Anestesi Untuk Pasen Dengan Penyakit Endokrin
Anestesi Untuk Pasen Dengan Penyakit Endokrin
Anestesi Untuk Pasen Dengan Penyakit Endokrin
KUNCI KONSEP
Perhatian utama harus dilakukan pada jalan napas pasien obese karena
mereka sering sekali sulit di intubasi sebagai akibat terbatasnya pergerakan dari
sendi temporomandibular dan atlantooccipital, menyempitnya ssaluran napas
atas, dan pendeknya jarak anatara mandibula dan sternum.
PEMBUKAAN
PANKREAS
Fisiologi
Pada orang dewasa normal, produksi insulin sekitar 50 unit per hari dari sel beta
lengerhans pancreas. Jumlah sekresi insulin terutama tergantung kadar glukosa
didalam plasma. Insulin, merupakan hormon anabolik paling penting yang
mempunyai efek metabolik yang banyak, meliputi peningkatan glukosa dan
potassium memasuki adiposa dan sel otot; meningkatan glikogen, protein, dan
sintesis asam lemak dan penurunan glikogenolisis, glukoneogenesis, ketogenesis,
lipolisis dan katabolisme protein.
Biasanya, insulin merangsang anabolisme, dimana gangguan insulin
dihubungkan dengan katabolisme dan balans nitrogen yang negatif.
Effects on liver
Anabolic
Promotes glycogenesis
Increases synthesis of triglycerides, cholesterol, and VLDL 2
Increases protein synthesis
Promotes glycolysis
Anticatabolic
Inhibits glycogenolysis
Inhibits ketogenesis
Inhibits gluconeogenesis
Effects on muscle
Promotes protein synthesis
Increases amino acid transport
Stimulates ribosomal protein synthesis
Promotes glycogen synthesis
Increases glucose transport
Enhances activity of glycogen synthetase
Inhibits activity of glycogen phosphorylase
Effects on fat
Promotes triglyceride storage
Induces lipoprotein lipase, making fatty acids available for absorption into fat cells
Increases glucose transport into fat cells, thus increasing availability of -
glycerol phosphate for triglyceride synthesis
Inhibits intracellular lipolysis
1
Modified and reprinted, with permission, from Greenspan FS (editor): Basic & Clinical
Endocrinology, 6th ed. McGraw-Hill, 2001.
2
VLDL, very low-density lipoprotein.
Manifestasi klinik
PERTIMBANGAN ANESTESI
Preoperative
Hypertension
Painless myocardial ischemia
Orthostatic hypotension
Lack of heart rate variability 1
Reduced heart rate response to atropine and propranolol
Resting tachycardia
Early satiety
Neurogenic bladder
Lack of sweating
Impotence
1
Normal heart rate variability during voluntary deep breathing (6 breaths/min) is
greater than 10 beats/min.
Intraoperatif.
Adanya beberapa regimen pada managemen perioperatif untuk pasien DM. Yang
paling sering, pasien menerima suatu fraksi (biasanya setengah) dari total dosis
insulin dosis pada bentuk insulin kerja intermediate (tabel 35-4). Untuk
menurunkan resiko terjadinya hipoglikemi, insulin diberikan setelah akses vena
terpasang dan diperiksa kadar gula darah pagi hari. Sebagai contoh, seorang
pasien yang normal mendapatkan Insulin NPH (neutral protamine Hagedorn;
intermediate-acting) dosis 30 U dan 10 U dari regular atau insulin Lispro (short-
acting) atau analog insulin setiap pagi dan setiap yang gula darahnya kurang
150mg/dL mendapatkan 15 U (setengah dari 30, setengah dari dosis normal pagi
hari) dari NPH secara subkutan atau IM sebelum pembedahan bersama dengan
infus dekstrosa 5% (1,5 mL/kg/jam). Penyerapan insulin subkutan atau IM
tergantung dari pada aliran darah dijaringan, bagaimanapun, dan selama
pembedahan dapat tidak diramalkan. Penggunaan dari jalur intravena dengan
jarum infus yang keci untuk pemberian cairan dextrose guna mencegah terjadinya
pengaruh dengan cairan intraoperatif dan obat yang lain. Tambahan dekstrosa
dapat diberikan jika pasien menjadi hipglikemik ( < 100 mg/dL ). Tetapi,
hiperglikemi intraoperatif ( > 150-180 mg/dL ) diterapi dengan cairan insuliln
reguler IV sesuai dengan skala yang ada. Satu unit insulin regular yang diberikan
pada dewasa biasanya kadar glukosa lebih rendah pada 25 30 mg/dL. Ini harus
ditekankan bahwa dosis-dosis ini adalah perkiraan dan tidak berlaku bagi pasien
dalam keadaan Katabolic ( misalnya, sepsis, hyperthermia).
Pasien yang mendapatkan NPH atau protamine zinc, insulin meningkatkan resiko
reaksi alergi terhadap protamine sulfat termasuk syok anaphylaksis dan kematian.
Sayangnya, operasi yang memerlukan penggunaan heparin dan yang berikutnya
berlawanan dengan protamine (seperti pada Kardiopulmonal bypass) adalah lebih sering
terjadi pada penderita DM. Pada pasien ini menerima sedikit protamin untuk test dose 1
5 mg selama lebih dari 5 10 menit sebelum diberikan dosis reversal penuh.
Post-operative
1
There is considerable patient-to-patient variation.
2
NPH, neutral protamine Hagedorn; PZI, protamine zinc insulin
TIROID
Fisiologi
Makanan yang mengandung iodine diserap di tractus gastrointestinal,
diubah menjadi ion iodide dan ditransport aktif kedalam kelenjar thyroid. Sekali
masuk, iodide dioksidasi kembali menjadi iodine, yang berikatan dengan asam
amino tyrosine. Hasil akhir adalah dua hormone yaitu triiodothyronine (T 3) and
thyroxine (T4) yang berikatan dengan protein dan disimpan dalam tiroid. Walaupun
kelenjar melepaskan banyakT4 dari T3, yang terakhir lebih poten dan sedikit
berikatan dengan protein. Banyak T3 dibentuk disekeliling dari deiodonatian
sebagian dari T4. Elaborasi mengenai mekanisme control dari sintesa hormone
tiroid dan termasuk di hypothalamus (thyrotropin-releasing hormone), the anterior
pituitary (thyroid-stimulating hormone, or TSH), dan autoregulation (thyroid iodine
concentration).
Hormon tiroid meningkatkan metabolisme karbohidrat dan lemak dan
merupakan factor penting pertumbuhan dan metabolisme rate. Peningkatkan
metabolisme rate terjadi bersama-sama dengan peningkatan konsumsi oksigen
dan produksi CO2, secara langsung meningkatkan minute ventilasi. Heart rate /
denyut jantung dan kontraktilitas juga meningkatkan. Barangkali dari suatu
perubahan pada fisiologi adrenergic-reseptor dan perubahan protein internal lain,
menentang sampai terjadi peningkatan kadar katekolamin.
HYPERTYROID
Manifestasi klinik
Pertimbangan anestesi
Preoperative
Untuk bedah elektive ditunda sampai tes euthyroid, heart rate< 85 , benzodizepin
baik untuk premedikasi serta antitiroid dan B adrenergik antagonis diterskan pagi
sebelum operasi. Jika aksus emergensi , dititrasi dengan esmolol infus.
B. Intraoperative
Kardiovascular dan suhu harus diawasi ketat. Head operasi table dinaikan 15-21
deegre untuk venus drainage meskipun beresiko emboli.
Ketamin,pancuronium,indirec acting adrenergik agonis dan obat yng
mnstimlasi simpatis harus dihindari. Thyiopental obat pilihan karena punya
anitiroid. Adekuat anaestesi harus dicapai sebelum intubasi.
Halotan dan enfluran lebih cenderung hepatik dan ginjal toxisiti.NMB harus hati
hati karena tyrotoxicosis meningkatkan myopati dan myastenia gravis.
C. Postoperative
Pengobatan serius pada thyroid storm yang ditandai hyperpyrexia,
tachycardi, perubahan kesadaran dan hypotensi. Onset 6-24 jam posoperasi.
Treatmen melalui hidrasi, esmolol infus or intravenus propranolol, propiltiourasil
diikuti sodium iodin. Cortisol diberikan untuk mencegah komplkasi supresi kortek
adrenal.
Komplikasi pada subtotal tyroidektomi Recurrent laringeal nerve palsy dan
stridor, hematom formation dan hypoparatiroid yang tak sengaja kebuang.
Pneumotorak mungkin juga komplikasi berikutnya.
HYPOTYROID
Manifestsi klinis
Pertimbangan Anestesi
Preoperatif
Operasi EMG pada Pasien hipotiroid berat atau koma mixedema harus diterapi
hormon tiroid terlebih dahulu. Pada Operasi Elektif : Dilakukan pada eutiroid atau
hipotiroid ringan/sedang, kecuali pasien dengan penyakit jantung koroner, terapi
Intraoperatif
Pasien hipotiroid rentan terhadap terjadinya hipotensi akibat obat-obat anestesi,
karena itu Ketamine dianjurkan sebagai induksi anestesi
Postoperatif
Pemulihan anestesi umum berjalan lambat, terutama karena hipotermi, depresi
nafas dan biotranformasi obat yang lambat sehingga memerlukan ventilasi
mekanik yang agak lama
Obat anestesi yang disarankan adalah ketorolac (non opioid)
PARATIROID
Parathyroid hormone Increases resorption Increases reabsorption of Ca; decreases No direct effects
of calsium and reabsorption of P
phosphate Increases cinvertion of 25OHD3 to
1,25(OH)2D3; decreasesreabsorption of
bicarbonate
Calcitonin decreases resorption decreases reabsorption of Ca and P; No direct effects
of Ca and P questionable effect on vit.D metabolism
HIPERPARATIROID
Pertimbangan anestesi
HIPOPARATIROID
Manifestasi klinik
Defisiensi hormon paratiroid, sering karena paratiroidektomi.Gejala klinis adalah hasil dari hipokalsemia
karena gagal ginjal, hipomagnesemia, defisiensi vit.D dan pancreatitis akut. Pengobatan simtomatik
hipokalsium dengan pemberian calsium klorida iv
PertimbanganAnestesi:
Normalisasi kadar Ca serum pada pasen dengan manifestasi kardiak,Hindari penggunaan obat-obat yang
mendepresi miocard. Alkalosis karena hiperventilasi atau sodium bicarbonat menambah menurunkan ion
kalsium. Hindari penggunaan albumin solusion dan explore senstivity terhadap neuromuscular blok.
Kelenjar Adrenal
Physiologi
KELEBIHAN MINERALOKORTIKOID
DEFISIENSI MINERALOKORTIKOID
Etiologi:Kerusakan/ atrofi kelenjar adrenal(adrenalektomi, DM, terapi heparin)
Gejala klinis:
Hipokalemia, asidosis, hipotensi
Terapi:
Mineralokortikoid eksogen (fludrokortison)
KELEBIHAN GLUKOKORTIKOID
DEFISIENSI GLUKOKORTIKOID
Manifestasi klinik
Primer;Kekurangan aldosteron: hiponatremi, hipovolemi,hipotentensi,hiperkalemi dan asidosis
metabolik.Kekurangan kortisol : hipoglikemi, kehilangan BB, kelemahan, kelelahan.
Sekunder,Tidak adekuatnya produksi ACTH oleh pituitary.
PPertimbangan Anestesi
Replacement selama operasi,Pembeian exogenous glukokortikoid.
KELEBIHAN CATECHOLAMIN
Manifestasi klinik
Pheochromocytoma
Pertimbangan Anestesi
Blok adrenergic dan volume cukup,Intubasi pada deep level anestesi
Obat dan tehknik anestesi
OBESITAS
Carcinoid Syndrom
Serotonnin,kalikrein dan histamin yang meningkat.