Proposal Skripsi For Konsul

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

CV. Selatan Mandiri merupakan salah satu Perusahan yang melakukan

kegiatan penambangan pasir di Provinsi Maluku Utara lebih rincinya terletak di

Kelurahan Fitu,kecamatan Kota Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku

Utara. Pada CV. Selatan Mandiri memiliki metode penambangan Rakyat yang

salah satu metode penambangannya adalah tambang terbuka dengan sistem

penambangan dengan menggunakan sistem Quary. Dari kegiatan penambangan

ini Masyarakat yang berada di lokasi daerah tersebut dapat memperoleh pekerjaan

dan merauk keuntungan yang lumayan sesuai dengan harga jual hasil galian yang

mereka produksi. Selain itu juga harus perlu memperhatikan dampak lingkungan

oleh kegitan penambangnan pasir tersebut, dan juga memperhatikan besarnya

dampak penting yang ada pada lingkungan sekitar penambangan, Sehingga dapat

mengantisipasi hal-hal yang tidak inginkan, Karena kegiatan penambangan pasir

ini juga bisa menimbulkan terjadinya tanah longsor pada saat hujan deras. Oleh

sebab itu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup yang serius agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan bersama mengingat besarnya tingkat kerusakan

lingkungan yang telah terjadi.

1
Maka dari itu harus di lakukan upaya-upaya positif yang berkaitan erat

dengan kegiatan-kegiatan manusia yang selama ini di anggap dapat mengancam

kelestarian dan kestabilan lingkungan.

Dengan dilakukan upaya tersebut diharapkan dapat mengurangi bahkan

menghilangkan dampak negatif pada kerusakan lingkungan itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang diatas maka saya akan melakukan penelitian

dengan judul Identifikasi Dampak Penting pada Lingkungan Kegiatan

Penambangan Pasir pada CV. Selatan Mandiri di Kelurahan Fitu

Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara .

I. 2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengidentifikasi dampak penting lingkungan...?

2. Bagaimana analisis dampak penting yang terjadi dan telah terjadi..?

I. 3. Batasan Masalah

Dalam penelitian skripsi ini permasalahan hanya di batasi pada Identifikasi

dampak penting pada lingkungan kegiatan penambangan di CV. Selatan Mandiri.

I. 4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dampak penting yang terjadi di CV. Selatan Mandiri

2. Untuk mengetahui bagaimana cara terjadinya dampak penting di lokasi

CV.Selatan Mandiri.

I. 5. Manfaat Penelitian

I.5.1.Untuk Mahasiswa

2
a. Melatih bagaimana cara menghadapi permasalahan di lapangan

b. Dapat menambah wawasan/ pengalaman bagi peneliti terhadap

permasalahan yang ada.

I.5.2.Untuk Akademik

a. Dapat digunakan sebagai pedoman penelitian ke depan

b. Dapat di jadikan acuan atau literature para peneliti selanjutnya.

I.5.3.Untuk Perusahaan

Dari hasil anlisis dapat di jadikan bahan masukan atau rujukan guna

peningkatan kinerja perusahan itu sendiri.

3
I.7. Bagan Alir Peneletian

JUDUL
Identifikasi Dampak Penting pada Lingkungan Kegiatan Penambangan Pasir pada CV.

Selatan Mandiri di Kelurahan Fitu Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi
Maluku Utara.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Mengidentifikasi Dampak Penting Lingkungan..?

2. Bagaimana Analisis Dampak Penting Yang Terjadi Dan Telah terjadi..?

Data Primer Pengambilan Data Data Sekunder

1. Data Titik Koordinat 1. Data Curah Hujan


pada Lokasi Penelitian. Kota Ternate.
Pengolahan Data
2. Data Dampak Lapangan 2. Peta Kesampaian
Penting Yang Terjadi Lokasi Penelitian.
pada Lokasi Penelitian.
3. Data Peta Geologi
3. Tahapan Analisis Data Regional Lokasi
Penambangan. Penelitian.
1. Matriks
4. Dokumentasi Identifikasi
Lokasi.

Kesimpulan

Gambar: I.1 Bagan Alir Penelitian

4
BAB II

TINJAUN UMUM

II. 1. Lokasi Dan Kesampaian Daerah

Secara umum lokasi penelitian berada di Kelurahan Fitu, Kecamatan

Ternate Selatan, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Untuk mencapai ke

tempat Penelitian di CV. Selatan Mandiri di daerah Kelurahan Fitu tersebut maka

perjalanan di lakukan dari Kampus UMMU, Sasa ke Kelurahan Fitu dengan

menggunakan transportasi roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh kurang

lebih 10 menit. Dari Kampus UMMU, Sasa ke tempat penelitian di tempu dengan

menggunakan jalan darat.

5
Sumber: Peta Orientasi Maluku Utara,Bakonsurtanal, 2012

II.1. Peta Kesampaian Daerah Penelitian

6
II. 2. Kondisi Administrasi Pulau Ternate

Pulau Ternate merupakan tempat kedudukan sebuah kota otonom yang

dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang

Pembentukan Kotamadya Ternate dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999.

Sebagai salah satu kota pada Provinsi Maluku Utara, Pulau Ternate terdiri dari 4

kecamatan yaitu:

a. Kecamatan Ternate Utara;

b. Kecamatan Ternate Tengah;

c. Kecamatan Ternate Selatan; dan

d. Kecamatan Pulau Ternate.

II. 3. Letak Astronomi Pulau Ternate

Letak astronomi merupakan letak suatu wilayah berdasarkan garis lintang

dan garis bijir, dengan demikian Pulau Ternate terletak pada:

a. Koordinat 052'0.42" Lintang Utara sampai 045'16.49" Lintang Utara

b. Koordinat 12717'36.89" Bujur Timur sampai 12723'26.33" Bujur

Timur.

II. 4. Luas Wilayah

Pulau Ternate dengan Luas wilayah keseluruhannya adalah132,09 Km2,

terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dengan luas masing-masing sebagai berikut:

a. Kecamatan Ternate Utara luas yaitu 1451.338822 m2;

b. Kecamatan Ternate Tengah luas yaitu 1162.189094 m2;

c. Kecamatan Ternate Selatan luas yaitu 1705.331464 m2; dan

d. Kecamatan Pulau Ternate luas yaitu 3515.44339 m2.

7
Wilayah kecamatan terbesar adalah Kecamatan Pulau Ternate dengan

persentase luas yaitu 45% sedangkan wilayah kecamatan terkecil terdapat pada

Kecamatan Ternate Tengah dengan persentase luas adalah sebesar 15% dari

keseluruhan luas Pulau Ternate.

II. 5. Keadaan Geologi

Sebagian besar Propinsi Maluku Utara bagian Tengah dan Utara

merupakan daerah pengunungan dengan bahan induk yang bervariasi, bagian

Utara dan Timur Laut semanjung Halmahera di dominasi oleh pengunungan.

Semenanjung Utara di susun oleh formasi gunung api (andesit dan basalt). Pada

semenanjung Timur Laut di temukan batuan beku asam, basa dan ultrabasa serta

batuan sedimen (sedimentary rock). Daerah pengunungan merupakan bentang

lahan dengan puncak tajam dan punggung curam tertoreh serta yang curam (>

40%).

Kawasan sepanjang pantai Barat Halmahera terbentang sejumlah pulau-

pulau besar dan kecil dan mulai dari Ternate bagian Utara sampai Obi bagian

selatan.Pulau pulau kecil di bagian Utara umumnya merupakan daerah vulkanik

yanag tersususun dari bahan andesit dan batuan beku basaltik dengan lereng

curam (30 45 %) sampai dengan curam (>45).

8
Sumber: Peta Geologi Pulau Ternate, Maluku Utara

Gambar: II.2. Peta Geologi Daerah Penelitian

9
II. 6. Topografi

Daerah Kelurahan Fitu memiliki topografi yang terjal dengan kemiringan

lereng yang curam, kondisi hutan tidak lebat, hanya di tumbuhi semak-semak dan

tumbuhan rempah-rempah pada umumnya. Masyarakat kelurahan Fitu pada

umumnya terdiri dari berbagai macam suku tetapi suku mayoritas yakni Suku

Makean/Kayoa serta suku asli Ternate. Sedangkan mata pencarian mereka

berkebun, usaha kecil dan nelayan. Begitu pula pada lokasi penambangan pasir

mempunyai Topografi yang terjal dengan kemiringan tanah tidak terlalu tinggi.

Seperti terlihat pada gambar di berikut ini :

Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar II.3. Topografi Lokasi Penelitian

10
II. 7. Vegetasi

Vegetasi Daerah Kelurahan Fitu terdiri dari hutan,semak-semak, rawa-

rawa dan tumbuhan kelapa.

Di Kelurahan Fitu terdapat dua jenis tumbuhan di wilayah penambangan

pasir yakni tumbuhan primer dan tumbuhan sekunder. Tumbuhan primer yakni

tumbuh-tumbuhan yang belum mendapat gangguan atau penggerusan baik oleh

perusahaan maupun oleh penduduk setempat.

Sedangkan tumbuhan sekunder yakni vegetasi yang telah tumbuh

kemudian yang setelah tumbuh asli mengalami gangguan atau penggerusan serta

penggusuran. Seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Sumber : Dokumentasi Lapangan

Gambar : II.4. Vegetasi Lokasi Penelitian

11
II. 8. Iklim dan Curah Hujan

Provinsi Maluku Utara pada umumnya memiliki Iklim Tropis yang sangat

tinggi pengaruhnya terhadap ekosistem alam di Provinsi Maluku Utara, Begitu

juga khususnya di Pulau Ternate yang dipengaruhi oleh Iklim laut Tropis yang

terdiri dari beberapa bagian yakni tiga musim seperti: musim hujan, musim

Kemarau dan musim Pancaroba. Musim Hujan biasanya dimulai pada bulan

November sampai dengan bulan Februari, dan pada musim Kemarau biasannya

sering terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Desember dan musim

Pancaroba ini terdapat dimana dipredisikan pada bulan Maret hingga sampai pada

bulan Oktober pada setiap tahunnya. Seperti terlihat pada

Tabel B.1: (Lampiran B).

12
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Pengertian Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan

keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.

AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan

memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Analisis mengenai dampak lingkungan muncul sebagai jawaban atas

keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia, khususnya

pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri pada tahun 1960-an. Sejak itu

AMDAL telah menjadi alat utama untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan

manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan pembangunan

yang berkelanjutan. AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 di

Amerika Serikat. Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan

Lingkungan Hidup dan PP no 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup. Jika Indonesia mempunyai Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) yang harus dibuat jika seseorang ingin mendirikan suatu

perusahaan/proyek yang diperkirakan akan memberikan dampak besar dan

penting terhadap lingkungan disekitarnya.

13
Penjelasan/Pengertian Dari UU No. 23/1997 Sebagai Berikut :

a. Besarnya jumlah Manusia yang akan terkena Dampak rencana usaha

dan/atau kegiatan

b. Luas Wilayah penyebaran Dampak

c. Intensitas dan lamanya Dampak berlangsung

d. Banyaknya Komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak

e. Sifat komulatif Dampak

f. Berbalik (reverrsible) atau tidak berbaliknya (irreversible) Dampak.

III.2. Dampak Penting pada Aktifitas Penambangan Pasir

Kegiatan penambangan pasir secara tradisional juga memberi dampak

penting bagi lingkungan. Berikut dampak-dampak penting yang mungkin timbul

akibat adanya aktivitas penambangan pasir :

1. Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor

Dari hasil observasi di lokasi penambangan pasir secara tradisional di

lapangan ditemukan bahwa aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan

ancaman tanah longsor. Dilihat dari teknik penambangan, dimana penambang

menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap), namun asal menggali saja dan

nampak bukaan penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus

dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat

mengancam keselamatan jiwa para penambang.

14
2. Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah

Penambang yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya

reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal

penggalian dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang

membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan

penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan tanah.

3. Erosi tanah

Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi

dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di

dekat lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing. Selain itu

telah terjadi pelebaran pada dinding tebing, akibat diperlebar dan diperdalam guna

melakukan aktivitas penambangan pasir tersebut.

Berikut Tabel Dampak Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan

No Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan


1 Meningkatnya ancaman Perlu dilakukan penggalian tanah
tanah longsor dan secara berjenjang (trap-trap)
gerakan massa tanah
(mass movement)
2 Erosi dan Sedimentasi Perlu dibangun check-dam untuk
mencegah pelumpuran pada saluran
pengairan umum (drainase) maupun
saluran induk.

15
3. Pengupasan tanah pucuk Perlu dilakukan upaya reklamasi,
dan menghilangnya seperti melakukan reboisasi di areal
vegetasi akibat kegiatan bekas penggalian.
penggalian pasir. Setelah melakukan penggalian
jangan meninggalkan lubang
penggalian begitu saja, sebaiknya
lubang penggalian ditimbun terlebih
dahulu sebelum pindah ke tempat
lain.

Tabel : III.1 Dampak Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan

III.3. Tahapan Penambangan

1. Penyelidikan Umum

Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan yang ditujukan

untuk mencari dan menemukan endapan bahan galian. Kegiatan penyelidikan

umum dilakukan dengan tujuan mencari komoditas bahan galian tertentu maupun

di lokasi tertentu, artinya penyelidikan hans difokuskan pada (tipe/jenis) bahan

galian yang spesifik atau pada area yang spesifik (wilayah/Negara)

dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan

berdasarkan data permukaan.

2. Eksplorasi

Merupakan kegiatan lanjutan dari penyelidikan umum yang bertujuan

untuk mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian tersebut yang

meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian

16
serta karakteristik fisik endapan bahan galian dan batuan samping.Untuk tahap

eksplorasi terdiri dari :

1. Tahap Eksplorasi Pendahuluan

2. Tahap Eksplorasi Detail

3. Studi Kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang,


metode penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi tambang.
Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi
penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian
yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungkan atau tidak.

4. Persiapan penambangan

Kegiatan ini meliputi penyiapan infrastruktur dan lahan kerja penambangan yang

antara lain meliputi pembuatan jalan, pembabatan semak/pohon, penupasan tanah

penutup, pembangunan kantor, gedung, bengkel, dll.

5. Penambangan

Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang ditujukan

untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi,

kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan.

17
6. Pengolahan Bahan Galian

Adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar atau

mempertinggi mutu bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi

persyaratan untuk diperdagangkan atau sebagai bahan baku untuk industri lain.

Keuntungan lain dari kegiatan ini adalah mengurangi jumlah volume dan

beratnya sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutan.

7. Pengangkutan

Adalah segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil tambang atau

pengolahan dan pemurnian dari daerah penambangan atau tempat pengolahan ke

tempat pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya dari bahan galian tersebut.

8. Pemasaran.

Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat

konsumen. Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual

beli kontrak jangka panjang, dan spot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak

jangka panjang yaitu pasar yang penjualan produknya dengan kontrak jangka

panjang misalnya lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan

sesaat atau satu atau dua kali pengiriman atau order saja.

9. Reklamasi

Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan

yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.

18
Reklamasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau

penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut.

Reklamasi perlu dilakukan karena Penambangan dapat mengubah lingkungan

fisik, kimia dan biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran

air, debu, getaran, pola vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya.

III.4. Dampak Lingkungan yang di Timbulkan dari Akvifitas

Penambangan Pasir

Dampak Penting yang di timbulkan jika di lakukan sebuah aktifitas

penambangan pasir sebagai berikut :

a. Terjadinya Erosi

b. Terjadinya tanah longsor

c. Terjadinya Kerusakan jalan di areal penambangan

d. Terjadinya kemacetan lalulintas di areal Penambangan pada saat aktifitas

pengakutan pasir tersebut.

e. Terjadinya dampak debu di areal penambangan.

f. Kualitas air di areal tersebut tercemar

g. Hilangnya Vegetasi dan morfologi pada areal tersebut.

19
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV. 1. Metode Penelitian

IV. 1.1.Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

mengakurasi data-data dilapangan/actual, adapun data-data yang dikumpulkan

sebagai berikut :

IV. 1.1.1.Data Primer:

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara observasi langsung di

lapangan. Diantaranya yaitu:

1. Data titik koordinat pada lokasi penelitian

2. Data dampak penting di lokasi penelitian

IV. 1.1.2 Data Sekunder :

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara berwawancara

langsung dengan serta pihak berkompeten dan melakukan study pustaka terhadap

literatur. Diantaranya yakni :

1. Data curah hujan Kota Ternate

2. Peta kesampaian lokasi penelitian

3. Data peta Geologi regional lokasi penelitian

20
IV.1.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang saya gunakan adalah dengan metode

identifikasi dampak penting pada lingkungan yang di peroleh selama penelitian.

IV.2. Unit Analisis

Penelitian ini di lakukan di CV.Selatan Mandiri, Kecamatan Ternate

Selatan,Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Adapun yang di analisis dalam

penelitian ini adalah Identifikasi Dampak Penting pada Lingkungan Kegiatan

Penambangan Pasir tersebut.

IV. 3. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Peta lokasi daerah penelitian

2. Peta geologi regional daerah Kota Ternate


3. Kertas HVS, Pena/Pensil dan Papan LJK

IV. 4. Alat yang digunakan dan Fungsinya

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini baik secara langsung

maupun tidak langsung dilapangan meliputi, (Table IV.1). Berikut ini.

21
Tabel IV.1 Alat yang digunakan dan Fungsinya

NO Nama Peralatan Fungsi

1 Global Posision Sistem Mendapatkan nilai titik kordinat pada lokasi

(GPS) penelitian

2 Meter ukur Untuk mendapat data pengukuran pada saat

pengambilan data lapangan

3 Kamera Merupakan sebagai alat dokumentasi

Digital/Henpone(HP) lapangan.

IV. 5. Data yang diperlukan

Data dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua) data, yaitu data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan

dari hasil pengamatan dan wawancara, sedangkangkan data sekunder merupakan

data dan informasi yang diperoleh berdasarkan perangkuman hasil-hasil penelitian

terdahulu maupun laporan-laporan yang diterbitkan oleh perusahaan,serta kajian

kepustakaan.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi :

a. Data pengamatan kondisi medan kerja

b. Data Pengamatan Vegetasi areal penambangan

22
c. Data Pengamatan kondisi tanah sekitar areal penambangan

d. Data Penagamatan potensi longsor pada areal sekitar penambangan.

IV. 6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau cara pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey

data primer yang dilengkapi data sekunder, melalui pengamatan langsung

dilokasi. .

IV.7. Pengambilan Data Dan Cara Mendapatkannya

a. Data Primer :

1. Data Titik Koordinat pada Lokasi Penelitian

Di dapatkan/diperoleh dari mengukur areal luas penambangan tersebut

dengan menggunakan alat Global Posision Sistem (GPS).

2. Data Dampak Penting yang Terjadi pada Lokasi Penelitian

Di dapatkan/diperoleh dari identifikasi pada lokasi penelitian.

4. Tahapan Penambangan

Di dapatkan/diperoleh dari cara penambngan pada umumnya

5. Dokumentasi Lokasi

Di dapatkan/diperoleh dari lokasi penambangan tersebut.

23
b. Data Sekunder

1. Data Curah Hujan

Di dapatkan/diperoleh dari data curah hujan Kota Ternate dalam 5 tahun

2. Peta Kesampaian Lokasi Penelitian

Di dapatkan/diperoleh dari jenis peta Orientasi Kota Ternate,

Bakonsurtanal,2012 yang telah di buat/di digitasi kembali dengan

menggunakan pragram ArcGis Map.

3. Data Peta Geologi Regional Lokasi Penelitian

Di dapatkan/diperoleh dari jenis peta Geologi Pulau Ternate yang telah di

buat/di digitasi kembali dengan menggunakan pragram ArcGis Map.

IV. 8. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini prosedur penelitian secara garis besar mencakup

tahapan sebagai berikut:

1. Tahap persiapan, melakukan pengamatan langsung terhadap penambangan

di CV. Selatan Mandiri

2. Tahap pelaksanaan, melakukan pengambilan data meliputi :

a. Data pengamatan kondisi medan kerja

b. Data Pengamatan Vegetasi areal penambangan

c. Data Pengamatan kondisi tanah sekitar areal penambangan

d. Data Penagamatan potensi longsor pada areal sekitar penambangan

24
3. Tahap akhir, melakukan pengolahan data dari data-data yang telah diambil

sebelumnya untuk mendapatkan hasil identifikasi dampak penting pada

lingkungan penambangan di CV. Selatan Mandiri.

25
DAFTAR PUSTAKA

Direktur Jenderal Pertambangan Umum, 1987, Buku Petunjuk


Pengelolaan Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan . Pusat Pengembangan
Teknologi Mineral.
Diktat Lingkungan Tambang UMMU Ternate 2015
Data Curah Hujan, Sumber : Stasion metrologi babullah ternate

Dokumen AMDAL : Studi Kasus: Analisis Dampak Lingkungan Rencana


Usaha Pertambangan Galian C
Saputra Danu 2007 1995 lingkungan hidup, Irwan (2007), Lingkungan
Soemarwoto (2003), dan Soemarwoto, (2003) pengertian mengenai dampak
Lingkungan.
Sudrajat (2010), berdasarkan identifikasi dan pengalaman dampak
lingkungan.

Sudrajat (2010), cap atau kesan buruk bahwa pertambangan kegiatan


usaha yang bersifat zero value. Sudrajat (2010), Good mining practice

26
LAMPIRAN A

Tabel A.1. Matriks Identifikasi Dampak Kegiatan Penambangan

Pasir Pada Galian C

Komponen Komponen Kegiatan


no Lingkungan
Pra Konstruksi Konstruksi Operasi Pasca
Operasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Geofisik-Kimia
1 Perubahan Bentang x x x
Lahan
2 Kerusakan Jalan x x x
3 Transportasi x x x
4 Sedimentasi dan x x
Erosi
5 Gangguan Lalu x x
Lintas
6 Kualitas Air x x
Permukaan
7 Kualitas Air Tanah x x
8 Iklim Mikro x

9 Kualitas Tanah x
10 Timbunan Sampah
dan Sanitasi
lingkungan
B Biologi

1 Vegetasi x

2 Fauna x

3 Biota perairan x X

C Sosek Bud-kesmas
1 Kesempatan Kerja x X
dan Peluang
Berusaha

27
2 Pendapatan x X
Masyarakat
3 Persepsi masyarakat x X x x
4 Gangguan x x x x x x x
Kesehatan
Masyarakat

Keterangan :

1. Perizinan Lokasi
2. Rektrutmen Tenaga Kerja
3. Mobilisasi peralatan
4. Pembersihan jalan masuk
5. Pembuatan Jalan masuk
6. Pembuatan barak dan mess
7. Penambangan Pasir
8. Pengangkutan Material Pasir
9. Penataan Lahan ( Reklamasi )

28
LAMPIRAN B

2012 2013 2014 2015 2016


Tahun
CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH
January 142 14 65.6 19 92.9 13 428.6 16 322.5 18
February 123 18 119 15 151 17 235 10 56 6
Maret 250.5 18 361.6 24 40.4 10 72 8 68 10
April 133.6 18 141.8 14 357.4 20 113 11 117 7
Mei 523.4 19 312.9 17 267.7 23 348.1 18 273.5 17
Juni 173.2 17 262.3 12 211 15 240 14 133 18
Juli 94 9 250.8 25 406.2 22 59 9 51 6
Agustus 173.4 9 120.8 18 337.9 26 193.4 16 9 2
September 72.8 14 5.5 1 60.3 10 74 6 0 0
Oktober 88 10 95.9 11 132 9 3 4 9 4
November 85.5 13 125.8 16 99.1 14 105 17 79 15
Desember 379.2 19 228 21 176.6 19 255 14 103 11
Sumber : Stasion metrologi babullah ternate

Keterangan : Tabel B.1. Data Curah Hujan 2012-2016

CH : Curah Hujan

HH : Hari Hujan

29
LAMPIRAN C

RENCANA JADWAL PENELITIAN

September Oktober 2017


Waktu 2017
NO Kegiatan

Minggu Minggu Ke
Ke

IV I II III

1 Tiba Di Lokasi

2 Observasi
Lapangan

3 Studi Literatur

4 Pengambilan Data

5 Pengolahan Data

6 Penyusunan
Skripsi

7 Persiapan Kembali

30
LAMPIRAN D

RENCANA DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang
I.2. Rumusan Masalah
I.3. BatasanMasalah
I.4. Tujuan Penelitian
I.5. Manfaat Penelitian
I.6. Metode Penelitian
I.7. Bagan Alir Penelitian
BAB II TINJAUAN UMUM
II.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
II.2. Kondisi Administrasi Kota Ternate
II.3. Letak Astronomi Pulau Ternate
II.4. Luas Wilayah
II.5. Keadaan Geologi
II.6. Topografi
II.7. Vegetasi
II.8. Iklim dan Curah Hujan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


III.1. Pengertian Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL)
III.2. Dampak Penting Pada Aktifitas Penambangan Pasir
III.3. Tahapan Penambangan
III.4. Dampak Lingkungan Yang Timbulkan Dari Aktivitas
Penambangan Pasir

31
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV.1. Unit Analisis

IV.2. Bahan Penelitian

IV. 3. Alat Yang Digunakan dan Fungsinya

IV.4. Data Yang Di Perlukan

IV.5. Teknik Pengumpulan Data

IV.6. Prosedur Penelitian

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI. PENUTUP

VII.1. Kesimpulan

VII.2.Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai