga timbul getaran,
tegangan dan defleksi yang besar.
1. Aturan umum perancangan poros :
a. Untuk meminimalisasi defleksi dan tegangan, poros diusahakan sependek
mungkin dan meminimalisasi keadaan overhang,
b. Sebisa mungkin menghindari susunan batang kantilever, dan mengusahakan
tumpuan sederhana, kecuali karena tuntutan perancangan. Hal ini karena
batang kantilever akan terdefleksi lebih besar,
c. Poros berlubang mempunyai perbandingan kekakuan dengan massa
(kekakuan spesifik) lebih baik dan frekuensi pribadi lebih besar dari pada
poros pejal, tetapi harganya akan lebih mahal dan diameter akan lebih besar,
d. Usahakan menghindarkan kenaikan tegangan pada lokasi momen bending
yang besar jika memungkinkan dan meminimalisasi efeknya dengan cara
menambahkan fillet dan relief.
e. Jika tujuan utamanya adalah meminimalisasi defleksi, baja karbon rendah
baik untuk digunakan karena kekakuannya setinggi baja dengan harga yang
lebih murah dan pada poros yang dirancang untuk defleksi, tegangan yang
terjadi cenderung kecil,
f. Defleksi pada roda gigi yang terpasang pada pada poros tidak boleh
melebihi 0.005 inch dan slope relatif antar sumbu roda gigi harus kurang
dari 0.03.
g. Jika digunakan plain bearing, defleksi poros pada arah sepanjang bantalan
harus kurang dari tebal lapisan oli pada bantalan,
h. Jika digunakan non-self-alligning rolling element bearing, defleksi sudut
poros pada bantalan harus dijaga kurang dari 0.04,
i. Jika terjadi gaya aksial, harus digunakan paling tidak sebuah thrust bearing
untuk setiap arah gayanya. Jangan membagi gaya aksial pada beberapa
thrust bearing karena ekspansi termal pada poros akan mengakibatkan
overload pada bantalan.
j. Frekuensi pribadi pertama poros minimal tiga kali frekuensi tertinggi ketika
gaya terbesar yang diharapkan terjadi pada saat operasi. Semakin besar akan
semakin baik, tetapi akan semakin sulit untuk dicapai.
2. Perhitungan Diameter Poros.
Dalam perhitungan diameter poros ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yakni faktor koreksi yang dianjurkan ASME dan juga dipakai disini. Faktor
koreksi akibat terjadinya tumbukan yang dinyatakan dengan Kt, jika beban
dikenakan beban secara halus, maka dipilih sebesar 1,0. Jika terjadi sedikit
kejutan atau tumbukan, maka dipilih sebesar 1,0-1,5. Jika beban dikenakan
dengan kejutan atau tumbukan besar, maka dipilih sebesar 1,5-3,0. Dalam hal
ini harga Kt diambil sebesar 3 karena cangkang terhisap langsung kedalam
mesin fan sehingga mendapatkan beban kejut atau tumbukan yang besar secara
tiba-tiba. Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya
terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan
pemakaian dengan beban lentur. Dimana untuk perkiraan sementara ditetapkan
bahwa beban hanya terjadi karena momen puntir saja dengan harga diantara
1,2-2,3 (jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb
diambil 1,0), dalam perencanaan diambil faktor koreksinya sebesar 1,2. Maka
rumus untuk merencanakan diameter poros ds diproleh:
.
Jenis Pembebanan Km Kt
1. Poros tetap
a. Beban perlahan 1,0 1,0
b. Beban tiba-tiba 1,5 - 2,0 1,5 2,0
2. Poros yang berputar
a. Beban perlahan ataupun tetap 1,5 1,0
b. Beban tiba-tiba kejutan ringan 1,5 2,0 1,5 2,0
c. Beban tiba-tiba kejutan berat 2,0 3,0 1,5 3,0
3. Daya Poros
Di stasiun Kernel pada Pabrik Kelapa Sawit, poros Depericarper Fan
akan mendapatkan daya dari boiler. Daya tersebut akan ditransmisikan dari
turbin ke poros melalui V-Belt. Daya merupakan daya nominal output dari
motor penggerak dalam hal ini turbin uap. Daya yang besar mungkin
diperlukan pada saat mulai (start), atau mungkin beban yang besar terus
bekerja setelah start. Dengan demikian sering diperlukan koreksi pada daya
rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi pada
perencanaan.
Ada beberapa jenis faktor koreksi sesuai dengan daya yang akan
ditransmisikan sesuai dengan tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan daya yang ditransmisikan
Dimana :
a = tegangan geser izin (kg/mm2)
b = kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
Sf1 = faktor keamanan yang bergantung kepada jenis bahan.
Sf2 = faktor keamanan yang bergantung pada bentuk poros (harga 1,3-3,0)
Sesuai dengan standar ASME, batas kelelahan puntir adalah 18% dari
kekuatan tarik, dimana untuk harga ini faktor keamanan diambil sebesar =5,6.
Harga 5,6 diambil untuk bahan SF dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh
massa dan baja paduan. Harga Sf1 diambil 6 karena dalam perencanaan
pemilihan bahan diambil jenis S30C. Sedangakan nilai Sf2, karena poros yang
dirancang merupakan poros bertingkat, sehingga dalam perencanaannya faktor
keamanan diambil 1,4. b10,18
4. Pemeriksaan Kekuatan Poros
Ukuran poros yang telah direncanakan harus diuji kekuatannya.
Pengujian dilakukan dilakukan dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi
(akibat momen puntir) yang bekerja pada poros. Apabila tegangan geser ini
melampaui tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan maka poros
mengalami kegagalan. Besar tegangan geser akibat momen puntir yang bekerja
dimana:
p = tegangan geser akibat momen puntir ( kg/mm2 )
T = momen puntir yang terjadi (direncanakan) ( kg.mm )
ds = diameter poros ( mm )
Daftar Pustaka
1. http://www.academia.edu/5646486/ELEMEN_MESIN_Perancangan_Poros.
2. http://www.academia.edu/5863621/POROS
3. http://www.academia.edu/5646486/ELEMEN_MESIN_Perancangan_Poros
4. Sularso. 2002. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta, Pradnya
Paramita